Anda di halaman 1dari 70

Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.

0”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mobil jenis Escudo atau sport utility vehicle merupakan kendaraan yang

banyak di gunakan oleh keluarga atau mobil pribadi, Di karenakan oleh

Spesifikasi nya yang memadai , kenyamanan yang cukup puas dan penampilan

yang mewah.

Pada daerah perkotaan biasanya masyarakat banyak menjadikan mobil

escudo ini sebagai mobil pribadi , karena kenyamanan penampilannya cukup

menarik, selain itu bahan bakarnya pun cukup irit dan kecepatan tenaganya pun

banyak di minati oleh masyarakat di perkotaan, kendaraan tersebut memerlukan

perangkat kopling yang kuat dan tahan lama untuk meneruskan daya dan putaran

dari poros motor penggerak ke poros input sistem transmisi kecepatannya.

Sebagai elemen mesin yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan

putaran dan daya poros penggerak ke poros yang digerakkan kopling diharapkan

beroperasi tanpa terjadinya slip.

Pada sebuah kendaraan kopling terletak antara output mesin dan input

transmisi, oleh karena itu apabila kopling tidak di gunakan maka akan sulit

memindahkan gigi transmisi atau percepatan. Dalam perancangan kopling perlu

dipertimbangkan beberapa hal, diantaranya pemasangan yang lebih mudah dan

cepat, aman pada putaran tinggi, mampu menahan getaran dan tumbukan serta

pengoperasian yang sangat mudah, sehingga kopling harus direncanakan

1
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

sedemikian rupa untuk menghasilkan kopling yang efesien dan tahan lama.

Rancangan kopling tersebut harus memiliki faktor keamanan yaitu tahan terhadap

beban tiba-tiba atau kelebihan beban (over load). Rancangan kopling tersebut

harus memiliki faktor keamanan yang tahan terhadap beban tiba-tiba atau

kelebihan beban (over load).

Dalam hal ini penulis memilih kendaraan “ Suzuki Escudo 2.0 ” untuk

dirancang ulang. Disamping salah satu syarat bagi Mahasiswa Jurusan Teknik

Mesin Universitas Bung Hatta Padang yang telah mengambil mata kuliah Elemen

1.2 Rumusan Masalah

Kopling merupakan salah satu elemen mesin penting pada kendaraan roda

empat atau mobil jenis “ Suzuki Escudo 2.0 ” dalam meneruskan daya dan

putaran dari poros out put motor penggerak ke porosn input sistem transmisi. Oleh

karena itu kopling yang digunakan pada kendaraan tersebut harus memiliki

kekuatan dan daya tahan yang tinggi

1.3 Batasan Masalah

Data Hasil Survey

Keterangan Hasil Survey

Daya motor 70 Hp

Putaran motor 5400 rpm

Momen maksimum 13 Kg/1300 Mpa

Type kopling Kopling gesek

2
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Poros

 Diameter dalam 21,5 mm

Plat Gesek

 Diameter dalam 150 mm

 Diameter luar 213 mm

Spline dan Naf


25 mm
 Diameter spline
21 mm
 Diameter naf
20 buah
 Jumlah Sline
20 buah
 Jumlah Naf

Bantalan
35 mm
 Diameter Dalam
75 mm
 Diameter luar

Pegas
20,5 mm
 Diameter pegas kejut
3 mm
 Diameter Kawat
4 buah
 Jumlah pegas
6 lilitan
 Jumlah lilitan 34,4 mm

 Panjang pegas

Paku keling A 16 buah

 Jumlah paku keling 7,8 mm


 Diameter paku keling
49 mm

3
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

 Jarak paku keporos


Paku keling B 16 buah
 Jumlah paku keling 7,8mm

 Diameter paku keling 49 mm

 Jarak paku ke poros

Paku keling C 4 buah

 Jumlah paku keling 8,68 mm

 Diameter paku keling 49 mm

 Jarak paku ke poros

Baut 12 mm x 0,75

6 Buah
 Ukuran Baut

 Jumlah

Pada perancangan kopling kendaraan sport utility vehicle ini penulis

membuat batasan sebagai berikut :

1. Daya : 70 HP

Putaran : 5400 rpm

Torsi Maksimum : 13 Kg . m / 13000 Mpa

Jenis kopling : Plat gesek tunggal kering

2. Perencanaan komponen utama terdiri dari poros, pasak, pelat

gesek, pegas dan paku keling

3. Perancangan komponen pendukung berupa baut dan bantalan

4
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

1.4 Tujuan

Tujuan dari perancangan ini adalah merancang kopling kendaraan roda

empat jenis sport utility vehicle dengan luaran spesifikasi dan gambar teknik.

1.5 Metode Perancangan

Dalam mencapai tujuan perancangan kopling ini, dikembangkan 4 (empat)

pendekatan sebagai berikut :

1. Studi Perpustakan

Melalui penelusuran terhadap buku-buku, literatur dan masalah-masalah yang

berhubungan dengan kopling elemen mesin.

2. Survey Lapangan

Melalui survey langsung ke instasi CV. Elang Pekasa Motor. Hal ini bertujuan

untuk mengumpulkan data empiris yang sangat dibutuhkan.

3. Perencanan komponen utama koling dan komponen penunjang.

Pada tahap ini diberlakukan perencanaan mengenai komponen utama kopling

yang terdiri dari poros, spline, naf, pelat gesek, pegas, paku keling dan

komponen penunjang seperti bantalan dan baut.

4. Pembuatan gambar kerja secara mendetail.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan perancangan kopling ini dijabarkan dengan sistematika sebagai

berikut :

5
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan, perencanaan

yang diperoleh batasan masalah, metodologi perancangan, sistematika

penulisan dalam rancangan ini.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini membahas tentang pengertian kopling, jenis-jenis

kopling, pemakaian tabel-tabelnya serta cara kerja kopling tersebut.

BAB III Perencanaan Komponen Utama

Pada bab ini membahas tentang hasil perencanaan bagian–bagian

kopling yang terdiri dari poros, spline, naff, plat gesek dan pegas

BAB IV Perencanaan Komponen Pendukung

Pada bab ini membahas tentang perencanaan baut, paku keling, dan

bantalan.

BAB V Penutup

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil perencanaan yang

dilakukan serta saran-saran yang dilakukan yang mendukung dalam

proses pembuatan tugas wajib perancangan kopling ini.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

6
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

2.1 Prinsip Kerja Kopling

Kopling adalah salah satu bagian yang mutlak diperlukan pada mobil, alat-

alat berat dan lain-lain. Dimana kopling adalah suatu alat bantu elemen mesin

yang berfungsi sebagai alat untuk menghubungkan dan melepaskan putaran atau

daya dari mesin ke roda belakang secara perlahan-lahan atau sebagai penerus

putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan sehingga poros

yang digerakkan berputar atau berhenti sama sekali. Apabila kopling sebuah

kendaraan dilepaskan secara tiba-tiba sewaktu mesin hidup dan setelah

memasukkan gigi maka kendaraan akan melompat atau mengakibatkan mesin

akan mati. Maka fungsi dari kopling dapat kita diartikan sebagai berikut :

 Memberikan dukungan dari poros suatu unit yang terpisah sebagai

motor dan generator.

 Mendapatkan keluwesan poros atau mengatur kelenturan mesin.

 Melindungi poros dari beban yang berlebihan.

 Mengatur kecepatan dan percepatan.

2.2 Penentuan Momen

Menurut cara kerjanya, kopling dibedakan atas dua yaitu :

 Kopling tetap.

 Kopling tidak tetap.

2.2.1 Kopling tetap

7
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Kopling tetap adalah satu elemen yang berfungsi sebagai penerus

daya dan putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan tanpa

terjadi slip, dimana sumbu kedua poros yang digerakkan tersebut terletak

pada suatu garis lurus dan tidak dapat dilepaskan atau dihubungkan bila

diperlukan, maka kopling tetap selalu dalam keadaan terhubung. Pada

dasarnya kopling tetap dapat digolongkan menjadi :

a. Kopling kaku

Kopling kaku adalah kopling yang tidak mengizinkan

ketidaklurusan kedua sumbu poros, dimana bila dihubungkan maka sumbu

akan segaris. Kopling ini banyak dipakai pada poros mesin dan transmisi,

umumnya dipakai pada pabrik-pabrik. Yang termasuk kopling kaku adalah

sebagai berikut :

1. Kopling bus

2. Kopling flens kaku

3. Kopling flens tempa

Gambar 2.1 Kopling Kaku

8
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Syarat kopling kaku adalah sumbu kedua poros harus merupakan suatu

garis lurus yang pasti.

b. Kopling Luwes

Kopling ini dapat digunakan pada poros yang tidak segaris antar

poros penggerak dengan poros yang digerakkan. kopling ini dapat

meredam permukaan dan getaran yang terjadi pada transmisi serta daya

yang halus dan variasi beban diserap oleh karet ban tersebut. Yang

termasuk kopling luwes adalah sebagai berikut :

1. Kopling flen bus

2. Kopling karet ban

3. Kopling karet bintang

4. Kopling gigi

5. Kopling rantai.

BusK aret atau


kulit

(a-2)Koplingkaretbintang
(a-1)Koplingflensluwes
Rantai
Silinderluar
C incinO
Silinder dalam

(a-3)Koplinggigi (a-4)Koplingrantai

Gambar 2.2 Kopling Luwes

9
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Syarat-syarat kopling luwes yaitu kedua sumbu boleh

membentuk sudut yang kecil, maksimum 5 derajat, penggunaannya

menghasilkan getaran yang agak besar (bergoyang). Keistimewaannya

dapat mencegah kerusakan pada bagian-bagian yang lain, seperti

poros, naf dan lain-lain. Kelemahan kopling luwes ini adalah alat-alat

seperti karet dan lain-lainnya mudah rusak.

c. Kopling Universal

Kopling universal adalah kopling yang digunakan bila kedua poros

akan membentuk sudut yang cukup besar. Jadi kopling ini dapat menjawab

tantangan pentransmisian daya yang mempunyai kemiringan hingga 30

derajat. Yang termasuk kopling universal adalah sebagai berikut :

 Kopling universal hook

 Kopling universal kecepatan tetap

Gambar 2.3 Kopling universal

10
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

d. Kopling Fluida

Kopling fliuda adalah kopling yang meneruskan daya yang

menggunakan fluida sebagai pentransmisiannya. Kedua porosnya

terhubung secara mekanis. Kopling fluida mempunyai satu empelar dan

satu runner turbin yang terpasang pada suatu ruangan yang berisi minyak.

Bila panas dihubungkan secara empelar, poros berputar maka minyak

mengalir menggerakkan turbin yang berhubungan dengan poros output.

Kopling ini telah dikembangkan menurut penggunaannya yaitu :

 Kopling fluida dengan penyimpanan minyak dalam sirkuit aliran

minyak.

 Kopling fluida kembar yang merupakan gabungan antara dua

kopling fluida sirkuit aliran minyak yang terpisah.

Kopling fluida merupakan kopling peralihan antara kopling tetap den tidak

tetap, Contohnya torque converte. Syarat-syarat kopling fluida adalah kedua

sumbu poros adalah harus merupakan suatu garis lurus yang pasti.

Penggunaannya untuk kopling otomatis yang mulai bekerja pada putaran tertentu.

serta kelemahan yaitu terjadi kehilangan putaran, efisiensi tenaga (v) hingga 98 %.

Gambar 2.4 Kopling fluida

11
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

2.2.2 Kopling Tidak Tetap

Kopling tidak tetap mempunyai fungsi yang sama seperti pada

kopling tetap. Hanya cara kerjanya saja yang berbeda, dimana poros

penggerak dan poros yang digerakkan dengan putaran yang sama dalam

meneruskan daya, serta melepaskan kedua poros tersebut baik dalam

keadaan diam maupun berputar. jenis kopling tidak tetap terbagi atas

beberapa macam, antara lain :

A. Kopling Cakar

Konstruksi dari jenis kopling tidak tetap ini adalah yang paling

sederhana diantara yang lainnya. Kopling ini meneruskan daya atau

momen dengan kontak positif (tidak dengan perantaraan gesekan) hingga

tidak terjadi slip. Kopling ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

Kopling cakar persegi dan kopling spiral. Kopling cakar persegi dapat

meneruskan momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat sepenuhnya

berfungsi sebagai kopling tak tetap yang sebenarnya. Sebaliknya pada

cakar spiral dapat digunakan dalam keadaan berputar, tapi hanya untuk

satu arah putaran tertentu. namun demikian akan timbul permukaan yang

besar jika dihubungkan dalam keadaan berputar maka cara

menghubungkan semacam ini hanya boleh dilakukan jika poros penggerak

mempunyai putaran kurang 50 RPM.

12
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Gambar 2.5 Kopling Cakar

B. Kopling Plat

Kopling plat adalah kopling yang meneruskan momen dengan

perantaraan kontak bidang gesek. kopling plat menggunakan satu plat atau

lebih yang dipasang antara dua poros serta membuat kontak dengan poros

tersebut, sehingga terjadi penerapan daya melalui gesekan diantara

sesamanya. Kopling plat dapat dibagi atas kopling plat tunggal dan

kopling plat banyak yaitu berdasarkan atas banyak plat gesek yang

dipakai.

Gambar 2.6 Kopling Plat

C. Kopling Kerucut

Kopling kerucut adalah kopling yang memakai bidang gesek yang

berbentuk kerucut, konstruksi kopling ini adalah sederhana dan

mempunyai daya aksial yang kecil dapat ditransmisikan momen yang

13
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

besar. Kopling ini tidak banyak lagi dipakai karena daya yang diteruskan

tidak seragam. Meskipun demikian dalam keadaan dimana bentuk plat

tidak dikehendaki dan ada kemungkinan terkena minyak.

Gambar 2.7 Kopling Kerucut

D. Kopling Friwil

Kopling ini hanya dapat meneruskan momen dalam satu arah

putaran, sehingga putaran yang berlawanan arahnya akan dicegah atau

tidak diteruskan. Cara kerjanya dapat berdasarkan efek baji dan bola

atau rol. Kopling ini dilepaskan sendiri bila poros penggerak mulai

berputar lambat atau dalam arah yang berlawanan dari poros yang

digerakkan. Kelemahan pada kopling friwil gesek dapat terjadi slip

setelah dipakai dalam waktu yang lama.

Gambar 2.7 Kopling Friwil

14
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

E. Kopling Gesek

Kopling gesek adalah kopling yang perpindahan gayanya melalui

permukaan bidang gesek, kopling ini meliputi :

 Kopling gesek datar plat tunggal.

 Kopling gesek datar plat ganda.

 Kopling gesek kerucut.

Syarat-syarat kopling gesek, sumbu kedua sumbu poros harus

merupakan suatu garis lurus yang pasti, penggunaannya untuk

penyambungan dan pelepasan dapat dilakukan dalam setiap keadaan

putaran. Keistimewaannya penyambungan dapat dilakukan dengan

mulus. Kelemahannya terjadi panas saat penyambungan dan terjadi

keausan akibat gesekan.

F. Kopling Pegas

Kopling pegas adalah kopling manual yang gaya aksialnya

didapat dari pegas dan tenaga manusia, justru dipakai untuk

melepaskan (melawan gaya pegas) keistimewaan kopling ini adalah

besarnya tekanan tertentu.

G. Kopling Hidrolik

Kopling hidrolik pada prinsipnya sama dengan kopling manual

atau pegas, hanya saja gaya dan tenaga dari manusia tidak disampaikan

secara langsung melalui suatu aparat hidrolik. Keistimewaan kopling

ini pada saat pengoperasiannya tidak menajdi berat seperti pada

pengoperasian mekanik.

15
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

2.3 Penentuan Poros Dan Pasak

1. Poros

Gambar 2.9 Poros

Fungsi poros adalah alat untuk menerusakan putaran mesin. Pada

dasarnya poros dapat mengalami beban puntir atau beban lentur dan juga

gabungan keduanya. Melihat pada konstruksinya maka tegangan lentur

yang terjadi sangat kecil sehingga dapat diabaikan, dengan demikian dapat

dipastikan bahwa poros hanya mendapat beban puntir saja.

Selanjutnya untuk mendapatkan diameter poros yang sesuai maka

perlu dipilih beberapa faktor koreksi dan faktor keamanan sebagai berikut

 Faktor koreksi daya (fc).

 Faktor koreksi momen puntir (kt).

 Faktor koreksi lenturan (cb).

 Faktor keamanan tegangan geser (sf)

Persamaan-persamaan yang digunakan dalam perancangan mengenai

poros adalah sebagai berikut :

 Menentukan daya rencana (pd) digunakan rumus :

16
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Pd = P. fc. p (Kw) (1.1)

Dimana Pd = Daya rencana.

fc = Faktor koreksi.

P = Daya motor.

 Menentukan momen puntir rencana (Mp) :

Mp = 9,74. 105. pd/n. pd = P. fc. p (Kw) (1.2)

Dimana Mp = momen puntir.

Pd = daya rencana.

n = putaran.

Koreksi perencanaan poros terhadap tegangan :

 Tegangan geser yang terjadi.

g = pd = P. fc. p (Kw) (1.3)

 Tegangan geser yang terjadi.

p = pd = P. fc. p (Kw) (1.4)

Dimana :

ds = diamter poros.

kt = Faktor koreksi puntiran (1,5 – 3,0 )

cb = Faktor koreksi lenturan ( 1,2 – 2,3 )

g = Tegangan geser maksimum (kg/mm2)

WP adalah Momen perlawanan

17
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

2. Plat gesek

Gambar 2.10 Plat Gesek

Fungsi plat gesek adalah sebagai pemindah tenaga putar dari output

mesin ke input transmisi, karena adanya gesekan antara permukaan plat

gesek dengan plat kopling supaya daya dapat di transmisikan tidak

mengalami kejutan. Permukaan plat gesek yang bersinggungan biasanya

besi cor dan asbes yang tahan terhadap panas pada waktu dia bergesekan.

Pada plat gesek diameter dalam (D1) dan diameter luar (D2).

Perbandingan antara keduanya D1 : D2 biasanya besar dari 0,5

karena bidang gesek yan terlalu dekat dengan sumbu poros yang

mempunyai pengaruh yang kecil terhadap permindahan momen pada

bidang gesek (p).

 Tekanan rata-rata bidang gesek (p)

18
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

 Koefisien plat kering ( k )

 Perbandingan diameter plat gesek (D1/D2)

Dari data-data yang ada dapat ditentukan :

 Gaya tekanan bidang gesek (F)

F= pd = P. fc. p (Kw)

(1.5)

Jari-jari rata-rata plat gesek (r m)

rm= pd = P. fc. p (Kw) (1.6)

Momen gesek pada pemukaan plat gesek ( Mg ) sama dengan momen

puntir ( Mp ).

Mp = . F . r m pd = P. fc. p (Kw) (1.7)

 Lebar permukaan plat gesek ( b )

b= (1.8)

 Luas permukaan gesek ( A )

A=2 .rm.b (1.9)

Umur Plat Gesek

Umur plat gesek artinya adalah lamanya plat gesek dipakai mulai

dari waktu pemasangan sampai dengan mencapai keausan yang diizinkan.

Biasanya umur plat gesek yang baik berkisar 3000 sampai 5000 jam untuk

jenis pemakaian sedang. Faktor umur ini ditemukan oleh volume keausan

dari plat gesek di bagi dengan keausan spesifik dan daya gesek dari plat.

19
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Hubungan ini memakai persamaan :

Nml =

(1.10)

Dimana :

Nml = Umur plat dari jumlah hubungan (hb)

L3 = Volume keausan plat gesek yang diizinkan ( cm3 )

E = Kerja penghubung untuk satu kali hubungan (kg m / hb)

W = Laju keausan bidang gesek (cm3 . kg m )

Volume keausan berarti volume dari plat gesek yang diizinkan aus

mulai dari dipasang sampai dengan datarnya sama dengan kelingan (paku

keling), bila hal ini diteruskan akan merusak kelingan.

3. Spline dan naf

A. Spline

20
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Gambar 2.11 Spline

Fungsi spline adalah untuk meneruskan daya dan putaran, jumlah

gigi pada spline harus sama dengan jumlah gigi naf karena ia

berpasangan yang bisa dilepas apabila terjadi pemutusan putaran.

Diameter spline lebih besar dari diameter poros.

 Lebar gigi spline ( L )

L= (1.11)

 Diameter Maximal ( D )

D= (1.12)

 Tinggi spline ( h )

h= (1.13)

 Jari-jari rata-rata spline

rs = (1.14)

 Gaya yang bekerja pada spline ( Ft )

21
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Ft = (1.15)

Dimana T = Torsi ( Momen rencana )

 Lebar spline ( b )

b= (1.16)

Dimana g =

 Jumlah spline atau jumlah pasak ( Z )

Z= (1.17)

 Gaya yang bekerja pasa setiap spline ( Fts ).

Fts = (1.18)

B. Naf

Gambar 2.12 Naf

Fungsi naf adalah untuk meneruskan putaran dan daya karena naf

dan spline berpasangan yang bisa dilepas apabila terjadi pemutusan

putaran. Jumlah naf sama dengan jumlah spline ( Zi ) buah dengan

menganggap jari-jari pada nef sama dengan spline.

22
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

 Panjang naf dapat diperoleh dari pers, berikut :

Ln = 1,4 ds. (1.19)

Dimana :

Ds = diameter spline.

 Gaya yang bekerja pada naf.

Fn = (1.20)

Dimana :

Fts = Gaya yang bekerja pada setiap spline.

b = Lebar naf.

4. Paku Keling

Gambar 2.13 Paku Keling

Fungsi paku keling adalah untuk menghubungkan plat gesek dengan

plat dudukan dan dapat menahan momen puntir yang terjadi pada poros.

Pada kopling terdapat tiga macam ukuran paku keling dengan posisi letak

yang berbeda, adapun ukuran untuk masing-masing paku keling.

23
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

 Gaya yang bekerja pada paku keling ( F )

F= (1.21)

Dimana

T = Torsi.

R = Jarak paku ke sumbu poros.

 Gaya yang bekerja pada setiap paku ( Fs ).

Fs = (1.22)

Dimana n = jumlah paku keling.

 Tegangan tarik izin (t ).

t = (1.23)

 Tegangan geser izin ( g ).

g = 0,8 x t. (1.24)

 Diameter paku keling ( d ).

d= (1.25)

 Diameter lubang kelingan ( D ).

D = d + 0,2 mm. (1.26)

5. Pegas

Fungsi pegas adalah untuk menyerap tumbukan atau getaran serta

meyimpan gaya dan mengeluarkan gaya apabila di perlukan kembali.

24
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

A. Pegas kejut

Gambar 2.14 Pegas Kejut

Pegas kejut berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan.

Sifat pegas yang terpenting adalah menerima kerja kawat perubahan

bentuk elastis dan ketika mengendorkan kembali kerja tersebut.

 Gaya yang bekerja pada pegas kejut adalah gaya keling ( F ).

F= (1.27)

 Gaya untuk satu pegas ( Fa ).

Fa =

(1.28)

Dimana MP = Torsi.

Z = Jumlah pegas kejut.

 Diameter kawat pegas ( d ).

d= (1.29)

Dimana k = Faktor tegangan.

k = +

25
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

C = Indeks pegas ( ketetapan ).

Fa = Gaya yang bekerja pada pegas.

t = Tegangan tarik.

 Diameter kawat pegas ( d ).

D=Cxd (1.30)

 Lendutan yang terjadi (  ).

=

(1.31)

Dimana  = Defleksi pegas.

n = jumlah lilitan yang aktif.

G = Modulus geser.

 Panjang pegas sebelum dibebani ( Lo )

Lo = nd +  max. + (n-1) x 0,1 (1.32)

 Kisar ( K )

K= (1.33)

 Panjang pegas dalam keadaan dibebani ( Li ).

Li = Lo -  (1.34)

 Tegangan geser pegas ( g )

g = (1.35)

 Tegangan puntir pegas ( p )

26
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

p = (1.36)

 Tegangan total (  tot. )

 tot = g + p. (1.37)

B. Pegas Diafragma

Pegas diafragma berfungsi sebagai penekanan plat gesek melalui

permukaan plat tekan. Bila pegas diafragma ditekan, atau diberi gaya

tekan melalui pedal koplin, maka pada saat bersamaan pegas

diafragma ini akan melepaskan hubungan plat gesek dengan fly wheel,

sehingga tidak terjadi penerusan daya dan putaran ke transmisi.

 Gaya yang bekerja ( Fi ).

Fi =

(1.38)

Dimana a = Tegangan dinamis pegas yang diizinkan.

a = 0,75 o.

 Besarnya kemampuan pegas keseluruhan ( F ).

F = F1 x Z (1.39)

 Pemindahan dalam pegas ( f ).

f=

(1.40)

 Kemiringan

27
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Tg  = (1.41)

6. Bantalan

ff

F F
a a

Gambar 2.15 Bantalan

Bantalan adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai tumpuan

poros berbeban sehinga putaran halus, aman dan umur bisa lebih panjang.

Pada kopling ini terdapat dua buah bantalan yang ukuran dan fungsi yang

berbeda, kedua bantalan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Release bearing.

2. Input shaft bearing.

28
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Release bearing terletak antara pegas matahari dengan luas penekanan, gaya

tekan yang terjadi sama dengan gaya yang diperlukan untuk membebaskan plat

gesek antaranya dengan baja, untuk itu ditetapkan koefisien gesek.

 Gaya gesek yang terjadi ( Fq )

Fq =  x fo (1.42)

 Beban ekuivalen dinamis ( p )

p = Fr x Fa (1.43)

 Faktor kecepatan ( fn )

Fn = x (1.44)

 Faktor umur ( fh )

Fh = Fn x (1.45)

 Umur nominal bantalan ( Lh )

Lh = 500 x fh3 (1.46)

7. Baut

29
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Gambar 2.16 Baut

Fungsi baut sama dengan fungsi paku keling, yaitu untuk mengikat

dua plat atau benda. Perbedaan baut dengan paku keling adalah dimana

baut bisa dilepas atau dipasang kembali sesuai dengan fungsinya.

Pada perencanaan ini baut berfungsi sebagai pengikat antara

freewheel dengan clouth cover.

 Gaya yang bekerja pada baut

Fp =

(1.47)

Dimana Mp = Momen puntir ( torsi )

Fp = Gaya puntir

 Gaya yang bekerja pada satu baut

Fpi = (1.48)

 Gaya tekan aksial yang bekerja pada satu baut

FAK =

(1.49)

Dimana pa = tekanan permukaan yang diizinkan.

 Pemeriksaan tegangan tarik yang timbul

t = = (1.50)

30
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

dimana W = beban tarik aksial

= FAK + FPT.

 Diameter baut ( d )

d=

(1.51)

 Tegangan geser yang terjadi (g = b )

g =

(1.52)

dimana k = tebal akar ulir

 Jumlah ulir ( Z )

Z= (1.53)

Dimana qa = Tegangan kontak yang diizinkan

h = Tinggi profil yang menahan gaya

= D – D1

31
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

BAB III

DASAR PERANCANGAN

3.1 Gambar Kopling atau Seketsa gambar dan penjelasan komponennya

32
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Gambar 3.1 Sketsa kopling

1. Roda gigi flywheel


2. Flywheel
3. Plat gesek
4. Poros penggerak
5. Baut pengikat flywheel dengan poros pengerak
6. Bantalan radial
7. Seplain
8. Naf
9. Plat pembawa plat gesek
10. Paku keling pengikat plat gesek
11. Baut pengikat tutup kopling
12. Tutup kopling
13. Plat penekan
14. Plat penahan pegas kejut
15. Pegas kejut

33
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

16. Poros yang digerakkan


17. Sleeve
18. Bantalan axial
19. Pegas matahari (diafragma)
20. Paku keling pengikat tutup kopling
dengan pegas matahari 21.Paku keeling
22. Paku keling pengikat kedua plat penahan pegas kejut
3.2 Cara kerja kopling Suzuki Escudo 2.0

Gambar 3.2 cara kerja kopling mobil Suzuki Escudo 2.0

 Cara kerja kopling saat pedal kopling diinjak

Pada saat anda menginjak pedal kopling mobil anda maka release fork atau

tuas pembebas akan menekan release beraring atau bantalan pembebas ke depan

sekaligus menekan diafragma spring dan pegas akan mengungkit pressure plate.

Sehingga plat kopling akan terbebas dan putaran mesin anda tidak akan diteruskan

ke transmisi.

 Cara kerja kopling pada saat pedal kopling dilepas

Pada saat anda melepas pedal kopling, maka release fork akan kembali ke

posisi awal dan bantalan pembebas tidak akan menekan diafragma spring seperti

pada saat kopling diinjak. Kondisi ini akan menyebabkan pressure plate akan

34
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

kembali menekan plat kopling dengan flywheel. Sehingga putaran dari mesin

dapat diteruskan menuju transmisi.

3.3 Material yang digunkan dalam perancangan kopling

a. Table kekuatan tarik kopling

b. Table kukuatan tarik untuk bantalan

35
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

c. Table kekuatan tarik untuk poros

36
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

BAB IV

PERENCANAAN KOMPONEN

4.1. Perancangan Komponen Utama

A. Perencanaan Poros.

Gambar 4.1. Poros mobil mitsubishi

37
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Bahan yang digunakan dalam perencanaan poros pada perancangan ini

adalah batang baja yang definis dingin dengan kode S45C-D, dengan

kekuatan tarik 60 Kg/mm2.

Sementara data-data yang ada adalah :

 Daya transmisi P = 70 HP (Data survey)

 Putaran n = 5400 rpm.(Data survey)

Faktor koreksi dan factor keamanan adalah sebagai berikut :

 Faktor koreksi daya ( fc ) = 1,2

 Faktor koreksi momen puntir ( kt ) = 1,5

 Faktor koreksi lenturan ( kb ) = 1,2

 Faktor keamanan tegangan ( sf 1) = 1,6

 Faktor keamanan bahan ( sf 1)= 6

a. Daya Rencana

Pd = P x fc

P = daya Penggerak = 70 HP

Faktor koreksi (fc) = 1,2

Pd = 70 x 1,2 = 84 HP

Pd = 84 HP x 0,746 = 62,66 KW

2. Diameter Poros

Diameter poros dihitung dengan persamaan::

ds =

38
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

dimana : kt = 1,5
kb =1,2
Momen Puntir:
Mp = 71620. (Pd / n), kg cm
= 71620 (84 / 5400)
= 1.074,3 kg cm
Mp = 107.430 kg mm
Bahan poros dipilih Baja Karbon Tepa JIS 2201=
Kekuatan Tarik (t) 60 kg / mm2
g = t / (sf1 . sf2)
= 60 / (1,6 . 6)
= 6,25 kg/mm2

Setelah nilai diketahui dimana kedalam persamaan berikut :

ds =

=
= 25 mm.

B. Perencanaan Spline dan Naft

a. Perencanaan Spline
b
D

h Gambar 4.2 Spline


D

39
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

b.Diameter luar spline

D=

= = 30,86 mm

c.Lebar gigi spline

b = 0,15 x D

b = 0,15 x 30,86 mm

= 4,62 mm

a. Tinggi gigi spline

h=

h=

b. Panjang spline

L=

c. Gaya yang bekerja pada spline

F =

rm =

rm =

F = T / rm

40
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

F = 10743 / 13,9 = 772,8 kg

Jadi: L = 772,8 / (6,25 x 4,62)

L = 26,8 mm

d. Jumlah Spline ( Z ) atau Jumlah Pasak

Z =

=9

b. Perencanaan Naft

Gambar 4.3 Naft

Jumlah Naft sama dengan jumlah Spline ( Z ) buah dengan menganggap

Jari-jari pada naft sama dengan spline.

Data Naft didapatkan :

1. Jumlah Naft ( Zn ) = 9.

2. Jari-jari Naft ( rn ) = 13,9 mm.

41
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

3. Lebar Naft = 4,62 mm.

4. Tinggi Naft ( hn ) = 13,12 mm.

5. Gaya tangensial satu Naft ( Ftsn )= 772,8 Kg.

C. Perencanaan Plat Gesek

Gambar 4.4 Plat Gesek

Dari perencanaan plat gesek ini ditetapkan spesifikasi sebagai berikut :

a. Tekanan rata-rata pada bidang gesek ( p ) = 0,03 Kg/mm2.


b. Koefisien gesek plat kering (  ) = 0,35
c. Perbandingan geser plat gesek ; = 0,7 atau D1 = 0,7 D2.

Dari data diatas dapat ditentukan :

d. Gaya tekanan pada bidang gesek ( F ) :

F =

42
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

= 0,785 (1-0,49 ) D22 x 0,03 Kg/mm2.


= 0,785. 0,51 D22 . 0,03
= 0,01 D22 Kg

e. Jari – jari rata – rata plat gesek ( rm )

rm =

= 0,425 D2 mm

f. Momen gesek pada permukaan plat gesek ( Mg )

Mg =  x F x rm.

= 0,35 x 0,01 D22 x 0,425 D2.

= 0,0014 D23 .

Besarnya momen gesek yang bekerja pada plat gesek sama dengan
besarnya momen puntir yang bekerja pada poros kopling, yaitu : 20915,50
Kgmm, maka :

Mp =  x F x rm.
10743 = 0,0014 D23

D2 =

= 197, 24 mm.
D1 = 0,7 . D2

43
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

= 0,7 x 197,24 = 138 mm

g. Lebar permukaan plat gesek ( b )

B =

= 29,62 mm.

h. Jadi, besarnya gaya gesekan ( F ) adalah

F = 0,012 x D22.

= 0,012 x ( 197,24 )2.

= 2,36 Kg/mm2

i. Jari – jari rata – rata


rm = 0,425 D2.
= 0,425 x 197,24
=83,8 mm.

j. Untuk momen gesekan ( Mg )


Mg = 1,785 x 10-3 D22 Kgmm.
= 0,001785 ( 197,24 ) 3.
= 13696,92 Kgmm.

k. Luas permukaan plat gesek ( A )


A = 2 x rm x b
= 2 x 3,14 x 83,8 x 29,62 mm.
= 15587,93 mm2.
l. Umur plat gesek

44
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

NmL =

=19248,8 / 0,0024

= 8020333,3

Jika kopling dianggap bekerja 6 jam / hari dan frekuensi penghubung

adalah 6 hubung / menit, hubungan yang terjadi adalah : 6 x 60 x 6 = 2160

hub/hari, dan apabila kopling bekerja selama 300 hari dalam satu tahun

akan terjadi sejumlah 2160 x 300 = 648000 hubungan / tahun.

Dengan demikian usia plat kopling adalah :

NmL =

=1,23

= 1,2 tahun.

D. Perencanaan Pegas

A. Perencanaan Pegas Kejut.

45
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Gambar 4.5 Pegas Kejut

1. Pegas dalam keadaan bebas.

2. Pegas dalam keadaan dibebani.

Direncanakan jarak pegas kejut ke sumbu poros ( r ) = 42 mm.

Gaya yang bekerja pada Pegas ( F )

F =

= 225,78 Kg.

Gaya yang bekerja pada masing-masing Pegas

Fa =

46
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

= 63,9 Kg.

1.Faktor Tegangan ( K )

D= 2 kali lebar plat gesek = 29,62 = 59,24 mm

d= 20% dari diameter pegas = 11,8mm

C= Index Pegas = D/d

C= 59,24 / 11,8

C= 5,02mm

K = +

= 1,18 + 0,159

= 1,33mm

2.Lendutan yang terjadi (  )

 =

Bahan pegas = Baja dengan modulus geser atau G = 8,3 x 104

47
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

 =

= 2,64 kg/mm

Maka di dapatkan  = Defleksi pegas = 2,64 kg/mm

n = Jumlah pegas =4

D = diameter pegas = 59,24 mm

d = diameter kawat = 11,8 mm

G = Modulus geser = ( 8300 Kg/mm2 )

B. Pegas Diafragma

Gambar 4.6 Pegas Diafragma

Dari data survey didapatkan :

1.Panjang pegas ( L ) = 70 mm.

2.Tebal Pegas ( h ) = 2,6 mm

3.Lebar lengan penampang melintang ( b ) = 30 mm

4.Lebar penampang melintang depan ( bo ) = 13 mm

48
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

5.Jumlah bagian diafragma = 8 buah.

Besarnya gaya yang bekerja pada seluruh pegas diafragma

sehingga terjadi defleksi, maka :

F1 = , dimana a = Tegangan dinamis pegas yang diizinkan

= 0,75. o

= 0,75 x 200 N/mm

= 150 N/mm.

F1 =

= 72,43 Newton.

2.Besarnya kemampuan Pegas keseluruhan

F = F1 x Z
= 72,43 N x 18
= 1303,74 Newton.

3.Pemindahan Pegas ( f )

F= , dimana q = q1 / q2.

ho = h = 2,6 mm

bo = b = 13 / 30 mm = 0,4 mm.

E = 15000 Kgm.

f =

49
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

= 15,07 mm.

4.Kemiringan (  )

Tg  =

= 0,35

 = 19,28O.

E. Perencanaan Paku keling.

50
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Gambar 4.6 Paku Keling

Pada kopling terdapat tiga macam ukuran paku keeling yang

menyatukan elemen-elemen dari plat gesek dengan posisi dan ukuran yang

berbeda, paku keeling tersebut adalah :

1. Paku Keling A

Jumlah paku keeling : 16 buah

Jarak paku ke sumbu poros : 89 mm.

2. Paku Keling B

1.Jumlah paku keeling : 18 buah

2.Diameter paku : 7,5 mm.

3.Jarak paku ke sumbu poros : 49 mm.

4.2 Perhitungan Paku keling.

1. Paku Keling A

51
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Bahan direncanakan St 37, dengan kekuatan tarik 37 Kg/mm 2 dengan factor

keamanan ( st ) = 6.

1.Gaya yang bekerja pada Paku Keling ( F )

F =

= 120,7 Kg.

2.Gaya yang bekerja pada tiap paku ( Fs )

Fs =

= 7,54 Kg.

3.Tegangan Tarik Izin ( t )

t =

= 6,16 Kg/mm2.

4.Tegangan Geser Izin ( g )

g = 0,8 x t

= 0,8 x 6 x 16

= 4,93 Kg/mm2.

2.Diameter Paku Keling A

52
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

g = , dimana A =

d =

= 31,18 mm.

2. Paku Keling B

Bahan direncanakan St 37, dengan kekuatan tarik 37 Kg/mm2 dengan factor

keamanan ( st ) = 6.

1.Gaya yang bekerja pada Paku Keling ( F )

F =

= 596,83 Kg.

2.Gaya yang bekerja pada satu paku

Fs =

= 33,15 Kg.

3.Tegangan tarik izin ( t )

53
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

t =

= 6,16 Kg/mm2.

4.Tegangan Geser yang diizinkan ( g )

g = 0,8 x t

= 0,8 x 6,16

= 4,93 Kg/mm2.

2.Diameter Paku Keling B

g =

Dimana : A =

d =

= 9,40 mm

2.Pemeriksaan terhadap Tegangan Geser yang terjadi

q =

54
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

= x d2

= 0,34 kg/mm2

Berdasarkan perhitingan diatas, maka r q  r q

( 0,34 kg / mm2  6,16 kg / mm2 )

4.3 Perencanaan Baut

Gambar 4.8 Baut

55
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Data Survey

 Jumlah baut = 6 bh

 Diameter Luar = 8 mm

 Jenis Baut = M 12

Jarak dari sumbu poros ketitik pusat baut ( r ) = 130 mm

Gaya yang bekerja pada baut

Mp
Fp = , dimana Mp = Momen puntir / torsi ( kg / mm )
r

Fp = Gaya Puntir

= 26,8 kg

Gaya Tekan Aksial yang bekerja pada satu baut (F AK )

F AK = ,

Dimana pa = Tekanan permukaan yang diizinkan.

Dalam hal ini bahan yang digunakan adalah baja cor dengan

tekanan (pa)=0,09 – 0,17, Diambil : 0,13

F AK =

56
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

= 206,15 kg

Pemeriksaan Tegangan yang timbul

t = =

Dimana : t = Tegangan tarik

W = Beban tarik Aksial

d = Diameter baut

W = FAK + Fpi

= 206,15 + 26,8

= 232,95 kg

Dalam perencanaan ini bahan yang digunakan baja karbon yang

mengandung 0,27 -,33 yaitu JIS G 4051. Baja karbon untuk kontruksi

mesin yang berlambang S30 C dengan kekuatan tarik 48 kg / mm2.

Tegangan tarik yang diizinkan ( q)

q =

= 9,6 kg / mm2

Tegangan Geser yang diizinkan ( g)

g = ( 0,5 sampai 0,75 ) t

57
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

= 0,6 x 9,6 kg / mm2

= 5,76 kg / mm2

Pemeriksaan diameter baut ( d )

d = ,

atau

d =

= 8,99 mm

= 10 mm

Dari tabel ukuran standart Ulir Metris ( JIS B 0,0205 )

P Jarak bagi = 1,5 mm

H1 Tinggi Kaitan = 0,812 mm

D Diameter Luar = 10 mm

D1 Diameter Dalam = 8,026

D2 Dimeter Efektif = 9,03

Pemeriksaan terhadap tegangan geser yang terjadi ( g= b)

g = ,

Dimana : k = Tebal akar ulir

z = Jumlah Ulir

Wt
z =
3,14 xd 2 xhxqa

58
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

z=

= 3,37

g =

= 2,1 Kg/mm2.

Untuk pembebanan pada seluruh ulir yang dianggap merata, maka gg

( 5,7 Kg/mm22,1 Kg/mm2 ) berarti baut tersebut aman digunakan.

4.4 Perancangan Komponen Pendukung

4.4.1 Perencanaan Bantalan

Bantalan berfungsi untuk menumpu poros yang berbeban dan berputar

sehingga dapat beroperasi dengan lancar, aman, halus dan masa pemakaian poros

tersebut dapat berlangsung lama.

Fr
Fr

Fa Fa

Gambar 4.9 Bantalan

(Buku Elemen Mesin 1, sularso, 2000)

59
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Keterangan :

d = Diameter dalam = 25 mm

D = Diameter luar = 75 mm

B = Lebar bantalan

Fa = Gaya aksial

Fr = Gaya radial

Dalam merencanakan bantalan luncur yang mengalami gesekan luncur

dari poros. Sesuai dengan tabel 3.4 pada halaman 61 elemen gupta.

C = D–d

= 75 – 25
= 50
sesuai dengan tabel untuk diameter 18 – 40 mm maka harga c dapat diperoleh :

c = 1,5 - 1300 mikron

1 mikron = 0,001 mm

c = kelonggaran bantalan

c yang diambil 840 mikron = 0,84

Jarak pusat (e)

h = selaput minyak

Sesuai dengan tabel h untuk pemakaian pesawat terbang dan oto mobil :

h = 0,002 – 0,004.

60
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Harga h yang diambil = 0,003

Sehingga :

= 0,417 0,42

1 Cp = 1,70.10 Kg . min / cm

Untuk harga e = 0,42 pada tabel sehingga diperoleh harga Fa/Co = 0,42

Fa = gaya yang diperlukan untukmembebaskan plat gesek

= 2087,6 N

= 212,8 kg

Pada tabel diperoleh harga (Sularso halaman 143) dan jenis bantalan yang

diambil jenis bantalan terbuka nomor 6001.

Co = 229 kg

C = 400 kg

R = 0,5

D = 75

d = 25

Dari tabel 4.9 Sularso halaman 135 diperoleh


V = 1

Y = 1,04

X = 0,56

Dimana :

V = pembebanan pada cincin dalam

61
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

 Beban Ekivalen (P)


P = x . fr + y . fa

Dimana :

R = 75 / 2

= 37.5 cm

Fr = 20915.50 / 37.5 cm

= 557.74 kg

fr =

= 11.994 N

P = 0,56 x 11.994 + 1,04 x 36,46

= 44.635

 Faktor Kecepatan (fn)

Fn =

= 0,19

 Faktor umur bantalan (Fh)

Fh =

= 0,19

= 0,35

 Umur Nominal Bantalan (lh)

62
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Lh = 500 . Fb

= 500 . (0,35)

= 21,43

F2 = 29,48 kg

Besar gaya tekan yang dikerjakan oleh bantalan pembebas (F1) :

∑ 0

(F1 L1) - (F2 L2) 0

(F1 45 mm) – (353,8 kg 20 mm) 0

(F145mm)076 kgmm) (76 kgmm) 0 F1 45 mm 7076 kgmm

F1= 157,24 kg

4.5 Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Survey Data

Dari uraian dan perhitungan pada pembahasan bab-bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan pada perancangan kopling Escudo 2.0

ini adalah sebagi berikut:

Keterangan Hasil perhitungan

Daya Motor 70 HP

Putaran Motor 5400 rpm

Momen Maksimum 13 kg.m/1300 Mpa

Type Kopling Kopling Gesek

1. Poros

63
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

 Diameter dalam 27,7 mm

2. Spline

 Bahan S 45 C-D
 Lebar gigi spline 4,62 mm
 Diameter maksimum 30,80 mm
 Tinggi spline 13,12 mm

 Jari rata-rata spline 13,9 mm

 Gaya yang bekerja 772,8 mm

 Lebar spline 4,26 mm

 Jumlah gigi 9 buah

3. Naf

 Panjang naf 60 mm
 Gaya yang berkerja pada naf 114,67 Kg/mm

4. Plat Gesek

 Diameter dalam
158,99 mm
 Diameter luar
227,13 mm
 Gaya tekan bidang gesek
618,35 Kg/mm
 Jari rata-rata plat gesek
96,5 mm
 Momen gesek (Mg)
20915,50 Kmm
 Lebar permukaan plat geser
34,07 mm
 Luas permukaan plat gesek
20653,52 mm
 Gaya gesek (F) 919,05 Kg/mm

64
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

 Umur plat 1.2 tahun

5. Pegas

a. Pegas Kejut

 Bahan Sup 4

 Gaya yang bekerja pada pegas 497,99 Kg

 Gaya yang bekerja masing-masing 124,5 Kg

 Faktor tegangan (K) 1,3

21 mm
 Diameter pegas
4,2 mm
 Diameter kawat
14,82
 Defleksi pegas
31,29 mm
 Panjang pegas (Normal )
17,1 mm
 Panjang pegas (Dibebani)
35,95 Kg/mm2
 Tegangan geser Pegas (g)
359,62 Kg/mm2
 Tegangan puntir pegas (p)
395,57 Kg/mm2
 Tegangan total (.tot)

b. Pegas Diafragma

 Tegangan dinamis 150 N/mm


 Gaya 1303,74 N
 Perpindahan pegas 15,07 N
 Kemiringan
19,280
6. Paku Keling

a. Paku keling A

65
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

 Jumlah paku keling 16 buah

 Diameter paku keling 7,79 mm

 Jarak paku ke poros 89 mm

235 Kg
 Gaya yang bekerja pada paku

14,68 Kg
 Gaya yang bekerja tiap paku

6,16 Kg/mm2
 Tegangan tarik izin

4,928 Kg/mm2
 Tegangan geser izin

b. Paku keling B
16 buah
 Jumlah paku keling
9,4 mm

 Diameter paku
49 mm

 Jarak paku ke poros


426,85 Kg

 Gaya yang bekerja pada paku


26,678 Kg

 Gaya yuang bekerja tiap paku


6,16 Kg/mm2

 Tegangan tarik izin


4,93 kg/mm

 Tegangan geser izin

66
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

c. Paku keling C 4 buah

 Jumlah paku keling 8,7 mm

 Diameter paku 49 mm

 Jarak paku ke poros 426,85 mm

 Gaya yang bekerja pada paku 106,71 Kg

 Gaya yana bekerja tiap paku 8,83 Kg/mm

7,064 Kg/mm
 Tegangan tarik izin

 Tegangan geser izin

7. Baut 10743 Kg

 Gaya yang bekerja 206,15 Kg

 Gaya tekan aksial satu baut 29675 Kg/mm

 Tegangan baut 9,6 Kg/mm

5,76 Kg/mm
 Tegangan tarik yang diizinkan

8,99 mm
 Tegangan geser yang dizinkan

 Periksaan diameter baut

67
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

Perancang Komponen Pendukung 25 mm

75 mm
1. Bantalan
44,635 Kg/mm
 Diameter Dalam
0,19
 Diameter luar
21,34 bulan
 Beban ekivalen

 Faktor Kecepatan

 Umur nominal bantalan

4.5.2 Data Hasil Survey

Keterangan Hasil Survey

Daya motor 70 Hp

Putaran motor 5400 rpm

Momen maksimum 13 Kg/1300 Mpa

Type kopling Kopling gesek

Poros

 Diameter dalam 21,5 mm

Plat Gesek

 Diameter dalam 150 mm

 Diameter luar 213 mm

Spline dan Naf


25 mm
 Diameter spline

68
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

 Diameter naf 21 mm

 Jumlah Sline 20 buah

 Jumlah Naf 20 buah

Bantalan
35 mm
 Diameter Dalam
75 mm
 Diameter luar

Pegas
20,5 mm
 Diameter pegas kejut
3 mm
 Diameter Kawat
4 buah
 Jumlah pegas
6 lilitan
 Jumlah lilitan
34,4 mm
 Panjang pegas

Paku keling A
16 buah
 Jumlah paku keling
7,8 mm
 Diameter paku keling
49 mm
 Jarak paku keporos
Paku keling B

 Jumlah paku keling 16 buah

 Diameter paku keling 7,8mm

 Jarak paku ke poros 49 mm

Paku keling C
4 buah
 Jumlah paku keling
8,68 mm

69
Perancangan Elemen Mesin 1 “Suzuki Escudo 2.0”

 Diameter paku keling 49 mm

 Jarak paku ke poros

Baut 12 mm x 0,75

 Ukuran Baut 5 Buah

 Jumlah

4.5.3 PEMBAHASAN

Dari perbandingan hasil survey dan perencanaan dapat dilihat bahwa hasil

dari rancangan hampir mendekati hasil yang diperoleh pada waktu survey. Hal-hal

yang mungkin mempangaruhi perbedaan atau tidak samanya hasil survey dengan

hasil rancangan yang penulis lakukan antara lain :

a) Pemilihan jenis bahan yang tidak sama, sehingga harga tegangan dan

kekuatan bahan survey dengan rancangan berbeda.

b) Pembulatan angka pada perhitungan perencanaan yang tidak tepat.

c) Kesalahan perhitungan yang mungkin terjadi.

d) Kurang telitinya dalam menggunakan alat ukur pada waktu survey.

e) Pengambilan faktor koreksi dan faktor keamanan yang tidak sesuai.

70

Anda mungkin juga menyukai