jakarta
singapura
dan praha
telah cukup.
tinggal genta
kerbau berkubang,
hijau alam
Mencirikan manusia
alangkah mengkhawatirkan
sudut pandangmu,
tumbuh.
o persada,
kian tinggi
kian pandai
engkau mengeluh.
BALIHO
baliho
kesejahteraan.
bukan penjajah,
membaca wiji
kegelisahannya bergema,
ASBAK
Kecewakah kau pada tangan penciptamu yang menautkan takdirmu pada nasib
bangsaku?
ISU
kepadanya, kita seperti nila rawa yang mudah dipancing dengan umpan apa saja
kita tergesa mengira pelampung pancing adalah wujud ikan gupi yang dikutuk
kemudian menyambarnya beramai-ramai, seperti lele kolam berebut pakan
yang dilempar. semua lapar. semua tampak mangsa
amis darah kawanan begitu menggiurkan, lalu tanpa mengunyah kita menelan begitu saja
tak ubahnya piranha yang dilepas
lantas menahbiskan diri ikan hias.
REZIM BERGANTI HANYA BERGANTI
kau nyatakan;
ke dalam angka
• KkokukujmmkKkokukujmmkKkokukujmmkkmjhghjkikkkkkKkokukujmmkKkokuku
•
BATU
SYUKUR
Ia wanita dewasa
pakaian pun mesti dewasa
INGATANKU
ALPA
gelondong kayu
berkulit lembu
menyeru
MENGAJI
mendekatlah!
selipkan ke telingaku sebatang lidi
yang menyimpan kalam
biar menjadi tongkat hati
dan menuntunku keluar
dari penderitaan layang-layang putus
yang terbenam dalam semak belukar.
PILIHAN
TALKIN
MABUK
TIKAI
SESAL
semerdu rindu burung
pada hutan
seseorang menangis dalam
kehendak batang ditebang.
TAKZIM
semula tiada daya apa pun
padanya. benda-benda dan tempat itu
berhantu sejak keramat nasihat ibu
menyentuh daun telingaku
menafsirkan yang terlarang bagiku.
IALAH BATU
ialah batu
punya tunggu
pecah dibasuh air matamu
ialah batu
punya tunggu
menjadi tugu penunjuk arahmu
ialah batu
punya tunggu
mengilap berarti di jemarimu
ialah batu
punya tunggu
menyerah diri pasrah Bismillah
ialah batu
yang punya tunggu
kehilangan aku.
TERSUDUT
ia tertipu
lalu dusta jatuh di
ganjil genap kancing baju
"hidup"
"mati"
"hidup"
"mati"
mulailah ia mengundi.