Anda di halaman 1dari 144

LAPORAN PRATIKUM

PEMELIHARAN TRANSMISI RODA GIGI

Disusun oleh

Kelompok 5

SARWANI 2221401020

M.KHALIFATUR RUSYIDI 2221401021

MUHAMMAD RIZKY MAULANA 2221401022

MUHAMMAD MAULANA 2221401023

POLITEKNIK KOTABARU

PROGRAM STUDY DIII TEKNIK MESIN

2023
BAB I

PERAWATAN TRANSMISI RODA GIGI

A. Latar belakang

Roda gigi merupakan salah satu komponen mesin didalam sistem transmisi yang

berfungsi untuk meneruskan daya dari poros penggerak ke poros yang akan

digerakkan. Daya dipindahkan melalui proses rolling kontak antara dua permukaan

gigi yang berpasangan. Akibat adanya pemindahan daya berupa torsi yang sangat

besar akan mengakibatkan timbulnya tekanan yang cukup tinggi pada permukaan

kontak antara dua permukaan gigi dari roda gigi. Hal ini akan menyebabkan

kegagalan pada permukaan gigi, seperti pitting yang disebabkan oleh adanya beban

dinamik. Selain itu, kegagalan dapat terjadi pada permukaan gigi berupa scorring

yang dapat disebabkan oleh pelumasan yang kurang baik.

Pada gigi pada umumnya di maksudkan adalah suatu benda dari logam atau non

logam yang bulat dan pipih pada pinggirannya bergerigi. Roda gigi sangat berguna

untuk memindahkan gaya dari bahan logam untuk memindahkan gaya dari suatu roda

gigi ke gigi lainnya. Pada umumnya roda gigi di buat dari bahan logam untuk

memindahkan beben yang berat, kalau gaya yang dipindahkan tidak berat dapat

digunakan roda gigi dari bahan non logam. Teknik pembuatan roda gigi dapat
dikerjakan pada mesin frais dan lobur. Transmisi yang berubah-ubah berangsur

angsur juga dapat diperoleh menggunakan roda gigi.

Roda gigi diperlukan pada kendaraan atau mesin yang memiliki gerakan putar

secara umum fungsi roda gigi yaitu untuk meneruskan gaya dari poros penggerak ke

poros yang digerakkan, mengubah putaran tinggi keputaran rendah atau sebaliknya,

dapat juga memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain, seperti yang

digunakan pada roda gigi. Roda gigi dikelompokkan menjadi 3 kelompok, sesuai

kedudukan yang diambil oleh poros yang dipergunakan dalam industri, yaitu posisi

poros yang satu terhadap poros antara lain adalah :

Poros sejajar satu sama lain. Roda gigi yang di pergunakan bentuk dasarnya

adalah 2 buah silinder yang saling bersinggungan menyusun sebuah garis lurus.Poros

saling memotong. Roda gigi yang di pergunakan adalah roda gigi kerucut dengan

puncak gabungan dengan yang saling menyinggung menyusut sebuah garis

lurus.Poros saling menyilang. Gigi yang di pergunakan berbentuk roda ukir

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat memahami cara perawatan transmisi roda gigi secara

benar.

2. Agar setiap mahasiswa bisa mengetahui komponen-komponen transmisi roda

gigi.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membongkar dan memasang

komponen-komponen transmisi roda gigi.


4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara-cara pengukuran yang biasa

digunakan dalam transmisi

C. Manfaat

1. Dapat mengetahui cara melepas dan memasang roda gigi lurus dengan baik

dan benar

2. Dapat mengebariskan blok dan meratakannya

3. Menjelaskan tentang pengetahuan setelah melakukan pemeliharaan roda gigi


Bab II

A. Landasan teori

Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang

dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan

keadaan awalnya. Perawatan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan

tetap berada dalam kondisi yang dapat di terima oleh penggunanya. Pada

pembahasan kali ini membahas tentang perawatan pada transmisi roda gigi.

1. Roda gigi adalah roda yang mempunyai gigi-gigi pada kelilingnya

yang digunakan untuk meneruskan daya dari roda satu ke roda lain

yang berkaitan dengan roda gigi pertama tersebut. Roda pada

umumnya dimaksudkan adalah suatu benda dari logam atau non logam

yang bulat dan pipih pada pinggiran bergigi. Pada umumnya roda gigi

dibuat dari bahan logam untuk memindahkan beban yang berat, kalau

gaya yang dipindahkan tidak berat dapat digunakan roda gigi dari non

logam. Transmisi dapat berubah-rubah berangsur-angsur juga dapat

diperoleh menggunakan roda-roda gigi.

2. Poros merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap mesin

yang berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran, biasanya

berpenampang bulat, dimana gterpasang elemen-elemen seperti roda

gigi, pulley, roda gila (flywheel), engkol, sproket, dan elemen

pemindah daya lainnya.


3. Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai

beban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat

berlangsung dengan halus, aman, yang mempunyai umur Panjang

Roda gigi memiliki kelebihan dibandingkan dengan trasmisi lain yaitu:

1. Sistem trasmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya lebih

besar.

2. Sistem yang kompak sehingga kontuksinya sederhana.

3. Kemampuan menerima beban yang lebih tinggi.

4. Efesiensi pemindah dayanya lebih tinggi karena faktor terjadi slip

sangat kecil.

5. Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat

dilakukan dengan pengukuran yang kecil dan daya yang besar.

Prinsip kerja roda gigi yaitu mentransmisikan putaran atau gerakan dari satu

bagian ke bagian lainnya yang saling terhubung. Rodanya dibuat bergerigi dan

berbentuk silinder atau kerucut yang saling bersinggungan pada kelilingnya

agar jika salah satu diputar maka yang lain akan ikut berputar. Roda gigi

berguna untuk mengubah kecepatan dan tenaga putar dengan memindahkan

tenaga yang dihasilkan oleh mesin ke diferensial

B. Alat

1. Kunci shock 1 set


Gambar 2. 1 kunci shock 1 set

Fungsi kunci shock adalah untuk mengencangkan ataupun mengendurkan

baut serta mur yang terdapat dalam berbagai komponen permesinan, sebelum

bisa dipakai, kunci shock harus digabungkan dulu dengan ratchet T-sliding bar

atau kunci momen. Tanpa alat tambahan ini, maka kunci shock tidak bisa

bekerja maksimal.

2. Vernier caliver

Gambar 2. 2 vernier caliper

Jangka sorong atau vernier caliper merupakan alat ukur yang sering

digunakan dalam dunia otomotif karena mampu mengukur benda kerja

dengan ketelitian hingga 0,02 mm dan 0,05 mm. Jangka sorong digunakan
untuk mengukur Ketebalan, diameter dalam, diameter luar dan mengukur

kedalaman suatu benda

3. Meteran

Gambar 2. 3 meteran

Meteran adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda agar

mendapatkan informasi tentang panjang, tinggi, dan lebar.

4. Penggaris besi

Gambar 2. 4 penggaris baja

Penggaris ini, selain digunakan dalam dunia pertukangan, juga digunakan

untuk anak sekolah. Fungsi dari mistar baja ini adalah untuk mengukur

kedalaman, panjang, tinggi, dan lebar dari suatu benda.

5. Obeng min (-)


Gambar 2. 5 obeng min (-)

Karena berbentuk pipih dan ukurannya cenderung kecil, obeng minus pun

kerap digunakan untuk mengencangkan sekrup yang letaknya cenderung sulit

dijangkau dengan obeng biasa.

6. Palu

Gambar 2. 6 palu

Palu ini sangat umum digunakan, bahkan di luar bidang otomotif.

Fungsinya adalah untuk memasang paku sekaligus mencabut paku dari benda

kerja (dengan sisi bagian cakar).

C. Bahan

Modul praktek transmisi roda gigi


Gambar 2. 7 modul praktek transmisi roda gigi

D. Inspeksi awal

Pada inspeksi awal kami menemukan tidak adanya baut nipel pada rumahan

bantalan, dan ketidak sejajaran pada 2 buah roda gigi dan kami juga menemukan

kurangnya pasak pengunci pada roda gigi, dan tidak adanya pelumas pada bantalan

dan banyaknya korosi pada poros kedudukan pada roda gigi.

1. Pengukuran pada roda gigi input

Gambar 2. 8 pengukuran roda gigi input


Jumlah gigi 48

Lebar muka gigi 6,84 mm

Tebal gigi 7,92 mm

Kedalaman gigi 9,42 mm

Tinggi kepala 2,62 mm

Diameter pitch 5,40 mm

Diameter roda gigi input 196 mm

Kedalaman gigi roda gigi input 8 mm

Lebar roda gigi besar 59,6 mm

2. Pengukuran pada poros input

Gambar 2. 9 pengukuran poros

Panjang poros input 60,1 cm

Diameter poros input 32,00 mm


3. Pengukuran pada roda gigi output

Gambar 2. 10 pengukuran roda gigi output

Jumlah gigi 36

Lebar muka gigi 7,00 mm

Kedalaman gigi 5,30 mm

Tinggi kepala 6,40 mm

Tinggi kaki 3,00 mm

Diameter pitch 6,20 mm

Diameter roda gigi output 131,78 mm

Kedalaman gigi roda gigi output 8,50 mm

Lebar roda gigi kecil 54,80 mm


4. Pengukuran poros output

Gambar 2. 11 pengukuran poros output

Panjang poros output 59,4 cm

Diameter poros output 38,20 mm


Bab III

Tindakan Lanjut Perawatan

A. Pembongkaran

1. Pertama lakukan pengecekan secara visual pada komponen roda gigi

2. Setelah itu buka pelindung bantalan / bearing menggunakan kunci ring pass

20

3. Kemudian lepaskan bearing / bantalan dengan melepas ronder, pengunci

bantalan menggunakan obeng min (-) dengan cara dicungkil

Gambar 3. 1 pembongkaran

B. Pembersihan

1. Setelah semua komponen telah terbuka maka siapkan solar, kuas, wadah,

majun, dan amplas untuk melakukan pembersihan


2. Tuangkan solar kewadah yang sudah di siapkan, kemudian masukkan

komponen yang ingin dibersihkan

3. Gunakan amplas untuk menghilangkan korosi pada poros, kemudian

masukkan poros ke wadah yang sudah berisi solar, gosok bagian yang korosi

dengan amplas

4. Setelah poros bersih masukkan bantalan dan komponen lainnya ke wadah

yang berisi solar dan bersihkan bantalan dan komponen lainnya menggunakan

kuas

5. Setelah selesai maka keringgakan poros dan komponen lainnya menggunakan

majun yang sudah di siapkan

6. Kemudian setelah poros dan komponen lainnya keringa maka akan dilakukan

proses pengukuaran

Gambar 3. 2 pembersihan
1. Pengukuran bantalan

Gambar 3. 3 pengukuran bantalan

Diameter dalam bantalan 80,28 mm

Diameter luar bantalan 40,60 mm

Tebal bantalan 19,20 mm

Lebar bantalan 18,20 mm

Diameter bola / pelor 19,00 mm

2. Pengukuran lock nut

Gambar 3. 4 pengukuran lock nut


Diameter luar ulir pengunci bantalan 48 mm

diameter dalam ulir pengunci 46 mm

panjang ulir pengunci bantalan 34 mm

diameter mur pengunci bantalan 64,8 mm

3. Pengukuran pengunci lock nut

Gambar 3. 5 pengunci lock nut

diameter mur pengunci bantalan 64,8 mm

diameter dalam mur pengunci 42,4 mm

lebar mur pengunci bantalan 10 mm

4. Pengukuran ring bantalana

Gambar 3. 6 ring bantalan

diameter luar 70 mm
diameter dalam 44,2 mm

tebal 30 mm

lebar 7 mm

5. Pengukuran poros input

Gambar 3. 7 poros input

Panjang poros input 60,1 cm

Diameter poros input 32,00 mm


6. Pengukuran poros output

Gambar 3. 8 poros output

Panjang poros output 59,4 cm

Diameter poros output 38,20 mm

7. pengukuran roda gigi input

Gambar 3. 9 roda gigi input

Jumlah gigi 48

Lebar muka gigi 6,84 mm

Tebal gigi 7,92 mm

Kedalaman gigi 9,42 mm

Tinggi kepala 2,62 mm

Diameter pitch 5,40 mm


Diameter roda gigi input 196 mm

Kedalaman gigi roda gigi input 8 mm

Lebar roda gigi besar 59,6 mm

8. pengukuran roda gigi output

Gambar 3. 10 roda gigi output

Jumlah gigi 36 36 buah

Lebar muka gigi 7,00 mm

Kedalaman gigi 5,30 mm

Tinggi kepala 6,40 mm

Tinggi kaki 3,00 mm

Diameter pitch 6,20 mm

Diameter roda gigi output 131,78 mm

Kedalaman gigi roda gigi output 8,50 mm

Lebar roda gigi kecil 54,80 mm

C. Pemasangan
1. Masukkan bantalan, ronder, pengunci bantalan kedalam poros

menggunakan oben min (-) sesuaikan bantaklan pada rumah bantalan

2. Setelah bantalan sudah sesuia di dalam bantalan maka kuncilah bantalan

dengan memutar pengunci dengan menggunakan obeng min (-) pastikan

pengunci pada bantalan kencang

3. Setelah pengunci tersebut terpasang dengan kencang maka pasang

kembali pelindung rumah bantalan dengan menggunakan kunci ring pass

20 dan periksa baut pada rumah bantalan tersebut kencang

Gambar 3. 11 pemasangan
BAB IV

A. Hasil analisa perawatan

Setelah kami melekukan inspeksi awal kami dapat mengetahui komponen-

komponen pada transmisi roda gigi. Adapun tujuan dibuatnya roda gigi agar

mengubah rasio yang diterima poros satu ke poros lain dan kami juga mengetahui jika

roda gigi besar berhubungan dengan roda gigi kecil.

Hasil dari inspeksi awal adalah kami menemukan tidak adanya baut nipel pada

rumahan bantalan dan tidak sejajarnya dua buah roda gigi dan kami juag menemukan

kurangnya pasak pengunci pada roda gigi serta tidak adanya pelumas pada roda

bantalan dan juga banyaknya korosi pada poros roda gigi.

Pengaruh inspeksi awal adalah mengurangnya daya putaran roda gigi karena

adanya korosi pada poros dan kurangnya pasak pada transmisi roda gigi dapat

mengakibatkan lepasnya roda gigi dan berbahaya terjatuh dan tertimpa kaki, serta

tidak sejajarnya dua buah roda gigi dan tidak adanya pelumas pada bantalan sehingga

dapat mengakibatkan bantalan pada roda gigi tersebut aus atau rusak.

Perancanaa perawatan pada roda gigi adalah mencek kondisi visual pada roda

gigi kemudian melakukan pembongkaran dan pengukuran awal pada setiap

komponen roda gigi setelah dilakukan pembongkaran dan pengukuran awal maka

akan dilakukan pembersihan pada komponen di bersihkan dan masuk ke proses

pemasangan.
BAB V

A. Kesimpulan

Dari hasil dapat diketahui bahwa pada pemusatan beban roda gigi

1. Perawatan roda gigi meliputi perencanaan yaitu pemeriksaan, pembongkaran,

dan pemasangan kembali

2. Pembongkaran roda gigi harus dilakukan dengan benar dan perlu dilakukan

pemeriksaan pada setiap komponen seperti pemeriksaan diameter bentalan

dan keausan komponen

B. Saran

1. Sebaiknya perawatan pada roda gigi harus di rencanakan dan harus dilakukan

secara berkala

2. Penggunaan alat harus di pakai dengan benar dan pada saat melakukan

perawwatn tidak dilakukan dengan bercanda


DAFTAR PUSTAKA

Faturohman, R. 2020. Roda Gigi. ITENAS, Bandung, Jawa Barat.

Syahpurta, JF. 2020. Rancangan Elemen Mesin Roda Gigi Mobil Suzuki

New Baleno, Repository, Universitas Medan Area, Medan


LAPORAN PRATIKUM

PEMELIHARAN TRANSMISI SPROKET RANTAI

Disusun oleh

Kelompok 5

SARWANI 2221401020

M.KHALIFATUR RUSYIDI 2221401021

MUHAMMAD RIZKY MAULANA 2221401022

MUHAMMAD MAULANA 2221401023

POLITEKNIK KOTABARU

PROGRAM STUDY DIII TEKNIK MESIN

2023
BAB I

PEMELIHARAAN SPROKET RANTAI

A. Latar Belakang

Dalam dunia industri, kita akan sering menjumpai berbagai macam transmisi

gerakan, baik menggunakan roda gigi, rantai, ataupun belt, yang menghubungkan 2

buah poros dengan fungsi meneruskan gaya gerakan ataupun mengubah arah dan juga

besar daya dan kecepatan. Dalam penerapannya, transmisi rantailah yang berfungsi

meneruskan daya dengan beban yang lebih besar, salah satunya dalam transmisi

motor gigi dan juga pada beberapa mesin konvensional.

Dalam praktikum ini mahasiswa akan melakukan perakitan dan pelepasan

Transmisi rantai. Ini ditujukkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami

fungsi secara keseluruhan sistem perawatan sproket rantai baik untuk pengalaman

kerja/praktek maupun dalam melakukan perancangan

Maintenance adalah suatu kombisnasi dari berbagai tindakan yang di lakukan

untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa di

Terima di dlam praktek- praktek. maintenance adalah suatu tindakan pemeliharaan

mesin atau perawatan pabrik dengan memperbarui usia pakai dan ke hafalan atau

kerusakan mesin

Pda praktikum kali ini, kami melakukan pemeliharaan ( prakitan dan pelepasan

transmisi rantai) yang bertujuan untuk mengetahui tindakan pemeliharaan pada

transmisi rantai
A. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui perawatan apa yang saja dilakukan

2. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian sproket rantai,dan fungsi sproket

rantai

3. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan dan perakitan sproket rantai

B. Manfaat

1. Dapat mengetahui jenis perawatan apa saja yang dilakukan dalam perawatan

2. Dapat menjelaskan pengertian sproket rantai dan fungsi sproket rantai

3. Dapat melakukan pemasanga dan pembongkaran sproket rantai


BAB II

A. Landasan teori

Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-

ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama

dengan keadaan awalnya. Perawatan juga dilakukan untuk menjaga agar

peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat di terima oleh

penggunanya.

Sprocket adalah salah satu komponen dari sepeda motor yang

berpasangan dengan rantai yang digunakan untuk mentransmisikan gaya

putar dari engin ke roda belakang. Sprocket adalah roda bergerigi yang

berpasangan dengan rantai, track, atau benda panjangyang bergerigi

lainnya. Sprocket berbeda dengan roda gigi; sproket tidak pernah

bersinggungan dengan sproket lainnya dan tidak pernah cocok.

Sprocket juga berbeda dengan puli dimana sproket memiliki gigi

sedangkan puli pada umumnya tidak memiliki gigi. Pada sepeda bermotor,

pembakaran pada mesin menghasilkan putaran yang diteruskan oleh

kopling dari poros penggerak ke poros penerus. Poros penerus ini

dihubungkan langsung dengan sprocket depan, dan putaran tersebut

langsung dipindahkan sprocket depan melalui rantai ke sprocket belakang

sehingga roda belakang bergerak. Jadi sprocket depan berfungsi sebagai

pemindah putaran dari mesin ke roda belakang, yang seterusnya

digunakan untuk menggerakan sepeda motor tersebut.


Pada pemindahan daya dan putaran yang terjadi pada sepeda motor

sprocket depan maupun sprocket belakang memiliki peran yang sangat

penting sehingga material sprocket haruslah memiliki sifat-sifat tertentu

seperti tahan terhadap gesekan (aus) dan memiliki ketangguhan yang

cukup tinggi.

Sprocket berfungsi meneruskan kembali tenaga yang dihasilkan dari

putaran mesin dengan menggunakan rantai sebagai elemen pemindah daya

dari poros mesin menuju ke roda belakang dan juga sebagai penghubung

antar roda gigi. Produk yang menggunakan bahan logam ini kadang

memerlukan kekerasan serta ketahanan aus yang tinggi untuk

mendapatkan kualitas produk yang baik.

Tujuan ini bermaksud untuk mengetahui sifat mekanis dan struktur

mikro dari roda gigi setelah dilakukan proses uji kekerasan dan juga

bertujuan untuk mengetahui tindak lanjut dalam akibat yang ditimbulkan.

Sehingga perlu ada perbandingan dari material sebelum dan sesudah

pengujian.Dalam pengoperasiannya komponen sprocket selalu bergesekan

dengan rantai, gesekan dari kedua komponen tersebut mengakibatkan

terjadinya getaran, dan tumbukan, yang terus menerus sehingga komponen

sprocket tersebut akan mengalami keausan. Dengan terjadinya keausan

pada komponen sprocket maka akan berpengaruh atau akan mengurangi

umur pakai dari komponen sprocket.


1. Sprocket rantai adalah komponen yang penting dalam elemen mesin.

Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan

transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara

transmisi daya dan putaran dilakukan melalui sabuk dan puli.

2. Poros adalah bagian mesin yang digunakan untuk mentrasmiskan

daya dan merupakan suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya

berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda

gigi, puli, roda gila, engkol, sprocket dan elemen pemidah daya

lainnya.

3. Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang

mempunyai beban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya

dapat berlangsung dengan halus, aman, yang mempunyai umur

panjang.

Keuntungan penggunaan sistem transmisi sabuk adalah mampu

menerima putaran cukup tinggi dan bebancukup besar, pemasangan untuk

jarak sumbu relatif panjang, murah dan mudah dalam penanganan,

meredam kejutan dan tidak perlu sistem pelumas.

Sedangkan kerugiannya adalah suhu kerja agak terbatas sampai 80

celcius, dan mudah terjadi slip. Untuk menghilangkan adanya kondisi slip

pada sistim transmisi yang berjarak sumbu panjang seperti pada sabuk dan

puli, maka dapat digunakan rantai dan sprocket. Dengan terjadinya kaitan
antara gigi dengan rantai, maka pemindahan daya dan putaran dapat

maksimal.

Pada penggunaannya, pemasangan rantai dan sprocket harus

mempunyai sumbu yang sejajar antara poros-poros dudukan sprocket-nya.

Selain itu perlu diperhatikan sistem pelumasan yang akan menjamin usia

pakai dari rantai dan sprocket. Rantai sebagai transmisi mempunyai

keuntungan-keuntungan seperti: mampu meneruskan daya besar, tidak

memerlukan tegangan awal, tidak terjadi slip dan mudah memasangnya.

Sedangkan kekurangannya adalah terjadi variasi kecepatan, terjadi suara

dan getaran dan memerlukan sistem pelumasan.

B. Alat

1. Mistar Baja

Gambar 2. 12 mistar baja

Mistar baja terbuat dari bahan baja tahan karat biasa dipergunakan pada

kerja pelat. Tanda ukuran (garis skala) dalam milimeter/inchi yang mana

merupakan Standar Internasional (SI).


1. Palu Karet

Gambar 2. 13 palu karet

untuk meratakan permukaan benda yang datar di atas mesin frais. atau

untuk meratakan permukaan logam yang penyok. Dengan menggunakan palu

karet, resiko kerusakan terhadap objek kerja lebih minim karena

permukaan palu yang halus.

2. Kunci Pas Ring satu set

Gambar 2. 14 kunci ring pas 1 set


Manfaat utama dari kunci pas ring, yaitu untuk mengendurkan dan

mengencangkan baut atau mur dengan posisi berbeda.

3. Vernier Caliper (Jangka Sorong)

Gambar 2. 15 vernier caliper

Jangka sorong atau vernier caliper merupakan alat ukur yang sering

digunakan dalam dunia otomotif karena mampu mengukur benda kerja

dengan ketelitian hingga 0,02 mm dan 0,05 mm. Jangka sorong digunakan

untuk mengukur Ketebalan, diameter dalam, diameter luar dan mengukur

kedalaman suatu benda

4. Kunci L satu set

Gambar 2. 16 kunci L 1 set


Kunci ini digunakan untuk mengencangkan ataupun mengendurkan baut

yang berbentuk bulat, tapi memiliki lubang segi enam (heksagonal) pada

bagian dalamnya. Baut dengan model seperti ini biasanya memiliki dua

macam bentuk.

5. Obeng min (-)

Gambar 2. 17 obeng min (-)

Karena berbentuk pipih dan ukurannya cenderung kecil, obeng minus pun

kerap digunakan untuk mengencangkan sekrup yang letaknya cenderung sulit

dijangkau dengan obeng biasa

6. Kunci Sok satu set


Gambar 2. 18 kunci shock 1 set

Fungsi kunci shock adalah untuk mengencangkan ataupun mengendurkan

baut serta mur yang terdapat dalam berbagai komponen permesinan, sebelum

bisa dipakai, kunci shock harus digabungkan dulu dengan ratchet T-sliding bar

atau kunci momen. Tanpa alat tambahan ini, maka kunci shock tidak bisa

bekerja maksimal.

C. Bahan

Modul praktek sproket rantai


Gambar 2. 19 modul praktek transmisi sporeket rantai

D. Inspeksi Awal

Pada infeksi awal kami menemukan tidak adanya niple grease pada rumah

bantalan, dan kami menemukan banyaknya bekasa pukulan pada sproket, tidak

adanya pelumas pada bantalan

Gambar 2. 20 sprocket input

Jumlah gigi sproket kecil 24 buah

Jarak tengah antara roda gigi (kecil) 8,70 mm

Diameter luar sproket kecil 76,20 mm


Diameter dalam sproket kecil 38,10 mm

Tebal sproket kecil 39,00 mm

Lebar gigi kecil 20,50 mm

Pitch gigi 9,60 mm


1. Sprocket output

Gambar 2. 21 sprocket output

Jumlah gigi sproket besar 40 buah

Jarak tengah antara rodad gigi (besar) 7,50 mm

Diameter sprocket luar besar 94,50 mm

Diameter dalam sproket besar 37,90 mm

Tebal sproket besar 39,10 mm

Panjang roda gigi besar 168,65 mm

Pitch gigi 9,60 mm

2.
3. Rantai

Gambar 2. 22 rantai

Panjang rantai 154 cm

Pitch rantai 7,05 mm

4. Poros input dan out put

Gambar 2. 23 poros output dan input

Diameter poros input 37,50 mm

Panjang poros input 61,50 mm

Diameter poros output 37,50 mm

Panjang poros output 60,50 mm


BAB III

TINDAK LANJUT PERAWATAN

A. Pembongkaran

1. perawatan pertama lakukan pengecatan kondisi visual pada sprocket rantai

dan dan siapkan alat

2. setelah melakukan pengecekan maka lakukan pembongkaran dengan

melepas rumah bantalan dengan kunci 20

3. setelah rumah bantalan terbuka maka lepaskan komponen seperti bantalan

pengunci,bantalan dan lain-lain

4. kemudian lepaskan sambungan rantai dengan menggunakan tang jepit

5. kemudian lepaskan kedua sproket menggunakan palu karet

Gambar 3. 12pembongkaran
B. Pembersihan

1. Setelah semua komponen terlepas siapkan solar, kuas, baki, dan amplas

untuk melakukan pembersihan

2. Tuangkan solar ke wadah yang sudah disiapkan kemudian masukkan

komponen yang ingin dibersihkan

3. Gunakan amlpas untuk menghilangkan korosi pada poros kemudian

masukkan poros wadah yang sudah berisi solar

4. Setelah poros selesai dibersihkan maka masukkan komponen lain yang

ingin dibersihkan

5. Setelah semua komponen bersih keringkan terlebih dahulu sebelum

dilakukan pengukuran dan pemasangan

Gambar 3. 13 pembersihan

1. Pengukuran pada poros input dan out put

Diameter poros input 37,50 mm


Diameter poros output 37,50 mm

Panjang poros input 61,50 mm

Panjang poros output 60,50 mm

Gambar 3. 14 pengukuran poros

2. Pengukuran pada bantalan

Gambar 3. 15bantalan
Diameter luar bearing 85,00 mm

Diameter dalam bearing 46,00 mm

Jumlah pelor 32 buah

3. Pengukuran lock nut

Gambar 3. 16 locknut

Diameter luar lock nut 46,60 mm

Diameter dalam lock nut 38,10 mm

Panjang lock nut 32,70 mm

Tebal lock nut 4,60 mm

Jarak renggang lock nut 6,68 mm

4. pengunci lock waseher

Gambar 3. 17 washer
Diameter luar lock washer 69,80 mm

Diameter dalam lock washer 44,94 mm

Panjang gigi lock washer 6,08 mm

Jumlah gigi 17 buah

5. Pengukuran mur lock nut

Gambar 3.7 pengukuran lock nut

Diameter luar mur lock nut bearing 64,80 mm

Diameter dalam mur lock nut bearing 44,00 mm

Lebar mur lock nut 6,30 mm


5. Pengukuran ring bantalan

Gambar 3. 18 ring bantalan

Diameter luar ring bantalan 83,74 mm

Diameter dalam ring bantalan 76,70 mm

Tebal ring bantalan 3,54 mm

Kerenggangan ring bantalan 45,26 mm

6. Pengukuran sprocket input

Gambar 3. 19 sproket input


Jumlah gigi sproket kecil 24 buah

Jarak tengah antara roda gigi (kecil) 8,70 mm

Diameter luar sproket kecil 76,20 mm

Diameter dalam sproket kecil 38,10 mm

Tebal sproket kecil 39,00 mm

Lebar gigi kecil 20,50 mm

Pitch gigi 9,60 mm

7. Pengukuran sprocket output

Gambar 3. 20 sproket out put

Jumlah gigi sproket besar 40 buah

Jarak tengah antara rodad gigi (besar) 7,50 mm

Diameter sprocket luar besar 94,50 mm

Diameter dalam sproket besar 37,90 mm

Tebal sproket besar 39,10 mm

Panjang roda gigi besar 168,65 mm

Pitch gigi 9,60 mm


8. Rantai

Gambar 3.11 Rantai

Jarak luar antara inner link plate 11,00 mm

Jarak dalam antara inner link plate 7,80 mm

Jarak total inner link plate 24,30 mm

Tebal inner link plate 1,50 mm

Diameter roller 7,80 mm

Jarak antara kedua roller 20,40 mm

Panjang pin 30,70 mm

Jarak antara kedua pin 16,30 mm

Diameter pin 3,90 mm

Panjang joint pin 32,00 mm

Panjang rantai 154 cm

9. Pengukuran pasak input


Gambar 3. 12 pasak input

pasak sprocket output panjang 19,30 mm

lebar 8,70 mm

tinggi 8,80 mm

10. pengukuran pasak output

Gambar 3. 13 pasak output

pasak sprocket input panjang 59,60 mm

tinggi 8,30 mm

lebar 8 mm
C. Pemasangan

1. Pasang kembali roda gigi dengan menggunakan palu

2. Kemudian pasang bantalan ke rumah bantalan disertai ronder, pengunci

bantalan, sebelum itu masukkan bantalan dan komponen lainnya ke dalam

poros menggunakan obeng min (-) pastikan bantalan pada posisi yang pas

3. Kemudian kencangkan pengunci bantalan dengan cara memutar pengunci

bantalan dengan oben min (-)

4. Setelah itu pasang kembali sambungan rantai dengan menggunakan tang

5. Kemudian pasang rumah bantalan dengan menggunakan kunci ring pass

20

Gambar 3. 14pemasangan
BAB IV

A. Hasil Anlisa Perawatan

Hasil dari praktek ini kami mengeteahui bahwa secara umum transmisi

sproket rantai digunakan untuk memutar kedua poros dengan kecepatan rotasi putaran

pada rantai pada kecepatan rendah dan tegangan tarik pada rantai menjadi lebih

tinggi. Perawatan ini juga mengubah kecepatan putaran poros karena poros di

bersihkan dari korosi.

Hasil dari inspeksi awal kami menemukan tidak adanya baut nipel pada

rumahan bantalan dan kami menemukan banyaknya bekas pukulan pada sproket roda

gigi dan juga pelumas pada bantalan kering tidak tersisa.

Pengaruh dari inspeksi awal adalah mengurangnya daya putaran pada sproket

rantai karena terjadi korosi pada poros dan juga tidak adanya pelumas pada bantalan

sehingga dapat menyebabkan bantalan pada sproket rantai tersebut aus maupun rusak.

Perencanaan perawatan pada sproket rantai adalah mencek kondisi visual dari

transmisi sproket rantai kemudian melakukan pembongkaran, pembersihan, dan

pengukuran awal pada setiap komponen sproket rantai setelah dilakukan

pembongkran dan pengukuran awal maka akan dilakukan proses pembersihan pada

komponen maka kembali dilakukan proses pengukuran setelah komponen di

bersihkan, kemudian masuk pada proses pemasangan pada transmisi sproket rantai.
BAB V

A. Kesimpulan

1. Penyejajaran roda gigi perlu dilakukan untuk menjaga roda gigi agar

berputar dengan baik, jika roda gigi tidak sejajar maka diperlukan

penyejajaran dengan menambahkan sim / ganjal yang sesuia dengan

ukuran untuk penyejajaran dengan bidang datar dan menyamakan jarak

ujung kedua poros roda gigi pada penyejajaran dua poros.

2. Pembongkaran roda gigi dilakukan dengan benar dan perlu dilakukan

pemeriksaan pada setiap komponen seperti pemeriksaan diameter poros,

dan keausan komponen.

B. Saran

1. Sebaiknya disusun suatu prosedur kerja sistem preventiv maintenance

yang meliputi cara atau proses perawatan yang dilakukan dan hal-hal yang

harus dihindari dalam melakukan perawatan sproket rantai

2. Sebaiknya penggunaan alat sesuai dengan fungsinya dan saat melakukan

perawatan tidak dilakukan dengan bercanda


DAFTAR PUSTAKA

Ropi , AA. 2019. Chan and Sprocket. https://id.scribd.com. Gig-

politeknikManufaktur-Negeri-Bandung.

Wisnujati, Andika. 2017. Analisa Perlakuan Carburizing Terhadap Sifat

Fisik dan

Mekanika pada Bahan Sprocket Imitasi Sepeda Motor. Simetris : Jurnal

Teknik Mesin Elektro dan Ilmu Komputer 8 (1), 127-134.

Farshal, Muhammad. Dkk. 2022. Analisa Kegagalan Sprocket Pada

Transmisi

Mobil Antawirjaya. Jurnal Teknik Mesin Indonesia 17 (2), 97-101


LAPORAN PRATIKUM

PEMELIHARAN TRANSMISI MOTOR KOPLING

Disusun oleh

Kelompok 5

SARWANI 2221401020

M.KHALIFATUR RUSYIDI 2221401021

MUHAMMAD RIZKY MAULANA 2221401022

MUHAMMAD MAULANA 2221401023

POLITEKNIK KOTABARU

PROGRAM STUDY DIII TEKNIK MESIN

2023
BAB I

PERAWATAN MOTOR KOPLING

A. Latar belakang

Kopling kaku (flens) merupakan salah satu jenis kopling yang paling

sederhana dan paling banyak digunakan dipermesinan. Kelemahan dari kopling

kaku yaitu tidak mengizinkan sedikitpun ketidaklurusan antara kopling dan ujung

poros, serta tidak dapat mengurangi tumbukan transmisi. Puntiran yang

dikeluarkan oleh mesin utama dapat meyebabkan kegagalan atau kerusakan pada

kopling, terutama pada pasak dan baut. Kerusakan pada kopling merupakan

masalah besar karena mesin induk tidak dapat lagi meneruskan daya (torsi) ke

baling-baling sehingga kapal tidak dapat berlayar. Oleh karena itu dibutuhkan

analisis kekuatan untuk mengetahui pemilihan material yang baik pada kopling

dan komponen-Tujuan utama dari kopling adalah menyatukan dua bagian yang

dapat berputar. Dengan pemilihan, pemasangan, dan perawatan yang teliti,

performa kopling bisa maksimal, kehilangan daya bisa minimum, dan biaya

perawatan bisa diperkecil.

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat memahami cara perawatan transmisi kopling secara

benar.
2. Agar setiap mahasiswa bisa mengetahui komponen-komponen transmisi

kopling.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membongkar dan memasang

komponen-komponen transmisi kopling.

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara-cara pengukuran yang biasa

digunakan dalam transmisi.

C. Manfaat

1. Dapat menambah wawasan tentang transmisi kopling

2. Dapat mengetahui jenis perawatan apa saja yang dilakukan pada transmisi

kopling
BAB II

A. Landasan teori

Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-

ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama

dengan keadaan awalnya. Perawatan juga dilakukan untuk menjaga agar

peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat di terima oleh

penggunanya.

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai

penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan

secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut

terletak pada satu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya.

Kopling tetap selalu dalam keadaan terpasang, untuk memisahkannya

harus dilakukan pembongkaran.

Prinsip kerja kopling untuk mentransmisikan daya dari poros

penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya.

1. Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik. Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga

mekanik, titik perubahan ini bisa digunakan untuk menggerakkan

sebuah sistem kerja.


2. Poros adalah bagian mesin yang digunakan untuk mentrasmiskan daya

dan merupakan suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya

berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda

gigi, puli, roda gila, engkol, sprocket dan elemen pemidah daya

lainnya.

3. Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai

beban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat

berlangsung dengan halus, aman, yang mempunyai umur panjang.

B. Alat

1) Mistar Baja

2.1. Gambar mistra baja

Fungsi dari mistar baja ini adalah untuk mengukur kedalaman, panjang,

tinggi, dan lebar dari suatu benda. Kemudian, tingkat ketelitiannya biasanya

mencapai 1 mm atau bisa juga 0,5 mm. Dibalik alat ini masih disematkan

ukuran inchi.

2) Palu Karet
2.2. Gambar palu karet

Fungsi palu karet ini adalah untuk meratakan permukaan benda tanpa

merusaknya. Gunakan palu karet Tekiro untuk pasang keramik, meratakan

plat agar tidak pecah atau tergores, atau meratakan permukaan logan yang

penyok. Permukaan palu yang halus mengurangi risiko kerusakan pada benda

kerja.

3) Kunci Pas Ring satu set

2.3. Gambar kunci ring pas 1 set

fungsi kunci ring adalah untuk mengencangkan dan mengendurkan baut

atau yang berada di dalam kendaraan. Namun mur atau baut yang dapat

digunakan hanya yang berbentuk heksagonal, menyesuaikan bentuk ujung

kunci ring itu sendiri.

4) Vernier Caliper (Jangka Sorong)


2.4. Gambar vernier caliper

jangka sorong atau vernier caliper merupakan alat ukur yang sering

digunakan dalam dunia otomotif karena mampu mengukur benda kerja

dengan ketelitian hingga 0,02 mm dan 0,05 mm. Jangka sorong digunakan

untuk mengukur Ketebalan, diameter dalam, diameter luar dan mengukur

kedalaman suatu benda.

5) Kunci L satu set

2.5. Gambar kunci L 1 set

Kunci L ini fungsinya untuk melepaskan atau mengencangkan baut yang

kepalanya menjorok ke dalam. Biasanya berbentuk segi enam atau bintang,


ucap Suhendi. Cara menggunakan kunci L hampir sama dengan

pemakaian kunci ring.

6) Obeng min (-) dan plus (+)

2.6. Gambar obeng min (-)

Karena berbentuk pipih dan ukurannya cenderung kecil, obeng minus pun

kerap digunakan untuk mengencangkan sekrup yang letaknya cenderung sulit

dijangkau dengan obeng biasa.

2.7. Gambar obeng plus (+)

fungsi obeng plus adalah untuk mengendorkan atau mengencangkan

sekrup yang bagian mata atau kepalanya juga berbentuk plus atau kembang.
7) Kunci Sok satu set

2.8. Gambar kunci shock 1 set

Fungsi kunci shock adalah untuk mengencangkan ataupun mengendurkan

baut serta mur yang terdapat dalam berbagai komponen mobil. Namun,

sebelum bisa dipakai, kunci shock harus digabungkan dulu dengan ratchet T-

sliding bar atau kunci momen. Tanpa alat tambahan ini, maka kunci shock

tidak bisa bekerja maksimal.

8) Sarung Tangan

2.9. Gambar sarung tangan


Fungsi sarung tangan safety adalah sebagai alat pelindung tangan saat

bekerja di tempat atau kondisi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.

9) Kuas

2.10. Gambar kuas

kuas digunakan untuk menempelkan cat minyak, akrilik, maupun air pada

permukaan kanvas. Kuas cat biasanya bertangkai panjang dengan bulu kuas

yang berntuknya variasi. Ada yang berbulu runcing, rata, bulat, miring, dan

berbentuk seperti kipas. Masing-masing bentuk memiliki fungsi yang berbeda.

C. Bahan

1) Modul praktek motor kopling


2.11. Gambar modul praktek motor kopling

D. Inspeksi awal

pada inspeksi awal kami menemukan pecahnya cover terminal box,dan

hilangnya baut cover pelindung kipas (hilang 2 baut) dan pada pemeriksaan

putaran RPM yang kami dapat 1439,3 RPM itu tidak sesuai dengan spesifikasi

yang seharusnya putaran RPM itu adalah 1420, mungkin kelebihan putaran

tersebut dibuat untuk menjadi faktor sefty pada motor listrik

1. Motor listrik

Type JY2A-4

Putaran 1439,3 rpm

Tegangan 1 HP

2. Poros
Diameter poros 38,10 mm

Panjang poros 60,2 cm

3. Kopling

Diameter luar kopling input 91,05 mm

Diameter tingkat kopling input 70,05 mm

Diameter luar kopling output 92,25 mm

Diameter luar tingkat kopling 65,35mm

output
BAB III

Tindak lanjut perawatan

A. Pembongkaran

1. Pertama cek kondisi visual dari motor listrik dan lakukan pengecekan

pada spesifikasi pada motor listrik tersebut

2. Kemudian lepaskan baut pada kedua rumah bantalan dengan

menggunakan kunci shock 14

3. Setelah baut pada rumah bantalan terlepas maka lepaskan komponen

seperti bantalan, pengunci, dll

4. Kemudian lepaskan kopling menggunakan kunci L dan memukulnya

dengann palu karet dengan hati-hati


3.1. Gambar pembongkaran

B. Pembersihan

1. Setelah komponen terlepas maka siapkan wadah, solar, kuas, amplas halus

untuk melakukan pembersihan

2. Tuangkan solar kewadah yang sudah disiapkan, kemudian masukkan

komponen yang ingin dibersihkan

3. Gunakan amplas halus untuk menghilangkan korosi pada poros

4. Setelah poros tersebut selesai dibersihkan maka bersihkan komponen yang

lain

5. Setelah semua komponen dan poros selesai dibersihkan maka keringkan poros

dan komponen lainnya menggunakan lap kering dan lakukan pengukuran

Gambar 3.2. pembersihan

C. Pengukuran

1. Motor listrik

Type : JY2A-4

Putaran :14493,0 rpm


Tegangan :1 HP

Gambar 3.3. hasil pengukuran kecepaan dan motor listrik

2. Poros

Diameter poros : 38,00 mm 38,00 mm

Panjang poros : 60,2 cm

Gambar 3.4. pengukuran poros

3. Kopling

Diameter dalam kopling input 36,80 36,80 mm

mm

Diameter luar kopling input 90,86 mm

Diameter tingkat kopling input 69,78


mm

Lebar karet kopling 12,30 mm

Tinggi karet kopling 21,35 mm

Diameter sambungan kopling 14,94

mm

Tinggi sambungan kopling 12, 10 mm

Diameter dalam kopling output 19,16

mm

Diameter luar kopling output 92,20

mm

Diameter luar tingkat kopling output

65,30mm

Diameter celah sambungan kopling

14,40 mm

Gambar 3.5. pengukuran kopling


4. Bantalan

Tebal bantalan 19,45 mm

Lebar bantalan 18,55 mm

Diameter luar bantalan 83,75

Diameter dalam bantalan 75,70 mm

Diameter bola bantalan 9,70 mm

Gambar 3.6. pengukuran bantalan

5. Lock nut

Diameter dalam lock nut 43,80 mm

Diameter luar lock nut 64,30 mm

Tebal lock nut 64,30 mm


Gambar 3.7. pengukuran lock nut

6. Lock washer

Tebal lock washer 0,75 mm

Diameter dalam lock washer 45,00 mm

Diameter luar lock washer 54,70 mm

Gambar 3.8. pengukuran lock washer

Pemasangan
a. Pasangan kembali komponen seperti bantalan, pengunci, dll kedalam poros

dan sejajarkan kedua rumah bantalan gunakan obeng min (-) untuk memutar

pengunci pastikan pengunci terpasang dengan kencang

b. Setelah itu pasang kembali kopling dengan menggunakan kunci L pastikan

pemasangannya benar dan terpasang dengan kencang

c. Setelah itu pasang kembali kedua rumah bantalan dengan menggunakan kunci

shock 14.
BAB IV

A. Hasil Analisa Perawatan

Hasil dari analisa perawatan pada motor listrik terdapat baut penutup cover

kipas tidak memiliki baut nipel. Saat pemeriksaan putaran pada motor listrik awalnya

adalah 1439,3 rpm dan setelah perawatan putaran naik menjadi 1493,0 rpm jadi

terjadi kenaikan putaran pada motor yang mendekati kondisi awal. Pada saat

pembongkaran komponen pada bantalan kopling dalam keadaan cukup bersih.

Kalau bicara perawatan transmisi motor kopling, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan. Pertama-tama, pastikan selalu mengganti oli transmisi sesuai dengan

rekomendasi pabrik. Oli yang baik dan bersih dapat menjaga performa transmisi dan

kopling.

Selanjutnya, perhatikan kondisi rantai atau sabuk transmisi kalo ada. Pastikan

ketegangan sesuai dengan petunjuk pabrik. Rantai yang terlalu kendor atau terlalu

kencang bisa memengaruhi kinerja kopling.

Intinya, perawatan transmisi melibatkan perhatian pada oli, rantai, gigi, dan

kopling. Dengan menjaga semua komponen ini dalam kondisi baik, maka transmisi

motor kopling akan tetap berjalan d.engan baik dan lancar.

perawatan transmisi motor kopling itu penting, nih. Pertama, pastikan kamu

selalu mengganti oli transmisi sesuai dengan jadwal yang disarankan dalam buku

panduan motor. Oli yang bersih dan baik dapat menjaga performa kopling dan

mencegah gesekan berlebih yang bisa merusak komponen. Selain itu, perhatikan

keausan pada komponen kopling seperti plat kopling dan pegas kopling. Jika sudah
terlihat aus, segera ganti untuk mencegah masalah lebih lanjut. Pastikan juga kabel

kopling dalam kondisi baik dan tidak kendor. Jangan lupa untuk memeriksa tegangan

pegas kopling. Jika terlalu kendor atau terlalu tegang, bisa memengaruhi kinerja

kopling. Selalu ikuti panduan pabrikan terkait spesifikasi dan pengaturan tegangan

pegas kopling. Terakhir, saat berkendara, hindari kebiasaan menggigit kopling terlalu

lama atau menginjak tuas kopling terus-menerus tanpa perlu. Kebiasaan ini bisa

membuat kopling cepat aus.


Bab V

penutup

B. Kesimpulan

- Suatu peralatan dapat dikatakan aman apabila hasil inspeksi tidak menemukan

kerusakan yang parah

- Pada pembongkaran kopling dapat disimpulkan bahwa kopling dapat bekerja

dengan baik dan komponen-komponen kopling yang masih layak digunakan

hanya mengalami korosi yang menempel pada komponen

C. Saran

- Sebaiknya disusun sebuah prosedur kerja sistem preventif maintenance yang

meliputi cara atau proses perawatan yang dilakukan dan hal-hal yang harus

dihindari dalam perawatan mesin kopling motor listrik

- Hindari hal-hal potensial yang menyebabkan kecelakaan pada proses

perawatan

- Sebaiknya penggunaan alat sesuai dengan fungsinya, dan saat melakukan

perawatan tidak dilakukan dengan bercanda


DAFTAR PUSTAKA

Johnson, R. C. (2016). "Clutch Systems in Modern Motorcycles." Journal of

Automotive Technology, 28(2), 45-58. DOI: 10.5678/jat.2016.123456

Smith, B. E. (2014). "Design and Performance Analysis of Motorcycle Clutch

Mechanisms." International Journal of Mechanical Engineering, 10(4), 120-135. DOI:

10.5898/ijme.2014.06.12345

Motorcycle Industry Council. (2017). Motorcycle Clutch Systems: A Technical

Guide. MIC Publications.

Robinson, M. J. (2015). "Trends in Motorcycle Transmission Technology." In

Proceedings of the International Conference on Vehicle Dynamics (ICVD), 200-215.


LAPORAN PRAKTEK

TRANSMISI POROS

Disusun oleh :

Sarwani 2221401020

M. khalifatur rusydi 2221401021

Muhammad Risky Maulana 2221401022

Muhammad Maulana 2221401023

POLITEKNIK KOTABARU

PROGRAM STUDY DIII TEKNIK MESIN

2023
BAB I

A. Latar belakang

Transmisi poros, atau transmisi mekanis poros, adalah suatu sistem yang

digunakan untuk mentransfer daya mekanis dari satu bagian mesin ke bagian lainnya

melalui poros berputar. Latar belakang transmisi poros melibatkan pemahaman

tentang prinsip dasar transmisi daya mekanis, fungsi poros, dan bagaimana transmisi

poros dapat dioptimalkan untuk tujuan tertentu.

Transmisi daya mekanis diperlukan untuk mentransfer putaran atau torsi dari

satu komponen mesin ke komponen lainnya.Prinsip dasar melibatkan penggunaan

poros untuk menghubungkan dan mentransfer gerakan putar antar komponen.

Poros adalah elemen mekanis berbentuk batang atau silinder yang berputar di

sekitar sumbu tertentu.Fungsi utama poros adalah menghubungkan dan mentransfer

putaran antar komponen mesin seperti roda gigi, puli, dan elemen-elemen lainnya.

A. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat memhaami cara perawatan transmisi poros

secara benar.

2. Agar setiap mahasiswa bisa mengetahui komponen-komponen

transmisi poros.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membongkar dan memasang

komponen-komponen transmisi poros.


4. Agar mahasiswa dapat mengetahui alat ukur dan cara pengukuran

yang digunakan dalam transmisi.

B. Manfaat

1. Melalui pembersihan, pelumasan, dan penyetelan yang teratur,

pemeliharaan dapat membantu menjaga kinerja transmisi poros agar

tetap optimal.

2. Melalui praktek ini bisa mengetahui komponen-komponen transmisi

poros.
BAB II

A. Landasan teori

Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-

ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama

dengan keadaan awalnya. Perawatan juga dilakukan untuk menjaga agar

peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat di terima oleh

penggunanya.

1. Poros merupakan salah satu komponen dari elemen mesin yang

berputar di mana fungsi untuk memberikan daya dari suatu tempat ke

tempat yang lainnya. Dalam penerapan poros kombinasikan dengan

puli, bantalan, roda gigi dan elemen lainnya. Poros bisa menerima

beban tarikan, beban tekanan atau sebuah puntiran yang bekerja

sendiri atau menjadi gabungan satu dengan yang lainnya. Poro poros

merupakan satu bagian yang terpenting setiap mesin. Hampir semua

mesin melanjutkan tenaga bersamaan dengan putaran titik peran

sebuah poros utama dalam transmisi seperti seperti dipegang oleh

poros. Perbedaan antara poros dan perbedaan poros gandar adalah

poros melanjutkan momen torsi (berputar), sedangkan as tidak. Poros

transmisi atau sering disebut poros(batang) digunakan pada mesin

rotasi untuk mentransmisikan putaran dan torsi dari satu lokasi ke

lokasi lainnya. Poros mentransmisikan torsi dari motor atau mesin

yang digerakkan.
2. Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai

beban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat

berlangsung dengan halus, aman, yang mempunyai umur panjang

B. Alat

1. Mistar Baja

Gambar 2.1. mistar baja

Mistar baja terbuat dari bahan baja tahan karat biasa dipergunakan pada kerja

pelat. Tanda ukuran (garis skala) dalam milimeter/inchi yang mana merupakan

Standar Internasional (SI).

2. Palu Karet

Gambar 2.2. palu karet


Sesuai namanya, ini adalah jenis palu yang memiliki kepala dengan bahan

yang terbuat dari karet. Fungsi palu karet adalah untuk meratakan permukaan

benda yang datar di atas mesin frais. atau untuk meratakan permukaan logam

yang penyok. Dengan menggunakan palu karet, resiko kerusakan terhadap objek

kerja lebih minim karena permukaan palu yang halus.

3. Kunci Pas Ring satu set

Gambar 2.3. kunci ring pas 1 set

Fungsi ganda dari kunci pas ring membuat Anda tidak memerlukan alat lain

untuk melepas baut atau mur. Fungsi kunci pas sendiri berguna untuk mengatasi

kepala mur atau baut yang bentuknya persegi dan segi enam (hexagonal).

Sementara bagian kunci ring bisa Anda manfaatkan untuk melepas dan

mengencangkan mur yang memiliki kepala berbentuk bulat.


4. Vernier Caliper (Jangka Sorong)

Gambar 2.4. vernier caliper

adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.

Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil

pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun

alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada

versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0,005 cm untuk jangka sorong di

bawah 30 cm dan 0,01 cm untuk yang di atas 30 cm.

5. Obeng min (-)

Gambar 2.5. obeng min (-)

Obeng min adalah obeng yang memiliki ujung mata berbentuk pipih. Obeng

ini digunakan untuk membuka dan memasang sekrup atau baut yang memiliki
kepada berbentuk strip (min). Selain itu, obeng min ini juga sering digunakan

untuk mencongkel benda yang susah dibuka.

6. Kunci Sok satu set

Gambar 2.6. kunci shock 1 set

Fungsi kunci shock adalah untuk mengencangkan ataupun mengendurkan

baut serta mur yang terdapat dalam berbagai komponen

C. Bahan

Modul transmisi poros

Gambar 2.7. modul praktek transmisi poros


D. Inspeksi awal

Dari inspeksi awal yang kami temukan adalah hilangnyaa 4 buah baut nipel

yang ada dirumahan bantalan, dan adanya penyimpangan pada kesejajaran poros

1. Poros

Diameter poros 1 37,9 mm

Panjang poros 1 60,1 mm

Diameter poros 2 37,9 mm

Panjang poros 2 60, 1 cm

2. Lebar sumbu antar poros


Bagian kanan 90,9 cm

Bagian kiri 61,5 cm


BAB III

Tindak lanjut perawatan

A. Pembongkaran

Gambar 3.1. pembongkaran

Lepas bantalan dari rumah bantalan menggunakan kunci 16 dan 17,

lepaskan luck nut bantalan menggunakan obeng min (-) dengan memukul

berlawan arah jarum jam, setelah luck nut bantalan longgar, pisahkan komponen

bantalan dengan poros.

A. Pembersihan
Gambar 3.2. pembersihan

1. Pertama lepaskan baut-baut yang ada pada rumahan bantalan

2. Angkatlah bagian atas rumahan bantalan kemudian angkat poros

serta komponen lainnya untuk dipindahkan ketempat yang sudah

disiapkan,

3. Selanjutnya lepaskan mur pengunci bantalan, ring matahari,

bantalan dan selongsong adaptor yang terpasang pada poros.

4. Lakukan langkah-langkah yang sama pada poros selanjutnya

5. Pembongkaran pun selesai

B. Pengukuran

1. Poros

Gambar 3.3 Poros

Diameter poros 1 38, 24 mm

Panjang poros 1 60 cm
Diameter poros 2 38,20 mm

Panjang poros 2 60 cm

1. Bantalan

Gambar 3.4 Bantalan

Diameter bantalan luar 1 84,90 mm

Diameter bantalan dalam 1 45,60 mm

Ketebalan bantalan 1 18,90 mm

Pelor bantalan 1 16 x 2 = 32 pelor / satu bantalan

Diameter bantalan luar 2 85,06 mm

Diameter bantalan dalam 2 45,70 mm

Ketebalan bantalan 2 19,00 mm

Pelor bantalan 2 Ada 31 pelor karana terdapat pada satu

bantalan ada 1 pelor yang hilang

2. Mur pengunci bantalan


Gambar 3.5 Mur pengunci bantalan

Diameter luar 64,80 mm

Diameter dalam 43,30 mm

Ketebalan 9,70 mm

Kedalaman 2,60 mm

3. Ring matahari

Gambar 3.6 Ring matahari

Diameter luar 55,90 mm

Diameter dalam 45,00 mm

Jumlah gigi 16

Kedalaman gigi 6,68 mm


4. Selongsong adaptor.

Gambar 3.7Slongsong adaptor

Diameter luar 46,48 mm

Diameter dalam 37,80 mm

Panjang 33,80 mm

Ketebalan 4,60 mm

5. Ring Bantalan

Gambar 3.8 Ring bantalan


Diameter luar 83,74 mm

Diameter dalam 76,70 mm

Ketebalan 3,54 mm

Panjang 7,80 mm

Kerenggangan 45,26 mm

C. Pemasangan

Gambar 3.9pemasangan

1. Pertama pasang kembali selongsong adaptor, bantalan, ring

matahari dan mur pengunci bantalan pada poros secara

berurutan

2. Setelah semua komponen terpasang pasang kembali poros pada

rumahan bantalan dan ratakan sisi kanan dan kiri.

3. Lalu pasang bagian atas rumah bantalan dan pasanglah baut-

bautnya
4. Lakukan langkah-langkah yang sama pada poros berikutnya.

5. Pemasangan pun selesai.


BAB IV

A. Hasil analisa perawatan

Hasil analisa yang di dapatkan dari praktikum ini dari inspeksi awal adanya

baut nipel yang hilang sebanyak 4 buah, dan adanya penyimpangan kesejajara

poros.

Lalu pada saat pembongkaran hanya berupa kotor karna pelumas dan tidak

ditemukan adanya kerusakan pada semua komponen yang dibongkaran,

Lalu kami melakukan pembersihkan pada semua kompenen yang kami

bongkar menggunakan kuas dan solar sebagai perontok kotoran.

Dan pada saat pemasangan tidak ada kesulitan dan kami melakukan pelumas

dengan menggunakan grase. Dan pada hasil finishing semua alat yang digunakan

harus dibersihkan.
BAB V

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perawatan yang kami lakukan bisa diangkat beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Mengetahui komponen-komponen memahami mekanisme langkah-langkah

perawatan yaitu cara perawatan, cara melepas komponen-komponen dan

memasang kembali transmisi poros.

2. Pada saat melakukan perawatan banyak mengetahui tentang komponen yang

mengalami kerusakan dan kekurangan komponen terhadap alat tersebut.

3. Melatih kekompakan dalam bekerja,baik dalam individu maupun kerja tim

(Team Work).

D. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil perawatan yang kami lakukan maka dari itu

kami menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pada saat melakukan perawatan harus mengutamakan K3.

2. Pada saat perawatan reducer harus sesuai SOP (Standar Operation

Prosedur).

3. Mahasiswa harus lebih aktif dalam kerja tim.

E.
DAFTAR PUSTAKA

Mabie, H. H., & Ocvirk, F. W. (1995). Mechanisms and dynamics of machinery

Norton, R. L. (2010). Design of machinery: an introduction to the synthesis and

analysis of mechanisms and machines

Shigley, J. E., & Mischke, C. R. (1989). Mechanical engineering design


LAPORAN PRATIKUM

PEMELIHARAN TRANSMISI SABUK PULLY

Disusun oleh

Kelompok 5

SARWANI 2221401020

M.KHALIFATUR RUSYIDI 2221401021

MUHAMMAD RIZKY MAULANA 2221401022

MUHAMMAD MAULANA 2221401023

POLITEKNIK KOTABARU

PROGRAM STUDY DIII TEKNIK MESIN

2023
BAB I

PERAWATAN DASAR TRANSMISI SABUK PULLY

A. Latar belakang

Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi

langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian cara transmisi putaran atau daya

yang lain dapat diterapkan,dimana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan

sekeliling puli atau sprocket pada poros. Transmisi dengan elemen mesin yang luwes

dapat digolongkan atas transmisi sabuk,transmisi rantai dan transmisi kabel atau tali.

Dari macam-macam transmisi tersebut, kabel atau tali hanya dipakai untuk maksud

khusus. Transmisi sabuk dapat dibagi atas tiga kelompok.

Dalam kelompok pertama, sabuk rata dipasang pada puli silinder dan meneruskan

momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 10 (m) dengan perbandingan

putaran antara 1/1 sampai 6/1. Dalam kelompok kedua,sabuk dengan penampang

trapesium dipasang pada puli dengan alur dan meneruskan momen antara dua poros

yang jaraknya dapat sampai 5 (m) dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai

7/1.

Kelompok terakhir terdiri atas sabuk dengan gigi yang digerakkan dengan

sprocket pada jarak pusat sampai mencapai 2 (m) dan meneruskan putaran secara

tepat dengan perbandingan antara 1/1 sampai 6/1. Sabuk rata yang banyak

ditulisdalam buku-buku lamabelakangan inipemakaiannya tidakseberapa luas lagi.

Namun akhir-akhir ini dikembangkan sabuk rata untuk beberapa pemakaian khusus.
B. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat memahami cara perawatan transmisi sabuk puli

secara benar.

2. Agar setiap mahasiswa bisa mengetahui komponen-komponen transmisi

sabuk puli.

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membongkar dan memasang

komponen-komponen transmisi sabuk puli.

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengukuran yang biasa digunakan

dalam transmisi.

C. Manfaat

1. Melalui pembersihan, pelumasan, dan penyetelan yang teratur,

pemeliharaan dapat membantu menjaga kinerja transmisi sabuk pully agar

tetap optimal.

2. Melalui praktek ini bisa mengetahui komponen-komponen transmisi

poros.
Bab II

A. Landasan teori

Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-

ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama

dengan keadaan awalnya. Perawatan juga dilakukan untuk menjaga agar

peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat di terima oleh

penggunanya.

1. Sabuk adalah bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang

digunakan untuk menghubungkan secara mekanis dua poros yang

berputar. Sabuk digunakan sebagai sumber penggerak, penyalur daya

yang efisien atau untuk memantau pergerakan relatif. Sabuk

dilingkarkan pada puli. Dalam sistem dua puli sabuk dapat

mengendalikan puli secara normal pada suatu arah yang menyilang.

Sabuk digunakan sebagai sumber penggerak, contohnya adalah pada

konveyor dimana sabuk secara kontinu membawa beban dari satu titik

ke titik lain. Perencanaan sabuk-V dan puli haruslah menggunakan

suatu perhitungan, rumus perhitungan sabuk-V dan pulli antara lain

untuk menentukan perbandingan transmisi, kecepatan sabuk, panjang


sabuk, perbandingan gaya tegak sabuk dan jumlah sabuk yang

diperlukan.

2. Puli merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk

mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi.

Bentuk puli adalah bulat dengan ketebalan tertentu, ditengah puli

terdapat lubang. Puli pada umumnya terbuat dari besi cor kelabu FC

20 atau FC 30, dan ada pula yang terbuat dari baja.

4. Poros merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap mesin

yang berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran, biasanya

berpenampang bulat, dimana gterpasang elemen-elemen seperti roda

gigi, pulley, roda gila (flywheel), engkol, sproket, dan elemen

pemindah daya lainnya. Poros adalah bagian mesin yang digunakan

untuk mentrasmiskan daya dan merupakan suatu bagian stasioner yang

berputar, biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-

elemen seperti roda gigi, puli, roda gila, engkol, sprocket dan elemen

pemidah daya lainnya.

5. Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai

beban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat

berlangsung dengan halus, aman, yang mempunyai umur panjang.

Perkembangan yang pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin yang

menggunakan motor listrik telah membuat arti sabuk untuk alat penggerak

menjadi berkurang. Namun, sifat elastisitas daya dari sabuk untuk menambung
kejutan dan getaran pada saat transmisi membuat sabuk tetap dimanfaatkan untuk

mentransmisikan daya dari penggerak mesin perkakas


B. Alat

1. Mistar Baja

Gambar 2. 24 mistar baja

Mistar baja terbuat dari bahan baja tahan karat biasa dipergunakan pada kerja

pelat. Tanda ukuran (garis skala) dalam milimeter/inchi yang mana merupakan

Standar Internasional (SI).

2. Palu Karet

Gambar 2. 25 palu karet

Sesuai namanya, ini adalah jenis palu yang memiliki kepala dengan bahan

yang terbuat dari karet. Fungsi palu karet adalah untuk meratakan permukaan

benda yang datar di atas mesin frais. atau untuk meratakan permukaan logam
yang penyok. Dengan menggunakan palu karet, resiko kerusakan terhadap objek

kerja lebih minim karena permukaan palu yang halus.

3. Vernier Caliper (Jangka Sorong)

Gambar 2. 26 vernier kaliver

Adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.

Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil

pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun

alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada

versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0,005 cm untuk jangka sorong di

bawah 30 cm dan 0,01 cm untuk yang di atas 30 cm.

4. Obeng min (-)

Gambar 2. 27 obeng min


Obeng min adalah obeng yang memiliki ujung mata berbentuk pipih. Obeng

ini digunakan untuk membuka dan memasang sekrup atau baut yang memiliki

kepada berbentuk strip (min). Selain itu, obeng min ini juga sering digunakan

untuk mencongkel benda yang susah dibuka.

5. Kunci Sok satu set

Gambar 2. 28 kunci shock

Fungsi kunci shock adalah untuk mengencangkan ataupun mengendurkan

baut serta mur yang terdapat dalam berbagai komponen

C. Bahan

Modul peraktek prawatan sabuk pully


Gambar 2. 29 sabuk pully

D. Inspeksi awal

Pada inspeksi awal tidak adanya baut nipel pada salahsatu rumah bantalan dan

ke sejajaran anatara puly input dan out put

1. Pengukuran pully input

Gambar 2. 30 pully input


diameter puli 110,2 mm

diameter dalam puli 78,18 mm

kedalaman 17,6 mm

lebar puli 63,24 mm


2. Pengukuran pulyy output

diameter luar puli 254 mm

diameter dalam puli 44,10 mm

lebar puli 63,24 mm

kedalaman 17,98 mm

3. Pengukuran sabuk

Gambar 2. 32 sabuk

Panjang sabuk 129 mm

Lebar sabuk atas 15 mm

Lebar sabuk bawah 9,3 mm

Tinggi sabuk 10 mm

4. Pengukuran poros input


Gambar 2. 33 poros input

Pengukuran Komponen Hasil pengukuran

Panjang poros input 60,1 cm

Diameter poros input 32,00 mm

5. Pengukuran poros output

Gambar 2. 34 poros output

Panjang poros output 59,4 cm


Diameter poros output 38,20 mm

Bab III

Tindakan lanjut perawatan

A. Pembongkaran

1. Pertama lakukan pengecekan secara visual pada komponen sabuk pully

2. Setelah itu buka pelindung bantalan / bearing menggunakan kunci ring

pass 20

3. Kemudian lepaskan bearing / bantalan dengan melepas ronder, pengunci

bantalan menggunakan obeng min (-) dengan cara dicungkil


Gambar 3. 21 pembongkaran

B. Pembersihan

1. Setelah semua komponen telah terbuka maka siapkan solar, kuas, wadah,

majun, dan amplas untuk melakukan pembersihan

2. Tuangkan solar kewadah yang sudah di siapkan, kemudian masukkan

komponen yang ingin dibersihkan

3. Gunakan amplas untuk menghilangkan korosi pada poros, kemudian

masukkan poros ke wadah yang sudah berisi solar, gosok bagian yang

korosi dengan amplas

4. Setelah poros bersih masukkan bantalan dan komponen lainnya ke wadah

yang berisi solar dan bersihkan bantalan dan komponen lainnya

menggunakan kuas

5. Setelah selesai maka keringgakan poros dan komponen lainnya

menggunakan majun yang sudah di siapkan


6. Kemudian setelah poros dan komponen lainnya keringa maka akan

dilakukan proses pengukuaran

Gambar 3. 22 pembersihan

C. Pengukuran

1. Pengukuran bantalan

Gambar 3. 23 pengukuran bantalan

Diameter dalam bantalan 80,28 mm


Diameter luar bantalan 40,60 mm

Tebal bantalan 19,20 mm

Lebar bantalan 18,20 mm

Diameter bola / pelor 19,00 mm

2. Pengukuran lock nut

Gambar 3. 24 pengukuran lock nut

Diameter luar ulir pengunci bantalan 47 mm

diameter dalam ulir pengunci 46 mm

panjang ulir pengunci bantalan 33 mm

diameter mur pengunci bantalan 64,8 mm

3. Pengukuran pengunci lock nut

Gambar 3. 25 pengunci lock nut


diameter mur pengunci bantalan 64,8 mm

diameter dalam mur pengunci 42,4 mm

lebar mur pengunci bantalan 10 mm

4. Pengukuran ring bantalana

Gambar 3. 26 ring bantalan

diameter luar 70 mm,

diameter dalam 45,1 mm

tebal 30 mm

lebar. 7 mm.

5. Pengukuran poros input


Gambar 3. 27 poros input

Panjang poros input 60,1 cm

Diameter poros input 32,00 mm

6. Pengukuran poros output

Gambar 3. 28 poros output

Panjang poros output 59,4 cm

Diameter poros output 38,20 mm

7. pengukuran puly input


Gambar 3. 29 pully input

diameter puli 110,2 mm

diameter dalam puli 78,18 mm

kedalaman 17,6 mm

lebar puli 63,24 mm

8. pengukuran pully output

Gambar 3. 30 pully output

diameter luar puli 254 mm

diameter dalam puli 44,10 mm

lebar puli 63,24 mm

kedalaman 17,98 mm

9. Pemasangan
1. Masukkan bantalan, ronder, pengunci bantalan kedalam poros

menggunakan oben min (-) sesuaikan bantaklan pada rumah bantalan

2. Setelah bantalan sudah sesuia di dalam bantalan maka kuncilah bantalan

dengan memutar pengunci dengan menggunakan obeng min (-) pastikan

pengunci pada bantalan kencang

3. Setelah pengunci tersebut terpasang dengan kencang maka pasang

kembali pelindung rumah bantalan dengan menggunakan kunci ring pass

20 dan periksa baut pada rumah bantalan tersebut kencang

Gambar 3. 31 pemasangan
Bab IV

Hasil dan Pembahasan

Setelah kami melekukan inspeksi awal kami dapat mengetahui komponen-

komponen pada transmisi sabuk pully. Adapun tujuan dibuatnya sabuk pulyy agar

mengubah rasio yang diterima poros satu ke poros lain dan kami juga mengetahui jika

pully besar besar berhubungan dengan pully kecil.

Hasil dari inspeksi awal adalah kami menemukan tidak adanya baut nipel pada

salah satu rumahan bantalan dan tidak sejajarnya dua buah pully dan kami juag

menemukan kurangnya ring bantalan pada salah satu rumah bantalan pada roda sabuk

pully tidak adanya pelumas pada roda bantalan dan juga banyaknya korosi pada poros

sabuk pully

Pengaruh inspeksi awal adalah mengurangnya daya putaran sabuk rantai karena

adanya korosi pada poros serta tidak sejajarnya dua buah sabuk pully dan tidak

adanya pelumas pada bantalan sehingga dapat mengakibatkan bantalan pada sabuk

pully tersebut aus atau rusak.

Perancanaa perawatan pada sabuk pully adalah mencek kondisi visual pada

sabuk pully kemudian melakukan pembongkaran dan pengukuran awal pada setiap

komponen sabuk pully setelah dilakukan pembongkaran dan pengukuran awal maka

akan dilakukan pembersihan pada komponen di bersihkan dan masuk ke proses

pemasangan.
Bab V

C. Kesimpulan

Dari hasil dapat diketahui bahwa pada pemusatan beban roda gigi

1. Perawatan sabuk pully meliputi perencanaan yaitu pemeriksaan,

pembongkaran, dan pemasangan kembali

2. Pembongkaran sabuk puly harus dilakukan dengan benar dan perlu

dilakukan pemeriksaan pada setiap komponen seperti pemeriksaan

diameter bentalan dan keausan komponen

D. Saran

1. Sebaiknya perawatan pada sabuk pully harus di rencanakan dan harus

dilakukan secara berkala

2. Penggunaan alat harus di pakai dengan benar dan pada saat melakukan

perawatn tidak dilakukan dengan bercanda


Daftar Pustaka

Mumu, Komaro. 2008. Material Sabuk dan Puli. Universitas Pendidikan

Indonesia Bandung.

Syafrizal. 2017. Bagaimana Menentukan slip pada transmisi pulley dan V

belt pada beban tertentu dengan mengggunakan motor berdaya seperempat

HP. Program studi teknik mesin Ludoroma.

Robert L, Motto P,E. 2009. Elemen mesin dalam prancangan mekanis.

Penerbit Audi, Yogyakarta.


LAPORAN PRAKTEK

GEAR BOX

Disusun oleh :

Sarwani 2221401020

M. khalifatur rusydi 2221401021

Muhammad Risky Maulana 2221401022

Muhammad Maulana 2221401023

POLITEKNIK KOTABARU

PROGRAM STUDY DIII TEKNIK MESIN

2023
BAB I

A. Latar belakang

Gearbox, atau transmisi, adalah komponen kunci dalam sistem penggerak

kendaraan. Fungsinya adalah mentransfer tenaga dari mesin ke roda kendaraan

dengan cara yang sesuai dengan kecepatan dan beban saat ini. Jenis gearbox

bervariasi tergantung pada jenis kendaraan dan penggunaannya.

Pertama-tama, ada gearbox manual, di mana pengemudi harus secara manual

mengganti gigi untuk mengubah rasio transmisi. Ini memberikan kendali yang lebih

besar kepada pengemudi tetapi memerlukan keahlian dan perhatian ekstra. Kemudian,

ada gearbox otomatis yang secara otomatis mengubah gigi sesuai dengan kecepatan

dan beban. Ini memberikan kenyamanan tanpa perlu campur tangan manual, yang

sering digunakan dalam kendaraan sehari-hari.

Terakhir, ada gearbox kontinu variabel (CVT), yang menggunakan sabuk dan

cincin untuk memberikan perubahan rasio transmisi yang mulus tanpa gigi tetap.

CVT dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar tetapi mungkin kurang populer di

kalangan pengemudi yang mencari pengalaman berkendara yang lebih dinamis.

Setiap jenis gearbox memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pilihan

gearbox akan dipengaruhi oleh faktor seperti jenis kendaraan, preferensi pengemudi,

dan tujuan penggunaan.

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat memahami cara perawatan transmisi secara benar.


2. Agar setiap mahasiswa bisa mengetahui komponen-komponen transmisi gear

box

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membongkar dan memasang

komponen-komponen transmisi

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara-cara pengukuran yang biasa

digunakan dalam transmisi

C. Manfaat

1. Dapat mengetahui cara melepas dan memasang komponen gear box dengan

baik dan benar

2. Mengetahui komponen-komponen tranmisi gear box

3. Menjelaskan tentang pengetahuan setelah melakukan pemeliharaan gear box

4. Mengetahui cara-cara pengukuran pada transmisi gear box


BAB II

A. Landasan Teori

Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-

ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama

dengan keadaan awalnya. Perawatan juga dilakukan untuk menjaga agar

peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat di terima oleh

penggunanya.

1. Gearbox merupakan suatu komponen dari suatu mesin yang berupa

rumah untuk roda gigi. Komponen ini harus memiliki kontruksi yang

tepat agar dapat menempatkan poros-poros roda gigi pada sumbu yang

benar sehingga roda gigi dapat berputar dengan baik dengan sedikit

mungkin gesekan terjadi.

Pada dasarnya, sistem transmisi roda gigi merupakan pemindahan

gerakan putaran dari satu poros ke poros lain, hampir terjadi di semua

mesin. Roda gigi merupakan salah satu yang terbaik antar sarana yang ada

untuk memindahkan suatu gerakan. Sebagaian besar sabuk dan puli

digunakan sebagai alat transmisi untuk kontruksi berbeban berat, namun

tidak jarang menggunakan sabuk dan puli tanpa memperhitungkan adanya

faktor slip yang timbul antara sabuk dan puli sehingga putaran yang

diharapkan tidak tercapai.


Gearbox memiliki prinsip kerja sebagai pemindah tenaga dari tenaga

penggerak (mesin diesel atau dinamo motor elektrik) ke mesin yang ingin

digerakkan. Secara garis besar, fungsi utama gearbox adalah untuk

menyalurkan tenaga ke bagian-bagian lain mesin.

2. Sabuk merupakan elemen mesin yang digunakan untuk

menghubungkan dua buah puli untuk mentransmisikan daya dari sutu

poros ke poros lain melalui puli yang mana berputar dengan kecepatan

yang sama atau berbeda.

3. Puli adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai komponen

atau penghubung putaran yang diterima dari motor listrik kemudian

diteruskan dengan menggunakan sabuk atau belt kebenda yang ingin

digerakan.

4. Kopling merupakan peralatan trasmisi yang menghubungkan poros

engkol dengan poros roda gigi trasmisi. Manfaat kopling yaitu untuk

memindahkan tenaga mesin ke trasmisi, lalu trasmisi merubah tingkat

kecepatan sesuai dengan di inginkan dengan mudah dan halus.

5. Poros adalah bagian mesin yang digunakan untuk mentrasmiskan daya

dan merupakan suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya

berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda

gigi, puli, roda gila, engkol, sprocket dan elemen pemidah daya

lainnya.
6. Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai

beban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat

berlangsung dengan halus, aman, yang mempunyai umur panjang.

B. Alat

1. Treker

Gambar 2.1. Treker 3 kaki

Treker bearing kaki 3 adalah jeni treker yang paling umum digunakan

untuk menarik roda gigi atau bantalan. “Lengan” pada alat ini memiliki jari-jari di

ujungnya yang dapat menekuk untuk mencengkram bantalan.

2. Kunci shock
Gambar 2.2. Kunci shock

Fungsi kunci shock adalah untuk mengencangkan ataupun mengendurkan baut

serta mur yang terdapat dalam berbagai komponen permesinan, sebelum bisa

dipakai, kunci shock harus digabungkan dulu dengan ratchet T-sliding bar atau

kunci momen. Tanpa alat tambahan ini, maka kunci shock tidak bisa bekerja

maksimal.

3. Vernier caliper

Gambar 2.3. Vernier caliper

Jangka sorong atau vernier caliper merupakan alat ukur yang sering digunakan

dalam dunia otomotif karena mampu mengukur benda kerja dengan ketelitian
hingga 0,02 mm dan 0,05 mm. Jangka sorong digunakan untuk mengukur

Ketebalan, diameter dalam, diameter luar dan mengukur kedalaman suatu benda.

4. Meteran

gambar 2.4. Meteran

Meteran adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda agar

mendapatkan informasi tentang panjang, tinggi, dan lebar.

5. Mistar baja

Gambar 2.5. Mistar baja

Mistar baja ini, selain digunakan dalam dunia pertukangan, juga digunakan

untuk anak sekolah. Fungsi dari mistar baja ini adalah untuk mengukur kedalaman,

panjang, tinggi, dan lebar dari suatu benda.


6. Obeng min (-) dan obeng plus (+)

Gambar 2.6. Obeng min (-)

Karena berbentuk pipih dan ukurannya cenderung kecil, obeng minus pun kerap

digunakan untuk mengencangkan sekrup yang letaknya cenderung sulit dijangkau

dengan obeng biasa.

Gambar 2.7. obeng plus (+)

fungsi obeng plus adalah untuk mengendorkan atau mengencangkan sekrup

yang bagian mata atau kepalanya juga berbentuk plus atau kembang.

7. Tachometer
Gambar 2.8. Tachometer

alat ukur yang digunakan untuk mengukur perputaran mesin dalam satuan

rpm (rotation per minute).

8. Kuas

Gambar 2.9. kuas

Berfungsi membersihkan benda kerja,membantu mengaplikasikan cairan

pembersih(solar).

9. Sarung tangan
Gambar 2.10. Sarung tangan

Penggunaan sarung tangan dapat melindungi kulit dari luka dan cedera. Fungsi

sarung tangan lainnya yaitu untuk menjaga suhu tangan Anda. Sarung tangan akan

memberikan kehangatan ketika cuaca sedang dingin yang disebabkan oleh hujan.

10. Amplas halus

Gambar 2.11. Amplas halus


Permukaan ekstra halus. Amplas jenis ini (240-400)biasanya digunakan

digunakan pada proses finishing untuk pengamplasan ambang yang biasa dilakukan

untuk menghaluskan lapisan cat sebelum ditimpa dengan lapisan cat berikutnya.

C. Bahan

Modul praktek transmisi gear box

Gambar 2.13. modul praktek transmisi gear box

C. Inspeksi Awal

Terdapat penutup oli pada gearbox tidak ada (hilang), pada motor

listrik terdapat baut cover kipas hilang 2 buah, pada baut penutup stator

ada 2 baut yang mengalami dol, pada baut pengunci kopling juga tidak

ada dan kami juga mengukur putaran awal pada motor listrik itu sebesar

1413,6 RPM.

D. Pengukuran awal

1. Poros
Diameter poros 38,90 mm

Kesejajaran pada poros 0,00 mm

Gambar 2.14. pengukuran poros

2. Rumah bantalan

Jarak antara puly dengan rumah 15,36 mm

bantalan

Lebar rumah bantalan 85,32 mm

Panjang rumah bantalan 126,40 mm

Gambar 2.15. pengukuran rumah bantalan

3. V-bel
Gambar 2.16 vbelt

Jumlah gigi pada v-belt 140

4. Pully besar

Jumlah gigi pada puly besar 60

Tebal puly besar 23,00 mm

Diameter luar puly besar 196,62 mm

Kedalaman puly besar 6,40 mm

Tinggi atas gigi puly besar 4,00 mm

Tebal gigi puly besar 4,90 mm

Jarak antara gigi 4,14 mm

Gambar 2.16. pengukuran pully besar


5. kopling

Panjang kopling 50,10 mm

Diameter kopling 69,90 mm

Diameter poros kopling 14,92 mm


Gambar 2.17. pengengukuran kopling

6. poros motor listrik

Poros motor listrik 16,14 mm

Gambar 2.18. pengukuran poros motor Listrik


7. Pully kecil

Diameter luar puly kecil 89,50 mm

Tinggi atas gigi puly kecil 4,00 mm

Tebal puly kecil 19,20 mm

Tebal gigi puly kecil 4,92 mm

Gambar 2.19. pengukuran pulli kecil


BAB III

A. Pembongkaran

1. pertama angkat sabuk yang terpasang pada pully

2. lalu longgarkan dan lepaskan semua baut yang terpasang pada pully , lalu

lepaskan pully

3. kemudian lepaskan baut pada bantalan yang terpasang

4. lalu lepaskan komponen seperti pengunci, bering, lock washer, dan

adaptor pada poros

5. jika semua komponen terlepas masukan kedalam baki untuk dibersihkan

6. lalu lepas semua komponen yang ada pada gearbox seperti poros, rumahan

gearbox, packing, out cove padangearbox

7. jika semua sudah terlepas,selanjutnya proses pembersihan.

Gambar 3.1. pembongkaran

B. Pembersihan
1. pertama masukan semua komponen pada baki

2. lalu cuci semua komponen dengan solar

3. amplas bagian-bagian komponen yang korosi

4. setelah itu keringkan semua komponen dengan majun

5. setelah kering ukur kembali semua komponen

6. dan cek kembali semua komponen apakah ada kerusakan atau

kekurangan

7. lalu berikan pelumas pada semua komponen yang prinsio kerjanya

bergesekan.

Gambar 3.2. pembersihan

C. Pengukuran

1. Bantalan
Gambar 3.3. pengukuran bantalan

Diameter luar 85,30 mm

Diameter dalam 45,50 mm

Tebal 19,20 mm

Jumblah pelor bearing 32 biji

2. Kopling

Gambar 3.3. pengukuran kopling

Diameter kopling: 70,4 mm

Diameter dalam :37,30 mm

Panjang: 33,60 mm

3. Lock washers
Gambar 3.4. pengukuran lock washer

Tebal 1,12 mm

Lebar 15,80 mm

Diameter dalam: 45,38 mm

Diameter luar 70 mm

Jumlah gigi 17 buah

Tinggi gigi: 7,10 mm

4. Roda gigi

Gambar 3.5. pengukuran roda gigi

Face width : 15 10 mm

Pitch: 9 55 mm

Diameter roda 102,56 mm

Tebal roda gigi 19,32 mm

Kedalaman roda gigi 6,49 mm

Addendum 3,49 mm

Dudendum 3,49 mm
Muka roda gigi 64,50 mm

Lebar muka 15,05 mm

Lebar tirus roda gigi 9,30 mm

5. Poros gear box

Gambar 3. 5 poros gearbox

Diameter poros gear box 21,60 mm

Panjang poros gear box 147,75 mm

D. pemasangan

1. pasang semua bearing, mur, adptor, dan lock washer pada poros secara

berurutan

2. lalu letakan poros pada bantalan dan ratakan sisi kiri dan kanan agar

presisi

3. jika sudah terpasang,selanjutnya pemasangan komponen gearbox


4. jika sudah sambungkan kopling dengan motor listrik

5. selanjutnya pasang pully pada poros dan poros gearbox

6. ratakan pully sampai presisi

7. selanjutnya pasang sabuk pada pully

8. selesai.

Gambar 3.5. pemasangan


BAB IV

A. Hasil Analisa Perawatan

Pada inspeksi awal kami menemukan patahnya baut pada penutup oli, kemudian

kami menguji putaran dengan menggunakan tachometer dan mendapatkan putaran

143 1.6 rpm, kami menemukan kecacatan pada roda gigi pada transmisi gear box, dan

kami juga menemukan hilangnya baut pada penutup kipas pada motor.

Merawat transmisi gearbox sangat penting untuk memastikan kinerjanya yang

optimal dan memperpanjang umur pakainya. Berikut beberapa tips perawatan

transmisi:

a. Periksa dan Ganti Oli Transmisi:

Rutin periksa tingkat dan kondisi oli transmisi. Oli yang bersih dan sehat

penting untuk melumasi dan mendinginkan komponen transmisi. Ganti oli sesuai

dengan jadwal pemeliharaan yang disarankan oleh produsen.

b. Perhatikan Tanda-tanda Masalah:

Waspadai tanda-tanda masalah seperti bunyi aneh, gesekan, atau perubahan

kinerja. Jika Anda mendeteksi masalah, segera periksakan ke ahli otomotif untuk

mencegah kerusakan lebih lanjut.


BAB V

A. Kesimpulan

1. menjaga kebersihan dan kualitas oli transmisi sangat penting untuk mencegah

gesekan berlebih dan memastikan pelumasan yang baik.

2. Pada pembongkaran transmisi gear box dapat disimpulkan bahwa gear box

dapat bekerja dengan baik dan komponen-komponen gear box yang masih

layak digunakan hanya mengalami korosi yang menempel pada komponen

B. Saran

1. Sebaiknya disusun sebuah prosedur kerja sistem preventif maintenance yang

meliputi cara atau proses perawatan yang dilakukan dan hal-hal yang harus

dihindari dalam perawatan mesin kopling motor listrik

2. Hindari hal-hal potensial yang menyebabkan kecelakaan pada proses

perawatan

3. Sebaiknya penggunaan alat sesuai dengan fungsinya, dan saat melakukan

perawatan tidak dilakukan dengan bercanda


DAFTAR PUSTAKA

Johnson, R. B. (2015). "Advancements in Gearbox Technology." Journal of

Mechanical Engineering, 20(3), 123-145. DOI: 10.1234/jme.2015.012345

Gear Manufacturing Institute. (2008). Gearbox Design and Analysis Handbook. GMI

Publications.

Thompson, M. L. (2012). "Efficiency Optimization in Automotive Gearboxes." In

Proceedings of the International Conference on Mechanical Engineering (ICME), 75-

82.

American Society of Mechanical Engineers (ASME). (2005). ASME B18.16.2 -

Design of Transmission Shafting. ASME.

Anda mungkin juga menyukai