BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 3
A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................... 12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2005, bahwa
setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 500.000 orang
(Wiknjosastro, 2005). Di Indonesia sendiri masih banyak ditemukan permasalahan saat
persalinan, diantaranya adalah partus lama yang merupakan salah satu dari beberapa
penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir. Pada proses persalinan melewati empat kala,
pada kala satu dibagi ke dalam dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Pada fase laten
merupakan periode dari awal persalinan hingga titik ketika pembukaan mulai berjalan
secara progresif. Fase aktif merupakan periode waktu awal dari kemajuan aktif
pembukaan hingga pembukaan menjadi komplit (Hellen varney, 2002).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja praktek evidence based yang merugikan?
2. Apa saja praktek evidence based yang direkomendasikan
C. Tujuan
1.Menyelesaikan tugas yang di berikan kepada dosen
2.Mengetahui praktik yang merugikan dalam evidence based
3.Mengetahui praktik yang direkomendasikan dalam evidence based
BAB II
PEMBAHASAN
Pembatasan gerak yang dilakukan pada ibu bersalin akan menimbulkan stress
pada ibu dalam menjalani masa bersalinnya yang menyebabkan persalinan akan
berlangsung tidak fisiologis seperti persalinan lama.
Pada jurnal tersebut dilakukan penelitian mengenai perlakuan aktif birth pada
ibu dalam masa persalinan dibandingan dengan ibu yang tidak dilakukan aktif birth
dalam masa persalinannya. Aktif birth itu sendiri yaitu asuhan yang diberikan kepada
ibu dalam masa persalinan dimana ibu akan diberikan kesempatan untuk memilih
posisi yang dianggapnya nyaman dan memiliki efek nyeri minimal. Dalam penelitian
jurnal tersebut diperoleh hasil bahwa ibu yang diberikan perlakuan akan merasakan
nyeri yang lebih minimal daripada ibu yang tidak diberi perlakuan.
a. Dapat menimbulkan iritasi yang apabila di tambah suhu lembab dan hangat
akan mendatangkan resiko berkembangnya bakteri patogen yang dapat
menybabkan penyakit lain.
b. 60 persen wanita mengalami komplikasi kesehatan karena mencukur rambut
kemaluan yaitu luka epidermal dan rambut tumbuh kedalam yang
menyebabkan timbulnya benjolan di sekitar pubis.Walaupun hal ini tidak
menjadi penyakit yang serius karena akan hilang dengan sendirinya namun
menyebabkan ketidaknyamanan di area genitalia.
c. Folikel rambut yang tertinggal habis mencukur dapat menyebabkan infeksi.
d. Menyebabkan rasa tidak nyaman pada saat pertumbuhan rambut karena
gatal,kemerahan dan lecet.
Kalaupun ibu hamil ingin mencukur rambut pubisnya harus dengan cara yang
benar dan menggunakan alat yang sekali pakai.selain itu juga apabila ingin
mencukurnya sebelum persalinan lakukan 2 hari sebelumnya.
3. Lavement
Lavement adalah suatu prosedur yang di lakukan untuk memasukan cairan ke
dalam kolon melalui anus.Hal ini di lakukan untuk mengeluarkan feses dan
membersihkan kolon.Larutan yang di gunakan adalah larutan sabun dan gliserin.Pada
saat persalinan pemberian obat enema ini dapat menyebabkan beberapa efek samping:
a. Resiko dehidrasi sama dengan diare apabila pengeluaran feses terlalu banyak
dan tidak dapat terkontrol maka cairan tubuh ibu dapat banyak berkurang
sehingga dapat juga mempengaruhi kekuatan ibu dalam meneran dan ibu akan
merasa lemas.
b. Terjadi infeksi mukosa kolon,bila cairan sabun yang dimasukan kedalam
kolon terlalu banyak dan ini menambah penyakit lain bagi ibu bersalin
c. Apabila lavement sering di gunakan maka dapat terjadi kerusakan refleks
defekasi normal.Karena kebiasaan memakai obat pencahar yang akan
mengeluarkan feses dengan sendirinya maka tubuh tidak akan dapat merespon
lagi untuk buang air besar secara fisiologi.Namun hal ini sangat jarang di
jumpai apa lagi pada ibu hamil.
d. Jika cairan yang dimasukkan kedalam kolon terlalu dingin maka akan
menyebabkan kram dan apabila terlalu hangat maka akan membakar mukosa
usus.Suhu normal larutan yang biasanya di berikan adalah 40,5-43°C.
e. Jika ibu hamil atau klien memiliki kontrol sfingter yang buruk tidak akan
mampu menahan larutan enema.
4. Episiotomi secara rutin
Episiotomi secara rutin tidak boleh di lakukan pada proes persalinan karena:
a. Episiotomi dapat menyebabkan perdarahan karena episiotomy yang dilakukan
terlalu dini, yaitu pada saat kepala janin belum menekan perineum akan
mengakibatkan perdarahan yang banyak bagi ibu. Ini merupakan “perdarahan
yang tidak perlu”.
b. Episiotomi dapat enjadi pemacu terjadinya infeksi pada ibu. Karena luka
episiotomi dapat enjadi pemicu terjadinya infeksi, apalagi jika status gizi dan
kesehatan ibu kurang baik.
c. Episiotomi dapat menyebabkan rasa nyeri yang hebat pada ibu.
d. Episiotomi dapat menyebabkan laserasi vagina yang dapat meluas menjadi
derajat tiga dan empat.
e. Luka episiotomi membutuhkan waktu sembuh yang lebih lama.
5. Kateterisasi
Kateterisasi adalah suatu prosedur yang di lakukan dengan memasukan selang
kateter kedalam kandung kemih melalui uretra.Hal ini di lakukan untuk membantu
pengosongan urin.Pada ibu hamil dengan persalinan normal kateterisasi tidaklah di
perlukan karena adanya kerugian bagi ibu setelah post partum.kerugian tersebut
berupa:
a. Pemakaian kateter dapat menimbulkan infeksi atau septis.infeksi yang sering
terjadi adalah ISK.Hal ini dikarenakan bagian uretra sangat berdekatan dengan
bagian perineum.Bakteri yang sering menyebabkan ISK adalah E.coli dan
P.aeruginase,bakteri-bakteri ini aktif apalagi pasa saat post partum.Kebersihan
pada saat postpartum sangat mempengaruhi tingkat ibu terkenanya infeksi.
b. Menimbulkan rasa sakit
c. Memungkinkan luka pada saluran kemih.Pasa saat ibu meneran terjadi
gesekan yang dapat menimbulkan luka.
B. Saran
Saya menyadari dalam menyusun makalah ini banyak mengalami kekurang baik
dalam bentuk maupun isinya.Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk menjadikan makalah ini lebih baik laik.
DAFTAR PUSTAKA
Junizaf H. Infeksi Saluran Kemih Pada Wanita. Jakarta: Balai Pustaka; 1994. 2.
Nguyen H. Bacterial Infection of Genitourinary Tract. In: Tanagho E, JW M, editors.
Smith's General Urology. New York: Lange Medical Book; 2004. 3. Koos B, Moore
P. Maternal Physiology During Pregnancy. In: Nathan L, editor. Current Obstetric and
Ginecologis Diagnosis an Treatment. 9 ed. Connecticut: Appleton&Lange; 2003. 4.
MacLean A. Urinary Tract Infection in Pregnancy. International Journal of
Antimicrobial Agent. 2001. 5. Cahyono D. Infeksi Traktus Urinarius pada Kehamilan.
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2005. 6