FILOSOFI GELANDANGAN
hidup itu mesti seperti gelandangan
yang berjalan dalam kekonsistenan
tidak di atas tidak di bawah
tak ada tuan
bertualang mencari hikmah Tuhan
tidak ada uang hati tidak bimbang
gelandangan tanpa rumah tapi anti susah
karena atapnya langit lantainya bumi
tidak mencuri apalagi korupsi
tersenyum ia selalu meski dihina dimusuhi
ia paham gelagat alam
hujan dan panas tetap semangat
ada makanan ya dimakan
tak ada tinggal diam
tanpa jabatan atau pun pujian
ia tidak susah dengan harta atau semacamnya
tanpa kendaraan tanpa kuat bertahan
ia tawakal tanpa bawa bekal
tawadu tanpa bawa duit
gelandangan lepas diri dari prinsip gengsi
nenk
di hari ulang tahunku
dalam rindu padamu aku terharu
lelucon, sedih, pilu menyatu di kalbu
peristiwa ini patahkan hasratku padamu
GOA PAMIJAHAN
di mulut goa pamijahan
terpahat kisah impian kita
akankah kuat bertahan
menjadi doa berwujud nyata
semilir angin berhembus
membelai rumput ilalang
ruhku dan ruhku berdekapan
menyatu dalam getar harapan
mulut goa pamijahan adalah saksi
cinta kita pernah bersemi
dalam ketulusan hati
meski kini berjauhan
takdir telah memisahkan
tapi hidup sulit diterka
suatu saat mungkin kembali bersama
SEMBILAN BULAN
sembilan bulan memancar
dari nuraniku
berpendaran bangkitkan keajaiban
wajahmu kembali nampak di kegelapan
tersentulah segala rasa kehidupan
ketika bertemu
kita dalam kekosongan
bagai bumi awal penciptaan
tanpa nama tanpa cahaya
kemudian terikatlah aku dan kamu
menjelang merah fajar pertama
sembilan bulan menyala
terus menyala
YANG RINDU YANG MENCINTA
rambutku karatan merindukanmu
telingaku menjadi kepingan baja
dibakar ditempa palu suaramu
orang-orang iri sedang aku tuli
kuku-kuku tebal memanjang
mencakar bayang-bayang dukacita
aku bertepuk sebelah lutut
melangkah ke tiap arah
tiap aku bicara adalah desamu kutuju
sifatmu dan kesukaanmu kukehendaki
aku mencari
mencari
di kamar mandi
di ruang besi
di hutan jati
di gunung
di lembah
SETELAH KEPERGIANMU
tubuhku bermandi cahaya bulan
berjongkok menebas gelap malam
jenggot memanjang simpang harapan
kumisku tak tentu acak-acakan
berdiri dengan satu kaki
nantikan tiba kabar hari
dalam sepi aku minum kopi
bicara sendiri tulis puisi
pagi berminyak sepi
aku goreng sang matahari
membumbui fana mimpi
bersama sepatuku
kuhiasi malam gempita
kutapaki kerikil sukma wanita
kujilati debu, tanah dan lumpur
kini sepatuku meluncur kepadamu
menghirup aroma nafasmu
sepatuku memeluk tubuhmu
mencium lembut pipimu
mencaplok kasar bibirmu
sepatuku menepuki kepala jahatmu
idealismemu, liberalismemu kapitalismu
sepatuku menjadi cap di punggunmu
di perutmu, di pahamu, di kelaminmu
sepatuku tidak mengemis kepadamu
sepatuku bukan sepatu latah
sepatuku adalah sepatu keramat
yang bisa bicara lalu melaknat
ya sepatuku surgamu atau nerakamu!
DIA PENGANGURAN
pagiku selalu sibuk bahasan mimpi
tergolek mencari ketiadaan hari
waktu terbuang sampah keluhan
merokok dan kopi lepas kerjaan
umurku berkurang dimakan angan
badanku adalah beban kehidupan
pandangan berkabur ketidakpastian
tertawa melamun lembah kebosanan
YANG TERKENANG
kata-kata adalah tautan jiwa
manusia ada kebaikan nyata
dalam cinta kita bisik bicara
yang terkenang ia alam raya
matahari tidur di langit
berselimut awan
hatiku tiba-tiba terbesit
engkau adalah ratu kehidupan
engkau harapan dalam ketakutan
jendela kesejukan zaman
LAGU KERINDUAN
rinduku padamu menjadi matahari
menerangi tanah-tanah sepi
KEPADA CAHAYA
hatiku lenyap bila mengingatmu
betapa kurindu ada di bawah tapak kakimu
biarlah aku menjadi debu
dan hanyutkan aku dalam cinta kasihmu
engkau adalah cahaya penciptaanku
wujud segala yang nampak
sinar cemerlang bagai bintang kehidupaan
seaungguhnya aku malu untuk bertemu dengan
keadaanku yang penub lumpur
tapi hasratku membara merindumu
bawalah aku walaupun aku di bawah sandalmu
injaklah aku jadi sesuatu tak berarti
sakit adalah cinta
TUHAN MAHA BAIK DAN ADIL
Tuhan Mahabaik
memberiku sesuatu dengan sesuatu yang lain
Kurnia-Nya tak terbatas
dan menjadi rahasia
kecuali bagi orang berpikir
Tuhan Maha Adil
selalu tahu apa yang kubutuhkan
tanpa aku bicara
YANG BERTAPA
bau kemenyan adalah aroma kehidupan
bulan berkata pada malam
"biarlah calon pengantinku datang"
bunga berdarah bukti cinta
orang yang bertapa di bawah cahya
kegelapan dan kesunyian
besenggama menyatu di sukma menjadi daya
kekuatan hidup manusia
dekaplah aku
rinduku bagai awan
dan kini mengawan
sementara engkau ratu awan
menyatulah denganku di awan
MENCARI IBU
kenalkan namaku cahya
kaka panggilanku...
umurku dua tahun tapi sudah bisa menulis dan
membaca sambil mengeluarkan air mata.
umur setahun lebih ibu tinggalkan aku karena
mencari harta menggapai cita-citamencari pacar
lagi yang lebih muda pastinya orang kaya.
aku tahu tapi aku diam
aku hidup dengan ayahkumiskin tapi punya
karakter
aku bangga dengan ayah
meski ku tahu ayah hatinya berduka cita tiap
menatapku airmatanya mengalir
ayah tak sanggup mengeluh saat ditusuk ibu dari
belakang ayah bertahan dalam huruf, kata, kalimat
ayah mencoba menipuku dengan senyum dan
canda
setiap orang tertipu kecuali aku.
"ayah sayang aku, ayah cinta ibu"
aku tahu tapi aku diam
ayah bisa saja mencari wanita lagi, tapi ayah takut
kalo ibu baru tidak sayang aku
bertamu ke surga
menjelajahi neraka
tapi diusir penjaga neraka
akhirnya tergantung di cakrawala
semua makhluk hidup-mati dengar tangisku
sampai hewan semut pun yang berada di kerak
tujuh lapis bumi tahu jeritanku dan derita ayahku
kecuali ibu.
YANG BERTAHAN
wajah-wajah luka
terkaca di matamu
kata-kata cinta
bagai bising pabrik
wahai gembala pikir
yang melantunkan idealisme
kamu kembara di alam gaib
sendiri berputar dan menari
karena :
"kebahagiaan adalah mempertahankan cita-cita
yang terpatri di dalam hati"
TRAGEDI
kendaraan di luar bising sekali
kelaparan di badan jadi cahya mentari
dan di pasar harga membumbung tinggi
GADISKU
gadisku
jangan menipuku atau menipu dirimu
di manakah hatimu rindu
dan kau tautkan asmaramu?
hari biru malam tabu
aku menunggumu
dengan hati terbuka yang sungguhnya luka
aku tutup tiap aliran darah
NYANYIAN JIN
mega merah selimuti bumi
bau aroma tulang sapi
magribi dibakar sunyi
ia singgah ke tiap hati
PANTAI CIBUAYA
AIR SUNGAI
air sungai ngalir di lembah
membawa sampah dan lelah
lalu merembes ke tanah
sebagai wadah bagi wabah
matahari menatap kalap
meminum lalu meludah
menyembur rasuki tubuhku
galaukan visi waktu di kalbu
wajah-wajah orang susah
menjelma dalam akal
mengembara ke tangan
urat, rambut, tulang, daging
akhirnya menjadi darah
air sungai adalah air mata
para petani dan nelayan
datang ke kota
berwujud pengamen jalanan
dengan kata-kata sandiwara
di balik pakaian kesucian
sambil membawa bendera
bercap orang miskin
menipu kehidupan
air sungai ketuk rumah ibadah
di sana berpangkat tuhan
KABUT DUKA
Kabut duka menutup pintu alam
gejolak angan terpenjara dunia
angin berlabuh ke wajah sepi
buyarkarkan doa dan puisi
setiap kita punya garis nasib
yang mesti dilalui
bukan dengan jerit tangis
tapi matahati kendaraan sejati
kita sebentar saja bermimpi
maka kepasrahan
adalah penolong bagi kehidupan
kita sedikit tercolek bencana
maka kesabaran
adalah pahlawan satria
asap bimbang yang menghantui
akal pikir rasa manusia
harus diadili dan ditimbang
PETANI
sinar bulan menerangi lumpur hitam
pikiran melayang jauh ke lorong-lorong malam
di antara nyanyian serangga dan desis ular
seorang petani terjerumus dalam keluhan
Tuhan, Tuhan
ada hutang selautan
bekas pupuk, obat-obatan
tambah sewa lahan
ada beban menggunung
anak, istri kelaparan menanti di rumah panggung
berlampu padam
ya ada tengkulak menusuk kehidupan
gelombang awan makin menggumpal
petir kilat menyambar-nyambar
ya hujan turun entah rahmat atau laknat
petani berteduh dengan daun pisang
sendirian selalu sendirian
kini tanah basah saksi harapan
ulat dan belalang simbol kesetiian
kekuatan di balik ketidakpastiaan
SAJAK ORANG JALANAN
kepapaan langkah-langkah orang jalanan
adalah kebebasan manusia
jarak ditempuh
waktu melepuh
bersauh mengarungi debu dan kenyataan
hidup tanpa khayal
SUMPAH
aku bersumpah dengan asma suryani
atas keindahan pandanganku saat menatap wajah
cantikmu
kebaikan wujudmu saat nampak dihadapanku
tersingkaplah hijab-hijab gelap dan terang
datanglah kamu dengan pakaian sutra
bagai marjan cemerlang timbulkan keajaiban di
mataku saat kamu melenggok berjalan di depanku
terimalah cintaku dengan lembut
wahai ratu ular putih !
syamsul qirmid binti abyad
penuhilah kebutuhanku selama di dunia
dan ikutlah ke mana aku pergi di alam fana ini
KELABU
kamu tidak memahami seperti apa warna
sayangku
memikirkanmu selalu dalam keterpurukan ekonomi
ketidakseimbangan keputusan politik yang
bertaktik tesenyum penipuan
keringat di tubuh
bagai minyak misik hitam
keringat di hati
mengkaratkan sanubari
kamu masih juga tak memahami
langkahku mencari nafkah
mempertaruhkan nyawa
EYANG IBRAHIM
Ia pergi mencari cahaya sejati
disinggahinya hutan-hutan gelap
hasrat suci menembus mentari
melangkahi rembulan
segala adalah kata hati
"Guru di mana guru?"
"ilmu di mana ilmu"
bertahun bertapa akhirnya ketemu juga
MAHMUD BANDUNG
naga sungai citarum
adalah cacing
air berputar coklat sekali
air naik turun kembali
kaum penjajah tak sempat injakan kaki
oh jendela-jendela kayu
rumah berpanggung kedamaian
cahayanya menyebar ke kota Bandung
mengalir ke pulau jawa
kehidupan yang di pupuk sinar Ilahi
dan gairah cinta yang membara
membangkitkan situs Mahmud tua
hai para pendatang budiman jagalah kelestarian
gubuknya"
"bangkitlah ekonomi kerakyatan"
ANAK MALANG
SERIBU KELAM
apakah kamu kan datang malam ini? seribu kelam
ia tanyakan. dan bulan cuma memandang,
memandang...
lelaki sepi sembunyikan asa
perih-rindu menjadi satu
kasihnya terbang tualang
sesal sekarang menggoresnasib masa depan
seribu kelam
menanti jawaban
JIN SAKA
di atas bumi di bawah langit ini
dengan seribu mantra kuseru namamu
kupanggili lewat udara yang mengalirkan sedih
dan bahagia karena kamu meninggalkanku dalam
kesendiriian
aku bernyanyi
aku bersiul
aku menangis
tersayatlah wahai jin penghuni sepi
bermenunglah jin di gunung-gunung
ANAK
kemarilah anak
manisku, darah dagingku
bunda yang lari
adalah awal mimpi
jangan kamu bagai lap basah
layu tak berdaya dan lemah
karena Tuhan adil kepada manusia
selalu tahu apa kita butuhkan
wahai anak
bunda adalah Indonesia
tanah air tercinta
KEPADA BANDUNG
bandung di haru biru
karena angin barat membawa sampah berbau
YANG DATANG
kamu datang dari jauh
dengan diiringi awan kelabu
mekarlah lukaku menatapmu
muka yang lesu darahmu
dingin
tubuhmu daun pisang di pukul angin
oh wanita bukan, bukan badan remuk tulang
tapi jiwa hancur tak berdaya
ANAK YANG DITINGGAL IBU
terang tanah pagi hari
susu, nasi balita lelaki
main dan berlari
terang tanah pagi hari
bermandi ia naik mentari
beruang hitam
harimau belang yang tua dan kelaparan
kehausan
meraung dalam kekosongan
BULAN AGUSTUS
Agustus berdengus
cintaku belum terhapus
menggerus dagingku
oh langit biru awan kelabu
bagai luka duka cita
api menyala tak tentu
merayapi bumi dan urat-urat nadi
dalam sepi aku bernyanyi
mengelabui diri sendiri
pandangan yang berkabut
merebut tingkap akal
terbalut badan harapan
oleh kekalutan pikiran
Bulan Agustus
menawarkan kejamnya percintaan
CAHYA NAMAKU
cahya namaku
lahir hari rabu
terhitung bertabu
waktu terik mentari
tanggal sembilan juli
saat presiden terpilih jokowi
bagi Tuhan segala puja-puji
ramadhan rakyat senang
ya tepatnya jatuh
tanggal sebelas bagi hijrah
KEPADA KAMU
api menghidupkan matahari
bagai kamu kepada segumpal hati
aku tak bisa berkata
karena pintu silau oleh sinarmu
diamlah segala bisik
kelenyapan cinta mulai menggoda
indahnya keheningan
ajaibnya keterpedayaan
GADIS TERCINTA
kamulah gadis tercinta yang selalu datang di
mimpiku
bertahun-tahun aku mengembara menyusuri
matahari
melangkahi bulan merah kelamnya samodra muda
hingga jatuh dalam cahaya
pada penyerahan diri
Tuhan begitu baik menyampaikan ruhku padamu
ternyata kamulah wujud perbuatan dan doaku
kamulah gadis tercinta
BUNGA NURANI
melati adalah bunga nurani
wangimu teman dalam sepi
tanpamu taman hampa hati
kecenderunganku padamu
melepaskan duka cita
tidurkan persoalan zaman
yang jadi hantu kehidupan
a
PUSING
matahari naik ke puncak langit
udara berselimut angin panas
bising pabrik dan kendaraan di telinga getarnya
masuk ke jiwa
ada perkataan gaduh
ada gairah bunga amarah
dengan keadaan demikian, maka ketahuilah wahai
saudaraku yang tertekan bahwa pusing terbagi
tiga
pertama dari Tuhan yang tujuannya menaikan
derajat
kedua dari diri atas ketidaksengajaanya
melakukan perkara
di luar batas kemampuaanya
ketiga karena kebodohanmu
atas kesengajaan
melanggar hal-hal tabu
YANG MENCACI
KALAULAH IA...
merasakan kasihmu
aku rasakan sejuk pada kulitku
seperti disapa similir angin
kalaulah ia dapat bicara
tentu aku titip salam bagimu
RAHMAT
kamu adalah rahmat ketulusan
yang datang dalam hidupku
nyanyian air jernih dari gunung biru
cukup dengan mengingatmu
hatiku lapang bagai lautan
wajahku lepas dari beban dunia
THALES
ketika aku menjadi thales
kamu adalah kalimat dalam teori
segala yang datang dari sepi
menjadi makna abadi
air mengalir ke kehidupan
menjadi sebab kepadatan
membatu atau bersalju
ya kamu ombak
kamu laut
langit
bahkan mimpi
Masukan Tur
Bantuan Kawasan
Privasi Persyaratan Persyaratan Maps
puisi kumpulan agung gema nugraha
Oleh AGUNG GEMA NUGRAHA - 26 Pengikut - 8 Pos - Publik
berjuang lewat puisi
Sesuaikan
Stream
Tambahkan komentar...
AGUNG GEMA NUGRAHA
Dibagikan kepada publik - 29 Apr 2016
UJUNG GENTENG
Laut gelombang remaja
Angin mengecup karang
Ajak menari daun ketapang
Nenek ua cantik belia hati adalah bumi
Jatuhlah tujuh lelaki ke dadanya
Ibu muda bagai garam
Di rasa enak di lidah malam
Gadis manja jangan lagi
Pada elang kasihanilah dia
Agung gema nugraha, bandung
Tambahkan komentar...
BUNGA MELATI 3
Matahari menyala melenyapkan duka cita
Bunga-bunga bermekaran menggda asmara
Getaran angin menyibak tirai jiwa
Lelaki yang pernah celaka karena cinta
Musim berganti rupa
Berpijar langit di angkasa
Hai wanita dengan gairah jingga
Berkudung hitam penuh wibawa
Merapatlah kemari dengan mesra
Ciumlah kata-kata dengan segala makna
Karena hidup untuk seksama
Jalan nasib sulit diterka
Dan kita bersama mesti saling menjaga
Dalam bahagia atau derita
SAJAK BUNGA MELATI 4
(KERBAU DAN MELATI)
agung gema nugraha
Ada bunga melati di kepala kerbau
Seperti anak manis dan manja
Aku tulis puisi bukan karena galau
Tapi pikir dan akalku selalu bertanya
Nenk, yang mana kerbau yang mana melati?
Atau melati itu kerbau,kerbau itu melati?
Mungkin juga melati berasal dari kerbau
juga mungkin kerbau itu berubah wujud jadi melati
Sungguh aku tak mengerti rahasia hidup
hidup ini menunggu mati atau mati untuk hidup?
Kita hidup gimana nanti atau nanti gimana?
2 foto
Tambahkan komentar...
AGUNG GEMA NUGRAHA
Dibagikan kepada publik - 29 Apr 2016
Tambahkan komentar...
AGUNG GEMA NUGRAHA
Dibagikan kepada publik - 29 Apr 2016
ANJING
Aku adalah anjing
Melolng adalam hening
Lidah jilati beling
Mimpi pergi berpaling
Tambahkan komentar...
AGUNG GEMA NUGRAHA
Dibagikan kepada publik - 29 Apr 2016
LELAKI SIAL
Cinta tergulung di pusar mimpi
Terbaringlah waktu dan hari
Di kolong ranjang
disembunyikannya mentari
Lelaki sial selalu sendiri
DESA CIBUAYA
Daun ketapang tua ada mesranya cinta
Pagar bamboo remaja rumput secerah jiwa
Lewati hati tanpa mimpi Air mata tercebur ke kali
Gelak tawa bukan jingga tapi keaslian naluri manusia
LELAKI SIAL 2
Angin mengetuk pintu rumah lelaki
Membawa wangi pucuk melati
Merayapi lukisan, lemari dan sepi
Mata lelaki tersandung
Tubuh lelaki adalah patung
Angin mengikat ruas tulang
Menggaruki bulu sampai ubun-ubun
Lelaki, lelaki ke mana daramu pergi
Tambahkan komentar...
AGUNG GEMA NUGRAHA
SAJAK-SAJAK MELATI
MATI
Kita telah mati sebelum mati
Disiram layu diairi lesu
Di bumi jadi debu
Di udara Cuma bulu
Kita kibarkan bendera putih dalam hidup
karena materi kotori hati
Manusia berdusta atas nama tuhan
Tertipulah diri yang menipu
Karma adalah jawaban yang tepat
Kita telah mati sebelummati
Lalu membunuh anak sendiri
PUISI SEDERHANA