Anda di halaman 1dari 38

Kumpulan Puisi Seniman Kamar-junedoeariboesblast TAK MAMPU sepatuku berdebu melewati kira-kira seperempat hari mengolah fikiran ada

banyak bunyi di jalan pada gerbang ada satu warna menarik mataku kendaraan yang kutumpangi masih menyisakan punggungmu tatapanku terbuang jauh ketika bertemu mungkin bagimu aku pribadi angkuh di dalamku menjerit memaki mengapa mesti kelu berhadapan kamu? ada begitu banyak kamu di rumahku dari duduk sampai tidurku keluargaku pun tak mengerti gerakku melamun malam menjadi sahabat karibku kuingin menulis tanganku beku kau adalah pengganggu di jalur asmaraku!!! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-ZazihRadhaika Ayuida) YANG DIRINDUKAN sejak dini aku telah mempunyai kehilangan bertumbuh aku timpang di batin aku cemburu setiap kenaikan kelas dan acara penting sekolah takdir adalah gurat mutlak tanganku lemah mengubahnya tangisku untuknya menggenangi malam sunyi dalam jurang hati aku bertanya kepadaMu kemana ayah? ( mohon bimbinganMu agar aku tak salah melangkah... ) -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Risma Yuani) GAMBARAN IV tikus kecil mencicit berulang kali langkahnya menempuhi satu rumah sedikit gerak saja membuatnya berlari

tanah adalah rumah baginya tubuh kotornya tak dirasakan hitam malam adalah kawan pergerakan cepat berpusatkan perut waspada adalah antena mahir menyusuri lorong parit gelap di negeri ini banyak tikus yang kecil makan kecil, yang besar makan besar di tempat lain makan keju, di sini makan nasi yang aku heran mengapa ada tikus bergelang dan bercincin emas? : haaannnncccuuuurrrr.... GAMBARAN V pohon aras libanon tinggi menjulang tegaknya menantang matahari burung-burung kecil menjadikannya perlindungan sukar memotongnya menjadi bahan rumahmu lumut tumbuh di permukaan telah ada semenjak bumi dijadikan merambah tanpa suara menjelajah bumi hijau lembut dan tampak tak berarti angin adalah alat penguji kehadiran sepoinya bisa membuatmu tertidur keganasan serbuannya membuatmu tunggang-langgang angin deras bagi pohon adalah bencana, akar dapat tercabut dan mematikan bagi lumut adalah alur biasa, akar tercabutpun masih bertahan di tempat baru : tebang saja pohon, tapi biarkanlah lumut perhatikan ini !!! 1 & 5 JUNI gambar garuda terpampang di dinding warna keemasan berkemilau mengundang perhatian di tengah adalah bagian dari dasar negara seekor garuda adalah lambang kemegahan harkat anggun terbang tinggi dengan sayap terbentang mengepak sesekali bahkan di atas badai besar hinggap di puncak-puncak terjal banyak yang kudengar berteriak garuda di dadaku menunjuk gambar di busana meramaikan tempat olah raga ketika pulang apakah ada garuda di perutku ? ataukah ada yang seperti burung pipit mencuri padi di tepi sawah?

kembalilah kepada yang mendasar kepiawaian negeri adalah tujuan bersama kita benci anggapan hidup untuk makan sehari-harinya ternyata banyak yang beda tipis saja CLBK sempat tersandar hati kita pada rasa yang lalu menghilang berjalan waktu di jalur masing-masing hanya persahabatan menjadi pembatas acara indah hadir dengan limpahan kawan suasana riuh dengan pendaran kata ke seluruh penjuru gitar dan suara nyanyian mengiringi di gumpalan asap unggun kutemukan lagi hati di senyummu tak bisa hilang mengapa rasa ini ada lagi? -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Thatho Tetapmenunggumu Heqheqheq) TERIAKAN tertatih aku menuju gerbang telah membekas sisa tadi malam legam di beberapa bagian tubuhku kembali ke rumah menjadi sedikit beban bertemu ibu, kakak dan adikku di dalamnya ada semacam pertempuran selalu saja ada yang menjadi kambing hitam apakah kebodohan dan kesalahan adalah warisanku? tolong jangan pukul aku lagi... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Risma Yuani) MENYATU ada bunga tumbuh di bulan malam ini bayangnya sampai menembus jendela kamarku nyanyian binatang malam pun merdu di telinga mimpiku aku ingin selalu tersenyum tanganku tak lepas memegang gambarmu aneh mengapa seperti bicara padaku? orang serumahku bertanya di sudut mata pita di rambutku menjadi berwarna-warni serasa milik berdua! (yang lain ngontrak kaleeee...)

-------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Nx Ccpdivagladlyara) GAMBARAN VI di sudut jalan dan tempat keramaian banyak sampah berkeliaran melontarkan suara dan bau tubuh tak mandi kumuh dan bertentangan dengan warna kota tangan permohonan terulur menggugah jiwa : kami adalah sekumpulan makhluk luka sarapan kami adalah kata-kata tajam hinaan dan makian adalah kawan akrab belantara negeri kami jelajahi dari hutan beton hingga rumah sederhana langkah kaki kami menapaki bara bumi pembicaraan kami hanya soal perut irama politik tak layak kami dengar istirahat kami dibatas karton mata kami hanya melihat hari ini mungkin esok kami mati tanpa upacara tapi ketahuilah ini kami adalah sampah yang memberi kamu makan! MAU berlari di siang membuat lelah keringat kota memenuhi udara hariku terbiasa dengan ramai kawan mengupas pengetahuan dan perang bintang canda dan musik selalu muncul di titik-titik waktu keterbukaan adalah warnaku entah itukah dinding pembatas yang kutahu mata kalian berbicara tapi mulut terkunci aku berlari di siang yang membuat lelah hati tandusku berteriak untuk setetes air asmara... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Mln Pk) WARNA wajah kita tergambar di air riaknya memecah berbentuk lingkaran wajah kita terpecah

jalur jiwa mirip sebuah jalan raya tak berujung titik tertentu adalah pilihan adalah kedekatan pada sepasang hati mencoba menurunkan awan ke bumi ketika berjejak kau menempuh kiri aku ke kanan muncul pertimbangan biarkanlah hidup mengalir seperti air dengan riak membentuk lingkaran rasa terbuang jauh hanya jabat tangan yang tersisa mata kita masih bertemu sekali-sekali... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Dayu SrutyRadhaika) SISA mungkin kau bertanya apakah matahari menumpahkan seluruh sinarnya untuk bulan atau sebagian tersangkut di kumpulan meteor aku hanya bisa menjawab sinar matahari ada yang hilang sebagian tertelan sejarah yang memiliki keindahan maafkan, bayangnya selalu menjadi bagian bawah sadarku walaupun hati kita menyatu -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Anin Septtiani)

GEMAS aku sakit gigi pagi ini berlubang dan memerah di kaca aku menahan nyeri mungkin sore aku harus ke dokter perjalanan hariku panjang pedih siang mematahkan semangat kehidupan kalian menambah nilai pembakaran pelukan mesra menambah goresan luka mengapa hati ini meradang berlubang dan memerah? aku ingin ke sungai mengambil batu besar lalu menempatkan di bagian ubun-ubun

kalian! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Riinny Zasheeilla Yoeliianty) SANGAT hari ini aku menikmati makanan kesukaanku terhidang di meja oleh tangan ibu mengalir sendok menyampaikan tujuan tersedak aku oleh kilas bayangmu selera menjauh membentangkan tangan seputar gunung menunggu hari untuk kejapan matamu wajahmu menatap langit segala langkah kutempuh hanya berlutut saja yang tak kulakukan geloraku tak mempunyai tempat perhentian... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-AQiue Cewe'x Biyasa) GAMBARAN VII seekor ular kecil berwarna abu-abu tersudut di dinding kamar mandi diam dan menanti entah mengapa dia berjalan ke situ sentuhan kecil untuk mengajaknya pergi tak dihiraukan dengan siraman air panas sang ular menggelepar dan berlalu gerak lukanya tergesa-gesa tempuhlah hidup dengan jalur yang ditetapkan keluar orbit merupakan langkah bunuh diri lambat tapi pasti gerak kita berisikan kesalahan ambisi dan kemilau dunia adalah tantangan ketika menempuh alur gelap sebuah siraman air panas diperlukan kita layak bersyukur karena kasih sayangNya terlalu besar menghindarkan kita dari kebodohan dan kebutaan dewa-dewa zaman ini mengikat begitu kuat kadang sukar membedakan tangan kiri dan tangan kanan kekayaan dan pengetahuan seringkali memicu kesalahan dengan munculnya kebenaran diri di atas segala padahal kebenaran hakiki banyak terselip di antara bebatuan pada akhirnya akal bukanlah raja hanya nurani bersih yang bisa menyelamatkan

surga tak dapat dibeli dengan rupiah... (seluruh acungan jempol hanya buat Sang Maha!!!) STATUS QUO aku seorang petarung pencapaian mimpi adalah api yang menjilat hutan masih harus melewati lembah dan mendaki gunung wajah dan kata-kata kalian adalah mesin penggerak bumiku ganjalan pada roda-roda akan terpatahkan saat ini aku di persimpangan telah lewat tiga tahun terakhir dalam pengetahuan masa berikut adalah langkah tertinggi kesiswaan aku masih menoleh ke kiri dan kanan... kalian adalah surga kecilku orang-orang serumah dan rekan dekat memapahku dengan kekuatan tekad tembusi belantara kehidupan terbang ke bintang aku adalah seorang petarung takkan kubiarkan lemah pada kedua kakiku aku ingin mencapai titik tertinggi aku berharap kiranya Sang Maha Pengasih dan Penyayang melimpahkan berkah serta kekuatan... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Alan Iniesta) KESALAHAN malam ini wajahku terbakar beberapa teriakan menyusutkan mimpi langkahku adalah petir yang menyambar segenggam besi padat menyertai gegasku kucabik mimpi orang lain dengan mengayunkannya ramai orang menghampiri hujaman kata dan tinju berkelebat seseorang duduk terhakimi rencananya gagal malam ini keluarganya hadir dalam duka segala tekanan muncul menegaskan tujuan orang itu adalah memindahkan kepemilikan deru penyesalan meluncur bagai gelombang tuntutan kutangguhkan masih terlalu muda si pelaku hilir mudik orang tertahan adzan pedih di dalamku bercampur geram

aku tak ingin keluargaku terancam!!! MENYATU II (sajak) sayang aku merasakan denyut jantungmu di dadaku malam ini rembulan seolah tersenyum kepadaku dengan isyarat cinta ku ingin membelaimu, memelukmu merasakan kehadiranmu di tidur malamku dengan mimpi indah bagiku nyanyian binatang malam begitu merdu mendendangkan irama cinta hatiku bahagia dengan ungkapan tulus kasihmu bening bola matamu seperti untaian mutiara yang diambil dari lubuk lautan indah dan tak pernah hilang dari ingatanku aku menatap fotomu berlama-lama tak ada kebosanan melihat senyum manismu kata-katamu serasa semilir angin sejuk untuk hatiku manis dan selalu membuatku tersenyum memang benar kata orang ketika kita jatuh cinta dunia ini serasa milik berdua! (yang lain ngontrak kali yeee...) -------(sajak ini saya buat atas permintaan seorang teman-Nx Ccpdivagladlyara) KENANGAN bangunan sejuta mimpi menerima hadir wajah-wajah pagi warna putih padat bergerak mencari tempat masih terlihat di beberapa sudut keakraban yang lebih di kelas di kantin di lapang banyak sinar mata penuh bunga hidup layaknya surga penuh tawa ungkapan kedekatan berpendar memenuhi alam irama kehidupan menggeser tempat berikutnya berpeluh untuk suatu kemapanan tolok ukur adalah berfikir menghasilkan tapi manis genggamanmu selalu muncul menjelang tidur... -------(sajak ini saya buat atas permintaan seorang teman-Thirtywan Aquariuz')

TENTANG di rahim jantung adalah irama pertama memainkan musik tanpa panggung berikutnya adalah gerak janin mengikuti bunda asal-muasal teatrikal terjun ke dunia melimpahkan citra keindahan melukis alam kata-kata adalah pahatan pada batu dan kayu kehidupan langkahan kaki menjadi sebahagian tari yang mendasar bertemu dengan bangku untuk menerima ilmu tangan dilatih berkarya pada buku membaca adalah pembelajaran bagi sang orator berkembang kehidupan pengabadian gambar menjadi kebiasaan calon kucing pentas sesungguhnya manusia tak bisa jauh dari seni... -------(sajak ini saya buat atas permintaan seorang teman-Erlangga Almachmud) MENENGOK lagu bermain di telingaku tubuhku bersih siap berbaring temaram sepi mencipta alun melankolis ingatan jauh melintas waktu ketika duduk kita berdekatan dengan tas di bangku gurau selalu memenuhi masa rehat usiamu setahun di bawahku ketika selesai pembentukan raga terpisah oleh kepentingan tujuan terarah kepada peningkatan aku berada di tempat asing hari menjadi tahun masih tersimpan gores-gores tinta di baju terakhir meneriakkan kebebasan di jalan-jalan melepas semua atribut pendidikan mengapa wajahmu bertandang di tidurku? -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Qalesya Habbati Alia) DI ALAM burung pemakan bangkai bertengger di pohon kering mereka kerap terbang berkelompok sabar menanti asupan berikutnya di padang luas beberapa kali meneriakkan suara saat matahari tinggi beberapa hewan lewat tak acuh

aku mencabut beberapa helai rumput aroma indahnya memenuhi paru-paru duduk tenang berteman asap hingga senja turun irama malam dengan lengking parau di kejauhan beberapa teman memainkan musik adalah jiwa yang membedakan manusia dengan hewan berfikir serta menggunakan nurani sekilas sebuah kalimat melintas : janganlah kau memakan bangkai saudaramu! YANG MENEPATI lembut tulus adalah cerminmu berderet sahabat penuh cinta dan keramahan ketika terpelihara kesetiaan ada selalu masuk di tempat yang tepat jarak selempar mata dengan kekasih tak menghalangi hadirmu kau di hatiku dengan warnamu gambaran keanggunan suara merdu memenuhi ruang kita memiliki persamaan terbanglah dan kembalilah kerinduanku adalah membelaimu selalu seperti lukisan kasihmu begitulah aku karena merpati tak pernah ingkar janji -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Diah Tri Murti Moe) BANGET wajah lucu seekor kucing kecil begitu menggoda untuk memeluknya di pangkuan membiarkan cakar mungilnya liar bermain jiwa bebasnya adalah warna sukar menghalangi niatnya terkurung adalah kepedihan ketika saat makan tiba yang kauberikan adalah miliknya sepenuhnya kemarahan akan muncul jika kau ambil lagi milik saudaranya pun akan didekati mungkin ini adalah citra mahluk menyusui naluriku adalah kucing kecil yang tak mau berbagi gelora nadiku membara layaknya lautan magma aku ingin kamu dan biarkan yang lain terkapar

10

hilang akalku di dekatmu... (apakah kau ingin merasakan cakar mungilku? meeeooowww...) -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Axa Alshira) DILEMMA adalah lelah yang muncul karena kesalahan keinginan untuk bebas sekaligus menguasai jiwaku adalah orbit dengan berbagai sudut rotasi langkahku pantang ditentukan pola-nya seperti lompatan nada pada lagu berirama riang walau kita berdekatan aku tetap memiliki alur tersendiri ada sedikit haru melihat kesediaanmu bertahan sejujurnya aku mengagungkan kebebasan! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Anin Septtiani) TERTUNDUK suara seruling di ujung gunung menikam sepi malam dengan irama menghanyutkan pepohonan menggeliat pelan rembulan menatap dari kejauhan gemercik air menemani bebatuan dingin basah embun sekeliling tak mau pergi dalam termangu air jatuh apa yang telah lewat takkan pernah kembali kesalahan adalah luka yang menganga penyembuhan hanya pada bersimpuh kemanakah bayangku kau bawa lari? -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Mayang Manies)

Aroma wanginya menonjol justru di malam hari Biasanya dipakai utk hiasan di atas telinga Hiasan pengantin Juga berfungsi sbg obat

YANG MUNGIL sayangku kamu jadi begitu cantik di malam hari pekat malam kautembusi warna gaunmu yang bersih aku suka wangi tubuh malammu

11

jauh lebih kuat dibanding pagi kau adalah hiasan indah bagi telinga gadis-gadis kecil berlarian denganmu di padang hijau ketika dua insan menyatu dalam janji tak jarang kau hadir dengan untaian memanjang putihku dalam bentuk sederhanamu kau adalah salah satu warna di jagad ini bahkan kau tak segan merelakan tubuhmu hancur agar kami diringankan dari derita tubuh duhai, melatiku! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Harum Melati) masaklah dua telur di kualimu ada sepasang mata hadir di situ kedelai yang telah diolah menjadi pendamping angkatlah lalu letakkan di piring kau bertatapan dengannya

GAMBARAN VIII pintu yang terkunci adalah penghalang nafsu pasang juga teralis di jendela bila perlu tempat tinggal adalah kubu pertahanan kecil mengerdilkan niat zalim orang tapi ingatlah ini kekuatan bukan pada batu bersemen kokoh bukan pada besi pengikat sudut rumahmu bukan pada balok yang melintang di atas kepalamu sesungguhnya kekuatan datang dari ikatan lekat hati serumah datang dari bicara yang saling mengisi datang dari kesediaan berkorban saat diperlukan badai akan terus bergulir jangan kau gunakan pasir sebagai dasar rumahmu gunakanlah karang tahan gempur nyenyak tidurmu karenanya perhatikanlah kata yang berpendar sepanjang hari pujian mempunyai tempat yang utama itu serupa dengan mahkota untuk hati lantai tanahmu layaknya istana larilah dari penghinaan dan penindasan

12

itu serupa dengan tikaman belati tumpukan emasmu layaknya sampah ketika muncul perubahan karena pergeseran niat hati waspadalah! kau sedang bergerak mengejar awan tapi jejakmu tertinggal di bumi adalah benar yang dituliskan di buku berisi kata-kata suci mereka adalah rambu-rambu ketika berjalan di sisi jurang kerlip lilin menjadi senjata pelawan gelap ungkapkanlah air mata rindumu untuk Yang Tercinta keteguhan meningkat kau kan terbang layaknya rajawali muda jagalah rumahmu dengan pedang kesetiaan! DALAM DIAM aku berkaca pada dua sisi kehidupan yang mengisi hari-hari manusia tak ada yang luput darinya selalu akan ada siang dan malam kalau kujadikan warna hitam dan putih maka akan tampak batasnya di pertemuan keduanya pun masih ada daerah transisi yang samar konsep kehidupan yang keliru berada di situ harapan dan kenyataan memiliki arah sendiri-sendiri di kurun waktu tertentu berpotongan aku berada di persimpangan gelora jiwaku ingin terbang tetapi telapak kakiku membatu gerakku terpatah-patah tanganku tak bisa meraih apa-apa masih banyak yang harus kupelajari lengkapilah kiranya aku dengan pengetahuan agar pilihan yang kuambil merupakan hal yang bijak! (Teruntuk : Gadis Strawberry) GUNDAH petir siang menyambar dedaunan kering percik api kecilnya mampu merambah satu gunung tiupan angin mengobarkan lebih dahsyat aku berenang di dalam kawah kau tolak uluran tanganku kulitku penuh asap janganlah kiranya tambahi pedih ini dengan diammu! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Bung RohKimsang PengmbalaCienta Ovj) KENAPA

13

matahari tergeser bulan di putaran senja sekejap jalan lengang dari riuh bocah rumah-rumah pun benderang beberapa gadis berkerudung lewat mendekap kitab dengan lembut suara mereka sayup ke halaman rumahku kutunggu bayangmu di sudut aku cuma bertemu sebongkah batu dingin tak bergeming mencerminkan senandung malam beku banyak waktu telah kubuang melihat sekilas punggungmu pun sukar kau melesat cepat di antara kawan-kawan hatiku seperti lilin yang mencair apinya nyaris padam karena sikapmu lelah ini dalam penantian kau telah berubah! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Kartika Sari & Fitrianingcih Taurus) KEPINCUT adzan membuatku menoleh ke jam dinding tergantung dan memantulkan cahaya lampu bergegas aku membersihkan diri dan berniat di pertengahan wajahmu di pintu beberapa bait kelu kuucapkan penyampaian doa dalam gelisah kita terpisah raga yang mampu kutemui hanyalah kata yang tertulis mengapa hatiku berguncang menerima tatapmu? aku ingin berdiri di puncak pinus ditemani syair-syair bulan meneriakkan namamu sekuat halilintar merengkuh bayangmu di peraduanku hingga basah ... oleh air mata ... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Dnok Antusias) PERGUMULAN lincah gerak ikan melewati karang di laut bening warna kulit mereka keindahan bagi mata ketika matahari condong bergerombol di celah bebatuan

14

saat kaki menyentuh dasar air dangkal pasir lembut beterbangan bersama langkah betapa nikmatnya berpadu dengan alam tetapi bayangan itu cuma mimpi benalu di tubuhku begitu menyesakkan berjalan pun aku dibantu aku tahu seisi rumah adalah penjaga dengan kasih sayang walau demikian tak lepas inginku berkelana di tengah kota perjalanan pedih menahun menggerus sendi jiwa dan tubuh benteng pertahananku rapuh sudut mataku sempat mengerling bayang-bayang malam-malam terasa panjang terdengar desah nafas teratur di dekatku aku tetap terjaga seandainya aku mendapatkan izin bebaskanlah kiranya aku dari penggerogotan ini air mataku mampu kutampung dalam tempayan ya Allah! mohon rahmat dan pintu kasihMu terbuka tubuhku menyusut karena seonggok daging asing batinku merasa datar hidupku layaknya berada di bawah permukaan tanah sujudku kepadaMu mengalir tak terhitung rengkuhlah aku dalam peluk damaiMu... Help me please, my God... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Icha Adex)

GAMBARAN IX sebuah lukisan tua tergantung di dinding warna mengering membentuk gumpal-gumpal kecil anggun terpampang hasil karya potret sepasang pengantin berdampingan sang lelaki duduk sang perempuan berdiri tangannya menyentuh pundak si lelaki aku lewat dengan langkah tenang

15

menoleh pada untaian corak indah aku tak layak mempertanyakan berdasar kasih sayangkah ini atau ikatan yang bersifat pemenuhan syarat di latar belakang mesti ada rahasia Sang Maha nikahi yang kita cintai adalah mimpi berbuah kenyataan pahlawan memenangkan perang cintai yang kita nikahi memiliki sudut-sudut hati yang samar begitu banyak air mata akan mengalir namun sadarilah ini gerak sekecil rumput yang mendayu dihembus angin selalu berada dalam pengawasan terlebih untuk nilai-nilai yang sakral... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Sekeping Hati To Dilla) PENENTUAN jalan desa merabun di ujung senja penerangan sayup terlihat di rumah-rumah terpisah satu sama lainnya menyusuri tanah berteman gesek dedaunan masih teringat ungkapanmu adalah sukar bagimu melepas ikatan yang ada sementara hasratku menembus awan aku menunggu raihan kedua belah tanganmu tanpa bayangan! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Radhitha Farriz Swinchsenaiger) GAMBARAN X manusia berada dalam alam tiga dimensi seperti layaknya koordinat selalu punya titik sumbu semua garis selalu mengacu ke awal aku adalah raja di atas segalanya semua harus tunduk kepada kemauanku ketika duduk bersama keakuan berbenturan mengikis ketinggian hati apakah setiap pemaksaan kehendak adalah premanisme? sadarilah kawan tiap jiwa punya kepentingan kunci keindahan adalah pada

16

kerendahan hati keikhlasan kepasrahan kesabaran dalam diam dan duduk tenang ada begitu banyak kekayaan satu per satu terangkai saat dituliskan kesempatan berkaca memperbaiki kesalahan alam ikut membantu pembentukan watak dasar redamlah egoisme! GAMBARAN XI bandingkan biru langit dan rumput hijau yang satu terlihat tapi tak dapat disentuh layaknya mimpi betapa menipu pandangan kita impian dan kenyataan adalah bunga-bunga kehidupan adalah penting menjaganya dalam keseimbangan dalam ilmu alam dua gaya bertolak belakang sama besar menghasilkan diam gelisah jiwa adalah semacam perlambang kejarlah keterampilan mengolah kehidupan ada banyak luka di sana kejarlah ketenangan di dalam ada banyak cemooh di sana pada puncak pemikiran semuanya akan kembali kepada kekosongan lihatlah akhir kehidupan orang-orang besar akan ada pernyataan yang mengejutkan kesederhanaan adalah kekuatan semua akan selalu berpulang kepadaNya Innalilahi wainna ilaihi rojiun

GAMBARAN XII berdiri di tanah lapang luas mata memandang cakrawala tampak terjangkau awan adalah kapas yang terbang menyisir puncak-puncak pepohonan bunga-bunga kecil terserak di padang yang terhampar mengilhami sang pelukis pada permainan warna kaki kita berpijak pada pusat yang berputar namun tak kita rasakan pergeserannya terkecuali ada perubahan kecepatn atau pergeseran lempeng-lempeng di dalam bagiku tiap noktah yang muncul hanyalah sebuah ungkapan kasih dan sayang

17

mengalir dengan atau tanpa disadari kadang-kadang kita merasa begitu besar di lingkup kecil bak katak dalam tempurung pergilah ke langit dan lihatlah ke bawah bumi hanya noktah kecil di jalur tata surya hanya keajaiban dari kebijakan Sang Maha menempatkan insan di posisi tinggi mengatur alam dan mahluk lainnya padahal kita tak sanggup menguraikan secara rinci bagian raga hiduplah di dalam hidupmu manusia dalam akan memancarkan cahaya dan mengalirkan air sesungguhnya jasad hanya alat bergerak dan pembatas dimensi kehidupan akan muncul waktunya untuk terbang semoga tak ada beban menghalangi kepergian ungkapan cintamu yang hakiki adalah harta sesungguhnya tak akan habis dimakan rayap atau lainnya DIGUNAKAN banyak batu licin di tepian sungai kita melangkah berhati-hati melepas alas kaki bila perlu derai tawa dan jerit kecil menyertai pada siang kita tetap berjalan bersama ayunan tas mengikuti gerak kaki tanganku menggenggam erat tangan kalian selalu saja aku siap memberi dukungan ketika tergelincir tanganku menggapai mengapakah kalian hanya tersenyum? -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Lingga Ketawaketiwi DcanaciniYapharie)

DI AIR harta di alam ini meruah semua ingin menggapai dan memiliki berbagai cara dikembangkan akal memperkaya diri adalah bagian utama kutemukan pergulatan antara alam dan manusia meniti buih untuk menemukan kekayaan hewan dan tumbuhan mempunyai harga ketika tenang benda langit tampak mempesona riak dan desir angin menjadi kawan manusia pun terapung ketika bergemuruh

18

seringkali nyawa bergantung pada kayu dan tali wadah hanyalah permainan gelombang sampai di pesisir badai terlupakan di mata dan fikiran adalah angka-angka luka di tubuhmu pun kauabaikan ahoy, pelaut! PADA HARI ada kerlip bintang di matamu senyummu membawa bening mutiara laut dalam untaian kata indahmu adalah lagu surga tangis dan tawa menjadi warna kehidupan meredakan amarah dan saling memaafkan suatu pembelajaran saling berbagi rasa dalam keseharian sepiring berdua telah kita lalui perjalanan lapar tinggal sejarah melewati duka telah mengukir prestasi saat ini kuucapkan lembut di cuping telinga selamat ulang tahun, isteriku tercinta! SISI LAIN-01 di dalam rumah selalu ada sudut gelap music-box kecil dunia hitam bermain pelan di sebelahnya ada derit pintu bayangan malam pohon diterangi sinar seperempat bulan desir dedaunan perlambang ruh beterbangan di bawah rumput terdengar sayup banyak jeritan menyayat menelusuri nisan-nisan ada asap tipis mengepul menyerupai kabut lambat hilang oleh hembusan bayu gelak melengking seorang perempuan mengikuti jiwa-jiwa geram mencabik dengan mata kebencian menghadirkan neraka dengan senyuman dan belai lembut menghanyutkan separuh wajah bergambar tengkorak melumat jantung berdarah-darah dengan satu gigitan segar lumatkan !!! lumatkan semua !!! berlari membawa seluruh hasrat malaikat yang terusir !!! rumahmu adalah api !!! SISI LAIN-02 di dalam rumah selalu ada sudut gelap music box kecil memainkan musik pelan di sebelahnya ada bunyi derit pintu bayangan malam bulan seperempat purnama mengintip di sela pepohonan desir dedaunan menggambarkan ruh beterbangan gelak melengking perempuan terdengar sekali-sekali

19

ketika menelusuri nisan-nisan muncul asap putih tipis di batu menghilang perlahan pada hembusan bayu di bawah rumput ada banyak suara jeritan menyayat jiwa-jiwa geram penuh tatapan kebencian membawa alun neraka memenuhi kota haus akan warna merah di nadimu lumatkan !!! lumatkan semua !!! tumpahkan segala hasrat dari malaikat yang terusir !!! rumahmu adalah api !!! JADI-JADIAN binatang buas di senyuman matamu meramu akal jahanam menyiapkan kuku teror kotak pandora di tangan tunggulah purnama kau berubah wujud serigala besar berjalan dengan dua kaki seluruh sudut kota kau jelajahi lidah menjulur penuh liur pemangsa warna merah di mana-mana menunggu di semak rimbun adalah nalurimu ketika lewat satu-satu kau telah mendapat makan malammu beberapa hari kemudian korbanmu akan memiliki pola sepertimu di hari siang kau adalah pekerja tangguh wajah kusammu tak mengurangi beban kerja sisi gelapmu adalah derita batin tak berujung ingatlah ini, setiap purnama kau akan mulai menghisap darah rakyat! PEMAKAN binatang buas ada di pandangan matamu gerakanmu adalah kematian dengan kuku terror kotak pandora di tangan di hari siang kau pekerja tangguh wajah kusam tak menghalangi beban kerja tunggulah saat purnama kau berubah wujud serigala besar berjalan dua kaki menjelajahi kota menebar bencana pada waktunya korbanmu akan berpola sepertimu rimbun semak tempat mengintai terbaik menunggu yang lewat satu-satu melumat jantung berdarah-darah dengan satu gigitan segar

20

ingatlah ini, setiap purnama kau siap menghisap darah rakyat!!! GAIB bau kemenyan semilir mengisi ruang sempit kamar mengikutinya sejumlah kata berwarna gelap menurunkan kekuatan hitam lorong pekat tercipta pada arahan pahit lebih pahit dari empedu menyibakkan tirai neraka melanjutkan kutuk berkepanjangan bentuk-bentuk asing dilukis di lantai menyertakan bagian bumi yang tak wajar bergerak tubuh meluncurkan tikaman dunia lain ruh-ruh lewat dengan bentuk tak jelas mengibaskan berbagai aroma kematian el-maut siap mengayunkan sabit : ya Allah, mohon hindarkan kami dari segala mara bahaya !!! PILIHAN tali temali mengikat erat pada dua sisi tebing curam menjadi jembatan tempat hilir mudik perhatian harus lekat kau dan dia memang telah tercipta kedekatan hati jarak adalah pemisah raga bertukar cerita antara kau dan aku mengalirkan sungai simpati apa daya keeratan bicara menghasilkan gelora di dalam aku berada di pusaran duka terapung di antara hasrat hati dan nilai persahabatan mengapa aku mesti berada di antara kalian? -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Yayah Nur Asyani) UNTUK PAHLAWAN panas negeri di tengah tiupan angin surga dan kenyataan perut lapar menghasilkan beragam sudut pandang pada suaramu kami mengangguk pada gerakmu kami mengikuti pada tulisanmu kami menerima ini perjuangan tanpa ada jaminan hasil yang akan didapat

21

melontar kata di antara ribuan penolak kepahitan hidup jalanan padat kurir pembawa tulisan lantangmu bertemu peluru ciri kekerasan lapangan yang lazim waktu itu kau tergeletak mengerang melepaskan derita bumi memberi ilham pendobrak kelaliman penguasa seharusnya ada beberapa tembakan ke udara penghormatan ketika mengiring ke peraduan terakhir nyatanya cuma hadir wajah-wajah dekat air mata dan erangan pilu berderai jiwa kami seperti ikut terbang kau telah kaku, saudaraku jasadmu satu dekade dengan merah putih di hatimu dagingmu hancur melewati zaman semangat dan kegigihan tak pernah hilang aku adalah sang pengingat! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Ghoza Rambu Anarki) TOREHAN langkahan tahun memanjang melewati keringat dan air mata kerutan wajah gambar ketegaran tanganmu telah sibuk sebelum terang mata kami masih terkait mimpi bagimu bukan beban kami mendapat ilmu menjadi besar dengan semua tuntunan kau masih terus berkarya walau raga telah susut sementara itu ada iringan yang menggerus perasaan usahamu mendapat cercaan bukan oleh orang luar pedih kami tanpa ada kemampuan menghentikan doa dan linangan air mataku hanya untukmu, ibu! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Dnok Antusias) SANG PENGAMBIL hidupmu adalah malam yang tak pernah berganti mimpi buruk selalu dekat tak pernah kau miliki sahabat karib pemurung dan penyendiri yang mengenalmu hanyalah para perampas kehidupan

22

belas kasihan bukan milik mereka telah kau biasakan dirimu dengan perlengkapan kau kenal tiap lekukan dan senantiasa kaugunakan untuk tugas ber-uang gerak kilat dalam gelap menggulirkan nyawa berukuran detik melenyapkan penghalang lalu menghilang betapa sukar menjadi seorang pembunuh bayaran! PERUMPAMAAN seandainya aku bisa berbincang dengan Tuhan kuminta matahari berhenti untuk kemarau panjang atau kuminta awan kelabu bergeser dari hujan panjang lalu aku mencoba menempati posisiNya membuka alasan atas semua yang terjadi kemaraumu bukan kemauanKu, apakah kau perhatikan berapa jumlah kaca di bumi? hujanmu juga telah terjadi atas ulahmu, memainkan industri dan perdagangan alam! aku kemudian kembali ke tempatku dan bertanya jadi kami harus berbuat apa? kataNya lagi, hentikanlah penghancuran! (the peace is sooo greeen...) !!! (tripel eks +++) ada begitu banyak keindahan gugusan bukit di penghujung tampak lembah rimbun pepohonan dari puncak hingga dasar berisi kekayaan alam negeri tatapan mata tak bergeming menikmati danau bening memancarkan pantulan cahaya lengkap dengan sebentuk merah delima semerbak dipenuhi aroma penggugah selera pada tiap lekukmu ada belaian jemari sedikit demi sedikit terasa kecup lembut menemani pujian mengalir untuk gelora yang berkembang bentangkanlah dengan pelan bermainlah tepat di tengah tanpa kekasaran irama dan kedudukan bisa saja berubah sesuai kebutuhan desahkanlah dengan pejaman ketika puncak rengkuhlah tanpa ada keinginan melepaskan penyatuan menjadi lunglai penuh kesenangan!

23

oooohhhh... (weeerrrrrr... ) ILUSI dunia khayal begitu banyak mahluk bersayap berpakaian indah warna-warni memegang tongkat bersinar bergerak cepat saat menunggu air jatuh beberapa menghindari badai menunggu pulihnya cerah lalu bermain di tujuh warna yang membentang di angkasa ketika malam sebagian memegang bintang yang lain duduk di tepi lekuk rembulan ada pula yang menari di antara awan jendela malam jadi penuh bunga seruling di kejauhan menemani senyum rembulan kunang-kunang tampak dekat pada padang rumput ketika selesai... ternyata cuma mimpi! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Taya Lautner) GAMBARAN XIII ini lukisan zaman awal dosa terbesar adalah menghilangkan nyawa butuh waktu panjang untuk mengarah ke sana tiga mata rantai terbentuk dengki-amarah-dendam menggumpal menjadi keinginan dajjal setelah berkembang budaya dan akhlak batasan-batasan muncul menghindarkan selalu ada hukuman untuk pelanggaran namun naluri untuk itu selalu ada kemajuan mencapai taraf millenium tatanan masyarakat tersusun rapi tetap saja ada sempalan hitam penyebab keonaran inti dari zaman awal tidak berubah kejahatan bisa muncul dari ruang sejuk penuh busana necis mewarnai kedengkian dengan selaput senyum menawan menutupi kemarahan dengan perilaku kesetiaan memendam dendam dengan mengalihkan pandangan di titik kulminasi semua bisa tak terkendali tekanan pada syaraf padat menyesakkan ruang kepala manusia akan berubah menjadi hewan teman makan teman adalah semboyan biasa hanya satu yang menyelamatkan

24

ketika masih tercipta untaian permohonan kepada Yang Paling Berhak : mohon kekuatan dan kesabaran menghadapi ujian ini, ya Allah! PELAKU seorang lelaki berkaca pada bagian bawah kuali antara jelaga dan sisi kelamnya adalah sama menunggu waktu lelaki banyak diam dalam perenungan berkawan dinding dingin dan teman-teman berwajah lusuh yang dapat dilakukan hanya hal-hal sederhana semua adalah akibat dari kesalahan melukai diri dan orang lain beberapa saat lagi kursi listrik adalah peristirahatan terakhir! GAMBARAN XIV tepian jalan bising penuh lampu bertabur raga berbagai arah di beberapa titik ada lambai tangan dan senyum terurai satu-dua kendaraan berhenti lalu berjalan kembali wajah kesal perempuan malam sebentar pun menghilang bila calon penawar datang berbalut sandiwara menutup luka melanjutkan kehidupan menjadi tujuan ada apa kamu terdampar di kota ini? dijejali mimpi-mimpi surgakah? desakan kebutuhan perutkah? ingin layaknya yang lainkah? atau, kehampaan hidup? ketika kembali ke tempatmu tinggal bunyi ciap ramai menanti asupan gizi sambil membasuh diri membayang ruang musik pekat berkilatan cahaya bunyi gelas beradu dan botol terjatuh diiring derai tawa tubuh-tubuh bersinggungan di keriangan semu di hening kau menatap buah hatimu lelap membelai rambut ikalnya sambil berkata nak, kalau kau besar nanti... carilah yang lebih baik... hari ini aku bergulat untuk makan dan sekolahmu... lalu tertidur seperti layaknya syair lagu kita mencibir, menghujat dan menuding bahkan mengharap mereka punah layaknya sampah

25

tentu akan berbeda bila kita duduk menghirup kopi mengajaknya bicara selalu ada sisi mencengangkan betapa getir kehidupan setiap orang memiliki pilihan apakah kesalahan menentukan merupakan takdir? ataukah ini semacam ujian kerelaan mengulurkan tangan bagi yang terbuang serta terhempas? (teriakan mereka meminta tolong tak pernah terdengar...) GAMBARAN XV lihatlah jalan yang membentang melewati kepala megah dan kokoh gambaran tinggi ilmu bangunan berbagai sarana pengangkut lewat aroma kota menyesakkan nafas bandingkan dengan jalur desa arus yang lewat tidaklah deras masih terdengar detak langkah kuda pedati melewati indahnya bau rumput segar tengadahlah di kota kau mencapai pemenuhan sakumu kemegahan dan kenyamanan hidup menjadi tujuan lumrah jiwa menjadi terpecah-pecah tiap lingkungan memaksakan pola tingkah laku yang sesuai menciptakan begitu banyak wajah di rumah di jalan di tempat kerja di tempat hiburan di tempat ibadah jika dan hanya jika sujudmu menemukan hal inti berkuranglah beban dan kesalahan hati dan fikiran jadi seperti dua garis dalam rentang sejajar jika dan hanya jika langkahmu kembali ke sunyi jalan setapak desa menanggalkan jubah kebesaran menembus hutan sesungguhnya kamu akan menikmati kesetiaan alam dan tentunya, betapa kecilnya kamu dan betapa besarnya Beliau! SYAIR HUMOR boss di kantor lagi ngotot sambil tolak pinggang, matanya melotot dia periksa catatan, semua kertas dibetot eee...eeh, tiba-tiba celananya melorot katanya, enak sekali menjadi orang tersohor apalagi kalau bisa bonceng gadis pakai motor hutang sana-sini akhirnya tekor

26

yaaahhh... apa boleh buat, terpaksa jual kolor buah manis, buah kecapi tak perlu menunggu, langsung digigit sungguh tragis kejadian tadi malam minggu kejebur parit weeeeee... YANG TERSUDUT warna lembayung langit sore mengaburkan pandang beberapa ternak gelisah muncul di perjalanan hari ada penolakan terhadap keadaan aliran pendapat mencuatkan rencana keraguan berubah menjadi tekad menuju negeri asing apapun kan dihadapi beberapa ujian kecil harus dilewati membina diri sesuai arahan ketika siap debar muncul di pabean angkasa indah bertabur awan dalam ruang dingin alat pengangkut tak bisa meredam seribu pertanyaan sampai penat meraja tiba di tujuan beberapa petunjuk mengiring gontai langkah kerja beberapa kami masih saling berbisik yang kami rasa satu jam adalah setahun penyesuaian tidaklah nyaman di perjalanan kami adalah alas kaki yang kerap menerima luka-luka pada waktunya sebagian pulang dengan hasil yang tak utuh bonus buah hati tubuh tak sempurna tanda pengenal sahaja ketika hidup dan sehat kami penyumbang negeri peluh kami menjadi dana pembangunan ketika sakit bahkan mati kami adalah sampah wajah-wajah pemegang peran berpaling apabila antero negeri subur ini membuka kesempatan tak kan berjejak kami menembus awan perih kami pada kerinduan yang memenuhi tidur malam

27

kepada penguasa negeri kami ingin bertanya, apakah rela mendengar kata-kata bangsa ini adalah bangsa pembantu ? (sediakanlah lahan garapan terluas !!!) (puisi ini saya dedikasikan khususnya untuk teman-teman TKW di luar negeri doaku : semoga selalu kuat dan tabah menghadapi apapun di sana, salam hormat dari sahabat dunia maya) ANDAI SAJA mataku berair memandang keadilan yang dipatahkan sukmaku terluka melihat kesewenangan penindasan aku ingin ke hutan dan bergabung dengan pemanah menunggu di pepohonan sampai lewat kereta pembawa emas habis mereka lalu bagi hasilnya untuk si papa tapi zaman itu telah berlalu... kuda-kuda telah berganti mobil lapis baja pedang telah berubah menjadi peluru sang pemanah adalah ksatria jalanan bernurani ah, ternyata aku berhalusinasi! GAMBARAN XVI ambillah sebilah pisau lalu keratlah tanganmu begitu banyak darah akan menyembur pedih pun tak tertahankan dalam sadarnya tak seorangpun berniat melakukan itu membiarkan anggota tubuh hilang satu-satu itu merupakan kebodohan atau kegilaan by the way, tariklah ini sedikit luas kau tak ingin satu pun keluargamu terputus akan tetapi... hidup penuh celah sempit menyesakkan dalam alam nyata itu terjadi telah hilang satu anggota keluarga bangsa ini dan kita tetap tertawa! (bodoh atau gilakah kita?) YANG LEBIH sepanjang hari berkawan angin menikmati ragam pemandangan pada ketinggian mata dan telinga tajam mengamati

28

berbagai sudut kota kau telusuri menangkap gerakan tikus-tikus pencabik ketenteraman di titik rawan gerakanmu menghadang cuaca dan gerak bumi menjadi halaman pertama surat kabarmu mengurangi tingkat kehancuran adalah kesenanganmu di sudut malam masih sempat kau temui kerling gadismu dalam diri setiap kami selalu ada gambar pahlawan niat kami naik terbang menyetimbangkan neraca keadilan apa daya, kami bukan dirimu, Superman! (terilhami saat menonton dirimu tadi malam...)

GAMBARAN XVII kemilau kecil hilang-timbul di pekat badai bunyi air memekakkan telinga beriring dengan derak kayu-kayu palka tubuh-tubuh bergerak cepat kian kemari sekali-sekali tergelincir pada kemiringan ketika mereda kemilau itu memandu pengarahan kemudi penat bergabung dengan tekanan kematian yang mendekat sampai akhirnya di pesisir mata-mata penuh kegentaran lalu tertidur lelap kau masih memancarkan kemilaumu sebuah mercu suar adalah penyelamat menarik kapal dari pintu neraka yang menganga bagi penduduk sekitarnya tak memberi banyak arti dia hanya sebentuk bangunan kumuh dengan kaca-kaca di puncak sang penyelamat lebih bermanfaat di luar kampungnya! YANG BERBAKTI sang pembagi ilmu banyak berdiri lelah berbicara dan menulis beberapa suara mengikuti manusia paruh baya ini memakai alur kehidupan sederhana tak ada kenikmatan selain menyebar pengetahuan ada sedikit duka pada setiap pergantian tahun melewati waktu panjang bertemu lagi dengan yang telah menerima arahannya beberapa membanggakan beberapa mengundang lagu sedih maafkan kami, bapak dan ibu guru seandainya kami tidak berkembang sesuai harapan kalian...

29

ANGKAT TOPI ada beberapa sosok yang menarik perhatianku begitu kecil tapi sangat berarti pada pendorong hasil buangan pada penahan kantuk palang-palang pada tangan-tangan pemegang kumpulan tulang daun kelapa di sisi jalan pandanglah dari sudut manapun layaknya medali untuk gerak mereka memberikan penjagaan tapi nyatanya tak ada... selesai tugas masih mengambil langkah lainnya agar terisi perut agar terhenti teriakan minta buku agar berkurang celoteh pasangan hidup kepada kalianlah aku mau memberikan hormatku! (puisi ini saya tujukan untuk para pengangkut sampah, penjaga pintu rel kereta api dan pembersih jalanan) GAMBARAN XVIII cahaya sedikit di penyambutan pagi deru berasap hanya beberapa terlihat lewat bergegas aku menyiapkan diri berlarian dengan waktu menuju peron peluit penanda telah menggerakkan gerbong-gerbong mulai kami menatap kaca dengan hijau padi pembicaraan ada beberapa patah iklan berjalan menawarkan secangkir plastik kopi panas sudahlah cukup asap mengepul bersama lalu lalang orang fikiran kami melayang pada tujuan hari ada yang menarik mataku si timpang yang menarik tubuh di lantai si buta bersama temannya si penyanyi dengan alat musiknya hatiku robek bersama derita kalian tanganku di atas beberapa kali kami berhenti menatap tubuh-tubuh berhambur memadati ramai cerita di dalam kotak ini masih terdengar bayi dan anak kecil mengurai air mata mendekati tujuan akhir sebagian melepas diri satu-satu aroma timbunan sampah kota mewarnai aku lalu turun melihat persamaan antara gerak kereta api dan alur kerja manusia...

30

(silakan mengurai sendiri...) ? lembut matamu memberikan isyarat ingin berpaling tapi ada besi yang begitu berani mengapa antara kata-kata dan hasrat hati selalu ada jurang? percakapan kita adalah kulit luar bagian inti selalu tersembunyi di dalam mimpi entah apa yang membatasi budaya norma atau, apa aku sukar mencerna pertemuan kosmis dua hati selalu menjadi misteri goresan penaku bergeser telingaku berteman detak jam dan desir kipas sepi di luar rumah ramai di fikiranku aku hanya berusaha menjadi sahabat tak ada rencana awal untuk hal yang berbeda di perjalanan ada getar muncul apakah ini bagian takdir? kuingin tetap menyayangimu di jalur persahabatan yang bersifat abadi tolonglah aku... please... kamu cantik dehhh... YANG PERGI pagi adalah kesiapan kita pada langkah terbiasa berbenah diri lalu duduk sebentar di perjalanan kota meraih kartu dan membuka lembar kerja hari melebur kita pada mesin-mesin hari menjadi tahun dalam perpindahan singkat membuat kau dan aku menggenggam hati dua sahabat melalui perih dan canda bersama irama kerja menjadi lagu merdu kita suatu pagi tak ada lagi wajah dan suaramu membuatku mencarimu di sudut kantor temanmu telah selesai begitu kata mereka begitu cepat tanpa kata kau kembali ke kota asalmu kenapa sebagian hatiku menjadi kosong? tolong titipkan seberkas cahaya untuk menemukanmu aku menunggu di sini! --------

31

(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Tri Azahro)

PERGI-NAIK *) dua puluh tujuh menghasilkan lima dalam sejarah menguak berbagai tabir misteri sosok mulia mengalir air di dada terbelah dengan iringan tiga mahluk terbang penghantaran burung besar ke rimbun kurma dan lembah duduk bersimpuh sesuai arahan jin api mengikuti panggilan kiri-kanan-depan tak mengganggu pandangan mata hingga menyurutkan langkah di tempat ibadah terjauh susu adalah pelengkap terakhir melewati ladang-ladang panen sehari dan lahan wangi melati ada gambar kepala remuk menyatu kembali ada gambar penyuka bangkai ada gambar perut berular ada gambar pemakan tubuh sendiri bertemu para pendahulu dengan kebesaran kebaikan mendekati pohon besar dan telaga air indah muncullah tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung bersama dengan kebahagiaan peneduhan diri lima kali sehari salam dan terima kasih kami secara khusus untuk Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa sallam ! * Acuan berdasarkan terjemahan ringkas dari Kitab Al Anwaarul Bahiyyah Min Israa' Wa Mi'raaj Khoiril Bariyyah (Karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy Al Hasany RA)

KEPADA SELURUH MUSLIMIN DAN MUSLIMAT,

SELAMAT MERAYAKAN ISRA & MIRAJ NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM Wednesday, June 29, 2011 (27th day of Rajab, the seventh month)

PENJAGA ini kisah malam dua ekor kucing dengan keras menyeringaikan misai berlarian dengan kehangatan amarah rumput pun terbangun dari lelap nikmatnya angin mati dalam hitam yang diwarnai beberapa dengkur mesin berasap lewat sesekali menunggu ini seperti menahun pada tilam lembut fikiran berangan kapan datang kokok pagi? (puisi ini saya buat untuk rekan-rekan yang berjaga malam) BERKENDARA debu dan deru berlarian sebelah menyebelah terkikis karet bundar di lajur beton

32

terjadi percakapan kental mata-tangan-fikiran gerak maju berkecepatan menggapai tujuan ada onak di tempat duduk kaca-kaca jadi penting mengarahkan kendali lampu penanda mencegah pergesekan di sisi kuhindari pula penghentian seketika kekosongan adalah saatnya turun minum perpaduan akselerasi dan pengurang kecepatan adalah nada harmoni pusat perhatian ancaman muncul pada kantuk serta fikiran menerawang aku hanya ingin lekas sampai lalu hilangkan penat... (puisi ini saya buat di perjalanan Karawang-Jakarta pp.) KISAH pelatuk telah dikokang menempatkan sasaran dengan satu mata terpejam debar mengeras terdengar di niat yang menguat hanya hentakan lembut jari menyambar api dan asap menghantar logam kecil melaju cepat tubuh tergeletak memerah langkah berikut adalah pemeriksaan jenazah berbagai keterangan penting diambil lalu berangkat dengan gegas membiarkan sepi malam kembali tenteram kemudian aku tertidur... (puisi ini saya buat setelah menonton film action) SENIOR gerak panggung membawa peran kecil kehidupan diwarnai suara-suara membaur sorot lampu mendampingi irama dialog ketika berlangsung beberapa gumam dan tepuk mengisi keheningan saat selesai layar diturunkan semua kembali ke jalur masing-masing lalu sepi bangku-bangku terdiam menatap lurus ke depan serangga kecil hilir-mudik di lantai dan tembok gelap seantero ruang pada salah satu bangku terduduk lelaki menatap sepatu lusuhnya wajah tunduk mengingat baris-baris dialog yang telah terucap bangga dan jenuh bercampur layaknya adonan kue hasil hari ini belum memenuhi tanggungan ke warung cuma bisa mengisi perut tak sampai seminggu di rumah nanti akan ramai dengan pertanyaan masa lampau berkelebat ketika gemilang muda indahnya sambutan hadirin sampai tanda tangan mudah menghampiri hasilnya adalah beras beberapa bulan

33

ditemani suara binatang malam lelaki itu terseok menembus gelap mungkin esok masih ada sedikit cahaya... DRAFT gadis dengan betis indah lewat bersama angin ada kilasku menghampiri bising gelora kota tak mampu menahan daya tariknya aku memang pengagum estetika di tiap lekuk selalu memancarkan garis-garis magnet PENGGEROMBOL kami adalah kumpulan penggembira malam pada nyanyian diiringi denting gitar dan tawa besar kami duduk menatap tubuh-tubuh pergi dan pulang beberapa akan menerima sapaan beberapa lagi akan ada ... ehm ... prikitiew kelelahan siang tertutupi celoteh dan kelakar bertaburan layaknya bintang menjelang bulan hilang kami melangkah menyisakan botol-botol dan gelas-gelas kering sebatang rokok yang terinjak masih mengepulkan asap hari merambah menjadi bulan dan tahun sedikit dari kami pergi membenahi lahan di tempat lain mengurung diri di pelukan istri berada di belakang terali besi masih ada kesenangan di sana tapi sudah tak seperti dulu berbicara dengan berfikir tatapan tajam kami hanya untuk gerak yang tak jelas beberapa saat lagi muncul generasi pengganti kemungkinan bisa lebih parah lagi... SEPENINGGAL sepasang lengan membantuku berjalan aku masih berbicara dengan bahasa tangis suaranya masih kudengar samar lalu aku telah mampu berfikir saat pelindung keluargaku dipanggil pulang sesak menggumpal di dada usia mudaku kepedihan tak mengubah putaran roda perut tetap harus diisi beban-beban lain juga mengikuti gerak bunda berkejaran dengan kebutuhan dalamku berteriak dan meronta tanganku masih lemah dalam berkarya

34

malam jadi penuh pertanyaan apakah esok kami melihat matahari? : mohon kiranya uluran belas kasihanMu, ya Allah... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Anin Septtiani) JARAK venus dan mars perlambang dua hati bentangan jarak bisa mengecil oleh pergeseran poros pendekatan terjadi dengan catatan tak terbentur benda langit lainnya melewati perkenalan kita bicara biasa tanpa rasa aku pun masih bersanding dengan hati yang lain lalu gelora muncul di binar matamu bermain dalam hari-hari panjang sampai rangkaian hati mulai berbentuk sebenarnya aku masih bertanya di rumahmu ada bahasa akrab ibumu meraih hatiku pada kedekatan ketika masaku berjuang di negeri asing kau juga ada di ujung bumi lelah meraih matamu apakah kau masih ... padaku? -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Dheny Resmawan) GAMBARAN XIX di penghujung adzan malam lelaki gontai sendiri di jalan basah dua botol air dalam plastik tersandang di tangan menuju rumah setelah selesai beban hari di sakunya masih tersisa ongkos untuk pulang dia memilih berjalan kaki entah apa yang dicari selama melangkah bertemu aspal dingin pembatas jalan tanah dan rumput yang tertidur deru mesin-mesin kota lampu-lampu sisi jalan insan lain dengan berbagai arah dan kata warna kota adalah pergerakan cepat pemikiran praktis memenuhi bidang-bidang ukuran lama tak banyak berlaku di beberapa sudut

35

pasangan insan duduk rapat motor dan rumput menjadi alas bisik dan tawa kecil menyisip gerak tangan lelaki menoleh dan tersenyum ingatannya terkilas pada pandangan pagi selalu ada sisa-sisa latex *) dengan beberapa tetes cairan... (memang beda tipis antara timur dan barat...) *) baca : bahan kondom

ABABIL *) keseharian penuh canda tawa berbagai wangi bunga mengikuti gerakmu kerling dan derai tawamu terukir di mimpi menari batinku di dekatmu adalah lintas kalimat sahabat menyurutkan langkahku mungkin juga tergambar nyaliku di situ aku hanya sanggup menjadi sahabatmu di ujung hati tersisa siksa yang memanjang... *) = ABG Labil -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Irvan D'kind-Ligench Mei-li Hoshi'blues) DILEMMA - 2 dua adalah satu sungguh rumus matematika yang rumit hati memang sukar diakali dunia tempat kita hidup penuh warna tidak cuma hitam dan putih masing-masing memiliki tuntutan kebebasan hati berbaur akal yang nakal pasti menabrak alur batas yang telah digariskan tanganku ingin menggamitmu dalam perjalanan hidup panjang sesuatu di sudut matamu menyisakan lara masa lalu perenggutan atas sesuatu keagungan yang kini terbuang aku di persimpangan... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Muhamad Dendy Sobirin) GAMBARAN XX kita adalah manusia elektron

36

bergantung pada lompatan arus di rangkaian terpadu kedahsyatan daya cipta insan mewarna dunia lintas informasi hingga hiburan pemuas indera dan kenyamanan tubuh bahkan dalam kegunaan memperpanjang usia dari ukuran besar hingga bentuk saku zaman ini tehnologi meraja manusia dibeli dengan handphone bersama semboyan haree geenee... silang budaya sampai penyakit merambah internet hipnotisme massal dan penyiasatan laporan dijangkau televisi perhatikan ini, kehancuran batin telah mencapai puncak! inti telah bergeser ke kulit terluar Sang Maha Pencipta digantikan tempat oleh hal-hal remeh sungguh penduaan yang melewati batas tapiiii... itu mengalir dengan lembut tanpa disadari aku hanya bisa berkata lemah kawan, lihatlah lebih ke dalam! SAJAK : UNTUKMU berada di sisimu aku tenang merasakan kelembutan tiap sentuhan kasih matamu menatap mesra dengan sejuta bintang memancarkan rindu dari waktu ke waktu sayangku aku tak ingin beranjak dari duduk rentang hari cepat sekali menjadi malam ribuan patah kata bak mutiara berpendar memenuhi ruang-ruang hati kita alam seperti melantunkan kidung surga bawalah bayangku dalam tidurmu terbang ke awan dengan harapan keceriaan masa depan bersanding di jajaran janur kuning diiringi gending irama lagu pesona peluklah aku genggamlah tanganku jangan lepaskan! biarlah air mata haru kita bersatu debar jantungku di dadamu helaan nafasku di paru-parumu keringat kita menyatu...

37

GAMBARAN XXI ada yang tak dapat diurai meski logika penuh pengetahuan meski tangan berisi segenggam berlian jiwa dan ruh yang akan terbang ibarat semesta gelap dan berisi kerlip-kerlip bintang warna terbesar adalah keinginan pemuasan diri cinta seringkali dibayangi gelora hitam bersama semacam penentuan jati diri ketika memiliki segala dibeli iba menempati urutan terakhir ketika tak memiliki penipuan dan penyiasatan muncul lelehan liur mengalir kalau tak kukuh kakimu berjejak maka sukma hampa terbit carilah dasar yang teguh menjadi rambu sesungguhnya manusia tak lepas dari memohon...

38

Anda mungkin juga menyukai