Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TEKNIK PENGECORAN

TUGAS RUTIN 1-12


RINGKASAN MATERI

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah

TEKNIK PENGECORAN
OLEH :
 Julius Rivaldo Sitorus (5202321002)
 Muhammad Parwis (5202121005)
 Surya Basa Tua (5203121022)
 Yabest Giftrail Purba (5203121017)
 Carles Tarigan\

KELOMPOK : 2 (DUA)
KELAS : PTM A 2020
DOSEN PENGAMPU : RISKI ELPARI SIREGAR

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
RINGKASAN MATERI

Bentuk Pola Bahan dan Pemeriksaan Pola

Setelah menentukan kayu yang akan dipakai untuk bahan pola dan macam pola, maka
bentuk dan gambar pola dibuat. Pola dibagi menjadi pelat bulat, silinder, setengah lingkaran, segi
empat siku, pelat biasa menurut bentuk dari setiap bagian pola. Penentuan struktur pola dibuat
dengan mempergunakan sifat kayu keadaan lingkaran tahun dan memperhitungkan kekuatannya.
Pada pembuatan pola, berbagai mesin dan perkakas dipakai. Untuk membuat pola dibutuhkan
pengalaman, keahlian dan hati-hati demi keselamatan, karena mesin- mesin berputar cepat dan
perkakas mempunyai ujung yang tajam.

Memeriksa pola merupakan salah satu langkah dalam pembuatan busana. Pemeriksaan
polamencakup tentang kesuaian pola dengan desain yang telah dirancang. Dalam hal ini perlu di
perhatikan apakah desain sudah mengunakan garis princess, model saku, kerah, desain lengan,
panjang baju, dan lain-lain. Selain itu juga perlu diperhatikan kesesuaian ukuran dengan pola
yang telah dibuat. Untuk itu, pola yang telah selesai dibuat sebaiknya dicek atau diperiksa
terlebih dahulu sebelum dilakukan pemotongan atau menggunting
.
Kualitas pola busana akan ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah
1. Kemampuan memahami gambar/desain busana. Hal ini harus didukung oleh
kecermatandalam menganalisa desain misal; jenis blus, kerah, lengan, garis hias, saku,
dansebagainya.
2. Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh si pemakai, hal ini harus didukung
olehkecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi titik dan garis tubuh, sertamenganalisa
posisi titik dan garis tubuh si pemakai
3. Kemampuan membuat dan memeriksa pola dasar dan pola busana /blus sesuai
denganukuran yang akan dibuat.

Dalam pembuatan pola ini harus memperhatikan beberapa hal antara lain :
a. Kemampuan dalam menentukan dan membuat bentuk pola yang baik. Dalam hal ini
meliputi kemampuan membentuk garis-garis pola, seperti garis lingkar kerung lengan ,kerung
leher, bahu, sisi badan, sisi rok, bentuk lengan, bentuk kerah, dan lain sebagainya,Untuk
mendapatkan garis pola yang luwes hendaknya memiliki sikap cermat dan telitidalam melakukan
pengecekan ukuran;
b. Kemampuan dan ketelitian memberi tanda serta keterangan disetiap bagian pola,misalnya
tanda pola bagian muka dan belakang, tanda arah benang/serat kain, tandakerutan atau lipit, dan
lain sebagainya
c. Kemampuan dan ketelitian dalam memeriksa jumlah komponen pola. Dalam hal
inimeneliti komponen pola yang meliputi : bentuk pola, pemberian kelebihan jahitan padasetiap
sisi pola, tanda-tanda pola, dan pemberian kode masing-masing pola.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kualitas pola dari desain busanayaitu
:

1)Ukuran

Ukuran merupakan hal paling dasar dari suatu pembuatan pola. Pemeriksaan ukurandilakukan
berdasarkan ukuran yang diperlukan sesuai dengan desain busana.

2) Bentuk pola

Pola adalah model atau tiruan benda/komponen berukuran penuh yang akan dibuat dengan proses
pengecoran. Pola digunakan untuk rongga membuat cetakan.
RINGKASAN MATERI

Pengecoran Logam

Pengecoran logam adalah proses pembuatan benda dengan mencairkan logam dan menuangkan
cairan logam tersebut ke dalam rongga cetakan. Proses ini dapat digunakan untuk membuat benda-
benda dengan bentuk rumit. Benda berlubang yang sangat besar dan sangat sulit atau sangat mahal
jika dibuat dengan metode lain, dapat diproduksi masal secara ekonomis menggunakan teknik
pengecoran yang tepat.
Pengecoran logam dapat dilakukan untuk bermacam-macam logam seperti, besi, baja paduan
tembaga (perunggu, kuningan, perunggu alumunium dan lain sebagainya), paduan ringan (paduan
alumunium, paduan magnesium, dan sebagainya), serta paduan lain, semisal paduan seng, monel
(paduan nikel dengan sedikit tembaga), hasteloy (paduan yang mengandung molibdenum, chrom,
dan silikon), dan sebagainya. Untuk membuat coran harus melalui proses pembuatan model
pencairan logam, penuangan cairan logam ke model, membongkar, membersihkan dan memeriksa
coran. Pencairan logam dapat dilakukan dengan bermacammacam cara, misal dengan tanur induksi
(tungku listrik di mana panas diterapkan dengan pemanasan induksi logam), tanur kupola (tanur
pelebur dalam pengecoran logam untuk melebur besi tuang kelabu), atau lainnya. Cetakan
biasanya dibuat dengan memadatkan pasir yang diperoleh dari alam atau pasir buatan yang
mengandung tanah lempung. Cetakan pasir mudah dibuat dan tidak mahal. Cetakan dapat juga
terbuat dari logam, biasanya besi dan digunakan untuk mengecor logam-logam yang titik leburnya
di bawah titik lebur besi.
Penelahan Dasar Mengenai Pengecoran

1. Pencairan Logam

Logam dalam suhu kamar dalam keadaan padat. Logam dapat dicairkan dengan
jalan memanaskan hingga mencapai temperature lelehnya. Logam cair berbeda dengan air.
Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut:

a.Logam mencair pada temperature yang tinggi, dan pada proses pembekuannya
terdapat pengintian kristal, sedangakan air cair pada temeparatur kamar dan tidak terjadi
pengintian pada pembekuan.

b. Berat jenis logam cair lebih tinggi dibanding air. Berat jenis air 1,0 sedangkan
besi cor 6,8 sampai 7,0, paduan alumunium 2,2 – 2,3, paduan timah 6,6 – 6,8. Karena
berat jenis logam tinggi maka aliran loam memiliki kelembaman dan gaya tumbuk
yang besar.

c. Logam cair tidak membasahi dinding, sedangkan air akan membasahi dinding
wadahnya. Kekentalan logam tergantung temperaturnya, semakin tinggi temperature
kekentalannya semakin rendah. Berikut daftar kekentalan berbagai macam logam.

2. Pembekuan Logam

Proses pembekuan logam cair dimulai dari bagian logam cair yang bersentuhan dengan dinding
cetakan, yaitu ketika panas dari logam cair diambil oleh cetakan sehingga bagian logam yang
berrsentuhan dengan cetakan itu mendingin sampai titik beku. Selama proses pembekuan
berlangsung, inti-inti kristal tumbuh. Bagian dalam coran mendingin lebih lambat daripada bagian
luarnya sehingga kristal-kristal tumbuh dari inti asal mengarah ke bagian dalam coran dan butir-
butir kristal tersebut berbentuk panjang-panjang seperti kolom. Struktur ini muncul dengan jelas
apabila gradien temperatur yang besar terjadi pada permukaan coran besar. Akibat adanya
perbedaan kecepatan pembekuan, terbentuklah arah pembekuan yang disebut dendritik.
Permukaan logam hasil coran yang halus merupakan efek dari logam yang mempunyai daerah
beku yang sempit, sedangkan permukaan logam hasil cor yang kasarmerupakan efek dari logam
yang mempunyai daerah beku yang lebar. Cetakan logam akan menghasilkan hasil coran dengan
permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan cetakan pasir. Aluminium murni membeku pada
temperatur tetap, tetapi panas pembekuan yang dibebaskan pada waktu membeku begitu besar
sehingga permukaan bagian dalam menjadi kasar apabila dicor pada cetakan pasir, sedangkan pada
baja karbon dengan kadar karbon rendah mempunyai daerah beku yang sempit.
3. Diagram Kesetimbangan

Diagram keseimbangan thermal merupakan sistem yang menunjukkan indikasi prilaku dari unsur
paduan paduan selama proses pemadatan serta perubahan bentuk struktur sebagai hasil dari
pendinginan lambat dalam keadaan padat. Perilaku dua unsur paduan (untuk paduan yang terdiri
dari dua jenis logam) akan sangat mudah diperlihatkan melalui diagram ini, akan tetapi untuk
paduan yang kompleks memerlukan metoda tiga dimensi dan lebih rumit, jadi dalam hal ini hanya
diperlihatkan diagram keseimbangan untuk paduan yang hanya terdiri atas dua unsur paduan
sebagai bahan pemahaman tentang karakteristik logam paduan yang digunakan sebagai
bahanteknik serta proses perlakuan panas pada beberapa jenis paduan.

4.Struktur Mikro Coran

Struktur dasar dari besi cor kelabu terdiri dari: grafit, ferit, sementit dan perlit. Grafit merupakan
karbon bebas yang tersebar dalam bentuk pipih atau bulat. Selain struktur grafit struktur lainnya
pada besi cor disebut dengan matrik yang terdiri dari ferit, sementit atau perlit. Perlit merupakan
struktur yang berbentuk lapiasan ferit dan sementit. Ferit memiliki sifat lunak dan ulet. Sementit
bersifat keras dan getas. Berikut macam sebaran struktur grafit besi cor kelabu

Distribusi A : Struktur grafit terbagi merata dengan orientasi sebarang


Struktur grafit yang bengkok memberikan kekuatan yang tinggi. Besi cor dengan kadar karbon
yang tinggi sukar untuk mendapat struktur grafit yang bengkok.

Distribusi B : Struktur grafit pengelompokan “Rosette” dengan orientasi sebarang


Struktur grafit Rosette adalah sel eutektik yang memiliki potongan-potongan eutektik halus dari
garfit ditengah dengan grafit serpih berarah adial disekelilingnya. Besi cor kelabu yang memiliki
kekuatan tarik 25 sampai 30 kg/mm2, jumlah pengelompokan rosette yang diperbolehkan yaitu 20
sampai 30 % dengan daerah eutektik yang sedikit.

Distribusi C : Struktur grafit serpih saling menumpuk dengan orientasi sebarang


Struktur ini muncul pada daerah hipereutektik. Pada struktur ini kristal-kristal mula dari grafit yang
panjang dan lebar ditumpuki dan dikelilingi oleh serpih-serpih grafit yang mengkristal didaerah
eutektik.
Distribusi D : Struktur grafit halus dengan penyisihan antar dendrite berorientasi sebarang Struktur
ini memiliki potongan-potongan grafit eutektik halus yang mengkristal diantara dendrite-dendrit
Kristal mula dari austenite. Struktur ini muncul akibat adanya pendinginan lanjut dalam
pembekuan eutektik.

Distribusi E : Struktur grafit halus denga penyisihan antar dendrite berorientasi tertentu Struktur
grafit ini muncul apabila kandungan karbon agak rendah. Struktur seperti ini akan mengurangi
kekuatan, namun dapat terjadi kekuatannya tinggi bila pengendapan grafit berkurang.

5.Sifat-sifat Coran

Sifat coran dapat ditinjau dari sifat fisis dan sifat mekanisnya. Sifat fisik berhubungan degan
kondisi fisik dari coran, sedangkan sifat mekanis berhubungan dengan kekuatan coran untuk
menahan beban atau gaya dari luar.

a.Sifat fisis

Sifat fisis coran dapat dilihat dari bentuk fisiknya, yang berupa titik lebur, warnanya, bentuk
patahan, penyusutan, berat jenis dan bentuk struktur mikronya. Dari struktur mikro yang diamati
meliputi struktur grafit dan struktur matriknya yang terdiri dari ferit, sementit dan perlit.

b.Sifat mekanis

Sifat-sifat mekanis yang perlu ditinjai dari coran di antaranya adalah :


1)Kekerasan
2)Kekuatan tarik
3)Kekuatan geser
4)Kekatan impak
RINGKASAN MATERI
Rencana pengecoran

4.1. Istilah dan fungsi dari system saluran


Sistem saluran adalah jalan masuk cairan logam yang dituangkan kedalam rongga cetakan.
Cawan tuang merupakan penerima cairan logam langsung dari ladel. Saluran turun adalah
saluran yang pertama membawa cairan logam dari cawan tuang kedalam pengalir dan
saluran masuk. Pengalir adalah saluran yang membawa logam cair dari saluran turun ke
bagian – bagian yang cocok pada cetakan. Saluran masuk adalah saluran yang mengisikan
logam cair dari pengalir ke dalam rongga cetakan. Sura Baik Sitepu : Perancangan
Pembuatan Batang Torak Untuk Truck Dengan Daya 120 PS Dan Putaran Maksimum
2.850 RPM Dengan Pengecoran Logam Menggunakan Cetakan Pasir,

4.2. Bentuk dan berbagai bagian system saluran


1. Saluran Turun. Saluran turun dibuat lurus dan tegak dan irisan berupa lingkaran .
Kadang – kadang irisannya dari atas sampai bawah, atau mengecil dari atas ke bawah.
Yang kedua dipakai apabila diperlukan penahan kotoran sebanyak mungkin. Saluran turun
dibuat dengan melubangi cetakan dengan menggunakan suatu batang atau dengan
memasang bumbung tahan panas.
2. Cawan Tuang Cawan tuang berbentuk corong dengan saluran turun dibawahnya.
Konstruksinya harus tidak dapat dilalui oleh kotoran yang terbawa dalam logam cair. Oleh
karena itu cawan tuang tidak boleh terlalu dangkal. Cawan tuang dilengkapi dengan inti
pemisah, dimana logam cair dituangkan disebelah kiri saluran turun. Dengan demikian inti
pemisah akan menahan terak atau kotoran , sedangkan logam bersih akan lewat di
bawahnya kemudian masuk ke saluran turun. Terkadang satu sumbat ditempatkan pada
jalan masuk dari saluran turun agar aliran dari logam cair pada saluran masuk cawan tuang
selalu terisi. Dengan demikian kotoran dan terak akan terapung pada permukaan dan
terhalang untuk masuk kedalam saluran turun. Sura Baik Sitepu : Perancangan Pembuatan
Batang Torak Untuk Truck Dengan Daya 120 PS Dan Putaran Maksimum 2.850 RPM
Dengan Pengecoran Logam Menggunakan Cetakan Pasir,
Pengalir Pengalir biasanya mempunyai irisan seperti trapesium atau setengah lingkaran,
sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukan pisah dan juga pengalir mempunyai
luas permukaan terkecil untuk satu luasan tertentu, sehingga lebih efektif untuk
pendinginan yang lambat. Logam cair dalam pengalir masih membawa kotoran yang
terapung terutama pada permulaan penuangan, sehingga harus dipertimbangkan untuk
membuang kotoran tersebut. Ada beberapa cara untuk membuang kotoran tersebut yaitu
sebagai berikut :
a. Perpanjangan pemisah dibuat pada ujung saluran pengalir
b. Membuat kolam putaran pada tengah saluran pengalir dibawah saluran turun
c. Membuat saluran turun bantu.
d. Membuat penyaring

RINGKASAN MATERI

Cetakan Pasir dan Pasir Cetak

5.1 Pembuatan cetakan dengan Tangan

Pembuatan cetakan dengan tangan dilaksanakan jika jumlah produksinya kecil dan bentuk coran
yang sulit dan sukar dibuat oleh mesin atau coran yang besar sekali.
1.Pembuatan cetakan dengan kup dan drag yang umum Pembuatan cetakan dengan tangan dari
pasir basah dilakukan dengan urutan sebagai berikut. Papan cetakan diletakkan pada lantai yang
rata dengan pasir yang tersebar mendatar.
2.Pola dan rangka cetakan untuk drag diletakkan diatas papan cetakan. Rangka cetakan harus
cukup besar sehingga tebalnya pasir 30 sampai 50 mm. letak saluran turun lebih dahulu.
3.Pasir muka yang telah ditaburkan untuk menutupi permukaan pola dalam rangka cetak. Lapisan
pasir muka dibuat setebal 30 mm.
4.Pasir cetak ditimbun diatasnya dan dipadatkan dengan penumbuk. Dalam penumbukan ini
harus dilakukan dengan hati-hati agar pola tidak terdorong langsung oleh penumbuk. Kemudian
pasir yang tertumpuk melewati tepi atas dari rangka cetakan digaruk dan cetakan diangkat
bersama pola dari papan cetakan.
5.Cetakan dibalik dan diletakkan pada papan cetakan, dan setengah pola lainnya bersama-sama
rangka cetakan untuk kup dipasang diatasnya, kemudian bahan pemisah ditaburkan di
permukaan pisah dan di permukaan pola.
6.Batang saluran turun atau pola untuk penambah dipasang, kemudian pasir muka dan pasir cetak
dimasukkan dalam rangka cetakan dan dipadatkan. Kemudian kalau rangka-rangka cetakan tidak
mempunyai pen dan kuping, maka rangka-rangka cetakan harus ditandai agar tidak keliru dalam
penutupannya. Selanjutnya kup dipisahkan dari drag dan diletakkan mendatar pada papan
cetakan.
7.Pengalir dan saluran dibuat dengan mempergunakan spatula. Pola untuk pengalir dan saluran
dipasang sebelumnya yang bersentuhan dengan pola utama, jadi tidak perlu dibuat dengan
spatula. Inti yang cocok dipasang pada rongga cetakan dan kemudian kup dan drag ditutup. a
Pembuatan cetakan dengan tangan menunjukan perkakas tangan yang dipergunakan untuk
pembuatan cetakan dengan tangan. Diantara banyak macam rangka cetakan yang dipergunakan,
yang paling lazim dipergunakan adalah rangka cetakan kayu atau logam. dimana pasir cetak
dimasukkan dan dipadatkan untuk dibuat cetakan. Beberapa rangka cetakan berbentuk bundar.
Selain itu, dipakai juga rangka cetakan yang dapat dibuka . Rangka cetakan ini dibuka dari
cetakan setelah pembuatan cetakan, sehingga banyak cetakan bisa dibuat dengan satu rangka
cetakan. Rangka tersebut mempunyai beberapa jenis seperti rangka cetakan cepat yang berengsel
pada satu sudut dari bujur sangkarnya dan kedua sisinya dapat dibuka dan cetakan letup yang
dapat dengan ditarik dengan melepaskan kait-kait yang dipasang pada diagonalnya. Pembuatan
cetakan tanah liat Pembuatan cetakan tanah liat kadang-kadang dipakai untuk produksi coran
yang hanya satu atau berukuran besar. Cara ini dipakai untuk membuat cetakan pipa lengkung,
drum putar, pengering untuk produksi kertas, atau rotor turbin. Pola penyapu atau pola penggeret
dipakai untuk pembuatan cetakan tanah liat ini. Cara pembuatan cetakan dengan alat-alat tersebut
ialah dengan memutar pelat menurut bentuk coran sekitar poros atau dengan menggerakan
penggeret sepanjang penuntun. Permukaan cetakan dibuat dari tanah liat basah yang sangat
halus. Pasir kering biasa, atau bata bisa dipakai untuk membuat cetakan ini kecuali cetakannya
dibuat dari tanah liat. Cetakan yang besar sekali dibuat di lantai atau dalam lubang. menunjukan
cetakan tanah liat dan penyapu. Pembuatan cetakan dengan penyapu dilakukan seperti berikut:
-Rangka cetakan untuk drag diletakkan mendatar pada papan cetakan atau di lantai, dan pelat
pusat diletakkan di tengah-tengah dasar rangka cetakan.
-Batang pusat dari penyapu dipegang tegak oleh pelat pusat dan penopang. Karena letak
penopang adalah tetap, pola penyapu ditahan oleh pemberat.
-Dalam hal ini pembuatan cetakan basah, pasir cetak dimasukkan ke dalam rangka cetakan, dan
kemudian bentuk kira-kira dari coran dibuat dengan memutar penyapu. Pasir ditimbun atau
digali sesuai dengan bentuk dari pola. Setelah bentuk kira-kira dibuat, pasir muka ditebarkan
pada permukaan cetakan. Permukaan cetakan diselesaikan dengan memutar penyapu. -Dalam
hal cetakan tanah liat, tanah liat halus ditembokan diatasnya yang membentuk lapisan tipis, dan
kemudian permukaan cetakan diselesaikan seperti diuraikan di atas. Dalam hal ini pemutaran
penyapu yang berulang-ulang merusak kerataan permukaan cetakan karena adhesi dari tanah
liat dan penyapu dibersihkan dan penyapu diputar pada arah sebaliknya dan penyelesaian
permukaan cetakan berakhir. Pembuatan cetakan dengan penggeret dilakukan dengan pelat
penuntun dan penggeret, sebagai pengganti poros pelat pusat atau penopang pada pembuatan
cetakan dan penyapuan. Cara ini kira-kira sama dengan cara pembuatan cetakan dengan
penyapu. Rangka cetakan yang dapat di buka. Cetakan tanah liat oleh penyapukiri dan gambar
pemasangan penyapu kanan.

5.2 Pembuatan cetakan dengan cara mekanis

Pemilihan mesin pembuat cetakan dilakukan dengan memperhatikan ukuran, bentuk, berat,
jumlah produksi coran dan sebaginya. Coran berukuran kecil dibuat dengan mesin pembuat
cetakan kecil. Namun demikian, terkadang mesin berukuran besar dipakai untuk coran kecil
dengan cara dibuat cetakan-cetakan kecil dalam jumlah yang banyak dalam satu rangka cetakan
secara bersama-sama sehingga lebih efisien.
Mekanisme mesin pelempar pasir

5.3 Cara Pembuatan Inti

Inti adalah pasir yang dibentuk dan dipadatkan kemudia ditempatkan pada rongga cetakan untuk
mencegah maksuknya logam cair ke bagian-bagian yang didesain berbentuk lubang atau
berongga dalam suatu coran. Macam-macam inti dibedakan berdasarkan pengikatnya atau cara
pembuatannya, antara lain: inti minyak, kulit, CO2, udara dan sebagainya, disamping pasir
dengan pengikat tanah lempung.
Pembuatan inti membutuhkan lotak inti sebagai tempat untuk mencetak inti.
a. Kotak ini terbuat dari kayu atau triplek dan diukir dengan pahat. Sesuai untuk membuat
inti dengan ukuran kecil.
b. Kotak inti biasa berbentuk persegi panjang dengan permukaan yang terluas merupakan
permukaan tumbuk.
c. Kotak inti lengkung dipakai untuk membuat inti dengan diameter besar yang terbagi
menjadi beberapa bagian yang sama.
d. Kotak inti setengah dengan pelat penyapu berupa setengah kotak dengan sebuah
penggeret yang dapat diputar di sekeliling poros pada kedua ujung kotak.
e. Kotak inti untuk membuat tebal untuk membuat inti yang bertebal tetap.
f. Kotak inti untuk mesin pembuat cetakan digunakan dengan memasangnya pada mesin
pembuatan cetakan. Ukurannya harus cocok dengan ukuran mesin.

5.4 Perlengkapan Cetakan

- Penumbuk, berfungsi untuk memadatkan pasir cetak saat membuat cetakan pada rangak cetak.
Umumnya terbuat dari kayu meskipun ada juga yang terbuat dari besi.
- Sendok spatula, berfungsi untuk meratakan, mengiris, mengambil dan merapikan cetakan pasir
pada bidang yang kecil.

- Sendok cetak, berfungsi untuk meratakan bidang yang besar.

- Kuas, berfungsi untuk membasahi pasir cetak disekeliling pola.

- Penarik, berfungsi untuk melepaskan pola dari cetakan pasir.

- Penusuk lubang angin, berfungsi untuk membuat lubang saluran pembuangan gas.

- Strike off bar, untuk meratakan permukaan pasir cetak.

5.5 Syarat dan jenis pasir cetak

Secara umum pasir yang dapat dijadikan sebagai pasir cetak perlu memperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dengan
kekuatan yang cocok sehingga tidak rusak jika dipindah-pindah letaknya dan mampu
menahan logam cair saat dituang kedalam rongga cetak.
b. Permeabilitas pasir cetak yang cocok. Permeabilitas berhubungan erat dengan
keadaan permukaan coran. Permeabilitas akan menentukan seberapa besar gas-gas dari
cetakan atau logam cair mampu melepaskan diri selama waktu penuangan. c. Distribusi
besar butir yang sesuai.
d. Tahan terhadap temperatur logam cair selama penuangan. Pasir dan bahan pengikat harus
tahan api sehingga dinding dalam cetakan tidak rontok selama penuangan logam cair.
e. Komposisi yang cocok antara bahan baku pasir dengan bahan tambah lainnya.
f. Agar ekonomis usahakan pasir dapat digunakan kembali.
Pasir cetak yabg umum digunakan adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir sungai, dan pasir
silika. Beberapa dari pasir tersebut ada yang langsung digunakan tetapi ada juga yang harus
dipecah-pecah dulu sehingga ukuran butirnya sesuai. Jika kadar tanah liatnya kurang mencukupi,
pada pasir biasanya ditambahkan ter, grafit maupun resin sehingga daya pengikatnya lebih baik.
Pasir gunung pada umumnya mengandung lempeng dan kebanyakan dapat dipakai setelah
dicampur air. Pasir dengan kadar lempeng 10 – 20 % dapat dipakai begitu saja.

RINGKASAN MATERI

Cetakan Pasir dengan Pengikat Khusus

6.1. Cara Pembuatan

Untuk mengikat bahan butiran pasir cetak satu dengan lainnya digunakan bahan pengikat
beberapa macam bahan pengikat cetakan pasir antara lain:
1. Cetakan pasir dengan pengikat lempung. Jenis lempung yang umum dipakai adalah
bentonit. Komposisi campurannya adalah: Pasir kuarsa 7,5-9,1 %, Air 3,7-4,5%. Kadang
ditambahkan bahan khusus seperti bubuk arang, tepung ter, jrlaga kokas, atau tepung grafit
sekitar 1% agar permukaan benda tuangan menjadi halus dan pembongkaran mudah.
2. Pasie cetak berpengikat semen, adalah bahan pasir cetakan yang dapat mengeras sendiri
dengan komposisi: Pasir kuarsa (dapat menggunakan pasir bekas) 85 – 88%, semen 6 – 12%, air
4 -8%. Dapat pula ditambahkan bahan pengeras seperti gula tetes atau kalsium khlorida
sebanyak 50 – 100% dari jumlah semen. Pasir cetak jenis ini biasanya digunakan pada
pembuatan benda berukuran cukup besar. Pemadatannya cukup menggunakan tangan.
3. Pasir cetak dengan pengikat air kaca dengan metode pengerasan CO2. Komposisi Pasir
Kuarsa, air kaca 3 – 7%, bahan tambah seperti: serbuk aspal atau grafit untuk memperbaiki
permukaan benda, sedangkan bubuk ter 0,5 – 2% dan bubuk kayu 0,5 – 1,5% berfungsi untuk
memperbaiki hancur pasir cetak. Setelah semua bahan dicampur, kemudia cetakan dibuat dari
campuran ini dengan tangan atau mesin. Gas CO2 ditiupkan ke dalam cetakan pada tekanan 1
1,5 kg/cm2, maka cetakan akan mengeras dalam waktu singkat. Cara ini dikenal juga dengan
pembuatan cetakan dengan cara CO2.
4. Pasir cetak dengan pengikat resin furan atau fenol komposisinya adalah: Pasir kuarsa
90%, resin furan atau fenol 0,8 -1,2% dengan bahan pengeras untuk resin furan asam fosfat
sedang pengeras untuk resin fenol biasanya asam tolualsulfon. Pasir cetak akan segera mengeras
dengan sendirinya jika resin bertemu dengan pengeras, oleh karena itu, biasanya pengeras
dicampurkan dengan cara ditaburkan setelah campuran pasir cetak dan resin, maka harus segera
dimasukkan ke dalam rangka cetak sebelum pasir mengeras.

5. Pasir cetak berpengikat resin dengan metode kotak dingin memiliki komposisi campuran:
pasir kuarsa 90%, bahan pengikat terdiri dari resin dan polisosianat sejumlah 2 -3% dari jumlah
pasir, dengan perbandingan 1:1. Kemudian gas amin 0,05 – 0,2 % sebagai katalisator
dihembuskan ke pasir cetak. Gas-gas ini dikenal juga sebagai gas amin.
6. Pasir cetak berpengikat resin dengan metode kotak panas. Komposisinya adalah: pasir
kuarsa 90%, resin furan atau fenol 1,5 – 2 %, sedangkan pengerasnya 0,2 – 0,5%. Pengerasnya
pada resin fenol adalah larutan amonium nitrat atau asam sulfon yang dilunakkan untuk benda
coran baja tuang. Sedangkan untuk resin furan pengerasnnya antara lain: asam semut, asam
fosfat, campuran amonium urea denga perbandingan 1:1, atau pengeras seperti pada resin fenol.
Untuk pembuatan inti, biasanya dipakai kotak yang terbuat dari besi cor sebagai kotak inti.
Kotak ini dipanaskan pada suhu 200 – 250 ˚C, kemudian pasir diisikan ke dalamnya, maka pasir
akan segera mengeras karena panas dari kotak inti. Pada inti yang tebal, bagian dalamnya tidak
mngeras, tapi bila dibiarkan dalam kondisi demikian pasir akan mengeras sampai dalam.
6.2. Cetakan kulit dan CO2

Jenis pasir ini juga disebut cetakan pasir kering dikarenkan kadar air yang sedikit yang terdapat
dalam cetakan tersebut. Pasir cetak CO2 adalah suatu proses dengan cara menghembuskan gas
CO2 pada suatu pasir dengan komposisi-komposisi tertentu. Pasir yang digunakan dalam proses
ini adalah pasir silika yang mempunyai kadar lempung rendah. Bahan-bahan tambahan meliputi
air kaca dan gas CO2. Keduanya merupakan reaktan dalam proses pengerasan dan dapat pula
dicampur dengan gula tetes. Gula tetes adalah salah satu zat organik sampingan dari proses
pembuatan gula, untuk mempermudah pembongkaran cetakan.
Komposisi-komposisi dalam pembuatan pasir CO2 : pasir silika 90%, air kaca 3-6%, gula tetes
4,5%.
Cara Pembuatannya antara lain : campurkan pasir silika, air kaca dan gula tetes selama 5 menit
dan campuran diisolasi dari udara luar dalam suatu bejana. Masukan olahan pasir tadi pada
cetakan, padatkan pasir tersebut dengan tangan.
RINGKASAN MATERI

Peleburan dan penuangan besi cor


• Peleburan besi cor dengan kupola
Kupola adalah alat pelebur yang dipergunakan secara luas pada industry besi cor
dikarenakan memiliki beberapa keuntungan yaitu sebagai Konstruksinya sederhana,
Pengoperasinya mudah, Memungkinan peleburan kontinyu, Kapasitas/ laju peleburannya
besar, Biaya alat-alat dan proses peleburannya rendah,Memungkinkan pengendalian
komposisi kimia dalam daerah luas
• Peleburan besi cor dalam tanur induksi frekuensi rendah
Secara umum tanur induksi digolongkan sebagai tanur peleburan (melting furnace)
dengan frekuensi kerja jala-jala (50 Hz) sampai frekuensi tinggi (10000 Hz) dan tanur
penahan panas (holding furnace) yang bekerja pada frekuensi jalajala. Prinsip kerja
induction furnace hampir sama dengan kerja transformator, dimana ada lilitan litsrik
berfrekuensi tinggi, maka akan didapatkan/timbul arus induksi dalam lilitan sekunder
yang terdiri dari crucible dan isian logam cair. Nilai frekwensi dalam sebuah tungku
induksi nilainya bisa mencapai 2000Hz, dan tegangan DC nya pun bisa diatur mengikut
hingga mencapai 800VDC. Dalam hal pengaturan nilai-nilai listriknya (frekwensi dan
tegangan), sebuah tungku induksi menggunakan komponen utama yang dinamakan
"THYRISTOR" dalam panel sumber tenaga listriknya.
• Pemeriksaan dan perlakuan besi cor cair
Pengujian digunakan untuk memeriksa adanya cacat atau retak halus yang terbuka
terhadap permukaan bahan yang diperiksa. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk
memeriksa hasil coran bila pada permukaannya terdapat retak halus yang tidak dapat
dilihat dengan mata. Pengujian dye-penetran dapat digunakan pada semua jenis logam,
baik yang magnetic maupun yang tidak magnetic. Pengujian ini dapat dibagi menjadi dua
yaitu cara fluorensen dan cara pemberian zat warna. Keduanya mempunyai prosedur
pengujian yang sama, perbedaannya hanya pada warna cairan penetran dan
developvernya. Prinsip metode penetran yaitu bahan yang akan diperiksa dicelup atau
diberi cairan, yang mana cairan akan merembes dalam retakan. Selanjutnya pada
permukaan yang diuji diberi zat warna. Kemudian dengan menyinari permukaan dengan
sinar ultra violet, bila ada retakan maka akan terlihat dengan jelas
• Pembuatan besi cor bergerak bulat
Proses inokulasi diperlukan baik pada pembuatan besi cor kelabu maupun besi cor
nodular. Walaupun inokulasi memiliki efek yang sama terhadap kedua material tersebut,
namun secara spesifik masing-masing memiliki penjelasan yang agak berbeda. Bahan
inikulasi atau inokulan merupakan partikel-partikel padat ataupun
unsur-unsur yang segera bersenyawa dengan O2 serta membentuk partikel padat yang
dibubuhkan kedalam cairan. Partikel-partikel ini segera akan berfungsi sebagai inti pada
pertumbuhan baik grafit lamelar ataupun grafit bulat. Unsurunsur pembentuk partikel ini
dicampurkan dalam bahan pembawanya yaitu grafit (graphite based inoculants),
ferrosilicon (FeSi based inoculants) atau calcium silicide (CaSi based inoculants). Bahan
inokulan yang popular saat ini adalah FeSi based inoculants dengan kandungan unsur
antara lain Al, Ba, Ca, Sr dan Zr
• Cara cara penuangan dan perlengkapan besi cor
Kenakan perlengkapan keselamatan yang semestinya saat bekerja dengan alat berat atau
zat kimia untuk membersihkan karat. Perlengkapan ini termasuk sarung tangan, kacamata
pelindung, dan masker respirator, Bersihkan besi cor. Buang kotoran, debu, noda, atau
benda lain seperti sarang laba-laba. Mungkin Anda membutuhkan sikat untuk
membersihkan besi cor, Siapkan alas pengecatan di luar ruangan atau di tempat
berventilasi besar. Gunakan permukaan atau bahan yang rata untuk menampung cat yang
menetes jatuh saat Anda bekerja. Bahan semacam taplak meja atau kain pelapis bisa
menjadi salah satu pilihan.

Peleburan dan penuangan bermacam macam logam

• Peleburan dan penuangan besi cor maupun tempa


Kapasitas peleburan dari kupola dinyatakan oleh laju peleburan dalam satuan berat
persatuan waktu, umumnya ditulis ton per jam. Kapasitas peleburan dapat berubah
tergantung kepada: volume angin, perbandingan muatan besi dengan kokas serta
syaratsyarat operasi peleburan lainnya, walaupun diameter kupola sama. Tinggi efektif
dari kupola adalah tinggi dari pertengahan tuyer (lubang hembus) sampai bagian bawah
dari pintu pengisian. Pada daerah ini terjadi pemanasan awal. Karena itu kupola yang
tinggi akan efektif untuk pemindahan panas, akan tetapi kupola yang terlalu tinggi
cenderung memiliki tahanan besar terhadap aliran gas. Hal ini juga menimbulkan resiko
terjadinya peng-hancuran kokas. Syaratsyarat ini perlu dipertimbangkan, sehingga tinggi
efektif kupola standar biasanya dikonstruksi berkisar antara empat sampai lima kali
ukuran diameter dalam,diukur dari titik tengah tuyer.
• Peleburan dan penuangan baja cor
Cairan baja yang dikeluarkan dari tanur diterima dalam ladel dan dituangkan kedalam
cetakan. Ladel mempunyai irisan berupa lingkaran dimana diameternya hampir sama
dengan tingginya. Untuk coran besar dipergunakan ladel jenis penyumbat seperti pada
gambar, sedangkan untuk coran kecil dipergunakan jenis ladel yang dapat dimiringkan.
T. Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track
Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran
Menggunakan Cetakan Pasir,2009. USU Repository © 2009 Gambar 2.22 Ladel jenis
penyumbat Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiwa, Teknik
Pengecoran Logam, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2006, hal 150 Ladel dilapisi
oleh bata samot atau bata tahan api agalmatolit yang mempunyai pori - pori
kecil,penyusutan kecil dan homogen. Nozel atas dan penyumbat, kecuali dibuat dari
samot atau bahan agalmatolit kadang - kadang dibuat juga dari bata karbon.Panjang nozel
dibuat cukup panjang agar membentuk tumpahan yang halus tanpa cipratan. Ladel harus
sama sekali kering yang dikeringkan lebih dahulu oleh burner minyak residu sebelum
dipakai. Dalam proses penuangan diperlukan pengaturan temperatur penuangan,
kecepatan penuangan dan cara cara penuangan. Temperatur penuangan berubah menurut
kadar karbon dalam cairan baja seperti ditunjukkan pada grafik berikut. Gambar 2.23
Temperatur penuangan yang disarankan Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E,
Prof.Dr.Kenji Chijiwa,Teknik Pengecoran Logam, Penerbit PT. Pradnya Paramita,
Jakarta 2006, hal 110 Kecepatan penuangan umumnya diambil sedemikian sehingga
terjadi penuangan yang tenang agar mencegah cacat coran seperti retak – retak dan T.
Abdul Rahman : Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai Track
Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran
Menggunakan Cetakan Pasir, 2009. USU Repository © 2009 sebagainya. Kecepatan
penuangan yang rendah menyebabkan ; kecairan yang buruk, kandungan gas, oksidasi
karena udara, dan ketelitian permukaan yang buruk. Oleh karena itu kecepatan
penuangan yang cocok harus ditentukan mengingat macam cairan, ukuran coran dan
cetakan. Cara penuangan secara kasar digolongkan menjadi dua yaitu penuangan atas dan
penuangan bawah. Penuangan bawah memberikan kecepatan naik yang kecil dari cairan
baja dengan aliran yang tenang
• Pemeriksaan komposisi unsure baja/besi cor
Pembangunan fisik yang semakin meningkat memacu kita untuk dapat menjawab segala
tantangan yang akan timbul pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Salah
satunya adalah pada bidang forensik struktur. Pada forensik struktur, sering sekali
dijumpai kecacatan ataupun kegagalan pada material benda uji. Kecacatan tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu sumber daya manusia, sarana dan
prasarana yang kurang mendukung, ataupun material yang tidak sesuai dengan desain.
Selain beton, material yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi saat ini adalah
logam (baja dan besi). Untuk uji beton, mungkin sudah sering dilakukan. Untuk
pembahasan saat ini, material logam (baja dan besi) yang digunakan dalam dunia
konstruksi juga dapat dilakukan pengujian. Secara umum, proses pengujian pada bahan
logam dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok metode pengujian, yaitu : Destructive
Test (DT), yaitu proses pengujian logam yang dapat menimbulkan kerusakan logam yang
diuji. Non Destructive Test (NDT), yaitu proses pengujian logam yang tidak dapat
menimbulkan kerusakan logam atau benda yang diuji. Metallography, yaitu proses
pemeriksaan logam tentang komposisi kimianya,unsur-unsur yang terdapat di dalamnya,
dan bentuk strukturnya. Pada beberapa kondisi, Destructive Test tidaklah efektif karena
mengharuskan adanya kerusakan pada material pengujian. Apalagi jika material yang
akan diuji adalah bagian struktur yang sudah ada atau kondisi eksisting. Sehingga NDT
(Non Destructive Test) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Tuntutan akan
praktisitas mengenai sifat dan kekuatan baja pun ikut meningkat dengan berkembangnya
teknologi. Sehingga dalam hal ini, dilakukan penelitian uji coba terhadap baja dengan
menggunakan 3 (tiga) alat yaitu : Uji Tarik (Tensile Test) dengan Universal Testing
Machine (UTM), Electric Brinell Hardness Tester Uji hardness dengan menggunakan
Equotip Portable Rockwell Hardness, dimana Equotip Portable Rockwell Hardness
merupakan alat Non Destructive Test.

RINGKASAN MATERI
Cacat coran dan pencegahannya.
Macam-macam cacat coran dan pencegahannya
Cacat Coran (Casting defect)
Pada coran dapat terjadi berbagai macam cacat tergantung pada bagaimana keadaannya,
sedangkan cacat-cacat tersebut boleh dikatakan jarang berbeda menurut bahan dan macam coran.
Secara umum cacat coran disebabkan oleh:
1. Disain
2. Teknik produksi
3. Operator
Menurut Komisi Pengecoran Internasional, Penggolongan cacat coran dibagi menjadi: Ekor tikus
tak menentu atau kekerasan yang meluas (Rat tile) Lubang-lubang (Hole) Retakan (Crack)
Permukaan kasar (Roughness) Salah alir (Misrun) Kesalahan ukuran (Over dimension) Inklusi
dan struktur yang tidak seragam (Inclusion) Deformasi dan melintir (Deformation) Cacat yang
tak tampak
Cacat Coran Pada Besi
Rongga Udara
Ciri-ciri
Rongga Udara adalah cacat paling banyak terjadi dalam berbagai bentuk. Rongga udara dapat
muncul sebagai lubang pada permukaan atau didalam coran, terutama sedikit dibawah
permukaan yang merupakan rongga-rongga bulat. Mereka mempunyai warna yang berbeda-beda
sesuai dengan sebab terjadinya cacat, yaitu warna karena oksidasi atau karena tidak oksidasi.
Pada besi cor dan baja cor, berwarna hitam atau biru, pada paduan tembaga, berwarna coklat atau
kuning.

Sebab utama terjadi cacat rongga udara adalah:


1. Logam cor yang teroksidasi
2. Tidak Cukup keringnya ladel. Sehingga logam cair membawa gas
3. Pouring speed rendah
4. Permeabilitas pasir rendah (kemampuan alir)
5. Saluran udara kurang baik
6. Kandungan air pada pasir terlalu tinggi
7. Tekanan di atas terlalu rendah
Pencegahan
1. Dalam peleburan kupola. perlu mendapat cairan yang bersih dengan menjaga tingginya
alas kokas, dengan menghindari tiupan yang berlebihan, dengan menghilangkan kelembaban
pada dasar dan dinding pemanas mula dan dengan mempergunakan zat penghilang oksid.
Selanjutnya perlu mendapat logam cair bertemperatur tinggi dengan mengatur jumlah kokas,
secara sempurna. Saluran dan ladel harus dikeringkan sampai kering sekali.
2. Rongga udara bisa terjadi dengan mudah terutama pada temperatur penuangan
(pouring) yang rendah. Apabila letak saluran turun tidak baik dan waktu penuangan terlalu
lama, maka rongga udara mudah terjadi. Oleh karena itu perlu memasang saluran turun pada
tempat yang benar dan menuangkan logam cair bertemperatur cocok dengan kecepatan yang
cukup tepat. 3. Rongga udara bisa disebabkan permeabilitas cetakan yang tidak baik,
oleh uap air setempat, dan oleh bahan-bahan yang membentuk gas. Oleh karena itu jumlah gas
perlu diusahakan menjadi sekecil mungkin.
4. Pada pengeluaran gas yang tidak sempurna, terutama untuk inti yang terselubungi logam
cair, maka rongga udara akan membentuk cacat yang tidak dapat dihindari. Sesuai dengan
ukuran inti, jalan untuk gas dibuat dengan membuat lubang udara atau dengan mencampur sinder
kokas atau dengan mengeluarkan gas melalui telapak inti.
5. Kalau tinggi penuangan terlalu rendah, tekanan logam cair menjadi lebih kecil dari pada
tekanan gas dalam cetakan. Oleh karena itu, tinggi penuangan yang rendah dapat menyebabkan
rongga udara. Dalam hal tertentu tinggi logam cair harus diatas 200 mm untuk mencegah rongga
udara, dalam hal ini tentu saja kecepatan penuangan harus tinggi.

Penyusutan Dalam (Shrinkage)


Ciri-Ciri
Penyusutan dalam adalah lubang cacat disebabkan karena pengecilan yang terjadi ketika logam
membeku. Bagian dalamnya biasanya dikelilingi oleh kristal-kristal dendrite dan cacat ini tidak
tampak di permukaan. Pada coran besi, warna permukaan dalamnya adalah berwarna biru.

Sebab-sebab
Penyusutan dalam (Shrinkage), penyusutan luar dan rongga penyusutan dapat terjadi karena
sebab-sebab yang sama. Kalau logam membeku, tiap bagian coran yang berbeda bentuknya
mempunyai kecepatan pembekuan yang berlainan, sehingga cacat tersebut mudah terjadi pada
bagian yang paling lambat membeku. Selama pembekuan besi cor mengalami penyusutan
ratarata 20%. Tetapi besi cor mengembang sesuai dengan bertambahnya tebal irisan dan berubah
menjadi penyusutan apabila tebal irisanyan berkurang. Besi cor yang berkadar karbon 3,4%
mengalami pemuaian pada ketebalan 25 mm, tetapi kalau jumlah kadar karbon lebih kecil ia
akan mengalami penyustan. Dalam penggunaan cetakan basah, besi cor dapat digolongkan pada
jenis menyusut. Sebab-sebab rongga penyusutan adalah sebagai berikut:
1. Temperatur penuangan (pouring) yang terlalu rendah, menyebabkan penambah membeku
lebih dulu, karena itu pengisian menjadi lebih sukar.
2. Tinggi penambah yang terlalu rendah dan selanjutnya penuangan tambahan tidak dapat
dilakukan.
3. Bahan/Material (Scrap) mengandung banyak kotoran atau karat.
4. Logam cair yang dioksidai menyebabkan perbandingan penyusutan yang sangat besar.
5. Ukuran leher penambah yang tidak cukup.
6. Posisi penambah yang tidak tepat.
7. Cetakan membengkak karena tekanan dari logam cair di tempat yang kurang mampat.
8. Pengisian yang sukar dari penambah karena perubahan yang mendadak dari tebal irisan.
Pencegahan
- Digunakan pembekuan mengarah sehingga penambah dapat berkerja secara efektif.
Bagian pertama yang terisi oleh logam cair adalah bagian yang bertemperatur terendah dan yang
terakhir diisi adalah yang bertemperatur tinggi. Oleh karena itu penting sekali menempatkan
penambah di tempat yang bertemperatur tinggi. Dalam hal ini lebih baik membuat logam cair
mengalir ke dalam cetakan melalui penambah, cara yang biasa secara ideal ditunjukkan dalam
gambar berikut.
- Penggunaan cil, cil dipergunakan agar terjadi pembekuan mengarah dan pengaruh
penambah menigkat. contohnya seperti dalam gambar diatas. Logam cair diisikan ke
pinggir roda dari penambah samping tetapi tidak ke bagian tengah bos, pengaruh
penambah tidak sampai sama sekali karena bagian antara roda dan bos terlalu tipis
sehingga menjadi bebas dari penambah. Oleh karena itu sebaiknya cil dipasang pada alas
bos dan penambah dipasang diatas. Kekeroposan mungkin terjadi dibagian persilangan
dinding dimana logam cair tak mudah diisikan, sehingga dalam hal ini pembekuan
dipercepat dengan cil.
- Daerah pengisian yang efektif dari penambah berbeda menurut bahan coran, cara
penuangan, dan ketebalan irisan. Dalam pengecoran besi, daerah pengisian efektif harus
delapan kali tebal coran.

Ekor Tikus ( Rat Tile)


Ciri-ciri
Ekor tikus merupakan cacat permukaan pasir dari permukaan cetakan mengembang dan logam
cair masuk dibawah permukaan bagian tersebut. Kalau pasir disingkirkan, terlihat rongga lurus
seperti pembuluh. Karena bentuknya seperti ekor tikus maka cacat ini disebut ekor tikus. Sebab-
sebab dan pencegahan sama seperti pada inclusion.

Lubang Jarum (Pin hole)

Ciri-ciri
Lubang jarum adalah lubang dimana permukaan dalamnya halus dan berbentuk bola. Ukuran
cacat lubang jarum adalah dibawah 1 sampai 2 mm sangat kecil dan berbentuk seperti tusukan
jarum. Dalam banyak hal, lubang jarum tersebar pada permukaan, sedangkan permukaan
dalamnya berwarna perak atau berwarna biru karena oksidasi. Sebab-sebab dan
pencegahannya sama seperti pada rongga udara.

Kekerasan Erosi (Roughness)


Ciri-ciri
Pasir yang terlepas karena erosi dari permukaan cetakan berbentuk pelat atau gumpalan, bergerak
dalam rongga, cetakan terutama dipermukaan kup yang mengakibatkan inklusi pasir. Di bagian
dimana pasir telah kena erosi, terjadi kekasaran permukaan yang berbentuk pelat atau gumpalan.
Sebab-sebab
Permukaan cetakan yang memuai disebabkan logam cair, mungkin akan kena erosi sebagian.
Pengaruh ini dinamakan kekasaran erosi. Pasir hasil erosi tercampur dalam coran oleh karena
logam cair. Cacat lekukan mungkin juga terjadi karena sebab-sebab yang serupa, terutama
disebabkan jatuhnya pasir dari kup yang melemah karena penyinaran panas yang lama dari
logam cair. Adapun secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kecepatan penuangan (pouring) yang terlalu lambat
2. Temperatur penuangan terlalu tinggi
3. Ketahanan panas dari pasir rendah
4. Posisi saluran turun kurang tepat dan logam cair mengisi cetakan setelah terpanaskan
setempat.
5. Kekerasan cetakan rendah
6. Saluran udara kurang 7. Permeabilitas pasir rendah.
Pencegahan
Akibat dari temperatur puring tinggi, perlu meningkatkan ketahanan panas pasir, menigkatkan
kekerasan cetakan, menurunkan kadar air dan menambah bahan pengikat dengan menggunakan
pasir yang mempunyai angka pemuaian kecil atau menambah bubuk kayu sebagai bahan yang
empuk. Sistem saluran harus dibuat sebagai berikut:
1. Pouring time rendah
2. Pouring harus dibuat seragam dalam cetakan tanpa penuangan setempat
3. Ujung saluran turun tidak boleh menyentuh cetakan inti. Karena itu logam cair harus
diisikan dari bagian bawah
Alternatif lain, lihat gambar dibawah ini, pertama logam cair dituang dari saluran turun 1 dan
kemudian dari saluran turun 2 kalau logam cair telah mencapai tinggi B. Cara ini juga efektif
dipakai untuk pembekuan mengarah.

Salah Alir (Misrun) dan Sumbat Dingin (Cold Shut) Ciri-ciri


Salah alir adalah cacat yang disebabkan karena logam cair tidak cukup mengisi rongga cetakan.
Sumbat dinggi adalah cacat yang menyebabkan ketidak-kontinyuan pada permukaan coran atau
pada bagian atas dari suatu coran disebabkan karena pencampuran yang tidak sempurna dari
aliran logam cair. Sebab-sebab:
1. Coran terlalu tipis
2. Temperatur penuangan terlalu rendah
3. Kecepatan penuangan terlalu lambat
4. Logam cair tidak mengalir secara seragam karena system saluran yang tidak baik
5. Saluran udara tidak lancar
6. Penambah (Riser) yang tidak sempurna
Pencegahan
1. Penuangan harus dilakukan pada temperatur tinggi
2. Kecepatan penuangan harus tinggi
3. Jumlah saluran harus ditambah/dibesarkan dan logam cair diisikan secara seragam dari
beberapa tempat pada cetakan 4. Saluran udara harus lancar.

Cacat Coran Pada Besi Bergrafit Bulat

Dros
Ciri-Ciri
Dros semacam terak yang terutama terjadi dipermukaan bagian kup atau dipermukaan bagian
atas inti. Dros warnanya hitam dan permukaan yang dikerjakan dengan mesin menjadi kasar
karena dros. Dalam hal luar biasa, dros terjadi diseluruh bagian dan menyebabkan kurangnya
sifat kedap air. Dros terutama terdiri dari grafit atau oksid logam tetapi dros juga sering terdapat
adalah campuran dari grafit dan oksid logam.
Sebab-sebab
1. Oksidasi logam cair
2. Kadar karbon terlalu tinggi
3. Terlalu banyak magnesium
4. Kadar belerang terlalu tinggi
5. Aliran logam cair yang turbulen masuk ke dalam cetakan
6. Cetakan kuran kering
Pencegahan
1. Oksidasi logam cair sebelum proses inokulasi harus dihindarkan dan kadar belerang
harus diturunkan sampai sekecil mungkin.
2. Magnesium yang ditambahkan harus dikurangi
3. Kadar Karbon dari logam cair sebelum inokulasi tidak boleh terlalu tinggi
4. Penambahaan silicon harus diusahakan kecil
5. Harus direncanakan system saluran yang tidak memberikan percikan atau goncangan
pada logam yang mengalir
6. Kadar air pada cetakan harus sekecil mungkin
7. Perbandingan luas saluran turun pada pengalir pada saluran masuk lebih baik dibuat
1:3,5:2 untuk coran besar, atau 1:2:2 untuk coran kecil
8. Masuknya dros ke dalam cetakan dapat dihindarkan dengan menggunakan saringan atau
dam (Strainer).

Pemeriksaan Coran
Pemeriksaan Coran
Pemeriksaan Coran mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Memelihara kualitas, kualitas dan baiknya produk coran harus dijamin dengan jalan
memisahkan produk yang cacat.
2. Menekan biaya produksi dengan mengetahui lebih dulu cacat coran, produk yang cacat
harus bisa dideteksi sedini mungkin untuk menghemat biaya produksi.
3. Penyempurnaan teknik, data hasil pemeriksaan dan percobaan, menyisihkan produk yang
cacat dapat dilakukan lebih awal dan selanjutnya tingkat kualitas dapat dipelihara dengan
memeriksa data tersebut secara kolektif, sehingga kualitas dan teknik pembuatan dapat
disempurnakan.
Pemeriksaan produk coran biasanya digolongkan menjadi:
1. Pemeriksaan rupa, dalam pemeriksaan ini yang diteliti dimesi, ketidakteraturan, inklusi,
retakan, sebagainya yang terdapat pada permukaan. Pemeriksaan dilakukan dengan penglihatan
(Visual).
2. Pemeriksaan cacat dalam, dilakukan untuk mengetahui cacat rongga gas, lubang jarum,
rongga penyusutan, retakan, inklusi, dan sebagainya yang berada di dalam produk, yaitu
dilakukan dengan jalan:
Pemeriksaaan ketukan, dilakukan dengan jalan mendengarkan suara produk kalau
dipukul. Tujuan pemeriksaan ini untuk menimbang-nimbang adanya retakan dan kualitas bahan.
Pemeriksaan penetrasi, digunakan untuk meneliti cacat seperti retak, rongga penyusutan,
dan sebagainya yang memberikan lubang kecil pada permukaan produk. Caranya ada dua yaitu
penetrasi pencelupan warna yang mempergunakan cairan pencelup warna dan penetrasi
flourescen yang menggunakan cairan flourescen.
Pemeriksaan magnafluks, produk yang diperiksa diberi magnit dengan sebuah alat
pemagnit, maka dihasilkan fluks magnit.
Pemeriksaan supersonic, pengamatan dilakukan dengan mengarahkan gelombang
supersonic kepada bagian produk yang diuji dan menangkap ketidaknormalan gelombang yang
dipantulkan.
Pemeriksaan radiografi, pemeriksaan menggunakan cahaya radiasi seperti sinar X,
gamma dan sebagainya yang mempunyai daya untuk menembus logam.
Pengujian hidrolik dan kedap udara, menurut beban pengujian dibagi menjadi jenis
tekanan ciran, tekanan udara, hampa udara, tetapi yang biasa dipakai adalah jenis tekanan air dan
udara. Dalam pengujian ini tekanan air, rongga bagian dalam disekat rapat, kemudian kebocoran
diamati dengan memberikan tekanan air.
RINGKASAN MATERI
Pabrik pengecoran
12.1. Peralatan dan layout pabrik pengecoran
Untuk memulai aktivitas pengecoran dengan mesin pengecoran bertekanan seorang
operator harus memperhatikan beberapa factor. Faktor tersebut menyangkut lingkungan kerja,
peralatan dan perlengkapan yang dipakai, dan keselamatan kerja. Hal ini untuk menjaga
produktivitas, kenyamanan dan keselamatan dalam bekerja. Sehubungan dengan hal tersebut
maka sebelum bekerja seorang operator harus melakukan hal-hal sebagai berikut ; 1.
Memeriksa area kerja mesin.
2. Mengidentifikasi area batas mesin
3. Mengidentifikasi tanur peleburan
4. Mengidentifikasi tempat penyimpanan tuangan.
5. Mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja.

Memeriksa area kerja mesin.


Dalam pabrik pengecoran semua peralatan sudah ditempatkan menurut lay-out yang
dibuat. Semua mesin memiliki area kerja yang jelas. Ruang gerak untuk para operator dan
pekerja sudah diberi tanda dan arah yang jelas. Demikian juga distribusi barang sudah dirancang
dengan baik, sehingga dalam proses produksi dapat berjalan lancar.
Untuk memastikan area kerja mesin dalam kondisi yang aman maka seorang operator
sebelum bekerja harus memeriksa area sekelilingnya. Pemeriksaan mulai dari lantai,
tempattempat perlengkapan dan penyimpanan hingga daerah distribusi barang. Pemeriksaan
harus setiap saat akan bekerja dilakukan untuk memastikan bahwa arena kerja sudah memenuhi
standar kerja. Bila ada yang belum siap dan belum beres sebaiknya pekerjaan ditunda dahulu.
Semua dibereskan dan dipersiapkan lebih dahulu, sehingga dalam bekerja dapat lancar dan aman.
Berikut contoh lay out pabrik pengecoran yang menunjukkan susunan dan suasana kerja dipabrik
pengecoran.
Mengidentifikasi batas area mesin.
Sebelum bekerja seorang operator harus mengetahui batas area mesin yang ditangani. Hal ini
untuk menjaga keselamatan sesama pekerja selama bekerja agar tidak terjadi tumbukan atau
bertabrakan. Biasanya batas-batas area mesin telah diberi tanda dengan garis pada lantai.
Operator wajib mematuhi batas dan bekerja pada batas area mesinnya. Hal ini untuk menghindari
kecelakaan kerja dan tidak mengganggu operasi mesin lainnya.

Mengidentifikasi tanur peleburan


Dalam proses pengecoran tanur peleburan merupakan alat yang paling vital. Tanur berfungsi
sebagai tempat mencairkan logam yang akan dicor. Untuk itu seorang operator sebelum bekerja
harus mengidentifikasi tanur dan kelengkapannya. Dilihat bagaimana kondisi tanur apakah siap
untuk bekerja atau belum. Adapun yang perlu diperhatikan dalam memeriksa tanur listrik yaitu :
• Sumber daya listrik • Tangki minyak hidrolis.
• Silinder-silinder hidrolis
• Pena-pena penjamin.
• Blower
• Pipa pipa air pendingin

Mengidentifikasi tempat penyimpanan tuangan


Tempat penyimpanan biasanya terdiri dari keranjang-keranjang dan rak-rak penyimpanan
Tempat penyimpanan benda tuangan harus tersedia memadahi baik dari segi jumlah dan kualitas
tempat. Dipastiakan tempat penyimpanan bebas dari benda-benda terutama cairan kimia yang
dapat merusak. Disamping itu juga tempat penataan benda tuangan yang satu dengan yang
lainnya tidak saling tindih. Hal ini untuk menghindari kerusakan akibat gesekan benda tuang
yang satu dengan yang lain. Selain itu memudahkan dalam pengecekan dan pengambilan benda
tuang. Demikian juga dipastikan tempat penyimpanan dalam keadaan bersih, kering dan tidak
lembab.

Mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja.


Keselamatan sangat mahal harganya dalam bekerja. Untuk itu harus diperiksa ketersediaan
alat-alat dan perlengkapan keselamatan kerja dan kelayakan kondisinya. Alat-alat keselamatan
kerja yang biasa dipakai meliputi sepatu penyelamat, kacamata pelindung, topeng pelindung
debu, apron, pelindung siku, topi helm, sumbat telinga dan sebagainya. Disamping itu ada alat
penyelamat yang dipasang pada mesin seperti alat penyelamat pada mesin berupa tabung foto
sorot yang dapat menghentikan mesin secara otomatis. Ada juga alat penyelamat berupa tombol
pembatas apabila pintu terbuka tidak bias bekerja, atau melewati batas kerja mesin akan mati
sendiri, dan sebagainya.

Rangkuman
Dalam proses prosedur pemakaian menurut prosedur operasional standar, hal-hal yang perlu
dilakukan yaitu pemeriksaan area kerja mesin, mengidentifikasi area kerja mesin,
mengidentifikasi tanur peleburan, mengidentifikasi tempat penyimpanan benda tuang dan
memeriksa alat-alat keselamatan kerja.

12.2. Peralatan, kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja


APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD ini
terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya dan risiko
kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang di sekelilingnya.
-Helm Keselamatan
Helm keselamatan atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan,
pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di udara. Helm ini
juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia ataupun suhu yang
ekstrim. Untuk beberapa pekerjaan dengan risiko yang relatif lebih rendah bisa menggunakan
topi ataupun penutup kepala sebagai pelindung.
--Sabuk dan tali Keselamatan
Sabuk keselamatan atau safety belt ini berfungsi untuk membatasi gerak pekerja agar tidak
terjatuh atau terlepas dari posisi yang diinginkan. Beberapa pekerjaan mengharuskan pekerja
untuk berada pada posisi yang cukup berbahaya seperti pada posisi miring, tergantung atau
memasuki rongga sempit. Sabuk keselamatan ini terdiri dari harness, lanyard, safety rope, dan
sabuk lainnya yang digunakan bersamaan dengan beberapa alat lainnya seperti karabiner, rope
clamp, decender, dan lain-lain
- Sepatu Boot
Sepatu boot ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun
permukaan licin. Bedanya dengan safety shoes umumnya adalah perlindungan yang lebih
maksimal karena modelnya yang tinggi dan melindungi hingga ke betis dan tulang kering.
- Sepatu Pelindung
Sepatu pelindung ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat,
tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya
ataupun permukaan licin. Selain fungsi di atas, sepatu safety berkualitas juga memiliki tingkat
keawetan yang baik sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Berbagai sepatu
safety tersedia sesuai dengan kebutuhan. Ada yang antislip, antipanas, anti-bahan kimia,
antilistrik, dll.
- Masker
Masker pernafasan ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara menyaring
vemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel debu, aerosol, uap, asap, ataupun gas. Sehingga
udara yang dihirup masuk ke dalam tubuh adalah udara yang bersih dan sehat. Masker ini terdiri
dari berbagai jenis, seperti respirator, katrit, kanister, tangki selam dan regulator, dan alat
pembantu pernafasan. - Penutup telinga
Penutup telinga ini bisa terdiri dari sumbat telinga (ear plug) atau penutup telinga (ear muff),
yang berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan ataupun tekanan.
- Kacamata Pengaman
Kacamata pengaman ini digunakan sebagai alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata
dari paparan partikel yang melayang di udara ataupun di air, percikan benda kecil, benda panas,
ataupun uap panas. Selain itu kacamata pengaman juga berfungsi untuk menghalangi pancaran
cahaya yang langsung ke mata, benturan serta pukulan benda keras dan tajam. Jenis kacamata
pengaman ini bisa berupa spectacles atau googgles.
- Sarung Tangan
Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu dingin,
radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores benda tajam ataupun infeksi dari zat
patogen seperti virus dan bakteri. Sarung tangan ini terbuat dari material yang beraneka macam,
tergantung dari kebutuhan. Ada yang terbuat dari logam, kulit, kanvas, kain, karet dan sarung
tangan safety yang tahan terhadap bahan kimia.
- Pelindung Wajah
Pelindung wajah atau face shield ini merupakan alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi
wajah dari paparan bahan kimia berbahaya, partikel yang melayang di udara atau air, percikan
benda kecil, panas ataupun uap panas, benturan atau pukulan benda keras atau tajam, serta
pancaran cahaya. Terdiri dari tameng muka atau face shield, masker selam, atau full face masker.

Anda mungkin juga menyukai