inilah diriku
orang sebut aku gelandangan di pusaran rindu
....
ia sepi
sendiri masih berjalan
kepalanya merunduk daun pisang
tapak kakinya pecah bercucuran nanah
ia tetap melangkah
sambil tersenyum ramah
(bunga melati mengintip di pinggir lautan
diam membisu
air matanya berlinang kolam payau)
aromanya masih tercium sang gelandangan
ia ngebet meski bagai serbet
tapi tenang jiwanya
tidak lari
tidak hitam
tidak karatan
seperti permata ruby semangatnya
(bunga melati bagai peri pingitan
yang dikonteskan zaman eropa kuno)
wahai bunga cantik
melati sayang
kepingan kembang putihmu
adalah mahkota hidupmu
jangan kau pertaruhkan
cuma demi dunia yang fana
FILOSOFI GELANDANGAN
hidup itu mesti seperti gelandangan
yang berjalan dalam kekonsistenan
tidak di atas tidak di bawah
tak ada tuan
bertualang mencari hikmah Tuhan
tidak ada uang hati tidak bimbang
gelandangan tanpa rumah tapi anti susah
karena atapnya langit lantainya bumi
tidak mencuri apalagi korupsi
tersenyum ia selalu meski dihina dimusuhi
ia paham gelagat alam
hujan dan panas tetap semangat
ada makanan ya dimakan
SEMBILAN BULAN
sembilan bulan memancar
dari nuraniku
berpendaran bangkitkan keajaiban
wajahmu kembali nampak di kegelapan
tersentulah segala rasa kehidupan
ketika bertemu
kita dalam kekosongan
bagai bumi awal penciptaan
tanpa nama tanpa cahaya
kemudian terikatlah aku dan kamu
menjelang merah fajar pertama
sembilan bulan menyala
terus menyala
YANG RINDU YANG MENCINTA
rambutku karatan merindukanmu
telingaku menjadi kepingan baja
dibakar ditempa palu suaramu
orang-orang iri sedang aku tuli
kuku-kuku tebal memanjang
mencakar bayang-bayang dukacita
aku bertepuk sebelah lutut
melangkah ke tiap arah
tiap aku bicara adalah desamu kutuju
sifatmu dan kesukaanmu kukehendaki
aku mencari
mencari
di kamar mandi
di ruang besi
di hutan jati
di gunung
di lembah
malam dan siang
bertanya pada ular dan elang
pada beruang dan macan
pada belalang dan kelabang
seribu hewan kutemui
aku jumpai setan dan ifrit
menyusuri pantai-pantai
ke selatan terus ke selatan
SAJAK SI GILA KEPADA KASIHNYA
sembilan ratus juta kata-kata terbit
dari mulutku
berterbangan menyambar-nyambar cakrawala
tersiraplah benda-benda dihadapku
merunduklah pohon dan rumputan
mendekaplah binatang liar
dan bintang-bintang
saat kuumumkan kerinduanku
semakin parah luka hatiku
SAJAK KASIHNYA KEPADA SI GILA
satu milyar kalimat berkarat
kebutaan menutup selaput mata
kejujuranmu buat resah para pendusta
langit basah tempatkanku dalam gelisah
ingatan padamu singkirkanku
dari keramaian
oh keterasingan
oh kegilaan
oh isyarat-isyarat alam
kapankah datang kebahagiaan
bagi para pecinta
bertahun lewat
kupendam rasa cintaku padamu
lukamu tak sepedih deritaku
sampai ajalku kini menjemputku
baru kusebut namamu
SAJAK IKAN TUA
melihat ikan tua
terkenang aku akan wajahmu
kaki yang lembut
di antara karang tajam
perkasa melangkahi malam
hati adalah bulan polos
telah lolos dari bencana luka
ikan tua gadis manja
semangat berdebur cahaya
gadis remaja laut cibuaya
lepaslah penjara jiwa
SETELAH KEPERGIANMU
tubuhku bermandi cahaya bulan
berjongkok menebas gelap malam
jenggot memanjang simpang harapan
kumisku tak tentu acak-acakan
berdiri dengan satu kaki
nantikan tiba kabar hari
DIA PENGANGURAN
pagiku selalu sibuk bahasan mimpi
tergolek mencari ketiadaan hari
waktu terbuang sampah keluhan
merokok dan kopi lepas kerjaan
umurku berkurang dimakan angan
badanku adalah beban kehidupan
pandangan berkabur ketidakpastian
tertawa melamun lembah kebosanan
hinaan kuanggap sambal gorengan
kunikmati kutelan tanpa basa-basi
temanku adalah berita politik
pancingan, dan burung ku otak-atik
YANG TERKENANG
kata-kata adalah tautan jiwa
manusia ada kebaikan nyata
dalam cinta kita bisik bicara
yang terkenang ia alam raya
matahari tidur di langit
berselimut awan
hatiku tiba-tiba terbesit
engkau adalah ratu kehidupan
engkau harapan dalam ketakutan
jendela kesejukan zaman
LAGU KERINDUAN
rinduku padamu menjadi matahari
menerangi tanah-tanah sepi
aku berpijak menepis segala cinta
menyingkirkan bias angan manusia dan dunia
bertaburlah senyum di hari-hari fana
lenyaplah wajah-wajah sengsara
keterkaitan dua ruh terpisah jarak yang jauh
tetapi cahaya membara bersatu di kedalaman hati
KEPADA CAHAYA
hatiku lenyap bila mengingatmu
betapa kurindu ada di bawah tapak kakimu
biarlah aku menjadi debu
dan hanyutkan aku dalam cinta kasihmu
engkau adalah cahaya penciptaanku
wujud segala yang nampak
sinar cemerlang bagai bintang kehidupaan
seaungguhnya aku malu untuk bertemu dengan keadaanku yang penub
lumpur
tapi hasratku membara merindumu
bawalah aku walaupun aku di bawah sandalmu
injaklah aku jadi sesuatu tak berarti
sakit adalah cinta
TUHAN MAHA BAIK DAN ADIL
Tuhan Mahabaik
memberiku sesuatu dengan sesuatu yang lain
Kurnia-Nya tak terbatas
dan menjadi rahasia
kecuali bagi orang berpikir
YANG BERTAPA
bau kemenyan adalah aroma kehidupan
bulan berkata pada malam
"biarlah calon pengantinku datang"
bunga berdarah bukti cinta
orang yang bertapa di bawah cahya
kegelapan dan kesunyian
besenggama menyatu di sukma menjadi daya
kekuatan hidup manusia
MENCARI IBU
kenalkan namaku cahya
kaka panggilanku...
umurku dua tahun tapi sudah bisa menulis dan membaca sambil
mengeluarkan air mata.
umur setahun lebih ibu tinggalkan aku karena mencari harta menggapai
cita-citamencari pacar lagi yang lebih muda pastinya orang kaya.
aku tahu tapi aku diam
aku hidup dengan ayahkumiskin tapi punya karakter
aku bangga dengan ayah
meski ku tahu ayah hatinya berduka cita tiap menatapku airmatanya
mengalir
ayah tak sanggup mengeluh saat ditusuk ibu dari belakang ayah bertahan
dalam huruf, kata, kalimat
ayah mencoba menipuku dengan senyum dan canda
setiap orang tertipu kecuali aku.
"ayah sayang aku, ayah cinta ibu"
aku tahu tapi aku diam
ayah bisa saja mencari wanita lagi, tapi ayah takut kalo ibu baru tidak
sayang aku
aku tak punya teman karena ayah melarangku berteman
ayah takut aku dihina
aku paham hati ayah
tiap malam tepatnya jam dua dini hari aku menangis
ayah menggendongku
karena tak punya susu ayah membawaku keluar
keliling gang menempuh malam melewati fajar pertama disaksikan jin, setan
dan malaikat
bulan pun menangis
langit menangis
bumi menangis
awan mengikis
semakin keras aku menangis
anjing menangis
setan dan jin menangis
malaikat mengemis kepada Tuhan karena tangisku menembus kelam
memanjat angkasa raya
menebas planit
merasuki sepi galaksi
merenggut masa purba
mengakar menjadi pelangibagai pohon kacang berwarna-warni
lalu berbuah ke masa depan
tangisku lebih ribut dari halilintar
lebih kuat dari baja
hancurkan gunung
tenggelamkan bumi
tumpahkan lautan
botakkan hutan
luluhkan hati orang desa dan kota
tangisku mengembara ke alam kubur
ke alam arwah
bertamu ke surga
menjelajahi neraka
tapi diusir penjaga neraka
kecuali ibu.
YANG BERTAHAN
wajah-wajah luka
terkaca di matamu
kata-kata cinta
bagai bising pabrik
wahai gembala pikir
yang melantunkan idealisme
kamu kembara di alam gaib
sendiri berputar dan menari
karena :
"kebahagiaan adalah mempertahankan cita-cita yang terpatri di dalam hati"
TRAGEDI
kendaraan di luar bising sekali
kelaparan di badan jadi cahya mentari
dan di pasar harga membumbung tinggi
naik ke langit membawa sakit hati
pendidikan kini mahal biayanya
barang keperluan sehari-hari
adalah sampah bagi mimpi
ada orang bekerja karena terpaksa
ada orang berkhutbah sambil marah-marah
perselingkuhan terjadi di mana-mana
perceraian adalah hal biasa
karena wanita bukan perempuan
lelaki kehilangan jati diri
manusia mempertuhankan teknologi
mengambil contoh dari sinetron yang tak memiliki daya guna bagi
kemanfaatan hidup bersama
akhirnya hasratnya jatuh dalam lingkaran api
membakar hari-harinya
negeri penuh khayali
batin lepas dari nurani
GADISKU
gadisku
jangan menipuku atau menipu dirimu
di manakah hatimu rindu
dan kau tautkan asmaramu?
hari biru malam tabu
aku menunggumu
dengan hati terbuka yang sungguhnya luka
aku tutup tiap aliran darah
lihatlah wajahku penuh gairah
air mata kuhanyutkan pada bulan
kusimpan di awang-awang
biar menjadi hujan
LAGU AGUNG GEMA KEPADA MELATI
melati kini kita bertemu
setelah lama terpisah sang waktu
kalimatmu membawa impian baru
menyentuh kalbu langit biru
kamulah ratu hidupku
ruh dalam badanku
kekayaan suci insani
lautan ilmu pikiranku
kembang nurani pertapaanku
bendungan bagi lahar amarahku
LAGU MELATI
KEPADA AGUNG GEMA
kutulis lagu ini untukmu
api dan air tak bisa menyatu
prinsip bagai sifat ada dalam dzat
tulisan tercatat lalu berkarat
bencana berkala hiasi dunia fana
kesengsaraan adalah derita
NYANYIAN JIN
mega merah selimuti bumi
bau aroma tulang sapi
magribi dibakar sunyi
ia singgah ke tiap hati
PANTAI CIBUAYA
AIR SUNGAI
air sungai ngalir di lembah
membawa sampah dan lelah
lalu merembes ke tanah
sebagai wadah bagi wabah
matahari menatap kalap
meminum lalu meludah
menyembur rasuki tubuhku
galaukan visi waktu di kalbu
wajah-wajah orang susah
menjelma dalam akal
mengembara ke tangan
urat, rambut, tulang, daging
akhirnya menjadi darah
air sungai adalah air mata
para petani dan nelayan
datang ke kota
berwujud pengamen jalanan
dengan kata-kata sandiwara
di balik pakaian kesucian
sambil membawa bendera
bercap orang miskin
menipu kehidupan
air sungai ketuk rumah ibadah
di sana berpangkat tuhan
sarana komoditas utama
barang dagangan
sumber perpecahan masyarakat
air sungai ada di pikiran
KABUT DUKA
Kabut duka menutup pintu alam
gejolak angan terpenjara dunia
angin berlabuh ke wajah sepi
buyarkarkan doa dan puisi
setiap kita punya garis nasib
yang mesti dilalui
bukan dengan jerit tangis
tapi matahati kendaraan sejati
kita sebentar saja bermimpi
maka kepasrahan
adalah penolong bagi kehidupan
kita sedikit tercolek bencana
maka kesabaran
adalah pahlawan satria
asap bimbang yang menghantui
akal pikir rasa manusia
harus diadili dan ditimbang
PETANI
sinar bulan menerangi lumpur hitam
pikiran melayang jauh ke lorong-lorong malam
di antara nyanyian serangga dan desis ular
seorang petani terjerumus dalam keluhan
Tuhan, Tuhan
ada hutang selautan
bekas pupuk, obat-obatan
tambah sewa lahan
ada beban menggunung
anak, istri kelaparan menanti di rumah panggung berlampu padam
ya ada tengkulak menusuk kehidupan
gelombang awan makin menggumpal
petir kilat menyambar-nyambar
ya hujan turun entah rahmat atau laknat
petani berteduh dengan daun pisang
sendirian selalu sendirian
kini tanah basah saksi harapan
ulat dan belalang simbol kesetiian
kekuatan di balik ketidakpastiaan
SAJAK ORANG JALANAN
kepapaan langkah-langkah orang jalanan
adalah kebebasan manusia
jarak ditempuh
waktu melepuh
bersauh mengarungi debu dan kenyataan
hidup tanpa khayal
bermain dengan angin
terbukalah wahai tirai-tirai kegaiban alam
karena cinta bersimpuh di tapak kakakinya
rindu menguap ke cakrawala
orang jalanan
orang-orang mesra
tahu derita
SUMPAH
aku bersumpah dengan asma suryani
atas keindahan pandanganku saat menatap wajah cantikmu
kebaikan wujudmu saat nampak dihadapanku
tersingkaplah hijab-hijab gelap dan terang
datanglah kamu dengan pakaian sutra
bagai marjan cemerlang timbulkan keajaiban di mataku saat kamu
melenggok berjalan di depanku
terimalah cintaku dengan lembut
wahai ratu ular putih !
syamsul qirmid binti abyad
penuhilah kebutuhanku selama di dunia
dan ikutlah ke mana aku pergi di alam fana ini
KELABU
kamu tidak memahami seperti apa warna sayangku
memikirkanmu selalu dalam keterpurukan ekonomi
ketidakseimbangan keputusan politik yang bertaktik tesenyum penipuan
keringat di tubuh
EYANG IBRAHIM
Ia pergi mencari cahaya sejati
disinggahinya hutan-hutan gelap
hasrat suci menembus mentari
melangkahi rembulan
segala adalah kata hati
"Guru di mana guru?"
"ilmu di mana ilmu"
bertahun bertapa akhirnya ketemu juga
MAHMUD BANDUNG
naga sungai citarum
adalah cacing
air berputar coklat sekali
air naik turun kembali
kaum penjajah tak sempat injakan kaki
oh jendela-jendela kayu
rumah berpanggung kedamaian
cahayanya menyebar ke kota Bandung
mengalir ke pulau jawa
kehidupan yang di pupuk sinar Ilahi
dan gairah cinta yang membara
membangkitkan situs Mahmud tua
hai para pendatang budiman jagalah kelestarian gubuknya"
"bangkitlah ekonomi kerakyatan"
ANAK MALANG
Langit menawarkan sejuta dendam
kepada anak yang diguna-guna malam
oh senyum bunda tiada juga datang
maka lautan adalah kebencian
RASYID
jam setengah dua belas
bulan senggamai malam
para jin kembarai kelam
manusia dalam impian
orang asyik dengan Tuhan
Rasyid menangis kesepian
mih haus
ayun ambing
samping
ibunya tak ada
entah di mana berada
anak yang bersama nene
perlahan ibu terlupakan juga
IA BUMI
Ia adalah bumi
ke mana kamu hujan?
lama hati kering terbaring
diam dibelai angin
tinggal debu terbang
dalam angan-angan
tanpa kepastian
PERINDU
Api menyala dalam tungku kalbu seorang perindu
langit adalah kawan hasil kenalan dari lorong sepi
melati, melati! serunya.
ah dunia seni bagi mimpi
SERIBU KELAM
apakah kamu kan datang malam ini? seribu kelam
ia tanyakan. dan bulan cuma memandang, memandang...
lelaki sepi sembunyikan asa
perih-rindu menjadi satu
kasihnya terbang tualang
sesal sekarang menggoresnasib masa depan
seribu kelam
menanti jawaban
JIN SAKA
di atas bumi di bawah langit ini
dengan seribu mantra kuseru namamu
kupanggili lewat udara yang mengalirkan sedih dan bahagia karena kamu
meninggalkanku dalam kesendiriian
aku bernyanyi
aku bersiul
aku menangis
tersayatlah wahai jin penghuni sepi
bermenunglah jin di gunung-gunung
di mana wahai kamu para penghuni gelap?
penghuni kubur malam?
penjaga lembah-lembah?
penjaga negeri-negeri?
datanglah kemari !
wahai setan-setan di pertemuan dua arus!
setan-setan antara gelap dan terang!
kemarilah setan saka ular!
setan saka anjing
setan saka harimau!
sambutlah bakaran menyanku!
dan datangkanlah ia kepadaku
sekarang juga dengan cepat
ANAK
kemarilah anak
manisku, darah dagingku
bunda yang lari
adalah awal mimpi
jangan kamu bagai lap basah
layu tak berdaya dan lemah
karena Tuhan adil kepada manusia
selalu tahu apa kita butuhkan
wahai anak
bunda adalah Indonesia
tanah air tercinta
KEPADA BANDUNG
bandung di haru biru
karena angin barat membawa sampah berbau
hiasan aturan dibalik tatanan kota yang dibuat-buat
adalah pengingkaran terhadap jati diri bangsa
aku menghadamu
menantang badai liberalis
dan kekuatan manusia-manusia baja
bangunlah bunga-bunga kota !
idealisme mesti dipertahankan
komunisme harus diberangus
terorisme mesti di kikis ke akarnya
mari berjuang dan menyerang
kembangkan potensi diri untuk mengabdi kepada kota yang melahirkan kita
yang membesarkan kita
dengan keringat darah bercucuran
angin barat datang membawa pedang ancaman!
YANG DATANG
kamu datang dari jauh
dengan diiringi awan kelabu
mekarlah lukaku menatapmu
muka yang lesu darahmu
dingin
tubuhmu daun pisang di pukul angin
oh wanita bukan, bukan badan remuk tulang
tapi jiwa hancur tak berdaya
ANAK YANG DITINGGAL IBU
terang tanah pagi hari
susu, nasi balita lelaki
main dan berlari
terang tanah pagi hari
KEPADA KAMU
api menghidupkan matahari
bagai kamu kepada segumpal hati
aku tak bisa berkata
karena pintu silau oleh sinarmu
diamlah segala bisik
kelenyapan cinta mulai menggoda
indahnya keheningan
ajaibnya keterpedayaan
GADIS TERCINTA
kamulah gadis tercinta yang selalu datang di mimpiku
bertahun-tahun aku mengembara menyusuri matahari
melangkahi bulan merah kelamnya samodra muda
hingga jatuh dalam cahaya
pada penyerahan diri
Tuhan begitu baik menyampaikan ruhku padamu
ternyata kamulah wujud perbuatan dan doaku
kamulah gadis tercinta
yang berjalan di kebun surga
AGUNG DARI BANDUNG
boleh kenalan ?
namaku agung
besar di Bandung
mungkin lahir saat mendung
itulah kenapa wajahku murung
kini umurku tiga puluh satu tahun
anak satu, istri meninggalkanku
tapi itu bukan tabu
itu pilihan Tuhanku
ya ya aku kikir pada diri
suka membela negeri
luka adalah biasa
karena kutahu wanita berbisa
ah sesal tak berguna
hidupku bebas tak lepas musyawarah
tekstual tapi tidak radikal
keras kepala untuk kepentingan bersama
praktis tapi taktis
aku bagai langit
bagai bintang
hanya saja membumi
sepi tidak larutkan mimpi
sejak muda aku berkarya
walau tak dihargai manusia
langkahku penuh aturan
sehingga orang menghindar
aku tak tahu yang suka dan benci
yang pasti prinsip kumiliki
meski gamang terkadang terbawa arus
aku rindu jalan lurus
aku berdagang mengarungi gelanggang kehidupan
benci pengkhianatan
denganku mungkin tidak seru
BUNGA NURANI
melati adalah bunga nurani
wangimu teman dalam sepi
tanpamu taman hampa hati
kecenderunganku padamu
melepaskan duka cita
tidurkan persoalan zaman
yang jadi hantu kehidupan
a
PUSING
matahari naik ke puncak langit
udara berselimut angin panas
bising pabrik dan kendaraan di telinga getarnya masuk ke jiwa
ada perkataan gaduh
ada gairah bunga amarah
dengan keadaan demikian, maka ketahuilah wahai saudaraku yang tertekan
bahwa pusing terbagi tiga
pertama dari Tuhan yang tujuannya menaikan derajat
kedua dari diri atas ketidaksengajaanya melakukan perkara
di luar batas kemampuaanya
KALAULAH IA...
merasakan kasihmu
aku rasakan sejuk pada kulitku
seperti disapa similir angin
kalaulah ia dapat bicara
tentu aku titip salam bagimu
RAHMAT
kamu adalah rahmat ketulusan
yang datang dalam hidupku
nyanyian air jernih dari gunung biru
cukup dengan mengingatmu
hatiku lapang bagai lautan
wajahku lepas dari beban dunia
THALES
ketika aku menjadi thales
kamu adalah kalimat dalam teori
segala yang datang dari sepi
menjadi makna abadi
air mengalir ke kehidupan
menjadi sebab kepadatan
membatu atau bersalju
ya kamu ombak
kamu laut
langit
bahkan mimpi
Masukan Tur
Bantuan Kawasan
Privasi Persyaratan Persyaratan Maps
puisi kumpulan agung gema nugraha
Oleh AGUNG GEMA NUGRAHA - 26 Pengikut - 8 Pos - Publik
berjuang lewat puisi
Sesuaikan
Stream
Tambahkan komentar...
(agunggeman@gmail.com)
BUNGA MELATI 1
Kupetik kamu bunga melatiku
Kugenggam erat riwayat perjalananmu
Kucium wanginya kata-katamu
Kubawa kamu ke halaman pikiranku
Lembaran hati tertulis namamu
Bunga melatiku
Aku ingin menanammu
di alam hidupku
di dunia harapanku
BUNGA MELATI 2
Hatimu yang cenderung padaku
mengaburkan pandangan batinku
Bukan, bukan aku kenangkan kamu
Tetapi laut menyimpan cinta
Ikan-ikan nyanyikan doa
Ya kita bertemu kita berpisah
Bagai angin
terasa menggetarkan
tapi tersamar dalam pandangan
Karena segala tersimpan
di balik takdir Tuhan
Yang Mahakuasa
BUNGA MELATI 3
Matahari menyala melenyapkan duka cita
Bunga-bunga bermekaran menggda asmara
Getaran angin menyibak tirai jiwa
Lelaki yang pernah celaka karena cinta
Musim berganti rupa
Berpijar langit di angkasa
Hai wanita dengan gairah jingga
Berkudung hitam penuh wibawa
Merapatlah kemari dengan mesra
Ciumlah kata-kata dengan segala makna
Karena hidup untuk seksama
Jalan nasib sulit diterka
Dan kita bersama mesti saling menjaga
Dalam bahagia atau derita
SAJAK BUNGA MELATI 4
(KERBAU DAN MELATI)
agung gema nugraha
Kita lemah
Dikuatkan Tuhan
Dindahkan Tuhan
Digagahkan Tuhan
Apa mungkin aku yang kerbau ?
Karena ada persamaannya nenk
Kerbau itu tawakal
Ya nenk ga pernah bawa bekal
Kerbau itu tawadu
Ga pernah bawa duit
Kerbau itu sufi
Suka menyepi atau suka pindah-pindah
Bukan aku tidak bersyukur tapi bertafakur
Bukan aku memprovokasi tapi memberi inspirasi
Bukan memanaskan suasana tapi kita hangatkan suasana
Kesimpulannya kita dan kerbau sama-sama tidak pernah putus asa
SAJAK BUNGA MELATI 5
(Kepada Yang Jauh)
Aku tulis lagu ini
Kupandangi wajahmu kekasih
Wahai melati kucinta padamu
Disepanjang hari yang tak pasti
Dibelaian warna-warni derita bumi
Aku mengembara tanpa harapan
Bicara dalam kesendirian
Kulemparkan kalimat ke udara
Aku bagai orang gila
Wahai melati kuinginkan kamu
Pada langkah-langkah yang berat
Gelas nurani berkarat
Rambut yang kusut adalah turunan pikir semerawut
Cintaku, kekasihku
Kenapa dunia maya mesti dikeramatkan ?
Kenapa kita selalu melihat lahir kehidupan
Apakah karena batin berada di balik daging dan tulang
Ketabahan hati jadi bantaian akhirnya berujung kekalahan
kepedulian diukur dari uang melahirkan kebaikan yang diragukan
Doa hanya sekedar formalitas belaka
yang diperuntukkan buat orang tak berdaya
Entah di akal yang mana Tuhan ada?
Kita memuji di hadapan Tuhan, menjilat pula pada sesama
Kita memuja bendera Negara tapi menistakan aturan yang ada
Akar dari perpecahan adalah sikap ketidakpuasan
Beranaklah kerakusan lalu bercucu kebebasan
Yang nantinya lahir isme-isme kehidupan akhirnya sok pahlawan
Ekstrimisme, radikalisme, terorisme, feodalisme, nepotisme
BUNGA MELATI 9
SERENADA MELATI
Aku bacakan sajak ini di atas bumi
di bawah langit tegak berdiri
Kuserukan namamu melatiku
Mentari bersinar mengobarkan sukacita
Awan menggelora membangkitkan semangat jiwa
Wajahmu memenuhi ufuk cakrawala
Memantul menjadi samodra kata-kata
BUNGA MELATI 10
KAPAN KAMU KEMBALI
Kapan kamu kembali
Waktu hampa bagai belati menusuki tubuhku
Senja di sepanjang hari mengurai anganku
Malam tak menentu
Setiap kali aku ikuti angin berputar
Aku menatapi bunga bermekaran
Aku mengembara ke tiap jiwa
Apakah cita-cita sederhana kita akan kandas begitu saja ?
BUNGA MELATI 11
BAYANGAN
membayangkanmu
aku teringat saat kita berebut guling dan terjatuh dari kasur. kita sering bertengkar lalu bercinta. berbelanja
di pasar ditipu orang. berbincang di kamar dikejar setan. kita berdosa terhadap karma. korupsi waktu yang
hampa. Sempitkan ruang nyata. Terkadang dalam hening tiba-tiba kamu ingin dipeluk tapi selalu aku
menolak. kamu marah aku gelisah.
hari berlari bagai kuda tapi menanti bagai patung tembaga
kuajak kamu berjalan di atas jembatan kereta api stasiun Bandung. kulihat senyum indah wajahmu yang
cerah bagai mentari pagi ramah penuh hasrat begitu membara daya tarik luar biasa. kamu kutub positif aku
negative.
padahal kakimu waktu itu pecah-pecah dan kelommu patah. tapi dalam percintaan ada semangat baja. ada
batu keras. ada api menyala. aku suka kepadamu
kita kontrak rumah. belajar mandiri ingin berdiri sendiri. berpindah-pindah karena selalu hadir masalah.
kita menonton tv berbagai hati yang sepi. bicara politik, bencana alam, bencana negeri, bicarakan orang
lupakan Tuhan. karena tuhan kita adalah angan-angan.
apakah kamu ingat siang bolong terkadang kamu ingin bermain ke mol. sakuku kosong aku hadapi kamu
dengan wajah kosong dan gigi geraham ompong aku tak bisa berkata betapa dunia kosong.
haha kita jalani hidup tanpa biaya bertahan sia-sia waktu tak berguna
kita ingin kaya seperti mereka tapi gelombang nasib berbeda aku ngompol di celana sambil tertawa padahal
penuh duka
aku sembunyikan segala rahasia derita kututupi dengan gerakanku yang penuh isyarat betapa telah berkarat
nuraniku kerena terjerat warna-warni zaman yang sulit terkalahkan
membayangkanmu kamu cantik, sabar, tabah, dan mempesona
aku bahaia hidup denganmu
aku bangga punya pasangan hidup sepertimu.
BUNGA MELATI 12
(TAHUN MONYET)
Mega merah turun di hamparan langit gelap
Membakar bumi dan tubuh-tubuh pengap
Terdengar di kejauhan ratapan merambat
SAJAK MELATI 20
PENGKHIANATAN
Di mana wanita pujaan hatinya
Sejak awal musim hujan tinggallah lelaki terancam sepi
Duri di hati makin dalam menghujam
Bumi tak ramah lagi
Di mana pujaan hatinya
Batang mawar di badan hamburkan luka ke angkasa
Seorang wanita khianati cintanya
SAJAK MELATI 21
JL. SEMAR DALAM 5
Di hari-hari yang lesu
Kalbu adalah lentera padam
Mengingat dirimu
Rindu mencakar cakrawala
Dalam suara kekosongan kupastikan
Aku cinta kepadamu
SAJAK MELATI 22
DIA
Tawamu kaktus berduri
Hujan lama tiada datang
Mentari sinis muka kejam
Dia diledek masa depan
SAJAK MELATI 23
KEPADA MELATI NURRIYAPURI
Kamu, wahai yang mencetak sejarah hidupku
Ruang ke ruang waktu ke waktu
Wangimu tersebar
setiap hari dan malam
Kamu matahari
Kamu rembulan
Kamu pautan hatiku
Kamu tinta di penaku
Baju di badanku
Sandal di kakiku
Kamu menjadi bumi
yang kuinjak dengan sepatuku
Atau awan teduhi kepalaku
2016-04-27
2 foto
Tambahkan komentar...
...
ANJING
Aku adalah anjing
Melolng adalam hening
Lidah jilati beling
Mimpi pergi berpaling
Tambahkan komentar...
LELAKI SIAL
Cinta tergulung di pusar mimpi
Terbaringlah waktu dan hari
Di kolong ranjang
disembunyikannya mentari
Lelaki sial selalu sendiri
DESA CIBUAYA
Daun ketapang tua ada mesranya cinta
HATI LELAKI
laut yang bertengkar dengan angin adalah hati lelaki
terdamparlah buih-buih kepalsuan kata-kata
dulu ia ingkari suara bisikan suci yang datang sebagai peri abadi
tapi lelaki bagai langit
bagai gunung
kin peri terbang membawa pedih luka
dan lelaki menjadi laut sepi
PEREMPUAN SIAL
perempuan sial telah menghancurkan jiwa lelaki yang bagai karang
perihnya mimpi adalah belati yang menusuk punggung tembus ke jantung
luka menjadi mega
darah serupa lava
luka jingga
duka kelabu tua
airmata lautan
lautan hijau tua
lautan kuning
lautan coklat
lautan hitam
lautan dalam
laut kelam
laut karam
laut tenggelam
laut hilang
perempuan sial
adalah kemiskinan
kepapan, dan penderitaan
musuh bagi mimpi
ENAMBELAS TAHUN
kapankah kau kembali
seiring waktu aku menanti
detik ke detik berbisik
kejujuranku akanmu
menghanyutkan ruhku
kini aku menjadi angin yang mengembara ke hutan-hutan
setiap kali menemukan kata
bayangmu selalu ada
menaklukan khayalku
kerinduanku leburkan alam nyata
aku bagai tembaga
tak ada cerita kecuali namamu kuucapkan
tak ada karya kecuali sikapmu kulukiskan
entah berapa lama lagi
hari semakin sepi
langkah menginjak hampa
sementara rambutku bertambah putih
badanku lunglai tertatih-tatih
enambelas tahun menanti
kuhadapi derita pengkhianatanmu
aku menjadi mayat hidup
tapi jantungku masih berdegup
(malam adalah hari berkabung bagi lelaki yang ditinggal mimpi)
LELAKI PETUALANG
Cinta telah meresap kedalam hatinya seperti air ke batu-batu
Lelaki petualang adalah misteri hutan di bawah bulan
dadanya rumpun ilalang
di urat-uratnya mengalir sungai-sungai berkilauan
Wahai perempuan yang datang sembunyikan rasamu dihadapnya
karena bagai angin ia menerkam lautan
tak ada pertemuan dan perpisahan tergoreskan
MENANTI ISTRI
kepada melati
ada mimpi
ada sepi
ada kangen tak sanggup kutahan
ada kopi
ada roko
ada bayang di bawah lampu neon
karpet terbentang...
kursi menganga
pikir
gelap
gelas
piring
kemarau
dingin
kelaparan
keluh
dinding
kalender
angka
huruf
kata
kalimat
jari
tangan
hampa
kamu
kamu
istri
di mana?
ke mana?
kembali
kembalilah...
LELAKI BERKOMPRANG
telah kulalui pengembaraan yang penuh bencana
amuk pasir dalam angin membadai
tanpa tahu pijakan aku berjalan
jauh tiada barat, timur, utara ataupun selatan
hari, pasaran, minggu, bulan
aku hindari getaran mimpi
ular dan anjing berbaris
dengan lidah terjulur
tapi semangatku pantang mundur
sedikitpun langkah tak kuulur
karena aku lelaki berkomprang
telanjang dunia tanpa wanita
PERMINTAAN MAAF
kepada melati nurryapuri
dengan penuh permintaan maaf aku nyatakan :
rinduku belum juga padam
darah bergolak dan jantung berdetak
gairah sepi mengancam angan yang merdeka
membunuh malam memenggal siang
di hari kemerdekaan ini
aku bagai kembang layu
karena cinta terkenang
datang bagai penjajah
betapa lemah lelaki pada fitrahnya
tidak gagah melawan dirinya
ANAK MANIS
anak manis anakku sayang
kapan tangan bunda datang
anak manis anak yang malang
bunda adalah elang yang jauh terbang
menuju bintang
anak manis jangan menangis
hati bunda belum tente terkikis
anak manis nyawa bapa
kamu adalah cakrawala
getaran cinta dalam dunia fana