Anda di halaman 1dari 30

10) Pahat karbida lebih produktif dari pada pahat HSS.

2. Perencanaan proses membubut ulir


Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada mesin bubut. Pada mesin bubut
konvensional (manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, karena pengulangan
pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama
dan hasilnya kurang presisi. Dengan mesin bubut yang dikendalikan CNC proses
pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat memungkinkan
membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bevariasi dalam waktu relatif cepat dan
hasilnya presisi.
Bentuk kontruksi profil ulir pengikat umum yaitu ulir segi tiga seperti terlihat gambar
nama- nama bagian ulir dibawah ini :

Gambar 2. 21 Nama – nama bagian ulir segitiga


Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan
untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya sama
dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir metris sudut ulir adalah 60 o,
sedangkan ulir Whitwoth sudut ulir 55 o . Identifikasi ulir biasanya ditentukan
berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir
Selain ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth ( sudut ulir
55 o). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi ,
Selain ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat. Ulir segi empat
ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir segi empat pada

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 73


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu : diameter mayor, diameter minor, kisar
(pitch), dan sudut helix ,
Bentuk-bentuk profil ulir yang telah distandarkan ada banyak. Proses
pembuatannya pada prinsipnya sama dengan yang telah diuraikan di atas. seperti
terlihat Gambar bentuk profil ulir dan dimensinya dibawah ini.

Gambar 2. 22 Bentuk dan dimensi Profil ulir

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 74


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
a) Pahat ulir
Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah pahat yang
dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan
sudut helix ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan
karbida
Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan mesin bubut manual pertama-
tama yang harus diperhatikan adalah sudut pahat. dan bentuk pahat ulir metris
dan alat untuk mengecek besarnya sudut tersebut (60o) . seperti terlihat Gambar
Pahat ulir metris untuk ulir luar dan ulir dalam dibawah ini :

Gambar 2. 23 Pahat ulir metris untuk ulir luar dan ulir dalam
Selain pahat terbuat dari HSS pahat ulir yang berupa sisipan ada yang terbuat dari
bahan karbida , seperti terlihat Gambar dibawah ini :

Gambar 2. 24 pahat ulir berupa sisipan karbida

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 75


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Setelah pahat dipilih, kemudian dilakukan setting posisi pahat terhadap benda kerja.
Setting ini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap
sumbu mesin bubut/ sumbu benda kerja. Setelah itu dicek posisi pahat terhadap
permukaan benda kerja , supaya diperoleh sudut ulir yang simetris terhadap sumbu
yang tegak lurus terhadap sumbu benda kerja , seperti terlihat Gambar Setting pahat
bubut untuk proses pembuatan ulir luar dibawah ini.

Gambar 2. 25 Setting pahat bubut untuk proses pembuatan


Parameter pemesinan untuk proses bubut ulir berbeda dengan bubut rata. Hal
tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir gerak makan (f) adalah kisar
(pitch) ulir tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi ( secara kasar sekitar
setengah dari putaran spindel untuk proses bubut rata).
Perbandingan harga kecepatan potong untuk proses bubut rata (Stright turning) dan
proses bubut ulit (threading) , seperti terlihat pada Tabel Kecepatan potong proses
bubut rata dan proses bubut ulir untuk pahat HSS dibawah ini :

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 76


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Tabel 2. 4 Kecepatan potong proses bubut ulir pahat HSS

b) Langkah Penyayatan ulir


Supaya dihasilkan ulir yang halus permukaannya perlu dihindari kedalaman
potong yang relatif besar. Walaupun kedalaman ulir kecil ( misalnya untuk ulir
M10x1,5 , dalamnya ulir 0,934 mm) proses penyayatan tidak dilakukan sekali potong,
biasanya dilakukan penyayatan antara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3
kali penyayatan kosong (penyayatan pada diameter terdalam).
Hal tersebut karena pahat ulir melakukan penyayatan berbentuk V. Agar diperoleh
hasil yang presisi dengan proses yang tidak membahayakan operator mesin, maka
sebaiknya pahat hanya menyayat pada satu sisi saja (sisi potong pahat sebelah kiri
untuk ulir kanan, atau sisi potong pahat sebelah kanan untuk ulir kiri) .
Proses tersebut dilakukan dengan cara memiringkan eretan atas dengan sudut 30o
untuk ulir metris. seperti terlihat pada Gambar Eretan atas diatur menyudut
terhadap sumbu tegak lurus benda kerja dan arah pemakanan pahat bubut
dibawah ini

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 77


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Gambar 2. 26 Proses penyayatan dengan memiringkan eretan
Sedang untuk ulir Acme dan ulir cacing dengan sudut 29 o, eretan atas dimiringkan
14,5 o. Proses penambahan kedalaman potong (dept of cut) dilakukan oleh eretan
atas .

Proses bubut ulir dilakukan dengan cara :


1) Memajukan pahat pada diameter luar ulir
2) Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
3) Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja dengan jarak
bebas sekitar 10 mm
4) Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handel
gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir
5) Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm
6) Jalankan mesin sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat,
kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 78


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
7) Periksa kisar ulir yang dibuat dengan menggunakan kaliber ulir (screw pitch
gage), seperti terlihat pada gambar pengecekan kisar ulir dengan kaliber ulir
dibawah ini :

Gambar 2. 27 Pengecekan kisar ulir dengan caliper.


8) Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar belum
sesuai periksa posisi handel pilihan kisar pada mesin bubut.
9) Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan,
hentikan setelah posisi pahat di depan benda kerja , seperti terlihat pada

Gambar gerakan lintasan pahat untuk membuat poros lurus dibawah ini

Gambar 2. 28 Gerakan lintasan pahat ulir


10) Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan
eretan atas.

11) Langkah dilanjutkan seperti no 7) sampai kedalam ulir maksimal tercapai.


12) Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang
agar beram yang tersisa terpotong semuanya.

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 79


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
13) Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukuranya (
Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).

c) Pembuatan ulir ganda


Pembuatan ulir di atas adalah untuk ulir tunggal. Selain ulir tunggal ada tipe ulir
ganda (ganda dua dan ganda tiga). Pada dasarnya ulir ganda dan ulir tunggal
dimensinya sama, perbedaanya ada pada pitch dan kisar seperti terlihat pada
Gambar Ulir tunggal, ulir ganda dua dan ulir ganda tiga dibawah ini.

Gambar 2. 29 Ulir tunggal, ulir ganda dua dan ulir ganda tiga

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 80


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Pada ulir tunggal pitch dan kisar (lead) sama. Pengertian kisar adalah jarak
memanjang sejajar sumbu yang ditempuh batang berulir (baut) bila diputar 360 O
(satu putaran). Pengertian pitch adalah jarak dua puncak profil ulir. Pada ulir kanan
tunggal bila sebuah baut diputar satu putaran maka baut akan bergerak ke kiri sejauh
kisar.

Gambar 2. 30 Penunjukan kisar ulir


Apabila baut tersebut memiliki ulir kanan ganda dua, maka bila baut tersebut
diputar satu putaran akan bergerak ke kiri sejauh kisar (dua kali pitch).

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 81


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
3. Metoda pembubutan ulir segi empat
Selain ilmu pengetahuan , sikap kerja dan keterampilan serta kemampuan
mengoperasikan mesin, Dalam pembuatan ulir segiempat memerlukan pemahaman
bentuk dan dimensi ukir segiempat , sehingga bisa menentukan bentuk dan penyetelan
pahat ulir pada mesin bubut

1. Geometri ulir segi empat


Tabel 2. 5 Standarisasi ulir segi empat

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 82


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Gambar 2. 31 Bentuk dan ukuran profil ulir segiempat
Fungsi ulir segiempat sering digunakan sebagai penggerak seperti pada ragum,,
pembawa eretan pada meja mesin karena jenis ulir ini kuat menahan beban aksial.,
seperti yang perlihatkan pada gambar dibawah ini

Gambar 2. 32 Fungsi ulir segiempat sebagai penggerak


Menurut arah putaran spiralnya ada jenis ulir segiempat dapat dibuat menjadi dua
macam, yaitu kekiri atau kekanan., selain itu menurut jumlah ulirannya dalam satu
poros , pada ulir segiempat juga dapat dibuat menjadi ulir ganda atau majemuk.
seperti yang perlihatkan pada gambar dibawah ini

. ulir segiempat
Gambar 2. 33 jenis

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 83


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
3.2.Pahat bubut ulir segiempat.
1. Bentuk dan jenis Pahat pemotong benda kerja jenis khusus selalu dilengkapi
dengan pemegang (holder).Sedangkan pahat pemotong yang terbuat dari bahan
pahat berpenampang segiempat, bentuknya disesuaikan dengan posisi
pemotongan. Tidak dianjurkan untuk dibuat, karena akan membuang bahan
terlalu banyak., seperti yang perlihatkan pada gambar dibawah ini

Gambar 2. 34 Bentuk dan jenis Pahat khusus

2. Bentuk pahat alur ulir segiempat disesuaikan dengan bentuk dasar dan arah
pemotongannya. Untuk bahan dasar berpenampang segiempat. Bahan dasar
berpenampang bulat biasanya dilengkapi dengan pemegang (holder).

Gambar 2. 35 Bentuk pahat ulir luar segiempat

3. Pahat ulir dalam segiempat jenis “ifanger” telah terbentuk sesuai dengan
kebutuhan yang dilengkapi dengan tangkai khusus.Apabila saudara kesulitan
untuk mendapatkan jenis pahat “ifanger” mata pahat dapat dibuat dari bahan
pahat berpenampang bulat dan dilengkapi dengan pemegang (holder).

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 84


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Gambar 2. 36 Pahat ulir dalam segiempat jenis “ifanger”

4. Atau dapat juga terbuat dari bahan berpenampang segiempat yang dilengkapi
dengan pemegang berskala. Bentuk pahat seperti (terlihat pada gambar berikut)
tidak baik digunakan karena akan terjepit selama proses pemotongan.

Gambar 2. 37 Pemegang pahat dan bentuk pahat

5. Pahat ulir luar segiempat digunakan untuk membuat alur ulir segiempat tunggal
maupun majemuk. Sudut-sudut pahat potong :

α = Sudut bebas
β = Sudut baji
γ = Sudut buang
δ = Sudut potong

Gambar 2. 38 Pahat ulir luar segiempat

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 85


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
6. Pahat ulir dalam segiempat digunakan untuk membentuk alur ulir segiempat
dalam. Istilah Sudut-sudut pahat ulir luar dan dalam segiempat adalah :

α = Sudut bebas
β = Sudut baji
γ = Sudut buang

Gambar 2. 39 Pahat ulir dalam segiempat

7. Apabila pahat potong tumpul, maka bagian yang digerinda hanya pada bagian
bidang bebas ujungnya saja. Pahat ulir luar dan dalam segiempat tidak dapat
diasah ulang, karena akan mengakibatkan ukuran lebar sisi potong akan
berkurang

Gambar 1. Pengasahan bidang bebas ujung pahat ulir


.
8. Pencekaman Pahat ulir dijepit pada tangkai pahat, kemudian dipasang pada
dudukan rumah pahat (tool holder).

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 86


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Gambar 2. Pahat dipasang pada dudukan rumah pahat

9. Kemudian diatur ketinggiannya setinggi sumbu benda kerja dan Posisi pahat
potong dipasang tegak lurus terhadap sumbu benda kerja

Gambar 2. 40 Posisi pahat dipasang sesumbu senter putar mesin


10. Penjepitan pahat ulir luar segiempat dipasang dan diatur setinggi sumbu benda
kerja. Sebaiknya Posisi pahat diatur tegak lurus terhadap sumbu benda kerja
dengan menggunakan alat bantu mal ulir., seperti terlihat gambar dibawah ini :

Gambar 2. 41 Posisi pahat tegak lurus terhadap sumbu benda kerja


11. Sedangkan pahat ulir dalam segiempat, pertama-tama diatur pada penjepit
pahat sehingga posisi sisi potong segaris dengan sumbu pahat itu sendiri
(mendatar). Kedua, perhatikan panjang pahat, karena harus disesuaikan dengan

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 87


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
kedalaman pemotongan dan tandailah agar terhindar dari tabrakan, seperti
terlihat gambar dibawah ini :.

Gambar 2. 42 Penyetingan pahat ulir dalam segiempat

12. Selanjutnya, sisi potong diatur setinggi sumbu benda kerja.Pengaturan posisi
pahat agar tegak lurus terhadap sumbu benda kerja, menggunakan alat bantu
mal ulir seperti terlihat gambar dibawah ini :.

Gambar 2. 43 Penyetingan sisi potong.pahat ulir dalam

3.3.Perhitungan sudut bebas pahat ulir


Menghitung sudut bebas kiri dan kanan pahat ulir luar segiempat tergantung dari
sudut kisar ulir.

Sudut kisar ulir segiempat :


kisar
Tangen sudut kisar (α ) =
keliling
P
tan α =
π .d
d = d 3 = diameter tengah.

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 88


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Gambar 2. 44 Sudut bebas pahat ulir segiempat
d1 + d 2
d3 =
2
Menghitung lebar sisi potong pahat ulir segiempat.
kisar
L1 =
2

Panjang pahat minimal harus sama dengan L1, tapi harus lebih sedikit dari ukuran
tersebut agar terdapat kebebasan antara leher pahat dengan profil ulir yang
terbentuk.
Untuk sudut bebas kiri = sudut kisar + 30
Untuk sudut bebas kanan = sudut kisar - 30

Gambar 2. 45 Perbedaan sudut bebas kiri dan kanan pahat ulir segi empat

kisar
Kedalaman maksimal pemakanan = , berarti maksimal kedalaman
2
kisar
pemotongan dari pahat sebesar akan menghasilkan diameter terbesar dan
2
terkecil.

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 89


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Kecepatan putar pembubutan ulir tergantung keahlian operator atau (1/3 – 1/2) x
kecepatan putar normal
Vc.1000 d besar + d kecil
Kecepatan putar normal d=
π .d dimana 2

Gambar 2. 46 Diameter besar ulir menentukan kecepatan putaran

3.4.Proses pemotongan ulir


1. Gaya yang timbul pada pahat dengan bidang miring γ. Pahat ulir lebih mudah
patah dibandingkan pahat potong (pahat dengan sisi potong miring). Oleh
karena itu pada proses pemotongan ulir diatur Kecepatan putar
mempergunakan pahat potong sama dengan sepertiga dari kecepatan putar
normal.

Gambar 2. 47 Bentuk pahat dengan sisi potong miring

2. Agar hasil sesuai dengan ukuran yang diinginkan, posisi pahat potong harus
diatur dengan memperhitungkan skala eretan memanjang. Metoda pemotongan
dengan pahat potong, dilakukan dengan cara tegak lurus sumbu benda kerja.

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 90


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Gambar 2. 48 Penunjukan skala eretan dan metoda pemotongan pahat

3. Proses pemotongan ulir luar segiempat, posisi ujung sisipotong pahat harus
berada pada permukaan awal pemotongan dengan menyentuhkan perlahan dan
skala eretan melintang di ‘nol’ kan. Untuk memeriksa kisar ulir yang dihasilkan
sesuai dengan yang diinginkan, dilakukan pemotongan awal kemudian ukur
dengan jangka sorong.

Gambar 2. 49 Pengaturan awal skala eretan dan pengukuran kisar ulir

4. Media pendingin yang sesuai pada proses pemotongan agar pahat menyayat
dengan baik dan tatal mengalir dengan lancar. Setelah pemakanan mencapai
kira-kira setengah dari kedalaman yang diharuskan, periksa permukaan kedua
dinding alur ulir. Perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 2. 50 Periksa pendinginan pada permukaan dinding alur ulir

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 91


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
5. Apabila permukaan kedua dinding alur ulir yang terbentuk kasar, dapat
disimpulkan bahwa pemasangan kemiringan pahat tidak tepat. Apabila
kedalaman telah mencapai ukuran yang diharuskan, kemudian bagian yang
tajam dibersihkan dengan kikir atau ampelas.

Gambar 2. 51 Periksa dinding uliran dan kikir bagian yang tajam.

6. Metoda pemotongan lurus (langsung) dilakukan apabila membuat alur ulir


berukuran kecil atau bahan benda benda kerja lunak. Sedangkan pembuatan
alur ulir berukuran besar dilakukan dengan metoda pemotongan zig-zag.
Perhatikan kelonggaran ulir eretan atas pada saat menggeser zig-zag.

Gambar 3. Metoda pemotongan lurus dan zig-zag

7. Apabila pada saat proses pemotongan pahat patah, maka posisi penjepitan
pahat pengganti harus diatur dengan baik. Pengaturan posisi pahat terhadap
alur ulir dilakukan pada saat otomatis pemakanan, pahat diatur terhadap alur
semula dengan menggeser eretan melintang dan memanjang.

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 92


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Gambar 2. 52 Reseting pahat jika pahat patah.

8. Pemakanan dilanjutkan dengan menghitung kedalaman semula atau


menghitung kembali dari awal. Dianjurkan proses pemakanan ulang dilakukan
dari awal secara bertahap, agar terhindar dari kemungkinan pahat terjepit.

Gambar 2. 53 Pemakanan ulang dan hindari pahat jika terjepit.

9. Berhati-hatilah mengatur kedalaman pemakanan, karena kadang-kadang terjadi


pemakanan menebal secara tiba-tiba. Sebelum alur ulir selesai dengan baik
jangan melepaskan handel penghubung otomatis ulir, karena akan merubah
posisi pahat terhadap alur semula.

Gambar 2. 54 Pengaturan tebal pemakanan dan otomatis ulir

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 93


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
10. Untuk proses pembuatan alur ulir ganda atau majemuk, prinsip pemotongannya
sama dengan alur ulir tunggal, hanya saja pada saat akan melakukan
pemotongan alur ulir berikutnya pahat digeser sejarak satu kali gang.

Gambar 2. 55 Prinsip pemotongan kisar pada ulir ganda

11. Pada saat proses pemotongan alur ulir yang mempunyai kisar besar (majemuk),
kecepatan langkah penyayatan diperlambat karena gaya-gaya yang terjadi pada
pahat akan besar . Hasil yang baik ulir segiempat ganda (majemuk) tidak
terdapat kelonggaran searah sumbunya.

Gambar 2. 56 Kelonggaran ulir searah sumbunya


12. Pada proses pemotongan alur ulir dalam segiempat sebaiknya dibuat tanda
pembatas kedalaman pemotongan, pada permukaan luar. Pengaturan sisi
potong terhadap permukaan diameter dalam benda kerja dilakukan pada saat
mesin dalam keadaan berputar, kemudian skala eretan melintang di"nol"kan.

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 94


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Gambar 2. 57 Pembatas pemotongan kedalaman
13. Kisar ulir yang akan dibuat diperiksa dengan cara menjalankan mesin sebanyak
putaran tertentu dan eretan akan bergeser sejauh tertentu. Kebenaran kisar ulir
yang akan dibuat dapat dihitung dengan cara :

Jaraklangkah
Kisar =
jumlahputaran

Gambar 2. 58 Pembatas pemotongan melintang


14. Pemakanan awal dilakukan untuk mengetahui kerataan dan kesempurnaan
pahat memotong benda kerja. Penjepitan pahat dipasang sedikit lebih panjang
dari panjang benda kerja apabila membuat alur ulir tembus. Berilah tanda
pembatas kedalam panjang ulir.

Gambar 2. 59 Pengaturan awal pemakanan dan kedalam panjang ulir.

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 95


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
15. Apabila ulir yang akan dibentuk panjangnya terbatas (tidak tembus), tandai
tangkai pahat atau eretan memanjang. Amati dan dengarkan pada saat proses
pemotongan berlangsung agar mengetahui dengan jelas hasil yang didapat.

Gambar 2. 60 Bubut ulir dalam tandai kedalaman tangkai pahat


16. Untuk ulir dalam yang panjang dan kecil, pemasangan panjang pahat disesuaikan
dan kelenturan diperhatikan. Cara menghindari atau memperkecilnya,
kedalaman pemakanan diusahakan sekecil mungkin dan kecepatan langkah
diperlambat.

Gambar 2. 61 Diperhatikan kelenturan pada Bubut ulir dalam

17. Pada saat pahat akan dikembalikan, pergeseran pahat harus diperhitungkan agar
tidak menyentuh permukaan dalam benda kerja (bebas). Apabila pada saat
pemotongan tiba-tiba pahat patah, maka pahat harus diganti dengan ukuran
dan bentuk yang sama.

Gambar 2. 62 Perhatikan saat pemotongan hindari pahat patah

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 96


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
18. Eretan atas dan eretan melintang digeser pada saat otomatis pemakanan
berlangsung hingga mata potong pahat tepat terhadap posisi alur ulir yang
sudah terbentuk. Matikan mesin dan atur eretan melintang dan eretan atas.
Perhatikan dan tandai skala eretan.

Gambar 2. 63 Ilustrasi penyetingan ulang pahat.


19. Pemotongan berikutnya dilakukan dengan memperhitungkan tebal pemakanan
yang telah dilaksanakan sebelum penggantian pahat. Pada proses ini media
pendingin sangat diperlukan karena kelancaran pemakanan dan mengalirnya
tatal sangat diperlukan.

Gambar 2. 64 Media pendingin proses Pemotongan

3.5.Pengukuran dan pemeriksaan hasil pembubutan ulir


1. Pemeriksaan ketepatan ulir dilakukan dengan alat pemeriksa (gauge) atau
dengan pasangannya. Apabila terjadi kemacetan (biasanya pada bagian tengah),
lakukan pemotongan berulang tanpa menambah tebal pemakanan.,

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 97


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Gambar 2. 65 Pemeriksaan ulir dengan alat pemeriksa (gauge)
Hasil yang baik adalah :
a) Tidak longgar kearah memanjang.
b) Ada kelonggaran (ac) ke arah diameter/melintang.

2. Gunakan alat bantu seperti kayu dan alat lainnya sewaktu membersihkan alur
ulir dengan kertas gosok (ampelas). Jangan membersihkan alur ulir dengan
majun pada saat mesin berputar.

Gambar 2. 66 Membersihkan alur ulir


3.6.Langkah kerja proses pembubutan ulir segi empat
Direncanakan dilakukan proses pembubutan ulir segi empat dengan bahan Bahan :
st.37 ∅ 1" x 150 dan bentuknya seperti gambar kerja dibawah ini

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 98


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Gambar 2. 67 Penunjukan ukuran ulir segi empat

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 99


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
Tabel 2. 6 Langkah kerja proses pembubutan ulir segi empat
no Kegiatan Visual

1 - Proses pencekaman 1 -
a) Periksa bahan St. 37 ∅1" x 150 mm.
b) Cekam dengan chuck 3 rahang.
c) Gunakan alat ukur Jangka sorong

2 - Proses pemotongan 1 -
a) Gunakan alat potong : Senter bor dan
Pahat tepi rata

b) Setting Rpm
c) Bubut kedua sisinya hingga panjang 150
mm dan senter bor.

3 - Proses pencekaman 2
a) Lepas chuck
b) Gunakan peralatan pencekaman : Senter
putar dan Lathe dog
c) Setting Rpm
d) Pasang benda kerja diantara 2 senter.

4 - Proses pemotongan 2
a) Setting Rpm
b) Lakukan proses Bubut ∅ 20 x 118mm
c) Lakukan proses Bubut ∅ 15 x 10
d) periksa ukuran diameter hasil
pembubutan

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 100


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
5 a) Ganti pahat dg Pahat Champer
b) Setting Rpm
c) Lakukan proses Bubut
d) Chamfer 1 x 450 dan 2,5 x 450.
e) periksa ukuran diameter hasil
pembubutan

6 a) Ganti pahat dg Pahat alur -


b) Setting Rpm
c) Lakukan proses Bubut alur ∅ 15 x 8 mm
d) periksa ukuran diameter hasil
pembubutan
.

7 Proses seting pahat ulir


a) Pasangkan pahat ulir segiempat lebar 2 mm.
b) Tepatkan posisi pahat ulir tegak lurus sumbu
benda kerja.

c) Gunakan Mal pahat ulir segiempat.


d) Pahat ulir segi empat
e) Mal pahat ulir segi empat

8 a) Setting kisar otomatis bubut ulir


b) Setting Rpm
c) Lakukan pemotongan ulir ? dengan kisar 4 mm
samapai Kedalaman pemotongan 2 mm.

9 a) Ganti pahat dg Pahat Champer


b) Setting Rpm
c) Bersihkan bagian ulir yang tajam dengan
pahat chamfer kanan dan kiri.
d) Periksa hasil pembubutan ulir dengan

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 101


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN
jangka sorong. Dan fungsi ulir dg mal ulir
segi empat

10 a) Balik benda kerja


b) Setting pahat tepirata
c) Setting rpm
d) Lakukan proses Bubut ∅ 21 x 30
e) Lakukan proses Bubut ∅ 15 x 20
f) Lakukan proses Chamfer 1 x 450.

TEKNIK PEMESINAN BUBUT DAN FRAIS 4 102


TEKNIK MESIN – TEKNIK PEMESINAN

Anda mungkin juga menyukai