Anda di halaman 1dari 14

50

BAB 6
PRINSIP PEMOTONGAN DAN PENUNJUKAN KHUSUS

CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Umum : Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan memahami dan
mengerti tentang prinsip pemotongan benda kerja dan penggambaran
konstruksi khusus komponen permesinan.

2. Khusus : Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan :


1. Dapat menjelaskan teknik pemotongan benda kerja
2. Dapat memilih bentuk pemotongan sesuai dengan geometris benda
3. Dapat menggambar dan mengarsir hasil pemotongan benda
4. Dapat menjelaskan fungsi dari setiap jenis arsiran
5. Dapat menggambar konstruksi ulir (Baut-Mur) sesuai standar ISO
6. Dapat menggambar konstruksi Roda gigi sesuai standar ISO
7. Dapat menggambar konstruksi Ball/Roll Bearing sesuai standar ISO
8. Dapat menggambar konstruksi pegas (spring) sesuai standar ISO
9. Dapat menjelaskan bagaimana pentingnya penggambaran pemotongan
pada gambar kerja

DESKRIPSI SINGKAT
Mengingat banyaknya konstruksi komponen permesinan mempunyai geometris yang
kompleks sehingga sering timbul kesulitan dalam penunjukan bagian bagian spesifik
(khusus). Untuk menyelesaikan permasalahan ini maka teknik penyelesaiannya
dilakukan dengan cara pembedahan/pemotongan pada bagian-bagian tertentu guna
memperjelas bentuk dan ukuran yang diinginkan. Teknik Pemotongan dapat dilakukan
dengan pemotongan penuh, setengah dan sebagian. Disamping konstruksi yang rumit
juga terdapat konstruksi khusus yang sulit digambarkan seperti roda gigi, ulir, pegas
dan lainnya maka ISO menentukan standar penggambarannya seperti yang dibahas pada
akhir bab ini.
51

POKOK BAHASAN
6.1 Pengertian Pemotongan
Mengingat geometris komponen begitu komplek sehingga kadang-kadang bentuk
bagian dalamnya sulit digambarkan, untuk memperjelas hal tersebut maka dalam
bayangan pikiran, kita membelah/menggergaji benda pada bagian yang ingin
ditunjukkan secara mendetail. Proses pembelahan dalam bayangan ini disebut
pemotongan. Bagian yang kena potong harus di arsir dengan garis tipis bersudut 45 o
terhadap sumbu bidang potong dan bidang potong ditunjukkan dengan garis sumbu
yang ujung-ujung/belokan potongan dipertebal. Sesuai dengan ketentuan, khususnya
seperti baut, poros, tulang penguat dan pasak tidak boleh dipotong arah memanjang.

6.2 Bentuk-bentuk Pemotongan

1. Pemotongan Penuh 2. Potongan setengah 3. Potongan sebagian


52

Contoh lainnya

6.3 Penunjukan Arsir

a. Kemiringan garis arsir 45o terhadap sumbu benda


53

b. Jenis arsir menurut Material


54

6.4 Penunjukan/Penggambaran Khusus

a. Ulir-Baut adalah salah satu tipe sambungan yang digunakan untuk


menyambung atau mengikat antara komponen. Sambungan ini mempunyai
keistimewaan yaitu kuat, mudah digunakan dan dapat dibuka dan dipasang
tanpa merusak komponen yang disambung. Bentuk Ulir beraneka ragam sesuai
dengan fungsinya, ulir untuk dongkrak yang menahan gaya besar biasanya
menggunakan segi empat atau trapesium dan diberi kode Tr 20 (Ulir trapesium
berdiameter 20 mm), ulir segitiga untuk ikatan biasa menggunakan Withword
dengan kode W 2” (Ulir Withword berdiameter 2 inchi), Ulir untuk mengikat
benda-benda bergerak biasanya menggunakan ulir segitiga halus dengan kode
M 20 (Ulir segitiga halus Metris berdiameter 20 mm) dan ulir untuk ikatan anti
bocor disebut ulir gas G30 yang biasa digunakan pada sambungan pipa yang
bertekanan tinggi. Teknik penggambaran bentuk ulir dinyatakan dengan garis
penuh berukuran tipis (0,25 mm).
55
56

b. Pegas adalah komponen


permesinan yang secara umum berfungsi sebagai absorbsi ( peredam)
yang bentuknya beraneka ragam sesuai dengan fungsinya. Jenis pegas ada
yang pegas daun, spiral, cincin dan lain yang mempunyai konstruksi
antara lain adalah :
57

c. Roda Gigi adalah komponen permesinan yang banyak digunakan untuk


memindahkan tenaga dan putaran dari mesin penggerak ke mesin yang
digerakkan. Keistimewaan roda gigi ini adalah dapat memindahkan putaran
sama atau berbeda dengan sumbu poros sejajar atau pun saling membentuk
58

sudut. Roda gigi mempunyai geometris yang cukup komplek, ada yang
berbentuk evolvente dan ada juga yang sikloid . Karena bentuknya yang cukup
sulit digambarkan maka menurut ISO, penggambaran Roda Gigi ini
distandardkan menurut modul (m) dan jumlah giginya (z) dengan persamaan
umun sebagai berikut :

Kecepatan putar pinion = Kecepatan putar wheel


π. Dp. np = π. Dw. nw jadi Dp . np = Dw . nw
Keliling sumbu pitch roda gigi = π . D = t . z

Diameter pitch roda gigi D =

Dengan mensubstitusikan persamaan di atas maka didapat :

rumus ini berlaku juga untuk pulli dan sabuk

UKURAN UTAMA RODA GIGI

No Parameter Evolvente Sikloid Keterangan


1 Diameter Pitch (D) mxz mxz
59

2 Diameter Kepala D + 1,6 m D + 2m


3 Diameter Alas D – 2m D – 2,4m
4 Lebar Roda Gigi (8 – 12) m (8 – 12) m
5 Sudut Tekan 18 - 220 16 - 200

Contoh
Rencanakan ukuran sepasang Roda Gigi untuk memindahkan putaran dan tenaga motor
Listrik 1600 rpm menjadi 600 rpm pada putaran Kompressor bila :
a. Sumbu poros sejajar
b. Sumbu poros motor dan Kompressor 90o dengan modul 3 mm

Penyelesaian :

Berarti : Jumlah gigi roda gigi pinion/motor zp = 24


Jumlah gigi roda gigi wheel/Komp zw = 64

Pinion Diameter pitch Dp = m.zp = 3 . 24 = 72 mm


Diameter Kepala Dk = Dp + 1,6m = 72 + 1,6 x 3 = 76,8 mm
Diameter Alas Da = Dp – 2m = 72 – 3.2 = 66 mm
Lebar Roda Gigi B = 10.m = 10 . 3 = 30 mm

Wheel Diameter pitch Dp = m.zw = 3 . 64 = 192 mm


Diameter Kepala Dk = Dp + 1,6m = 192 + 1,6 x 3 = 196,8 mm
Diameter Alas Da = Dp – 2m = 192 – 3.2 = 186 mm
Lebar Roda Gigi B = 10.m = 10 . 3 = 30 mm
60
61

c. Ballbearing dan Rollbearing adalah komponen permesinan yang banyak


digunakan untuk menunjang fungsi poros transmisi. Bearing ini juga beraneka
ragam bentuk dan fungsi. Radial Bearing berfungsi untuk menunjang gerak
poros yang mendapat beban radial (arah beban tegak lurus sumbu poros)
sedangkan Axial/Thrust Bearing digunakan untuk menunjang gerak poros yang
62

mendapat beban axial (arah beban sejajar dengan sumbu poros). Adapun bentuk
dan cara penggambarab bearing tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

6.5 Latihan Soal


1. Gambarlah Baut Mur M6 dengan skala 2 : 1
2. Gambarlah sepasang roda gigi lurus modul 3, dengan angka reduksi 2,5
3. Gambar lah sepasang roda gigi payung modul 2, dengan angka reduksi 4
4. Gambarlah ball bearing dengan diameter poros 28 mm
63

Anda mungkin juga menyukai