SAMBUNGAN KELING
Budi Harto,S.Pd.,MT
NIM : 5202321002
Kelas : PTM A
FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat
kasih dan rahmat-Nya , sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Desain Komponen Mesin ini dengan tepat waktu.
Terlepas dari itu saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan dan
kesempurnaan makalah.
Akhir kata saya harap makalah ini dapat memberi manfaat dan inspirasi bagi pembaca.
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.3.1 Mahasiswa memahami tentang sambungan paku keling.
1.3.2 Mahasiswa dapat melakukan perhitungan yang terkait dengan sambungan
paku keling.
BAB II ISI
Berikut ini contoh paku keling yang sering digunakan berdiameter antara 12
mm sampai 48 mm.
Tipe paku keling untuk ketel.
Bahan paku keling yang biasa digunakan antara lain adalah baja, brass, aluminium, tembaga.
Semua bahan itu tergantung dari jenis sambungan/ beban yang diterima oleh sambungan.
a. Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbon), steel, wrought iron.
b. Penggunaan khusus : weight, corrosion, atau material constraints apply : copper
(+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll.
Efesiensi sambungan paku keling
Lap Joint Effisiensi But joint (D strap) Effisiensi
Single 45 – 60 Single 55 – 60
Double 63 – 70 Double 70 – 83
Triple 72 - 80 Triple 80 – 90
Quadruple 85 – 94
Cara pemasangan paku keling, Lubang untuk pemasangan paku keling dibor,
lubang paku keling harus bersih dari bram sehabis pengeboran, pengunaan mata bor
harus sesuai dengan paku keling yang akan digunakan.
Perbandingan antara diameter body keling dengan lubang berjarak 0.5 mm,
toleransi jarak lubang bor dengan paku keling harus lebih kurang 1 mm, jarak
perbandingan 1 mm diperlukan untuk mempermudah memasukan paku keling kedalam
lubang pada saat paku keling dalam keadaan panas.
Ada dua cara penggunaan paku keling dengan keadaan panas dan dalam
keadaan dingin, dalam keadaan dingin paku keling yang sering digunakan adalah
tembaga, alumunium dan paku keling baja berdiameter 8mm atau yang berukuran kecil
saja yang sering digunakan dalam keadaan dingin, cara pemasangan, kepala paku
dikeling dipukul dengan tangan atau mengunakan mesin (pnueumatik atau hidraulik).
Ukuran normal:
Jenis A Jenis B
d = 2 ± 37 mm d = 2 ± 37
mm
ϕα = 1,6 ± 1,7 d ϕα = 1,7 ± 1,8 d
h = 0,6 ± 0,7 d h = 0,7 ± 0,8 d
I = 3d ± 10 d I = 3d ± 10 d
2. Kepala tirus
Ukuran normal :
d = 26-31 mm h = 0,6 d-0,7 d
ϕα = 1,6 d-1,8 d I = 3 d-10 d
3. Kepala persing (dibenam)
Ukuran normal;
d = 23 mm - 31 mm ϕα = 1,5
d-2dh = 0,4 - 0,5 d I = 3 d -
10
Ukuran normal: d= 23 mm – 31
mm ϕα = 1,5 d – 2 d
h= 0,4 – 0,5 d I = 3 d –
10 d
6. Silinder tipis
Gambar :
2.6.2 Sobeknya pelat disepanjang kedudukan paku keling.
(tearing of the plate accros arrow of rivets)
Terjadi akibat kalahnya kekuatan penampang pelat yang tersisa setelah
dilobangi di sepanjang lebar, oleh gaya tarik yang bekerja di sepanjang bidang
pelat. Dapat diantisipasi dengan mengetahui besarnya gaya tarik yg mampu
ditahan pelat yang tersisa (Fta ). Persamaannya :
Fta = σta x Ata
dengan : σta = tegangan tarik pembebanan, yang diambil dari besar tegangan
tarik kekuatan bahan pelat dengan mempertimbangkan faktor keamanan (Sf).
Ata = luas penampang dari lebar pelat yang tersisa setelah dilobangi.
- untuk p (pits) yang diketahui : Ata = (p – d) x t
- untuk b (lebar pelat) yang diketahui : A ta = (b – n .d) x t p
(pits) = jarak antara titik pusat dua lobang paku keling yang saling berdekatan.
Merupakan lebar penampang pelat terkecil yang menahan tarikan.
n = jumlah paku keling. Gambar :
- Pada sambungan menumpu dengan dua pelat penyambung atasbawah. Disini ada
dua bidang geser (As), yakni antara pelat penyambung atas-bawah dengan pelat
yang disambung di bagian tengah.
Tekanan yang diberikan paku keling diantara pelat yang bergeser ternyata ikut
berperan memberikan tahanan. Sehingga luas bidang geser paku keling yang
efektif sebagai tahanan menjadi sebesar 1,875 bagian dari yang seharusnya ada
di dua penampang. Sehingga persamaan yang tadinya : Fs = τ x 2 x As x n
menjadi : Fs = τ x 1,875 x As x n dengan : As =
(π / 4) x dpk 2 maka : Fs = τ x 1,875 x (π / 4) x dpk 2 x n
dengan : τ = tegangan geser pembebanan, yang diambil dari besar tegangan
geser kekuatan bahan dengan mempertimbangkan faktor keamanan
(Sf). dpk = diameter paku keling (badannya). n = jumlah paku keeling
Gambar : ( seperti diatas)
Diantisipasi dengan mencari kekuatan paku keling dalam menahan gaya luluh
(FLu).
FLu = σLu x ALu x n dengan :
ALu = d x t dengan : t = tebal
pelat
σLu = tegangan luluh pembebanan, yang diambil dari besarnya tegangan geser
kekuatan bahan dengan mempertimbangkan faktor keamanan (Sf).
Gambar : ( seperti diatas)
Secara alamiah, kegagalan kerja sambungan dipastikan akan bermula dari
bagiannya yang terlemah. Oleh karena itulah nilai kekuatan sambungan pada
umumnya dinyatakan oleh efisiensi sambungan, yakni :
kekuatansambunganterkecil/terlemah
= π /4 . ( 2 )2 . 9000 = 28 270 N
= 60 %
2. Hitung efisiensi tipe double riveted double cover butt joint pada plat setebal 20 mm,
dengan menggunakan paku keling berdiameter 25 mm dan pitch 100 mm.
σt = 120 MPa (bahan plat) τ = 100 MPa
(bahan paku keling) σC = 150 MPa (bahan
paku keling)
Ketahanan plat terhadap robekan ( tearing ) :
Ft = ( p – d ) . t . σt
= ( 100 – 25 ) (20) (120) = 180.000 N
Shearing resistance of the rivet
Fs = n x 2 xπ /4 d 2 (τ )
= 2 x 2 xπ /4 . ( 2 )2 (100 ) = 196.375 N
Fmax = p . t . σt
= 100 x 20 x 120 = 240 000 N
= 62.5 %
π
As = 4 xd
Keterangan: As : Area
geser
D : Diameter paku keling
Jumlah area geser per paku keling sama dengan jumlah paku keling
yang terdapat pada sambungan lap joint. Sedangkan untuk sambungan butt
joint bergantung dengan jumlah plat yang akan disambung.
π2
Ps= A.σ = 4 d.σ
Pt At. t ( p d )t. t
d. Kerusakan Dukung
Dimana terjadi pergerakan relatif antara plat utama, yaitu dari perubahan
bentuk tetap atau pembesaran lubang paku keling yang disebabkan oleh
kelebihan tekanan dukung (paku keling bisa rusak). Pada prakteknya kerusakan
dukung (b) dianggap merata di sepanjang luas persegi lubang paku keling.
Kerusakan beban dukung : Pb Ab. b (t.d ) b
Dua buah plat disambung seperti terlihat pada gambar diatas dimana pada
kedua ujungnya bekerja gaya sebesar 10000 (N). Bila Tegangan yang di
izinkan untuk plat 137.9 N/mm tegangan geser izin untuk bahan paku
109.8 N/mm2 . Jumlah paku keling yang di gunakan berjumlah 6 buah
serta ketebalan plat 5 mm.
Ditanyakan :
b. Strength of Plate
c. Efisiensi Sambungan
Bebanterkecil(Ft , Fs,Fc) Ft atau Fc
η= Fmax = p,t,σ t
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1 Paku keling sering digunakan untuk menyambung dua buah plat atau plat dengan
batang profil, Jenis sambungan dengan menggunakan paku keling, merupakan
sambungan tetap karena sambungan ini bila dibuka harus merusak paku kelingnya
dan tidak bisa dipasang lagi, kecuali mengganti paku kelingnya dengan yang baru.
2 Perhitungan Kekuatan
Area Sobekan Per Panjang Pitch
At = (p – d) x t
Ketahanan plat terhadap robekan ( tearing )
Ft = ( p – d ) . t . σt
Shearing resistance of the rivet
Fs = π/4 d 2 . τ
Fmax = p . t . σt
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indiastudychannel.com/resources/146267-Rivet-types-rivetedjoints.aspx pada
tanggal 2 Oktober 2016 pukul 14.30 wib.
http://ecoursesonline.iasri.res.in/mod/page/view.php?id=2492
https://mechanicalinfo.wordpress.com/tag/riveted-joint-failures/ pada tanggal 2 Oktober
2016 pukul 14.30 wib.
https://laskarteknik.com/2010/06/13/perancangan-paku-keling-riveted-joints/ pada tanggal 2
Oktober 2016 pukul 14.30 wib.
Putra,Boy Isma,dkk. Elemen Mesin untuk Teknik Industri. Penerbit:Graha
Ilmu.Yogyakarta.2008.