Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PENGECORAN LOGAM

Disusun Oleh :
Hikmah Wijayanti 0619040003
Muhammad Halim Nur Aziz 0619040006
Dhipta Rama Samodra 0619040014
Koko Tri Prayogi 0619040019
Yusuf Aziz Pripratama 0619040027
Berlyan Putri A.N.Ts 0618040035
Reza VannessaValentina 0619040047
Juliananda Miftachul J. 0619040050
Arum SukmaMutiara 0619040055
Sri Puji Lestari 0619040057

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN & MANUFAKTUR


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayat-Nya
sehingga laporan akhir Praktikum Pengecoran Logam dapat terselesaikan. Tidak
lupa sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun menuju jalan yang benar. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa setiap hal yang tertuang dalam laporan ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan materi, moril dan spiritual dari banyak pihak. Untuk
itu penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bu
Widya Emilia Primaningtyas, M.T. selaku Dosen yang telah mengajarkan mata
kuliah Teknik Pengecoran Logam sekaligus yang telah menuntun dalam
penyusunan laporan. Kami juga berterimakasih kepada teman-teman mahasiswa
yang telah ikut berpartisipasi dan mambantu atas terbentuknya laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini, Kami mendapatkan banyak pengetahuan, baik


dalam materi, praktek dan penulisan laporan. Kami sebagai penulis dalam laporan
ini masih dalam proses belajar baik dalam tata cara penulisan laporan yang baik
maupun dalam memahami dengan baik dalam menyajikan laporan sehingga kami
sangat mengharapkan saran-saran yang membangun sehingga menghasilkan isi
laporan yang dapat mendidik serta dapat dipertanggungjawabkan.

Surabaya, 29 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Tujuan .............................................................................................................1
1.3 Manfaat ...........................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................3
2.1 Timah ..............................................................................................................3
2.2 Metode Pengecoran ........................................................................................3
BAB III RENCANA PENGECORAN ....................................................................5
3.1 Cetakan ...........................................................................................................5
3.2 Identifikasi ......................................................................................................7
3.3 Prosedur Kerja ................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................12
4.1 Hasil.............................................................................................................12
4.2 Pembahasan .................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16
LAMPIRAN ...........................................................................................................17

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Cetakan Pilihan 1 ....................................................................5
Gambar 3.2 Desain Cetakan Pilihan 2 ....................................................................5
Gambar 3.3 Tabel Standard Shrinkage Allowance .................................................6
Gambar 3.4 Cetakan yang sudah dibuat .................................................................9
Gambar 3.5 Proses Peleburan Timah ...................................................................10
Gambar 3.6 Proses penuangan Molten Metal ke Cetakan ....................................10
Gambar 3.7 Pengeluaran Produk Coran dari Cetakan ..........................................11
Gambar 4.1 Hasil Produk Coran sebelum dilakukan finishing ............................12
Gambar 4.2 Hasil Produk Coran setelah dilakukan finishing...............................13
Gambar 4.3 Inklusi Exogenous pada Produk Coran ............................................13
Gambar 4.4 Gas Defect pada Produk Coran ........................................................14
Gambar 4.5 Metal Penetration pada Produk Coran .............................................14

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Spesifikasi Timah ....................................................................................8

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Pada era modern ini, dunia industri terus mengalami kemajuan terutama
dalam bidang manufaktur. Ada berbagai macam produk manufaktur yang
dihasilkan dari proses manufaktur khususnya dari proses pengecoran. Proses
pengecoran dalam dunia industri digunakan untuk membuat benda-benda
berbentuk rumit, seperti benda-benda berbentuk rumit, seperti benda berlubang
dan lain sebagainya. Produk-produk yang rumit tersebut dapat diproduksi
masal secara mudah dan efisien dengan menggunakan proses pengecoran
logam. Proses pengecoran logam adalah salah satu cara pembentukan logam
yang umum digunakan pada industri manufaktur pada saat ini. Banyak sekali
metode pengecoran logam yang ada namun masih banyak yang harus
diperbaikan dalam setiap metode pengecoran untuk mendapatkan hasil coran
logam yang mempunyai kualitas yang baik.
Pengecoran logam merupakan proses pencairan logam untuk
membentuk logam cair sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Untuk membuat
coran harus dilakukan dengan proses-proses seperti : peleburan logam,
membuat rongga cetak, proses penuangan, etak, peoses penuangan, memeriksa
dan memeriksa dan menganalisa hasil coran. Sedangkan untuk pencairan.
Sedangkan untuk pencairan logam dapat dilakukan dengan tanur gan tanur
induksi, dapur kopula, dan lain sebagainya. Pengecoran mempunyai banyak
metode yang digunakan untuk membuat bagian mesin dengan bentuk yang
kompleks. Sand casting merupakan Pengecoran dengan mengunakan cetakan
pasir atau tanah yang banyak digunakan pada industri pengecoran Aluminium.
Selain membutuhkan biaya yang cukup sedikit, juga dapat membuat hasil coran
yang bentuknya yang rumit.

1.2 Tujuan Praktikum Pengecor Logam.


1. Untuk mengetahui alat dan bahan dalam Sand Casting.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pengecoran dengan Sand Casting.
3. Untuk mengetahui cacat coran dalam Sand Casting.
1.3 Manfaat Praktikum Pengecor Logam.
1. Dapat melakukan proses pengecoran dengan Sand Casting.
2. Dapat membuat sistem saluran dalam Sand Casting.
3. Dapat menganalisa hasil pengecoran dengan Sand Casting.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Timah
Timah (atau timah putih) adalah sebuah unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor
atom 50.Timah termasuk logam pasca-transisi di kelompok 14 dalam tabel
periodik. Timah menunjukan kemiripan kimia dengan Germanium dan Timbal
yang juga berada di kelompok 14 dan memiliki dua kemungkinan bilangan
oksidasi, +2 dan +4 yang sedikit lebih stabil. Timah adalah elemen ke 49 yang
paling melimpah di bumi, memiliki 10 isotop stabil, jumlah terbesar dalam
tabel periodik.

Unsur ini merupakan logam miskin (logam post-transisi) keperakan,


dapat ditempa (malleable), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga
tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi
logam lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama
dari mineral kasiterit yang terbentuk sebagai oksida.

Penempaan adalah proses deformasi di mana benda kerja ditekan di


antara dua die (cetakan). Penekanan dapat dilakukan dengan tekanan kejut atau
tekanan berangsur-angsur (perlahan). Proses penekanan tersebut akan
menghasilkan bentuk benda kerja yang sesuai dengan apa yang diinginkan.

Proses penempaan merupakan salah satu dari beberapa jenis pengerjaan


logam yang paling tua. Proses penempaan sudah dikenal dan dilakukan
sekitar 4000 SM. Ketika itu penempaan dilakukan untuk membuat koin dan
perhiasan.
2.2 Metode Pengecoran
Teknik praktek kelompok kami menggunakan Open-die forging adalah
jenis penempaan (forging) yang paling sederhana. Proses penempaan jenis ini
dioperasikan dengan menekan benda kerja menggunakan dua buah die
(cetakan) berbentuk rata. Secara umum, open-die forging mampu mengerjakan
benda-benda mulai dari yang kecil hingga yang besar. Proses open-die forging
mirip dengan proses pengujian tekan pada uji material. Proses ini dikenal

3
dengan sebutan upsetting atau penempaan upset atau flat-die forging. Upsetting
adalah pengurangan tinggi suatu benda kerja yang berakibat pada
meningkatnya dimensi penampang benda kerja tersebut.

Pada beberapa aplikasi, permukaan die yang digunakan memiliki


kontur yang tipis. Kontur tersebut berfungsi untuk membantu pembentukan
benda kerja. Bila perlu, benda kerja dapat diputar atau diposisikan ke berbagai
macam posisi supaya perubahan bentuk yang diinginkan bisa tercapai.
Keterampilan dari seorang operator menjadi salah satu faktor penentu
kesuksesan dalam penempaan ini.

Open-die forging menghasilkan bentuk-bentuk yang masih kasar. Oleh


karena itu, open-die forging memerlukan proses lanjutan supaya bisa mencapai
bentuk dan ukuran akhir yang mendekati toleransi. Walaupun menghasilkan
bentuk yang kasar, proses open-die forging tetap dibutuhkan karena dapat
menciptakan aliran butir dan struktur metalurgi yang baik pada logam.

4
BAB III
RENCANA PENGECORAN
3.1 Cetakan
3.1.1 Desain Cetakan
1. Plan A

Gambar 3.1 Desain Cetakan Pilihan 1


2. Plan B

Gambar 3.2 Desain Cetakan Pilihan 2

5
3.1.2 Identifikasi
1. Perhitungan Shrinkage Allowances
Shrinkage Allowances merupakan toleransi yang harus
ditambahkan karena adanya proses penyusutan saat proses penurunan
temperatur dari temperatur penuangan sampai dengan temperatur kamar.
Gambar dibawah merupakan dimensi benda cor yang akan dibuat dengan
menggunakan material Timah.

Gambar 3.3 Tabel Standard Shrinkage Allowance


Dari tabel di atas besarnya shrinkage allowance untuk Timah adalah 26
mm/m
Untuk dimensi 40, kelonggaran nya 40 x 26/1000 = 1,04 mm
Untuk dimensi 20, kelonggaran nya 20 x 26/1000 = 0,52 mm
Jadi didapatkan di dapatkan dimensi akhir diameter 41,04 mm x 20,52
mm
2. Bahan Cetakan
Bahan cetakan yang digunakan dalam praktek pengecoran kali ini
adalah Lempung / Tanah liat. Tanah lempung dihasilkan oleh batuan
yang berasal dari pelapukan kerak bumi yang sebagian besar tersusun
oleh batuan feldspatik, terdiri dari batuan granit dan batuan beku. Kerak
bumi terdiri dari unsur-unsur seperti silikon, oksigen, dan aluminium.
Aktivitas panas bumi membuat pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat kemudian membentuk tanah lempung.

6
Lempung terdiri dari dua bahan pokok yaitu lumpur halus dan
lempung. Lumpur halus ini mempunyai sifat tidak mengikat sedangkan
lempung memberi daya ikat yang penting. Bila dilihat dari bawah
pembesaran, pada lempung terlihat kumpulan partikel-partikel kristalin
yang disebut mineral lempung. Lempung disusun dari partikel serpih
yangdiameternya ± 2 mikron yang bertumpukan satu dengan yang
lainnya. Alasan memilih bahan tersebut adalah :
1) Karena tanah liat kaya akan sumber daya dan murah.
2) Cetakan tanah liat ini dapat ulang dan digunakan kembali setelah
penggunaan yang tepat.
3) Siklus untuk pembuatan cetakan singkat dan efisiensi kerja tinggi.
4) Bahan ini mudah untuk didapat

3.2 Molten Metal


3.2.1 Pemilihan Molten Metal
Molten metal yang digunakan untuk pengecoran kali ini adalah
Timah. Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah
ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi
bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah dibawah suhu 13,2 0C dan
tidak memiliki sifat logam sama sekali. Timah biasa disebut sebagai timah
putih disebabkan warnanya putih mengkilap, dan memiliki struktur kristal
tetragonal.
Tingkat resistansi transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat
ditingkatkan dengan pencampuran logam lain pada timah seperti seng,
bismuth, atau gallium. Timah merupakan salah satu logam yang paling
banyak penggunaannya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
keperluan industri.

7
3.2.2 Sifat dan Karakteristik Molten Metal
1. Sifat Timah (Sn)

Tabel 3.1 Spesifikasi Timah


Sifat Fisika Sifat Kimia
Fasa Padatan Bilangan oksidasi 4,2, -4
Densitas 7,365 g/cm3 Elektronegatifitas 1,96 (skala
(putih) pauli)
5,769 g/cm3(abu-
abu)
Titik leleh 231,93 oC Energi ionisasi 1708,6 kJ/mol
Titik didih 2602 oC Energi ionisasi 21411,8 kJ/mol
Panas fusi 7,03 kJ/mol Energi ionisasi 32943,0 kJ/mol
Kalor jenis 27,112 J/molK Jari-jari atom 140 pm
Radius ikatan 139 pm
kovalen
Jari-jari Van Der 217 pm
Waals
Struktur Kristal tetragonal
(putih)
kubik diamond
(abu-abu)
Konduktifitas 66,8 W/mK
termal

2. Karakteristik Timah (Sn)


Selain sifat, timah juga memiliki beberapa karakteristik, antara lain
adalah:
a) Memiliki warna yang sangat putih, mengkilap sehingga mirip
dengan logam perak.
b) Tidak memiliki daya magnetik
c) Tahan terhadap beberapa penyebab korosi, kecuali air laut murni dan
larutan alkali.

8
d) Menjadi logam yang sangat ringan, lunak, awet dan tidak mudah
terbakar.
e) Bisa menjadi logam murni dengan harga yang sangat mahal karena
tahan lama dan mudah untuk dirawat.

3.3 Prosedur kerja


3.3.1 Alat dan bahan
1. Timah
2. Tanah liat
3. Teflon
4. Minyak/air
5. Benang
6. Kompor/api
7. Amplas
8. Sarung tangan/kain pelindung dan masker
3.3.2 Langkah kerja
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cetakan dibuat dengan tanah liat sesuai dengan perencanaan cetakan,
pola cetakan diolesi dengan minyak/air agar sisa-sisa tanah tidak
menempel ke pembentuk pola, kemudian kaitkan pembentuk pola
dengan benang agar mudah diangkat setelah pembentukan pola, setelah
cetakan siap selanjutnya logam yang akan dicor dipanaskan. Dimensi
dari cetakan yang dibuat yaitu :
Diameter : 45 mm
Tinggi : 20 mm

Gambar 3.4 Cetakan yang sudah dibuat


3. Sarung tangan dan masker disiapkan untuk perlindungan saat logam
dipanaskan.

9
4. Sebelum logam dipanaskan, teflon dan timah dibersihkan, dicuci, atau di
amplas, dari kotoran dan debu agar tidak ada kotoran yang masuk ke
produk coran
5. Sarung tangan dan masker digunakan, lalu api dinyalakan, teflon
diletakkan diatas api kemudian timah dimasukkan.
6. Timah ditunggu hingga meleleh semuanya

Gambar 3.5 Proses Peleburan Timah


7. Cetakan berada di dekat pemanasan
8. Setelah leleh semuanya, timah dicorkan ke cetakan dengan hati-hati
karena timah cepat membeku.

Gambar 3.6 Proses penuangan Molten Metal ke Cetakan


9. Setelah pengecoran, timah ditunggu hingga tersolidifikasi, lalu timah
hasil coran dikeluarkan dari cetakan.

10
Gambar 3.7 Pengeluaran Produk Coran dari Cetakan
10. Hasil produk dibersihkan kemudian identifikasi cacat yang terjadi.
setelah itu dilakukan finishing dengan amplas.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pengecoran diawali dengan peleburan logam didalam tungku
peleburan. Logam yang sudah mencair lantas dituang kedalam cetakan yang sudah
di persiapkan sesuai dengan produk yang akan dibuat. Penuangan logam cair ke
dalam rongga cetakan, akan terjadi rangkaian kejadian dalam cetakan tersebut. Pada
umumnya proses pembekuan akan terjadi pada dinding cetakan (logam cair pada
dinding cetakan) dan menuju pusat coran. Setelah pemadatan selesai akan terjadi
proses pendinginan sampai mencapai suhu kamar (amblent) dan untuk
mempercepat disiram air agar tidak menimbulkan pori-pori. Rangkaian kejadian
selama proses pembekuan dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, keseragaman dan
komposisi kimia dari struktur logam yang terbentuk. Berikut hasil dan pembahasan
dari praktikum yang telah dilakukan kelompok kami.
4.1 Hasil
Setelah melakukan proses perancangan hingga pengecoran logam dengan
metal timah dalam pengecoran ini memiliki tingkat kesulitan 7 dari 10 karena
timah merupakan logam yang memiliki titik didih paling rendah sehingga tidak
terlalu lama saat pemanasan dan saat penuangan diharuskan lebih hati-hati
karena kebanyakan cacat cor terjadi karena penuangan.
4.1.1 Hasil sebelum dilakukan finishing

Gambar 4.1 Hasil Produk Coran sebelum dilakukan finishing


Berat : 250 gr
Diameter : 44 mm
Ketebalan : 12.5 mm
Dimensi produk berbeda dengan yang direncanakan karena saat
memilih pola cetakan tidak ada benda yang memiliki ukuran presisi seperti

12
yang direncanakan dan terdapat faktor molten metal yang kurang memenuhi
ketebalan cetakan yang direncanakan.
4.1.2 Hasil setelah dilakukan finishing

Gambar 4.2 Hasil Produk Coran setelah dilakukan finishing


Pada tahap finishing hasil coran dilakukannya pengamplasan untuk
memperhalus permukaan dari sisa-sisa coran yang membentuk butir-butir
padatan atau porosity, dengan ukuran dimensi akhir :
Berat : 200 gr
Diamter : 43.5 mm
Ketebalan : 11.5 mm

4.2 Pembahasan
Setelah melakukan proses pengecoran, setelah produk tersolidifikasi
selanjutnya dilakukan identifikasi cacat cor yang terjadi pada produk coran.
Berikut hasil identifikasi cacat cor produk coran beserta solusinya.
4.2.1 Cacat Coran dari Produk Cor
1) Slug Inclusion (Inklusi exogenous)

Gambar 4.3 Inklusi Exogenous pada Produk Coran


Disebabkan adanya unsur non-metallic yang ikut dalam logam cair
memasuki cetakan. Inklusi exogenous, yang merupakan merupakan hasil
masuknya masuknya non-metallic selama penuangan. Ukurannya

13
bervariasi dan termasuk terak, slug dan sisa-sida residu yang mana
terbentuk dan terpisah dalam dapur lebur. Inklusi ini termasuk cacat
spesifik dan cenderung terkonsentasi pada daerah-daerah tertentu seperti
pada permukaan atas atau di tikungan dalam ingates.
2) Gas Defect

Gambar 4.4 Gas Defect pada Produk Coran


Gas dapat dihasilkan dari udara yang terjebak selama penuangan.
Bukti adanya cacat gas terlihat adanya kontur lingkaran yang umumnya
membentuk cavity.
3) Metal Penetration

Gambar 4.5 Metal Penetration pada Produk Coran


Disebabkan ketika muncul permukaan yang kasar yang tidak
diinginkan pada benda cor. Disebabkan material cetakan mengandung
terlalu banyak air atau belum kering sehingga permeabilitas cetakan
tinggi.

14
4.2.2 Solusi Mengatasi Cacat Coran dari Produk Cor
1) Slug Inclusion (Inklusi Exogenous)
Untuk mengatasi inklusi adalah dengan menggunakan teknik filtrasi.
Dengan metode filtrasi, kotoran, slug, ataupun senyawa non-metallic
tidak akan masuk ke dalam cetakan.
2) Gas Defect
Untuk mengatasi cacat gas yaitu melakukan penuangan molten
metal dengan kecepatan konstan dan tidak terlalu cepat agar tidak terjadi
turbulensi yang menyebabkan udara masuk dan terjebak dalam molten
metal yang dicetak.
3) Metal Penetration
Untuk mengatasi permukaan kasar pada produk coran yaitu dengan
memperbaiki kekuatan cetakan dan menurunkan permeabilitas cetakan.
Bisa dengan melakukan agitasi setelah penuangan agar udara bisa naik
ke atas dan keluar dari molten metal.

15
DAFTAR PUSTAKA

Irawan, Y. S., 2012. Cacat Coran. [Online]


Available at: http://yudysi.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/ProsManufII08th.pdf
[Accessed 29 Juni 2021].

Muhaimin, 2021. Pengertian Timah Terlengkap: Penjelasan, Bahaya, Manfaat,


Unsur, Dan Jenis-jeninya. [Online]
Available at: https://kitchenuhmaykoosib.com/pengertian-timah-dan-manfaat-
timah/
[Accessed 21 Juni 2021].

Wikipedia, 2020. TImah. [Online]


Available at: https://id.wikipedia.org/wiki/Timah
[Accessed 21 Juni 2021].

Wikipedia, 2021. Penempaan. [Online]


Available at: https://id.wikipedia.org/wiki/Penempaan
[Accessed 21 Juni 2021].

Yuniar, A. A. F., Purwaningsih, N. & Lianawati, E. S., 2018. Anorganik II


Kelompok VI TImah (Sn) dan Timbal (Pb). [Online]
Available at: https://slideplayer.info/slide/12153591/
[Accessed 21 Juni 2021].

Zhengzhou, 2018. Keuntungan dan Kerugian dari Tanah Liat Basah Pengecoran
Pasir. [Online]
Available at: http://id.zzebforging.com/news/advantages-and-disadvantages-of-
clay-wet-20221690.html
[Accessed 21 Juni 2021].

16
LAMPIRAN
Tabel Pembagian Tugas

NO NAMA ANGGOTA NRP JOBDESK


• Membantu membuat
Laporan Sementara BAB 3.
1. Hikmah Wijayanti 0619040003
• Membantu praktek
pengecoran.
• Membantu praktek
Muhammad Halim
2. 0619040006 pengecoran.
Nur Aziz
• Finishing hasil coran
• Membantu praktek
pengecoran.
3. Dhipta Rama Samodra 0619040014
• Menyunting dokumentasi
video.
• Membuat desain gambar
4. Koko Tri Prayogi 0619040019
cetakan
• Membagi jodesk dan
membantu kelancaran
kelompok
Yusuf Aziz
5. 0619040027 • Membantu membuat
Pripratama
laporan sementara BAB 2.
• Membantu membuat
laporan akhir.
• Mengerjakan Laporan
6. Berlyan Putri A. N. Ts 0618040035
Sementara BAB 1.
Reza Vannessa • Mengerjakan Laporan
7. 0619040047
Valentina Sementara BAB 2.
• Mengatur dan memesan
bahan coran.
• Membuat cetakan
Juliananda Miftachul
8. 0619040050 • Membantu membuat dan
J.
mengedit Laporan
Sementara dan Laporan
Akhir.
• Membantu praktek
9. Arum Sukma Mutiara 0619040055
pengecoran.
• Mengerjakan Laporan
10. Sri Puji Lestari 0619040057
Sementara BAB 1.

17

Anda mungkin juga menyukai