Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMBUBUTAN ULIR CACING

Disusun oleh :

Nama : - Yanuar Cikal Aulyawan


- Salman Huda Faturahman
- Aman Suherman
- Muhammad Sofyan Sauri

Kelas : XII Mesin 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KATAPANG

Jl. Ceuri Ters Kopo KM 13,5 (022) 5893737 Katapang Kab. Bandung 40971
Email : smkn1katapang@bdg.centrin.net.id
A. Pembubutan Ulir
Ulir adalah struktur spiral yang digunakan untuk mengkonversi gerak putar
menjadi gerak linear. Ulir ‘menempel’ pada bentuk silinder atau konis, dimana
pada silinder disebut disebut ulir lurus sedangkan pada konis disebut ulir lancip.
Secara pokok, ulir merupakan fitur dari power screw (poros ulir) dan pengikat
(baut/mur).

Pembuatan ulir dengan jumlah banyak atau produk masal, pada umunya
dilakukan atau diproses dengan cara diantaranya: diroll, dicetak, dipress dan
diproses pemesinan dengan mesin yang desainnya hanya khusus digunakan
untuk membauat ulir sehingga prosesnya cepat dan hasilnya presisi. Dari
berbagai cara yang telah telah disebutkan diatas, pada proses pembuatannya
harus tetap mengacu dan berpedoman pada standar umum yang telah
disepakti, yaitu meliputi nama-nama jenis ulirnya, nama-nama bagiannya,
ukurannya, toleransinya dan peristilahan-peristilahannya sehingga hasilnya
dapat digunakan sesusai keperuntukannya.

1. Bagian-bagian ulir

Pada Ulir terdapat beberapa bagian yang dengan peristilahan nama


tertentu diantaranya, pada bagian lingkaran ulir terdapat gang (pitch-P) dan
kisar (lead-L). Pengertian “gang” adalah jarak puncak ulir terdekat dan
pengertian “kisar” adalah jarak puncak ulir dalalam satu putaran penuh. Bila
dilihat dari jumlah uliranya, jenis ulir dapat dibagi menajadi dua jenis yaitu:
ulir tunggal (Single thread) dan ulir ganda/majemuk (Multiple thread). Disebut
ulir tunggal apabila dalam satu kali keliling benda kerja hanya terdapat satu
alur ulir dan disebut ulir ganda/majemuk jika mempunyai lebih dari satu alur
ulir dalam satu keliling lingkaran.
Gambar Ulir tunggal kanan

Bila dilihat dari arah uliranya, jenis ulir dapat dibagi menajadi dua jenis yaitu: ulir
kanan (right hand screw thread) dan ulir kiri (left hand screw thread) Disebut ulir
kanan apabila ulirannya mengarah kekanan , dan disebut ulir kiri apabila arah
ulirannya mengarah kekiri.

Gambar Ulir tunggal kanan dan arah ulir

Gambar Ulir tunggal kiri dan arah ulir

Selain itu ulir juga memiliki standar nama ukuran yang baku, diantaranya
diameter terbesar atau nomilal (mayor diameter), diameter tusuk (pitch diameter)
dan diameter terkecil atau diameter kaki (minor diameter). Nama ulir bagian luar
dan ulir bagian dalam gambar berikut.

-
2. Standar ulir untuk penggunaan umum
Didalam melakukan pembubutan ulir untuk penggunaan umum harus
mengacu pada standar yang telah ditetapakan pada gambar kerja. Terdapat
macam- macam standar ulir yang dapat dijadikan acauan, sehingga hasil
penguliran sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Macam - macam standar ulir
untuk penggunaan umum diantaranya:

a. Metrik V Thread Standard


Jenis ulir Metrik V Thread Standard atau biasa disebut ulir segitiga
metrik, adalah salah satu jenis ulir dengan satuan milimeter (mm) dengan
total sudut ulir sebesar 60º Selain itu ulir metrik memiliki kedalaman ulir
baut (luar) 0,61P dengan radius pada dasar ulirnya 0,7 P dan kedalaman
ulir murnya (dalam) 0,54 P dengan radius pada dasar ulirnya 0,07 P.Untuk
operasional dilapangan, penulisan ulir metrik diberi lambang M yang
disertai diameter nominal dan gang/kisar ulirnya. Misalnya M 12x1,75
artinya: standar ulir mertrik dengan diameter nominal 12 mm dan
gang/kisarnya 1,75 mm.

b. British Standard Whitworth Thread (BSW)


Jenis ulir British Standard Whitworth Thread (BSW) atau biasa disebut ulir
standar whitwhorth, adalah salah satu jenis ulir dengan satuan inchi (1 inchi=
1mm) dengan total sudut ulir sebesar 55º, kedalaman ulir total 0,96 P,
kedalaman ulir riil 0,64 dan pada dasar dan puncak ulirnya memiliki radius
0,137 inchi. Untuk operasional dilapangan, penulisan ulir whitworth diberi
lambang BSW atau W yang disertai diameter nominal dan gang/kisar ulirnya.
Misalnya W 1/2x14 artinya: standar ulir whitworth dengan diameter nominal
1/2 inchi dan gang/kisarnya 14 sepanjang satu inchi.

B. Roda gigi cacing/Ulir Cacing (worm gear)

Ulir Cacing (worm Tread) adalah Ulir yang mirip dengan ACME, Namun lebih
dalam. Ulir ini digunakan pada poros untuk meneruskan daya ke roda cacing . Roda
gigi cacing merupakan roda gigi yang memiliki bentuk gigi menyerupai sekrup.
Seperti halnya roda gigi yang lain, roda gigi cacing juga memiliki pasangan yaitu
poros cacing.

Poros ulir dan Roda gigi


Secara fisik, roda gigi cacing memiliki cekungan di tiap giginya. Cekungan ini
bertujuan untuk mengubah titik kontak antara roda gigi dengan pinion/poros cacing
yang biasanya berupa titik, menjadi berupa garis. Sehingga kontak yang terjadi
menjadi lebih lama, dan dapat menghasilkan transmisi daya yang tinggi. Roda  gigi
cacing mempunyai gigi yang dipotong menyudut seperti pada roda gigi helik dan
dipasangkan dengan ulir yang dinamakan ulir cacing. Penggunaan roda gigi ini
biasanya untuk  mereduksi kecepatan. Roda gigi ini dalam operasionalnya akan
mengunci sendiri sehingga tidak dapat diputar pada arah yang berlawanan.

Poros cacing dan roda gigi memiliki perbandingan rasio yang besar. Sebagai
contoh, roda gigi heliks biasanya terbatas pada rasio gigi kurang dari 10:1,
sementara roda gigi cacing memiliki variasi rasio dari 10:1 ke 500:1. Kerugian dari
pasangan roda gigi cacing adalah rendahnya efisiensi karena perbandingan rasio
yang cukup besar. Roda gigi cacing termasuk kedalam jenis helical gear, namun
memiliki sudut yang agak besar (hampir 90 derajat) dan ukurannya biasanya cukup
panjang dalam arah aksial dan oleh karena itu bentuknya menyerupai sekrup.

Dalam pasangan roda gigi cacing, pergerakan hanya mungkin dilakukan oleh
poros cacing saja. Di sini roda gigi tidak mungkin untuk memutar poros cacing.
Terutama jika sudut lead-nya kecil, roda gigi mungkin hanya mengunci terhadap
poros cacing, karena komponen gaya keliling ke cacing tidak cukup untuk mengatasi
gesekan. Pasangan roda gigi cacing yang melakukan penguncian diri disebut self
locking, yang merupakan sebuah keuntungan dari penggunaan pasangan roda gigi
ini, misalnya ketika diinginkan untuk mengatur posisi suatu mekanisme dengan
memutar poros cacing dan kemudian memiliki mekanisme menahan posisi tersebut.
Contohnya adalah pengatur senar pada gitar.

Hal ini menjadi unik karena hanya terjadi pada mekanisme roda gigi cacing,
dimana poros cacing dapat dengan mudah memutar worm gear, namun worm gear
tidak dapat memutar poros cacing. Hal ini disebabkan oleh kecilnya sudut roda gigi
cacing sehingga saat worm gear diputar, justru terjadi self locking. Jika gigi pada
pasangan roda gigi heliks biasa hanya satu titik kontak. maka roda gigi cacing
berbeda, dalam roda gigi cacing titik kontak tidak di satu titik saja. Cekungan roda
gigi cacing yang bergabung dengan poros cacing di titik pelana dissebut cone-drive.

1. Macam – macam Roda Gigi Cacing


a). Non Throated Worm Gear → helical gear tanpa ada cekungan pada pasangan
kedua roda gigi.
b). Single Throated Worm Gear → cekungan terdapat hanya pada roda gigi.
c). Double Throated Worm Gear → cekungan terdapat pada roda gigi cacing dan
poros cacing.
Secara umum, worm gear berfungsi untuk mengurangi kecepatan
(memperhalus gerakan). Efisiensi worm gear tergantung pada lead angle,
kecepatan putaran, pelumasan, kualitaspermukaan, dan prosedur
pemasangan/perakitan.

2. Perencanaan dan Perhitungan Membuat Roda Gigi Cacing


Perbandingan tranmisi atau perbandingan gigi dapat dinyatakan
dimana Z2 adalah jumlah gigi pada roda cacing dan Z1 jumlah ulir cacing, Antara
cacing dan rodanya terjadi gesekan besar sehingga banyak menimbulkan panas 
itulah sebabnya mengapa kapasitas tranmisi roda gigi  cacing  sering dibatasi oleh
panas yang timbul. Dalam pratek  roda gigi cacing sering mempergunakan  bahan
cacing dari baja  paduan dengan pengerasan kulit dan roda cacing dari bahan
perunggu atau paduan tembaga dan alumunium. Permukaan gigi harus difrais
dengan baik  dan pelumasan harus sesuai serta dijaga keberlangsungannya.
Konstruksi rumah dan poros  serta pemasangannya harus kokoh unyuk
menghindari lenturan  dan pergeseran aksial poros cacing. Tatacara perencanaan
roda gigi cacing  dapat diringkas sebagai berikut , dimana sebagai contoh
perhitungan diambil dari roda gigi cacing suatu kontruk tranmisi yang dipakai
dalam pekerjaan kerek atau kepala pembagi. Jika m merupakan modul normal
dan ms modul aksial dan ∂ adalah sudut aksial  maka ms = m/cos
∂ .                                                       

3. Poros Cacing

Poros cacing dibuat menggunakan ukuran Modul dan DP ( Diametral Pith )


Modul merupakan satuan digunakan  untuk memudahkan pembagian  yang
merupakan kelipatan dari phi (p / 3.14) sedangkan DP merupakan pith dari factor
inchi ( 25.4 mm ).

a.) Konversi dari Modul  dan DP dalam mm

No
Modul Konsv mm DP Konsv mm Keterangan
.

1. 1 3.140 1P 25.4

2. 1.25 3.925 2P 12.7

3. 1.50 4.710 3P

4. 1.75 5.495 4P

5. 2 6.280 5P Ulir dobel

6. 2.25 7.065 6P

7. 2.5 7.850 7P
8. 2.75 8.635 8P

9. 3 9.420 9P Ulir Tripel

10. 3.25 10.205 10P

11. 3.5 10.99 12P

12. 3.75 11.775 14P

13. 4 12.540 16P Ulir Kwartet

14. 4.5 14.3 18P

15. 5 15.7 20P

16. 5.5 17.27 X

17. 6 18.84 X

18. 6.5 20.41 X

19. 7 21.98 X

20. 7.5 23.55 X

21. 8 Dst X
4. Batang dan Gigi Cacing

a) Bagian – bagian Roda Gigi Cacing

(a) Diameter luar cacing (dk1) (i). Tinggi kaki (hf)


(b) Diameter jarak bagi cacing (d1) (j). Jarak sumbu ( a )
(c) Diameter inti cacing (dr1) (k). Diameter lingkaran kaki dari roda
cacing
(d) Sudut kisar (γ ) (l). Diameter jarak bagi dari roda cacing
(d 2)
(e) Jarak bagi (ta) (m). Diameter tenggorok roda cacing
(dt)
(f) Kisar (L) (n). Diameter luar roda cacing (dk2)
(g) Tinggi gigi (h) (o). Lebar roda cacing (b)

b). Ukuran Batang Cacing


Modul  normal = 3.14
Pith ( P ) =p.m

Jumlah gigi ( Z ) = 1 ( ulir tunggal ), 2 ( ulir ganda ). 3 ( ulir tripel ) dst.

Sudut Puncak   29° = Standart British

Sudut Puncak   30° = Standart ISO

Tebal sisi ulir = 0,37 P

Dalam alur ulir =P/2

Sudut spiral    (∂ ) = tangen P : (dt/2)

c). Ukuran Gigi  Cacing

Modul ( m ) = P / p mm

Modul spiral (ms )

cos∂

Pith ( P ) =p.m

Jumlah gigi ( Z ) = d / m atau ( da – 2 ) / m

Clereance ( C ) = 0,1- 0,3 atau c = 0,157 m ( ISO )

Tinggi kepala gigi ( ha ) =m

Diameter lingkaran tususk ( d ) = Z x m

Diameter kepala gigi ( da/do ) =(Z+2).m

Diameter lingkaran kaki gigi df (df) = d – 2  ( m + m )

Jarak Sumbu  ( a ) = ( d1 + d2 ) : 2
d). Penggeseran sudut Meja Frais

C. Cara Pembuatan Roda Gigi Cacing


1. Alat dan Bahan
a). Alat
 Mesin bubut, mesin frais universal,mesin slotter
 Peralalatan bubut dan frais
 Pisau frais M 1.5
 Pahat rata kanan
 Kikir rata halus
 Jangka sorong
 Height gauge
 Penyiku
 Kunci inggris
 Mata bor
 Senter putar
 Senter drilMandrel

b). Bahan
Mild steel ø2”x 35 (mm)
c). Jig and Fixture
 Center drill
 Boring
 Center putar
 Chuck bor
 Kepala pembagi
 Mandrel
 Kepala lepas

d). Gambar kerja


e). Perhitungan
 Perencanaan
Dik      : M = 2 mm
              Z  = 80 mm
              β  =  60°
f). Langkah kerja Pada Mesin Bubut
 Berdo’alah sebelum melakukan aktivitas di workshop agar diberi
keselamatan dan kelancaran dalam melakukan praktikum
 Siapkan mesin dan peralatan yang diperlukan saat melakukan praktikum
pembuatan roda gigi cacing.
 Check ukuran benda kerja dan pastikan ukuran benda kerja berlebih dari
ukuran yang diminta
 Jepit benda kerja pada chuck mesin bubut
 Pasang pahat bubut pada toolpost setinggi senter
 Lakukan pembubutan facing hingga rata
 Buat lubang senter dengan menggunkan senter drill
 Buat lubang dengan menggunakan bor diameter 22 mm
 Balikkan benda kerja dan masukkan ukuran panjang 20 mm
 Pasang benda kerja pada mandrel
 Bubut diameter benda kerja hingga mencapai diameter 120,02 mm
 Lakukan penchamferan dengan sudut 60°
 Lakukan pembubutan radius ulir cacing
 Check kembali semua ukuran dan pastikan ukurannya sesuai dengan
ukuran jobsheet
 Bersihkan mesin bubut dan kembalikan peralatan ke tempat semula

g) Langkah kerja pada mesin frais


 Berdo’alah sebelum melakukan aktivitas di workshop agar diberi
keselamatan dan kelancaran dalam melakukan praktikum
 Siapkan mesin dan peralatan yang diperlukan saat melakukan praktikum
pembuatan roda gigi cacing.
 Check ukuran bakal roda gigi cacing dan pastikan ukuran benda kerja
sesuai dengan ukuran yang diminta
 Pasang benda kerja pada chuck dividing head
 Setting pembagian piring pembagi yang telah dihitung dengan

menggunakan rumus : NC =  
 Seting tengah benda kerja dengan menggerakkan eretan melintang dan
memanjang mesin frais
 Lakukan pencarian titik nol benda kerja dan nolkan pada skala putar mesin
frais
 Lakukan pemakanan dengan menggerakkan meja mesin ke atas sesuai
dengan ukuran yang telah dicari dengan menggunakan rumus :
 hg = 2,166 x modul = =2,166 x 2 = 4,3 mm
 Turunkan meja mesin dan lakukan pemutaran pembagi sesuai dengan
perhitungan tadi
 Lakukan pemakanan kembali dengan kedalaman yang sama
 Lakukan hal yang sama sampai roda gigi cacing siap
 Setelah semua gigi siap, lepaskan jepitan benda kerja dan chamfer benda
kerja pada bagian sisi yang tajam
 Check semua ukuran dan pastikan sesuai dengan ukuran yang tertera
pada jobsheet
 Bersihkan mesin dan kembalikan peralatan ke tempat semula

h) Langkah kerja pada mesin slotter


 Persiapkan peralatan yang dibutuhkan pada proses pengerjaan spi roda
gigi cacing dimesin frais slotter.
 Untuk langkah awal pembuatan spi, lukislah dimensi spi pada roda gigi
cacing menggunakan bantuan high gauge, blok v, dan blok siku.
 Setelah selesai jepit benda kerja pada chuck mesin.
 Pasang pahat pada rumah pahat mesin slotter.
 Lakukan settingpanjang pemesinan (panjang langkah pemotongan) pada
benda kerja.
 Setelah itu cari titik nol benda kerja.
 Lakukan pemakan secara bertahap perlahan mengikuti lukisan spi.
 Lakukan pemakanan bertahap.
 Setelah selesai buka benda kerja, dan untuk penchamferan dilakukan
dengan kikir.
 Bersihkan mesin, dan kembalikan semua peralatan pada tempatnya

i). Keselamatan kerja


Dalam melakukan praktikum di workshop operator hendaknya wajib
menggunakan alat keselamatan kerja seperti :
 Baju Praktek
 Kacamata safety
 Sepatu safety

D. APLIKASI
Berikut adalah macam-macam penggunaan pasangan roda gigi cacing :
1. Penggunaan dalam permesinan. Karena pasangan roda gigi ini memiliki yang
khusus yaitu aaself locking dan rasio pasangan yang besar, maka pasangan
roda gigi ini sangat cocok untuk aapengerjaan permesinan yang presisi.
Contoh dari fungsi ini adalah pada kepala pembagi aa(indexing head).
2. Penggunaan dalam peralatan tambang dan konstruksi. Pasangan roda gigi
cacing sangat cocok digunakan dalam pekerjaan yang membutuhkan
kapasitas tenaga putaran yang tinggi dan daya tahan terhadap guncangan .
contohnya adalah penggunaan feeder breaker dalam proses penambangan.
3. Penggunaan dalam percetakan dan pengepakan. Dalam penggunaan rol
mesin cetak, pasangan roda gigi cacing membantu pengerjaan dalam
kecepatan tinggi karena sifat presisinya dalam kemampuanya menahan
guncangan.
4. Proses pengolahan kertas dan plastic. Pasangan roda gigi ini mampu
digunakan pada tenaga putaran tinggi dengan gerakan yang
berkesinambungan
5. Pada gardan mobil untuk menggerakan roda belakang mobil diperlukan torsi
yang besar
6. Pada mesin uji punter
7. Pada eretan atau leadscrew di mesin bubut

Anda mungkin juga menyukai