Anda di halaman 1dari 14

NYAI DASIMA, Sebuah Perjamuan Cinta

Karya : Gepeng Nugroho

Di sebuah tempat, cahaya warna warni

Seorang wanita meronta kesakitan

Dasima : akh ……. Tolong …… tolong …….. orang ini akan beniat jahat …………. Dia akan
membunuhku…. Tolong ……… apa maumu? Ambil semua yang kau inginkan? Ambil ……
bukankah kita sudah saling mengenal? Aku percaya kamu tidak akan tega melakukan
kejahatan padaku, Tarjo ………. Atau jangan-jangan ada orang yang mempengaruhimu
untuk melakukan kejahatan ini? Tarjo, bukankah kau orang baik? Tarjo, jangan ……….
Akhhhhhh …

Hah …… kenapa sama sekali tak berasa apa-apa? Apa yang terjadi padaku? sama sekali
tak terasa apa-apa ………… seluruh tubuhku mati rasa ……… di tempat apa ini, Tarjo kau
bawa aku kemana? toloooong ……… ada orang di tempat ini ……… Tarjo …. Jangan
membuatku ketakutan!

Musik

Black out

Lagu:

Tak kulihat bayangan raga

Tak ku dengar lagi detak sang waktu

Hanya ruang bisu tanpa sekat pandang

Mengambanglah bayang bersama gelombang yang terbang

Sekelompok Orang bercengkrama

Orang 1 : aku melihatnya tadi, dibantaran sungai itu tubuhnya sempat mengambang, tapi
sekarang tak terlihat lagi, barang kali sudah terbawa arus kembali

Orang 2 : mau dicari kemana ?

Orang 3 : ya tentu saja kita harus menyusuri sungai itu, sampai kita jumpai mayatnya. Tak
mungkin kita turun ke sungai, airnya terlalu deras.

Orang 2 : sebab apa sebenarnya hingga dia berani nekat di sungai deras itu?

Orang 1 : tak taulah, akhir-akhir ini dia tampak sedang memiliki banyak masalah, jangan-jangan
dia memang sengaja mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai deras itu.

Dasima : Tolong! Tolong ……

Masuk orang 4

Orang 4 : orang-orang sudah menemukannya, di sungai bawah, tuan wiliam dan nona Nancy juga
sudah ada di tempat itu ………..

1
Orang 3 : bagaimana keadaannya?

Orang 4 : tentu saja sudah menjadi mayat

Orang 1 : Segera saja kita ketempat itu

Orang-orang exit

Dasima : Mereka sama sekali tidak memperdulikanku, padahal teriakanku cukup keras, apa
mereka tidak juga mengenali suaraku, padahal mereka adalah orang-orang yang aku
kenali. Ternyata benar, selama ini mereka baik kepadaku memang pas kalau ada
perlunya saja, ketika aku sedang jaya mereka menyanjung-nyanjungku, tetapi ketika
aku terpuruk memandangkupun mereka tak mau! Dasar para penjilat. Tapi siapa yang
tadi mereka cari, siapa yang mati di sungai? Mereka juga katakan telah ada juga
William mantan suamiku dan Nancy putriku ……….. lama aku tidak berjumpa dengan
mereka, mungkin juga kebencian mereka kepadaku saat ini belum reda. Baru aku
sadari sekarang kalau aku terlalu egois waktu itu, kalau saja aku bisa menahan diri
tentu saja keputusan perceraian itu tidak akan terjadi. Maafkan aku William aku tahu
kau sungguh sangat mencintaiku, namun …… tak taulah kenapa bisikan setan itu lebih
kuat mendorongku untuk meninggalkanmu, maafkan ibumu ini juga Nancy, dengan
usiamu saat itu yang masih kecil, rasanya terlalu jahat kalau ibumu ini meninggalkanmu
………

Muncul Nyonya Bonnet

Ny : Dasima ………….

Dasima : Suara itu … seperti aku pernah mengenalnya ……..

Ny : Dasima ……….

Dasima melihat kearah Nyonya.

Dasima : Nyonya………. Nyonya bonnet ………. Benarkah penglihatanku ini ……

Ny : Lama kita tidak berjumpa ……. Apa kabar Dasima? Kau Nampak masih cantik, seperti
yang dulu, tidak salah kalau banyak laki-laki masih begitu menginginkanmu.

Dasima : Nyonya ……… nyonya juga nampak lebih cantik sekarang ini ……

Ny : itu karena kau melihatku selama ini tergolek lemah bertahun-tahun diranjang tidur,
tidur tanpa daya, hanya melewati hari dengan menebak siang dan malam lewat cahaya
yang masuk lewat jendela kamar. Tapi kecantikanmu seperti abadi Dasima

Dasima : Tapi tidak dengan nasib saya nyonya, kecantikan ini yang justru yang mengombang-
ambingkan nasib.

Ny : Apa yang salah dengan nasibmu? Alur nasib diciptakan oleh masing-masing individu,
Tuhan selalu memberi jalan.

Dasima : Saya sungguh malu berjumpa dengan nyonya saat ini, maafkan saya nyonya,
pandangan nyonya pada saya pasti sangat buruk bukan nyonya?

Ny : aku selalu berprasangka baik padamu Dasima

Dasima : Saya ingin sekali menjadi Dasima yang dulu nyonya, Dasima yang hanya seorang Gadis
kampung dari desa kecil Kuripan, Dasima yang hanya seorang pembantu saudagar kaya

2
dari perkebunan curuk, saya lebih suka melayani dan merawat nyonya yang sakit, saya
tidak mau menjadi wanita cantik yang selalu menjadi incaran para lelaki, saya tidak
mau pula menjadi nyonya besar, saya tidak ingin menjadi perempuan yang merebut
suami orang …. maafkan saya nyonya?

Ny : apa yang perlu di maafkan Dasima, bukankah dulu aku yang menginginkan sendiri
William suamiku menikahimu Dasima, karena waktu itu aku tahu, William juga
merindukan kasih sayang dari seorang wanita yang lama sudah tidak dapat aku berikan
padanya karena penyakitku, aku lumpuh, dan kau juga yang selama itu, bertahun-
tahun merawatku, dari kamu masih remaja hingga mulai tumbuh dewasa.

Dasima : Memang saya datang kerumah nyonya waktu itu untuk menjadi pembantu, hanya
sebagai pembantu nyonya, tidak lebih

Ny : Aku seorang wanita sekaligus seorang istri dari William, aku begitu paham dengan
William karena sudah bertahun-tahun aku hidup bersamanya, aku juga tahu dia sangat
mencintaiku ……. Dia telah memberikan perhatian berlebih padaku, namun sebagai
seorang istri seolah aku belum bisa untuk membalasnya …… dia merindukan seorang
putra waktu itu untuk meneruskan perkebunannya, namun aku belum bisa
memberikannya, bahkan kecelakaan itu membuat aku menjadi wanita setengah mayat,
lumpuh, hanya membuat bebannya saja.

Dengan setia dia merawatku, sering aku melihat kelelahan dari sorot matanya, dan kata
hatiku tidak dapat ditipu ketika pandangan William mengarah padamu, aku tahu dia
menyukaimu waktu itu Dasima …….

Dasima : Maafkan saya nyonya ………

Ny : Tidak ada yang perlu di maafkan, aku sendiri yang meminta William untuk menikahimu,
tanpa intimidasi dari siapapun. Karena aku melihatmu sebagai wanita yang baik, bukan
hanya sekedar cantik saja. aku sadar, aku sudah tidak mampu lagi menjadi istrinya,
kamu tidak perlu merasa bersalah …………

Dasima : Tapi bukankah kemudian setelah itu Tuan Wiliam lebih sering memperhatikan saya di
bandingkan dengan Nyonya? Apa nyonya tidak merasa cemburu?

Ny : Cemburu pasti ada, namun perasaan cintaku pada Wiliam melebihi kecemburuan itu,
dan akupun ikut senang ketika mengetahui kehamilanmu waktu itu, dan bukankah aku
juga pernah meminta ijin padamu juga untuk ikut memiliki anakmu tersebut?

Dasima : Nancy, putriku ………. Lama kita tak berjumpa ……… bagaimana kabarmu sekarang?
Ibumu ini sungguh merindukanmu

Oh ya nyonya… saya mendengar dari orang-orang tadi bahwa Nancy putriku bersama
Wiliam, ada di pinggir sungai bersama orang-orang itu, ada apa sebenarnya disana,
siapa yang terhanyut di sungai ………

Ny : Mereka sedang menangisi jasadmu!

Dasima : Menangisi Jasadku? Maksud nyonya?

Ny : Menangisi kematianmu, air mata Nancy begitu deras mengalir, demikian juga dengan
Wiliam, meskipun sekarang dia bukan lagi menjadi suamimu, namun dia teramat
mencintaimu, air matanya sederas ketika dulu menangisi kematianku, bahkan sekarang
sedih lagi karena harus juga melihat kesedihan putri nya Nancy

3
Dasima : Nyanya jangan bicara ngawur, aku masih hidup, aku masih sehat, aku belum mati ….
mereka salah mengidentifikasi orang. Aku disini ……….

Ny : kejadian apa yang terakhir kamu ingat? Bukankah lelaki itu ………

Dasima : Tarjo namanya

Ny : Ya …. lelaki itu, yang menghujamkan pisau ke perutmu

Dasima : Ya aku masih ingat rasa sakit itu, tapi setelah itu aku lupa

Ny : Belum selesai sampai disitu, tubuhmu lalu dihanyutkan ke sungai, seperti yang kau lihat
sekarang ini, kau bisa melihat orang yang benar-benar mencintaimu atau yang hanya
selama ini sekedar kedok mencintaimu, itu bisa di lihat dari air mata yang keluar dari
mereka.

Dasima : aku belum mati ……. Aku masih hidup ……… mereka salah orang, mereka salah kira …….
Itu bukan aku ……. Itu jasad yang menyerupai aku ………. Dasima masih hidup, Dasima
disini!

Musik Rampak dan tarian-tarian.

Terdengar suara Gong

Dasima ada di kursi pesakitan, dengan di kelilingi oleh orang-orang berkostum aneh disekitarnya,
diposisi paling tinggi seorang yang dihormati.

Dasima : Yang mulia, apakah harus anda yang memutuskan tentang nasib saya? Mati tidak nya
saya. Sudah jelas saya masih bugar ada disini, saya belum mati. Kenapa juga harus saya
hadir di pengadilan bodoh ini

Perempuan 1 : Ssssstttt ,,,,, jangan bicara kasar disini!

Dasima : ada masalah dengan sebutan pengadilan bodoh itu? Semua pengadilan sekarang tidak
ada yang bener, di desain hanya untuk kepentingan orang-orang tertentu saja, hanya
akal-akalan, hukum dibuat juga hanya sekedar bentuk intimidasi saja kepada
masyarakat kecil, dan bukan sesuatu yang menakutkan pada orang2 tertentu seperti
penguasa dan yang punya duit.

Perempuan 1 : yang kamu hadapi saat ini, bukan hanya sekedar pengadilan biasa

Dasima : Apa yang membedakan pengadilan ini dengan pengadilan yang lain?

Perempuan 2 : Yang membedakan adalah di pengadilan ini tidak ada manipulasi, semua bukti sudah
ada dengan jelas, tidak ada suap-suapan ataupun keputusan yang bimbang, semua
jelas, konkrit, adil dan bijaksana.

Dasima : Pengadilan semacam itu jarang ada di dunia dan hampir tidak ada di Indonesia ……

Perempuan 2 : Dan kamu memang tidak di tempat tersebut!

Dasima : kalian maksudkan aku sudah mati? aku belum mati! kalian memaksakan kehendak!

Hakim : Diam!

Dasima : Kau menyuruhku diam? Siapa kamu!

4
Musik dan lampu tiba-tiba berubah, sorot pandang orang2 tajam pada Dasima, suasana menyeramkan,
Dasima gemetar ketakutan

Dasima : Baik, aku diam, aku akan diam, aku akan menjadi Dasima yang dulu, yang selalu patuh
pada perintah, yang selalu tunduk kepada majikan, aku anggap kalian disini adalah
majikanku sekarang apa yang kalian inginkan dariku?

Perempuan 3 : Bisa kita mulai yang mulia?

Hakim : silahkan

Bunyi gong

Musik, nyanyian dan tarian Orang-orang di pengadilan

Gerbang keadilan telah menganga

Yang dirindu oleh para manusia

Disana segala daya akan dijalankan

Untuk mengeruk kesalahan

Disana banyak kata di perjuangkan

Untuk sebuah kebenaran

Gerbang keadilan menganga

Membasmi dusta atau mencetaknya?

Dasima : Kalian aneh, dalam setiap pengadilan biasanya dibarengi dengan demonstrasi di luar
gedung pengadilan, tapi kalian justru buka pengadilan ini dengan tarian-tarian.

Perempuan 3 : Diam, kamu belum di berikan hak untuk bicara, jangan main serobot saja! Di sini
mempunyai aturan yang ketat!

Hakim :Pengadilan di buka, silahkan langsung penuntut umum memberikan tuntutannya

Dasima : Mohon maaf tuan dan nyonya sekalian, kenapa tuntutan langsung ingin diberikan pada
saya, tidakkah ada kesempatan bagi saya untuk menanyakan atau mengadakan
pembelaan?

Perempuan 3 : Dasima, kamu jangan membuat aturan sendiri dipengadilan, hak mu untuk bicara
memberikan pembelaan nanti! Silahkan dilanjutkan ……

Perempuan 1 : Dasima, panjang dan berliku cerita hidupmu, dan loncatan-loncatan nasibmu juga
dramatik. Yang mulia, dasima di usia remaja dikenal sebagai gadis yang baik, sopan,
dan loyal, dengan alasan itulah keluarga dari Tuan Wiliam dan nyonya Bonnet begitu
percaya padanya, sejak umur 12 tahun dia menjadi pembantu pada keluarga saudagar
inggris yang mengelola perkebunan teh didaerah curuk, tuan wiliam dan nyonya
Bannet sungguh menyukai kinerja dan loyalitasnya, dia menjadi pembantu teladan dan
favorit.

5
Dasima : Keberatan yang mulia, pembantu tetaplah pembantu, apa bangganya menjadi
pembantu teladan!

Perempuan 1 : kamu bukan Dasima yang dulu, yang selalu patuh, bicara lembut, dan menjadi wanita
yang anggun. Diamlah dulu, ini pengadilan, setidaknya kau pernah menjadi wanita yang
terhormat, yang tahu aturan dan norma-norma.

Dasima : aturan itu di buat hanya sekedar untuk doktrin para pemilik kepentingan.

Perempuan 2 : Dasima, diam!

Dasima terdiam

Perempuan 3 : Lanjutkan penuntut umum

Penuntut 1 : Keluarga Tuan William dan nyonya Bannet adalah keluarga yang bahagia, saudagar,
keturunan VOC, mereka saling mencintai …… tapi sebuah kecelakaan terjadi ketika
mereka berkeliling di perkebunan dengan delmannya, yang mengakibatkan lumpuhnya
nyonya bannet, dan itu berlangsung lama, bertahun-tahun.

Dasima : Sayalah yang merawat Nyonya selama nyonya sakit

Penuntut 1 : Benar, Dasimalah yang kemudian merawat nyonya banet majikannya selama sakit,
namun pada perkembangannya justru Dasima juga menggoda tuan William sehingga
jatuh hati padanya.

Dasima : Ceritanya tidak seperti itu yang mulia, saya keberatan, saya sama sekali tidak pernah
menggoda tuan William, mana mungkin saya menggodanya sedangkan Saya tidak
mempunyai obsesi pada laki-laki bule ………. Keringatnya bau yang mulia, jadi yang
dikatakannya adalah fitnah!

Penuntut 1 : Lalu kenapa kamu bisa menjadi istri Tuan William? Kalau tidak suka dengan bau
keringatnya kenapa kamu bisa hamil dan memiliki seorang anak?

Dasima : Hamil bukan karena keringat, tapi karena yang lain …. sangat sulit menceritakan fakta
yang ada Yang mulia, saya butuh pembela, saya butuh pengacara, apa juga tidak
disediakan pengacara di pengadilan ini? Saya tak mampu mengungkapkan
kebenarannya sendiri, terlalu tabu.

Perempuan 1 : Bagaimana yang mulia, permintaan dari terdakwa apa bisa kita sanggupi?

Hakim : Demi keadilan, hadirkan!

Perempuan 1 : (pada perempuan 2) silahkan dihadirkan pembela atau pengacara terdakwa

Perempuan 2 : dasima, siapa yang akan membelamu dalam persidangan ini?

Dasima : Kalau begitu saya minta waktu untuk mencari pembela saya,

Hakim : Pengadilan di tunda sampai terdakwa siap memberikan pembelaannya!

Gederang Musik

Pengadilan bubar

Di satu sudut panggung ada Ny Bonnet, dan di sudut panggung yang lain ada hayati dan wak soleha

Dasima Nampak tegang, melihat 3 orang tersebut Dasima menjadi tambah gusar

6
Dasima : yang mulia …… apa saya tidak memiliki pilihan yang lain bagi pembela saya? Saya tidak
mungkin meminta bantuan pada nyonya Bonnet, beliau sudah terlalu banyak
berkorban untuk saya, dan jelas saya juga tidak mungkin meminta bantuan pada hayati
dan wak soleha …….

Wak : Karena apa? Kamu tidak mempercayai kami? Kamu selalu berfikir negatif pada kami!

Dasima : Bukan begitu wak ……….

Soleha : kamu memang jahat Dasima, saat inipun kamu belum berubah! Selalu mencurigai kami
yang tidak-tidak, seharusnya kami yang pantas melakukan penghinaan ini, sebab kamu
yang telah merebut kebahagiaan kami.

Dasima : Yang mulia, saya ingin orang lain! bukan mereka!

Perempuan 3 : haaahh …. kamu terlalu rewel, bukankah mereka orang-orang yang mengenal dekat
kamu? Tahu sepak terjangmu? Mau yang seperti apa lagi keinginanmu?

Dasima : Pokoknya bukan salah satu dari mereka berdua, dan bukan juga nyonya …………

Muncul Parmi dari belakang

Parmi : apa mungkin berkenan bila aku mbakyu?

Dasima : Parmi ……… ini benar kamu parmi, ya …. saya kira dia yang lebih tepat sebagai pembela
saya, dia akan tulus membantu saya, karena selama ini dia jugalah yang tahu sedikit
banyak perjalanan hidup dan karier saya sebagai pembantu di rumah nyonya Bonnet.
Ya, aku gunakan dia sebagai pembela saya!

Perempuan 3 : Berarti kamu setuju? Pengadilan bisa kembali di mulai?

Dasima : Ya

Perempuan 3 naik ke podium

Perempuan 3 : Yang mulia, Terdakwa sudah siap melanjutkan persidangan, persidangan bisa dimulai
…….

Musik

Persidangan di mulai, para peserta persidangan berada di posisinya masing-masing

Hakim : Karena terdakwa sudah siap dengan segala pembelaannya maka persidangan bisa kita
mulai, silahkan saya berikan kesempatan pada terdakwa untuk melakukan
pembelaannya, secara langsung atau diwakilkan?

Dasima : agar objektif dan saya tidak dianggap berbohong, biarlah Parmi yang akan mewakilinya
yang mulia. Parmi, bicaralah apa adanya, jangan ditutup tutupi, jangan takut pada
intimidasi siapapun, aku percayakan semuanya padamu …….

Penuntut 2 : Keberatan yang mulia, jelas parmi akan mudah di stir oleh Dasima, karena menurut
senioritas, parmi ini adalah pembantu yang masih Junior, sebagai pembantu yang lebih
senior dari keluarga William Dasima akan mudah mengintimidasinya.

Dasima : Jangan menyudutkan saya dengan hipotesis anda itu, itu sebuah hipotesis dan
kesimpulan yang ngawur, tidak ada senior dan yunior dalam profesi kami,
profesionalitasan yang menentukan jenjang karier!

7
Penuntut 2 : kita lihat saja aura wajah si Parmi ini, wajah-wajah orang tertindas!

Parmi : Sudah bawaan dari lahir nyonya, pembelaan saya bergaransi, kalau terbukti saya tidak
jujur saya bersedia menjadi pesakitan menggantikan terdakwa.

Hakim : segera saja lanjutkan persidangan, saudara penuntut umum berikan kesempatan
untuknya berpendapat.

Penuntut 2 mengangguk dan memandang sinis pada Parmi

Parmi : Saya memang pembantu yunior di keluarga Tuan Wiliam dan Nyonya bannet, karena
ketika saya masuk di keluarga tersebut, terlebih dahulu sudah ada mbakyu Dasima.
Mbakyu Dasima inilah yang mengajari saya banyak hal tentang perbaturan, sehingga
saya bisa menjadi batur yang professional. Terimakasih ya mbakyu. Sedikit sedikit saya
juga bisa bahasa inggris, karena memang bendara kami kan kumpeni, voc, jadi lidah
kami juga sudah terbiasa dengan bahasa inggris.

Penuntut 1 : Saudari, langsung saja pada kesaksian dan pembelaan saudari, jangan bertele-tele!

Dasima : Ayo parmi, semangat! Mereka menuduhku yang menggoda Tuan William, sehingga aku
bisa menjadi istrinya

Parmi : waaaahhhh …. Itu tidak benar nyonya nyonya, salah kaprah ….

Dasima : yahhhh …. Terus, lanjutkan Parmi, biar persidangan ini bisa seru

Parmi : yang benar itu adalah ……. Karena sakitnya nyonya Bannet, sehingga bertahun-tahun
hanya tidur di ranjang saja, maka …. Lelaki mana yang kuat hidup dengan menahan
kebutuhan biologisnya? Ketika setiap hari Tuan William melihat Mbakyu Dasima yang
memang cantik dan menggoda itu maka timbullah keinginan jahat Tuan William
sebagai laki2 jablay, maka di sebuah siang, tidak seperti biasanya tuan wiliam pulang
lebih awal dari perkebunan ternyata ada maksud tertentu …… mbakyu dasima dipaksa
melayani keinginan bejat Tuan Wiliam.

Seisi pengadilan gempar

Penuntut 2 : Tahu dari mana kamu, jangan mengarang cerita

Parmi : maaf ya mbakyu, terpaksa sekarang saya jujur …… eeee diam-diam saya mengintip ……

Semua tertawa

Dasima : Diaaaammm!!! apa yang kalian tertawakan? Aku sangat tersinggung dengan nada
tertawa kalian, kalian sama sekali tidak punya perasaan! Kalian menertawakan adegan
perkosaan?

Perempuan 1 : Bukan begitu, kami membayangkan mukanya ketika sedang mengintipmu

Dasima : apakah cerita itu kemudian menjadi hiburan bagi kalian? Bagaimana kalau kalian
menjadi sepertiku?!

Hakim : Terdakwa tenang, mohon duduk kembali!

Dasima Duduk

Dasima : (menangis) yang mulia, kejadian tersebut adalah mimpi buruk bagi saya, dan saya
sebagai gadis kampung yang masih lugu tak mampu berbuat banyak, kebencian yang
mendalam waktu itu terhadap majikan saya sangat besar, hingga suatu ketika ada

8
niatan buruk saya untuk membunuhnya, namun ketika saya melihat Nyonya saya
tergolek tak berdaya dengan penyakitnya, saya mengurungkan niat, karena pasti
tindakan saya akan melukai perasaan nyonya, karena nyonya saya sungguh mencintai
suaminya.

Penuntut 2 : Alibimu itu menunjukkkan jelas kebohonganmu, lalu kenapa kamu bisa menjadi istri
Tuan William dan menjadi nyonya besar di rumah itu?

Hakim : Tolong dijawab pertanyaannya

Dasima tetap menangis

Parmi : Kejadian buruk tersebut tidak pernah Nyonya Bannet ketahui, setahu nyonya Bannet
selama ini Tuan William adalah lelaki yang setia dan baik. Nyonya sadar selama ini tidak
dapat memberikan kasih sayang kepada suaminya karena penyakitnya, melihat
kecantikan, kesetiaan dan kebaikan Mbakyu Dasima, diluar dugaan Nyonya justru
menawari mbakyu untuk menggantikannya menjadi Nyonya besar di rumah tersebut
menggantikan nyonya Bannet.

Dasima : Seperti halelintar dipanas terik, mengejutkan sekali keputusan nyonya, jelas William
langsung mengiyakan permintaan istrinya. Williampun kemudian meyakinkan
kepadaku bahwa perbuatannya yang telah dilakukan padaku adalah atas dasar cinta. Di
satu sisi saya sangat dendam dengan lelaki ini, disatu sisi saya harus patuh kepada
nyonya. Maka sebelum akhirnya nyonya menghembuskan nafas terakhirnya beliau
menyaksikan pernikahan kami. Sayapun berjuang keras untuk menghilangan
kebencianku pada William yang telah menjadi suamiku dan terus belajar mencintainya.
Dan akhirnya benar-benar aku menjadi nyonya besar di rumah tersebut.

Parmi : Dan saya teteplah menjadi batur, tapi kemudian menjadi batur senior karena ada
datang batur lain yang yunior

Dasima : iya Batur Senior

Parmi : Lumayan naik pangkat.

Hakim : Kamu mencintai William setelah itu?

Dasima : dia ternyata suami yang lembut, dan mempu meluluhkan hatiku, dan akhirnyapun kami
punya anak nancy

Ny : Lalu kenapa kamu kemudian meninggalkan mereka dan justru lari dengan Samiun kusir
delman itu?!

Dasima : Nyonya ……. Maafkan saya nyonya, saya tahu nyonya benar-benar marah pada saya,
tidak pernah saya melihat sorot mata kemarahan yang demikian pada nyonya. Tapi ….

Ny : Ternyata aku salah menilaimu, kau sudah benar-benar berubah, bukan Dasima yang
dulu, pembelaan apa lagi yang akan kau berikan?

Dasima : memang saya kemudian menjadi wanita yang terhormat ketika menjadi istri dari
William, menjadi nyonya besar, setiap orang akan merasa iri melihat keberuntunganku.
Tapi ………

Parmi : Hampir setiap hari Tuan William kedatangan tamu dari para saudagar dan kaum VOC,
laki-laki dan perempuan, dan hampir setiap hari pembicarannya sama, yaitu menyindir

9
tuan William yang seorang saudagar bule kok memperistri wanita pribumi, yang
mereka anggap bodoh tak berpendidikan dan dari spesies berbeda.

Dasima : Pada awalnya aku tegarkan hati mendengar ledekan dan sindiran tersebut, namun
lama kelamaan aku juga tidak tahan dengan hinaan mereka (menangis)

Parmi : Yang pada akhirnya terjadi pertengkaran hebat antara tuan William dan mbakyu
Dasima, yang pada ujungnya mbakyu meminta cerai dari tuan William ……

Ny : Kamu tidak memikirkan anakmu Nancy? Begitu rapuhnya mentalmu, tak dapat
mempertahankan rumah tanggamu

Wak : Yang dia fikirkan hanya kesenangnya saja, dasar wanita penggoda! Dalam sejarah
hidupmu hanya menjadi tukang rebut suami orang! Hayati anakku ini sangat mencintai
keluarganya, sebelum suaminya samiun mengenal wanita itu keluarga mereka baik-
baik saja, hidup bahagia dengan kedua anak mereka, namun ketika wanita itu datang
dan menggoda Samiun ceritanya menjadi lain ……

Dasima : Aku Tidak pernah menggodanya, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa terperangkap
dalam cinta Samiun.

Hakim : Siapa Samiun?

Hayati : Heee… wanita jalang, mulutmu terlalu licin!

Perempuan 1 : Sudah diam, Yang mulia ada sebuah pertanyaan ……… Samiun adalah suami dari Hayati,
wajar kalau yang kita saksikan kali ini kemarahan hayati kepada Dasima, karena
ternyata ketika masih menjadi istri sah tuan William ternyata Dasima serong dengan
Samiun yang adalah kusir Delman kepercayaan keluarga William

Penuntut 1 : Sudah jelas alasan utamanya minta cerai pada suaminya

Penuntut 2 : Bisa jadi karena kepergok selingkuh maka suaminya menceraikannya

Penuntut 1 : Semua ceritamu dan kesaksian Parmi bohong belaka

Parmi : Cerita saya benar adanya

Ny : meninggalkan suami dengan seorang anak itu perbuatan yang tidak baik Dasima, apa
lagi kamu justru malah dengan Samiun yang telah mempunyai istri

Suara gong terdengar

Hakim : Semakin jelas persoalannya, semakin nyata garis kesalahannya, ada pembelaan lain?
Kalaupun sudah dirasa cukup maka hukuman bisa di jatuhkan pada terdakwa setaraf
dengan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya dulu

Dasima : Silahkan putuskan hukuman untuk saya, silahkan saja lontarkan anggapan-anggapan
dari para hadirin pada saya…. saya akan terima kalau memang itu sudah tidak bisa di
bantah, tapi tolong dengarkan cerita yang sebenarnya ………. Memang sebelum saya
meminta cerai dari William saya sudah mengenal baik Samiun, dan hubungan kami
sangat dekat waktu itu …….

Seisi ruang gempar

Dasima : Tapi masih hubungan yang wajar, sebagai majikan dan kusirnya, setiap hari Samiun
mengantar kemanapun aku pergi, mengantar jemput Nancy anakku, problematika yang

10
aku hadapi di keluarga sering aku ceritakan padanya, karena aku merasa kesepian,
tanpa mempunyai teman untuk berbagi cerita, Samiun yang hanya seorang kusir
tersebut aku lihat menjadi sosok lelaki yang sangat dewasa …………….

Penuntut 1 : hingga akhirnya kamu jatuh cinta padanya

Penuntut 2 : Berselingkuh dengan kusirmu sendiri

Penuntut 1 : kamu sendiri yang meruntuhkan rumah tanggamu

Perempuan 1 : menjijikkan

Perempuan 2 : Virus

Perempuan 3 : cinta terlarang

Dasima : aku juga tidak tahu kenapa aku bisa masuk dalam perangkap cinta samiun, meskipun
aku tahu bahwa dia juga sudah memiliki anak dan istri.

Nampak Hayati menangis

Dasima : Ketika permintaan perceraian pada William itu aku ajukan, aku tahu Wiliam sangat
marah dan kecewa, namun karena harga dirinya sebagai laki-laki maka dia tetap
meluluskan permintaan itu. dan aku harus meninggalkan Nancy putriku semata
wayang. Barulah aku bingung dengan jalan hidupku selanjutnya, dengan entengnya
juga aku tinggal satu rumah dengan Samiun, bersaing dengan istrinya. Akupun di
jadikan istri ke dua dari samiun, herannya aku tiba-tiba saja melupakan mantan suami
dan anakku dengan mudah.

Terdengar suara-suara terkekeh-kekeh dan musik yang misterius

Dukun masuk

Dukun : Hahahahahaha ……. itu karena mantraku yang manjur ……. tapi sialnya sampai sekarang
sepeserpun aku tidak menerima imbalan yang dari awal si Samiun brengsek itu berikan!

Hakim : Siapa dia?

Perempuan 1 : Hei siapa kamu? Tamu tak di undang! Ingin mengacaukan pesidangan?

Perempuan 2 : Mundur!

Dukun : Jangan main perintah sembarangan padaku!

Perempuan 1 : Benar2 akan reseh, kita tangkap!

Perempuan 1,2,3 mengejar Dukun, terjadi perkelahian, dukun lebih unggul, para perempuan tersungkur.

Dukun : Sudah aku bilang, jangan sembarangan padaku! kalian belum kenal dengan mbah
jambrong, dukun santet, dukun pijat sampai pada dukun pengasihan, hanya saja bukan
dukun melahirkan karena belum sempat belajar dikebidanan.

Hakim : Mbah Jambrong, jangan berlaku anarkis di pengadilan!

Dukun : Mohon maaf yang mulia, saya juga butuh keadilan, bukan hanya wanita itu …. Sekaligus
saya juga akan memberikan kesaksian siapa tahu bermanfaat dipersidangan ini. Saya
adalah Dukun yang membidani tumbuhnya cinta pada diri nyai Dasima terhadap
Samiun, Karena memang Samiun yang meminta saya untuk membalikkan dan

11
mengobok-obok hati dan pikiran Nyai Dasima agar tertarik dan jatuh hati pada Samiun,
wajar saja memang kalo setiap laki-laki ingin mengguna guna nyai dasima karena
kecantikannya, tapi dari banyak orang yang mengguna gunai nyai dasima barangkali
hanya guna-guna saya yang ampuh!

Dasima : Samiun Mengguna gunaiku?

Wak : Tidak mungkin, aku lebih percaya kalau wanita ini yang mnegguna gunai Samiun,
Samiun sedah mempunyai istri yang cantik, kenapa juga masih menginginkan wanita
itu?

Dukun : Poligami kan uenak to?

Dasima : Lanjutkan mbah, aku ingin tahu kebenarannya

Dukun : Tapi dasar laki laki pendosa setelah hatimu berhasil aku kunci untuk jatuh cinta
padanya, Namun honor yang dia janjikan juga tidak di tepatinya, sok lupa, main kabur
saja. Sampai aku juga yang harus menaklukkan hati Hayati, istrinya agar mau dimadu.
Sampai akhirnya kamu berhasil samiun peristri.

Dasima : Pantas saja ada ketidak beresan pada diriku selama dengan Samiun

Dukun : Tagihan pelayanan ilmu pengasihan kepadanya sampai bertumpuk, tapi tidak juga
dilunasi, sampai akhirnya aku marah dan menagihnya, bukannya dia membayar dan
minta maaf padaku, tapi justru sebaliknya, aku malah dihabisinya

Hayati : Bicara nenek tua itu bohong! Fitnah, pembunuhan karakter!

Wak : Jangan teruskan ocehanmu, kamu bukan orang yang baik selama hidup, jadi pasti
bicaramu saat ini juga sebagai bentuk kejahatanmu!

Dukun : Aku belum juga membongkar kebobrokan kalian, kalian berdua bersama Samiun bukan
yang memerintahkan pembunuh bayaran si Tarjo untuk membunuh Dasima

Dasima : Apa! jadi kalian yang telah mencelakaiku, kurang ajar! Akan ku balas kalian

Dasima akan menyerang Hayati dan Wak Soleha, namun segera di cegah oleh perempuan 1,2,3

Dasima : Kalian tak berhak menghentikan hidup orang lain, kalian sudah terlalu sering menyakiti
dan menzolimiku!

Soleha : Itu karenamu sendiri! wanita mana yang mau dimadu? Kehadiranmu membuat
keluargaku hancur …… harusnya sudah sejak pertama melihatmu langsung aku bunuh
kau!

Dasima : Samiun yang harusnya kalian persalahkan, bukan aku!

Wak : kamu yang sering membuat kami kesal, maka terima saja pembalasanku!

Dasima : Akan ku balas kalian!

Hakim : Terdakwa, berlakulan sopan dan kooperatif dalam persidangan!

Dasima mulai tenang, kemudian terduduk lagi

Dasima : hari-hari berat aku lalui ketika hidup bersama Samiun, dalam satu rumah ada dua cinta
yang harus di bagi, belum lagi teror yang diberikan oleh istri tuanya dan ibu mertua
kepadaku, aku juga tidak paham kenapa aku bisa mau diperistrinya.

12
Dukun : Seperti yang aku bilang tadi, itu karena kehebatanku

Dasima : siksaan batin karena perlakuan-perlakuan mereka membuat aku tak tahan lagi, hingga
pada satu saat pertengkaran besar terjadi antara aku dan samiun, samiun begitu marah
dengan kata-kata kasar sang mendarat dari mulutku yang sudah tak dapat terbendung
lagi

Dukun : Dan kemarahan itulah yang memberikan alasan kuat pada Samiun dan didukung oleh
mereka berdua yang juga sudah lama memendam kejengkelan padamu untuk
menghabisimu! Tarjolah eksekutornya!

Musik nglangut

Perempuan 3 : Bagaimana yang mulia?

Hakim : Pengadilan kita tunda dulu, sampai waktu yang tidak di tentukan

Suara gong

Orang-orang bubar

Dasima duduk lemas di kursi, dari sudut panggung lain nancy berdiri

Nancy : kenapa hanya berlangsung 7 tahun saja kebahagiaanku dengan kedua orang tuaku,
kenapa ke egoisan harus mengorbankan kebahagiaanku ….

Dasima : Nancy …… nancy anakku……. maafkan mamamu nak

Nancy : Aku tak dapat berbuat banyak dan hanya sebagai penonton saja keributan demi
keributan, karena bukan hak anak-anak untuk mencampuri urusan orang tuanya. Aku
hanya bisa menangis merasakan nasib yang ku alami, karena anak-anak hanya bisa
menangis untuk mengungkapkan kegalauannya. Dan aku hanya bisa mengikuti alur
kehidupan yang sudah didesain oleh orang tuaku, karena anak-anak belum waktunya
untuk mendesain hidupnya sendiri

Dasima : Nancy, maafkan mamamu …. Bukankah kamu tetap hidup bahagia dengan papah
Wiliam?

Nancy : Aku telah belajar banyak dari arti sebuah cinta …. Bahwa cinta penuh ancaman, tidak
abadi ……… bahwa cinta juga butuh selera, cinta juga mengenal musim …… waktu akan
terus menggerogoti cinta itu sampai rapuh ……. aku belajar banyak tentang hidup,
bahwa yang dicari dari hidup adalah kebagiaan, orang akan melakukan apa saja untuk
mendapatkan kebahagiaan menurut versinya masing-masing …. apapun akan dilakukan
untuk kebahagiaan itu, termasuk juga mengorbankan orang lain ………

Dasima : maafkan aku nak ………

Nancy menghilang

Muncul orang-orang

Orang 1 : Aku tidak tega melihat anaknya yang menangisi jasad ibunya yang penuh luka

Orang 2 : Kematiannya tidak wajar, bukan karena hanyut ternyata, tapi juga ditemukan beberapa
tikaman di dada dan perutnya.

Orang 3 : Nyai dasima, ending hidupmu begitu tragis

13
Orang 1 : Kok sampai seperti itu ya?

Orang 4 : kecantikannya membuat perjalanan hidupnya tragis. Kenapa juga dia menjadi
pembantu disaudagar VOC itu, kalau tidak, mungkin dia tidak dikurangajari oleh
majikannya atau harus terpaksa menikah dengan Tuan William, kenapa juga dia malah
bercerai dengan tuan William padahal hidupnya sudah enak dan mempunyai anak,
malah memilih dengan Samiun yang kusir Dokar dan sudah berkeluarga itu ……
akhirnya kebahagian juga dia tidak dapat, malah penganiyayaan ending yang tragis
dalam hidupnya

Orang 3 : Sudahlah, ending manusia tidak dapat di tebak

Orang2 exit

Musik mengalun

Nyai Dasima, wanita penebar pesona

Ceritamu yang tergores lewat anggun dan rayu

Telah memberikan garis tebal pada laku hidup berliku

Nyai Dasima, penguasa mimpi para lelaki

Menyimak malam dengan senyum kepalsuan

Lalu racuni hari dengan siksa hati

Nyai dasima

Yang menyisakan dendam atas alur cerita karena pesona

End

Naskah ini ditulis tahun 2014, pertama kali dipentaskan oleh Teater Infus

14

Anda mungkin juga menyukai