Anda di halaman 1dari 10

SAMBUNGAN KELING

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Elemen Mesin
Yang diampu oleh Bu Riana Nurmalasari, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :

Fahrayza Yudhistira (220511602782)

UNIVERSITAS NEGRI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
DAPARTEMEN TEKNIK MESIN
FEBRUARI 2023
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sambungan Keling

Gambar Konstruksi baja dan Paku Keling

Sambungan keling adalah sambungan yang digunakan untuk menyambungkan atau


mengikatkan benda satu dengan benda yang lain. Pada sambungan keling ini yang
digunakan untuk menyambung adalah paku keling( rivet)
Sambungan dengan Paku Keling termasuk kedalam sambungan tetap, yaitu
sambungan yang tidak dapat dilepas selain dengan merusaknya, karena bersifat permanen
karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar daripada paku pengelingnya karena
bersifat permanen sambungan keling harus dibuat dengan sangat kuat. Plat disatukan satu
sama lain dengan cara ditumpangkan, kemudian dibor selanjutnya dipasang paku keling
dan dikelingkan sehingga plat satu dengan plat lainnya menyambung.

2. Fungsi Sambungan Keling


Fungsi dari sambungan Keling Yaitu:
 Berfungsi sebagai sambungan kekuatan pada konstruksi logam ringan dan baja. Contoh
sambungan ini adalah untuk konstruksi bertingkat, konstruksi pesawat angkat dan
konstruksi dari jembatan.
 Berfungsi sebagai sambungan kekuatan kedap. Contoh dari sambungan ini adalah
konstruksi untuk ketel dan pipa tekanan tinggi.
 Berfungsi sebagai sambungan kedap dan tidak memiliki tekanan. Contoh dari sambungan
ini adalah sambungan untuk tangki, cerobong asap dan untuk pipa penurun.
 Berfungsi sebagai sambungan paku pada pelat besi atau logam. Contoh dari sambungan ini
adalah untuk konstruksi kendaraan dan juga untuk konstruksi pesawat terbang.
3. Jenis jenis sambungan keling

1. Sambungan ringan
Sambungan ringan yaitu sambungan yang berfungsi untuk menyambung dua bagian dari
suatu produk dengan sambungan yang tidak mempunyai beban yang besar misalnya
sambungan kelingan pada perabotan-rumah dan semacamnya.

2. Sambungan Kuat
Sambungan kuat yaitu sambungan pada pekerjaan Yang mendapatkan beban sehingga memerlukan
kekuatan tertentu, Jadi sambungan kuat yang memerlukan kekuatan .Contoh penerapannya adalah
pada kerangka bangunan, jembatan, chasis mobil dan lain sebagainya.

2. Sambungan Kuat dan Rapat


Sambungan tersebut dipakai dalam sambungan yang memang memerlukan sifat rapat serta kuat.
Sambungan kuat rapat yaitu sambungan kelingan selain memerlukan kekuatan juga memerlukan
kerapatan, sambungan kuat rapat tersebut biasanya digunakan pada sambungan pelat ketel atau
sambungan pada pelat tabung gas yang bertekanan tinggi, dinding kapal,dll

3. Sambungan Rapat
Sambungan rapat ini biasa dipakai untuk sambungan yang mempunyai kerapatan tinggi, tidak bocor
akan tetapi tekanannya rendah. Misalnya pada sambungan plat pada bak air terbuka atau tangki air
berukuran kecil

4. Tipe Sambungan Keling

 Sambungan berimpit

Sambungan berimpit dibentuk dengan merimpitkan kedua pinggir plat yang disambung,
kemudian dikeling. Sambungan berimpit biasanya untuk kekuatan kecil, sedang dan sambungan
yang hanya memerlukan kerapatan. Untuk menyambung dua buah pelat dapat dilakukan dengan
cara ditumpangkan. yaitu ujung pelat satu dengan ujung pelat lainnya berimpit satu sama lainnya
kemudian dibor, dipasang paku keling dan dibentuk kepala paku sehingga membentuk sambungan
kelingan, sambungan tersebut disebut dengan sambungan berimpit.
Gambar Sambungan dikeling tunggal, ganda, tiga

Pada sambungan berimpit dapat dilakukan dengan cara memasang satu baris paku keling
dan disebut dengan sambungan berimpit dikeling tunggal, dipasang dua baris paku keling yang
disebut dengan sambungan berimpit dikeling ganda dan tiga baris paku keling yang disebut dengan
sambungan berimpit yang dikeling tiga.

Gambar Sambungan dikeling tunggal, ganda, tiga

 Sambungan bilah tunggal

Gambar sambungan bilah tunggal

Sambungan bilah tunggal dibuat untuk sambungan yang tidak mendapat gaya tarik
terlalu besar. Seperti halnya kampuh berimpit, kampuh bilah tunggal ada yang dikeling
tunggal, dikeling 2 baris atau 3 baris. Jika ujung ujung pelat disambung dengan
menggunakan sebuah pelat lain yang berbentuk bilah maka sambungan kelingan tersebut
disebut dengan sambungan bilah. Ditinjau dari jumlah bilah yang digunakan untuk
menyambungnya. sambungan bilah terdiri atas: sambungan bilah tunggal dan sambungan
bilah ganda. Sambungan bilah tunggal yaitu sambungan kelingan yang menggunakan satu
buah bilah yang dipasang pada satu sisi atas pelat, sambungan bilah tunggal dapat
dilaksanakan dengan memasang satu baris paku keling, dua baris atau tiga baris paku
keling,
 Sambungan Bilah Ganda

Gambar Macam macam Sambungan bilah Ganda

Kampuh bilah ganda banyak digunakan untuk sambungan yang memerlukan


kekuatan dan kerapatan pada tekanan tinggi. Kampuh bilah ganda, seperti halnya kampuh
bilah tunggal ada yang dikeling tunggal, dikeling 2 baris atau 3 baris. Jika sambungan
ujung ujung pelat disambung dengan menggunakan dua buah pelat lain yang berbentuk
bilah dan dipasang pada bagian atas dan bagian bawahnya disambung dengan paku keling.
sambungan kelingan tersebut disebut dengan sambungan kelingan bilah ganda.

 Sambungan Rowe

Gambar Sambungan Rowe

Sambungan rowe adalah sambungan kelingan semacam sambungan kombinasi antara


sambungan bilah tunggal dengan sambungan bilah ganda, dengan ukuran bilah bawah
lebih lebar dari bilah atas. Sambungan rowe tersebut terdiri atas, Sambungan rowe tiga
baris (kampuh triple), dan Sambungan rowe dikeling dua baris (kampuh ganda)

5. Cara mengeling
Gambar Cara Mengeling

Kedua pelat yang akan disambung dibor terlebih dahulu, kemudian dipasang paku
keling pada lubang bor, kemudian kepala paku dibentuk dengan cara dipalu, sehingga paku
keling tidak lepas dari pelatnya. Untuk membentuk kepala paku keling dapat dilakukan
dengan menggunakan palu secara langsung yaitu dipukul sampai mengembang dan
membentuk kepala paku keling atau dapat juga dengan menggunakan peralatan pembentuk
kepala paku keling secara khusus. Dalam hal ini paku kelingnya tidak dipukul langsung
melainkan alat pembentuknya saja yang dipukul dengan palu sehingga bentuk kepala paku
keling lebih baik dibandingkan dengan bentuk kepala paku keling hasil pukulan palu
secara langsung

 Mengeling dengan mesin press


Langkah langkah atau proses mengeling dengan mesin pres adalah sebagai berikut:
 Persiapkan plat yang akan disambung dan dibor dengan ukuran mata bor d-
d'+(0.13/d0.2) mm, d' adalah ukuran diameter paku keling.
 Pasang paku keeling, dengan sisa panjangnya mempunyai ukuran (1.5 s/d 1.7)d".
 Tempatkan pelat yang akan disambung dengan posisi paku keling berada pada
matres bawah.
 Tekan dengan penekan (2), supaya plat atas dan plat bawah betul betul rapat
 Tekan matres atas dengan gaya F yang cukup untuk membentuk kepala paku
keeling

 Mengeling dengan paku keling berujung ledak

Gambar Paku Keling dengan bahan peledal


Cara menggunakan paku keling yang mempunyai ujung peledak yaitu dengan
memanaskan kepala paku keeling yang telah terpasang pada sambungannnya. Panas akan
merambat dan meledakan bahan peledak yang ada pada ujung paku keling, sehingga ujung
paku keling melebar seperti terlihat pada gambar berikut:

6. Pengertian Paku Keling

Gambar Paku Keling dan Riveter

Paku rivet / Paku keling adalah paku yang digunakan untuk proses pengelingan. Paku
ini sangat cocok untuk digunakan pada konstruksi yang berat atau ringan sesuai dengan
keadaan bangunan. Dengan desain yang kuat, paku ini bahkan mampu untuk konstruksi atap
rumah dan lainnya. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat paku keling ini antara
lain adalah baja, Brass, alumunium,dan tembaga tergantung jenis beban atau sambungan
yang akan diterima oleh sambungan. Perbedaan paku ini dengan paku lain adalah memiliki
bagian ujung batang yang cukup besar, sehingga bentuknya sekilas terlihat seperti pedang.
Berbeda dengan mur yang dapat dibongkar pasang, pemasangan paku ini bersifat permanen
dan tidak akan terlepas lagi,maka perlu kehati hatian saat akan memasangnya. Paku Keling
mempunyai berbagai macam jenis ukuran dan jenis sehingga keginaannya disesuaikan
dengan bahan atau material yang akan disambung. Cara pemasangannya pun menggunakan
proses pengelingan (riveter).

7. Bagian paku keling


Gambar 2. Bagian paku keling

1. Kepala
Bagian terluar dari paku keling yang digunakan untuk mengunci bagian yang akan
dikeling
2. Body / Badan
Bagian yang masuk ke dalam benda yang akan dikeling

3. Ekor
Bagian yang akan dikeling atau diubah bentuknya sehingga dapat menyambung ke
benda kerja

8. Jenis jenis Paku Keling


 Paku Keling kepala utuh

Paku keling kepala utuh adalah jenis paku keling yang memiliki kepala cembung di
bagian atas dan rata di bagian pangkalnya. Paku ini lebih sering digunakan pada konstruksi
jembatan, ketel uap dan konstruksi lain yang berhubungan dengan kerapatan
 Paku Keling Kepala setengah Cembung
Paku keling kepala setengah terbenam adalah jenis paku keling yang memiliki kepala
cembung bagian atasnya dan pangkal yang mengerucut terpancung di bagian
bawahnya.

 Paku Keling Kepala Terbenam

Paku keling kepala terbenam/ Trapesium adalah paku keling yang memiliki kepala
berbentuk datar di atasnya dan membentuk kerucut terpancung di bagian bawahnya.
paku keling dengan bentuk trapesium ini lebih banyak digunakan pada bangunan kapal,
atau pada konstruksi yang membutuhkan minyak.

 Paku Keling kepala datar

paku keling dengan kepala datar yang lebih sering digunakan pada bangunan yang
membutuhkan kerapatan serta permukaan yang rata.

9. Macam Macam paku keling


10. Macam Macam Sambungan Paku Keling berdasarkan jumlah baris

1.Sambungan paku keling baris tunggal

a. Sebaris paku keling dalam sambungan berimpit.


b. Sebaris paku keling dalam sambungan menumpuk.

2. Sambungan paku keling baris ganda

a. Beberapa baris paku keling dalam sambungan berimpit


 Baris rantai sambungan berimpit
 Baris zig-zag sambungan berimpit

b. Beberapa baris paku keling dalam sambungan menumpuk


 Baris rantai sambungan menumpuk
 Baris zig zag sambungan menumpuk

11. Kekuatan sambungan Paku Keling

Kekuatan sambungan erat kaitannya dengan kemampuan struktur benda yang di bentuk
sambungan saat melakukakn fungsinya.Karena pada sambungan akan terkonsentrasi seluruh
pembebanan yang akan diterima elemennya. Kerusakan/kegagalan sambungan akibat pembebanan
tersebut sama artinya dengan kegagalan kerja elemen-elemen yang disambung atau bahkan
keseluruh benda. Kegagalan sambungan dipastikan akan berawal pada titik lemah sambungan,
Dengan demikian teknik yang memadai untuk menganalisis kekuatan sambungan adalah dengan
menganalisis aspek kegagalannya saat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai