Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PIJAT OKSITOSIN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Nifas oleh pengampu : Moneca Diah L, S,ST.

Nama kelompok:

1. Anis muafiah 040114a001

2. Nining yoiska 030115a015

PROGRAM STUDI DIII & DIV KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul PIJAT OKSITOSIN
PADA IBU NNIFAS ini dapat saya selesaikan dengan tepat waktu. Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Selain itu juga diharapkan bisa
memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswa
DIII & DIV Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran. Dalam
kesempatan ini kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu memberi bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran kepada penyusun.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun
penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Ungaran, Maret 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air susu ibu bisa mencerdaskan dan meningkatkan kualitas


generasi muda bangsa, setiap bayi yang diberi ASI akan mempunyai
kekebalan alami terhadap penyakit karena ASI banyak mengandung
antibodi, zat kekebalan aktif yang akan melawan masuknya infeksi ke
dalam tubuh bayi. Saat ini sekitar 40 % kematian balita terjadi pada satu
bulan pertama kehidupan bayi, dengan pemberian ASI akan mengurangi
22 % kematian bayi dibawah 28 hari, dengan demikian kematian bayi dan
balita dapat dicegah melalui pemberian ASI Eklslusif secara dini dari sejak
bayi dilahirkan di awal kehidupannya (Roesli, 2007). Tapi tidak semua ibu
postpartum langsung mengeluarkan ASI karena pengeluaran ASI
merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan
mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon yang berpengaruh terhadap
pengeluaran oksitosin. Pengeluaran hormon oksitosin selain dipengaruh
oleh isapan bayi juga dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada sistem
duktus, bila duktus melebar atau menjadi lunak maka secara reflektoris
dikeluarkan oksitosin oleh hipofise yang berperan untuk memeras air susu
dari alveoli (Soetjiningsih, 1997).
Oleh karena itu perlu adanya upaya mengeluarkan ASI untuk
beberapa ibu postpartum. Dalam upaya pengeluaran ASI ada 2 hal yang
mempengaruhi yaitu produksi dan pengeluaran. Produksi ASI dipengaruhi
oleh hormon prolaktin sedangkan pengeluaran dipengaruhi oleh hormon
oksitosin . Hormon oksitosin akan keluar melalui rangsangan ke puting
susu melalui isapan mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang belakang
ibu bayi, dengan dilakukan pijatan pada tulang belakang ibu akan merasa
tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri dan mencintai bayinya ,
sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar
(WBW, 2007). Melalui pijatan atau rangsangan pada tulang belakang,
neurotransmitter akan merangsang medulla oblongata langsung mengirim
pesan ke hypothalamus di hypofise posterior untuk mengeluarkan
oksitosin sehingga menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya.
Dengan Jurnal Kesehatan Kartika 3 pijatan di daerah tulang belakang ini
juga akan merileksasi ketegangan dan menghilangkan stress dan dengan
begitu hormon oksitosoin keluar dan akan membantu pengeluaran air susu
ibu, dibantu dengan isapan bayi pada puting susu pada saat segera setelah
bayi lahir dengan keadaan bayi normal (Guyton , 2007).
Studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara kepada
petugas ruang perinatologi di RS Muhammdiyah Bandung pada bulan
Februari 2011, didapatkan hasil bahwa bayi – bayi dengan lahir normal
dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) lalu di bersihkan atau dimandikan
kemudian diberikan lagi kepada ibu post partum untuk kemudian disusui
dan pada ibu – ibu yang melahirkan dengan tindakan Sectio Caesarea bayi
diberikan ke ibunya setelah ibu pulih dan masuk ke ruang perawatan
kebidanan atau ruang nifas Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.
Setelah beberapa jam bayi bersama ibunya bayi menangis dan dari rata –
rata 40 – 50 persalinan / bulan hampir 50 % ibu post partum
mengembalikan bayinya ke ruang perinatologi dengan alasan bahwa bayi
menangis dan ASI belum keluar karena ibu post partum ingin istirahat dan
merasa sakit pada luka perineum atau luka oprasi Sectio Caesarea.
Sebagian ibu post partum dan keluarga menganggap bahwa untuk
memberikan ASI payudaranya sampai penuh atau keras, keluarnya kental
dan banyak, sehingga banyak ibu-ibu post partum mengalami
pembengkakan pada payudara atau terjadi mastitis yang diakibatkan
terlambat memberikan ASI. Hal ini disebabkan oleh ketidak tahuan ibu
post partum atau keluarga tentang bagaimana usaha-usaha untuk
mengeluarkan ASI dan kurangnya atau tak ada seorangpun memberi
bantuan pada ibu di saat ibu memerlukannya atau disebabkan layanan
kesehatan dan sarana yang ia terima dari petugas kesehatan tidak
mendukung proses menyusui. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
merasa tertarik untuk menyusun makalah pijat oksitosin pada ibu-ibu
postpartum untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin tersebut terhadap
pengeluaran kolostrum.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Pijat Oksitosin
2. Untuk mengetahui manfaat Pijat Oksitosin
3. Untuk mengetahui indikasi pijat oksitosin
4. Untuk mengetahui prosedur tindakan Pijat Oksitosin
A. Manfaat
1. Mahasiswa mampu memberikan asuhan pijat oksitosin bagi ibu nifas
2. Mahasiswa mampu mempraktikan terapi Pijat Oksitosin
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Pijat Oksitosin yaitu pemijatan pada sepanjang tulang belakang
(vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha
untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.
Pijat Oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. (Yohmi & Roesli),2009, hlm.92).
Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan oleh suami pada ibu
menyusui. Yang berupa back massage pada punggung ibu untuk
meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin. Pijat oksitosin yang
dilakukan oleh suami akan memberikan kenyamanan pada bayi yang
disusu.(Suherni,dkk,2007)
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang reflek oksitosin
atau let down reflex. Selain untuk merangsang let down reflex manfaat
pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi
bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang
pelepasan hormone oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu
dan bayi sakit (Depkes RI, 2007; King, 2005)

B. Manfaat Pijat Oksitosin (Depkes RI, 2007,hlm.42).


1. untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let down.
2. untuk memberikan kenyamanan pada ibu
3. mengurangi bengkak (engorgement)
4. mengurangi sumbatan ASI
5. merangsang pelepasan hormon oksitosin
6. mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit
menurut Suherni,dkk,2007 manfaat pijat oksitosin yaitu :

1. membantu ibu secara psikologis,menenangkan,tidak stress


2. membangkitkan rasa percaya diri
3. membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang
bayinya
4. meningkatkan ASI
5. memperlancar ASI
6. melepas lelah
7. ekonomis dan praktis
C. indikasi
ibu yang mempunyai bayi dan memberikan ASI secara eksklusif.
D. Prosedur tindakan pijat oksitosin
1. Persiapan alat
a. Alat-alat
1) Kursi
2) Meja
3) Minyak kelpa
4) BH khusus untuk ibu menyusui
5) Handuk
b. Persiapan perawat
1) Menyiapkan alat dan mendekatkannya ke pasien
2) Membaca status pasien
3) Mencuci tangan
c. Persiapan lingkungan
1) Menutup korden/pintu
2) Pastikan privasi pasien terjaga
2. Bantu ibu secara psikologis
a. Bangkitkan rasa percaya diri
b. Cobalah membantu mengurangi rasa sakit dan rasa takut
c. Bantu pasien agar mempunyai pikiran dan perasaan baik
tentang bayinya
Persiapan ibu sebelum dilakukan pijat oksitosin.
1) Bangkitkan rasa percaya diri ibu (menjaga privacy)
2) Bantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya

Alat –alat yang digunakan :

1) 2 buah handuk besar bersih

2) Air hangat dan air dingin dalam baskom

3) 2 buah Waslap atau sapu tangan dari handuk

4) Minyak kelapa atau baby oil pada tempatnya

Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut (Depkes RI,


2007) :

a. Melepaskan baju ibu bagian atas

b. Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal atau bisa

juga dengan posisi duduk

c. Memasang handuk

d. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil

e. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan


dua kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan

f. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan


gerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya

g. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang ke arah


bawah, dari leher ke arah tulang belikat, selama 2-3 menit
h. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali

i. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin


secara bergantia
NO BUTIR YANG DINILAI

A. SIKAP
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
0 Tidak dikerjakan
1 Memberikan salam saja tanpa mempersilahkan duduk
2 Memberikan salam saja dan mempersilahkan duduk
2. Memperkenalkan diri kepada klien
0 Tidak dikerjakan
1 Memperkenalkan diri sebagai bidan tanpa me nyebutkan nama
2 Memperkenalkan diri sebagai bidan dengan menyebutkan nama sambil berjabat
tangan
3. Merespon reaksi klien dengan tepat
0 Tidak merespon
1 Memberikan respon terhadap reaksi pasien, tetapi tidak ditanggapi dengan tepat
2 Memberikan respon terhadap reaksi pasien dengan tepat
4. Teruji percaya diri dan tidak ragu-ragu
0 terlihat gugup, tidak melakukan kontak mata, dan suara kurang jelas
1 tergesa – gesa dan terlihat ragu
2 terlihat tenang dan melakukan dengan percaya diri
5. Menjaga privasi klien
0. Tidak dilakukan
1. Menjaga privasi dengan ucapan atau memperagakan menutup pintu/ sampiran saja
2. Menjaga privasi dengan ucapan dan memperagakan menutup pintu / sampiran
TOTAL SCORE : 10
B. CONTENT
6. Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
0 Tidak dikerjakan
1 Menjelaskan maksud atau tujuan pendkes saja
2 Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
7. Melakukan apersepsi dengan klien
0 Tidak dikerjakan
1 menanyakan kepada klien apakah sudah tahu atau belum tentang pijat Oxytocin
2 menanyakan kepada klien apakah pernah mendapatkan informasi mengenai pijat Oxytocin
8. Menjelaskan bahwa perlu seseorang (anggota keluarga) untuk membantu anda
melakukan pijat oksitosin ini *
0 Tidak dikerjakan atau dikerjakan dengan tidak sempurna
2 dilakukan dengan sempurna
9. Menjelaskan manfaat: Oksitosin adalah salah satu hormon yang berperan dalam
memperlancar pengeluaran ASI:
1. meningkatkan kenyamanan
2. meningkatkan gerakan ASI ke payudara
3. menambah pengisian ASI ke payudara
4. memperlancar pengeluaran ASI
0 Tidak dikerjakan
1 menjelaskan manfaat tapi tidak lengkap
2 menjelaskan manfaat dengan secara lengkap
10. Teruji mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
0 Tidak dikerjakan
1 Mencuci tangan hanya sebelum atau sesudah tindakan
2 Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan benar
11. Teruji mengajari anggota keluarga untuk mencuci tangan
0 Tidak dikerjakan
1 mengajari klien dengan kurang benar
2 mengajari klien dengan benar
12. Teruji meminta ijin ibu untuk memulai *
0 tidak dikerjakan
2 dikerjakan dengan sopan dan etis
13. Mempersilahkan ibu untuk duduk dengan santai dan nyaman (duduk dengan kaki
menapak pada lantai (jika kaki tidak dapat menapak pada lantai, usahakan untuk
menambahkan kursi kecil/benda lain yang dapat membuat kaki tidak
menggantung) *
0 Tidak dikerjakan atau Mempersilahkan klien duduk begitu saja
2 Mempersilahkan klien duduk dengan santai dan nyaman
14. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas *
0 Tidak dikerjakan atau Mempersilahkan saja atau membiarkan klien membuka pakaian
sendiri tanpa menawarkan bantuan
2 Mempersilahkan klien membuka pakaian sendiri dan membantunya
15. Mengajari ibu untuk melipat kedua lengan di sebuah meja atau sandaran (dengan
jarak tertentu sehingga payudara bisa menggantung) *
0 Tidak dikerjakan atau dikerjakan dengan tidak sempurna
2 dikerjakan dengan sempurna
16. Mengajari ibu untuk letakkan kepala di atas lengan tersebut *
0 Tidak dikerjakan atau dikerjakan tidak sempurna
2 Dikerjakan dengan sempurna
17. Melicinkan kedua jari jempol dengn minyak dan menganjurkan anggota keluarga
juga melakukan hal yang sama
18. Mengajari anggota keluarga untuk menggenggamkan tangan/mengepalkan jari-jari
tangan kecuali ibu jari *
0 Tidak dikerjakan atau dikerjakan tidak sempurna
2 Dikerjakan dengan sempurna
19. Mengajari anggota keluarga untuk memijat punggung ibu sejajar dengan tulang
belakang dengan membentuk lingkaran kecil dengan kedua ibu jari *
0 Tidak dikerjakan atau dikerjakan tidak sempurna
2 Dikerjakan dengan sempurna
20. Mengajari anggota keluarga untuk memijat mulai dari leher dikedua sisi tulang
belakang kanan dan kiri bersamaan sampai kearah tulang belikat *
0 Tidak dikerjakan atau dikerjakan tidak sempurna
2 Dikerjakan dengan sempurna
21. Teruji menanyakan bagaimana perasaan ibu dan apakah pijatan membuat ibu
rileks
0 tidak dikerjakan
1 dikerjakan dengan tidak sempurna
2 dikerjakan dengan sempurna
22. Menganjurkan untuk melakukan pijat oxytocin selama 2-3 menit minimal sehari dua
kali
0 Tidak dikerjakan
1 dikerjakan tidak sempurna
2 Dikerjakan dengan sempurna
23. Menganjurkan untuk melakukanlah pijat ini di tempat dimana ibu merasa aman dan
nyaman
0 tidak dikerjakan
1 dikerjakan dengan tidak sempurna
2 dikerjakan dengan sempurna
24. Menanyakan kembali apa yang sudah diajarkan dan dijelaskan
0 Tidak dikerjakan
1 dikerjakan dengan tidak sempurna
2 dikerjakan dengan sempurna serta memberi feed back
TOTAL SCORE : 38
TEKNIK
25. Teruji melakukan tindakan secara sistematis
0 Tidak dikerjakan
1 Menjelaskan dan melakukan tindakan secara tidak berurutan
2 Menjelaskan dan melakukan tindakan secara berurutan
26. Teruji menjaga keamanan dan kenyamanan klien selama tindakan
0 Tidak dikerjakan
1 Dikerjakan secara tidak sempurna
2 Dilakukan secara sempurna
27. Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
0 Tidak dikerjakan
1 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien tetapi masih diselingi
penggunaan bahasa medis.
2 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien tanpa menggunakan bahasa
medis
28. Teruji memberikan kesempatan klien untuk bertanya
0 Tidak dikerjakan
1 Memberikan kesempatan pasien untuk menanyakan keluhan atau hal – hal yang tidak
dimengerti pasien selama penjelasan tetapi tidak segera memberikan jawaban yang
memuaskan pasien
2 Memberikan kesempatan pasien untuk menanyakan keluhan atau hal – hal yang tidak
dimengerti pasien selama penjelasan dan segera memberikan jawaban yang
memuaskan pasien
29. Teruji mendokumentasikan hasil tindakan
0 Tidak dikerjakan
1 Mendokumentasikan hasil penkes tanpa identitas Pelaksana
2 Mendokumentasikan hasil penkes dengan tanggal, jam, nama dan tanda tangan
pelaksana.
SCORE C: 10. TOTAL SCORE= 58
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pijat Oksitosin merupakan pemijatan pada sepanjang tulang belakang
(vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha
untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.
Pijat Oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Manfaat Pijat Oksitosin yaitu untuk
merangsang refleks oksitosin atau reflex let down, untuk memberikan
kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement),
mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin,
dan mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit, Saat ini
masih banyak masalah pada ibu postpartum mengenai ketidaklancaran
pengeluaran ASI Oleh karena itu perlu adanya upaya mengeluarkan
ASI untuk beberapa ibu postpartum.
Dalam upaya pengeluaran ASI ada 2 hal yang mempengaruhi yaitu
produksi dan pengeluaran. Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon
prolaktin sedangkan pengeluaran dipengaruhi oleh hormon oksitosin .
Hormon oksitosin akan keluar melalui rangsangan ke puting susu
melalui isapan mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang belakang
ibu bayi, dengan dilakukan pijatan pada tulang belakang ibu akan
merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri dan mencintai
bayinya , sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI
pun cepat keluar.

B. SARAN
Setiap petugas kesehatan / bidan yang menemukan kejadian bahwa
kolostrum tidak keluar maka hendaknya bidan memberikan konseling
kepada klien untuk dilakukan pijat oksitosin.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI

Salman. 2006. Asuhan Antenatal. Jakarta: EGC

Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Saifudin, Sbdul Bari. 2002. Buku Acuan National Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI

Anda mungkin juga menyukai