HATI LELAKI
laut yang bertengkar dengan angin adalah hati lelaki
terdamparlah buih-buih kepalsuan kata-kata
dulu ia ingkari suara bisikan suci yang datang sebagai peri abadi
tapi lelaki bagai langit
bagai gunung
kin peri terbang membawa pedih luka
dan lelaki menjadi laut sepi
PEREMPUAN SIAL
perempuan sial telah menghancurkan jiwa lelaki yang bagai karang
perihnya mimpi adalah belati yang menusuk punggung tembus ke jantung
luka menjadi mega
darah serupa lava
luka jingga
duka kelabu tua
airmata lautan
lautan hijau tua
lautan kuning
lautan coklat
lautan hitam
lautan dalam
laut kelam
laut karam
laut tenggelam
laut hilang
perempuan sial
adalah kemiskinan
kepapan, dan penderitaan
musuh bagi mimpi
ENAMBELAS TAHUN
kapankah kau kembali
seiring waktu aku menanti
detik ke detik berbisik
kejujuranku akanmu
menghanyutkan ruhku
kini aku menjadi angin yang mengembara ke hutan-hutan
setiap kali menemukan kata
MENANTI ISTRI
kepada melati
ada mimpi
ada sepi
ada kangen tak sanggup kutahan
ada kopi
ada roko
ada bayang di bawah lampu neon
karpet terbentang...
kursi menganga
pikir
gelap
gelas
piring
kemarau
dingin
kelaparan
keluh
dinding
kalender
angka
huruf
kata
kalimat
jari
tangan
hampa
kamu
kamu
istri
di mana?
ke mana?
kembali
kembalilah...
LELAKI BERKOMPRANG
telah kulalui pengembaraan yang penuh bencana
amuk pasir dalam angin membadai
tanpa tahu pijakan aku berjalan
jauh tiada barat, timur, utara ataupun selatan
hari, pasaran, minggu, bulan
aku hindari getaran mimpi
PERMINTAAN MAAF
kepada melati nurryapuri
dengan penuh permintaan maaf aku nyatakan :
rinduku belum juga padam
darah bergolak dan jantung berdetak
gairah sepi mengancam angan yang merdeka
membunuh malam memenggal siang
di hari kemerdekaan ini
aku bagai kembang layu
karena cinta terkenang
datang bagai penjajah
betapa lemah lelaki pada fitrahnya
tidak gagah melawan dirinya
ANAK MANIS
anak manis anakku sayang
kapan tangan bunda datang
anak manis anak yang malang