Anda di halaman 1dari 50

KUMPULAN SAJAK

AGUNG GEMA NUGRAHA S.S.

NYANYIAN CINTA SEORANG GELANDANGAN


sembilan ratus juta triliun
koma sembilan puluh sembilan kata-kata
bermekaran dalam kontemplasiku
kekasihku , keajaibanku
aku cinta kepadamu
pencarian wujudmu adalah limpahan karunia
gemilang yang tak terbilang atau pun terlukiskan
tak ada hari tak ada malam sanggup kugenggam
wahai cahaya keindahanku
rahasia penderitaanku menjelmakan milyaran harapan
bagaikan sinar cemerlang bekilauan menakjubkan
membangkitkan daya pikir hikmah penciptaan
pencarian cintaku atasmu menjadikanku gelandangan
HAL
aku telah melihat Tuhanku
tapi bagaimana menyampaikan kepadamu?
Keadilan ada dimataku
Kasih sayang melingkupi tiap ruas kehidupan
Kekuasaan menyinari jalanku
Tuhanku, Tuhanku
sungguh telah tampak padaku

kusaksikan semua itu


GELANDANGAN DAN BUNGA MELATI
(bunga melati itu diam
sang gelandangan jiwanya bertualang
padahal di hadapnya sekalian kehidupan)
baumu masuk ke dalam tidurku
menusuk jantung, paru-paru dan lambungku
maka tergolek lesu lunglai aku mengingatmu
darah yang mengalir dalam nadiku
tiba-tiba terhenti tengadahi waktu
senyap
sunyi
tak ada suara
saat itu bangkitlah aku
dengan baju rombeng
rambut medusa merah merekah
tanpa alas kaki
berjalan mengikuti aromamu
tapi tak ada wujudmu
aku pandangi langit, bulan, bumi
jembatan, gedung-gedung tinggi
jalanan, tiap-tiap wajah lelah
(bau melati dibawa angin dingin)
ke sawah, sungai, bukit,
tanah kapur yang gersang
di alam bawah sadarku
bagai layang-layang di udara
aku mengembara
gelap
tak ada rasa
tergantung antara bahagia dan duka
ya, ya
entah nahas atau beruntung
aku ikuti semerbakmu
orang-orang menatapku tajam
suasana makin kelam
cacian dan hinaan menikam
berbulan-bulan terang telah hilang
bajuku makin belumpur
gigiku menjadi keju
tapi tidak berbau
ditutupi semilir wangimu
sekian tahun
menebal dakiku sebab ganas debu
hilang kantukku dihantam penasaran
tubuhku makin legam berlumur oli
bekas ampas keringat mengalir

inilah diriku
orang sebut aku gelandangan di pusaran rindu
....
ia sepi
sendiri masih berjalan
kepalanya merunduk daun pisang
tapak kakinya pecah bercucuran nanah
ia tetap melangkah
sambil tersenyum ramah
(bunga melati mengintip di pinggir lautan
diam membisu
air matanya berlinang kolam payau)
aromanya masih tercium sang gelandangan
ia ngebet meski bagai serbet
tapi tenang jiwanya
tidak lari
tidak hitam
tidak karatan
seperti permata ruby semangatnya
(bunga melati bagai peri pingitan
yang dikonteskan zaman eropa kuno)
wahai bunga cantik
melati sayang
kepingan kembang putihmu
adalah mahkota hidupmu
jangan kau pertaruhkan
cuma demi dunia yang fana

FILOSOFI GELANDANGAN
hidup itu mesti seperti gelandangan
yang berjalan dalam kekonsistenan
tidak di atas tidak di bawah
tak ada tuan
bertualang mencari hikmah Tuhan
tidak ada uang hati tidak bimbang
gelandangan tanpa rumah tapi anti susah
karena atapnya langit lantainya bumi
tidak mencuri apalagi korupsi
tersenyum ia selalu meski dihina dimusuhi
ia paham gelagat alam
hujan dan panas tetap semangat
ada makanan ya dimakan

tak ada tinggal diam


tanpa jabatan atau pun pujian
ia tidak susah dengan harta atau semacamnya
tanpa kendaraan tanpa kuat bertahan
ia tawakal tanpa bawa bekal
tawadu tanpa bawa duit
gelandangan lepas diri dari prinsip gengsi
dengan pakaian seadanya asalkan tidak telanjang
ia bebas dalam keluasan
tenang melangkah menanti maut datang
karena hidup ini fana
mungkin esok juga binasa
gelandangan adalah titisan cakrawala
bintang dari zaman ke zaman
IMPLISIT
(untuk Rendra)
dunia adalah kata-kata
yang berirama dalam jiwa
engkau adalah cakrawala
yang bertapa dalam cinta
ruhmu melebur dengan ruhku
menggetarkan waktu dan masa
sajakmu melekat ke tingkat rasaku
menjelmalah aku sebagai manusia
DI HARI ULANG TAHUNKU
nenk kini hari ulang tahunku
di mana kamu ?
dalam sendiri aku menanti
menatap malam makin kelam
pikiran adalah sekedar angan
pembakar kehampaan
menggenggam bayangmu
tak kunjung datang
padahal sudah kuundang kawan-kawan
para gelandangan yang kelaparan
menanyakan padaku tentang bingkisan
janda-janda tua kolong jembatan
batuk-batuk memandangku menyindir alam
di jalan ini aku berdiri
menghelakan sepuluh ribu nafas
angin berhembus bulan berasap
suara kendaraan membangunkan bayi
mata-mata menakutkan menghampiri
warna wajah tak keruan berkeliaran

dekat sebuah hotel berestoran mewah


orang tertawa berpelukan menghamburkan uang
berpesta meriah penuh gairah
dipinggiran temboknya berbau kencing
ada anak jalanan menghisap aibon
ada kakek tua yang cabul
ada anjing berkelahi
penzinah, penjudi, gangster dan preman desa
berebut wilayah, tak ada yang kalah
semua marah-marah, akhirnya penuh amarah
amarah merah
amarah biru
amarah kelabu
amarah hitam
segalanya bercampur dan meledak
..
maka lewatlah peminta-minta loyo mukanya
seorang nene menggendong cucunya
yang kurus, kedinginan, sesak nafasnya
suaranya bagai gesekan besi
lewat pula lelaki sambil menanggis menjerit-jerit
ditinggal pacarnya ya dijemput om-om bermobil wah
wanitanya mau saja padahal si om tampangnya
membuatku pengin muntah!
nenk
di hari ulang tahunku
dalam rindu padamu aku terharu
lelucon, sedih, pilu menyatu di kalbu
peristiwa ini patahkan hasratku padamu
GOA PAMIJAHAN
di mulut goa pamijahan
terpahat kisah impian kita
akankah kuat bertahan
menjadi doa berwujud nyata
semilir angin berhembus
membelai rumput ilalang
ruhku dan ruhku berdekapan
menyatu dalam getar harapan
mulut goa pamijahan adalah saksi
cinta kita pernah bersemi
dalam ketulusan hati
meski kini berjauhan
takdir telah memisahkan
tapi hidup sulit diterka
suatu saat mungkin kembali bersama

SEMBILAN BULAN
sembilan bulan memancar
dari nuraniku
berpendaran bangkitkan keajaiban
wajahmu kembali nampak di kegelapan
tersentulah segala rasa kehidupan
ketika bertemu
kita dalam kekosongan
bagai bumi awal penciptaan
tanpa nama tanpa cahaya
kemudian terikatlah aku dan kamu
menjelang merah fajar pertama
sembilan bulan menyala
terus menyala
YANG RINDU YANG MENCINTA
rambutku karatan merindukanmu
telingaku menjadi kepingan baja
dibakar ditempa palu suaramu
orang-orang iri sedang aku tuli
kuku-kuku tebal memanjang
mencakar bayang-bayang dukacita
aku bertepuk sebelah lutut
melangkah ke tiap arah
tiap aku bicara adalah desamu kutuju
sifatmu dan kesukaanmu kukehendaki
aku mencari
mencari
di kamar mandi
di ruang besi
di hutan jati
di gunung
di lembah
malam dan siang
bertanya pada ular dan elang
pada beruang dan macan
pada belalang dan kelabang
seribu hewan kutemui
aku jumpai setan dan ifrit
menyusuri pantai-pantai
ke selatan terus ke selatan
SAJAK SI GILA KEPADA KASIHNYA
sembilan ratus juta kata-kata terbit

dari mulutku
berterbangan menyambar-nyambar cakrawala
tersiraplah benda-benda dihadapku
merunduklah pohon dan rumputan
mendekaplah binatang liar
dan bintang-bintang
saat kuumumkan kerinduanku
semakin parah luka hatiku
SAJAK KASIHNYA KEPADA SI GILA
satu milyar kalimat berkarat
kebutaan menutup selaput mata
kejujuranmu buat resah para pendusta
langit basah tempatkanku dalam gelisah
ingatan padamu singkirkanku
dari keramaian
oh keterasingan
oh kegilaan
oh isyarat-isyarat alam
kapankah datang kebahagiaan
bagi para pecinta
bertahun lewat
kupendam rasa cintaku padamu
lukamu tak sepedih deritaku
sampai ajalku kini menjemputku
baru kusebut namamu
SAJAK IKAN TUA
melihat ikan tua
terkenang aku akan wajahmu
kaki yang lembut
di antara karang tajam
perkasa melangkahi malam
hati adalah bulan polos
telah lolos dari bencana luka
ikan tua gadis manja
semangat berdebur cahaya
gadis remaja laut cibuaya
lepaslah penjara jiwa

SETELAH KEPERGIANMU
tubuhku bermandi cahaya bulan
berjongkok menebas gelap malam
jenggot memanjang simpang harapan
kumisku tak tentu acak-acakan
berdiri dengan satu kaki
nantikan tiba kabar hari

dalam sepi aku minum kopi


bicara sendiri tulis puisi
pagi berminyak sepi
aku goreng sang matahari
membumbui fana mimpi
komat-kamit mantra sakti
rambutku semakin merah
bagai mata mega
karena tiap waktu rindu membara
kukunyah segala dukacita
kumakan tulang-tulang cinta
setelah kepergianmu dunia tak ada
KEPADA X
Kawan yang dekat di mata jauh di hati
aku kan datang kepadamu
di hari masa depanmu
kini berujud kata
mungkin nanti pintu jendela
kini berupa musuh
tapi satu saat menjadi ruh
SEPATUKU
kuinjak bumi dengan sepatuku
sambil berdiri kupecahkan kesepian
mencabut jantung langit
menarik urat mentari
aku berjalan mengembara
dalam lingkaran waktu
lewati sungai menantang badai
singgahi gubuk-gubuk khayal
bersama sepatuku
kumasuki hutan akal dan pikir
kupatahkan akar derita
kuhancurkan keras batu karas
bersama sepatuku
kuhiasi malam gempita
kutapaki kerikil sukma wanita
kujilati debu, tanah dan lumpur
kini sepatuku meluncur kepadamu
menghirup aroma nafasmu
sepatuku memeluk tubuhmu
mencium lembut pipimu
mencaplok kasar bibirmu
sepatuku menepuki kepala jahatmu

idealismemu, liberalismemu kapitalismu


sepatuku menjadi cap di punggunmu
di perutmu, di pahamu, di kelaminmu
sepatuku tidak mengemis kepadamu
sepatuku bukan sepatu latah
sepatuku adalah sepatu keramat
yang bisa bicara lalu melaknat
ya sepatuku surgamu atau nerakamu!

DIA PENGANGURAN
pagiku selalu sibuk bahasan mimpi
tergolek mencari ketiadaan hari
waktu terbuang sampah keluhan
merokok dan kopi lepas kerjaan
umurku berkurang dimakan angan
badanku adalah beban kehidupan
pandangan berkabur ketidakpastian
tertawa melamun lembah kebosanan
hinaan kuanggap sambal gorengan
kunikmati kutelan tanpa basa-basi
temanku adalah berita politik
pancingan, dan burung ku otak-atik

YANG TERKENANG
kata-kata adalah tautan jiwa
manusia ada kebaikan nyata
dalam cinta kita bisik bicara
yang terkenang ia alam raya
matahari tidur di langit
berselimut awan
hatiku tiba-tiba terbesit
engkau adalah ratu kehidupan
engkau harapan dalam ketakutan
jendela kesejukan zaman

LAGU KERINDUAN
rinduku padamu menjadi matahari
menerangi tanah-tanah sepi
aku berpijak menepis segala cinta
menyingkirkan bias angan manusia dan dunia
bertaburlah senyum di hari-hari fana
lenyaplah wajah-wajah sengsara
keterkaitan dua ruh terpisah jarak yang jauh
tetapi cahaya membara bersatu di kedalaman hati

KEPADA CAHAYA
hatiku lenyap bila mengingatmu
betapa kurindu ada di bawah tapak kakimu
biarlah aku menjadi debu
dan hanyutkan aku dalam cinta kasihmu
engkau adalah cahaya penciptaanku
wujud segala yang nampak
sinar cemerlang bagai bintang kehidupaan
seaungguhnya aku malu untuk bertemu dengan keadaanku yang penub
lumpur
tapi hasratku membara merindumu
bawalah aku walaupun aku di bawah sandalmu
injaklah aku jadi sesuatu tak berarti
sakit adalah cinta
TUHAN MAHA BAIK DAN ADIL
Tuhan Mahabaik
memberiku sesuatu dengan sesuatu yang lain
Kurnia-Nya tak terbatas
dan menjadi rahasia
kecuali bagi orang berpikir

Tuhan Maha Adil


selalu tahu apa yang kubutuhkan
tanpa aku bicara
Ia paham lebih dulu
tanpa mesti dicoba
hajatku langsung nampak

YANG BERTAPA
bau kemenyan adalah aroma kehidupan
bulan berkata pada malam
"biarlah calon pengantinku datang"
bunga berdarah bukti cinta
orang yang bertapa di bawah cahya
kegelapan dan kesunyian
besenggama menyatu di sukma menjadi daya
kekuatan hidup manusia

KEPADA FATIMAH SAHBIYAH RATU JIN AWAN


jika tulisan ini sampai kepadamu
terimalah aku
awan hitam
awan merah
awan jingga
awan kelabu
awan putih
adalah kau kukasih
wahai Fatimah Sahbiyah!
rinduku lelah menatapmu
gumpalan fitnah dunia menjadi hantu
alam dzohir terlalu kikir
penderitaan karena materi galaukan jiwa
tak ada cinta bagi lelaki seperti aku
kini aku berlari kepadamu
dekaplah aku
rinduku bagai awan
dan kini mengawan
sementara engkau ratu awan
menyatulah denganku di awan

MENCARI IBU
kenalkan namaku cahya
kaka panggilanku...
umurku dua tahun tapi sudah bisa menulis dan membaca sambil
mengeluarkan air mata.

umur setahun lebih ibu tinggalkan aku karena mencari harta menggapai
cita-citamencari pacar lagi yang lebih muda pastinya orang kaya.
aku tahu tapi aku diam
aku hidup dengan ayahkumiskin tapi punya karakter
aku bangga dengan ayah
meski ku tahu ayah hatinya berduka cita tiap menatapku airmatanya
mengalir
ayah tak sanggup mengeluh saat ditusuk ibu dari belakang ayah bertahan
dalam huruf, kata, kalimat
ayah mencoba menipuku dengan senyum dan canda
setiap orang tertipu kecuali aku.
"ayah sayang aku, ayah cinta ibu"
aku tahu tapi aku diam
ayah bisa saja mencari wanita lagi, tapi ayah takut kalo ibu baru tidak
sayang aku
aku tak punya teman karena ayah melarangku berteman
ayah takut aku dihina
aku paham hati ayah
tiap malam tepatnya jam dua dini hari aku menangis
ayah menggendongku
karena tak punya susu ayah membawaku keluar
keliling gang menempuh malam melewati fajar pertama disaksikan jin, setan
dan malaikat
bulan pun menangis
langit menangis
bumi menangis
awan mengikis
semakin keras aku menangis
anjing menangis
setan dan jin menangis
malaikat mengemis kepada Tuhan karena tangisku menembus kelam
memanjat angkasa raya
menebas planit
merasuki sepi galaksi
merenggut masa purba
mengakar menjadi pelangibagai pohon kacang berwarna-warni
lalu berbuah ke masa depan
tangisku lebih ribut dari halilintar
lebih kuat dari baja
hancurkan gunung
tenggelamkan bumi
tumpahkan lautan
botakkan hutan
luluhkan hati orang desa dan kota
tangisku mengembara ke alam kubur
ke alam arwah
bertamu ke surga
menjelajahi neraka
tapi diusir penjaga neraka

akhirnya tergantung di cakrawala


semua makhluk hidup-mati dengar tangisku
sampai hewan semut pun yang berada di kerak tujuh lapis bumi tahu
jeritanku dan derita ayahku

kecuali ibu.

YANG BERTAHAN
wajah-wajah luka
terkaca di matamu
kata-kata cinta
bagai bising pabrik
wahai gembala pikir
yang melantunkan idealisme
kamu kembara di alam gaib
sendiri berputar dan menari
karena :
"kebahagiaan adalah mempertahankan cita-cita yang terpatri di dalam hati"

TRAGEDI
kendaraan di luar bising sekali
kelaparan di badan jadi cahya mentari
dan di pasar harga membumbung tinggi
naik ke langit membawa sakit hati
pendidikan kini mahal biayanya
barang keperluan sehari-hari
adalah sampah bagi mimpi
ada orang bekerja karena terpaksa
ada orang berkhutbah sambil marah-marah
perselingkuhan terjadi di mana-mana
perceraian adalah hal biasa
karena wanita bukan perempuan
lelaki kehilangan jati diri
manusia mempertuhankan teknologi
mengambil contoh dari sinetron yang tak memiliki daya guna bagi
kemanfaatan hidup bersama
akhirnya hasratnya jatuh dalam lingkaran api
membakar hari-harinya
negeri penuh khayali
batin lepas dari nurani

oh berhala yang dibangun


oleh diri sendiri
kapankah kamu akan hancurkan
ahli agama menjual agama
karena gengsi mencari dunia
seorang pengembara menaburkan bunga sambil beraedih wajahnya
ekonomi menelanjangi manusia di zaman berkemajuan
filsafat cinta hiburan belaka pengisi kebosanan jiwa
ada anak minta motor membunuh orang tua
ada ayah memperkosa anak sendiri
narkoba di mana-mana
perzinahan di mana-mana
korupsi di mana-mana
kebejatan di mana-mana
orang-orang saling berebut kekuasaan
menebarkan kedengkian
wartawan dilindungi hukum
jadinya sok kuasa
padahal demi uang mereka terbitkan berita
bukan untuk membela keadilan
karena mereka buta keadilan
tahunya kamera dan materi
segala dinilai dari materi
wanita membuka pakain dijanjikan materi
lelaki diuji oleh materi
semua susah
negeri keluh kesah
bencana di mana-mana
yang tak sanggup bertahan akhirnya membunuh dirinya
SURAT DARI SEORANG LELAKI
KEPADA WANITANYA
( tentang anaknya)
wahai wanita tak perlu kau hujani rindu dengan air matamu
anakmu bagai mawar di bawah sinar
berair subur cerdas dan nakal
seperti kamu dulu
redalah hujan redalah air mata
anakmu banyak kata, kuat bertenaga
tangisnya suara harimau di hutan
geraknya kijang emas lincah cekatan
setiap orang sayang padanya
menatap penuh cinta
ia berwibawa
tajam rasa agak manja
senyum indah
tawanya bermakna
malaikat dan aku menjaganya
apalagi neneknya sangat suka padanya
dia baik pula menarik
meski aku orang tak punya
tapi Tuhan yang kaya

ketika kamu dulu meninggalkannya ia ikhlas nangis pun tidak


semestinya begitu pula kamu saat ia enggan bertemu
dan tidak mengakuimu
sebagai ibu yang melahirkannya
siang telah berganti sejutasenja
malam berputar kelam
cobaan silih berganti harapan
ia asyik bermain
dan kamu terlupakan bagai angin
karena ibunya kini alam dalam panas dan dingin
wanitaku begitulah kabar singkat anakmu
kini kudoakan kamu semoga bahagia dengan kehidupan baru
dari lelakimu yang jauh selalu rindu.....

GADISKU
gadisku
jangan menipuku atau menipu dirimu
di manakah hatimu rindu
dan kau tautkan asmaramu?
hari biru malam tabu
aku menunggumu
dengan hati terbuka yang sungguhnya luka
aku tutup tiap aliran darah
lihatlah wajahku penuh gairah
air mata kuhanyutkan pada bulan
kusimpan di awang-awang
biar menjadi hujan
LAGU AGUNG GEMA KEPADA MELATI
melati kini kita bertemu
setelah lama terpisah sang waktu
kalimatmu membawa impian baru
menyentuh kalbu langit biru
kamulah ratu hidupku
ruh dalam badanku
kekayaan suci insani
lautan ilmu pikiranku
kembang nurani pertapaanku
bendungan bagi lahar amarahku
LAGU MELATI
KEPADA AGUNG GEMA
kutulis lagu ini untukmu
api dan air tak bisa menyatu
prinsip bagai sifat ada dalam dzat
tulisan tercatat lalu berkarat
bencana berkala hiasi dunia fana
kesengsaraan adalah derita

tak dapat dicegah kata-kata


bukan aku tak percaya doa
terlalu jahat untuk menawar takdir
terlalu lemah jika berkeluh kesah
kamu pun mengerti wanita
baiklah
cintamu kugenggam senantiasa
meski panas juga berbisa
kini lelaki lain datang
menampung air mataku
bertangan emas
kaya harta kaya cinta
bukan aku hina kamu
tetapi apa guna bohongi diri

NYANYIAN JIN
mega merah selimuti bumi
bau aroma tulang sapi
magribi dibakar sunyi
ia singgah ke tiap hati

PANTAI CIBUAYA

di balik batu karang cibuaya


terhembus angin takdir kita
jalinan sukma pinggir samodra
haruskah segala berakhir sia-sia?
senyum dalam ketulusan
adalah bukti yang kusaksikan
langit terang ombak berkilatan
hidupkan kembali impian

pantai cibuaya gelombang dukacita


tantangan tajam batu karang
janganlah membuat lemah cinta
PEREMPUAN ANGKUH
hai, perempuan
yang berjalan di atas bumi
kini kita bertemu lagi
kulihat kamu masih angkuh juga
seperti dulu berbisa
padahal kita adalah debu tak berguna
kudengar kamu tak percaya kata-kata
jadi kamu galak dan makar
apa yang kamu kejar?
apa yang kamu takut?
apa karena zaman kurang dermawan ?
apa karena peraturan tidak seimbang?
jadinya kamu putus harapan
perempuan, kamu miskin
kurang cantik pula
umurmu tiga puluhan
sudah saatnya
kamu mengeluh masalah perjodohan
sayang kamu ngeri pada lelaki
padahal bangsa kita bukan lesbi
aku bukan merayumu
untuk jadi pacarku
tapi kamu angkuh melulu
malahan pada Tuhan
enggan berseru
kamu butuh tenaga gaib
bukan cuma materi dan fisik
tapi terkadang daya batin
mesti dilemahkan
mantra dan doa dikuatkan
Tuhan Maha Tahu yang kita butuhkan
jangan kamu angkuh lagi
air takkan mengalir ke tempat tinggi
nantinya kamu susah sendiri

KEPADA ISTRI TERCINTA


kamulah istri tercinta
yang bagai peri lautan dari desa karang
ombak bedebah tradisi latah
menjadi ruh dalam badan
mantra-mantra di balik senja

bertabur gerakkan cakrawala


anak peradaban suka duka
mengukir jalannya cerita
kamulah istri tercinta
mengorbankan cinta
demi cita-cita
angin zaman mengurai rasa
membelah riwayat kasih asmara
tangan yang telah menyatu
dalam janji emas
jangan biarkan lepas sia-sia
kamulah istri tercinta
kukenang setiap masa

AIR SUNGAI
air sungai ngalir di lembah
membawa sampah dan lelah
lalu merembes ke tanah
sebagai wadah bagi wabah
matahari menatap kalap
meminum lalu meludah
menyembur rasuki tubuhku
galaukan visi waktu di kalbu
wajah-wajah orang susah
menjelma dalam akal
mengembara ke tangan
urat, rambut, tulang, daging
akhirnya menjadi darah
air sungai adalah air mata
para petani dan nelayan
datang ke kota
berwujud pengamen jalanan
dengan kata-kata sandiwara
di balik pakaian kesucian
sambil membawa bendera
bercap orang miskin
menipu kehidupan
air sungai ketuk rumah ibadah
di sana berpangkat tuhan
sarana komoditas utama
barang dagangan
sumber perpecahan masyarakat
air sungai ada di pikiran

para lelaki kesepian


ke akar pikiran terdalam
meredamkan rasa rindu

KABUT DUKA
Kabut duka menutup pintu alam
gejolak angan terpenjara dunia
angin berlabuh ke wajah sepi
buyarkarkan doa dan puisi
setiap kita punya garis nasib
yang mesti dilalui
bukan dengan jerit tangis
tapi matahati kendaraan sejati
kita sebentar saja bermimpi
maka kepasrahan
adalah penolong bagi kehidupan
kita sedikit tercolek bencana
maka kesabaran
adalah pahlawan satria
asap bimbang yang menghantui
akal pikir rasa manusia
harus diadili dan ditimbang

NAMAKU AGUNG GEMA


namaku adalah agung gema
suara bagai gema jadi bencana
rambut hitam pekat kaca jiwa
bertingkah jagoan nyatanya
peyeum ?
gadis-gadis terpikat oleh gaya
sekaligus takut bila mendekat
ideku bagus tapi agak nyeleneh
kawanku kata-kata sederhana
jalanku cepat kilat bila berdosa
langkahku kaya kuya tuk pahala
asmara diri cuma bilangan fana
dihitung diandai-andai jadinya
tiada?

PUISI SEORANG SUAMI


KEPADA ISTRINYA

matahari membara di kepala


menggodog pikiran yang mengembara
wajah dan kata di dalam jiwa
menguap memenuhi angkasa raya
wahai wanita di antara mimpi maya
derita karena hasrat menyiksa dada
kembalilah kamu pada fitrahmu mulia
kesenangan hidup bukan cuma diperoleh dari harta
tapi menerima cinta dengan sederhana

PETANI
sinar bulan menerangi lumpur hitam
pikiran melayang jauh ke lorong-lorong malam
di antara nyanyian serangga dan desis ular
seorang petani terjerumus dalam keluhan
Tuhan, Tuhan
ada hutang selautan
bekas pupuk, obat-obatan
tambah sewa lahan
ada beban menggunung
anak, istri kelaparan menanti di rumah panggung berlampu padam
ya ada tengkulak menusuk kehidupan
gelombang awan makin menggumpal
petir kilat menyambar-nyambar
ya hujan turun entah rahmat atau laknat
petani berteduh dengan daun pisang
sendirian selalu sendirian
kini tanah basah saksi harapan
ulat dan belalang simbol kesetiian
kekuatan di balik ketidakpastiaan
SAJAK ORANG JALANAN
kepapaan langkah-langkah orang jalanan
adalah kebebasan manusia
jarak ditempuh
waktu melepuh
bersauh mengarungi debu dan kenyataan
hidup tanpa khayal
bermain dengan angin
terbukalah wahai tirai-tirai kegaiban alam
karena cinta bersimpuh di tapak kakakinya
rindu menguap ke cakrawala
orang jalanan
orang-orang mesra
tahu derita

cerita negeri yang penuh manipulasi


paham isyarat-isyarat gelap
yang tersimpan di sorot mata manusia

BULAN DAN LANGIT


ada yang menggenggam langit di tangan
menyudutkan bulan di pikiran
lelaki menghisap matahari
menebas hari-hari
tetapi rindu tak bisa diingkari
karena bagai ilmu pasti
bila kekasih pergi
sunyi segala matahati
SUNDA
ia adalah sinar indah
yang putih makin memutih
bagai air di daun dijilati silau mentari
wahai kawan beninglah sebening butirannya
jika kamu adalah sunda yang senang bertapa dalam rimbunnya lembah jiwa
karena sunda adalah kelembutan
sunda adalah air kehidupan
jangan kamu kotori dengan sikap antipatimu
sunda adalah negeri berTuhan
bukan hutan berhantu
ia adalah keajaiban penciptaan
isyarat Yang Ada
keunikan budaya
perkumpulan manusia beradab

SUMPAH
aku bersumpah dengan asma suryani
atas keindahan pandanganku saat menatap wajah cantikmu
kebaikan wujudmu saat nampak dihadapanku
tersingkaplah hijab-hijab gelap dan terang
datanglah kamu dengan pakaian sutra
bagai marjan cemerlang timbulkan keajaiban di mataku saat kamu
melenggok berjalan di depanku
terimalah cintaku dengan lembut
wahai ratu ular putih !
syamsul qirmid binti abyad
penuhilah kebutuhanku selama di dunia
dan ikutlah ke mana aku pergi di alam fana ini
KELABU
kamu tidak memahami seperti apa warna sayangku
memikirkanmu selalu dalam keterpurukan ekonomi
ketidakseimbangan keputusan politik yang bertaktik tesenyum penipuan
keringat di tubuh

bagai minyak misik hitam


keringat di hati
mengkaratkan sanubari
kamu masih juga tak memahami
langkahku mencari nafkah
mempertaruhkan nyawa
demi kamu wanitaku
meski akhirnya dirimu tinggalkan aku
aku tidak mengeluhkan rasa sakit
hinaanmu padaku
atau cacian masyarakat
di negeri yang mestinya beradab
aku tidak marah
juga tak mengenangnya
karena katanya
cinta memang tak usah berkata

WARUNG UJUNG GENTENG


dengan kisah warung pinggiran
aku memandangmu pinggir lautan
ujung genteng hitam
angin sepoi memeluk kelam
aku tak tahu apa ketika itu
kamu memanah hatiku
atau justru aku di sihir hasratku?
padahal aku lelaki sengsara
yang rombeng
hidup bertualang
tetapi akhirnya jatuh di pelukan
kemurkaan bagai kekuasaan
ketidakberdayaan
membuka kemungkinan
hanyut dalam kegembiraan
melupakan perjuangan
larut di kelambu bulan
mengundang murka harapan

EYANG IBRAHIM
Ia pergi mencari cahaya sejati
disinggahinya hutan-hutan gelap
hasrat suci menembus mentari
melangkahi rembulan
segala adalah kata hati
"Guru di mana guru?"
"ilmu di mana ilmu"
bertahun bertapa akhirnya ketemu juga

MAHMUD BANDUNG
naga sungai citarum
adalah cacing
air berputar coklat sekali
air naik turun kembali
kaum penjajah tak sempat injakan kaki
oh jendela-jendela kayu
rumah berpanggung kedamaian
cahayanya menyebar ke kota Bandung
mengalir ke pulau jawa
kehidupan yang di pupuk sinar Ilahi
dan gairah cinta yang membara
membangkitkan situs Mahmud tua
hai para pendatang budiman jagalah kelestarian gubuknya"
"bangkitlah ekonomi kerakyatan"

ANAK MALANG
Langit menawarkan sejuta dendam
kepada anak yang diguna-guna malam
oh senyum bunda tiada juga datang
maka lautan adalah kebencian
RASYID
jam setengah dua belas
bulan senggamai malam
para jin kembarai kelam
manusia dalam impian
orang asyik dengan Tuhan
Rasyid menangis kesepian
mih haus
ayun ambing
samping
ibunya tak ada
entah di mana berada
anak yang bersama nene
perlahan ibu terlupakan juga
IA BUMI
Ia adalah bumi
ke mana kamu hujan?
lama hati kering terbaring
diam dibelai angin
tinggal debu terbang
dalam angan-angan
tanpa kepastian

PERINDU
Api menyala dalam tungku kalbu seorang perindu
langit adalah kawan hasil kenalan dari lorong sepi
melati, melati! serunya.
ah dunia seni bagi mimpi
SERIBU KELAM
apakah kamu kan datang malam ini? seribu kelam
ia tanyakan. dan bulan cuma memandang, memandang...
lelaki sepi sembunyikan asa
perih-rindu menjadi satu
kasihnya terbang tualang
sesal sekarang menggoresnasib masa depan
seribu kelam
menanti jawaban

KASIHMU (agung gema)


kasihmu kukenang setiap saat
di relung kalbu terdalam biar kusimpan
namun bila rindu mengadu
kutulis sebagai puisi meski akhirnya cuma debu

JIN SAKA
di atas bumi di bawah langit ini
dengan seribu mantra kuseru namamu
kupanggili lewat udara yang mengalirkan sedih dan bahagia karena kamu
meninggalkanku dalam kesendiriian
aku bernyanyi
aku bersiul
aku menangis
tersayatlah wahai jin penghuni sepi
bermenunglah jin di gunung-gunung
di mana wahai kamu para penghuni gelap?
penghuni kubur malam?
penjaga lembah-lembah?
penjaga negeri-negeri?
datanglah kemari !
wahai setan-setan di pertemuan dua arus!
setan-setan antara gelap dan terang!
kemarilah setan saka ular!
setan saka anjing
setan saka harimau!
sambutlah bakaran menyanku!
dan datangkanlah ia kepadaku
sekarang juga dengan cepat

ANAK
kemarilah anak
manisku, darah dagingku
bunda yang lari
adalah awal mimpi
jangan kamu bagai lap basah
layu tak berdaya dan lemah
karena Tuhan adil kepada manusia
selalu tahu apa kita butuhkan
wahai anak
bunda adalah Indonesia
tanah air tercinta

KEPADA BANDUNG
bandung di haru biru
karena angin barat membawa sampah berbau
hiasan aturan dibalik tatanan kota yang dibuat-buat
adalah pengingkaran terhadap jati diri bangsa
aku menghadamu
menantang badai liberalis
dan kekuatan manusia-manusia baja
bangunlah bunga-bunga kota !
idealisme mesti dipertahankan
komunisme harus diberangus
terorisme mesti di kikis ke akarnya
mari berjuang dan menyerang
kembangkan potensi diri untuk mengabdi kepada kota yang melahirkan kita
yang membesarkan kita
dengan keringat darah bercucuran
angin barat datang membawa pedang ancaman!

YANG DATANG
kamu datang dari jauh
dengan diiringi awan kelabu
mekarlah lukaku menatapmu
muka yang lesu darahmu
dingin
tubuhmu daun pisang di pukul angin
oh wanita bukan, bukan badan remuk tulang
tapi jiwa hancur tak berdaya
ANAK YANG DITINGGAL IBU
terang tanah pagi hari
susu, nasi balita lelaki
main dan berlari
terang tanah pagi hari

bermandi ia naik mentari


ada tangis mengikis hati
memanggil gelora mimpi
tidurlah ia di pangkuan bapa
karena angin mengalir ke badannya
(oh anak yang lepas kasih ibu
oh suami yang dikhianati istri)
terjatuh ingatanku saat mencuci baju
kepada nyawa-nyawa serupa
balita mungil begitu kecil
duhai bapa bernasib sama
kuatkan hatinya untuk menempuh segala harapan
jangan kecilkan ia dengan pahit kenangan
manjakan ia dengan didikan bukan cuma ajaran
ibunya adalah bumi
jiwanya biar menjadi cakrawala
hari-hari telah pergi melewati mimpi
meski puisi tak berguna bagi hidup yang dihantui materi
tetapi cintaku padamu
bagai air
bagai mega
bagai jam
mengalir
ada
berwaktu
jiwaku terpatri di puncak klimaks rindu
melenyapkan filsafat etika
menghijab nasihat baik manusia
membawaku mengembara
jauh....
berpeluh
menjadikanku gelandangan
anjing hutan
beruang hitam
harimau belang yang tua dan kelaparan
kehausan
meraung dalam kekosongan
BULAN AGUSTUS
Agustus berdengus
cintaku belum terhapus
menggerus dagingku
oh langit biru awan kelabu
bagai luka duka cita
api menyala tak tentu
merayapi bumi dan urat-urat nadi
dalam sepi aku bernyanyi
mengelabui diri sendiri
pandangan yang berkabut

merebut tingkap akal


terbalut badan harapan
oleh kekalutan pikiran
Bulan Agustus
menawarkan kejamnya percintaan
CAHYA NAMAKU
cahya namaku
lahir hari rabu
terhitung bertabu
waktu terik mentari
tanggal sembilan juli
saat presiden terpilih jokowi
bagi Tuhan segala puja-puji
ramadhan rakyat senang
ya tepatnya jatuh
tanggal sebelas bagi hijrah
ayahku malang susah
dari motor pula terjatuh
di daerah waluran berdarah
kabupaten sukabumi selatan
tempat sepi tak ada orang
tapi karena khawatir istri
ayah kembali berdiri
meski sakit di kaki
luka di badan dan hati
sampailah juga ayah
ke pantai cibuaya
ujung genteng yang kaya
sambil kehausan dan masih merasa nyeri uratnya patah tulangnya bengkakbengkak
sulit untuk bergerak
tapi saat melihatku dan ibu matanya bersinar gembira bertampang ceria
doa ayah terkabul juga
berkat Rahmat Tuhan Esa
aku ke dunia
katanya sbelumnya memang
ayah bermimpi dulu tentang
aku yang bakal ada
sambil ayah baca sholawat
dinamailah aku cahya
karena dua neneknya
adalah nur
ngajinya sedang surat Nur
ayah mengajar di madrasah an-nur dibayar seadanya
ya seratus ribu sebulan
itupun jika ada uang
betapa miskin ayah

usia beberapa bulan aku


di bawa ke bandung
ayahku ngontrak karena ibu yang pengin padahal ayah tak ada penghasilan
di bandung mendung
kami pindah-pindah
ayah lelah dan susah
karena selalu ada masalah
kasihan nasib orang tuaku
sayang usia setahun lebih
ibuku meninggalkan ayah
kata ayah ibu pengin kerja cari bos kaya ingin dimanja
aku hidup sama ayah
dan nenek juga abah
haha ayah mungkin terlalu kegeeran saking sayangnya pada ibu ayah
tertipu
katanya ibu cinta ayah
hehe bodohnya ayahku
padahal ibu menipu
memang tertutup kalbu bagi ayah yang bersikap peduli
ibu punya lelaki lain
yang lebih tampan dari ayah
ibu, ibu....
ketika itu senja terbentang
langit tua hari tiada berkata
juga penuh air mata
kamis malam jumat
ibu pergi dari ayah
dan aku di pangku nene
ibu tidak menatap aku
tinggalkan aku
saat aku butuh ibu
dan air susu
padahal kata ayah dulu ibu yang pengin punya aku
haha sudalah, cahya namaku
tidak diinginkan ibu
sial ayahku dikhianati istri
aku dikhianati ibu
hahahahhahhhhahhahahahah

KEPADA KAMU
api menghidupkan matahari
bagai kamu kepada segumpal hati
aku tak bisa berkata
karena pintu silau oleh sinarmu
diamlah segala bisik
kelenyapan cinta mulai menggoda
indahnya keheningan

ajaibnya keterpedayaan
GADIS TERCINTA
kamulah gadis tercinta yang selalu datang di mimpiku
bertahun-tahun aku mengembara menyusuri matahari
melangkahi bulan merah kelamnya samodra muda
hingga jatuh dalam cahaya
pada penyerahan diri
Tuhan begitu baik menyampaikan ruhku padamu
ternyata kamulah wujud perbuatan dan doaku
kamulah gadis tercinta
yang berjalan di kebun surga
AGUNG DARI BANDUNG
boleh kenalan ?
namaku agung
besar di Bandung
mungkin lahir saat mendung
itulah kenapa wajahku murung
kini umurku tiga puluh satu tahun
anak satu, istri meninggalkanku
tapi itu bukan tabu
itu pilihan Tuhanku
ya ya aku kikir pada diri
suka membela negeri
luka adalah biasa
karena kutahu wanita berbisa
ah sesal tak berguna
hidupku bebas tak lepas musyawarah
tekstual tapi tidak radikal
keras kepala untuk kepentingan bersama
praktis tapi taktis
aku bagai langit
bagai bintang
hanya saja membumi
sepi tidak larutkan mimpi
sejak muda aku berkarya
walau tak dihargai manusia
langkahku penuh aturan
sehingga orang menghindar
aku tak tahu yang suka dan benci
yang pasti prinsip kumiliki
meski gamang terkadang terbawa arus
aku rindu jalan lurus
aku berdagang mengarungi gelanggang kehidupan
benci pengkhianatan
denganku mungkin tidak seru

karena aku burung beo tapi tidak dungu


aku cinta makhluk bernyawa
khususnya wanita
meski ia musuh yang nyata
hanya aku agak waspada
selalu to the point ciriku
kurang merayu
cakap menyeru
aku manja biru
berani hitam
takut merah padam
akulah agung dari Bandung

CINTA KE TUJUH PULUH


kamu adalah tiang ke tujuh puluh berdirinya cintaku
pelengkap yang diberikan Dia kepadaku
seaungguhnya aku dan kamu tak ada
tapi Dia mengadakan
mendekatkan raga, pikir, rasa
aku bersyukur bertemu kamu
tapi lebih bersyukur kepada YangMenyatukan kita
debu dengan debu
debu dibawa angin
debu terkubur
atau hilang dalam pandangan tidak berbeda

BUNGA NURANI
melati adalah bunga nurani
wangimu teman dalam sepi
tanpamu taman hampa hati
kecenderunganku padamu
melepaskan duka cita
tidurkan persoalan zaman
yang jadi hantu kehidupan
a
PUSING
matahari naik ke puncak langit
udara berselimut angin panas
bising pabrik dan kendaraan di telinga getarnya masuk ke jiwa
ada perkataan gaduh
ada gairah bunga amarah
dengan keadaan demikian, maka ketahuilah wahai saudaraku yang tertekan
bahwa pusing terbagi tiga
pertama dari Tuhan yang tujuannya menaikan derajat
kedua dari diri atas ketidaksengajaanya melakukan perkara
di luar batas kemampuaanya

ketiga karena kebodohanmu


atas kesengajaan
melanggar hal-hal tabu
YANG MENCACI
wahai orang yang mencaci
dan mengolok-olok sajak cintaku
karena kalimatku
bagaikan untaian intan tanpa olahan
aku maafkan kamu
ah sekiranya kamu tahu
apa isi hatiku dan bagaimana cintaku
pasti kamu takkan mencercaku
GELANDANGAN
DAN BUNGA-BUNGA
gelandangan dan bunga-bunga
manusia murka melihatnya
iblis kobarkan api benci di dada
membisiki angin iri pada asmara
gelandangan dan bunga-bunga
tercium bau cendana tubuhnya
sengatan bagai kata-kata
memangili makhluk cakrawala
senyum mencari cinta
malaikat ada di sisinya
gelandangan dan bunga-bunga
harap mesti hidup walaupun celaka
jiwa mesti menyala meski berduka
BAGAI ANGIN
kamu bagai angin
ada tapi tak terlihat
lalu lalang dalam detik
bersahaja mengolah cinta

KALAULAH IA...
merasakan kasihmu
aku rasakan sejuk pada kulitku
seperti disapa similir angin
kalaulah ia dapat bicara
tentu aku titip salam bagimu

RAHMAT
kamu adalah rahmat ketulusan
yang datang dalam hidupku
nyanyian air jernih dari gunung biru
cukup dengan mengingatmu
hatiku lapang bagai lautan
wajahku lepas dari beban dunia
THALES
ketika aku menjadi thales
kamu adalah kalimat dalam teori
segala yang datang dari sepi
menjadi makna abadi
air mengalir ke kehidupan
menjadi sebab kepadatan
membatu atau bersalju
ya kamu ombak
kamu laut
langit
bahkan mimpi

Masukan Tur
Bantuan Kawasan
Privasi Persyaratan Persyaratan Maps
puisi kumpulan agung gema nugraha
Oleh AGUNG GEMA NUGRAHA - 26 Pengikut - 8 Pos - Publik
berjuang lewat puisi
Sesuaikan
Stream

AGUNG GEMA NUGRAHA

Dibagikan kepada publik - 29 Apr 2016


YANG DITINGGAL
Bulan tak nyala lagi
Ke mana gadis dicinta
Kamar adalah nyanyian doa
Atau lautan air mata
MELATI
Taburan melati
Belati di hati
AGUNG
Ia lari dari tanah surga
Mengembara ikuti angin neraka
Bulan di muka langit merah
Bintang di telan tanah
Agung, Agung namanya
Dsa karena cinta
Hatinya sumur tua
bertahun lamanya
Dendam tiada punah juga
ELANG
Tangis di hulu senja
Tiada bilang pergi kasihnya
Elang terbang ikuti sepi
Sayapnya luka ditembak nasib
Tambahkan komentar...

AGUNG GEMA NUGRAHA


Dibagikan kepada publik - 29 Apr 2016
YANG DITINGGAL
Bulan tak nyala lagi
Ke mana gadis dicinta
Kamar adalah nyanyian doa
Atau lautan air mata

Tambahkan komentar...

AGUNG GEMA NUGRAHA


Dibagikan kepada publik - 29 Apr 2016
UJUNG GENTENG
Laut gelombang remaja
Angin mengecup karang
Ajak menari daun ketapang
Nenek ua cantik belia hati adalah bumi
Jatuhlah tujuh lelaki ke dadanya
Ibu muda bagai garam
Di rasa enak di lidah malam
Gadis manja jangan lagi
Pada elang kasihanilah dia
Agung gema nugraha, bandung
Tambahkan komentar...

AGUNG GEMA NUGRAHA


Dibagikan kepada publik - 27 Apr 2016
SAJAK-SAJAK BUNGA MELATI
oleh Agung Gema Nugraha

(agunggeman@gmail.com)
BUNGA MELATI 1
Kupetik kamu bunga melatiku
Kugenggam erat riwayat perjalananmu
Kucium wanginya kata-katamu
Kubawa kamu ke halaman pikiranku
Lembaran hati tertulis namamu
Bunga melatiku
Aku ingin menanammu
di alam hidupku
di dunia harapanku
BUNGA MELATI 2
Hatimu yang cenderung padaku
mengaburkan pandangan batinku
Bukan, bukan aku kenangkan kamu
Tetapi laut menyimpan cinta
Ikan-ikan nyanyikan doa
Ya kita bertemu kita berpisah
Bagai angin
terasa menggetarkan
tapi tersamar dalam pandangan
Karena segala tersimpan
di balik takdir Tuhan
Yang Mahakuasa

BUNGA MELATI 3
Matahari menyala melenyapkan duka cita
Bunga-bunga bermekaran menggda asmara
Getaran angin menyibak tirai jiwa
Lelaki yang pernah celaka karena cinta
Musim berganti rupa
Berpijar langit di angkasa
Hai wanita dengan gairah jingga
Berkudung hitam penuh wibawa
Merapatlah kemari dengan mesra
Ciumlah kata-kata dengan segala makna
Karena hidup untuk seksama
Jalan nasib sulit diterka
Dan kita bersama mesti saling menjaga
Dalam bahagia atau derita
SAJAK BUNGA MELATI 4
(KERBAU DAN MELATI)
agung gema nugraha

Ada bunga melati di kepala kerbau


Seperti anak manis dan manja
Aku tulis puisi bukan karena galau
Tapi pikir dan akalku selalu bertanya
Nenk, yang mana kerbau yang mana melati?
Atau melati itu kerbau,kerbau itu melati?
Mungkin juga melati berasal dari kerbau
juga mungkin kerbau itu berubah wujud jadi melati
Sungguh aku tak mengerti rahasia hidup
hidup ini menunggu mati atau mati untuk hidup?
Kita hidup gimana nanti atau nanti gimana?
Ah sudahlah nenk jangan dipikirkan
Atau lebih baikkita pikirkan?
Baik kita kembali ke tema cinta
Kerbau itu suka bekerja, makan, tidur, buang air
Juga bersenggama untuk salurkan libidonya
dan sesekali tersenyum simpul sedikit malu-malu
Lalu tertawa terbahak-bahak
Kerbau itu ga pernah cuci baju
Apa mungkin karena ia telanjang?
Wah menakjubkan seperti perempuan
yang saya lihat di mol, jalan raya, dan kolam renang
Kerbau juga berenang di tengah lumpur kehidupan
Mereka mandi dan bersolek
Tapi ga mau cuci piring nenk
Ga masakin sayur dan lauk pauk buat suami
Karena mereka kerbau
Biar alam menjamin
Mereka bercinta satu sama lain
Asyik menikmati hidup yang kelabu
Saat aku nasihati malah bilang emmmooo.
Nenk itu penghinaan, cacian terhadap ilmu
Ya karena kerbau ga sekolah
Alam yang mendidik
Sehingga kerbau ga tau arti Negara ga pikirkan nasib anak bangsa
Yang mereka pikirkan adalah anak kerbau
Tapi itu lumayan nenk
Ada kabar-kabar di sini ada ibu ninggalin anaknya
Ada ibu buang bayinya
Ada ibu bunuh anak kandungnya sendiri
Apakah ini pendidikan zaman ?
Ya nenk kita mesti selalu berdoa
Punya anak yang bermanfaat untuk nusa bangsa dan agama
Kerbau ga suka berdoa itu bedanya dengan kita
Mereka mengandalkan kecantikan dan kegagahan tubuhnya
Mereka merasa kuat
Padahal yang kuat itu Tuhan
Yang indah itu Tuhan
Yang gagah itu Tuhan

Kita lemah
Dikuatkan Tuhan
Dindahkan Tuhan
Digagahkan Tuhan
Apa mungkin aku yang kerbau ?
Karena ada persamaannya nenk
Kerbau itu tawakal
Ya nenk ga pernah bawa bekal
Kerbau itu tawadu
Ga pernah bawa duit
Kerbau itu sufi
Suka menyepi atau suka pindah-pindah
Bukan aku tidak bersyukur tapi bertafakur
Bukan aku memprovokasi tapi memberi inspirasi
Bukan memanaskan suasana tapi kita hangatkan suasana
Kesimpulannya kita dan kerbau sama-sama tidak pernah putus asa
SAJAK BUNGA MELATI 5
(Kepada Yang Jauh)
Aku tulis lagu ini
Kupandangi wajahmu kekasih
Wahai melati kucinta padamu
Disepanjang hari yang tak pasti
Dibelaian warna-warni derita bumi
Aku mengembara tanpa harapan
Bicara dalam kesendirian
Kulemparkan kalimat ke udara
Aku bagai orang gila
Wahai melati kuinginkan kamu
Pada langkah-langkah yang berat
Gelas nurani berkarat
Rambut yang kusut adalah turunan pikir semerawut
Cintaku, kekasihku
Kenapa dunia maya mesti dikeramatkan ?
Kenapa kita selalu melihat lahir kehidupan
Apakah karena batin berada di balik daging dan tulang
Ketabahan hati jadi bantaian akhirnya berujung kekalahan
kepedulian diukur dari uang melahirkan kebaikan yang diragukan
Doa hanya sekedar formalitas belaka
yang diperuntukkan buat orang tak berdaya
Entah di akal yang mana Tuhan ada?
Kita memuji di hadapan Tuhan, menjilat pula pada sesama
Kita memuja bendera Negara tapi menistakan aturan yang ada
Akar dari perpecahan adalah sikap ketidakpuasan
Beranaklah kerakusan lalu bercucu kebebasan
Yang nantinya lahir isme-isme kehidupan akhirnya sok pahlawan
Ekstrimisme, radikalisme, terorisme, feodalisme, nepotisme

Semua merasa benar dan yakin dengan doktrin masing-masing


Inilah Tuhaninilah seharusnyainilah yang mesti dilakukan!
Tuhan menjadi alat politik untuk mengeruk kekuasaan
Tuhan adalah mesin pencetak uang
Tuhan menjadi hawa nafsu manusia
Lalu manusia sendiri menjadi Tuhan, agama menjadi Tuhan
Senjata dan Ide adalah Tuhan; semua serba Tuhan
Tuhan di atas meja perundingan
Tuhan di bawah kaki kotor para bajingan
Menelurkan imperialisme
Oh pujaan hatiku, dengan puisi yang kurang indah ini
Kupangili kamu selalu
Wahai melati ku rindukan kamu
Mentari mengusap langit dengan cahaya
Menciumi pohon dan rumputan
Embun di atas kepala
Menyegarkan dukacita
Wujud berganti rupa
Setiap manusia mesti berupaya
Meski nanti tak tahu apa yang terjadi
Agung Gema Nugraha, Bandung
SAJAK BUNGA MELATI 6
(BAYI-BAYI)
Ada sekepal daging di jalan
Ada tangis melengking d selokan
Ada bau nyawa di tempat sampah
Ya:
Ada harapan di dalam doa
Ada kecupan sepasang cinta
Ada air mata di atas sajadah
Agung Gema Nugraha, Bandung
SAJAK BUNGA MELATI 7
(TUKANG BATU)
Kan kuukir namamu di batu-batu kapur
Di bawah ganasnya matahari
Dalam genggaman angin panas tanpa henti
Pada bisingnya mesin baja yang membangunkan bayi-bayi
Di antara kepulan asap hitam dan aspal legam sisa pembakaran
Kan kuseru kamu! kuhadapkan diriku padamu
Karena alam tak sekeras tekad sedang bayangmu kuat melekat
SAJAK BUNGA MELATI 8
PENANTIAN
Aku nantikan kamu di kota ini,
pagi tanah terang
mentari bersinar gemilang
seperti wajahmu atau hatiku
Aku menantimu
dengan segenap ruh dan tubuhku
di kota ini

BUNGA MELATI 9
SERENADA MELATI
Aku bacakan sajak ini di atas bumi
di bawah langit tegak berdiri
Kuserukan namamu melatiku
Mentari bersinar mengobarkan sukacita
Awan menggelora membangkitkan semangat jiwa
Wajahmu memenuhi ufuk cakrawala
Memantul menjadi samodra kata-kata
BUNGA MELATI 10
KAPAN KAMU KEMBALI
Kapan kamu kembali
Waktu hampa bagai belati menusuki tubuhku
Senja di sepanjang hari mengurai anganku
Malam tak menentu
Setiap kali aku ikuti angin berputar
Aku menatapi bunga bermekaran
Aku mengembara ke tiap jiwa
Apakah cita-cita sederhana kita akan kandas begitu saja ?
BUNGA MELATI 11
BAYANGAN
membayangkanmu
aku teringat saat kita berebut guling dan terjatuh dari kasur. kita sering bertengkar lalu bercinta. berbelanja
di pasar ditipu orang. berbincang di kamar dikejar setan. kita berdosa terhadap karma. korupsi waktu yang
hampa. Sempitkan ruang nyata. Terkadang dalam hening tiba-tiba kamu ingin dipeluk tapi selalu aku
menolak. kamu marah aku gelisah.
hari berlari bagai kuda tapi menanti bagai patung tembaga
kuajak kamu berjalan di atas jembatan kereta api stasiun Bandung. kulihat senyum indah wajahmu yang
cerah bagai mentari pagi ramah penuh hasrat begitu membara daya tarik luar biasa. kamu kutub positif aku
negative.
padahal kakimu waktu itu pecah-pecah dan kelommu patah. tapi dalam percintaan ada semangat baja. ada
batu keras. ada api menyala. aku suka kepadamu
kita kontrak rumah. belajar mandiri ingin berdiri sendiri. berpindah-pindah karena selalu hadir masalah.
kita menonton tv berbagai hati yang sepi. bicara politik, bencana alam, bencana negeri, bicarakan orang
lupakan Tuhan. karena tuhan kita adalah angan-angan.
apakah kamu ingat siang bolong terkadang kamu ingin bermain ke mol. sakuku kosong aku hadapi kamu
dengan wajah kosong dan gigi geraham ompong aku tak bisa berkata betapa dunia kosong.
haha kita jalani hidup tanpa biaya bertahan sia-sia waktu tak berguna
kita ingin kaya seperti mereka tapi gelombang nasib berbeda aku ngompol di celana sambil tertawa padahal
penuh duka
aku sembunyikan segala rahasia derita kututupi dengan gerakanku yang penuh isyarat betapa telah berkarat
nuraniku kerena terjerat warna-warni zaman yang sulit terkalahkan
membayangkanmu kamu cantik, sabar, tabah, dan mempesona
aku bahaia hidup denganmu
aku bangga punya pasangan hidup sepertimu.
BUNGA MELATI 12
(TAHUN MONYET)
Mega merah turun di hamparan langit gelap
Membakar bumi dan tubuh-tubuh pengap
Terdengar di kejauhan ratapan merambat

Mengikuti angin kering


ucapan dingin adalah kail pancing
Tahun monyet api
segala pergi tanpa pasti
Lari dari semburan mantra
kepada bayang berkabut sepi
Terpisahlah kembang dari batangnya
Terserak pula kepingan mimpi di jalan
Terpecahlah gelas-gelas cinta
Terbelah juga janji dahulu kala
Pengantin duka tak bisa berpaling
BUNGA MELATI 13
YANG TERPISAH
Ruang pun berasap
Tak ada terang
Lepas bayangan
Ruh tersirap
Gelap dan merayap
Suara kaleng
Sunyi
SAJAK-SAJAK MELATI 14
MATI
Kita telah mati sebelum mati
Disiram layu diairi lesu
Di bumi jadi debu
Di udara Cuma bulu
Kita kibarkan bendera putih dalam hidup
karena materi kotori hati
Manusia berdusta atas nama tuhan
Tertipulah diri yang menipu
Karma adalah jawaban yang tepat
Kita telah mati sebelummati
Lalu membunuh anak sendiri
SAJAK BUNGA MELATI 15
PUISI SEDERHANA
Denganpuisi sederhana ini
Bukan gelas dari emas kuinginkan
Bukan kepingan
Atau l;embaran mata uang kucari
Bukan pula dirimu agar kembali
Sekadar berbuat sebagai makhluk berakal
dan bernyawa aku merumuskan kata-kata
Dengan puisi sederhana ini
aku nyatakan
bahwa diam tak seistimewa dari melakukan
waktu tak lebih dekat dari kematian
Keadilan tak lebih hebat dari tuhan
Dan betapa alam tak seindah dirimu
tapi kebenaran lebih cantik dari pada kamu

Buruk sangkaku kepada Yang Maharohman


lebih besar dibanding cakrawala
Kusadari Yang Mahahidup telah hidupkan hatiku
Yang Mahabijak cerahkan nuraniku
Memberi jodoh, rizki, beruntung-nahas sampai mati
Ada perbuatan ada perhitungan
Sedang lamunan seburuk-buruk perdagangan
SAJAK BUNGA MELATI 16
KERUH
Jalanan keruh
Nasib keruh
Percintaan keruh
Air mata keruh
Penyesalanku kulimpahkan kepadamu
SAJAK BUNGA MELATI 17
WARTEG SEBERANG JALAN
Makan di warteg seberang jalan
Aku serasa tiba di lereng kenangan
Kau bagai tongkol pedas dan empuk
tapi terkadang engkau oseng tempe
atau mungkin juga tahu tambah kerupuk
Kunyahanku terbang kepadamu
Apa kau lapar ?
Atau kau malah sedang mengusap perut
karena terlalu banyak pizza, burger dan lainnya
Ah entahlah kita berbeda
Cuma bersatu dalam cinta
SAJAK BUNGA MELATI 18
ANAK BURUNG
Anak itu tersenyum dan berkata daaah pada bulan karena mungkin ia tak tahu nasib malam esok
Atau siapa pula bundanya
SAJAK BUNGA MELATI 19
BUKAN SATU CINTA
Bukan satu cinta datang padaku
Tapi tergetar urat-urat saraf saat kenangkan dirimu
Kutanggung pengorbanan cinta pra pecinta
Kupanggul karung dengki para pendengki
Misteri kolam di tengah hutan
Air terjun sakral di lembah racun telah kuceburi
Gunung luka tak ada apa-apanya
Jerit sepi tidak luar biasa
Jalan terjal diguyur hujan
Akar besar pohon harapan selalu ada
Kulewati dengan telanjang
Ya bukan satu cinta datang padaku
Tapi duniamu memasuki duniaku
Bumimu bersatu dalam bumiku
Apa dikata ? kita dalam satu waktu
Melalui Tuhan mengimbangi zaman
Menghadapi ketentuan yang telah tercatat
di kala azali kekuasaan

SAJAK MELATI 20
PENGKHIANATAN
Di mana wanita pujaan hatinya
Sejak awal musim hujan tinggallah lelaki terancam sepi
Duri di hati makin dalam menghujam
Bumi tak ramah lagi
Di mana pujaan hatinya
Batang mawar di badan hamburkan luka ke angkasa
Seorang wanita khianati cintanya
SAJAK MELATI 21
JL. SEMAR DALAM 5
Di hari-hari yang lesu
Kalbu adalah lentera padam
Mengingat dirimu
Rindu mencakar cakrawala
Dalam suara kekosongan kupastikan
Aku cinta kepadamu
SAJAK MELATI 22
DIA
Tawamu kaktus berduri
Hujan lama tiada datang
Mentari sinis muka kejam
Dia diledek masa depan
SAJAK MELATI 23
KEPADA MELATI NURRIYAPURI
Kamu, wahai yang mencetak sejarah hidupku
Ruang ke ruang waktu ke waktu
Wangimu tersebar
setiap hari dan malam
Kamu matahari
Kamu rembulan
Kamu pautan hatiku
Kamu tinta di penaku
Baju di badanku
Sandal di kakiku
Kamu menjadi bumi
yang kuinjak dengan sepatuku
Atau awan teduhi kepalaku
2016-04-27
2 foto

Tambahkan komentar...

AGUNG GEMA NUGRAHA

...
ANJING
Aku adalah anjing
Melolng adalam hening
Lidah jilati beling
Mimpi pergi berpaling
Tambahkan komentar...
LELAKI SIAL
Cinta tergulung di pusar mimpi
Terbaringlah waktu dan hari
Di kolong ranjang
disembunyikannya mentari
Lelaki sial selalu sendiri
DESA CIBUAYA
Daun ketapang tua ada mesranya cinta

Pagar bamboo remaja rumput secerah jiwa


Lewati hati tanpa mimpi Air mata tercebur ke kali
Gelak tawa bukan jingga tapi keaslian naluri manusia
LELAKI SIAL 2
Angin mengetuk pintu rumah lelaki
Membawa wangi pucuk melati
Merayapi lukisan, lemari dan sepi
Mata lelaki tersandung
Tubuh lelaki adalah patung
Angin mengikat ruas tulang
Menggaruki bulu sampai ubun-ubun
Lelaki, lelaki ke mana daramu pergi

AGUNG GEMA NUGRAHA


SAJAK-SAJAK MELATI
MATI
Kita telah mati sebelum mati
Disiram layu diairi lesu
Di bumi jadi debu
Di udara Cuma bulu
Kita kibarkan bendera putih dalam hidup
karena materi kotori hati
Manusia berdusta atas nama tuhan
Tertipulah diri yang menipu
Karma adalah jawaban yang tepat
Kita telah mati sebelummati
Lalu membunuh anak sendiri
PUISI SEDERHANA
Denganpuisi sederhana ini
Bukan gelas dari emas kuinginkan
Bukan kepingan
Atau l;embaran mata uang kucari
Bukan pula dirimu agar kembali
Sekadar berbuat sebagai makhluk berakal
dan bernyawa aku merumuskan kata-kata
Dengan puisi sederhana ini
aku nyatakan
bahwa diam tak seistimewa dari melakukan
waktu tak lebih dekat dari kematian
Keadilan tak lebih hebat dari tuhan
Dan betapa alam tak seindah dirimu
tapi kebenaran lebih cantik dari pada kamu
Buruk sangkaku kepada Yang Maharohman
lebih besar dibanding cakrawala
Kusadari Yang Mahahidup telah hidupkan hatiku
Yang Mahabijak cerahkan nuraniku
Memberi jodoh, rizki, beruntung-nahas sampai mati

Ada perbuatan ada perhitungan


Sedang lamunan seburuk-buruk perdagangan

LELAKI YANG KERAS


lelaki yang keras
adalah ia bagai berlian
masihkah berkilauan jiwanya?
lelaki yang keras
ada airmata deras
suara cinta di dada
bagai gemerincing lonceng
tapi tiada orang mendengar

HATI LELAKI
laut yang bertengkar dengan angin adalah hati lelaki
terdamparlah buih-buih kepalsuan kata-kata

dulu ia ingkari suara bisikan suci yang datang sebagai peri abadi
tapi lelaki bagai langit
bagai gunung
kin peri terbang membawa pedih luka
dan lelaki menjadi laut sepi
PEREMPUAN SIAL
perempuan sial telah menghancurkan jiwa lelaki yang bagai karang
perihnya mimpi adalah belati yang menusuk punggung tembus ke jantung
luka menjadi mega
darah serupa lava
luka jingga
duka kelabu tua
airmata lautan
lautan hijau tua
lautan kuning
lautan coklat
lautan hitam
lautan dalam
laut kelam
laut karam
laut tenggelam
laut hilang
perempuan sial
adalah kemiskinan
kepapan, dan penderitaan
musuh bagi mimpi
ENAMBELAS TAHUN
kapankah kau kembali
seiring waktu aku menanti
detik ke detik berbisik
kejujuranku akanmu
menghanyutkan ruhku
kini aku menjadi angin yang mengembara ke hutan-hutan
setiap kali menemukan kata
bayangmu selalu ada
menaklukan khayalku
kerinduanku leburkan alam nyata
aku bagai tembaga
tak ada cerita kecuali namamu kuucapkan
tak ada karya kecuali sikapmu kulukiskan
entah berapa lama lagi
hari semakin sepi
langkah menginjak hampa
sementara rambutku bertambah putih
badanku lunglai tertatih-tatih
enambelas tahun menanti
kuhadapi derita pengkhianatanmu
aku menjadi mayat hidup
tapi jantungku masih berdegup
(malam adalah hari berkabung bagi lelaki yang ditinggal mimpi)

LELAKI PETUALANG
Cinta telah meresap kedalam hatinya seperti air ke batu-batu
Lelaki petualang adalah misteri hutan di bawah bulan
dadanya rumpun ilalang
di urat-uratnya mengalir sungai-sungai berkilauan
Wahai perempuan yang datang sembunyikan rasamu dihadapnya
karena bagai angin ia menerkam lautan
tak ada pertemuan dan perpisahan tergoreskan

MENANTI ISTRI
kepada melati
ada mimpi
ada sepi
ada kangen tak sanggup kutahan
ada kopi
ada roko
ada bayang di bawah lampu neon
karpet terbentang...
kursi menganga
pikir
gelap
gelas
piring
kemarau
dingin
kelaparan
keluh
dinding
kalender
angka
huruf
kata
kalimat
jari
tangan
hampa

kamu
kamu
istri
di mana?
ke mana?
kembali
kembalilah...

RAJAWALI DAN SEPI


kamulah wanita sandaranku
kedamaian abadi yang selalu ku impikan
kegelisahan dalam kabut nafas-nafas
telah membawaku kepadamu
tapi kamu bukan pelarianku
kamu adalah rindu terpendam
yang sekian lama membayang di hatiku

LELAKI BERKOMPRANG
telah kulalui pengembaraan yang penuh bencana
amuk pasir dalam angin membadai
tanpa tahu pijakan aku berjalan
jauh tiada barat, timur, utara ataupun selatan
hari, pasaran, minggu, bulan
aku hindari getaran mimpi
ular dan anjing berbaris
dengan lidah terjulur
tapi semangatku pantang mundur
sedikitpun langkah tak kuulur
karena aku lelaki berkomprang
telanjang dunia tanpa wanita

PERMINTAAN MAAF
kepada melati nurryapuri
dengan penuh permintaan maaf aku nyatakan :
rinduku belum juga padam
darah bergolak dan jantung berdetak
gairah sepi mengancam angan yang merdeka
membunuh malam memenggal siang
di hari kemerdekaan ini
aku bagai kembang layu
karena cinta terkenang
datang bagai penjajah
betapa lemah lelaki pada fitrahnya
tidak gagah melawan dirinya

LELAKI DAN WANITA


yang marah yang cinta
bencana datang tidak diduga
hujan turun basahi rahsa
wanita adalah sungai yang berbeda aliran dan warna
lelaki laut yang menampung segala
dalam waktu selalu ada duka
lelaki adalah kata
wanita serupa makna

ANAK MANIS
anak manis anakku sayang
kapan tangan bunda datang
anak manis anak yang malang
bunda adalah elang yang jauh terbang
menuju bintang
anak manis jangan menangis
hati bunda belum tente terkikis
anak manis nyawa bapa
kamu adalah cakrawala
getaran cinta dalam dunia fana

Anda mungkin juga menyukai