Anda di halaman 1dari 19

I.

Topik
Praktikum Transmisi Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Miring.
II.

Tujuan Praktikum
Pada akhir praktikum,diharapkan mahasiswa dapat :
1. Dapat melepas dan merakit roda gigi sesuai dengan langkah kerja yang ditentukan.
2. Menyebariskan
3. Dapat mengetahui dan memahami komponen standart pada transmisi roda gigi.

III.

Dasar Teori
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk

mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan
gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja
bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan
mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi,
dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda
gigi yang lain; salah satu kasusnya adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber
dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan gaya rotasi.
Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli. Keuntungan transmisi
roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan gigi yang mampu mencegah slip,
dan daya yang ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi tidak bisa mentransmisikan
daya sejauh yang bisa dilakukan sistem transmisi roda dan puli kecuali ada banyak roda
gigi yang terlibat di dalamnya.
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama dikombinasikan,
keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar maupun torsi, yang bisa
dihitung dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi dengan jumlah gigi yang lebih
besar berperan dalam mengurangi kecepatan putar namun meningkatkan torsi.
Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan keistimewaan dari
roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang lain (misal sabuk dan puli). Mesin
yang presisi seperti jam tangan mengambil banyak manfaat dari rasio kecepatan putar
yang tepat ini. Dalam kasus di mana sumber daya dan beban berdekatan, roda gigi
memiliki kelebihan karena mampu didesain dalam ukuran kecil. Kekurangan dari roda
gigi adalah biaya pembuatannya yang lebih mahal dan dibutuhkan pelumasan yang

menjadikan biaya operasi lebih tinggi.


Ilmuwan Yunani Kuno Archimedes pertama kali mengembangkan roda gigi
dalam ilmu mekanika di sekolah Aleksandria pada abad ketiga sebelum masehi.
Mekanisme Antikythera adalah contoh aplikasi roda gigi yang rumit yang
pertama, yang didesain untuk menghitung posisi astronomi. Waktu pengerjaan
mekanisme ini diperkirakan antara 150 dan 100 SM.
3.I Jenis-jenis Roda gigi
Roda gigi lurus
Roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros. Contohnya pada gear box pada
mesin.

Roda gigi miring


Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi. Contohnya pada sistem
transmisi persneling pada kendaraan beroda empat, roda gigi penggerak katup-katup pada mesin
motor.

Roda gigi miring ganda


Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan saling
meniadakan. Contoh penggunaanya yaitu pada roda gigi reduksi turbin pada kapal dan generator,
roda gigi penggerak rol pada steel mills.

Roda gigi dalam


Dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar,
karena pinyon terletak di dalam roda gigi. Contoh penerapannya antara lain pada lift

Pinyon dan batang gigi


Merupakan dasar profil pahat pembuat gigi. Contoh pemakaian gigi reck terdapat pada mesin bor
tegak, mesin bubut, dll.

Roda gigi kerucut lurus


Roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling sering dipakai. Contoh penggunaannya pada
grab winch, hand winch, kerekan.

Roda gigi kerucut spiral


Karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat meneruskan tinggi dan beban
besar. Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan.

Roda gigi permukaan


Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan.

Roda gigi miring silang


Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada gearbox.

Roda gigi cacing silindris


Mempunyai cacing berbentuk silinder dan lebih umum dipakai. Contoh pemakaiannya seperti
yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil.

Roda gigi cacing globoid


Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dipakai untuk beban yang lebih besar.
Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil.

Roda gigi hipoid


Mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang. Dan
pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara meluncur dan menggelinding. Contoh
pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil.

III.2
Kesejajaran Poros
Pensejajaran suatu poros adalah kegiatan meratakan bidang landasan terhadap landasan
dasar supaya diperoleh ketinggian yang sesuai ( rata ) dan sama terhadap bidang yang
lain. Pensejajaran poros merupakan bagian yang paling penting karena mesin bertumpu
pada landasannya masing masing. Jika landasan tidak rata, maka sulit untuk
mendapatkan kerja mesin yang baik, benar dan tahan lama.
Suatu poros bukan hanya sepotong batang lurus yang dipasang pada mesin. Poros harus
memenuhi tuntutan toleransi pada ketelitian ukuran, kebulatan, kondisi permukaan dan
pemasangan di mesin terhadap bagian bagian yang lain.
Buruknya kesejajaran poros akan menyebabkan masalah perawatan pada mesin, karena
hal ini dapat menyebabkan kerusakan, terutama pada mesin rotary.
III.3
Kelonggaran
Diantara kedua roda gigi harus terdapat kelonggaran sisi atau back lash. Kelonggaran sisi
diperlukan untuk berbagai kepentingan seperti hal nya pada toleransi dimensi,pelumasan
dan pemuaian karena panas

IV. Langkah Perakitan dan Pelapasan


Langkah Pelepasan :
1. Lepaskan baut pengikat pada rumah bantalan dengan menggunakan kunci no 1719 mm.
2. Beri tanda pada rumah bantalan menggunakan spidol supaya tidak lupa saat nanti
pemasangannya kembali.
3. Beri tanda jarak antara bantalan dengan ujung poros menggunakan jangka sorong
dengan ukur jaraknya, agar pada saat pemasangan, posisi dari bantalan sesuai
seperti semula.
4. Angkat poros roda gigi dan pasangkan pelindung pada porosnya lalu pindahkan
ke ragum dan kencangkan (jepit pada bagian yang dilindungi).
5. Buka Lock Nut menggunakan Hook Spanner, putar berlawanan arah jarum jam
6. Dorong bantalan dengan menggunakan peluncur yang dipukul-pukul
menggunakan palu besi.
7. Lepaskan Locking Washer, Adoptor Sleeve, dan bantalan sehingga tersisa hanya
porosnya.
8. Lakukan langkah 6-7 untuk bearing sebelahnya
9. Lalu lepaskan roda gigi dengan cara buka baut pengikat roda gigi dengan
taperlock menggunakan kunci L putar berlawanan arah jarum jam. Setelah terlepas
baru lepaskan roda gigi sehingga yang tersisa hanya porosnya saja.
Langkah Perakitan:
1. Memasang roda gigi pada posisi tengah-tengah poros.
2. Kencangkan baut pengikat pada tepperlock dan roda gigi menggunakan kunci L
putar searah jarum jam.
3. Pasang adaptor sleeve pada poros (sesuai dengan jarak yang telah diukur pada
saat sebelum pelepasan), lalu masukan bantalan dan locking washer, kemudian
kencangkan dengan sedikit dorongan menggunakan peluncur yang dipukul
dengan palu besi agar kencang.
4. Kencangkan adaptor sleeve menggunakan lock nuts, dengan cara menggunakan
hook spanner. Putar searah jarum jam, pastikan agar posisi bantal tidak berubah.

5. Pasang poros yang sudah dipasang bantalan dan roda gigi pada rumah bantalan
6. Atur poros sampai diperoleh posisi yang sejajar, dan posisi bantalan benar-benar
pas, unutk memastikan kesejajaran ukur menggunakan jangka sorong.
7. Setelah posisi poros sejajar, beri pelumas pada bantalan.
8. Pasang kembali penutup rumah bantalan dengan memutar baut pengikat kepala
rumah bantalan dengan ring spanner ukuran 19.
V. Data Pengamatan
PERAKITAN DAN PELEPASAN RODA GIGI
1. Alat Yang Digunakan
No Nama Alat Spesifikasi
1 Kunci Ring Pas 19 dan 24
2 Jangka Sorong Kecermatan = 0.05 L = 150 mm

3 Palu Plastik Merk : Tekiro


4 Ragum 5 Kunci L 10 Bear Grip CHR-VAN
6 Feeler Gauge 7 Plat Pencekam 8 Hook Spanner 9 Acrylic Warna Biru
10 Peluncur 2. Data Kontruksi
Poros 1 :
No
.
Nama Komponen Ukuran (mm)
1
Diameter poros 50
2
Panjang poros 700
3
Kode bantalan I : 1211 K
- Jenis bantalan : Double Row Self Aligning
ball bearing
- Diameter luar 100
- Diameter dalam 55
- Standard radial clearance 16-38 m
- Actual radial clearance 0.02
4
Kode adaptor sleeve I : H311
- Diameter luar 56,5
- Panjang 44,5
5

Kode luck nut I : KM11


- Diameter luar 75
- Diameter dalam 53
- Tebal 11
- Tipe ulir M55x2
6
Kode locking washer I : MB 11
- Diameter luar 80,5
- Diameter dalam 55
- Tebal 1
7
Kode rumah bantalan I : SN 511
- Diameter lubang rumah bantalan 100
- Tinggi rumah bantalan 127.5
- Tebal rumah bantalan 96
8
Kode bantalan II : 1211 K

Jenis bantalan : Double Row Self Aligning


ball bearing
- Diameter luar 100
- Diameter dalam 55
- Standard radial clearance 16-38 m
- Actual radial clearance 0.02
9
Kode adaptor sleeve II : H311
- Diameter luar 56,5
- Panjang 44,5
10
Kode luck nut II : KM11
- Diameter luar 75
- Diameter dalam 53
- Tebal 11
- Tipe ulir M55x2
11
Kode locking washer II : MB 11
- Diameter luar 80,5
- Diameter dalam 55
- Tebal 1
12
Kode rumah bantalan II : SN 511
- Diameter lubang rumah bantalan 100
- Tinggi rumah bantalan 145.5
- Tebal rumah bantalan 96
13
Kode gigi : M5Z35
- Tipe gigi : Roda Gigi Lurus
- Diameter pitch 184.24

- Jumlah gigi 35
- Modul 5
14
Kode taperlock : 2517 50
- Diameter lubang 49
- Panjang 45
- Jumlah lubang 3
- Diameter ulir 10,25
Poros II :
No Nama Komponen Ukuran (mm)
1 Diameter poros 50 mm

2 Panjang leher poros


3 Kode puli gigi : M5Z70
- Tipe gigi : Roda Gigi Lurus
- Diameter pitch 350 mm
- Jumlah gigi 70
- Modul 5
4 Kode taperlock : 2517 50
- Diameter lubang 49
- Panjang 45
- Jumlah lubang 3
- Diameter ulir 10,25
3. Instalasi
3.1. Aligment
No Nama Komponen Standar Aktual
1 Ketidak sejajaran 0.2 0.5mm 0.5 mm
3.2 Kekencangan Baut dan Backlash
No Nama Komponen Standar
1 Ukuran baut kepala rumah bantalan 18 mm
2 Bahan baut kepala rumah bantalan 4.6 N/mm
2
3 Standar torsi pengencangan 28,4 Nm
4 Ukuran baut kaki rumah bantalan 24 mm
5 Picth 2
6 Bahan baut kaki rumah bantalan 8.8 N/mm
2
7 Standar torsi pengencangan 211 Nm
8 Jarak Sumbu 112 mm
9 Backlash 0.2 0.5 mm
10 Backlash actual 1.3 mm
3.3 Gear Image

Kondisi I
Kondisi II
Kondisi Final

Nama Mahasiswa NIM Tandatangan


1. Santana Y.G
131211027
2. Tony I
131211028
3. Yopi N
131211029
Hari/Tanggal : Kamis, 20 November 2014
Instruktur :
Prasetyo,M. Eng.

VI. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai