3. Pahat ulir dalam segiempat jenis “ifanger” telah terbentuk sesuai dengan kebutuhan yang
dilengkapi dengan tangkai khusus.Apabila saudara kesulitan untuk mendapatkan jenis pahat
“ifanger” mata pahat dapat dibuat dari bahan pahat berpenampang bulat dan dilengkapi
dengan pemegang (holder).
5. Pahat ulir luar segiempat digunakan untuk membuat alur ulir segiempat tunggal maupun
majemuk. Sudut-sudut pahat potong :
α = Sudut bebas
β = Sudut baji
γ = Sudut buang
δ = Sudut potong
Gambar 2. 8 Pahat ulir luar segiempat
6. Pahat ulir dalam segiempat digunakan untuk membentuk alur ulir segiempat dalam. Istilah
Sudut-sudut pahat ulir luar dan dalam segiempat adalah :
α = Sudut bebas
β = Sudut baji
γ = Sudut buang
7. Apabila pahat potong tumpul, maka bagian yang digerinda hanya pada bagian bidang bebas
ujungnya saja. Pahat ulir luar dan dalam segiempat tidak dapat diasah ulang, karena akan
mengakibatkan ukuran lebar sisi potong akan berkurang
9. Kemudian diatur ketinggiannya setinggi sumbu benda kerja dan Posisi pahat potong dipasang
tegak lurus terhadap sumbu benda kerja
12. Selanjutnya, sisi potong diatur setinggi sumbu benda kerja.Pengaturan posisi pahat agar tegak
lurus terhadap sumbu benda kerja, menggunakan alat bantu mal ulir seperti terlihat gambar
dibawah ini :.
Gambar 2. 15 Perbedaan sudut bebas kiri dan kanan pahat ulir segi empat
kisar
Kedalaman maksimal pemakanan = , berarti maksimal kedalaman pemotongan dari pahat
2
kisar
sebesar akan menghasilkan diameter terbesar dan terkecil.
2
Kecepatan putar pembubutan ulir tergantung keahlian operator atau (1/3 – 1/2) x kecepatan
putar normal
Vc.1000 d besar d kecil
Kecepatan putar normal d
.d dimana 2
2. Agar hasil sesuai dengan ukuran yang diinginkan, posisi pahat potong harus diatur dengan
memperhitungkan skala eretan memanjang. Metoda pemotongan dengan pahat potong,
dilakukan dengan cara tegak lurus sumbu benda kerja.
3. Proses pemotongan ulir luar segiempat, posisi ujung sisipotong pahat harus berada pada
permukaan awal pemotongan dengan menyentuhkan perlahan dan skala eretan melintang di
‘nol’ kan. Untuk memeriksa kisar ulir yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan, dilakukan
pemotongan awal kemudian ukur dengan jangka sorong.
4. Media pendingin yang sesuai pada proses pemotongan agar pahat menyayat dengan baik dan
tatal mengalir dengan lancar. Setelah pemakanan mencapai kira-kira setengah dari
kedalaman yang diharuskan, periksa permukaan kedua dinding alur ulir. Perhatikan gambar
dibawah ini
Gambar 2. 20 Periksa pendinginan pada permukaan dinding alur ulir
5. Apabila permukaan kedua dinding alur ulir yang terbentuk kasar, dapat disimpulkan bahwa
pemasangan kemiringan pahat tidak tepat. Apabila kedalaman telah mencapai ukuran yang
diharuskan, kemudian bagian yang tajam dibersihkan dengan kikir atau ampelas.
6. Metoda pemotongan lurus (langsung) dilakukan apabila membuat alur ulir berukuran kecil
atau bahan benda benda kerja lunak. Sedangkan pembuatan alur ulir berukuran besar
dilakukan dengan metoda pemotongan zig-zag. Perhatikan kelonggaran ulir eretan atas pada
saat menggeser zig-zag.
7. Apabila pada saat proses pemotongan pahat patah, maka posisi penjepitan pahat pengganti
harus diatur dengan baik. Pengaturan posisi pahat terhadap alur ulir dilakukan pada saat
otomatis pemakanan, pahat diatur terhadap alur semula dengan menggeser eretan melintang
dan memanjang.
Gambar 2. 22 Reseting pahat jika pahat patah.
10. Untuk proses pembuatan alur ulir ganda atau majemuk, prinsip pemotongannya sama dengan
alur ulir tunggal, hanya saja pada saat akan melakukan pemotongan alur ulir berikutnya pahat
digeser sejarak satu kali gang.
11. Pada saat proses pemotongan alur ulir yang mempunyai kisar besar (majemuk), kecepatan
langkah penyayatan diperlambat karena gaya-gaya yang terjadi pada pahat akan besar . Hasil
yang baik ulir segiempat ganda (majemuk) tidak terdapat kelonggaran searah sumbunya.
Gambar 2. 26 Kelonggaran ulir searah sumbunya
12. Pada proses pemotongan alur ulir dalam segiempat sebaiknya dibuat tanda pembatas
kedalaman pemotongan, pada permukaan luar. Pengaturan sisi potong terhadap permukaan
diameter dalam benda kerja dilakukan pada saat mesin dalam keadaan berputar, kemudian
skala eretan melintang di"nol"kan.
13. Kisar ulir yang akan dibuat diperiksa dengan cara menjalankan mesin sebanyak putaran
tertentu dan eretan akan bergeser sejauh tertentu. Kebenaran kisar ulir yang akan dibuat
dapat dihitung dengan cara :
Jaraklangkah
Kisar
jumlahputaran
15. Apabila ulir yang akan dibentuk panjangnya terbatas (tidak tembus), tandai tangkai pahat
atau eretan memanjang. Amati dan dengarkan pada saat proses pemotongan berlangsung
agar mengetahui dengan jelas hasil yang didapat.
16. Untuk ulir dalam yang panjang dan kecil, pemasangan panjang pahat disesuaikan dan
kelenturan diperhatikan. Cara menghindari atau memperkecilnya, kedalaman pemakanan
diusahakan sekecil mungkin dan kecepatan langkah diperlambat.
17. Pada saat pahat akan dikembalikan, pergeseran pahat harus diperhitungkan agar tidak
menyentuh permukaan dalam benda kerja (bebas). Apabila pada saat pemotongan tiba-tiba
pahat patah, maka pahat harus diganti dengan ukuran dan bentuk yang sama.
Gambar 2. 32 Perhatikan saat pemotongan hindari pahat patah
18. Eretan atas dan eretan melintang digeser pada saat otomatis pemakanan berlangsung hingga
mata potong pahat tepat terhadap posisi alur ulir yang sudah terbentuk. Matikan mesin dan
atur eretan melintang dan eretan atas. Perhatikan dan tandai skala eretan.
no Kegiatan Visual
1 - Proses pencekaman 1 -
a) Periksa bahan St. 37 1" x 150 mm.
b) Cekam dengan chuck 3 rahang.
c) Gunakan alat ukur Jangka sorong
2 - Proses pemotongan 1
a) Gunakan alat potong : Senter bor dan Pahat
tepi rata
b) Setting Rpm
-
c) Bubut kedua sisinya hingga panjang 150
mm dan senter bor.
3 - Proses pencekaman 2
a) Lepas chuck
b) Gunakan peralatan pencekaman : Senter
putar dan Lathe dog
c) Setting Rpm
d) Pasang benda kerja diantara 2 senter.
4 - Proses pemotongan 2
a) Setting Rpm
b) Lakukan proses Bubut 20 x 118mm
c) Lakukan proses Bubut 15 x 10
d) periksa ukuran diameter hasil pembubutan