Anda di halaman 1dari 4

Kayu manis adalah Tanaman yang memiliki kulit pohon berwarna abu-abu tua berbau

khas, kayunya berwarna merah coklat muda. Kayu manis mengandung minyak atsiri,
eugenol, safrole, sinamaldehid, tannin, dan kalsium oksalat. Konstituen yang lebih aktif
dalam kayu manis adalah sinamaldehid, senyawa mayor yang dikandung oleh kayu manis.
Kandungan sinamaldehid dalam minyak kayu manis bisa mencapai 51-76%.
Sinamaldehid merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsi aldehid dan alkena
terkonjugasi cincin benzene, berlandasakan hal tersebut senyawa ini bisa di transformasi
membentuk senyawa baru yang dapat bermanfaat. Untuk membuat agar senyawa
sinamaldehid dapat memberikan manfaat yang lebih maka dilakukan isolasi untuk
mendapatkan senyawa tersebut. Isolasi merupakan proses pemisahan suatu komponen kimia
yang diinginkan dari komponen-komponen lainnya yang bersifat sebagai kontaminan di
dalam suatu bahan. Isolasi senyawa bahan alam bertujuan untuk memurnikan senyawa-
senyawa yang bermanfaat, baik untuk kepentingan industri farmasi, kosmetik, dan pangan.
Isolasi Sinamaldehida dilakukan dengan menggunakan metode kromatoggrafi lapis
tipis (KLT). Prinsip dari KLT yaitu memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran
antara sampel dengan campuran pelarut yang digunakan. Fase diam yang digunakan adalah silika
gel GF254, dengan pertimbangan bahwa fase diam ini bersifat polar agar dapat mengikat komponen-
komponen pengotor yang bersifat polar juga, sehingga terjadi pemisahan antara minyak atsiri
ataupun cinnamaldehyde dengan pengotor atau komponen lainnya. Hal ini karena silika gel memiliki
kerja yang sangat baik terutama untuk pemisahan aldehid. Fase gerak yang digunakan dalam
penelitian ini harus bersifat non polar menyesuaikan dengan kepolaran minyak atsiri agar ke duanya
dapat terelusi bersama. Fase gerak yang digunakan dalam penelitian ini harus bersifat non polar
menyesuaikan dengan kepolaran minyak atsiri agar ke duanya dapat terelusi bersama. Fase gerak
yang digunakan adalah campuran etil asetat : n-heksan (1:9).
Langkah analisis KLT terhadap ekstrak kayu manis adalah sebagai berikut: chamber
kromatografi diisi dengan eluen etil asetat : n-heksan (1:9), ditotolkan ekstrak pada bagian
plat KLT yang telah diberi tanda sebelumnya, dimasukkan plat KLT ke dalam chamber yang
berisi eluen, dan diangkat plat KLT jika eluen telah mencapai batas yang telah ditentukan.
Spot-spot yang muncul pada plat KLT diamati dengan menggunakan lampu UV 254 dan
366 . Bercak yang dihasilkan dari elusi kemudian disemprot dengan pereaksi vanilin sulfat,
Vanillin asam sulfat akan bereaksi dengan minyak atsiri sehingga menghasilkan warna dan
menunjukkan pemisahan. Kemudian plat dipanaskan diatas water bath, Hal ini bertujuan untuk
mengaktivasi pereaksi semprot agar bereaksi dengan sampel dan menghasilkan warna yang jelas
untuk melihat pemisahan yang terjadi. Warna yang dihasilkan dari minyak atsiri dan cinnamaldehyde
adalah ungu.

Hasil proses fraksinasi dihitung nilai Rf dari masing – masing fraksi dengan rumus
sebagai berikut :
jarak yang ditempuh analit
Rf =
jarak yang ditempuh eluen
Hasil perhitungan Rf untuk masing-masing fraksi adalah sebagai berikut :
Tabel Nilai Rf Hasil Isolasi Sinamaldehid
Nama Fraksi Rf Sinamaldehid Rf Sinamaldehid Rf Sinamaldehid
(UV 254) (UV 366) Standar FHI
Ekstrak A 0,13 dan 0,25 - 0,46
Fraksi B 0,13, 0,18, dan 0,10 dan 0,35
0,20
Pembanding C 0,1, 0,25, dan 0,35 -
Fraksi D 0,15 dan 0,40 0,20
Fraksi E - -
Keterangan :
Ekstraks A : Ekstrak kayu manis dengan metode perkolasi
Fraksi B : Fraksi n-heksan
Fraksi C : Pembanding sinamaldehid
Fraksi D : Fraksi etil asetat
Fraksi E : Fraksi air
Dari data hasil fraksinasi diatas didapatkan hasil bila terdapat noda tunggal yang
menumpuk yang dihasilkan sehingga didapatkan nilai Rf yang lebih dari satu jenis untuk
setiap fraksi yang diuji maupun pembanding. Hal ini bisa saja disebabkan karena campuran
pelarut yang digunakan sebagai eluen untuk mengeluasi tidak dapat memisahkan senyawa
sinamaldehid yang terdapat dalam kayu manis, sehingga solusi yang mungkin bisa dilakukan
adalah mengubah komposisi pelarut yang digunakan atau menambah pelarut baru yang lebih
non-polar agar proses pemisahan terjadi dengan baik. Selain itu adanya noda yang
menumpuk dapat saya dikarenakan proses pengerjaan yang kurang baik seperti penggunaan
wadah yang tidak dibersihkan dengan baik akibatnya adanya pengotor bisa mengganggu
proses pemisahan.
Pada pengamatan secara visibel dengan pembanding cinnamaldehyde terjadi pemisahan
senyawa dengan nilai Rf untuk fraksi D = 0,40 dan bila dibandingkan dengan nilai Rf cinnamaldehyde
= 0,35. Ke duanya memilki nilai Rf yang mirip, hal ini membuktikan bahwa kemungkinan besar dalam
minyak atsiri fraksi D tersebut mengandung cinnamaldehyde. Sedangkan pada fraksi air tidak
terdeteksi sinaldehid karena air bersifat polar, sehingga fraksi air akan tetap tertahan dalam fase
diam silika gel yang memiliki sifat yang sama polar

fraksi D yaitu fraksi etil asetat memiliki nilai Rf yang lebih mendekati nilai Rf
Sinamaldehid Standar FHI yaitu 0,46, hal ini menunjukan bila
Pada pengamatan ini juga digunakan pembanding sinamaldehid. Tujuan digunakan
pembanding adalah untuk memastikan minyak atsiri yang diisolasi adalah minyak atsiri kulit batang
kayu manis dan kebenaran cinnamaldehyde sebagai kandungan terbesar dari minyak atsiri kulit
batang kayu manis.
Pada pengamatan dengan UV panjang gelombang 366 nm, pemisahan bercak pada kedua
sampel tidak nampak dan tidak tampak pemisahannya, sehingga Rf tidak dapat diukur. Hal ini terjadi
karena minyak atsiri berfluororesensi pada UV 254.

Tujuan digunakan pembanding adalah untuk memastikan minyak atsiri yang diisolasi adalah
minyak atsiri kulit batang kayu manis dan kebenaran cinnamaldehyde sebagai kandungan terbesar
dari minyak atsiri kulit batang kayu manis.
Pada pengamatan secara visibel dengan pembanding cinnamaldehyde (gambar 12) terjadi
pemisahan senyawa dengan nilai Rf masing - masing minyak atsiri kulit batang kayu manis = 0,37 dan
nilai Rf cinnamaldehyde = 0,38. Ke duanya memilki nilai Rf yang sama dan mirip, hal ini membuktikan
bahwa kemungkinan besar dalam minyak atsiri hasil destilasi tersebut mengandung
cinnamaldehyde. Pada pengamatan dengan UV panjang gelombang 365 nm, pemisahan bercak pada
kedua sampel tidak nampak dan tidak tampak pemisahannya, sehingga Rf tidak dapat diukur. Hal ini
terjadi karena minyak atsiri berfluororesensi pada UV 254.

Anda mungkin juga menyukai