Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KECUKUPAN

ASI PADA IBU NIFAS

Nama : Pipi Adelia


Nim : 1019031107

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Faletehan
Desember 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan


yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga Laporan Makalah  dengan judul  “Efektifitas Pijat Oksitosin Terhadap
Ibu Nifas.
Dalam pembuatan Laporan Makalah ini, tentunya banyak sekali hambatan
yang telah penulis rasakan. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, pada
kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih kepada  Ibu Ns. Nila Marwiyah,
S.Kep., M.Kep sebagai dosen pembimbing yang telah membantu membina dan
mendukung saya dalam menyusun laporan makalah ini.
Saya menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan demi terciptanya poran yang lebih baik selanjutnya.

Serang, 25 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar belakang Masalah..................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6
2.1 Definis Pijat Oksitosin......................................................................................6
2.2 Manfaat Pijat Oksitosin...................................................................................6
2.3 Masa Nifas.........................................................................................................6
2.4 Tahap Masa Nifas.............................................................................................6
2.5 Perubahan Fisiologi Masa Nifas......................................................................7
2.6 Literatur Review..............................................................................................8
1. Hasil Argument Riset 1......................................................................................9
2. Hasil Argument Riset 2.....................................................................................9
3. Hasil Argument Riset 3......................................................................................9
4. Hasil Argument Riset 4......................................................................................9
5. Hasil Argument Riset 5....................................................................................10
6. Hasil Argument Riset 6....................................................................................10
BAB III............................................................................................................................11
KESIMPULAN...............................................................................................................11
1.3 Kesimpulan.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
Lampiran........................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah


Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama
pada bulan-nulan pertama kehidupan bayi. Banyak masalah muncul di
hari-hari pertama pemberian ASI seperti ASI yang tidak keluar atau
produksi ASI kurang sehingga mengakibatkan bayi tidak mendapatkan
ASI yang memadai. Hal tersebut terjadi karena banyak ibu nifas yang
belum mengetahui pentingnya melakukan pijat oksitosin yang
berpengaruh pada kelancaran produksi ASI. ASI merupakan makanan
alami pertama untuk bayi, mengandung semua energi dan nutrisi yang di
butuhkan bayi dalam bulan pertama kehidupan (Nugroho, dkk 2014).
kecukupan ASI dapat dipengaruhi oleh 2 refleks, yaitu reflex
pembentukan/produksi ASI atau refreks prolactin dan refleks
pengaliran/pelepasan ASI ( Roesli, 2013).Refleks tersebut dapat
memengaruhi oleh rangsangan sentuhan pada payudara dan pemijatan
oksitosin sehingga merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan
kontraksi sel-sel miopitel sehingga produksi ASI tersedia bagi bayi
(Bahiyatun, 2009). Oksitosin juga dapat mempengaruhi sel-sel alveoli
untuk berkontraksi, mengeluarkan air susu melalui system duktus kedalam
mulut bayi yang di sebut reflek let-down (reflek ejeksi susu) (Bobak,
2015).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pijat oksitosin ?
2. Apa manfaat pijat oksitosin ?
3. Apa pengertian masa nifas ?
4. Apa saja tahap masa nifas ?
5. Perubahan fisiologi masa nifas ?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pijat Oksitosin


Menurut Ummah (2014), Pijat oksitosin merupakan pijat relaksasi untuk
merangsang hormone oksitosin. Pijat yang dilakukan disepanjang tulang
vertebra sampai tulang costae ke 5 ata ke 6. Pijat oksitosin merupakan salah
satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Menurut Depkes
RI (2007 dalam Setiowati, 2017), pijat oksitosin dilakukan dengan cara
memijat pada daerah punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang sehingga
diharapkan ibu akan merasakan rileks dan kelelahan setelah melahirkan akan
hilang.
2.2 Manfaat Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin mempunyai beberapa manfaat yang sangat membantu bagi ibu
setelah persalinan. Seperti yang dijelaskan oleh Mulyani (2009, dalam
Wulandari, 2014), pijat oksitosin dapat mengurangi ketidak nyamanan fisik
serta memperbaiki mood. Pijat yang dilakukan disepanjag tulang belakang ini
juga dapat merelaksasikan ketegangan pada punggung dan menghilangkan
stres sehingga dapat memperlancar pengeluaran ASI. Sedangkan Depkes RI
(2007, dalam Wijayanti, 2014), pijat oksitosin dapat mengurangi bengkak,
mengurangi sumbatan ASI dan mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan
bayi sakit.

2.3 Masa Nifas


Masa nifas disebut juga puerpurium Nifas yaitu darah yang keluar dari
Rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan (anggreni, 2010).
Jadi, masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alat-
alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memperluas waktu kira-
kira 6 minggu.
2.4 Tahap Masa Nifas
Tahapan masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 sampai 8
minggu.
c. Remote puerperium
Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan ini dan sehat terutama selama
hamil butuh waktu persalinan komplikasi.

2.5 Perubahan Fisiologi Masa Nifas


Organ tubuh ibu akan beradabtasi kembali untuk menyesuaikan dengan
kondisi postpartum. Organ tubuh ibu yang mengalami perubahan
perubahan setelah melahirkan :
a. Perubahan sistem reproduksi
1. Uterus
Akan terjadi proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil
( involusi).
2. Lokhea
Lokhea merupakan ekskresi cairan Rahim selama masa nifas.
Lohkea anyir dan bau amis dengan volume yang berbeda-beda
pada setiap wanita.
3. Perubahan Vagina
Vagina dan Vulva akan mengalami penekanan, serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi.
4. Perubahan Perineum
Perineu akan menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh
tekanan bayi yang bergerak maju.
b. Perubahan Sistem Pencernaan
Ketika ibu melahirkan alat pencernaan mendapatkan tekanan yang
menyebabkan usus (kolon) menjadi kosong, pengeluaran cairan yang
berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan makanan,
hemoroid, kurangnya aktivitas tubuh.
c. Perubahan Sistem Perkemihan
Penyebab keadaan ini adalah terdapat spasme spinkter dan edema
leher kandung kemih setelah mengalami kompresi (tekanan) antara
kepala janin dan tulang kubis selama persalinan berlangsung. Dan
Kadar hormon ekstrogen yang sifatnya menahan air akan mengalami
penurunan yang jelas. Keadaan ini disebut diuresis.
d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot uterus berkontraksi segera seteelah partus, pembuluh darah yang
berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit sehingga akan
menghentikan pendarahan. Ligmanen-ligmanen, diafragma pelfis, serta
pasia yang meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur
menjadi ciut dan pulih kembali.
e. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah
bertambah, sehingga akan meimbulkan dekompensasi kordis pada
penderita pitum cordia.
f. Perubahan TTV
1. Suhu badan
Dalam satu hari (24 jam) postpartum, suhu badan akan naik sedikit
(37,5 - 38̊ C) akibat dari kerja keras waktu melahirrkan, kehilangan
cairan dan kelelahan.
2. Nadi
Denyut nadi setelah melahirkan lebih cepat, denyut nadi yang
melebihi 100x permenit, harus wapada kemungkinan dehidrasi,
infeksi atau pendarahan postpartum.
3. Tekanan darah
Perubahan Tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan
karena adanya pendarahan. Jika Tekanan darah tinggi pada saat
postpartum menandakan terjadinya preeklamsi postpartum.
4. Pernapasan
Bila pernapasan pada masa postpartum lebih cepat kemungkinan
ada tanda tanda shock.
2.6 Literatur Review
1. Hasil Argument Riset 1
Menurut Hotman Julia Dolok Saribu, Wasis Pujianti (2015) tentang Pengaruh
Pijat Oksitosin Terhadap pengeluaran ASI Pada ibu nifas di RS Kasih Murni
Kelurahan Batu IX Kota Tanjungpinang 2015, Berdasasarkan analis data yang
disimpulkan bahwa pijat oksitosin lebih efektif terhadap kelancaran
pengeluaran ASI. Dan pijat oksitosin juga bisa merangsang hormone
oksitosin. Setelah ibu menerima pijatan ibu akan merasakan lebih rileks.

2. Hasil Argument Riset 2

Menurut Andi Arniyani, Dian Angraeni (2015) dalam penelitian ini, pengaruh
pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partum di Rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar , bahwa manfaat pijat
oksitosin adalah mengurangi bengkak payudara, mengurangi sumbatan ASI,
merangsang pelepasan hormone. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa
terdapat pengaruh signifikan pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu
post partum di rumah sakit ibu dan anak siti Fatimah makassar.

3. Hasil Argument Riset 3

Menurut Novita Sari Batubara, Sri Sartika Sari Dewi (2019) dalam penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kelancaran ASI antara
kelompok kasus dengan perlakuan pijat oksitosin. Dan terdapat perbedaan
kelancaran ASI yang bermakna antara kelompok kasus dengan kelompok
kontrol tanpa perlakuan. Kelancaran ASI ibu post partum setelah dilakukan
pijat pada kelompok kasus yaitu pengeluaran lancar 28 orang (84,4%). Dan
kelancaran pengeluaran ASI ibu post partum pada kelompok kontrol sebanyak
20 orang (60,6%).

4. Hasil Argument Riset 4


Menurut Sagita Darmasari, EryaniPutri, dan Indah Rahmadaniah (2019) dalam
penelitian Effectiviness of The Combination of Marmet Technique and
Oxytocin Massage Against The Breast Milk Production of Mother Postpartum
dapat disimpulkan bahwa jumlah rata-rata ibu nifas diberikan kombinasi
Teknik marmet dan pijat oksitosin sebanyak 1.11cc sedangkan rata-rata
produksi ASI ibu nifas yang tidak diberikan perlakuan adalah 0,547cc. Hasil
uji statistic menunjukan bahwa kombinasi Teknik marmet dan pijat oksitosin
dapat meningkatkan produksi ASI pada ibu post partum.

5. Hasil Argument Riset 5

Menurut Lutfians Puspita Sari, Harsono Salimo, Uki Retno Budihastuti (2017)
dalam penelitian Optimizing the combination of oxytocin massage and
hypnobreastfeeding for breast milk production among post-partum mother.

Berdasarkan hasil dan pembahasan peneliti ini, peneliti menyimpulkan bahwa


kombinasi pijat oksitosin dan hypnobreastfeeding efektif dalam menurunkan
kecemasan dan meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas.

6. Hasil Argument Riset 6

Menurut Ani Triani, Yulrina Ardhiyanti, Hetty Ismainar Departemen, Hastuti


Marlina Departemen (2019) dalam penelitian The effect of oxytocin massage
to breastfeeding production pf breastfeeding mothers. Hasil penelitian ini
menunjukan produksi ASI sebelum dan sesudah pijat oksitosin dengan nilai p
0.004 . artinya dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan terhadap pijat
oksitosin yang diberikan pada ibu menyusui sebelum dan sesudah pijat
oksitosin.
BAB III

KESIMPULAN
1.3 Kesimpulan
Jurnal 1:
Menurut (F.B Monika, 2014) Dapat disimpulkan maka Pijat Oksitosin lebih
efektif terhadap kelancaran pengeluaran ASI dengan Uji Wilcoxon diperoleh ρ
Value 0,000 < 0,05 (ρ value < α 0,05 ). Hal ini dikarenakan pijat oksitosin
merupakan pemijatan pada sepanjang kedua sisi belakang.
Jurnal 2 :
Penelitian Mariatul Kiftia (2011) tentang pengaruh terapi pijat oksitosin terhadap
produksi ASI pada ibu post partum, di dapatkan hasil Uji Statistik Wilcoxon Rank
Test di peroleh nilai p value 0,001 < 0,05 yang berartiterapipijatoksitosininiefektif
di gunakan pada ibu post partum hari ke 4-10 pasca persalinan.
Jurnal 3 :
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Wijayanti (2015) dengan judul “Pengaruh pijat oksitosin pada ibu postpartum
terhadap produksi ASI di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta”, didapatkan hasil
adanya pengaruh pijat oksitosin pada ibu postpartum terhadap produksi ASI
dengan p value 0,032 (<0,05). Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Maita (2016) dengan judul “Pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI ibu
nifas di BPM Ernita, Amd.Keb Pekanbaru tahun 2016” didapatkan hasil p value
0,000 (<0,05) yang artinya adanya pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI
ibu nifas.
Jurnal 4 :
Hasil produksi ASI pada penelitian ini sesuai dengan teori menurut Marliandiani
[1] bahwa pada hari pertama kondisi normal produksi ASI berkisar 10100cc / 24
jam dan terus meningkat setiap hari hingga 150-300 cc / 24 jam, Produksi ASI
pada penelitian ini adalah 2,1cc pada evaluasi 30 menit setelah kombinasi teknik
marmet dan pijat oksitosin sehingga produksi ASI perhari adalah 96 cc / 24 jam.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya menurut
Mardiyaningsih [11] tentang efektifitas kombinasi teknik pijat marmet dan
oksitosin pada pasca seksi produksi ASI ibu yang terdapat perbedaan proporsi
pada kelancaran produksi ASI. antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan
nilai p (0,000) sedangkan nilai OR (11
DAFTAR PUSTAKA

Arniyanti, A., & Angraeni, D. (2020). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi
Pada Ibu Post Partum di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah
Makasar, 1-11.

Batubara, N. S., & Dewi, S. S. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Kelancaran Asi
Pada Ibu Post Partum, 117-120.

Darmasari, S., Putri, E., & Rahmadaniah, I. (2019). Efektivitas Kombinasi Teknik
Marmet dan Pijat Oksitosin Melawan Produksi Asi Ibu Nifas, 110-114.

Sari, L. u., Salimo, H., & Budihastuti, U. R. (2017). OPtimizing The Combination Of
Oxytocin Massage and Hypnobreastfeeding For Best Milk Production among
Post-Partum Mothers, 20-29.

Saribu, H. J., & Pujiati, W. (2015). Pijat OKsitosin dan Perawatan Payudara Terhadap
Kelancaran Pengeluaran Asi Pada Ibu Nifas, 11-19.

Triana, A., Ardhiyanti, Y., Ismainar, H., & Marlina, H. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Produksi Asi Pada Asi, 28-30.

Bahiyatun. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan, Nifas normal. Jakarta: ECG.

Roeseli, U, 2013. Mengenal ASI ekslusif. Jakarta: Trubus Aqriwidya.

Nugroho, T., Nurrezki, Desi W., Wilis., 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas
(Askeb 3). Yogyakarta: Nuha Medika

Lampiran

1. Bab 1
2.Bab 2
3.Bab 3

Anda mungkin juga menyukai