Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH SOSIAL MEDIA TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN

BERGAUL SISWA

LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi pada era digital ini, sosial media tumbuh sangatlah pesat,
bagi orang-orang yang tidak bisa mengikuti zaman, maka mereka akan tertinggal jauh
dengan informasi yang ada pada saat ini. Dengan adanya era digital ini, diharapkan
dapat merubah Indonesia lebih maju lagi. Ini sudah terbukti dalam adanya Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dalam ujian nasional sudah menggunakan komputer / ujian nasional
berbasis komputer (UNBK). Tidak hanya itu, pada saat ini sosial media juga membuat
orang bisa berkomunikasi dengan orang lain secara gampang.
Sosial media seperti WhatsApp, Messenger, Facebook, Instagram, Line dapat
digunakan sebagai sarana komunikasi dengan dosen, guru, orangtua, sahabat, teman,
kerabat, bahkan organisasi dan ini membuat mereka semakin dekat dengan adanya
sosial media. Dalam penggunaan sosial media, terutama Facebook, terdapat dampak
positif dan dampak negatif. Pada dampak positif, pengguna bisa mengetahui info-info
terbaru (update) dan pada dampak negatif, ada banyak kasus, seperti penculikan,
pemerkosaan, sodomi, dan lain-lain. Bahkan tidak sedikit siswa-siswi yang
melakukan tindakan tidak senonoh seperti mengumbar aurat yang memicu lawan jenis
untuk melakukan pergaulan bebas/ seks bebas (Al Allamah as-Syaikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz, 2009:23). Padahal didalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa
wanita harus menutup aurat. Ayat Al-Qur’an yang mewajibkan menutup aurat serta
batasannya adalah:

ۡ ‫آء ۡٱلـ ُم ۡؤ ِمنِينَ يُدْنِينَ َعلـَ ۡيهـ ِ َّن ِمن َج َٰلَبـِيبـ ِهـ ِ َّن ۚ َٰذَلِكَ أَدْنـ َ َٰ َٰٓى أَن يُعۡ َر ۡفنَ فـَلـَا ي‬
ُ‫ُؤذينَ ۗ َوكـَانَ هللا‬ ِ ‫س‬ ُّ ِ‫َٰ َٰٓيَـأَيـ ُّ َها ٱلنَّب‬
َ ِ‫ي قـُل لـِأ َ ۡز َٰ َو ِجكَ َوبَنـَاتِكَ َون‬
59 : ‫ورا َّر ِحي ًما (األحزاب‬ ً ُ ‫غـَفـ‬

Artinya :

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-


wanita (keluarga) orang-orang mukmin, agar mereka mengulurkan atas diri mereka
(ke seluruh tubuh mereka) jilbab mereka. Hal itu menjadikan mereka lebih mudah
dikenal (sebagai para wanita muslimah yang terhormat dan merdeka) sehingga mereka
tidak diganggu. Dan Allah senantiasa Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS.
al-Ahzab ayat: 59)

Pandangan Mufassir Al-Baidhawi

Dalam Tafsir- nya Al-Baidhawi (hal. 386/4) menyebutkan: “Firman-Nya, ‘agar


mereka mengulurkan atas diri mereka (ke seluruh tubuh mereka) jilbab mereka artinya
mereka menutupi wajah mereka dengan pakaian yang menyerupai selimut, di saat
mereka hendak pergi keluar rumah untuk suatu keperluan.”

Ayat ke dua :

ۡ َ‫ص ِره َِّن َويَ ۡحـفـَ ۡظنَ فـ ُ ُرو َج ُه َّن َولـَا ي ُۡبـدِينَ ِزينَتـ َ ُه َّن إِلـَّا َما ظـَ َه َر ِم ۡن َها ۖ َو ۡلـي‬
‫ض ِر ۡبنَ بـِ ُخ ُم ِرهـِ َّن‬ َ َٰ ‫ُضنَ ِم ۡن أ َ ۡب‬ ِ َ‫َوقـُل لـ ِ ۡل ُم ۡؤ ِم َٰن‬
ۡ ‫ت يَ ۡغض‬
ۖ ‫َع َل َٰى ُجيُوبِهـِ َّن‬

Artinya :

Katakanlah (wahai Nabi Muhammad) kepada wanita- wanita mukminah, ‘Hendaklah


mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah
mereka menampakkan hiasan (pakaian, atau bagian tubuh) mereka kecuali yang
(biasa) nampak darinya dan hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada
mereka (QS. an-Nur [24]: 31).

Ayat ini merupakan seruan kepada seluruh kaum mukminah baik mereka ibu-ibu
kaum mukminin atau selain mereka, entah mereka bangsa Arab maupun non- Arab.

LANDASAN TEORI

Ada beberapa fungsi komunikasi, yakni;

1. Menyampaikan informasi (to inform), menginformasikan atau


menyampaikan suatu pesan yang mungkin belum diketahui seseorang.
Dengan lengkap, maka fungsi komunikasi adalah pertama mendidik (to
educate), maksudnya komunikasi berfungsi untuk mendidik atau membuat
seseorang memahami dan mengerti tentang sesuatu.
2. Menghibur (to entertain), komunikasi berfungsi untuk menghibur atau
membuat seseorang senang, suka, atau puas.
3. Mempengaruhi (to influence), komunikasi berfungsi untuk mempengaruhi
orang dalam berpikir, bersikap dan bertindak (Effendy, 2002 : 8).

Ketika berbicara tentang sosialisasi dan kepercayaan dalam bergaul maka ada
beberapa konsep dan teori yang digunakan, yakni pemahaman tentang komunikasi
sosial itu sendiri. Komunikasi sosial adalah suatu proses interaksi dimana seseorang
atau suatu lembaga menyampaikan amanat kepada pihak lain supaya pihak lain itu
dapat menangkap maksud yang dikehendaki penyampai (Sutaryo, 2005 : 23).

Komunikasi antar budaya mengacu pada komunikasi pada orang-orang dari


kultur yang berbeda, antara orang-orang yang memiliki kepercayaan, nilai, atau cara
berperilaku kultural yang berbeda. Dewasa ini, komunikasi antarbudaya telah menjadi
semakin penting karena meningkatkan mobilitas orang di seluruh dunia saling
ketergantungan ekonomi di banyak negara, kemajuan teknologi komunikasi,
perubahan pola imigrasi, dan politik membutuhkan pemahaman atas kultur-kultur
yang berbeda. (Mulyana dan Rakhmat, 2001: 24).

Penggunaan media sosial sekarang ini banyak yang menyimpang dan


digunakan untuk menebar fitnah justru tidak akan membawa manfaat. Banyak pihak
yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan keburukan orang lain sebagai modal
awal menjatuhkan rivalnya untuk mendapatkan kekuasaan dan untuk keuntungan
pribadi atau pun kelompoknya. Terdapat ayat yang menjelaskan mengenai hal ini :

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena


sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q. S. Al-Hujurat ayat 12)

Jika informasi yang disebarluaskan tergolong dalam informasi yang


menimbulkan fitnah, maka seseorang yang menyebarkan luaskan juga tergolong
dalam orang yang keji.

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari
tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya
dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali
jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat
itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al –
Baqarah : 191)

Penelitian ini menggunakan kajian teoritik ilmu komunikasi dari Weaver,


bahwa semua prosedur dimana pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang lain.
Menurut Hovland, Janis, dan Kelley, komunikasi adalah suatu proses dimana individu
(komunikator) menyampaikan pesan (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku
individu lain (khalayak) yang dikutip dari (Ardianto dan Bambang, 2007:18).

Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh Facebook terhadap kepercayaan


bergaul siswa-siswi, sehingga rumusan masalahnya apakah ada pengaruh sekolah
menengah atas sosial (Social Media) terhadap tingkat kepercayaan bergaul siswa-
siswi sekolah sebuah sekolah menengah atas di Jakarta.

TUJUAN

Mengetahui pengaruh sosial media Facebook terhadap tingkat kepercayaan


bergaul siswa-siswi sekolah menengah atas di Jakarta.

METODE

Penelitian ini menggunakan model pengolahan data kuantitatif dengan jenis


penelitian pengaruh/regresi dari dua variabel. Analisis kuantitatif menggunakan
pendekatan berpikir deduktif dimana kerangka analisis dimulai dari persoalan-
persoalan umum ke persoalan-persoalan yang khusus. Pendekatan deduktif
menggunakan logika deduktif di mana silogisme dibangun pada alur berpikir piramida
terbalik (Bungin, 2006: 311).

Populasi pada penelitian ini adalah 125 orang dari siswa-siswi sekolah di
sebuah Sekolah menengah atas di Jakarta, sedangkan sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu. Semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini atau dapat
dikatakan sensus dalam penarikan sampel (Sugiyono, 2004 : 73).
Data primer adalah data yang sudah ada, dicatat dan diamati. Dan penelitian
ini menggunakan kuesioner yang disebar dengan cara memberi pertanyaan kepada
responden. Responden dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang positif
sampai dengan negatif.

Dalam penelitian ini menggunakan SPSS dan menguji reliabilitas, validitas,


korelasi dan analisis regresi linier sederhana. Hipotesis adalah generalisasi atau
rumusan kesimpulan yang bersifat tentatif (sementara) yang hanya akan berlaku
apabila setelah diuji kebenarannya (Basri, 2006:80). Jika hipotesis nol diterima
(benar) maka hipotesis alternatif ditolak (tidak diterima) begitu pula sebaliknya.

Data yang diperoleh adalah data interval, biasanya digunakan untuk mengukur
karakteristik seseorang. Jika responden yang memberi angka 9, bisa dilihat bahwa
persepsi responden kepada pemimpin sangat positif, sedangkan bila memberi angka 5,
itu artinya netral, dan bila memberi angka 1, maka persepsi responden kepada
pemimpin sangat negatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Facebook pertama kali diluncurkan pada 4 Februari 2004 oleh Mark


Zuckerburg.

a. Uji reliabilitas variabel kepercayaan

Pada uji reliabilitas ini terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach untuk uji variabel
kepercayaan bergaul sebesar 0,715. Dengan itu maka variabel kepercayaan
bergaul siswa-siswi sekolah begitu baik dan bisa dilanjutkan karena memenuhi
aspek obyektivitas internal dalam penelitian kuantitatif.

1. Frekuensi responden mengakses facebook


Diketahui responden yang mengakses Facebook setiap hari ada 71,4%,
sedangkan yang mengakses beberapa hari sekali adalah 25% dan yang
mengakses lebih dari 1 bulan ada 3,6%. Saat ini jaringan mempunyai peranan
yang penting dalam informasi, keuntungan dari sekolah-sekolah menengah
atas sosial, Facebook yaitu dapat memperluas interaksi.
2. Data yang diupload dan didownload
Dalam hal ini yang paling sering diupload atau didownload oleh responden
adalah musik sekitar 51,8%, foto sekitar 42,9%, perangkat lunak, buku dan
lain-lain hanya 1,8%.
b. Pengujian Hipotesis
Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini dari nilai r yang ditunjukkan secara lugas.
Diketahui beberapa nilai r yang ada, yakni; karakteristik (0,154), informasi
(0,268), prestige (0,310), bahwa Facebook digunakan sebagai media transaksi
(0,394), citizen journalism (0,430), sebagian besar menggunakan Facebook untuk
refreshing (0,467). Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor terkuat sosial
media dalam hal ini adalah Facebook hanya digunakan sebagai sarana refreshing
saja.

Dalam penelitian ini terlihat bahwa ada beberapa faktor yang menjadi unsur
yang dilihat dalam penggunaan sosial media, yakni; Kesamaan Karakteristik,
Informasi, Prestige, Media Transaksi, Citizen Journalism, Refreshing. Dari semua
faktor tersebut ternyata hanya refreshing yang menjadi jawaban dari para siswa-siswi
sekolah menengah atas di Jakarta yang menjawab kegunaan sosial media bagi mereka.
Penelitian ini membuktikan kebenaran dari kajian penelitian mikro efek media, bahwa
pengguna media tidak serta merta mengikuti apa yang diinformasikan dan dipaparkan
di dalam isi media tersebut (Rosengren dan Palmgreen, 1985:30).

Pada kenyataannya penelitian ini bisa membuktikan bahwa siswa-siswi


sekolah menengah atas di Jakarta ini sudah memiliki dasar yang kuat dari guru
mereka akan bagaimana bergaul dan bersosialisasi yang baik. Artinya bahwa
pendidikan dari guru tentang etika, budi pekerti begitu kuat dibandingkan dari belajar
di luar melalui media massa atau media elektronik yang marak saat ini. Dapat
dikatakan bahwa kedudukan guru dan pola didik di kelas adalah variabel penganggu
(intervening) yang tidak dijadikan fokus utama dalam penelitian ini. Demikian juga
dengan pendidikan di rumah atau keluarga yang dipahami turut mempengaruhi siswa-
siswi sekolah dalam menafsirkan kepercayaan mereka dalam bergaul di sosial media
(Rusmanah, 2010: 44).

Dengan jelas, ini menyebutkan sosial media bukan ancaman terbesar dalam
bergaulnya siswa-siswi di sekolah. Pada kenyataannya budi pekertilah yang kuat
mengubah perilaku siswa-siswi. Orang tua tidak perlu khawatir atas pengaruhnya
sosial media dikalangan remaja saat ini.

Anda mungkin juga menyukai