Anda di halaman 1dari 66

PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fluida yang dapat dipindahkan adalah fluida inkompresibel atau fluida

yang tidak dapat dimampatkan. Pompa adalah mesin atau peralatan

mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari daratan rendah ke

daratan tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah

ke daerah yang bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada

suatu sistem jaringan perpipaan (Bendris Hutabarat, 2019). Prinsip kerja

pompa adalah mengisap dan melakukan penekanan terhadap fluida. Pada

sisi isap suction elemen pompa akan menurunkan tekanan dalam ruang

pompa sehingga akan terjadi perbedaan tekanan Antara ruang pompa

dengan permukaan fluida yang diisap. Akibatnya fluida akan mengalir ke

ruang pompa. Oleh elemen pompa fluida ini akan didorong atau diberikan

tekanan sehingga fluida akan mengalir ke dalam saluran tekan discharge

melalui lubang tekan. Proses kerja ini akan berlangsung terus selama pompa

beroperasi. Bila ditinjau dari tekanan yang menimbulkan energi fluida maka

pompa dibagi dua jenis yaitu, pompa tekanan statis dan dinamis.

Pompa sentrifugal bekerja dengan mengambil daya dari mesin

penggerak pompa untuk memutar roda jalan atau impeller (Bendris

Hutabarat, 2019). Proses kerja pompa sentrifugal yaitu aliran fluida yang

radial akan menimbulkan efek sentrifugal dari impeler diberikan kepada

fluida. Jenis pompa sentrifugal atau kompresor aliran radial akan mempunyai

head yang tinggi tetapi kapasitas alirannya rendah. Head fluida akan

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

bertambah besar karena fluida tersebut mengalami percepatan. Fluida yang

keluar dari impeller ditampung oleh saluran yang berbentuk volute

mengelilingi impeller dan disalurkan keluar pompa melalui nosel, didalam

nosel kecepatan aliran fluida diubah menjadi head tekanan. karakteristik

pompa sentrifugal ditentukan oleh besaran-besaran seperti kapasitas, tinggi

tekanan fluida, sifat atau keadaan disisi bagian isap, daya yang dibutuhkan

untuk memutar pompa, kecepatan putar, efisiensi.

Dalam kehidupan manusia pompa diperlukan dalam berbagai bidang,

selain dalam bidang industri, pertambangan, pertanian dan rumah tangga.

Pompa memang sangat penting peranannya dalam manusia guna

mempermudah semua kegiatan manusia yang berkaitan dengan

perpindahan fluida cair dari suatu tempat ke tempat yang lain.Salah satu hal

yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pompa sentrifugal adalah

adanya kemungkinan kativasi pada pompa sentrifugal yang menyebabkan

pernurunan kapasitas pompa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh debit air terhadap head pompa yang terjadi pada

pompa sentrifugal?

2. Bagaimana pengaruh debit air terhadap efisiensi pompa sentrifugal?

3. Bagaimana pengaruh debit air terhadap kavitasi yang terjadi pada pompa

sentrifugal?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan dari Praktikum Fenomena Dasar Mesin ini antara lain adalah:

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1. Untuk mengetahui nilai besaran kavitasi yang terjadi pada pompa

sentrifugal.

2. Untuk mengetahui efisiensi pompa sentrifugal.

3. Untuk mengetahui head pompa yang terjadi pada pompa sentrifugal.

1.4 Manfaat Praktikum

Manfaat yang akan didapatkan ialah praktikan dapat memahami proses

terjadinya kavitasi pada pompa sentrifugal.

1.5 Batasan Masalah

Batasan yang digunakan pada Praktium Fenomena Dasar Mesin adalah:

1. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan pompa sentrifugal

Shimizu ps-108 bit.

2. Aliran dalam kondisi steady.

3. Perpindahan panas pada pompa diabaikan.

4. Getaran pada pompa diabaikan.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Fluida

Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri

dengan bentuk wadah tempatnya atau zat yang akan berdeformasi terus

menerus selama dipengaruhi oleh suatu tegangan geser. Bila berada dalam

keseimbangan, fluida tidak dapat menahan gaya tangensial atau gaya geser.

Semua fluida memiliki suatu derajat kompresibilitas dan memberikan

tahanan kecil terhadap perubahan bentuk.

Secara umum, fluida dibagi menjadi menjadi fluida compressible dan

incmpresble. Fluida compressible atau mampu mampat adalah fluida yang

densitas atau kerapatan massanya bisa berubah-ubah, densitas meningkat

jika menerima tekanan, dan menurun jika mengalami ekspansi. Fluida

incompressible atau tak mampu mampat adalah fluida yang jika dikenai

tekanan perubahan kerapatan massanya sangat kecil sehingga diabaikan

dan dianggap tidak bisa berubah densitasnya.

2.2 Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi

mekanik menjadi energi fluida menggunakan gaya sentrifugal (Sularso,

2004). Pompa sentrifugal bekerja dengan mencipatakan tekanan vakum

pada inletnya, yang akhirnya menyerap fluida ke dalam pompa, kemudian

mendorongnya melalui keluaran, discharge. Pompa sentrifugal pada

dasarnya terdiri dari impeller yang dilengkapi sudu- sudu yang dipasangkan

pada poros yang berputar yang disubungi oleh sebuah rumah (casing).

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Fluida memasuki impeller secara aksial dan menerima energi yang diberikan

oleh sudu-sudu. Begitu fluida meninggalkan impeller pada kecepatan yang

relatif tinggi, fluida itu dikumpulkan dalam valute yang mentransformasikan

energi kinetik menjadi energi tekanan. Ini tentu saja diikuti oleh pengurangan

kecepatan.

Gambar 2.1 Bagian-bagian Pompa sentrifugal


(sumber : https://ayahmuthia.wordpress.com/2012/03/19/wear-ring)

A. Packing Box, berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah

dimana poros pompa menembus casing.

B. Packing, Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan

dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau

teflon.

C. Shaft (poros), Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari

penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

bagian-bagian berputar lainnya.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

D. Shaft sleeve, Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi,

korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat

sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance

sleever.

E. Vane, Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada

impeller.

F. Casing, Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi

sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor

(guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah

aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan

menjadi energi dinamis (single stage).

G. Eye of Impeller, Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

H. Impeller, Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari

pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara

kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan

masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk

sebelumnya.

I. Wearing Ring, Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran

cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang

impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan

impeller.

J. Discharge nozzle, yaitu tempat keluarnya cairan yang bertekanan dari

dalam pompa. Dan berikut di bawah ini sedikit ilustrasi untuk pompa

sentrifugal.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pompa sentrifugal dikualifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu :

1. Kapasitas:

a. Kapasitas rendah : < 20 m3/jam

b. Kapasitas menengah : 20 – 60 m3/jam

c. Kapasitas tinggi : > 60 m3/jam

2. Tekanan discharge:

a. Tekanan rendah : < 5 kg/cm2

b. Tekanan menengah : 5 - 50 kg/cm2

c. Tekanan tinggi : > 50 kg/cm2

3. Jumlah/susunan impeller dan tingkat:

a. Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing

b. Multi sage : Terdiri dari beberapa impeller tersusun seri

dalam

c. Multi impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun

parallel dalam satu casing

d. Multiimpeller- Multi Stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage

4. Posisi poros:

a. Poros tegak

b. Poros mendatar

5. Jumlah Suction:

a. Single suction

b. Double suction

6. Arah aliran keluar impeller:

a. Radial flow

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b. Axial flow

c. Mixed flow

2.3 Head

Head zat cair merupakan energi mekanik yang dikandung oleh suatu

berat zat cair yang mengalir pada penampang yang bersangkutan, dimana

satuan energi persatuan berat ekuivalen dengan satuan panjang (tinggi).

Head ada dalam tiga bentuk yang dapat saling berubah:

1. Head potential/head actual. Didasarkan pada ketinggian fluida di atas

bidang datar. Jadi, suatu kolam air setinggi 2 meter mengandung jumlah

energi yang disebabkan oleh posisinya dan dikatakan fluida tersebut

mempunyai head sebesar 2 meter kolam air.

2. Head kinetik/head kecepatan. Adalah suatu ukuran energi kinetik yang

dikandung satu satuan bobot fluida yang disebabkan oleh kecepatan dan

( )
2
V
dinyatakan oleh persamaan yang biasa dipakai untuk energi kinetik .
2g

3. Head tekanan. Adalah energi yang dikandung oleh fluida akibat

tekanannya dan persamaannya adalah p/γ jika sebuah menometer

terbuka dihubungkan dengan sudut tegak lurus aliran, maka fluida di

dalam tabung akan naik sampai ketinggian yang sama dengan p/γ .

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 2.2 Cara Mengukur Head


(Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Teknik Mesin ULM 2023)

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Head adalah tinggi tekan energi total yang merupakan jumlah dari tinggi

tempat, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan yang berbeda dari garis arus

yang satu ke garis arus yang lain. Head total pompa yang dibutuhkan untuk

mengalirkan air dengan kapasitas yang telah ditentukan dapat ditentukan

dari kondisi instalasi pompa yang akan dilayani.

Gambar 2.3 Head Total Pompa


(sumber: https://libratama.com/cara-menentukan-head-total-pompa/)

Untuk menghitung head Pompa dapat menggunakan rumus berikut:

(
H pompa =
Pd
+
Vd
p×g 2×g
2

)(
+Z d −
Ps
+
Vs
p×g 2×g
2

)
+ Z s + H t ………………….(2.1)

Keterangan :

Ht = head loss total pompa (m)

vd = kecepatan fluida di saluran tekan (m/s)

vs = kecepatan fluida di saluran isap (m/s)

Pd = tekanan di saluran tekan (N/m2)

Ps = tekanan di saluran isap (N/m2)

Dalam industri pompa, banyak pekerjaan yang melibatkan dua hal

sederhana, yakni efisiensi mesin pompa sentrifugal dan motor induksi AC.

Pompa sentrifugal mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik (aliran,

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

kecepatan dan tekanan) dan motor AC mengubah energi listrik menjadi

energi mekanik. Banyak sentrifugal besar menghasilkan efisiensi antara 75 –

90% dan yang kecil biasanya ke kisaran 50 – 70%. Motor AC besar di

sisi lain, dapat mendekati efisiensi 97% dan motor lain di atas 5 HP,

dapat didesain mencapai 90% hambatan. Untuk menghitung Efisiensi

pompa dapat menggunakan rumus:

Ph
n Pompa= × 100 %..........................................................................(2.2)
BHP

Keterangan:

Ph = daya hidrolis (watt)

BHP = daya poros (watt)

2.4 Kavitasi

Pada sistem pemipaan yang menggunakan pompa sentrifugal sangat

mungkin terjadi kavitasi yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan

perbedaan penampang yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan

sampai turun di bawah tekanan uap jenuhnya sehingga menyebabkan

terjadinya fenomena yang disebut kavitasi. Kavitasi adalah periwtiwa

terbentuknya gelembung-gelembung uap di dalam cairan yang dipompa

akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap

jenuh cairan pada suhu operasi pompa.

Gambar 2.4 Proses Kavitasi


Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

(sumber: Panduan Praktikum Fenomena Dasar Teknik Mesin ULM 2023)

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini mempunyai siklus yang

sangat singkat. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya

berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan

uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan

akan menyebabkan shock pada dinding dekatnya. Cairan akan masuk

secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap

tadi sehingga mengakibatkan tumbukan.

Ada beberapa penyebab kavitasi pada pompa sentrifugal diantaranya

adalah:

1. Vaporation (penguapan),

2. Air ingestion (masuknya udara lura ke dalam sistem),

3. Internal Recirculation (sirkulasi balik di dalam sistem),

4. Turbulance (pergolakan aliran), dan

5. Vane Passing Syndrome.

Cara menghindari proses kavitasi yang paling tepat adalah dengan

memasang instalasi pompa dengan Net Positive Suction Head (NPSH) yang

tersedia lebih besar daripada NPSH yang diperlukan. NPSH yang tersedia

bisa diusahakan oleh pemakai pompa sehingga nilainya lebih besar dari

NPSH yang diperlukan. Berikut hal-hal yang diperlukan untuk instalasi

pompa:

1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang diisap harus

dibuat serendah mungkin agar head statis lebih renda pula. Pipa isap

harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap yang

panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomor lebih

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

besar untuk mengurangi kerugian gesek.

2. Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar (bagian yang

mempunyai kecepatan tinggi maka tekanannya akan lebih rendah).

3. Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan menghambat

aliran disisi isap.

4. Head total pompa harus ditentukan sedemikian rupa hingga sesuai

dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya.

5. Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head

terendah harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi.

Untuk meramalkan terjadinya kavitasi pada pompa, digunakan suatu

parameter sebagai dasar hubungan. Dasar hubungan ini adalah Hukum

Thoma- Moody yang menghasilkan suatu koefisien atau sigma atau koefisien

Thoma. Koefisien kavitasi adalah perbandingan antara NPSH dengan head

total pompa.

2.5 Perhitungan

a) Kecepatan Fluida

Kecepatan fluida merupakan kecepatan aliran fluida saat berada di

dalam saluran kecepatan fluida bisa di hitung dengan persamaan

berikut:

Q
v= ………………………………………………………………………..(2.1)
A

Keteranga :

v = kecepatan fluida (m/s)

Q = debit fluida (m3/s)

A = luas penampang pipa (m2)

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b) Head Pompa

Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan

untuk mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai kondisi

instalasi pompa atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang

umumnya dinyatakan dalam satuan panjang di hitung dengan

persamaan berikut:

Pd vd2 Ps vs2

H pompa =( + + Zd )−( + + Z s)+ H t …………...…(2.2)


ρ×g 2×g ρ×g 2×g

Keterangan :

Ht = head loss total pompa (m)

vd = kecepatan fluida di saluran tekan (m/s)

vs = kecepatan fluida di saluran isap (m/s)

Pd = tekanan di saluran tekan (N/m2)

Ps = tekanan di saluran isap (N/m2)

Zd = jarak pusat impeler pompa ke alat ukur pada saluran tekan (m)

Zs = jarak pusat impeler pompa ke alat ukur pada saluran isap (m)

 = massa jenis fluida (kg/m3)

g = gaya gravitasi (9,81 m/s2)

c) Daya Hidrolis

Daya Hidrolis Daya air merupakan energi yang secara efektif diterima

oleh air dari pompa per satuan waktu dapat di hitung dengan persamaan

berikut:

Ph= ρ× g × Q× H ……………………………………………………(2.3)

Keterangan :

Ph = daya hidrolisis (watt)


Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

 = massa jenis fluida (kg/m3)

g = gravitasi (9,81 m/s2)

Q = debit fluida (m3/s)

H = head pompa (m)

d) Daya Poros

Daya poros adalah daya yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah

pompa (Break House Power) BHP. (careca F., dkk., 2011). dapat di

hitung dengan persamaan berikut:

2 × π ×n ×T
BHP= ………………………..………………………………...
60

(2.4)

Keterangan :

BHP = daya poros (watt)

n = putaran motor (rpm)

T = torsi (Nm)

Berdasarkan Applied Industrial Technology, persamaan untuk Torsi

adalah sebagai berikut :

36,77 ×Q × P
T= …………………...…………………………………………
n

(2.5)

Keterangan :

T = torsi (lbs in)

Q = debit fluida (GPM)

P = tekanan (Psi)

n = putaran mesin (rpm)

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

e) Daya Listrik/Motor

Besarnya daya yang dihasilkan oleh motor bisa dihitung dengan

persamaan berikut:

Pmotor =V × I ……………………..……………………………………...(2.6)

Keterangan :

Pmotor = daya listrik/motor (watt)

V = besar tegangan yang dipakai oleh motor listrik (volt)

I = besar arus yang dipakai oleh motor listrik (ampere)

f) Efisiensi Motor dan Pompa

Efisiensi motor dan pompa adalah ukuran seberapa efisien mesin-mesin

ini dalam mengubah energi listrik menjadi energi mekanik (motor) atau

energi mekanik menjadi energi fluida (pompa). Efisiesi bisa di hitung

dengan persamaan berikut:

Efisiensi motor :

BHP
ηmotor = ×100 %..........…………………………………………...(2.7)
Pmotor

Keterangan :

BHP = daya poros (watt)

Pmotor = daya listrik/motor (watt)

Efisiensi pompa :

Ph
ηmotor = ×100 % ..........................................................................(2.8)
BHP

Keterangan :

Ph = daya hidrolisis (watt)

BHP = daya poros (watt)

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

g) Perhitungan NPSH yang tersedia (NPSHa)

NPSH (Net Positive Suction Head) adalah besarnya tekanan minum

(gravitasi) yang tersedia untuk memasok air ke suction side dari sebuah

pompa. NPSH ini merupakan parameter yang penting untuk menentukan

kinerja suatu pompa dan mencegah kavitasi. NPSH bisa dihitung dengan

persamaan berikut:

Pa P v
h sv = × −hs−h1 s……………………...…………………………(2.9)
γ γ

Keterangan :

Hsv = NPSHa (m)

Pa = tekanan pada permuakaan fluida (kgf/m 2)

Pv = tekanan uap jenuh (kgf/m2)

 = berat jenis zat cair (kgf/m3)

hs = head isap statis (m)

hls = kerugian head dalam pipa isap (m)

h) Perhitungan NPSH yang diperlukan (NPSH r)

NPSH (Net Positive Suction Head) adalah besarnya tekanan minum

(gravitasi) yang tersedia untuk memasok air ke suction side dari sebuah

pompa. NPSH ini merupakan parameter yang penting untuk menentukan

kinerja suatu pompa dan mencegah kavitasi. NPSH bisa dihitung dengan

persamaan berikut:

1. Kecepatan spesifik

Q0,5
N s =n × 0,75 …………..………………………………………………...(2.10)
H

Keterangan :

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

n = putaran dari impeler pompa (rpm)

Q = debit fluida (m3/s)

H = head pompa (m)

H svN =σ × H pompa……………………..……………………………….(2.11)

Keterrangan:

 = koefisien kavitasi thoma

2. Kecepatan spesifik hisap

H svn =¿ …………………………….……………………(2.12)

Keterangan :

n = putaran dari impeler pompa (rpm)

Q = debit fluida (m3/s)

S = kecepatan spesifik sisi hisap (m/s)

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fenomena Dasar Mesin ini dilaksanakan pada hari Sabtu,

tanggal 8 April 2023, pukul 08.00 WITA-selesai, bertempat di Laboratorium

Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Deskripsi Alat Praktikum

Gambar 3.1 Alat Praktikum.


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah instalasi

pompa sentrifugal yang dirancang khusus. Terdapat 2 buah katup pada

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

instalasi pompa ini yaitu katup awal pada pipa isap yang berfungsi sebagai

bukaan untuk fluida masuk dan katup akhir pada pipa untuk mengeluarkan

fluida. Pada instalasi pompa ini juga terdapat 4 buah lubang yang digunakan

untuk mengukur tekanan. Terdapat saklar untuk menghidupkan dan

mematikan pompa serta saklar pengatur kecepatan pompa.

3.3 Alat dan Bahan

Berikut alat dan bahan yang digunakan pada saat Praktikum Fenomena

Dasar Mesin pada pompa sentrifugal.

1. Pompa Sentrifugal merek Shimizu tipe ps-108 bit dengan spesifikasi:

Daya motor : 150 watt

Daya hisap : 11 meter

Daya dorong : 30 meter

Kapasitas : 50 Liter/menit

Pipa : 3/4 inch

Tegangan : 220 Volt, 50 Hz, 1 Phase

Temperatur Air Mak 40 °C

2. Bak penampungan 2 Buah

3. Manometer Vakum

4. Katup Isap 1 Buah

5. Katup Tekan 1 Buah

6. Rotameter Air 1 Buah

7. Pipa Transparan 3 Buah

8. Pipa PVC 2 Meter 6 Bagian

9. Stopwatch

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.4 Prosedur Percobaan

Katup
Pompa Isap
Sentrigugal
Shimizu

Katup
Tekan Rotameter

Pipa PVC

Reservoir

Gambar 3.2 Alat Instalasi Praktikum.


(Sumber : Modul Praktikum FDM 2023)

3.4.1 Persiapan

a.Menyiapkan instalasi percobaan.

b.Memeriksa persediaan air di reservoir dan memastikan keadaannya

layak untuk percobaan.

c.Memeriksa katup-katup dapat dibuka dan ditutup sempurna.

d.Memeriksa kabel-kabel daya pompa.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

e.Menjalankan mesin pompa sentrifugal.

3.4.2 Percobaan

Gambar 3.3 Ilustrasi Cara Mengatur Debit Aliran pada flow meter.
(Sumber : Modul Praktikum PDM 2023)

Penjelasan gambar :

a. Debit aliran Fluida mengalir ke atas melalui tabung gelas berisi float.

b. Metering float (Pelampung) yang dapat bergerak dengan bebas

berbanding lurus dengan kecepatan fluida.

c. Arah aliran bergerak lurus, berbanding lurus dengan kecepatan fluida.

d. Metering tube berfungsi untuk menunjukan besarnya aliran fluida yang

mengalir di dalam flow meter. Seperti terlihat pada gambar. Kepala

metering float menunjukkan angka 0, membuktikan bahwa valve yang

terletak di bawah meteran ini belum terbuka.

1.Besar bukaan valve ¼

a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow

meter tepat berada pada besar bukaan valve ¼.

b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.

c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

dan P4 dengan menggunakan Manometer.

e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,

P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada

posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan

seterusnya.

f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan

P4.

2.Besar bukaan valve ½

a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow

meter tepat berada pada besar bukaan valve ½.

b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.

c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,

dan P4 dengan menggunakan Manometer.

e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,

P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada

posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan

seterusnya.

f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan

P4.

3.Besar bukaan valve ¾

a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow

meter tepat berada pada besar bukaan valve ¾.

b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,

dan P4 dengan menggunakan Manometer.

e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,

P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada

posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan

seterusnya.

f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan

P4.

4.Besar bukaan valve full

a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow

meter tepat berada pada besar bukaan valve full.

b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.

c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,

dan P4 dengan menggunakan Manometer.

e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,

P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada

posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan

seterusnya.

f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan

P4.

3.4.2 Akhir Percobaan

1.Mematikan pompa

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2.Mengatur katup ke posisi tutu

3.Membersihkan semua peralatan yang digunakan.

4.Mengembalikan semua peralatan ke tempatnya dalam keadaan baik

seperti semula.

3.5 Diagram Alir Praktikum

Start

Pengambilan data

peMenghitung besar debit pada bukaan


valve ¼ , ½ , ¾ dan Full. Menghitung
dengan memperhatikan flow meter
ukuran rpm pompa

Mengukur rpm pompa serta mengukur


tekanan air pada lubang posisi P1,P2,P3
dan P4

Tidak
Sesuai

Ya

Analisis Data

Finish

Gambar 3.4 Diagram alir praktikum

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Berikut merupakan hasil pengamatan yang didapatkan selama

praktikum

Tinggi I
Bukaan V t Q P (bar,atm,psi)
(cm) (ampere)
Valve (liter) (s) (m3/s)
P1 P2 P3 P4

2 67 2,98 x 10-5 9 30 173 5 0,6

1/4 2 65 3,08 x 10-5 4 18 131 9 0,5

2 63 3,17 x 10-5 3 4 126 6 0,6


Rata-
2 65 3,08 x 10-5 14 17,3 143 6,6 0,57
rata
2 61 3,28 x 10-5 48 59 238 30 0,6

1/2 2 60 3,33 x 10-5 27 69 201 18 Z1= 180 0,5

2 59 3,34 x 10-5 17 51 289 18 Z2 = 34 0,4


Rata-
2 60 3,31 x 10-5 30,6 59,6 242,6 22 Z3 = 535 0,50
rata
2 57 3,51 x 10-5 92 131 309 35 0,7
Z4 = 43
3/4 2 56 3,57 x 10-5 23 119 288 22 0,7
2 53 3,77 x 10-5 35 124 302 23 0,6
Rata-
2 55,3 3,62 x 10-5 50 124,6 299,6 26,6 0,67
rata
2 50 4,00 x 10-5 99 139 312 25 0,8

full 2 48 4,17 x 10-5 99 120 314 27 0.75

2 49 4,08 x 10-5 95 121 306 57 0,7


Rata –
2 49 4,08 x 10-5 97,6 126,6 310,6 36,3 0,75
rata
Tabel 4.1 Data Hasil pengamatan

 Temperatur : 31°C

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

 Tegangan : 120 Volt

Berdasarkan hasil data praktikum dalam tabel 4.1 maka dapat dihitung

parameter untuk mencari besar nilai head dan efisiensi pada pompa dapat

dimasukan data tersebut ke dalam rumus yang dijelaskan sebelumnya.

4.2 Analisis Perhitungan

1. Kecepatan Fluida

a. Untuk bukaan valve ¼ diketahui:

Q = 3,08 x 10-5 m3/s

D = 3/4 = 0,01905 m

Dimana:

1
A= × π × D2
4

1 2
A= × π × 0,01905
4
−4 2
A=2,85× 10 m

Maka kecepatan fluida:

Q
v=
A

3,08 × 10−5 m3 /s2


v=
2,85× 10−4 m2

v=0,108 m/ s 2

b. Untuk bukaan valve ½ diketahui:

Q = 3,31 x 10-5 m3/s

D = 3/4 = 0,01905 m

Dimana:

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1 2
A= × π × D
4

1 2
A= × π × 0,01905
4

A=2,85× 10− 4 m2

Maka kecepatan fluida:

Q
v=
A
−5 3 2
3,31 ×10 m / s
v=
2,85× 10−4 m2
2
v=0,116 m/ s

c. Untuk bukaan valve ¾ diketahui:

Q = 3,62 x 10-5 m3/s

D = 3/4 = 0,01905 m

Dimana:

1
A= × π × D2
4

1
A= × π × 0,019052
4

A=2,85× 10− 4 m2

Maka kecepatan fluida:

Q
v=
A
−5 3 2
3,62 ×10 m / s
v= −4 2
2,85× 10 m
2
v=0,127 m/ s

d. Untuk bukaan valve Full diketahui:

Q = 4,08 x 10-5 m3/s

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

D = 3/4 = 0,01905 m

Dimana:

1 2
A= × π × D
4

1
A= × π × 0,019052
4
−4 2
A=2,85× 10 m

Maka kecepatan fluida:

Q
v=
A
−5 3 2
4,08 ×10 m /s
v= −4 2
2,85 ×10 m
2
v=0,143 m/ s

Tabel 4.2 Hasil perhitungan kecepatan fluida (v)

Bukaan valve Kecepatan Fluida (m/s2)

¼ 0,108

½ 0,116

¾ 0,127

Full 0,143

2. Head pompa

a. Untuk bukaan valve ¼

1. Mayor Losses

Diketahui:

Ρ = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

µ = Viskositas dinamik pada suhu 31C = 7,805 x 10-4 Ns/m2

v = 0,108 m/s2

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

D = 3/4 ≈ 0,01905 m

L = 453,5 cm = 4,535 m

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian:

ρ× v × D
ℜ=
μ

995,34 ×0,108 × 0 ,01905


ℜ=
7,805× 10−4

ℜ=965,2122

Dikarenakan nilai Re < 2000, maka jenis aliran adalah aliran

laminar. Sehingga

64
f=

64
f=
965,2122

f =6,63 ×10−2

Maka perhitungan mayor losses sebagai berikut:


2
fv L
hf =
2 gD

6,63 ×10−2 × 0,1082 × 4,535


hf=
2× 9,81 ×0,01905
−3
h f =9,38× 10 m

2. Minor Losses

Diketahui:

k = Koefisien kehilangan pada pipa 3/4” siku 900 ≈ 0,1875

v = 0,108 m/s2

g = 9,81 m/s2

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Penyelesaian
2
k×v
h=
2× g
2
0,1875× 0,108
h=
2 ×9,81

h=1,11× 10−4 m

Jadi head loss total pompa sebesar:

H t =h f +h

−3 −4
H t =9,38 ×10 + 1,11×10

−3
H t =9,49 ×10 m

Jadi head total pompa adalah:

= Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

g= 9,81 m/s2

vs = vd = 0,108 m/s2

P1 = 14 mmHg = 1866,5 Pa

P2 = 17,3 mmHg = 2306,4 Pa

P3 = 143 mmHg = 19065,1 Pa

P4 = 6,6 mmHg = 879,9 Pa

Dari instalasi pengujian diperoleh jarak pusat impeller pompa

pada alat ukur saluran isap (Z1,Z2,Z3) dan saluran tekan (Z4):

Z1 = 180 cm = 1,8 m

Z2 = 34 cm = 0,34 m

Z3 = 535 cm = 5,35 m

Z4 = 43 cm = 0,43 m

Dimana:
Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

P1 + P2 + P3
Ps =
2

1866,5+2306,4 +19065,1
Ps =
2

Ps =11619 Pa

Pd =P4 =879,9 Pa

Z 1 +Z 2 + Z 3
Z s=
2

1,8+0,34+5,35
Z s=
2

Z s=3,745 m

Z d=Z 4=0,43 m

Penyelesaian

H pompa = [( Pd
ρ×g
+ )( )
v 2d
2× g ] [(
+ Zd −
Ps
ρ×g
+ )( )
v 2s
2× g ]
+ Zs + H t

H pompa = [( 879,9
)(
995,34 × 9,81
+
0,1082
2 × 9,81) ] [(
+0,43 −
11619
995,34 × 9,81)(
+
0,1082
2 × 9,81) ]
+ 3,745 +9,49 ×1

H pompa =3,08466 m

b. Untuk bukaan valve ½

1. Mayor Losses

Diketahui:

Ρ = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

µ = Viskositas dinamik pada suhu 31C = 7,805 x 10-4 Ns/m2

v = 0,116 m/s2

D = 3/4 ≈ 0,01905 m

L = 453,5 cm = 4,535 m

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian:

ρ× v × D
ℜ=
μ

995,34 ×0,116 × 0,01905


ℜ= −4
7,805× 10

ℜ=1036,70

Dikarenakan nilai Re (2000 – 4000), maka jenis aliran adalah

aliran transisi. Sehingga

2d
f= 2
ρv l

2× 0,01905
f= 2
995,34 × 0,116 × 4,535
−4
f =6,27 ×10

Maka perhitungan mayor losses sebagai berikut:

f v2 L
hf =
2 gD
−4 2
6,27 ×10 ×0,116 × 4,535
hf=
2 × 9,81× 0,01905
−4
h f =1,02 ×10 m

2. Minor Losses

Diketahui:

k = Koefisien kehilangan pada pipa 3/4 siku 90 = 0,1875

v = 0,116 m/s2

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

k × v2
h=
2× g
2
0,1875× 0,116
h=
2 ×9,81

h=1,28 ×10− 4 m

Jadi head loss total pompa sebesar:

H t =h f +h

H t =1,02× 10−4 + 1,28× 10−4

−4
H t =2,3 ×10 m

Jadi head total pompa adalah:

= Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

g= 9,81 m/s2

vs = vd = 0,166 m/s2

P1 = 30,6 mmHg = 4079,6 Pa

P2 = 59,6 mmHg= 7946 Pa

P3 = 242,6 mmHg = 32344 Pa

P4 = 22 mmHg = 2933 Pa

Dari instalasi pengujian diperoleh jarak pusat impeller pompa

pada alat ukur saluran isap (Z1,Z2,Z3) dan saluran tekan (Z4):

Z1 = 180 cm = 1,8 m

Z2 = 34 cm = 0,34 m

Z3 = 535 cm = 5,35 m

Z4 = 43 cm = 0,43 m

Dimana:

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

P1 + P2 + P3
Ps =
2

4079,6+7946+32344
Ps =
2

Ps =22184,8 Pa

Pd =P4 =2933 Pa

Z 1 +Z 2 + Z 3
Z s=
2

1,8+0,34+5,35
Z s=
2

Z s=3,745 m

Z d=Z 4=0,43 m

Penyelesaian

H pompa = [( Pd
ρ×g
+ )( )
v 2d
2× g ] [(
+ Zd −
Ps
ρ×g
+ )( )
v 2s
2× g ]
+ Zs + H t

H pompa = [( 2933
)(
995,34 × 9,81
+
0,1162
2 × 9,81) ] [(
+0,43 −
22184,8
995,34 × 9,81)(
+
0,1162
2 × 9,81) ]
+ 3,745 +2,3 ×10

H pompa =2,20495 m

c. Untuk bukaan valve ¾

1. Mayor Losses

Diketahui:

Ρ = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

µ= Viskositas dinamik pada suhu 31C = 7,805 x 10-4 Ns/m2

v= 0,127 m/s2

D = 3/4 ≈ 0,01905 m

L= 453,5 cm = 4,535 m

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

g= 9,81 m/s2

Penyelesaian:

ρ× v × D
ℜ=
μ

995,34 ×0,127 × 0,01905


ℜ= −4
7,805× 10

ℜ=1135,01

Dikarenakan nilai Re (2000 – 4000), maka jenis aliran adalah

aliran transisi. Sehingga

2d
f= 2
ρv l

2× 0,01905
f= 2
995,34 × 0,127 × 4,535
−4
f =5,23 ×10

Maka perhitungan mayor losses sebagai berikut:

f v2 L
hf =
2 gD
−4 2
5,23 ×10 × 0,127 × 4,535
hf=
2 ×9,81 ×0,01905
−4
h f =1,02 ×10 m

2. Minor Losses

Diketahui:

k = Koefisien kehilangan pada pipa 3/4 siku 90 = 0,1875

v = 0,127 m/s2

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

k × v2
h=
2× g
2
0,1875× 0,127
h=
2 ×9,81

h=1,54 ×10−4 m

Jadi head loss total pompa sebesar:

H t =h f +h

H t =1,02× 10−4 + 1,54 ×10−4

−4
H t =2,56 ×10 m

Jadi head total pompa adalah:

= Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

g = 9,81 m/s2

vs = vd = 0,127 m/s2

P1 = 50 mmHg = 6666,1Pa

P2 = 124,6 mmHg = 16611,9 Pa

P3 = 299,6 mmHg = 39943,3 Pa

P4 = 26,6 mmHg= 3546,3 Pa

Dari instalasi pengujian diperoleh jarak pusat impeller pompa

pada alat ukur saluran isap (Z1,Z2,Z3) dan saluran tekan (Z4):

Z1 = 180 cm = 1,8 m

Z2 = 34 cm = 0,34 m

Z3 = 535 cm = 5,35 m

Z4 = 43 cm = 0,43 m

Dimana:

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

P1 + P2 + P3
Ps =
2

6666,1+16611,9+39943,3
Ps =
2

Ps =31610,65 Pa

Pd =P4 =35446,3 Pa

Z 1 +Z 2 + Z 3
Z s=
2

1,8+0,34+5,35
Z s=
2

Z s=3,745 m

Z d=Z 4=0,43 m

Penyelesaian

H pompa = [( Pd
ρ×g
+ )( )
v 2d
2× g ] [(
+ Zd −
Ps
ρ×g
+ )( )
v 2s
2× g ]
+ Zs + H t

H pompa = [( 35446,3
)(
995,34 × 9,81
+
0,1272
2 × 9,81) ] [(
+0,43 −
31610,65
995,34 × 9,81)(
+
0,1272
2 × 9,81) ]
+ 3,745 +2,56 ×1

H pompa =4,56972 m

d. Untuk bukaan valve full

1. Mayor Losses

Diketahui:

Ρ = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

µ = Viskositas dinamik pada suhu 31C = 7,805 x 10-4 Ns/m2

v = 0,143 m/s2

D = 3/4 ≈ 0,01905 m

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

L = 453,5 cm = 4,535 m

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian:

ρ× v × D
ℜ=
μ

995,34 ×0,143 ×0,01905


ℜ=
7,805× 10−4

ℜ=1278,01

Dikarenakan nilai Re (2000 – 4000), maka jenis aliran adalah aliran

transisi. Sehingga

2d
f= 2
ρv l

2× 0,01905
f=
995,34 × 0,1432 × 4,535
−4
f =4,12×10

Maka perhitungan mayor losses sebagai berikut:

f v2 L
hf =
2 gD

4,12 ×10−4 ×0,1432 × 4,535


hf =
2 ×9,81 ×0,01905

h f =1,02 ×10−4 m

2. Minor Losses

Diketahui:

k = Koefisien kehilangan pada pipa 3/4 siku 90 = 0,1875

v = 0,143 m/s2

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian
Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

k × v2
h=
2× g
2
0,1875× 0,143
h=
2 ×9,81

h=1,95× 10− 4 m

Jadi head loss total pompa sebesar:

H t =h f +h

H t =1,02× 10−4 + 1,95× 10−4

−4
H t =2,97 ×10 m

Jadi head total pompa adalah:

= Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

g = 9,81 m/s2

vs = vd = 0,143 m/s2

P1 = 97,6 mmHg= 13012,2 Pa

P2 = 126,6 mmHg = 16878,6 Pa

P3 = 310,6 mmHg = 41409,9 Pa

P4 = 36,3 mmHg= 4879,5 Pa

Dari instalasi pengujian diperoleh jarak pusat impeller pompa

pada alat ukur saluran isap (Z1,Z2,Z3) dan saluran tekan (Z4):

Z1 = 180 cm = 1,8 m

Z2 = 34 cm = 0,34 m

Z3 = 535 cm = 5,35 m

Z4 = 43 cm = 0,43 m

Dimana:

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

P1 + P2 + P3
Ps =
2

13012,2+16878,6+ 41409,9
Ps =
2

Ps =35650,35 Pa

Pd =P4 =4879,5 Pa

Z 1 +Z 2 + Z 3
Z s=
2

1,8+0,34+5,35
Z s=
2

Z s=3,745 m

Z d=Z 4=0,43 m

Penyelesaian

H pompa = [( Pd
ρ×g
+ )( )
v 2d
2× g ] [(
+ Zd −
Ps
ρ×g
+ )( )
v 2s
2× g ]
+ Zs + H t

H pompa = [( 4879,5
)(
995,34 × 9,81
+
0,1432
2 × 9,81) ] [(
+0,43 −
35650,35
995,34 × 9,81)(
+
0,1432
2 × 9,81) ]
+ 3,745 +2,97 ×1

H pompa =1,02601m

Tabel 4.3 Hasil perhitungan Head pompa (H)

Bukaan valve Head Pompa (m)

¼ 3,08466

½ 2,20495

¾ 4,56972

Full 1,02601

3. Daya hidrolis

a. Untuk bukaan valve ¼


Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Ph= ρ× g × Q× H

−5
Ph=995,34 ×9,81 ×(3,08 ×10 )× 3,08466

Ph=0,927 watt

b. Untuk bukaan valve ½

Ph= ρ× g × Q× H

−5
Ph=995,34 ×9,81 ×(3,31× 10 )× 2,20495

Ph=0,712 watt

c. Untuk bukaan valve ¾

Ph= ρ× g × Q× H

−5
Ph=995,34 ×9,81 ×(3,62× 10 )× 4,56972

Ph=1,615 watt

d. Untuk bukaan valve full

Ph= ρ× g × Q× H

−5
Ph=995,34 ×9,81 ×(4,08 ×10 )×1,02601

Ph=0,408 watt

Tabel 4.4 Hasil perhitungan daya hidrolis (Ph)

Bukaan valve Head Pompa (m)

¼ 3,08466

½ 2,20495

¾ 4,56972

Full 1,02601

4. Daya poros

Daya poros didapatkan dengan mengetahui torsi terlebih dahulu.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

a. Untuk bukaan valve ¼ diketahui

Q = 3,08 x 10-5 m3/s = 0,488 GPM

n = 20553 RPM

ƩP1 = 14 mmHg = 0,2707 Psi

ƩP2 = 17,3 mmHg = 0,3345 Psi

ƩP3 = 143 mmHg = 2,7651 Psi

ƩP4 = 6,6 mmHg = 0,1276 Psi

Dimana:

P = ƩP1 + ƩP2 + ƩP3 + ƩP4

P = 0,2707 + 0,3345 + 2,7651 + 0,1276

P = 3,4979 Psi

Maka torsi pada motor

36,77 ×Q × P
T=
n

36,77 ×0,488 ×3,4979


T=
20553

T =¿ 0,0030 lbs in = 0,0003 Nm

Jadi daya poros (BHP)

2 × π ×n ×T
BHP=
60

2 × π ×20553 ×0,0003
BHP=
60

BHP=0,64watt

b. Untuk bukaan valve ½ diketahui

Q = 3,31 x 10-5 m3/s = 0,524 GPM

n = 20553 RPM

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

ƩP1 = 30,6 mmHg = 0,5917 Psi

ƩP2 = 59,6 mmHg = 1,1524 Psi

ƩP3 = 242,6 mmHg = 4,6911 Psi

ƩP4 = 22 mmHg = 0,4254 Psi

Dimana:

P = ƩP1 + ƩP2 + ƩP3 + ƩP4

P = 0,5917 + 1,1524 + 4,6911 + 0,4254

P = 6,8006 Psi

Maka torsi pada motor

36,77 ×Q × P
T=
n

36,77 ×0,524 × 6,8006


T=
20553

T =¿ 0,0063 lbs in = 0,0007 Nm

Jadi daya poros (BHP)

2 × π ×n ×T
BHP=
60

2 × π ×20553 ×0,0007
BHP=
60

BHP=1,50 watt

c. Untuk bukaan valve ¾ diketahui

Q = 3,62 x 10-5 m3/s = 0,574 GPM

n = 20553 RPM

ƩP1 = 50 mmHg = 0,9668 Psi

ƩP2 = 124,6 mmHg = 2,4093 Psi

ƩP3 = 299,6 mmHg = 5,7932 Psi

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

ƩP4 = 26,6 mmHg = 0,5143 Psi

Dimana:

P = ƩP1 + ƩP2 + ƩP3 + ƩP4

P = 0,9668 + 2,4093 + 5,7932 + 0,5143

P = 9,6836 Psi

Maka torsi pada motor

36,77 ×Q × P
T=
n

36,77 ×0,574 × 9,6836


T=
20553

T =¿ 0,0099 lbs in = 0,0011 Nm

Jadi daya poros (BHP)

2 × π ×n ×0,0011
BHP=
60

2 × π ×20553 ×0,0011
BHP=
60

BHP=2,36watt

d. Untuk bukaan valve full diketahui

Q = 4,08 x 10-5 m3/s = 0,647 GPM

n = 20553 RPM

ƩP1 = 97,6 mmHg = 1,8872 Psi

ƩP2 = 126,6 mmHg = 2,4480 Psi

ƩP3 = 310,6 mmHg = 6,0060 Psi

ƩP4 = 36,3 mmHg = 0,7019 Psi

Dimana:

P = ƩP1 + ƩP2 + ƩP3 + ƩP4

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

P = 1,8872 + 2,4480 + 6,0060 + 0,7019

P = 11,0431 Psi

Maka torsi pada motor

36,77 ×Q × P
T=
n

36,77 ×647 ×11,0431


T=
20553

T =¿ 12,78244 lbs in = 1,44422 Nm

Jadi daya poros (BHP)

2 × π ×n ×T
BHP=
60

2 × π ×20553 ×1,44422
BHP=
60

BHP=3106,82watt

Tabel 4.5 Hasil perhitungan torsi (T) dan daya poros (BHP)

Bukaan valve Torsi (Nm) Daya poros (watt)

¼ 0,0003 0,64

½ 0,0007 1,50

¾ 0,0011 2,36

Full 1,44422 3106,82

5. Daya listrik motor

a. Untuk bukaan valve ¼

V = 120 volt

I = 0,57 Ampare

Penyelesaian

Pmotor =V × I

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pmotor =120 ×0,57

Pmotor =68,4 watt

b. Untuk bukaan valve ½

V = 120 volt

I = 0,50 Ampare

Penyelesaian

Pmotor =V × I

Pmotor =120 ×0,50

Pmotor =60 watt

c. Untuk bukaan valve ¾

V = 120 volt

I = 0,67 Ampare

Penyelesaian

Pmotor =V × I

Pmotor =120 ×0,67

Pmotor =80,4 watt

d. Untuk bukaan valve full

V = 120 volt

I = 0,75 Ampare

Penyelesaian

Pmotor =V × I

Pmotor =120 ×0,75

Pmotor =90 watt

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tabel 4.6 Hasil perhitungan daya motor (Pmotor)

Bukaan valve daya motor (watt)

¼ 68,4

½ 60

¾ 80,4

Full 90

6. Efisiensi motor dan pompa

a. Untuk bukaan valve ¼

I. Efisiensi Motor

BHP
ηmotor = ×100 %
Pmotor

0,64
ηmotor = ×100 %
68,4

ηmotor =0,93 %

II. Efesiensi Pompa

Ph
η pompa = ×100 %
BHP

−1,237
η pompa = ×100 %
0,64

η pompa =−93,22 %

b. Untuk bukaan valve ½

I. Efisiensi Motor

BHP
ηmotor = ×100 %
Pmotor

1,50
ηmotor = ×100 %
60

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

ηmotor =2,5 %

II. Efesiensi Pompa

Ph
η pompa = ×100 %
BHP

−1,589
η pompa = ×100 %
1,50

η pompa =−10,59 %

c. Untuk bukaan valve ¾

I. Efisiensi Motor

BHP
ηmotor = ×100 %
Pmotor

2,36
ηmotor = ×100 %
80,4

ηmotor =2,93 %

II. Efesiensi Pompa

Ph
η pompa = ×100 %
BHP

−0,879
η pompa = ×100 %
2,36

η pompa =−37,24 %

d. Untuk bukaan valve full

I. Efisiensi Motor

BHP
ηmotor = ×100 %
Pmotor

3106,82
ηmotor = ×100 %
90

ηmotor =34,52 %

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

II. Efesiensi Pompa

Ph
η pompa = ×100 %
BHP

−1,945
η pompa = ×100 %
3106,82

η pompa =−0,06 %

Tabel 4.7 Hasil perhitungan efisiensi motor dan efisiensi pompa

Bukaan valve Efisiensi motor (%) Efisiensi pompa (%)

¼ 0,93 -93,22

½ 2,5 -10,59

¾ 2,93 -37,24

Full 34,52 -0,06

7. Perhitungan NPSH yang tersedia (NPSHa)

a. Untuk bukaan valve ¼

Pa = tekanan permukaan fluida pada 1 atm ≈ 10332 kgf/m 2

Pv = tekanan uap jenuh 31°C pada 1 atm ≈ 408,35 kgf/m2

ˠ = berat jenis zat cair pada 31°C ≈ 995,34 kgf/m 3

hs = head hisap statis = 183,5 cm = 1,835 m

hls = kerugian head dalam pipa isap= 6,330 m

penyelesaian

Pa P v
h sv = + −hs −h1 s
γ γ

10332 408,35
h sv = + −1,835−6,330
995,34 995,34

h sv =2,625 m

b. Untuk bukaan valve ½


Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pa = tekanan permukaan fluida pada 1 atm = 10332 kgf/m 2

Pv = tekanan uap jenuh 31C pada 1 atm = 408,35 kgf/m2

 = berat jenis zat cair pada 31C = 995,34 kgf/m2

hs = head hisap statis = 183,5 cm = 1,835 m

h1s = head friction = 6,331 m

penyelesaian

Pa P v
h sv = + −hs −h1 s
γ γ

10332 408,35
h sv = + −1,835−6,331
995,34 995,34

h sv =2,624 m

c. Untuk bukaan valve ¾

Pa = tekanan permukaan fluida pada 1 atm = 10332 kgf/m 2

Pv = tekanan uap jenuh 31C pada 1 atm = 408,35 kgf/m2

 = berat jenis zat cair pada 31C = 995,34 kgf/m2

hs = head hisap statis = 183,5 cm = 1,835 m

h1s = head friction = 6,332 m

penyelesaian

Pa P v
h sv = + −hs −h1 s
γ γ

10332 408,35
h sv = + −1,835−6,332
995,34 995,34

h sv =2,623 m

d. Untuk bukaan valve full

Pa = tekanan permukaan fluida pada 1 atm = 10332 kgf/m 2

Pv = tekanan uap jenuh 31C pada 1 atm = 408,35 kgf/m2

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

 = berat jenis zat cair pada 31C = 995,34 kgf/m2

hs = head hisap statis = 183,5 cm = 1,835 m

h1s = head friction = 6,333 m

penyelesaian

Pa P v
h sv = + −hs −h1 s
γ γ

10332 408,35
h sv = + −1,835−6,333
995,34 995,34

h sv =2,622 m

Tabel 4.8 Hasil perhitungan NPSHa

Bukaan valve NPSHa (m)

¼ 2,625

½ 2,624

¾ 2,623

Full 2,622

8. Perhitungan NPSH yang diperlukan (NPSH r)

a. Untuk bukaan valve ¼

n = 20553 rpm

Q = 0,0000308 m3/s

s = 1200 m/s

penyelesaian

()
4 2
n
H svN = 3
×Q 3
s

( )
4 2
20553
H svN = 3
×0,0000308 3
1200

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

H svN =0,460984 m

b. Untuk bukaan valve ½

n = 20553 rpm

Q = 0,0000333 m3/s

s = 1200 m/s

penyelesaian

()
4 2
n
H svN = 3
×Q 3
s

( ) ×0,0000333
4 2
20553 3
H svN = 3
1200

H svN =0,485604 m

c. Untuk bukaan valve ¾

n = 20533 rpm

Q = 0,0000362 m3/s

s = 1200 m/s

penyelesaian

()
4 2
n
H svN = 3
×Q 3
s

( ) ×0,0000362
4 2
20553 3
H svN = 3
1200

H svN =0,513403 m

d. Untuk bukaan valve full

n = 20553 rpm

Q = 0,0000408 m3/s

s = 1200 m/s

penyelesaian
Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

( ) ×Q
4 2
n 3
H svN = 3
s

( )
4 2
20553
H svN = 3
×0,0000408 3
1200

H svN =0,556023 m

Tabel 4.9 Hasil perhitungan NPSHr

Bukaan valve NPSHr (m)

¼ 0,460984

½ 0,485604

¾ 0,513403

Full 0,556023

4.3 Tabel Hasil Perhitungan

Bukaa Hasil perhitungan


n valve Kecepata Head Daya Daya Daya Efisiensi Efisiens NPSHa NPSHr
n fluida pompa hidrolisi poros motor motor i pompa (m) (m)
(m/s) (m) s (watt) (watt) (watt) (%) (%)
¼ 0,108 3,08466 0,927 0,64 68,4 0,93 -93,22 2,625 0,460984
½ 0,116 2,20495 0,712 1,50 60 2,5 -10,59 2,624 0,485604
¾ 0,127 4,56972 0,615 2,36 80,4 2,93 -37,24 2,623 0,513403
full 0,143 1,02601 0,408 3106, 34,52 -0,06
82 90 2,622 0,556023
Tabel 4.10 Hasil perhitungan

4.4 Grafik Perhitungan

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

0.16
0,143

Kecepatan Fluida (m/s)


0.14 0.127
0.12 0.116
0.108
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
¼ ½ ¾ full

Bukaan valve

Gambar 4.1 Grafik besar kecepatan fluida terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.1 besar debit terhadap kecepatan fluida (Pada

¼, ½, ¾, dan full valve 0,108; 0,116; 0,127; dan 0,143). Dari data tersebut

menandakan bahwa hubungan antara besar debit terhadap kecepatan fluida

berbanding lurus, dimana semakin besar debit maka semakin tinggi

kecepatan fluida yang mengalir.

5 4.56972
4.5
4
Head pompa (m)

3.5 3.08466
3
2.5 2.20495
2
1.5
1.02601
1
0.5
0
¼ ½ ¾ full
Bukaan valve

Gambar 4.2 Grafik besar head pompa terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.2 besar debit terhadap head pompa (Pada ¼, ½, ¾,

dan full valve yaitu yaitu 3,08466; 2,204995; 4,56972 dan 1,02601

berdasarkan data tersebut besarnya head pompa sangat dipengaruhi oleh

debit sehingga semakin kecil debit semakin besar head pompa yang

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

dihasilkan dan penyebab turunnya grafik karna debit yang besar.

1 0.927

Daya hidrolis (watt)


0.9
0.8 0.712
0.7 0.615
0.6
0.5 0,408
0.4
0.3
0.2
0.1
0
¼ ½ ¾ full

Bukaan valve

Gambar 4.3 Grafik besar Daya hidrolis terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.3 besar daya hidrolis terhadap debit (Pada ¼, ½,

¾, dan full valve yaitu 0,927; 0,712; 0,615; dan 0,408, Dapat dilihat bahwa

daya yang diperlukan dipengaruhi oleh head pompa yang dihasilkan oleh

debit fluida tertentu dan naik turunya grafik dipengaruhi oleh head pompa.

3500 3106.82
Daya poros (watt)

3000
2500
2000
1500
1000
500
0.64 1.5 2.36
0
¼ ½ ¾ full

Bukaan valve

Gambar 4.4 Grafik besar Daya poros terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.4 besar daya poros terhadap debit (Pada ¼, ½, ¾,

dan full valve yaitu 0,64; 1,5; 2,36 dan 3106,82), dari data grafik tersebut

dapat dilihat bahwa daya yang diperlukan poros untuk memutar impeller

pompa dipengaruhi oleh torsi yang dihasilkan pada debit fluida tertentu dan

naik turunnya grafik dikarnakan oleh torsi yang dihasilkan.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

100 90

Daya motor (watt)


90 80.4
80 68.4
70 60
60
50
40
30
20
10
0
¼ ½ ¾ full

Bukaan valve

Gambar 4.5 Grafik besar Daya motor terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.5 besar daya motor terhadap debit (Pada ¼, ½,

¾, dan full valve yaitu 68,4; 60; 80,4; dan 90), dari data grafik tersebut

dapat dilihat bahwa daya yang diperlukan motor untuk memutar impeller

pompa dipengaruhi oleh torsi yang dihasilkan pada debit fluida tertentu

dan naik turunnya grafik dikarnakan oleh torsi yang dihasilkan.

40
34.52
Efisiensi motor (%)

35
30
25
20
15
10
5 2.5 2.93
0.93
0
¼ ½ ¾ full

Bukaan valve

Gambar 4.6 Grafik besar efisiensi motor terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.6 besar daya efesiensi motor terhadap debit (Pada

¼, ½, ¾, dan full valve yaitu 0,93; 2,5; 2,93; dan 34,52), dimana dari data

grafik tersebut efisiensi motor dipengaruhi oleh daya poros dan daya motor

listrik, naik turunnya grafik dikarnakan daya poros dan daya motor listrik

yang dihasilkan tidak stabil.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

20

Efisiensi pompa (%)


0.06
0 -10.59
¼ ½ ¾ full
-20
-37.24
-40
-60
-80 -93.22
-100

Bukaan valve

Gambar 4.7 Grafik besar efisiensi pompa terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.7 besar efisiensi pompa terhadap debit (Pada ¼,

½, ¾, dan full valve yaitu -93,22; -10,59; -37,24 dan -0,06), dimana efisiensi

pompa dipengaruhi oleh daya hidrolis dan daya poros, naik turunnya grafik

dikarenakan daya hidrolis dan daya poros yang dihasilkan tidak stabil.

2.626
2.625
2.625
NPSHa (m)

2.624
2.624
2.623
2.623
2.622
2.622
2.621
2.62
¼ ½ ¾ full

Bukaan valve

Gambar 4.8 Grafik besar NPSHa terhadap bukaan valve

Grafik 4.8 besar NPSHa terhadap debit (Pada ¼, ½, ¾, dan full valve

yaitu 2,625; 2,624; 2,623; dan 2,614) dipengaruhi oleh tekanan hisap dan

buang serta head losses yang terjadi dalam aliran. Semakin besar head loss

pada instalasi pompa maka semakin rendah harga NPSHa dan turun nya

grafik dikarenakan head loss pada instalasi.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

0.6 0.556023
0.513403
0.460984 0.485604
0.5

NPSHr (m)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
¼ ½ ¾ full

Bukaan valve

Gambar 4.9 Grafik besar NPSHr terhadap bukaan valve

Grafik 4.9 besar NPSHr terhadap debit (Pada¼, ½, ¾, dan full valve

yaitu 0,460984; 0,485604; 0,513403; dan 0,556023), dimana NPSHr

dipengaruhi oleh besar debit dan kecepatan fluida, semakin besar kecepatan

fluida semakin besar juga tekanan dan NPSHr dan naik turunnya grafik

dikarenakan besar debit dan kecepatan fluida.

Selain itu, faktor putaran pompa dan kecepatan spesifik dari pompa juga

berpengaruh terhadap nilai NPSHr yang didapatkan. Berdasarkan

perhitungan yang telah dilakukan pada instalasi pompa tidak terjadi kavitasi.

Ini dikarenakan nilai NPSHa yang tersedia lebih besar daripada nilai NPSHr

yang diperlukan (NPSHa> NPSHr). Tetapi apabila debit yang mengalir pada

pompa semakin besar maka nilai NPSHr akan semakin naik dan NPSHa nya

semakin menurun, maka hal itu dapat terjadi kapitasi. Pada saat pengukuran

tekanan, hasil yang didapatkan tidak stabil dikarenakan oleh kebocoran

selang P1, P2, P3 dan P4.

4.5 Pembahasan

Dari pengamatan pada gambar 4.9 grafik besar NPSH r terhadap

bukaan valve. Pada bukaan katup ¼ terdapat nilai NPSH r sebesar 0,460984

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

m. Pada bukaan katup ½ terdapat nilai NPSH r sebesar 0,485604 m. Pada

bukaan katup ¾ terdapat nilai NPSH r sebesar 0,513403 m. Dari pernyataan

tersebut didapatkan bahwa nilai NPSH r semakin besar disebabkan oleh debit

aliran fluida dan kecepatan fluida yang semakin besar juga. Adapun faktor

putaran pompa dan kecepatan spesifik dari pompa juga berpengaruhi

terhadap nilai NPSHr yang didapatkan.

Gambar 4.1 Proses Terjadinya Kavitasi


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Fenomena kavitasi ditunjukkan dengan terbentuknya formasi

gelembung udara yang kemudian pecah secara tiba-tiba akibat perubahan

tekanan pada sisi hisap pompa. Kavitasi dapat menyebabkan kerusakan yang

parah komponen pompa terutama bagian sudu atau impeller. Kavitasi

biasanya dapat diidentifikasi melalui suara bising dan timbulnya getaran yang

berlebihan. Sebuah metode deteksi kavitasi dibutuhkan agar potensi

kerusakan lebih lanjut pada pompa sentrifugal dapat diantisipasi secepatnya.

Dalam hal kavitasi, bagian pompa yang sering mengalami kavitasi

adalah sisi isap pompa. Hal ini terjadi karena tekanan isap pompa terlalu

rendah hingga dibawah tekanan uap jenuh. Kavitasi dapat terbentuk ketika

tekanan pada sistem perpipaan atau pompa mengalami penurunan nilai

kurang dari tekanan uap jenuh pada suhu titik operasi tertentu. Fluida yang

mengalir melalui pompa dapat membentuk gelembung uap.

Fenomena korelasi dengan bukaan katup :

1. Aliran air: Bukaan katup air secara langsung mempengaruhi aliran air.

Semakin besar bukaan katup, semakin besar aliran air yang keluar dari

sistem. Bukaan katup juga dapat mengatur laju aliran air. Misalnya, katup

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

yang lebih besar membuka lebih lebar, meningkatkan laju aliran air,

sedangkan katup yang lebih kecil mengurangi aliran air.

2. Tekanan air: Bukaan katup air juga berhubungan dengan tekanan air

dalam sistem. Saat katup dibuka, tekanan air di belakang katup dapat

menurun karena adanya aliran air. Tekanan ini dapat mempengaruhi daya

dorong aliran air dan kecepatan aliran di sepanjang sistem.

3. Efisiensi energi: Korelasi antara bukaan katup air dan efisiensi energi

melibatkan trade-off antara kehilangan tekanan dan aliran air yang

diinginkan. Semakin besar bukaan katup, semakin tinggi aliran air yang

dihasilkan, tetapi juga semakin tinggi kehilangan tekanan. Pemilihan

bukaan katup yang optimal dapat membantu mencapai efisiensi energi

yang baik dalam sistem.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil praktikum fenomena dasar mesin adalah sebagai

berikut:

1. Kavitasi merupakan fenomena yang terjadi ketika tekanan cairan turun di

bawah tekanan uapnya, yang mengakibatkan pembentukan gelembung-

gelembung uap dalam cairan. Untuk memahami nilai besaran kavitasi

yang terjadi pada pompa sentrifugal, perlu dilakukan analisis mendalam

yang melibatkan faktor-faktor seperti desain pompa, kondisi operasional,

jenis fluida yang dipompa, dan faktor-faktor lainnya.

2. Efisiensi pompa dapat dipengaruhi oleh bukaan katup (valve opening)

pada sistem pompa. Bukaan katup mengacu pada sejauh mana katup

terbuka untuk mengatur aliran fluida yang masuk ke pompa. Efisiensi

pompa dapat bervariasi tergantung pada tingkat bukaan katup yang

berbeda.

3. Debit air yang melewati pompa sentrifugal memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap terjadinya kavitasi. Debit air yang tinggi cenderung

mengurangi risiko kavitasi karena tekanan cairan tetap di atas tekanan

uapnya, sementara debit air yang rendah dapat meningkatkan

kemungkinan terjadinya kavitasi karena tekanan cairan dapat turun di

bawah tekanan uapnya.

5.2 Saran

Sebelum melakukan praktikum fenomena dasar mesin sebaiknya

dilakukan pengecekkan alat uji teutama pada bagian katup P1, P2, P3, dan

P4 agar tidak terjadi kebocoran pada saat praktikum dilakukan, sehingga

mendapat hasil pengukuran yang lebih akurat dengan ukuran sebenarnya.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

DAFTAR PUSTAKA

Dongoran J.G. 2012. Analisa Perfomansi Pompa Sentrifugal Susunan

Tunggal, Seri dan Paralel.[Jurnal]. Medan (ID): Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

Ghofur, Abdul dan Nizar, M Ramadhan 2021. Panduan Praktikum Fenomena

Dasar Mesin(HMKB645). Fakultas Teknik Universitas Lambung

Mangkurat Banjarbaru.

M. Faisal Yamin, Perancangan Dan Pengujian Alat Uji Pompa Seri

dan Paralel, 2016.

Hutabarat, Bendris. 2019. ANALISIS UNJUK KERJA POMPA

SENTRIFUGAL DENGAN VARIASI HEAD.

Sularso, Haruo Tahara. (2004). Pompa dan Kompresor. Jakarta:Pratnya

Paramita.

Bangun, Dian Pranata. 2010. Analisa Performance Pompa Sentrifugal

Terhadap Kapasitas Aliran. (Online).

https://123dok.com/document/oz12d2vy-analisa-performance-pompa-

sentrifugal-terhadap-kapasitas-aliran.html diakses 10 Maret 2021.

Yudi,Iwan K.,2008.Analisis Aliran.(Online).

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123742-R220843-Analisa%20aliran-

Literatur.pdf / diakses pada 15 Maret 2021.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Ahmad Sayuti
211081610040

Anda mungkin juga menyukai