Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEBUTUHAN AMBULASI IBU MASA NIFAS

Disusun Oleh :

1. Greta Taulin Insania (21104078)


2. Uswatun Hasanah (21104079)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ALIH JENI S1 KEBIDANAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan hidayahnya sehinggan pada
kesempatan ini kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah “Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui” dengan lancar dan tampa adanya kendala. Sesuai dengan penugasan yang di
berikan di sini kami mengankat tema “Kebutuhan ambulasi ibu pada masa nifas” kami
sadar bahwa daam makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami harapkan adanya
kerja sama dari pembaca, untuk memberikan saran dan kritikan kepada kami.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan ...........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Masa Nifas...................................................................................2
2.2 Ambulasi Pada Masa Nifas...........................................................................2
2.3 Tahapan dan waktu mobilisasi ibu nifas.......................................................2
2.4 Manfaat mobilisasi dan kerugian jika tidak melakukan mobilisasi...............4
2.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi mobilisasi..............................................5
BAB III
3.1 Kesimpulan.................................................................................................7
3.2 Saran...........................................................................................................7,
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUHAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas merupakan masa pulih kembali mulai dari persalinan sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra-hamil, yaitu kira kira 6-8 minggu. Pada masa post
partum ibu banyak mengalami kejadian seperti perubahan fisik, psikologis untuk
menghadapi masa nifas yang bila tidak ditangani segera, akan dapat membahayakan
kesehatan atau mendatangkan kematian bagi ibu di waktu masa nifas/masa
peurperium.Masa peurperium/masa nifas merupakan masa mengembalikan alat
genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau
enam minggu dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Puerperium dibagi menjadi 3 yaitu
puerperium dini, pueperium intermedial, dan remote puerpuerium.
Seorang ibu yang baru melahirkan memiliki kebutuhan kebutuhan dasar yang
berbeda dari saat kehamilannya dan harus dipahami oleh seorang bidan dalam
memberikan asuhannya.Sebagai bidan yang profesional, sehingga asuhan yang
diberikan berdasarkan kebutuhan ibu nifas dan kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi
oleh seorang bidan sehingga masa nifas yang dialami oleh ibu dapat berlangsung secara
normal.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari masa nifas?
1.2.2 Apa pengertian dari ambulasi pada masa nifas?
1.2.3 Bagaimana tahapan dan waktu untuk melakukan mobilasi?
1.2.4 Apa saja manfaat mobilisasasi dan kerugian jika tidak melakukan mobilisasasi?
1.2.5 Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi?
1.3 Tujuan Umum
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian masa nifas
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dari ambulasi pada masa nifas
1.3.3 Untuk mengetahui tahapan dan waktu untuk melakukan mobilasi yang benar
1.3.4 Untuk mengetahui manfaat mobilisasasi dan kerugian jika tidak melakukan
mobilisasasi
1.3.5 Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi

1
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian masa nifas
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan.
Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah
melahirkan Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
kira-kira 6 minggu. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang
normal (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai
dari plasenta lahir sampai alatalat kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan
memerlukan waktu kira-kira 6 minggu.
2.2 Ambulasi pada masa nifas
Persalinan merupakan proses yang melelahkan, itulah mengapa Ibu
disarankan tidak langsung turun ranjang setelah melahirkan karena dapat
menyebabkan jatuh pingsan akibat sirkulasi darah yang belum berjalan baik. Ibu
harus cukup beristirahat, dimana Ibu harus tidur terlentang selama 8 jam post partum
untuk mencegah perdarahan post partum. Setelah itu,mobilisasi perlu dilakukan agar
tidak terjadi pembengkakan akibat tersumbatnya pembuluh darah Ibu. Pada
persalinan normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infus atau
kateter dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya Ibu diperbolehkan untuk
mandi dan pergi ke wc dengan dibantu, satu atau dua jam setelah melahirkan secara
normal. Sebelum waktu ini, Ibu diminta untuk melakukan latihan menarik nafas yang
dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk sambil mengayunkan
tungkainya dari tepi ranjang. Pasien Sectio Caesarea biasanya mulai ‘ambulasi’ 24-
36 jam sesudah melahirkan. Jika Pasien menjalani analgesia epidural, pemuiihan
sensibilitas yang total harus dilakukan dahulu sebelum ambulasi dimulai. Setelah itu
Ibu bisa pergi ke kamar mandi. Dengan begitu sirkulasi darah di dalam tubuh akan
berjalan dengan baik. Gangguan yang tidak diinginkan pun bisa dihindari.
2.3 Tahapan dan waktu mobilisasi ibu nifas
Setelah kala IV ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan melakukan
aktivitas seperti biasa, karena selama persalinan kala IV ibu membutuhkan istirahat
untuk menyiapkan tubuh dalam proses penyembuhan (Mitayani, 2009) karena sampai

2
akhir persalinan kala IV, kondisi ibu biasanya telah stabil (Hamilton, 2004) . Setelah
periode istirahat vital pertama berakhir atau setelah kala IV, ibu disuruh untuk sering
berjalan-jalan hal ini disebut dengan mobilisasi dini ibu nifas Seorang wanita boleh
turun dari tempat tidur dalam waktu beberapa jam setelah pelahiran Sebelum waktu
ini, ibu diminta untuk melakukan latihan menarik nafas dalam serta latihan tungkai
yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan tungkainya di tepi tempat tidur.
Mobilisasi ini dapat dimulai segera setelah tanda vital stabil, fundus keras dan
perdarahan tidak banyak,kecuali jika ada kontraindikasi serta dapat dilakukan sesuai
kekuatan ibu. pada persalinan normal, ibu diperbolehkan untuk mandi dan ke WC
dengan bantuan orang lain, yaitu pada 1 atau 2 jam setelah persalinan jika ibu belum
melakukan rentang gerak dalam tahapan mobilisasi dini selama 1 atau 2 jam setelah
persalinan, ibu nifas tersebut belum melakukan mobilisasi secara dini (Late
Ambulation). Beberapa gerakan dalam tahapan mobilisasi antara lain :
1. Miring ke kiri-kanan Memiringkan badan kekiri dan kekanan merupakan
mobilisasi paling ringan dan yang paling baik dilakukan pertama kali. Disamping
dapat mempercepat proses penyembuhan, gerakan ini juga mempercepat proses
kembalinya fungsi usus dan kandung kemih secara normal.
2. Menggerakkan kaki Setelah mengembalikan badan ke kanan dan ke kiri, mulai
gerakan kedua belah kaki. Mitos yang menyatakan bahwa hal ini tidak boleh
dilakukan karena dapat menyebabkan timbulnya varices adalah salah total. Justru
bila kaki tidak digerakkan dan terlalu lama diatas tempat tidur dapat menyebabkan
terjadinya pembekuan pembuluh darah balik dapat menyebabkan varices ataupun
infeksi.
3. Duduk Setelah merasa lebih ringan cobalah untuk duduk di tempat tidur. Bila
merasa tidak nyaman jangan dipaksakan lakukan perlahan-lahan sampai terasa
nyaman.
4. Berdiri atau turun dari tempat tidur Jika duduk tidak menyebabkan rasa pusing,
teruskanlah dengan mencoba turun dari tempat tidur dan berdiri. Bila tersa sakit
atau ada keluhan, sebaiknya hentikan dulu dan dicoba lagi setelah kondisi terasa
lebih nyaman.
5. Ke kamar mandi dengan berjalan Hal ini harus dicoba setelah memastikan bahwa
keadaan ibu benar - benar baik dan tidak ada keluhan. Hal ini bermanfaat untuk
melatih mental karena adanya rasa takut pasca persalinan. Pada saat pertama kali
turun dari tempat tidur, ibu nifas yang bersangkutan harus ditemani oleh penunggu

3
untuk menjaga kalau-kalau ia mengalami sinkop dan kemudian pingsan
Penambahan kegiatan dalam mobilisasi dini harus berangsur-angsur, jadi bukan
maksutnya ibu segera setelah bangun mencuci, memasak dan sebagainya
(Syafrudin, 2011).
Terkait dengan mobilisasi, Ibu sebaiknya mencermati faktor-faktor berikut ini:
1. Mobilisasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan Ibu terjatuh.
Khususnya jika kondisi Ibu masih lemah atau memiliki penyakit jantung. Meski
begitu, mobilisasi yang terlambat dilakukan juga sama buruknya, karena bisa
menyebabkan ganggu- an fungsi organ tubuh, aliran darah tersumbat,
teranggunya fungsi otot dan lain-lain.
2. Yakinlah Ibu bisa melakukan gerakan-gerakan di atas secara bertahap. Kondisi
tubuh akan cepat pulih jika Ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat.
Tidak Cuma itu, sistem sirkulasi di dalam tubuh pun bisa berfungsi normal
kembali akibat mobilisasi. Bahkan penelitian menyebutkan early ambulation
(gerakan sesegera mungkin) bisa mencegah aliran darah terhambat. Hambatan
aliran darah bisa menyebabkan ter jadinya trombosis vena dalam atau DVT (Deep
Vein Thrombosis) dan bisa menyebabkan infeksi.Jangan melakukan moblisasi
secara berlebihan karena bisa membebani jantung.Latihan postnatal. biasanya
latihan dimulai pada hari pertama dan dilakukan sehari sekali dengan pengawasan
Bidan.Pada beberapa Rumah Sakit, fisioterapis menyelenggarakan kelas-kelas
latihan postnatal pada hari-hari tertentu setiap minggu.Tujuan latihan dijelaskan
pada lbu sehingga la menyadari pentingnya meluangkan waktu untuk mengikuti
latihan ketika di Rumah Sakit dan akan melanjutkannya setelah dirumah nanti.
Latihan membantu menguatkan otot-otot perut dan dengan demikian
menghasilkan bentuk tubuh yang baik, mengencangkan dasar panggul sehingga
mencegah atau memperbaiki stres inkontinensia, dan membantu memperbaiki
sirkulasi darah di seluruh tubuh.
2.4 Manfaat mobilisasi dan kerugian jika tidak melakukan mobilisasi
1. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah risiko tromboplebitis vena
2. Meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung kemih
3. Mencegah konstipasi
4. Klien merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih kuat
5. Dapat lebih memungkinkan mengajari ibu untuk merawat atau memelihara anaknya,
memandikan dan lain-lain selama ibu masih dalam perawatan.

4
6. Tidak terjadi retensi urin
7. Mempercepat involusi uterus
8. Memperlancar lochea sehingga menghindarin timbunan lokhea
9. Mempercepat kembali optimal alat reproduksi
10. Menghindari infeksi

Kerugian ibu nifas yang tidak melakukan mobilisasi

1. Komplikasi pada kandung kemih


2. Konstipasi
3. Trombosis vena masa nifas
4. Menyebabkan peningkatan suhu tubuh karena adanya infeksi
5. Gangguan pernafasan yaitu sekret akan terakumulasi pada saluran pernafasan yang
akan berakibat klien sulit batuk dan mengalami gangguan bernafas.
6. Pada sistem kardiovaskuler terjadi hipotensi ortostatik yang
7. disebabkan oleh sistem syaraf otonom tidak dapat menjaga keseimbangan suplai
darah sewaktu berdiri dari berbagai dalam waktu yang lama.
8. Pada gastrointestinal terjadi anoreksia diare atau konstipasi. Anoreksia disebabkan
oleh adanya gangguan katabolisme yang mengakibatkan ketidak seimbangan
nitrogen karena adanya kelemahan otot serta kemunduran reflek deteksi, maka
pasien dapat mengalami konstipasi.
2.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi mobilisasi
1. Usia Menurut Manuaba (2004) usia reproduksi dibagi dua reproduksi sehat umur 20-
35 tahun dan reproduksi tidak sehat umur < 20 tahun dan > 35 tahun. Menurut
Hidayat (2006) bahwa usia turut mempengaruhi mobilisasi karena terdapat
perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda, hal ini dikarenakan
kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan pertambahan usia
yang berarti semakin matang usia reproduksi seseorang tingkat pelaksanaan
mobilisasi semakin meningkat.
2. Pekerjaan Pada ibu yang bekerja cenderung lebih mandiri dibandingkan denganibu
yang tidak bekerja. Menurut Thomas (1996) dalam buku Nursalam (2003) pekerjaan
adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupanya dan
kehidupan keluarganya. Keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah
tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status ekonomi rendah, hal ini akan
mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk kebutuhan sekunder. Selain itu

5
juga ibu yang bekerja memiliki kecenderungan untuk lebih mandiri termasuk
melakukan mobilisasi secara dini setelah bersalin. ibu yang bekerja di luar rumah
memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan
informasi tentang arti penting mobilisasi
3. Budaya atau Adat Adat/budaya tertentu melarang ibu nifas untuk melakukan
gerakan/berjalan sebelum 2 hari setelah melahirkan dan menganjurkan ibu untuk
selalu meluruskan kaki. Menurut teori Hidayat (2006) tentang faktor yang
mempegaruhimobilisasi dini yaitu orang yang memiliki budaya seringjalanjalan jauh
memiliki kemampuan mobilitas yang lebih kuat.
4. Paritas Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita
semakin tinggi paritas maka semakin tinggi pulakemampuan ibu untuk melakukan
mobilisasi dini karena dipengaruhi oleh paparaninformasi yang diterima dan
pengalaman ibu bersalin sebelumnya.Menurut Prawirohardjo (2009) paritas dapat
dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara.

6
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa pulih kembali mulai dari persalinan sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra-hamil, yaitu kira kira 6-8 minggu. Pada masa post partum
ibu banyak mengalami kejadian seperti perubahan fisik, psikologis untuk menghadapi
masa nifas yang bila tidak ditangani segera, akan dapat membahayakan kesehatan atau
mendatangkan kematian bagi ibu di waktu masa nifas/masa peurperium
3.2 Saran
Bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang asuhan pada ibu nifas
sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap ibu nifas agar
keadaan ibu dan bayi tetap baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Susilowati Dewi, 2015, faktor-faktor yang mempengaruhi ibu nifas dalam pelaksanaan
mobilisasi dini, jurnal http.file:///C:/Users/USER/Downloads/65-Article%20Text-188-1-10-
20151202.pdf
Ambarwati, 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Prawirohadjo, S, 2009. Ilmu kebidanan : Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai