LANDASAN TEORI
2.1 Perhitungan Spur Gear [1]
2.1.1 Definisi Spur Gear
Spur Gear adalah suatu komponen mesin yang berputar dalam suatu kontruksi yang
memiliki gigi - gigi yang dihubungkan dengan bagian bergigi lainnya pada roda gigi
pasangannya untuk mentransmisikan torsi. Perangkat yang disempurnakan dapat
mengubah kecepatan, torsi, dan arah sumber listrik. Roda gigi hampir selalu menghasilkan
perubahan torsi, menciptakan keuntungan mekanis, melalui rasio gigi mereka, dan dengan
demikian dapat dianggap sebagai mesin sederhana. Gigi pada dua gigi yang berpasangan
harus memiliki bentuk yang sama dimana gigi – gigi bekerja secara berurutan dan disebut
sebagai transmisi.
Gigi
5
2.1.2 Klasifikasi Spur Gear menurut satuannya
Spur Gear terbagi menurut satuan terbagi menjadi dua :
1. Metric (satuan dalam mm)
Negara – negara penganut ISO biasanya menggunakan satuan Metric
dengan perhitungan geometri menggunakan modul. Modul (m) sendri adalah
modulus yaitu perbandingan antara pitch diameter (d) dan jumlah giginya (z).
mm
mm
mm
6
Gambar 2.3 Diametral Pitch
7
2.1.4 Perhitungan Perancangan Spur Gear ISO Metric
Perhitungan Metric dipilih dikarenakan institusi tempat penulis menempa ilmu
menggunakan standar ISO Metric, jadi untuk menyesuaikan dengan lingkungan institusi
dipilihlah satuan Metric.
8
Tabel 2.1 Spur Gear Design Formula
To Obtain Formula
𝐷
Circular Pitch 𝑝 = 𝑚. 𝜋 = (𝜋)
𝑧
𝐷
Number of Teeth 𝑧=
𝑚
Addendum ℎ𝑎 = 𝑚
Dedendum ℎ𝑓 = 1,25 𝑚
𝜋 𝑝
Tooth Thickness 𝑠= (𝑚) =
2 2
* Penjelasan mengenai istilah pada Formula dapat dilihat pada Gambar 2.5
Nomenclature Spur Gear.
9
a. Kurva Involute
Kurva Involute adalah kurva yang
dibentuk oleh sebuah titik yang terletak pada
sebuah garis lurus yang bergulir pada suatu
silinder atau kurva yang dibentuk oleh satu
titik pada sebuah tali yang direntangkan dari
suatu gulungan pada silinder.
b. Kurva Cycloid
Kurva Cycloid adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik pada sebuah
lingkaran yang menggelinding pada sebuah jalur gelinding. Profil Cycloid digunakan
karena cara kerja sepasang roda gigi Cycloid sama seperti dua lingkaran yang saling
menggelinding antara yang satu dengan- pasangannya.
a) b)
c
)
Dari keadaan konstruksi pasangan roda gigi, maka kurva Cycloid dapat berupa :
10
a. Orthocyloid lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa garis lurus.
b. Epicyloid lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi luar lingkaran.
c. Hipocyloid lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi dalam lingkaran.
Y-axis
X-axis
Selain itu roda gigi juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan
elemen transmisi lain, antara lain :
a) Gigi – gigi mampu mencegah selip seperti pada kontruksi transmisi lainnya.
b) Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.
c) Sistem yang compact sehingga konstruksinya sederhana.
d) Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
e) Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan
pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Prinsip kerja dari mesin CNC Wire EDM VZ 500L menggunakan sebuah kawat
elektroda panas yang bergerak menembus benda kerja. Benda kerja yang dapat diproses
menggunakan wire cut berupa material konduktif karena basis kerjanya menggunakan
listrik.
Di antara kawat dan benda kerja terdapat air yang ter-deionisasi yang
disebut dielektik. Proses deionisasi akan menyebabkan air menjadi air murni yang
berfungsi sebagai insulator dan air tap yang mengandung mineral, sehingga hal tersebut
membuat kawat menjadi sangat konduktif. Sedangkan untuk mengatur konduktifitas air,
maka dibuatlah proses sirkulasi air pada sistem wire cut.
Ketika sistem teraliri listrik, maka air akan ter-deionisasi. Kemudian terjadi
loncatan bunga api listrik diantara kawat dan benda kerja dan mengikis bagian kecil pada
12
benda kerja. Sementara cairan dielectrik bertekanan dialirkan untuk membantu proses
pendinginan benda kerja dan membersihkan hasil kikisan dari kawat maupun benda kerja
13
2.3 Software Rancangan Solidwork
Dalam Pembuatan Spur Gear Master pasti membutuhkan sebuah rancangan dengan
perhitungan matematis yang menghasilkan geometri roda gigi yang sesuai, oleh karena
itu dalam perancangannya digunakanlah Software SolidWorks untuk menunjang
kebutuhan dalam pembuatan Spur Gear Master.
14
AUTOCAD sudah jarang saya pakai. Tapi itu tentunya tergantung kebutuhan masing-
masing.
Untuk permodelan pada industri pengecoran logam dalam hal pembuatan pattern
nya, program program 3D seperti ini sangat membantu sebab akan memudahkan
operator pattern untuk menterjemahkan gambar menjadi pattern /model casting
pengecoran logam dan tentunya akan mengurangi kesalahan pembacaan gambar yang
bisa mengakibatkan salah bentuk. Untuk industri permesinan selain dihasilkan gambar
kerja untuk pengerjaan mesin manual juga hasil geometri dari SolidWorks ini bisa
langsung diproses lagi dengan CAM program semisal MASTERCAM
,SOLIDCAM,VISUALMILL dll. Untuk membuat G Code yang dipakai untuk
menjalankan proses permesinan automatic dengan CNC.
Mesin VISIO TESA 300 GL digunakan karena mencerminkan keahlian dari TESA dalam
mesin penglihatan. Selain desain yang kompak dan ergonomis, versi ini menyediakan volume
pengukuran berukuran 300 x 200 x 150mm yang mencakup sebagian besar permintaan dari
industri di bidang ini. Tersedia dalam dua model yang berbeda untuk operasi manual atau semi-
otomatis, untuk menuntut metrologists semua fungsi yang mereka butuhkan untuk inspeksi berkala
atau seri.
Semua versi mesin yang dioperasikan dengan tangan menjalankan TESA-REFLEX Vista
yang mudah digunakan dibuat untuk operasi multitasking dan multi-pengguna. Menjalankan visi
TESA-REFLEX, pengukuran Anda akan cepat dan mudah dijalankan. Oleh karena itulah mesin
ini dipilih untuk pengukuran profil gigi pada Spur Gear.
15
2.5 Pengukuran Spur Gear[6]
Pasangan roda gigi dengan jarak senter yang tetap, tebal efektif per gigi harus diberi
toleransi. Tebal efektif sangat dipengaruhi oleh kesalahan geometrik elemen roda gigi,
terutama yang disebabkan oleh eksentrisitas. Jadi tebal gigi akan bervariasi di sekeliling
lingkaran pemeriksaan. Dalam proses pembuatan, pengukuran tebal gigi merupakan
salah satu cara yang efektif dan penting saat dilakukan penyetelan, maupun
pengontrolan jalannya proses supaya dihasilkan roda gigi dengan kualitas seperti yang
dihendaki.
Pengukuran tebal gigi dilakukan dengan metode mistar ingsut roda gigi seperti
Gambar 2.14. Setelah pembatas arah radial diatur diatur kedalamannya lebih sedikit lebih
tinggi daripada addendum, tebal gigi pada lingkaran referensi diukur dengan memakai
rahang ukur tangensial. Dalam hal ini yang diukur adalah tali busurnya. Tinggi (q) dan
tebal gigi (𝑠̅) tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝐷𝑎 𝑚 . 𝑧
𝑞= − . cos 𝜓 … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.1)
2 2
𝑠̅ = 𝑚 . 𝑧 . sin 𝜓 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (2.2)
m = modul (mm)
z = jumlah gigi
360° 90°
ψ = =
4𝑧 𝑧
16
Gambar 2.14 Pengukuran tebal gigi pada lingkaran referensi
Kesalahan tebal gigi merupakan perbedaan antara nilai 𝑠̅. Nilai 𝑠̅ dihitung
menurut rumus 2.2. Eksentrisitas diameter puncak mempengaruhi hasil pengukuran.
2.6 Toleransi[6]
17
Tabel 2.2 Pemilihan kualitas roda gigi ditinjau dari fungsi dan proses pembuatan
18
Tabel 2.3 Modul yang didanjurakan ISO R 54 (modul, satuan mm)
Pilihan ke -
1 2 1 2 1 2 3 1 2 3
(mm)
0.05 0.5 3 3.25 32 (30)
0.055 0.55 3.5 3.75 36 (33)
0.06 0.6 4 (4,25) 40 (39)
0.07 0.65 4,5 (4,75) 45 (42)
0.08 0.7 5 (5,25) 50
0.09 0.75 5.5 (5,75) 55
0.1 0.8 6 (6,25) 6,5 (6,75) 60 65
0.11 0.85 7 (7,5)
0.12 0.9 8 (8,5) 70 75
0.14 0.95 9 (9,5)
0.16 1 10
0.18 1.125 11
0.2 1.25 12 (13)
0.22 1.375 14
0.25 1.5 16 (15)
0.28 1.75 18
0.3 2 20
0.35 2.25 22 (24)
0.4 2.5 25 (27)
0.45 2.75 28
Pada penelitian ini, adapun besar modul yang dipakai adalah 2 mm. Sebab
spare part yaitu spare part mesin yang digunakan sebagai pembanding dalam
proses analisis memiliki nilai modul 2 mm.
19
dengan suatu faktor sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.5. Dengan demikian,
besarnya daerah toleransi dapat dicari dari selisih antara penyimpangan atas dan
bawah sebagai contoh berikut :
F, penyimpangan atas Ess = -4 fpt
L, penyimpangan bawah Esi = -16 fpt
T, toleransi (FL) = Ess – Esi = 12 fpt
Tabel 2.5 Simbol kesalahan huruf bagi penyimpangan atas atau bawah
C = + fpt H = -8 fpt N = -25 fpt
D = 0 fpt J = -10 fpt P = -32 fpt
E = -2 fpt K = -12 fpt R = -40 fpt
F = -4 fpt L = -16 fpt S = -50 fpt
G = -6 fpt M = -20 fpt
Apabila tebal gigi nominal adalah 3,14 mm, maka tebal maksimal gigi
dengan toleransi 6FL tersebut adalah 3,10 mm. Sedangkan batas bawah atau tebal
minimal gigi dari roda gigi adalah 2,98 mm.
20