KAYU
BAB II
Di susun oleh:
Putri Aryani (C.111.19.0020)
1. BATANG TARIK
Untuk batang yang menahan gaya tarik perlu diperhatikan kelemahan-kelemahan akibat alat-alat
sambung seperti:
1. Bout.
2. Paku.
3. Dan alat lainya.
Kelemahan akibat adaya lubang itu berbeda-beda besarnya, yaitu tergantung dari pada macamnya alat
sambung,banyaknya barisan batang dan ukuran batang kayu.
Lubang yang diakibatkan oleh alat sambung membuat tegangan pada kayu tidak merata lagi
melainkan timbul pemusatan tegangan, yang mana disekitar lubang tersebut teganganya jauh lebih
tinggi dari pada tegangan di tepi batang.
● Di dalam pengukuran tegangan dalam konstruksi besi ternyata:
Yaitu tegangan rata-rata yang timbul pada tampang, jika tidak ada lubang sama sekali. Berhubung dengan itu,
akibat berkurangnya luas tampang itu.
BATANG TARIK
● Dalam menentukan luas tampang batang maka diambil kelemahan sebagai berikut:
1. 10-15% untuk sambungan dengan paku
2. 20-25% untuk sambungan dengan bout dengan sambungan gigi
3. 20% untuk sambungan dengan kokot atau cincin belah
4. 30% untuk sambungan dengan pasak kayu
5. 0% untuk sambungan dengan perekat
● Untuk sambungan dengan perekat merupakan sambungan yang paling kecil, karena tidak ada kelemahan
sama sekali, karna di bandingkan dengan yang lain perekat hanya 0%.
● Pada konstruksi rangka, batang tarik dapat dibuat tunggal atau rangkap dilihat dari sudut kekuatannya
batang tarik yang dibuat tunggal atau rangkap tidak ada pengaruhnya karena yang penting adalah luas
tampang daripada batang tersebut.
● Untuk batang ganda yang panjang, maka di tengah-tengah batang perlu diberi klos merangkai yang
berguna agar batang bekerja dengan baik, terutama jika ada momen yang mungkin timbul.
2. BATANG DESAK
● Di sini perhitungan agak banyak, karena adanya bahaya tekuk, hampir tidak pernah terjadi bahwa
sesuatu batang mendukung gaya desak tanpa menimbulkan kemungkinan akan tertekuk. berhubung
dengan itu rumus-rumus EULER atau TETMAYER akan banyak dipakai dalam menentukan ukuran
batangnya.
● Rumus EULER berlaku jika di mana batas propotional.
● Bila rumus EULER tidak berlaku, maka yang di pakai adalah rumus TETMAYER yang di
dasarkan percobaan.
● Berbeda dengan yang dibebani tarikan, maka untuk batang yang mendukung desakan kita boleh tidak
memperhitungkan pengurangan luas tampang akibat sambungan.
besarnya panjang tekuk tergantung dari pada panjang batang 1 dan sifat ujung-ujung batang.
jika kedua ujung batang dihubungkan secara
sendi seperti gambar 3-2a, maka panjang tekuk 01
jika sebuah ujung batang bebas, sedang ujung
03
jika sebuah ujung batang terjepit, sedang ujung
batang lainnya dihubungkan secara sendi
seperti gambar 3-2c, maka panjang tekuk
● Pada umumnya untuk menentukan ukuran balok, terlebih dahulu ditetapkan ukuran lebar balok b,
kemudian baru tinggi balok h ditentukan dari rumus:
PANJANG BENTANGAN
● untuk balok yang ditumpu babas di atas dua perletakan, maka sebagai bantangan harus di ambil antara
jarak tengah-tengah kedua perletakan tersebut.
● Apabila balok itu diletakan langsung diatas pasangan ( batu merah atau batu kali ), maka besarnya
bentangan diambil:
● Suatu perletakan yang berupa engsel(sendi yang murni) hampir tidak pernah kita jumpai, karena
pembuatan konstruksi semacam itu harus dari besi dan harganya sangat mahal.
● Untuk gelagar terusan diatas 3 perletakanatau lebih, sebagai bentanganya diambil jarak masing-masing
sumbu perletakan.
4. BALOK MENDUKUNG MOMEN DAN GAYA
NORMAL
● Lenturan dan tarikan : pada bagian-bagian dari suatu konstruksi seringkali terjadi bahwa tegangan
normal (tarikan dan desakan) dan tegangan lentur timbul bersama-sama.
● Contoh : batang-batang tepi bawah dari pada sebuah kuda-kuda yang mendukung beban mati seperti
berat sendiri dan beban karna langit-langit.
● Gambar 3-20
akibat langit-langit serta penggantungnya, maka batang-batang tersebut di bebani lenturan, sehingga
pada batang timbulah tegangan tarik dan lentur yang bersama-sama, jumlah tegangan-tegangan itu tidak boleh
melampaui
● Lenturan dan desakan : untuk sebuah batang kayu yang dibebani desakan dan lenturan, caranya
menghitung pada dasarnya sama dengan batang yang dibebani lenturan dan tarikan. Berhubung dengan
adanya bahaya tekuk, maka perhitungan akan lebih sulit. Dan untuk ini lebih baik jika kita menggunakan
faktor tekuk W untuk menghapuskan bahaya tekuk, sehingga kita boleh mendasarkan pada
● Serupa dengan jalan di atas kita mendapatkan rumus :
5. BALOK SUSUN