Andai kami merenung dalam syair puisi ini ......dengan khusunya dzikir
Subhanallah............Astagfirullah.
tak kami mau terpencil miskin dan terasing
menunggu janji-janji di tepi hutan wakil-wakil.... tentang kemakmuran rakyat
jika itu hanya tarian topeng-topeng rombeng yang berkhayal...
menantang gaduhnya anak negeri.
PESAN DARI SEBUAH PERINGATAN
Dalam berfikir............
Jam dinding berdetak terus....penantian terasa lama
belum terungkap semua.....apakah madu atau empedu
rintihan....isak tangis.......terdengar sayup....di sana...di sini dan di situ
menitis dalam generasi....yang imannya makin menipis
hingga bumi ini bergetar...............kesal
perut bumi mual dan muntahkan isi.................karena umat munafik
Selamat pagi………………………..sayang
Semalan aku membuat puisi di luar
angkasa