Anda di halaman 1dari 90

DILEMA JIWA

Darah... Darah... Darah...


Melapisi segala sudut akal sehatku...
Merah... Merah... Merah...
Menghantui segala peluh kesalku...
Jangan pernah menggangguku!
Hilanglah dari keberadaanku!
...
Tragedi... Tragedi... Tragedi...
Tanpa kehendak, merasuki hati....
Dilema... Dilema... Dilema...
Dengan sangkur, menghancurkan sukma...
Terkutuk, pergi dari sisiku!!
Musnahlah dari pikiranku!!
...
Darah... Darah... Darah...
Dengan kata-kata laknat menghasut egoku...
Merah... Merah... Merah...
Warnanya kelam mengaburkan pandanganku...
Tak kan bisa berdiri lagi...
Aku mati...
...
Mati... Mati... Mati...

(Tamappi, 09-Oktober-2006)

HANYA
Sejuknya angin di kerinduan hati ini
Menangkap segala bentuk penderitaan hidup ini
Walau raga terus menuntut untuk mati
Akalku takkan pernah mengakui
Walau hasrat ini menuntut untuk mati
Jiwaku menolak ratapan ini...
...
Mengisi hari dengan bahagia
Kucoba lepas dari semua dosa
Kuingin memusnahkan semua mantra
Akan kuhancurkan kutukan fana
Walau aku tak kuasa menahan semua
Tapi ini jalan hidupku sebagai manusia.
...
Semakin lama ku berusaha
Semakin sering ku bertanya
Apakah ini semua inginku?
Apakah ini jalan hidupku?
Tak seorang pun tahu apa jawabnya
Hanya raga dan sukma...
Hanya...
(Tamappi, 18 November 2006)

NONSENSE DI KALA SENJA

Disini ku duduk menatap langit


Teh dan cerutu menemaniku...
Hati dan pikiran menampakkan kenangan pahit
Tak ada yang bisa ku lakukan kecuali duduk membisu...
...
Merah warna senja menampakkan kelamnya
Inikah wajah asli Civil Society...
Meringkuk, membusuk, dan akhirnya mati
Tak ada yang bisa kulakukan lagi...
Kecuali memandang awan tanpa makna...
...
Semakin memikirkan hidup ini,
Semakin ku terhenyak oleh mimpi...
Hati ini panas akan dendam
Jiwa ini mengutuk semua yang kejam
Lalu apa yang akan kulakukan?
Tak ada lagi, tuan...
Tak ada lagi...
Tinggalkan aku sendiri...
(Tamappi, 19 November 2006)

SEMUA TENTANG AKU DAN DIRIKU

Disaat ku sendiri...
Kau hadir di hati ini...
Entah apa dan siapa,
Kutahu engkau ada...
...
Kau dan aku adalah satu,
Jiwa kita saling menyatu,
Walau kau dan aku adalah sama, sayangku...
Ku tak ingin singgah di dalam sanubarimu...
...
Aku ini tak punya tekad,
Aku ini manusia laknat!
Semua orang menyebutku bejat,
Anjingpun mengataiku bangsad!
...
Tapi, ku tahu kau pun tahu...
Kau tidak lebih baik dariku...
Tidak juga aku,
Kasihku...
...
Kita ini teman, musuhku...
Kita ini saudara, budakku...
Bukan aku, juga bukan kau,
Yang harus kita takuti, belahan jiwaku...
Tapi diri kita, diantara kita berdua,
Yang memiliki sifat berbeda...
...
Kini kau mengerti,
Akan semua yang terjadi...
Jangan lagi kau menggangguku,
Aku ingin tidur........................
.................... diriku...............
(Tamappi, 22 November 2006)

AKHIR DUNIA

Langit merah memecah angkara


Apakah Tuhan telah murka?
Ataukah ini hanya prediksi sementara?
Yang hilang datang diantara keabadian yang fana...
Aku gemetar dalam diam
Aphrodite menginjak hatiku yang kelam
Hati ini penuh dendam
Tak ada satupun janji yang ku genggam...
Satu makhluk datang menghampiriku
Menggantikanku dalam tawanan sang kalbu
Ku berlari bersama angin menuju istanaku
Banjir, gempa, gunung berapi... seakan bersekutu untuk membunuhku
Perjalanan ini berakhir di istanaku
Berkat angin, ku masih dapat meramu hidupku
Tapi kutahu, ini bukan akhir dari bencana
Ini permulaan dari akhir dunia...
(Tamappi, 09 Februari 2007)

M.E.M.O.R.I.E.S
Serulingku berbunyi
...
Mereka semua gembira
Bersamaku mereka tertawa
Diantara dua pusara membahana
Mereka tersenyum ceria
Serulingku berbunyi
...
Dia menghampiriku...
Orang itu hancurkan kutukan hatiku
Dia mengerti aku...
Membawa cinta tuk dicintai olehku
Dialah arti cinta
Dari semua makna cinta
Aku terpasung dalam hatinya
Begitu juga dia...
Serulingku berbunyi
...
Dia hilang, pergi...
Karena aku yang bodoh ini
Saat ini ku sendiri
Tanpa terasa, hatiku beku oleh mimpi
Kegelapan menyelimutiku
Ku hanya bisa diam oleh sendu
Orang bodoh ini...
Serulingku tak berbunyi lagi
...
Sudah cukup ingatan ini
Biar aku terus meratapi
Hingga mati menghampiri
Orang bodoh ini...
(Tamappi, 12 Februari 2007)

THE TIME HAS STOPPED


The time has stopped...

...
...
no one realize...
all dreams... flies...
...
...
The time has stopped...
...
nothing...
I said nothing...
...
(Tamappi, 9 Maret 2007)

TULISAN "INI"
Ini sajak bukan bualan
Ini puisi tanpa rekaan
Inii syair tentang kutukan
Ini semua hanya kritikan
Biadab...
Bangsad...
... semuanya...
Biadab...
Bangsad...
... segalanya...
... biadab...
(Tamappi, 9 Maret 2007)

PETRUS
Pada suatu ketika,
Seseorang bermuka garang
bersandingkan sebilah parang
Sinar matanya penuh dengan nafsu perang
berjalan di lorong sana,
lalu kemudian hilang...
Pada suatu ketika,
seseorang bermuka tampan
di sakunya kekayaan tersimpan
berjalan dengan penuh kebanggaan
terus menuju ke lorong sana,
lalu hilang...
Pada suatu ketika,
semua orang terpana
mnelihat dua mayat di lorong sana
segala pikiran pun menganga
apa yang telah membunuh mereka?
Pada suatu ketika,
aku kelelahan sehabis bekerja
kutinggalkan lorong sana
tanganku berlumuran darah manusia
Ini semua salah mereka...
Para wakil rakyat yang hina!
(Tamappi, 10 Maret 2007)

2ND IGNITION
Jantungku berderai bagaikan badai
Menghancurkan raga tebing yang landai...
Untuk apa aku terus mengandai
JIka hatiku telah terbuai...
(Tamappi, 11 Maret 2007)

10

~ENDING~
Semua berakhir...
Layaknya luka yang terhantam petir
Dengan senyum getir,
Kulihat lukisan Fafnir...
Semua berakhir...
(Tamappi, 13 Maret 2007)

11

SENDIRI
Burung itu bersenandung sunyi
Hati ini bernyanyi sepi
Wajah ini penuh dengan trilogi
Tubuh ini serasa mati
Sepi...
Sunyi...
Aku sendiri...
(Tamappi, 15 Maret 2007)

12

WAHAI PEMUDA!!!
WAHAI PEMUDA!
HENTIKAN RAYUAN BUSUKMU!
HENTIKAN PESONA IBLISMU!
HENTIKAN SEMUA DEGUP JANTUNGMU!
WAHAI PEMUDA!!
JANGAN PERNAH TERTIPU!!
JANGAN PERNAH TERSIPU!!
BUANG SEMUA PERASAAN CINTAMU!!
WAHAI PEMUDA! WAHAI PEMUDA!! WAHAI PEMUDA!!!
Apakah aku bisa...?
(Tamappi, 17 Maret 2007)

13

KETIKA ADZAN TAK LAGI BERKUMANDANG


Ketika fajar menyinariku dengan riang...
Hati kecil ini tertawa sendu
Jiwa ini terus melagu
Entah mengapa, ku hanya dapat termangu...
~
Ketika mentari bersinar dengan terang...
Mereka tertawa dengan suka cita
Ku hanya duduk menatap mereka
Dengan dunia imajiku belaka
~
Ketika senja menatapku dengan girang...
Ku tak dapat tersenyum lagi
Di sudut itu aku mati
Jiwa dan raga ini tak lagi sehati...
~
Ketika adzan tak lagi berkumandang...
Sekarang semua telah terlambat...
Yang fana dan yang nyata kini hampa
Segala hati yang dulu tertambat
Kini hilang oleh goresan embun Sang Pencipta...
(Tamappi, 14 April 2007)

14

MAAFKAN AKU... MASA LALU...


Pada malam ini...
Cinta yang dulu mati...
Kini menghantui lagi,
Layaknya kutukan abadi...
Ku teringat akan senyumnya,
Manis wajahnya...
Perhatiannya,
Juga gerak-geriknya...
Aku mengutuk diriku,
Akan semua yang terjadi pada masa lalu...
Bunuhlah diri ini!!
Individu yang telah membuat harapannya mati...
Maafkanlah aku...
Kumohon maafkan aku...!
Ini semua salahku,
Ego ini yang membuatku ragu...
Berikan aku permohonan maafmu,
Sekali lagi maafkan aku...
Waktu yang dulu terhenti...
Kuharap kan berjalan lagi...
Hingga takdir,
Menunjukkan sebuah akhir...
Maafkan aku masa lalu...
Maafkan aku...
... [OSA]...
(Tamappi, 7 Oktober 2007)

PERADABAN SEBUAH MIMPI


Pikirkan dengan otakmu,,
Apakah arti kehidupan...
Jika mimpi lebih relevan

15

Dari sebuah kenyataan,,


... kenyataan dunia yang semu...
Rasakan dengan hatimu,,
Apakah dosa ini yang kucari...
Jika mimpi adalah abadi...
Dan akan menjadi sebuah memori...
... memori indah di dalam kalbu...
HIngga pagi menyinari...
Hangat sinar mentari,
merasuki jiwa dan hati...
Menghancurkan semua yang abadi...
Kini aku kembali,,
Di duniaku yang sepi...
Dan akan terus merasa sepi...
Hingga cintaku ini,,
Merasuki peradaban mimpi,
... sebuah peradaban yang takkan pernah mati...
(Tamappi, 10 Oktober 2007)

16

DEATH
"Padaku kau bertanya...."
Apakah itu kematian?
Bagaimakah itu kematian?
Untuk apa sebuah kematian?
Mengapa kau sebut itu kematian?
"Padamu ku katakan..."
Kematian tidak lebih dari sebuah harapan...
Yang hadir dengan wujud materi kecantikan
Hitam dan putih yang bersatu dalam keheningan...
Sebuah memori yang hilang oleh zaman...
"Padaku kau meratap..."
Apa yang harus kulakukan?
Jika kematian merenggut kebahagian...
Kebahagiaan yang ada dalam ingatan,
Ingatan akan sesuatu yang kau sebut itu harapan...
"Padaku kau bersandar..."
Jangan tinggalkan hati ini...
Yang selamanya larut dalam sebuah puisi...
Sebuah puisi tentangmu dan dunia ini...
Tentang dirimu yang kukasihi...
"Dibahuku kau telah sapa kematian..."
...
...... sayang.....
(Tamappi, 12 November 2007)

17

ATAS NAMA MALAM


Dengan hampa ku menatap...
Kegelapan malam yang fana...
Di sudut mati ku mengucap...
Perihal cinta yang tak nyata...
Untuk 1.000 tahun ku sendiri...
Mungkin selamanya ku sendiri...
Malam ini ku menangis
Untuk kesekian kalinya ku menangis...
Dan ketika kisah ini berulang
Untuk selamanya berulang...
Hati ini hancur karenanya
Perasaan sepi yang nyata...
Pada dunia ku berharap
Hentikan waktu yang telah lama lenyap...
Pada langit ku menatap
Tunjukkan jiwa yang selalu meratap
O, bintang, dimana aku berdiri hari ini!
Ketika waktuku selamanya berhenti...
Jangan kau resahkan aku!
Karena kau akan menemukanku yang dulu...
Atas nama malam ku bersumpah dalam bisu...
Hanya dirimu, aku setia menunggu...
(Tamappi, 16 November 2007)

18

ORCHESTRA

Hasrat ini yang mengucur deras...

Yang takkan pernah dapat dibendung gunung penuh cadas...

Dan kecup buaian Ave Maria melebur pada nafsuku

Apakah itu berlaku untuk elegy yang syahdu...

Violin mengalun dengan melancholy...

Celo melepas semua belenggu hati...

Para oboe menari bagaikan anai-anai

Conductor itu pun memimpin dengan damai...

Tidak pernah begini...

HIlang sekat dalam hati

Benar-benar seperti mimpi

Hingga aku terbangun mati...

Apakah Chopin pernah merasakan seperti ini?

Ataukah Bach telah mencoba bunuh diri?

Ketika score ini dibuat

Hanya untuk mereka yang rindu sangat...

Hari ini...

Untuk hari ini saja kuhentikan waktuku, waktumu...

Dan untuk malam ini...

...

...

...

19

Kupersembahkan sebuah orchestra abadi~


(Tamappi, 21 Mei 2008)

20

CONSPIRACY
Have you ever know?
In this time that full of sorrow...
Just a little bit of indulged trash, can make a less into a mass...
In order to make a peace above the clash,
The world has to be a pack of dreadful flesh...
If there is a human called the savior
Conspiracy make itself as a terminator
And another heroic schemes turn into moss...
People still lay in chaos...
Maybe it's hard to believe...
There's a bunch of people dare to make us grief
But a truth is a truth...
And yet, we still can stand up with our own feet
Until we find another greed...
We'll never escape from grudge...
What...?
You say it's just a sarcasm?
Well...
... it's better than do nothing...
(Tamappi, 14 Agustus 2008)

21

M.Y.T.H
Ketika kau hunuskan pedangmu padaku,
akan kutancapkan tombakku di dadamu
Saat kau caci maki diriku dengan egomu,
aku lepaskan 1.000 kata syahdu untuk hatimu
Di kala kau diam membisu...
Kutinggalkan kau dengan langkah tak tentu...
Tetapi...
... pada saat kisah cintaku padamu...
menjadi sebuah cerita yang berujung pada mitos abadi...
HIkayat ini akan terus menghantui...
... hingga kemanapun kita berlari...
(Tamappi, 3 February 2010)

22

CUMA SEGITU, TAK LEBIH...


Langit begitu sendu,
sama seperti dulu...
Kaupun berjalan bersamaku,
kau tersenyum bersamaku...
Maaf, aku hanya dapat memberikan sedikit kasihku padamu,
tak lebih dari itu...
Dan ketika kau duduk karena lelah dibelakangku,
Kau masih sanggup tersenyum...
Sekali lagi maaf, aku hanya dapat memberikan sedikit cinta untukmu,
tak lebih dari itu...
Kau berlari dengan riang di depanku,
Kau selalu tunjukkan senyumanmu...
Maaf, aku hanya dapat memberikan sedikit pujian untukmu,
Tak lebih dari itu...
Tiba-tiba kau menghilang entah kemana,
hati ini sesak akan tangis yang merana...
Terlalu banyak cinta yang kau berikan,
Terlalu banyak kasih yang telah ku terima,
Begitu banyak pujian untukku...
Lalu...
Saat ini, aku hanya bisa mengingatmu dan terus menjalani hidupku,
Cuma segitu...
... tak lebih...
(Tamappi, 28 Maret 2010)

23

SYMPHONY MERAH JAMBU


Wahai symphony andante merah jambu
Yang selalu membuat hidup kian rancu
Lambang pasutri yang sedang bercumbu
Menjadi saksi bisu mata rantai cinta masa lalu...
Apakah kamu anggap dirimu dewa?
Ketika bersama ini dunia milik kita...
Semua manusia hanyalah cameo dalam cerita...
Tidak ada lagi kata mereka,
Yang ada hanya saya dan dia...
Pantaskah dirimu mencap egois seseorang?
Bahkan ketika mereka ingin mengucap kau larang!?
Apakah kau pikir symphony ini takkan terhenti?
Adakah kertas putih yang mampu mencatat melody ini?
Dan hingga akhir yang setia kau tetap menampik semua
Ini nyata bukan fana...
Ini cinta bukan puisi...
Wahai hati yang suci,
akhiri saja bait ini...
(Tamappi, 29 Maret 2010)

24

HI, ALICE ...


Lihat...
kau lihat Alice...?
Hujan sedang rintik,
seperti kilau amethyst yang cantik...
Tapi, tetap saja kau seperti itu,
tanpa ekspresi seperti gadis tanpa kalbu...
Ada yang memanggilmu...
Kau dengar itu ... Alice?
Pagi menyapamu dengan sinarnya,
kicauan burung sungguh mendamaikan telinga...
Kenapa, kenapa kau masih tetap di sini,
diam membisu sambil menunggu mati...
Alice...!
Hentikan tingkahmu itu,
hilangkanlah masa lalumu itu...
Hiduplah sekali lagi, walau hanya sebuah harapan,
... lalu kenapa, itu lebih baik dari sekedar sedu sedan...
Semakin lama membuat lidahmu kelu,
Hei, apakah kau mendengarkan ku...?
"Where are my eyes...?"
"Where is my lips...?"
"Where are my ears...?"
"Where are my feet...?"
"Why is it here...?"
"... cold darkness here..."
Apa yang kau pikirkan?
Ini bukanlah sebuah siksaan,
Jadi berhentilah menangis...
Ada aku disini,
... apa itu tidak cukup...
hei, Alice...
"... who is killing me..."

25

(Tribute to Gothica PV at Youtube.com)


(Tamappi, 2 April 2010)

26

CURSE OF LOVE
Dimulai kembali...
Hal yang tak lagi kuingin mengerti,
kini kembali menghantui,
tiap malam mimpi ini seperti momok,
dan hadir sangat jorok...
Logika tak ingin merasa,
tapi hasrat kian mendamba
Sebuah kata bernafaskaan cinta...
Sebuah kalimat bertorehkan kita...
Terlalu fana untuk digenggam
Terlalu nyata untuk tidak di pendam...
Entah berkah, entah kutukan
Yang kian melagu bait kasih yang merindu...
25 tahun aku bertahan
Akan segala cinta yang tak pernah hilang...
Inginnya melupakan...
Inginnya sudahi pelan-pelan...
Tapi tak bisa,
Ku sudah terlanjur mencinta...
Anggap saja kutukan...
(Tamappi, 13 Agustus 2014)

27

TELAH ATAU INGIN MERDEKA!!


Kemerdekaan untuk INDONESIA!!!
Yang terus diperingati untuk mengingatkan kita
Akan jerih payah pahlawan
Akan gerakan para pemuda pada kekhilafan
Sukarno pernah berkata,
"Kita belum siap untuk merdeka!!"
Ketika tanggung jawab belum tertata
Dan kemerdekaan hanya ada sebagai simbol belaka
Apakah itu hanya akan membuat bangsa ini kian goblok?!
Busuk tak dianggap, bagai daging yang teronggok?!!
Tapi,,
Para pemuda memaksa,
"KAMI SUDAH LELAH!! Dijajah sana-sini baik oleh Jepun maupun Londo!!"
Dan mereka tak berpikir, bagaimana sikap bangsa ini nanti
Ketika kemerdekaan kita raih
Dan dari penjajah kita telah disapih...
Renungkan saja,
Ketika raga tak kuasa
Dan hati sekali lagi,
terbentur kewajiban duniawi
Indonesia...
Tak pernah merdeka...
(Tamappi, 16 Agustus 2014)
GUGUR DAUN
Gugur daun pertama di tahun ini...
Yang takkan pernah kulihat di negeri ini...
28

Yang hanya memiliki 2 musim,


Dan juga memiliki 2 wajah berbeda yang terlihat takzim...
Melihatku yang sedang bercengkerama dengan sepi...
Hangat yang mulai mendingin,
Dan kering yang berhembus bersama angin
Tak lagi kupermasalahkan negeri ini
Yang berkembang biak lebih cepat dari kumpulan gazelle di serengeti...
Kemudian terdiam,
Untuk kesekian kalinya aku bertahan kepada kemunafikan
Gugur daun terakhir di tahun ini...
Tak ada lagi kurasakan hina
Karena ku sudah bisa meraba dalam asa
Yang tak lagi mendamba,
sebuah idealisme mirip sampah...
Daun gugur...
... sumpah serapah...
(Tamappi, 29 September 2014)

29

HEISEI '98
Pernahkah kau bersumpah?
Saat hidup terasa mati?
Di bumi kita pertiwi,
agar bangsa ini tak lagi kehilangan arah...
...
Sudahkah kau bersumpah?
Ketika para penjarah terlihat seperti para penziarah...
Di negeri tercinta ini,
Agar logika tentang kenaifan,tak lagi musnah...
...
Apakah kau telah bersumpah?!
Sesaat para pemerkosa mulai beraksi dengan keji
Di dalam jiwa bangsa ini,
Agar moral tak lagi dianggap,
taik kucing dan sampah...
...
Dan pemuda pun bersumpah...
Sebelum, selama, dan sesudah tahun '98
Yang mungkin tak kau lupakan
Dan tak mungkin kita lupakan
...
Ketika sumpah para pemuda ditinggalkan...
Ketika sumpah jadi sampah...
Dan tercium bau anyir darah...
Begitu amis...
Begitu... marah...
(Tamappi, 29 Oktober 2014)

30

LOST STAR
Satu ledakan besar terjadi
Di pojok jantung ini arteri koroner ku pun bersaksi...
Telah terjadi supernova
Di tempat hancurnya sebuah bintang dan sebuah nama...
...
Setiap hari ku melihatnya dalam mimpi
Mengawasi hari-harinya lewat sinar mentari pagi
Dan membelai rambutnya melalui debu-debu kosmik,
yang memenuhi tata surya ini...
...
Tak terpikir sebelumnya
Jika rasa kagum berubah menjadi ingin memiliki,
Memiliki semua tentangmu...
Memiliki semua nafasmu...
Nafas yang mengandung kehidupan...
Kehidupan yang menorehkan sebuah cerita...
Cerita tentang mimpi dan harapan...
Harapan yang seluas sistem konstilasi kita...
...
Dan ketika ku mulai merelakanmu...
Untuk kau tancapkan racun cintamu
Dari sebuah konstilasi bintang itu...
Dan kaupun hilang begitu saja...
Meninggalkan ku menderita,
akan racun yang kauberi seenaknya saja...
...
Tak lagi kurasakan
jejakmu ditempat itu
Bahkan sisa ledakan hebatmu pun terasa hampa...
...
Kurasa begitu...
Tapi...
Ketika kembali mengingat kejadian itu,
aku bahagia...
Bahagia telah melihatmu bersinar...
Bahagia telah melihatmu mulai berpijar...
Dengan senyummu,
kaupun menguasai dunia...
Dan aku menangis pada malam itu...
...
Aku berharap aku menemukan bintang lain di konstilasi yang berbeda...

31

... di galaksi cinta yang lainnya...


(Tribute to S.C)
(Tamappi, 3 November 2014)

32

KATAKAN SAJA!
Marah...
Melihatku mengobrol biasa
Dengan wanita selain dirimu
Dengan wanita yang lebih cantik darimu...
Kecewa...
Merasa ku lebih nyaman,
Ketika dekat dengan dirinya
Perempuan selain kamu...
Menangis...
Sesaat ku terhenyak oleh tubuhnya,
yang telah memacu birahiku
Wanita selain kamu...
Hentikan prasangka itu,
Yang kau tuduhkan dengan sadis kepadaku
Semua dakwaan tentang diriku, dirinya, dirimu...
Apakah kau telah bertanya?
Apakah kau percaya semua?
Lalu apa diriku buatmu?!
Apa esensiku terhadap kehidupanmu?!
Marahlah kepadaku!
HInalah aku!
Berteriaklah, menangislah, sebut namaku!
Dan cobalah untuk membuka dirimu...
Agar aku bisa sepenuhnya mencintaimu...
Ucapkan saja tanda tanya untukku...
Lontarkan saja semua keraguanmu...

33

Katakan...
... ya, katakan saja...
Karena aku mencintaimu...
(Tamappi, 9 November 2014)

34

JEALOUSY
Kau acuhkan diriku
Karena kau pikir aku mendua...
Dengan hati yang lainnya
Kau caci aku!
Karena kamu sungguh curiga...
Jika aku mencium kasih yang lainnya...
Begitu saja terus...
...
Sampai Orpheus lelah,
Menyanyikan semua lagu-lagunya...
... terserah...
(Tamappi, 20 November 2014)

35

THE PRINCE
Mulutmu membuka
Terlontar kritik pedas membara
Tanganmu menggores kertas dengan pena...
Tertulis nasihat keras untuknya
Wahai Niccolo Machiavelli,
Di Bernardo Machiavelli da Firenze...
Bangsawan kritis yang jeli,
Dan sadar akan situasi dunia yang maladette...
Kaupun persembahkan,
Sebuah literatur untuk Sang Pangeran...
Sang Medici di Florensia...
Il Magnifico, Excellenza mio~
Semua dilakukan demi kota tersayang
Agar Florensia tak menyimpang,
Seperti kota suci itu...
Saat Borgia terkutuk itu,
Memerintah dengan selakangan mengangkang...
IL DIAVOLO!!
Dio mio~
Dio, ti prego, salvaci!!
Vittoria agli Excellenza~
Vittoria agli di Medici~
Ma certo, Excellenza,
Insieme per la vittoria...
(Tribute to Niccolo Machiavelli"The Prince .lit." -1469-1527)
(Tamappi, 14 Desember 2014)

36

ONE OF A KIND
Sial!!
Setiap kau buatku kesal,
ku kan terus memikirkanmu selama 24/7...
Waktu berhenti,
Ketika mulai memecahkan sandi
Kode-kode laknatmu itu,
yang membuat kode binary,
terasa mudah dimataku...
Yang kutahu kau sedang marah
Tentang sesuatu yang... entah~
Tapi ya sudah,
Mungkin aku yang salah...
Maaf, kalau aku selalu menyakitimu
Tapi ego ini memang terlalu berlebih bagimu
Aku tahu...
Tapi gak mau tahu!
Hah~?
Harapan palsu?
Menurutmu?!
Tenang, ini hanya sebuah gag buatmu,
... yang sangat semu dan kelu...
(Tamappi, 17 November 2014)

37

THE NIGHT BEFORE


Di malam sebelumnya,
Piring berdenting,
Garpu dan sendok beradu sinting
Nafsu makan memanas bersama keluarga...
Di malam sebelumnya,
Pesta pora dan hedonia
Memancarkan cahaya berbalut suka cita
Tertawa membahana bersama sahabat yang ada...
Di malam sebelumnya,
Begitu khidmat, begitu jalang
Di dalam remangnya restoran, bersama lilin yang berpendar terang
Sepasang kekasih saling memantapkan cinta...
Di malam sebelumnya,
... sama seperti malam-malam lainnya,
dia mengais sampah untuk kebaikan perutnya...
Kedinginan, terdiam, dan entah bagaimana,
Dia bisa bertahan begitu lama...
Dan ketika jam 12 lewat...
Aku berharap semua akan berubah
Semua cinta dan harapan yang tertambat,
Takkan lagi hanya diam dan mendesah...
Bukan hanya sebuah resolusi yang tak pasti
Tapi sebuah komitmen yang makin dihina, makin membara,
dan takkan pernah mati...
(Tamappi, 31 Desember 2014)

38

UND DU, SIEBZHEN


Sepatu yang mengikat kaki
Seperti hidup yang selalu mengekang hati
Dan terus menjadi sebuah puisi hati,
Selama 17 tahun hidupmu di dunia ini...
Yang dulu tak kau sangka,
Sekarang terlihat sedikit nyata...
Yang seolah kau mendamba,
Saat ini terlihat maya...
Kau ingin melihatmu,
Bukan yang fana, tapi yang ada
Mungkin kau tak dapat berseru,
Akan semua hal yang hilang entah kemana...
Ku hanya ingin kau do'akan ku,
ku do'akan mu...
Aku akan terus mencoba,
agar selalu ada...~
(Tribute to C.Y)
(Tamappi, 15 Januari 2015)

39

LAPORAN UNTUK SANG BILLIONAIRE

Untuk anda disana,


yang selalu menjaga malam
di kota Gotham
Aku disini sama saja,
tiada malam yang menenangkan asa,
Hanya bisa menorehkan sedikit harapan dan cahaya
Untuk kota Jakarta tercinta...
Yang kian malam,
... kian muram...
(Tribute to DC Comics "Batman Incorporated")
(Tamappi, 30 Januari 2015)

40

SUMMER TRIANGLE

Akulah Altair...
Bintang yang berpendar di gugus Aquila
Tanda musim semi telah berakhir,
Dan tibalah musim panas penuh saga...
Terlihat ceria tapi penuh tanda tanya
Sahabat selalu datang, tapi angkuh senantiasa terbentang
Senyumku tak menghalangi logikaku mengadu
Aku adalah anomali untuk mereka yang tak berevolusi.
Dan kamu, Vega...
Bintang yang berpendar di gugus Lyra
Menyala dengan cantik bersama Altair,
Seakan keindahan hadir dengan sangat satir...
Anggun dan menawan, bagai batu amethyst diatas tempayan
Begitu polos dan setia, untuk menemani aku yang begitu angkuh
Hingga wajah dan tubuhmu,
di banjiri jutaan peluh...
Deneb, itulah mereka...
Bintang yang berpendar di gugus Cygnus
Yang selalu melindungi Altair dan Vega,
Dan menyertai mereka, layaknya Prometheus dan Orpheus...
Tampan dan brilian,
Sebuah bintang yang tampak cemerlang, tapi terasa terabaikan
Dan terlihat kurang meyakinkan
Mungkin ikhlas, mungkin na'as...
Karena hatinya tak pernah berterus terang...
Itulah mereka,
Tiga bintang penanda musim panas
Tanda gairah dan cinta kian memanas
Dan kembali cerita berakhir di titik nol...
Habis sudah,
Selesai lelah,
... begitu saja...
(Tamappi, 05 Maret 2015)
41

42

WHAT THE WORLD WILL SAY?


Have you ever think?
Apa yang akan dunia rasakan,
Ketika manusia mulai melupakan mereka yang mencintai dirinya...
Apa yang akan dunia harapkan,
Ketika makhluk tercerdas di muka bumi
Mulai merindukan sesuatu yang tak merindunya...
Apa yang akan aku lakukan?!
Ketika dunia sudah muak akan semua,
Dan kehidupan tak lagi lebih baik dari kematian...
Semakin aku jalankan logikaku...
Semakin sepi diriku...
This is the true solitude...
(Tamappi, 10 Maret 2015)

43

DESOLATION
Dingin dan membisu
Di tengah kota dalam diorama
Yang selalu sukses membuat lidahku kelu...
Tentang semua cerita penuh tanda tanya...
...
Sang perantau mimpi mulai menutup kelambu
Dan para penjelajah malam menampakkan muka yang semu
Diantara tong sampah dan tumpukan miras
Jejak nafsu dan birahi mendekam, membekas...
...
Malam dan pagi mulai samar,
Dan tak lagi lampu jalan berpendar
Entah hari sudah berganti,
Atau lampu neon sudah lelah berdekadensi...
...
Terasa sunyi...
Bahkan ketika mobil masih menderu dan klakson berbunyi
Pusat limbic mulai menyusun emosi
Dan ku mulai mengingat kembali...
...
Ego hancurkan hatiku
Angkuh merenggut cintaku
Dingin ini, benteng kasihku
TUbuh ini mulai kaku...
Lalu batu...
...
Terasa asin di lidah...
Ketika air mata jatuh sudah,
Ku berteriak dalam diam...
Ku mengaduh dalam muram
Hingga tak seorang pun tahu,
Ini aku, sang lelaki yang pandai menguasai emosi itu...
...

44

Dan langit kembali kelam,


Gerimis mulai turun dengan rindang
Dan bunga ajisai disebelah kaki,
Tak lagi terlihat riang...
...
Inilah aku...
Sebuah elegy,
penuh melancholy...
Yang selalu sepi dalam sunyi...
Sebuah ballad tanpa tanda seru...
(Tamappi, 13 Maret 2015)

45

THE ANSWER IS...


Kau tatap wajahku dalam diam
Seperti sebuah berhala yang menghitam,
Kaku, beku, sungguh muram...
Seakan hidup dan dirimu tak lagi satu paham...
|||
Adakah yang salah?
Ataukah aku tak sengaja telah membunuh cerah?
Cerah yang ada pada ranah surgawi...
Surga dunia tanpa dewa-dewi yang pasti...
|||
Sayang, apa yang kau pikirkan?
Apakah cinta yang kau rasa?
Atau ini semua hanya permainan...
Yang dimulai karena bosan...
Bosan akan hidupmu yang tak lagi berkata...
|||
Hentikan tatap tanyamu...
Kutahu apa inginmu
Maka ku katakan apapun itu...
Walau ini terasa tabu buatmu,
Yang tak pernah melangkah senekat itu,
Untuk tahu rasa mencinta...
Mencintaiku yang berbeda dari semuanya...
|||
Sayangku...
Aku mungkin juga mencintaimu,
Mungkin juga hanya harapan semu...
Tapi jika ini harus berlanjut ke keabadian,
Kau yang harus melewati batas peraduan...
|||
Maaf jika aku begitu egois...
Tapi sungguh semua demi kamu,
agar tak lagi sedih berakhir tangis...
Dan hujan kembali membeku...
(Tamappi, 17 Maret 2015)
BOSSA NOVA
"Get the scat aside~"
Musik yang mulai memacu jantungku...

46

Gairah terpicu, hasrat mulai meramu,


Not balok yang dulu terasa mati,
Mulai hilangkan sepi yang mendekam dengan keji...
"... Jazz has burnt my body and soul..."
Lupakan semua yang statis
Atau perihal yang terlihat sangat manis,
Tapi begitu amis...
Jangan menangis!!
Mari kita berdendang dan bergoyang
Biarkan jiwa ini terbang melayang,
Dan lagu mulai bertalu...
Selamat tinggal masa lalu...
Ini aku yang baru...
"... Let the body sway! Sing and stay~"
"This is the Bossa Nova~!"
(Tamappi, 18 Maret 2015)

47

PIANISSIMO ALLEGRO
Syala-La-La-La~
Ini ratapanku...
Menggema...
Mengalun dalam kepalaku...
Tic-tac-toe~
Dura-Ra-Ra-Ra~
Takkan kuijinkan,
Mereka tahu ku rentan,
Terhadap mereka yang terkekang...
Maka ku selalu berdendang...
Chura-Ra-Ra-Ra~
Aku,
Menangis dalam bisu...
Tersenyum sangat semu...
Syala-La-La-La~
(Tamappi, 19 Maret 2015)

48

DIKALA MALAM,
HUJAN BERTAHTA
Hujan turun rintik,
Pada malam yang terlihat manik...
Dimana tawa masih menggema,
Dan harapan masih setia,
Terhadap cerita cinta lainnya
Yang terlihat samar dan tak nyata...
...
Kilat menyambar dengan sembarangan...
Hingga malam terlihat murka di atas awan...
Langit berpendar,
hati yang rapuh kembali terkapar...
Yang masih lajang,
dan sangat jalang...
...
Tak sengaja tatapan mata kita bertemu,
Saling membatu...
Senyum yang saling berbalas itu,
hanyalah ungkapan saja,
Bahwa kita ingin berkata,
tapi tak bisa...
Kita ingin berbagi cerita,
tapi tak kuasa...
Bukan karena tak cinta,
Tapi keadaan yang membuat kita berdua hanya bisa bermain mata...
...
Kaupun pergi,
Dan aku masih disini,
kembali sunyi...
Kembali bernyanyi...
Dalam diam,
bersama malam...
...
Rintik air hujan menjadi deras...
Suara hati semakin keras
Meneriakkan kembali namamu,
di dalam sel abu-abu otakku...
...
Dan akupun tiada,
Agar malam tak menyaksikan lagi lelaki penuh derita...
Maka sudahi semua ini,
dan biarkan aku kembali dalam mimpi...

49

Biar lelah menghilang sudah


Semua berlalu seperti biasa, pasrah...
...
Tanpa darah,
Tanpa amarah...
... Ya sudah...
(Tamappi, 21 Maret 2015)

50

PERFECT, KATAOMOI !
Yang ada kadang tak selalu nyata,
Bahkan yang kau kira itu tak pernah ada, akan selalu hadir tak terasa ~
Manusia yang tak mampu menutupi sesuatu,
Adalah mereka yang bisa jujur tanpa harus malu
Tapi kita semua tahu,
Yang seperti itu hanya akan hadir sangat tabu...
Rangkaian cerita tanpa kata,
Atau hanya tatapan penuh tanda tanya,
Diantara kita, dia, semua...
Tak ada salahnya mencintai,
Dan tak ada salahnya dia membenci,
Hargai dirimu, dan dirinya...
Yang tak selamanya hanya hidup milik kalian berdua...
Padahal sepi, cinta sendiri...
Hentikan prasangka tanpa tanda baca
Yang dapat di gubah oleh goresan laknat fatamorgana...
Jika kau masih mencinta,
Jangan menghakiminya dengan sangat menghina...
Mungkin kau akan sakit untuk yang kesekian kalinya,
Tapi tak apa...
Kau akan bangga dengan sendirinya,,,
Wahai para lelaki yang tak pernah berhenti mencinta ~ !
" Amor Dum Letum . . . "
(Tamappi, 22 Maret 2015)

51

DAWN FORTE
Malam telah habis...
Saatnya fajar muncul dengan dramatis...
Tanpa tangis,
Tanpa buaian sapaan yang terasa sadis...
Yang membuatku tak lagi merasa,
Tak lagi setia,
Kembali kita tinggal aku saja...
...
Mungkin kembali teringat cerita itu,
Tentang kau dan aku,
yang dulu pernah bersatu,
Sungguh itu sudah lalu...
Kini aku tak lagi mengadu,
Kepada malam dan bintang,
Kepada bulan yang bersinar terang...
...
Pagi kini berkuasa
Matahari berdendang dengan bahagia...
Lupakan semua!!
Aku laki-laki yang apa adanya...
...
Kini ku telah menikah dengan kebebasan,
Jadi sepi kini gembira,
Sakit hati tak lagi mendamba
Sudah berakhir ini jiwa jadi tahanan...
...
Tibalah masa seperti biasa,
Semua akan berakhir dan mulai melata,
ke mahligai syair kedua...
... ketiga...
... dan seterusnya...
(Tamappi, 25 Maret 2015)

52

DAN KITA MENJADI SATU...


Dingin pun menguasai malam
Tapi yang kita rasa hanya hangat yang mendalam,
Sesaat api nafsu ini membara...
Cinta ini tak lagi sebatas kata belaka...
Biarkan ku hentikan waktu kita,
Dan untuk malam ini kita berdua,
Larut dalam birahi yang abadi...
Desahan asmara yang tak pernah mati...
Biarkan peluh ini melekat dengan binal,
Dan kan kubawa kau ke malam yang tak kau kenal...
Biarkan ku ajarkan kau menikmati semua,
Agar kau menjadi lebih jalang dari seorang pelacur tanpa nama...
Lepaskan semua...!
Hasrat dan cinta ini milik kita berdua...
XXX
(Tamappi, 27 Maret 2015)

53

VOCANOLOGY
Yang berkata dalam diam,
hanya akan menjadi cibiran...
Dan akan terus tertekan,
hingga sunyi terbungkus ratapan...
oOo
Yang Kosong dalam suara,
adalah vokal tanpa rasa,
tanpa cinta,
hanya mantra,
hanya duka...
Dan selamanya akan mengalir di udara,
hingga fajar bertemu senja...
Sampai yang tersisa tinggal surga dan neraka...

(Tamappi, 29 Maret 2015)

54

CINTA ITU MELIHAT


Ku tak ingin mencintaimu dalam buta
Dimana aku tak lagi seenaknya,
Memujamu sesaat sinar tak lagi merasuki mata...
Kuingin mencintaimu dengan mata terbuka
Agar aku bisa mengasihimu selama-lamanya...
(Tamappi, 1 April 2015)

55

RAIN REQUIEM
Ratapan terdengar samar
Sesaat air hujan turun nanar
Seakan cemas tak dianggap
Karena telah lama ia senyap
Hilang, mati...
sunyi, sepi...
Biarkan tuts piano jadi lantai dansa jari ini
Dan ku mainkan "Requiem Mass in D minor"
Agar tubuh kian sopor
Kembali hujan turun rintik dalam hati...
Kembali sepi...
Kembali mati...
(Tamappi, 6 April 2015)

56

GENERASI PATAH HATI


Hentikan keluh kesahmu!
Angkuh memang kadang membuat kita semu
Takkan lagi kau terlihat sama di matanya
Bagaikan budak dan majikannya,
Terbelenggu oleh rantai besi yang terlihat hina...
Hentikan sumpah serapahmu!
Karena dunia sudah enggan mendengar
Dan keadilan mulai berkelakar,
Tentang nyawa dan cinta...
Tentang Tuhan dan kita...
Hentikan tangismu itu!
Kau buang air matamu,
hanya untuk mereka yang tak mencintaimu
Kau tahu itu,
tapi tetap mendambakan hari-hari dengan mereka yang tidak
mengasihimu...
Ku tidak akan menghentikan harapan
Ku hanya tidak ingin kau lari dari kebenaran...
Kita memang generasi patah hati
Yang lahir di dunia penuh elegi
Begitu banyak sampah berbalut permata
Dimana hanya gaung yang keluar pada tiap kata...
Tapi kita tidak pernah diajarkan bunuh diri...
Tidak dengan sebilah silet di tangan kiri
Tidak juga dengan kepala tergantung di seutas tali

57

Angkat pedangmu tinggi-tinggi!


Dan lawan bersama dunia ini!
Jangan pernah berhenti pada kemunafikan...
Teruslah mencari dalam duri demi kebenaran...
Hingga ajal menanti saat fajar bertahta,
Atau ketika akhir bertemu senja...
(Tamappi, 7 April 2015)

58

SEBELUM AKHIR,
AKU SUDAH MERASA GETIR...
Kau tahu?
Saat pria lajang menghabiskan waktu
Dan menjadikan cinta sebuah permainan
Yang di mulai dengan lembut dan pelan,
Berdasarkan aturan yang berlaku
Atas nama raja penguasa kalbu...
Wanita pertama, takjub kurasa...
Akan pikirannya yang sangat jelita
Otak yang tidak pernah berhenti berpikir
Telah ku tinggalkan keberadaanku di dalam otak itu, terukir...
Wanita kedua, yang sangat jenaka...
Dengan semangat membara, menampar para dewa
Tawa candanya dapat membuat bumi terkesima...
Dan aku berhasil mengecup kelakarnya...
Wanita ketiga, ceria dalam kala...
Sungguh riang, sungguh perasa...
Dengan kecantikan dewi-dewi Nirwana,
Dan aku telah menapakkan kakiku di mahligai surganya...
Wanita keempat, tatap tubuhnya...
Sesaat birahi merobek jiwa ini
Dia bagaikan domba dalam tatapan serigala...
Begitu indah, begitu ranum,
rasanya kuingin koyak tubuh itu dengan hasrat ini...
Aku tidak menyangka...
Sebelum akhir, ternyata aku telah terbenam begitu dalam
Dalam genggaman wanita ketiga,
Yang ternyata mencinta sangat tajam
Begitu bergairah
Begitu penuh obsesi sampai aku gerah...
Dia melihat semua
Aku di dunia nyata dan fana
Dan aku makin tercambuk
Diam terbelenggu hingga luruh, remuk...
Ketika ku sadar posesif telah menembakku dengan bedil...

59

FUCK
GOT
IT
REAL!
(Tamappi, 8 April 2015)

60

AKU, PURNAMA
Semua makhluk paham tentang ini
Tak ada yang lebih berarti dari Matahari
Yang lebih terang dari lampu mercusuar
Dan lebih jujur dari petromax yang berpendar
...
Aku bukanlah Matahari
Karena kadang ku tak jujur dengan diri ini
Dan selalu memendam karya dan jiwa
Agar tanya tak lagi terjawab satu makna
...
Diri ini tak terbiasa dengan kata-kata manis
Segala tatapku terkesan magis dan dramatis
Mulut ini hanya lontarkan kelakar satir
Tangan ini hasilkan tulisan nyinyir yang sangat anyir...
...
Aku bukanlah Arjuna
Yang lahir dengan cahaya membelai mata
Kesayangan sang guru Durna
Dengan ketampanan setara Dewa-Dewa
Ksatria yang dapat membuat galau Dewi-Dewi surgawi
Titisan Batara Indra, dan bersandingkan Kresna serta Dewi Srikandi
Menerjang Baratayudha dengan Gandewa dan Pasopati
...
Aku adalah Adipati Karna
Yang terbuang dari Pandawa
Titisan Batara Surya yang di besarkan kusir kuda
Selalu berpegang pada kehormatan dan harga diri
Bahkan ketika Pandawa masih memandangnya setengah hati
Busur panah Vhijaya enggan melepas anak panah demi Kurawa
...

61

Aku adalah sinar rembulan,


Ketika malam datang pelan-pelan
Ku akan selalu menerangi jalanmu, jalanku
Dan ketika kita dibantai ketidakadilan,
Takkan pernah kaki ini menginjak kemunafikkan
Atau saat aku mulai mencintaimu
Aku takkan mengijinkan obsesi menutup mataku
Karena kau selalu dalam napasku,
Selalu dalam do'aku...
Maka jadikan keberadaanku, bantal dan guling untukmu
Agar kau nyaman sesaat namaku berkumandang
Saat malam, Purnama bersinar cemerlang...
Aku, Purnama...
(Tamappi, 10 April 2015)

62

MASIHKAH INDONESIA?
Ingatkan aku,
Jika aku masih setia padamu
Masih bangga jadi bangsamu
Masih hormat pada negerimu
Masihkah aku,
Selalu mendo'akanmu
Agar makmur kamu selalu
Sejahtera negara ini sepanjang waktu
Masihkah kita bersekutu,
Jika rasisme masih berlaku
Sumpah serapah terhadap suku tertentu
Hanya karena mereka tak sama denganmu
Siapakah aku?
Mungkin Jawa
Mungkin Sumatera
Mungkin Sulawesi
Mungkin Bali
Mungkin Madura
Mungkin Papua
Mungkin Kalimantan
Mungkin Nusa Tenggara
Mungkin Arab
Mungkin China
Mungkin Londo
Mungkin Jepun
Mungkin saja aku tiada

63

Entah yang mana,


Yang pantas kau canangkan kepadaku...
Yang aku tahu, aku adalah semua...
Aku masih orang Indonesia,
Yang menolak untuk menutup mata...
(Tamappi, 12 April 2015)

64

ALIF~LAAM~MIIM
Alif~Laam~Miim~
Dan ku mulai menyanyikan ayat-ayatMu
Agar tenang jiwaku, ikhlas hatiku
Walau harus berjalan pada bara api
Kemudian menyentuh fajar yang mati...
Ruh ini suci,
Tapi tubuh ini hanya ilusi
Aku butuh kehadiranMu di dalam rohani
Bukan sekedar ingin saatku sepi
Tapi selama aku masih berjalan di setapak Ilahi
Sesaat Iqro' adalah seruan utamaMu pada otak ini...
Aku ingin selalu ada di pelukMu
Bahkan ketika Alif-Laam-Miim telah mendapatkan arti yang tak lagi rancu
Dan aku takkan pernah lupakan janjiku padaMu,
Bahwa mati di jalanMu adalah cita-cita tertinggiku...
(Tamappi, 13 April 2015)

65

(R)EVOLUSI
Bedanya evolusi dan revolusi?
1. Evolusi itu pengasingan Pandawa

Revolusi itu perang di Kurusetra

2. Evolusi itu Tjokroaminoto

Revolusi itu Semaoen karo konco

3. Evolusi itu ideologi Soekarno

Revolusi itu ketika Syahrir dan para pemuda tak lagi sabar oleh tetek
bengek Kusno...

4. Evolusi itu keinginan bebas dari penjajah

Revolusi itu keinginan bebas dari penjajah dengan darah...

5. Evolusi itu...,

Revolusi tanpa huruf "R"...


"RAKYAT"
(Tamappi, 16 April 2015)

66

ENOUGH!
Datanglah padaku!
Kasih yang telah lama terbelenggu...
Rasa yang mengalun pilu
Saat syairku meradang, merindu...
Apalagi yang kau tunggu!?
Jika harapan tak lagi semu
Pertanda hati telah jelas mengadu
Ketika laguku kian menyatu menjadi kamu...
Mendekatlah, ketika lelah
Sudah susah payah kita menunggu
Sesaat ego ini sama-sama melemah
Dan hari kian lama, kian berseru...
Aku mencintaimu,
Kau mencintai aku,
... itu sudah cukup buatku...
(Tamappi, 21 April 2015)

67

JIKA SUDAH CINTA,


TAK PERLU LAGI TANYA
Malam semakin larut,
Dan kota mulai carut marut
Bukan karena benci,
Tapi karena kasih yang masih saja tersedu dengan keji...
ooo
Jangan salahkan bulan yang hanya bisa bersinar,
Ketika matahari memberi cahayanya yang berpendar, berpijar...
ooo
Jangan pula menghakimi awan yang memeluk malam dengan kelam,
Sesaat hangat kembali dingin dan temaram...
ooo
Karena kita bukanlah pengandaian,
Bukanlah sebuah lukisan kubisme bersadur simbol-simbol picisan...
ooo
Kita adalah cinta, seperti realis tanpa tanda tanya
Begitu apa adanya,
Hadir dengan sangat tegas dan selaras,
Dengan (YA), tanpa (JIKA)...
ooo
Maka tak lagi batu kembali membeku,
Rindu tak lagi mengadu,
Dan kala bukan lagi penghalang kita bersatu,
Tidak juga syair yang syahdu...
ooo
...
La mort pour L'amour~
(Tamappi, 24 April 2015)

68

THE PIANIST
Seketika tetes air turun dengan melancholy
Ditengah taman kota yang masih sepi
Seperti hujan di bulan Juni,
Yang kian merasuk hati dan mendekam abadi...
Kaupun terdiam...
Duduk dengan tenang menghadap sebuah piano hitam...
Walau jari-jemarimu telah menantang tuts piano menari
Gerak tak kunjung kau tampakkan, dan matamu masih saja terpejam...
...
Sunyikan sejenak hatimu,
dan renungkan segala hal tentangmu...
...
Bagiku,
kamu adalah Dewi Srikandi
Yang senantiasa mendampingi Kresna dan Arjuna,
Dengan kesetiaan dan keberanian maharaja bertahta
Busur dan anak panah kau genggam dan kau terjang tanah Kurusetra
Tanpa ragu,
Tanpa pilu...
...
Bagiku,
Kamu adalah Frederik Chopin
Dimana saat kau menghadap keyboard itu,
Sesaat yang kau rasa hanya dunia imajimu,
Dan tak kau ijinkan mereka mengganggu karyamu
Karena kau lah yang akan membawa mereka
Ke surga para Dewa-Dewa
Dengan sebuah melody,
Yang sangat harmony...
...
Bagiku sungguh,
Kau adalah Ave Maria
Dan aku Schubert, yang selalu mendambanya
Yang akan kumainkan lembut dan merindu dengan biola...
Agar kau mendapatkan tempat untuk singgah,
Tempat untuk menghalau lelah...
Dan takkan pernah kau lupakan tempat kelahiranmu
Tidak juga meninggalkan keluargamu
Agar kau tetap menunduk, merendah
Ketika sanjungan dan pujian membuatmu lemah...
...

69

Sekarang kau mengerti,


Maka mulailah kau gerakkan jari-jemari
Sesaat dirimu bertambah usia
Dan kembali kau mainkan lagu harapan dan cinta
Yang selalu dapat membuatku bergetar,
berdebar...
Yang bahkan sadisnya hujan dan buasnya badai takkan membuatku lupa...
Hingga senja menjemput kala...
(Tribute to A.Y)
(Tamappi, 28 April 2015)

70

THE MOON
IS STILL UP THERE...
Saatnya rindu aku penjarakan
Sudah kini kasihku menjadi stagnan
Pikirku, aku takkan mungkin lagi bisa mencinta
Pernah kurasa, aku takkan lagi mendamba...
Rasanya percuma...
Jika semua berakhir tiada...
ooo
Tapi bulan masih menggantung di langit malam
Cahayanya masih saja membunuh kelam...
ooo
Aku belum mau mati
Aku masih ingin abadi...
... di dalam sajak dan puisi...
(Tamappi, 5 Mei 2015)

71

LOVE AND BELIEF


Aku mencintaimu,
Semenjak semesta menuntunku padamu
Saat aku sedang menahan tangis pilu
Atau sekedar diselimuti kegalauan dalam hati ini
Menunggu air mata jadi darah,
Berharap cinta kan jadi lelah,
Dan raga kembali mati...
Tapi tidak,
Karena dirimu, yang memberiku harapan itu...
Dan aku masih ingin mencinta,
Hanya untukmu, untuk waktu yang lama...
...
Kau mengharapkanku,
Jangan tanya kenapa ku tahu,
Tiap tetes tatapmu, lontarkan 1.000 kata
Gerak-gerikmu, membisikkan kata cinta
Dan caramu berbicara denganku, desahkan nama kita
Ya, aku tahu...
Jadi jangan lagi menghela napas
Karena kau pikir aku tak melihat dengan jelas
Atau kau takut aku tak mencintaimu...
Ingat sayangku,
Tak ada yang lebih kutakutkan dalam hidupku kecuali berhenti
mencintaimu...
...
Sialnya,
Takdir kadang tak berpihak kepada kita
Karena kau tahu, aku pun tahu
Ada hal yang membuat kita sulit bersatu
Benar sayangku,
Cinta ini terhalang oleh tasbih dan salib yang membentang...
...
Aku tak mau begitu egois meninggalkanmu
Tapi iman kita tak lagi ada kompromi
Aku hanya ingin mencintaimu
Dan kau hanya ingin mencintaiku
Kita tahu, tak semua kisah cinta terlantun abadi...
Tidak untuk saat ini...
...

72

Kau tahu itu,


Tapi kau tak mau menyerah
Dirikupun menolak untuk pasrah
Ketika langit dan bumi masih belum bercumbu
Kita akan tetap menunggu,
Dimana kau dan aku menjadi satu...
(Tamappi, 15 Mei 2015)

73

NANTIKU...
Ini sekarangku...
Yang sedang menunggu kau menjadi nantiku
Maka ku lupakan sebelumku,
Agar kau bisa tenang disisiku...
(Tamappi, 17 Mei 2015)

74

REMEMBER ME~
Ada saatnya kamu lelah dengan semua
Ketika dunia tak lagi menghela napas bersama
Atau sesaat civil society menghujat dan mencibir
Hingga yang terngiang hanya fragment nyinyir yang sangat anyir...
Maka ingatlah, bahwa masih ada yang akan selalu mendukungmu
Selalu ada yang membantumu bertahan dalam waktu
Ingatlah aku,
Dan yakinlah semua haru yang syahdu akan membeku
Dan aku akan selalu ada disitu...
(Tamappi, 26 Mei 2015)

75

MERAHKAH MALAM?
Apakah layu,
Bunga chrysantheum di jendela rumahmu
Ketika malam tak lagi berganti pagi,
Bintang temaram, bulan kembali baru
Dan suarapun kembali sunyi...
oo
Manusiakah aku,
Saat sedih mendayu, aku masih bisa tersenyum payu
Air mata masih saja kering di depanmu
Habis sudah, diusap cerita dulu...
Padahal begitu kelu, bagaikan angin laut yang menyapu pasir pantai di
pipiku...
oo
Singkaplah kelambu,
Dan berlarilah menerjang dan merajang itu sendu
Jangan biarkan dunia membuatmu haru
Hingga aku hanya melihat tangis pada wajah manismu...
oo
Tenanglah...
Aku takkan berhenti mengecupmu saat kau lelah
Tak lagi ada yang kubiarkan menanam benalu pada cakrawala
Agar kita bersama dapat melihat indahnya,
Dapat mengagumi merahnya senja,
Walau malam membawa hitam di atas kita
Yakinlah warna merah saga masih tergores di langit sana...
(Tamappi, 5 Juni 2015)

76

GREETINGS, MR. POE!


Selamat pagi Baltimore!
Lega diriku melihat mentari mulai bersinar diatasmu
Tak lagi kulihat intrik dan tragedi di dalammu,
Ketika malam menyelimutimu sesaat tadi
Ketika kabut menutupi segala bentuk oposisi...
||
Darah padamu,
Pada segala penjuru gang-gang sempitmu
Yang merah merona,
Segar merekah, mengucur dan melata pada leher yang terbuka menganga
Yang kering merah marun,
Berkerak dan bergerak bersama tapal kaki kuda yang berderap melantun...
||
Ini bukanlah London yang dicekam Sang Penjagal
Bukan juga Baskerville dengan anjing-anjingnya yang binal
Tapi malam tetap sama,
Semakin jarum jam mendekati angka dua belas
Semakin merah langitnya...
||
Katakan, Tuan Poe!
Akankah ada wanita yang sanggup mencintai segalaku?
Dan apakah aku dapat mencintai seperti cintamu kepada nyonya Virginia?
Haruskah aku menulis bait puisi selayaknya Annabel Lee?
Mungkinkah aku akan terpuruk di dalam malam dengan kedua mata
dicongkel paruh gagak seperti sebelummu?
||
Dirimu dan gelapmu, Tuan Poe...
Yang mungkin aku jatuhkan hati rapuhku
Paling tidak, aku takkan sekarat di bangku taman sepertimu
Bisa saja aku mati tertimbun kotoran kuda
Atau jasadku dikoyak ganasnya badai di perairan St. Croix...
||

77

Ya, Tuan Poe!


Sama saja...
aku dan dirimu pada akhirnya akan habis di makan kala
Dan yang tersisa hanya sajak, puisi dan prosa
Yang tergores di kertas-kertas tanpa nama...
Hanya rasa,
Hanya jiwa,
Hingga merajam waktu agar tetap hidup selama langit belum mau memeluk
bumi
Dan kembali menjadi satu singularity...
... Selamat malam, Tuan Poe...
Titipkan salamku pada Charon di atas perahu...
(Tribute to Edgar Allan Poe)
(Tamappi, 9 Juni 2015)

78

P.R.O.M.I.S.E.S
Janji adalah kata yang diucapkan untuk dilakukan. Mungkin tidak hari ini dan
bisa saja berjalan sangat pelan. Tapi ingatlah, bahwa itu pasti terjadi, harus
menjadi. Seperti awan mendung yang menjanjikan hujan di saat nanti.
~
Janji layaknya hidup yang berakhir mati. Luka yang menjadi perih. Es yang
kembali mencair dan mengalir. Semacam kayu yang menjadi abu oleh api.
~
Jika janji saja tak lagi digenggam,
Lalu apakah kau masih perlu menanyakan tentang kesetiaan?
(Tamappi, 10 Juni 2015)

79

KUTUNGGU KAU BERHEMBUS


UNTUK YANG KEDUA KALINYA
Pagi hari ini di Jakartaku
Tak lagi kurasakan,
Angin mengelus pipiku dengan konstan
Sungguh sunyiku,
Jadi ranah keberadaanku...
Masih teringat Sabtu malam itu
Ketika hujan mendadak jatuh,
Di dekat beranda hati laknat ini...
Atau saat kurasakan basah di pipi
Sesaat kebahagiaan,
Kemudian dibunuh kesedihan...
Angin yang dulu ada dengan alunan yang menyenangkan
Harum keindahan wanita berwajah cantik
Yang dulu pernah menggempur hasrat para lelaki tanpa klenik,
Kini pergi dalam kesendirian...
Hanya satu pintaku padamu, manis
Tetaplah ingat mereka yang pernah berbagi sedih denganmu
Yang pernah menebas kebersamaan denganmu,
Yang pernah merasakan hancur denganmu,
Lalu bangkit dalam ketiadaan menuju eksistensi bersamamu...
Tetaplah biru darahmu,
Simpanlah kuning dalam jiwamu, selalu...
Dan aku akan menunggu saat aku ada di Jakartaku
Angin itu akan berhembus kencang untuk yang kedua kalinya...
Selamanya...
(Tribute to S.N)
(Tamappi, 14 Juni 2015)

80

QUANTUM THEORY
Seketika siang berganti malam
Waktu kita bersama tiba-tiba tenggelam
Momen sesaat aku mengecup bibirmu seakan selesai dengan kecepatan
cahaya
Inilah hukum Relativitas tentang cinta...
Pernah terlintas di benakmu?
Mengapa kita bertemu?
Awalnya ku mengira ini hanya ulah Law of Attraction yang membawamu
kepadaku,
Aku kepadamu...
Tapi sepertinya tak semudah itu,
Jika kita berdua tak memiliki Memory Data yang saling berjibaku...
Kau juga merasakannya?
Ketika kita bertemu pertama kali di Plaza itu
Kita seakan pernah mengenal satu sama lainnya
Pernah merasakan kasih yang hanya milik kita berdua...
Bukan,
Bukan De Javu!
Saraf neuron kita belum se-patologis itu...
Mungkin ada seseorang disana yang telah melompati waktu
Dan akhirnya Butterfly Effect membuat paradoks Alpha World Line yang
tadinya satu
Kita pun tak pernah menyadarinya
Bahwa kenangan akan romansa pada dimensi yang berbeda telah terkubur
di dalam otak kita
Yang secara berkala bangkit, dan membara...
Ya...
Kita pernah mencinta...
Ingatlah itu,
Janganlah takut untuk membuka kotak memorymu
Bagaikan kucing pada percobaan Schrodinger dalam Superpositions in
Quantum Theory
Kita takkan pernah tahu takdir dan nasib kita nanti, kalau kita tidak
mencoba mengungkap tabir cinta ini...

81

Walaupun nantinya kita harus berpisah


Karena pengaruh Attractor Field sekalipun, aku takkan pernah pasrah
Aku akan terus berusaha menyelamatkan cinta ini
Hingga jutaan kalipun, hingga divergence mencapai angka 1%
Atau sampai aku membawa dunia menuju Beta Wolrd Line
Biarpun harus menipu dunia
Biarpun harus menipu realita
Aku akan terus mencintaimu dan mendekapmu
Sampai romantisme kisah ini kekal hingga ke dimensi kelima...
(Tamappi, 18 Juni 2015)

82

RESOLUSI CINTA SEORANG PUJANGGA


(1)
Bukan awal aku mencinta
Tidak juga pada pandangan pertama
Sama seperti air mata yang menunggu kering,
Perlahan menjadi dalam hening...
... Aku menyukaimu dengan sangat hati-hati...
(2)
Aku memang sabar nunggu kamu,
Tapi kadang hati tak selamanya hanya untukmu
Jika Kata "Aku-Kamu" tak terucap di mulut manismu,
... Aku tak menentu...
(3)
Ketika aku mulai bertanya,
Tentang perihal rasa yang ada
Di dalam diriku tentang kamu,
Sesaat raguku,
Berubah jadi teguhku...
.. Jadi cintaku...
(Tamappi, 26 Juni 2015)

83

HATIKAH SALAH?
Kamu,
Menantang dunia
Menampar dinding baja
Menjambret asa
Mencumbu peluh yang bergelora...
Aku,
Mungkin sama saja
Mungkin hanya angan belaka
Yang tak tersentuh lara
Tak terjilat luka...
Aku suka,
Mungkin kamu juga,
Mungkin saja aku yang sembarangan mencinta
Dan Kamu tetap fana...
Lalu kenapa,
Aku begitu mendamba?
Lebih baik putar balikkan saja diri ini
Kembali jadi aku yang tak punya hati...
Sudikah kamu...?
(Tamappi, 28 Juni 2015)

84

DIRIKU YANG TAK AKU


Mana yang lebih jalang,
Aku atau Chairil?
Jika waktuku lebih panjang
Dari umur sang binatang yang ditembus bedil
Hidup 1.000 nanti,
Atau mati dalam puisi...
(Tribute to Chairil Anwar "AKU")
(Tamappi, 29 Juni 2015)

85

BLACK ESCAPEE
"Free...
Like a bird outside the cage
With the bright red eyes and the images still blurry
He's out and flee,
So magically and astounding as they refers him as a mage..."
Jantungku berdendang,
Memainkan nada-nada sumbang
Dengan lirik-liriknya mengoyak sepi
Dan bergema diantara dinding-dinding batu hati ini
Cinta yang tak lagi kubawa mati
Ataupun perihal kotor negeri ini
Takkan lagi kubawa lari
Tak perlu aku ungkit-ungkit kembali...
" Run, like a lightning!
Abandon all fears about what are you will become...
... The demons that always crawling...
Into your very own of slump..."
Ingatkan aku tentang prinsip hidup di masa itu
Dimana amarah disanggah logika,
Dimana kasih menjadi dingin dan membeku,
Dimana aku dan dia punya cerita...
Maka tinggalkan semua!
Aku masih ingin hidup pada sekarangku...
" Don't look back,
Just run and escape from the prison inside of your head...
O, the man in black...!"
(Tamappi, 14 Juli 2015)

86

AND THE WIND BLOWS...


Kadang yang terjadi tidak selalu sesuai ekspektasi kita
Yang kemudian membuat kita lelah dan menyerah
Bukan karena kalah,
Tapi keadaan yang mengharuskan kita menerima semua...
Tangisan itu tidak percuma,
Bukan berarti dunia telah tiada
Seperti mendengar suara Eros di kejauhan,
Dimana dia meminta kita menerjang cinta roman picisan
Atau ketika Orpheus hanya bisa pasrah,
Ketika Eurydice sekali lagi hilang, tanpa jejak, kembali tanah...
Santailah sejenak di sudut kafe itu,
Dengan secangkir kopi sambil mendengarkan lagu jazz sendu
Apakah yang kau tunggu?
Semoga di saat dunia sudah tidak memiliki langit yang membentang luas,
Dirimu masih punya hati tuk bersandar, lepas
Diriku, kamu, yang terbang bagai Sylphid, bebas...
(Tamappi, 30 Juli 2015)

87

KAU DAN AKU


Butuh berapa bulan sabit yang harus kubunuh,
Agar langit dalam dirimu memerah dan memberikan jejaknya untukku
berlabuh
Dan kau tetap saja memeluk masa lalu dengan teguh
Kadang niat sudah terbentuk dari sejak aku bertemu denganmu
Tapi jalan yang senantiasa membuat cerita kau dan aku semakin lama
semakin tak menentu
Mungkin kata tak sejujur rasa
Tapi aku takkan bisa memaksa
Walau manis dimulutku, hanya akan membuatmu sakit dan termangu
Maka ku katup mulut ini
Hilangkan semua mantra palsu...
Biarkan hujan menemani romantisme sunyi,
Yang takkan pernah hilang dihapus air yang turun berulang kali
Aku mau ketika tetesan hujan terakhir menyapa pagi
Kau dan aku merasakan sebuah puisi
Yang terbentuk oleh hati, cinta karena hati, dan berakhir oleh hati...
Kita boleh mati sendiri,
Tapi kisah ini harus abadi
Sampai diantara kita tak ada yang menemani...
(Tamappi, 31 Juli 2015)

88

LIFE'S TURNING POINT


One cup of Chai latte tea,
Sesuai rekomendasi, hot dengan ukuran grande
One Cheese bagel and One Smoked beef panini
Tidak, tidak usah tambah sorbet dan parfait...
~
Menyenangkan bukan?
Jika hidup bisa kita tentukan semudah itu
Bergerak pelan, maju perlahan-lahan...
Ke arah masa depan itu satu-satu...
~
Asal kau tahu,
Hidup itu adalah hasil dari ratusan pilihan pada tiap titik balik yang telah
kau lalui
Mungkin kau anggap angin lalu
Tapi pilihanmu yang dahulu lah yang membuatmu masih bernapas hari ini!
~
Apakah kau Ahasveros, yang nantinya akan menaklukkan sebuah negeri
tapi tanpa cinta?
Atau mungkin Helios, yang melihat segala, menerangi dunia dan membenci
para pendusta?
Persetan dengan penghalang, terjang dan hancurkan saja dengan tubuh
sekeras Talos!
Jika kau mau, kau bisa berlari dan merajang segalanya senaif dan seidealis
Melos...
~
Kalau aku bilang, aku bisa membawamu kembali
Kembali ke titik penentuan itu
Apa kau mau mencoba sekali?
~
Walaupun aku tak bisa janji,
Jika kau tidak akan mati...
Atau yang lebih keji,
Kau takkan bisa menemukanku lagi...
~
Bukan, bukan kau yang sedih...
... Tapi aku yang nanti...
Yang sudah melewati jutaan titik penentuan hanya untuk bertemu kau,
kekasih...
~
... Dan aku tetap sepi...
(Tamappi, 03 Agustus 2015)

89

THE MOON
AND
THE JELLYFISH
Bagaikan bayangan bulan
Yang menyentuh permukaan air dengan elegan
Dirimu menoreh cinta penuh perasaan,
Seperti disentuh ubur-ubur bulan...
Yang diam mendekam,
Berendam air garam
Sesaat hati penuh luka,
Ketika kasihmu berbalut duka...
Disini aku tetap Purnama,
Walau kau mendamba ribuan bulan sabit warna senja
Aku akan tetap apa adanya
Sampai pagi membunuh kita yg tak sama...
Aku sih sudah biasa
Kamu bagaiimana?
Apa memang aku terlalu menduga-duga?
Dan kamu tak perlu aku untuk selalu ada disana?
Aku yang nyaman hanya menjadi bayangan
Diatas permukaan laut yang menawan
Dan kau tetap berada di dasar sana
Dimana kesendirian membuatmu tak tergapai kata
Walau cinta itu ada,
Kita memang takkan pernah bersama
(Tamappi, 8 Agustus 2015)

90

Anda mungkin juga menyukai