Anda di halaman 1dari 9

LENGGER LANANG

pementasan ini berbentuk teater rakyat, dimana dimana aktor dan pemusiknya berada menjadi
satu diatas panggung
Suasana meriah pertunjukan lengger, sebuah arena yang dibatasi oleh obor – obor, musik
gamelan dan para pengrawit memainkan gamelan lengger, beberapa penari yang berjoged,
masyarakat yang menonton dengan kemeriahannya.
Beberapa penonton laki-laki masuk kedalam arena lalu berebut jogged dengan para penari
lengger, beberapa saat kemudian sarjo dan Randu, masuk kedalam arena untuk meminta
bergantian berjoged dengan penari.
Sarjo : sudah Men, gantian aku sekarang!
Sarmen : La wong aku baru saja njoged lo, berkeringat saja belum, kok kamu mau main
serobot saja, tunggu sampai aku bosen.
Sarjo : kalau harus nunggu kamu selesai bosen, kamu ndak bakal bosen njoged sama
dia, yang mau ngantri njoged itu masih banyak lo.
Datang Randu
Randu : dar, gantian!
Darno : kamu sama saja, mengganggu kenikmatan njoged saja.
Sarmen : kalau kamu ndak mau sabar ngantri, ndak usah ngibing!, ngibing itu ya butuh
aturan main !
Randu : kalau kamu mau lebih kidmat dan berlama - lama njogednya, njoged sama
istrimu saja dirumah!
Darno : lo kamu kok jadi bawa-bawa nama istriku?!
Sarjo : la aku liat jogedanmu yang seperti bebek ngendog itu, jadi pengen nendang
kamu dari perayaan ini je!
Sarmen : la kok kamu jadi main fisik?
Randu : maumu biar dianggap bujangan oleh si minul?
Darno& Sarjo : Kalau iya kenapa?
Randu& Sarmen: (sambil menunjuk para penari) mereka itu milik bersama !
Minul : jangan sembarangan to sampeyan semua! kalian anggap kami ini apa?
Wanita murahan? Semprul!, mulut sampeyan semua ndak pernah diganjel
sama dengkol istri – istri sampeyan?!, wes sampeyan njoged sendiri saja situ,
minul mundur, sudah ndak sreg
Minah : minah juga males ngladeni sampeyan-sampeyan!
Minah dan Minul mundur dari arena.
Pengrawit 1 : wah, ini gara-gara sampeyan semua, membuat suasana jadi tidak kondusif,
niatnya ini untuk menghibur masyarakat semua lo, la sampeyan sampeyan
malah bikin gaduh, kalau bikin gaduh jangan disini, di senayan sana!

1
Yu romlah : wes ayo, kalau mau jogged sama aku, tak tandangi kalau cuman sama kalian
berempat, mau sampai pagi, ayo, kalau kalian kuat. Jangan maunya sama
mereka, mereka itu masih muda, kinyis-kinyis, masih polos.
Randu : sampeyan sudah expayed yu, sudah harus waktunya cuci gudang.
Sarmin : ini gara-gara randu dan sarjo.
Sarjo : gara-garane ya kalian yang tidak mau gantian!
Terjadi keributan lagi. Hansip datang mengamankan, lampu panggung perlahan gelap
Musik dan suara-suara aneh di panggung
Lampu mengarah pada tengah panggung kecil bagian belakang, dengan sebuah layar putih, di
depannya Sadam, seorang laki-laki muda bertubuh kurus.
Sadam : suara-suara itu lagi, juga mimpi-mimpi yang selalu sama setiap malamnya.
Tidaaakkkk jangan pernah dengarkan sadam, itu adalah bisikan setaaannnn
…. (sadam tertunduk)
Tapi pada kesempatan lain, suara dan bisikan itu begitu lembut dan teduh
menyapaku, serta menuntunku pada suatu tempat dimana aku merasa
tentram dan damai. Jiwaku seolah terlepas dari raga dan mengembara pada
irama dan geliat tarian, aku tidak menemukan lagi diriku yang sesungguhnya,
aku seperti terasingkan.
Sadam namaku, terlahir sebagai laki-laki yang terbebani oleh mimpi dan
harapan simbok dan ramaku.
Panggung kecil berputar, saddam berubah menjadi Dariyah, lengger cantik, dengan gemulai
menari
Sedangkan di sisi panggung lain, seorang lelaki tua bersama masyarakat dan pengrawit.
Ki prana : di kampung ini, kelak akan hadir seorang lengger yang istimewa,
mengalahkan lengger lainnya, secara langsung maupun tidak langsung,
kampung inipun akan tersohor, menjadi bahan perbincangan dari berbagai
penjuru wilayah.
Orang 1 : wuih, ampuh sekali ki, siapa gerangan lengger itu Ki Prana?
Orang 2 : yang jelas pasti ayu, semok, njogednya juga mantep, makin semangat kalau
ngibing, ndak mungkin to kerempeng seperti kamu.
Orang 1 : tapi jangan malah menghadirkan kesan negatif pada kampung ini lo, datang
lengger yang justru membuat kampung kita tercemar, karena suka membuat
rumah tangga orang bubrah, para pemuda jadi tidak produktif, pikirannya
ngeres.
Ki prana : yang jelas lengger itu berbeda dengan yang lain.
Orang 2 : apa ki yang membuat lengger itu berbeda?
Ki Prana : lengger itu yang juga akan menjaga kesenian ini dari kepunahan, setidaknya
sampai dia tutup usia nantinya.
Orang-orang kemudian menjadi rebut saling bertanya - tanya.

2
Orang 3 : ki prana, panjengan jangan nanggung dalam meramal, ramalan panjenengan
itu malah bisa menimbulkan keresahan dan polemic dalam masyarakat lo,
pastilah rasa ingin tahu masyarakat jadi besar, nah tolong sekarang
panjenengan klarifikasi dengan jujur dan jawab dengan yang sebenarnya,
agar meredakan rasa penasaran kami, siapa yang orangnya yang bakal
menjadi lengger kondang itu?
Ki Prana : dialah, saddam.
Orang – orang : apa? Sadam? La yo ndak mungkin laki-laki kok jadi penari lengger, primadona
lagi ……. La ya mempopulerkan LGBT dong ……. Bisa mengganggu stabilitas
sosial lo, meresahkan …….. la masyarakat itu sudah pinter-pinter je, tidak
mudah bisa di tipu, tidak bisa memanipulasi penampilan ……..
Suasana semakin gaduh
Ki prana : terkadang masyarakat kita ini kan suka yang mengandung krontroversial to,
yang kontroversial kontroversial itu je yang biasanya malah cepet ngetop.
Kalau kalian memaksa saya menjawab, sudah saya jawab apa adanya tadi,
kalian harus terima dulu dong informasi ini, perkara nanti ini menjadi fakta
atau sekedar mitos ya kita harus bersabar dulu menunggu babak selanjutnya.
yang jelas ramalanku jarang meleset, dialah sadam, sang lengger itu .
Di sisi panggung belakang, saddam berdandan, berganti pakaian lengger
Saddam : saddam namaku, dilahirkan dari Rahim emakku, dengan dibebani harapan-
harapan besar emak dan ramaku sebagai seorang laki-laki, tapi aku tak dapat
melawan panggilan jiwaku, telah aku putuskan untuk menolak takdirku
sebagai saddam ........
Panggung berputar, dari balik layar putih muncul seorang wanita cantik menari
Dariyah : Dariyah namaku, menjadi ronggeng sudah menjadi pilihanku, akan aku
tanggung segala resiko dan serahkan hidup untuk kesetiaanku menjadi
seorang lengger.
Musik berbunyi meriah kembali, dariyah turun ke arena, lalu menari dengan ronggeng yang
lain. beberapa laki-laki kemudian masuk arena untuk berebut berjoged dengan Dariyah. Sempai
akan terjadi keributan, datang paijo dengan seragam hansip.
Paijo : (meniup peluit) he….. yang tertib, yang teratur, atau saya bubarkan acara ini!
Sarjo : jo kamu kan tahu siapa aku to? Kita itu bertetangga, dan aku juga sering
kasih kamu rokok, la biar aku ngibing dengan dariyah, tolong di amankan jo.
Sarmin : oooo ndak bisa, aku yang nyumbang lebih banyak untuk acara ini, urusan
saweran nanti aku juga akan nyawer lebih banyak dibandingkan kalian, aku
yang njoged duluan jo, tolong diamankan, ada tips untuk kamu nanti jo.
Randu : jo, aku itu sejak dari sore ada disini, sebelum orang-orang datang aku sudah
nongkrong disini, kita harus budayakn antri, ya yang datang duluan
seharusnya.
Paijo : wela, kalian sudah tidak menganggap aku sebagai aparat po? Berani kalian
dengan saya, melawan aparat itu sama dengan menentang undang-undang,
berani sampeyan-sampeyan tak masukan bui?

3
Semua terdiam.
Paijo : kalau ndak mau, ya jangan bikin rusuh, yang tertib, mundur semua, kalian
juga tahu, tugas saya berjaga disini, nah oleh karenanya kasih kesempatan
saya duluan yang ngibing, baru nanti kalian saya amankan, ayo ndok layani
aku dulu.
Paijo dan Dariyah menari, yang lain Nampak kecewa dan mundur nunggu giliran.
Lampu mengarah ke panggung bagian lain.
Sadam : maafkan anakmu mbok, tidak berbakti, tidak sesuai harapan simbok dan
rama, tapi sadam tidak dapat membohongi diri sadam sendiri, iklaskan
Sadam menjadi Dariyah mbok, restui anakmu mbok
Simbok : sejujurnya simbok kecewa denganmu le, pupus sudah harapan simbok
terhadapmu, simbok berharap kamu menjadi lelaki yang sempurna, menjadi
pengayom, kepala rumah tangga yang tangguh, punya martabat. Tapi itu
sudah menjadi pilihanmu le, simbok tidak dapat memaksakan lagi, kamu
sudah bisa berfikir mana yang baik dan mana yang buruk, simbok hanya bisa
mendoakan yang terbaik untukmu anakku, Sadam …..
Di sisi panggung lain, muncul seorang perempuan dengan menyeret seorang laki-laki.
Sariyem : Dariyaaahhhh ……..
Darno : sabarrrr bu ne, kamu salah paham, kita harus bicarakan dulu baik-baik.
Sariyem : tidak ada yang perlu di bicarakan lagi, sudah jelas ….. nah ini dia perempuan
itu, pantes pak, kamu kepincut dengan lengger itu, aku paham pakne aku
sudah tidak secantik yang dulu, tapi tolong hargai aku pakne, pengorbananku
selama ini, meladeni kamu, melahirkan anak, merawat anak, wajar kalau
sekarang aku seperti ini, sudah nglomprot, tidak secantik dulu, tidak
semenarik seperti Dariyah si lengger itu.
(kepada Dariyah) eh ..... kamu juga dengar dariyah, jangan lagi berani
mengganggu rumah tanggaku, coba jawab dengan jujur, berapa duit yang
sudah di berikan oleh suamiku, dasar wanita pengeretan!
Dariyah : maaf bu, jadi kang Darno ini suami panjenengan to? la kang darno ini
ngakunya dengan saya ndak punya istri je.
Sariyem : oooooo …. jadi begitu to, sampeyan ngakunya masih bujang to?
Dariyah : bukan ngaku bujang bu, tapi ngakunya duda ditinggal mati istri.
Sariyem : wellaaaa, sontoloyo tenan sampeyan pak ne, kamu anggep aku sudah mati?
La sampeyan kalau dulu ndak kawin sama aku, sampeyan sampai sekarang
paling cuma jadi kere permanen, gelandangan, yang kamu jualin itu bandaku
pak, hartaku, kamu juali hanya untuk ngragati penari lengger ini.
Sariyem memanggil Sastro
Sariyem : Satroooo …..
Sastro datang.
Sastro : kulo ndoro …….

4
Sariyem : apa saja barang yang sudah ludes dijuali oleh bendaramu ini ……
Sastro : menurut catatan dari saya, melihat dari property yang tersisa dan di kroscek
dengan catatan inventaris barang, yang sudah dijual ndoro kakung antara
lain : almari jati 2 buah, kursi antik bersantai ndoro putri satu buah, panci
kuningan 2 buah, dan kalung perhiasan ndoro putri, kalau sarung dan
pakaian yang lain tidak termasuk barang mewah jadi diabaikan saja.
Darno Menyeret Sastro
Darno : sastro, kamu kan juga sudah menerima uang tutup mulut dariku to? apa
kurang?
Sastro : maaf ndoro kakung, semua suap dari ndoro kakung sebagian sudah saya
kembalikan pada ndoro putri, sebagian yang lain saya berikan pada fakir
miskin, dan sebagian lagi memang untuk beli rokok, tapi saya berusaha jujur
ndoro, ini menyangkut kredibilitas saya sebagai batur, saya memegang
sumpah jabatan sebagai batur. Dipersory lo ndoro kakung, bukan saya mau
berhianat, tapi justru ini bukti loyalitas saya pada bendoro saya. mudah
mudahan saya menjadi batur yang amanah ....
Sariyem : kamu melakukan hal yang benar sastro, adakalanya mengungkap suatu
kebenaran itu sulit, penuh rintangan dan harus dilakukan dengan hati yang
kuat. Sontoloyo tenan sampeyan pakne .......
Dariyah : jadi kalung ini punya istri panjenengan to?
(pada darno) kang darno, ini saya kembalikan, maaf ndoro, saya tidak tahu
kalau kang Darno sudah beristri, dan saya juga tidak tahu kalau semua yang
diberikan pada saya adalah dari harta benda panjenengan.
Sariyem : dasar perempuan murahan, kamu sama saja mencoreng nama baik dan
reputasi penari lengger, kamu mau menari atau menjual diri? Orang seperti
kamu itu meresahkan masyarakat, perlu disingkirkan ……
Orang 2 : stop, berhenti ndoro putri, sebaiknya panjenengan hentikan keributan ini,
silahkan di selesaikan baik-baik secara kekeluargaan, jangan di publik seperti
ini, bisa jadi malah menurunkan kewibawaan dan kredibilitas penjengan
sebagai orang terhormat dan orang sugih, sulit lo membangun citra
dimasyarakat kembali kalau sudah kelewat rusak.
Sariyem : sudah, aku juga tidak mau berpanjang lebar lagi, besok juga segera aku
ceraikan saja cecunguk ini, biar jadi kere lagi, apa ya lengger itu juga masih
mau kalau kamu jadi kere. Aku mau ganti suami saja yang lebih muda, gagah,
ganteng dan setia.
Darno : ampun Diajeng kesayangannya kakang, panjenengan jangan terbawa emosi,
jangan bertindak khilaf, ingat masa masa kita pacaran dulu, ingat anak-anak
kita, aku berjanji tidak bakal mengulanginya lagi.
Sariyem : Ah prek!
Sariyem keluar, sastro mengikuti dan Darno terus merengek mengikuti Sariyem keluar
tiba – tiba Pengrawit 2 lari mengikuti mereka keluar.
Pengrawit 3 : he, mau kemana ……

5
Pengrawit 2 : la aku tergoda je pengen mendaftar jadi suami mudanya, lumayan lo untuk
perbaikan nasib, sugih dia
Pengrawit 3 : la yang ngendang terus siapa?
Pengrawit 2 : oh iya deng ……
Pengrawit 3 : professional to, pekerjaan itu walaupun bayaran sedikit asal ditekuni yo bakal
berkah!
Musik kembali di bunyikan.
Dariyah menemui ki Prana
Dariyah : ki prana …….
Ki Prana : ada apa dariyah?
Dariyah : apa aku salah ketika menjadi ronggeng dan menjadi primadona? Mereka
yang punya inisiatif memberikan saweran, memberikan duit, perhiasan dan
barang lainnya, aku tidak pernah minta, para laki-laki itu yang sering
nggombali aku, apa ya aku harus berhenti menebar senyum, Cuma
mbesengut? Profesi saya memang penghibur ki.
Ki prana : tidak ada yang salah Dariyah, kamu hadir ditengah masyarakat bukan hanya
sebagai penghibur semata, namun juga sebagai penguji kesetiawan para
suami terhadap istrinya, membina moral pemuda, kalau mereka tidak bisa
merubah sudut pandang penari lengger, ya hasilnya akan menjadi seperti ini,
akhirnya terbukti kalau ternyata sebagian besar otak masyarakat kita itu
ngeres.
Dariyah : Lalu saya harus bagaimana ki?
Ki prana : ikuti saja arus, seperti air yang mengalir, tetap perteguh dan perkuat
moralmu, hidup itu harus dinamis, maka nikmati saja dinamikanya.
Ki Prana Pergi
Dariyah : panjenengan tidak memberikan solusi, tapi malah menambah saya bingung
ki.
Ki Prana : biar dikira filosop kok nduk.
Musik kembali berbunyi.
Den bei dengan menunggang kuda kepang diringi asistennya.
Den dei : weeee…… dia to yang namanya dariyah? Ayuuuuu tenan ….. kok ya ada ya,
perempuan jaman ini yang ayunya seperti itu, hmmmm …. Wangi lagi, ini
bukan sembarangan wanita, dari sekian banyak wanita disini meskipun juga
ayu-ayu tapi pasti masih ada bau badegnya, la kalau ini ndak je, spesial …
pakai telor ….. hahahaha
Asisten : tidak salah kan ndoro informasi dari saya?
Den bei : kamu itu kalau urusan beginian memang titis, sudah jangan memperpanjang
durasi, urusannmu sekarang sama kuda saja, urusanku sekarang sama da-ri-
yah …..
Asisten membawa kuda kepang, Den Bei mendekati Dariyah.
6
Asisten : jadi bos itu memang selalu enak, den bei enak bisa melecehkan Dariyah, la
saya mosok melecehkan jaran …….
Den Bei mendekati Dariyah
Den Bei : mendung tersebak oleh molek senyummu, lesung pipimu yang mengoase,
kibasan sampurmu yang membuat aku lupa diri, kamu mengalahkan arak,
bengkonang dan ciu yang membuatku mabuk lupa segala …….. Dariyah
perkenankan aku memetikmu untuk aku pajang kedalam vas kemewahan
rumahku ……
Orang 1 : menambah koleksi istri ya den bei? Sudah punya 7 masih kurang lagi?
Den bei : kaum sudra dilarang berkomentar, ini urusan wong sugih, mulutmu nanti ikut
tak beli, kalau aku jengkel !
Orang 2 : sokor, rakyat jelata itu ndak usah ikut-ikutan urusan para penggede, mikir
perut saja susah kok mau mikirin orang lain.
Dariyah : kados pundi den, mau nanggap lengger? Untuk acara apa den, kalau pas
tidak berbenturan dengan jadwal lain kami pasti siap.
Den Bei : urusan nanggap lengger itu gampang, memberikan rejeki para pengrawit dan
para penari lengger kawan-kawanmu itu gampang, tapi yang paling penting
adalah kamu Dariyah, aku pengen nanggap kamu saja, grup mu akan tetep
aku bayar, ndak usah main, kamu saja yang main, kita berdua yang jogged,
bagaimana?
Dariyah : kalau jogged tanpa ada tabuhan gamelan ya tidak asik den.
Den Bei : siapa bilang tidak asik, kalau kita berdua yang goyang pasti lebih asik, kamu
nanti pengen apa, tak turuti, aku ini wong sugih beneran lo.
Dariyah : pekerjaan saya itu menari den, monggo panjenengan akan nyawer
berapapun boleh, setelah saya menari nanti
Den Bei : aku itu wong sugih yang to the point, ten … asisten …..
Asisten : nggih den.
Den Bei : segera bagi-bagi rejeki sama pengrawit dan lengger yang lain, anggap saja
mengurangi harta untuk shodakoh.
Asisten : sendika den.
Asisten membagikan uang dari dalam bungkusan plastic kepada pengrawit dan para lengger,
semua senang.
Den Bei : nah sekarang kamu ikut aku Dariyah, kita selesaikan urusan kita, njoged ndak
perlu pakai gamelan, yang penting goyang …..
Dariyah : mau kemana den, jangan, saya bukan orang seperti itu Den, jangan kurang
ajar den ……
Den Bei menarik Dariyah menuju ke layar, lalu masuk ke balik layar
Music mengalun, muncul siluet den bei menarik pakaian Dariyah.
Tiba-tiba terdengar teriakan Den Bei …..

7
Den bei : gandrik, ada jenggere …..
Den bei lari masuk kembali ke panggung
Den Bei : amit amit …… mengerikan, menakutkan, mimpi buruk, amit-amit …… ada
jenggernya ….. perempuan jadi-jadian …… hoeeekkk …….
Asisten : ada apa den ……
Den bei : pulang …. Ayo pulang ten …. Segera aku carikan dukun ….. suruh hilangkan
ingatanku ……aku syok ….. hoekkk …. Ada jenggernya …..
Den bei dan asisten pergi.
Musik mengalun.
Dariyah : segala resiko harus aku tanggung, menjadi lengger sudah menjadi pilihanku,
biarlah seiring perjalanan waktu paradigma masyarakat akan berubah
menilai kami sebagai penari lengger, kami bukanlah pablik figure yang dapat
merubah pola fikir masyarakat, kami hanyalah seorang penghibur ……..
Dariyah menari
musik terus mengalun
Sorot lampu pada 2 orang perempuan
minul : paling menyakitkan kalau kita sama-sama menari, tapi para penonton
mengacuhkan kita, yang jadi sorotan hanya dariyah, yang jdi rebutan hanya
Dariyah.
minah : susuknya ampuh yu, kita harus tambah pengasihan lagi.
sorot lampu berganti tempat
Seorang perempuan mengejar laki-laki.
Perempuan 1 : mau kemana kang?
Laki-laki 1 : bukan urusanmu, ini urusan laki-laki
Perempuan 1 : mau nonton lengger lagi, apa yang kamu tonton to kang, penari itu, si
Dariyah? Ingat kang, kamu punya anak istri, jangan main gila dengan penari
lengger itu ….. kang …….
Sorot lampu pada tempat lain
Perempuan 2 : di suruh ngaji kok malah njinggleng nonton lengger, sinau, ngaji …. Ndak
malah mung nglengger terus!
Anak : iya mak, ampun ……
Perempuan 2 : masih kecil kok sudah belajar jadi mata keranjang.
Sorot lampu pada tempat lain
Laki-laki 2 : perempuan yang lain boleh kamu kurang ajari, aku tidak peduli, tapi kalau
sampai kamu nyenggol Dariyah, sama saja kamu menantangku.
Laki-laki 3 : kamu mau jadi jagoan, sok pahlawan? La memangnya siapanya Dariyah kamu
Sorot lampu pada tempat lain

8
Para pengrawit.
Pengrawit 1 : wuihhhh … lancer rejekine, dapure ngebul, maturnuwun lo Dar, ini semua
gara-gara kamu, tanggapan jadi rame.
Pengrawit 2 : sampeyan kudu tetep jaga kondisi lo Dar, biar tetep sehat, biar tetep bisa
memenuhi panggilan klien.
Pengrawit 3 : dariyah memang oye.
Sorot lampu pada panggung kecil Dariyah
Dariyah : dariyah namaku, kutinggalkan takdir masa laluku untuk sebuah pengabdian
kesenian.
Lampu Redup

Naskah ditulis tahun 2016, untuk pementasan pertamakalinya oleh komunitas Sosialteatrikal di
Taman Mini Indonesia Indah (TMII ) Jakarta, Pada Festival Teater Daerah Nasional, dan
mendapat penghargaan sebagai Naskah Lakon Terbaik.

Anda mungkin juga menyukai