Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM PRESTASI MESIN

“ Menganalisis Karakteristik dan Kapasitas Aliran dengan Menggunakan


Pompa Sentrifugal”

Disusun oleh:

Nama : Dwi Istiyarno


Npm : 2010502092
Kelompok :4

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN (S1)


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu
cairan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan cara menaikkan tekanan cairan
tersebut, kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-
hambatan pengaliran, hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedan
tekanan perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.
Pada prinsipnya pompa mengubah impller mekanik menjadi impeller
aliran fluida, impeller yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan
tekanan dan mengatasi tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui.
Pompa juga dapat digunakan pada proses-proses yang membutuhkan tekanan
hidraulik yang besar, hal ini impeller dijumpai antara lain pada peralatan-peralatan
berat, dalam operasi mesin-mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge
yang besar dan tekanan isap yang rendah, akibat tekanan yang rendah pada sisi
isap pompa, maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat
tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai
pada ketinggian yang diinginkan.
Pada umumnya pompa dikelompokkan menjadi 2 yaitu pompa kerja
positif (positive diplacement) atau pompa aksi impeller dan pompa sentrufugal.
Pada praktikum prestasi mesin ini menggunakan pompa sentrifugal. Pompa
sentrifugal merupakan suatu pompa yang memiliki elemen utama sebuah motor
dengan sudu impeller berputar dengan kecepatan tinggi, fluida masuk dipercepat
oleh impeller yang menaikkan kecepatan fluida maupun tekanannya dan
melemparkan keluar impeler.
Salah satu pemanfaatan pompa sentrifugal ini untuk membantu di bidang
pertanian. Pompa ini digunakan untuk kepentingan irigasi sawah atau perkebunan.
Pompa sentrifugal memindahkan fluida dari air sungai yang ada disekitar
perkebunan ke tempat kebun para petani yang mengalami kekeringan.
Pelaksanaan operasinya pompa sentifrugal dapat bekerja secara tunggal,
seri, dan paralel. Jenis operasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan penggunaan instalasi pompa. Tujuan diadakan praktikum ini
diharapkan mahasiswa mampu menganalisis karakteristik dari kapasitas dengan
variabel terkait dari V-Notch tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana prestasi mesin pompa?
2. Bagaimana karakteristik prestasi mesin pompa melalui pengukuran?
3. Bagaimana parameter-parameter operasi yang divariasikan

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pengujian pompa sentrifugal ini sebagai berikut :
1. Menghitung tekanan aliran pada pengecilan dan pembesaran pipa dengan
menggunakan percobaan pompa 1, percobaan pompa 2 serta percobaan
kombinasi pompa 1 dan pompa 2.
2. Menghitung tinggi muka air melalui V-Notch, Rectangular-Notch,
Trapezoidal Notch dengan menggunakan percobaan pompa 1, percobaan
pompa 2 serta percobaan kombinasi pompa 1 dan pompa 2.
3. Menghitung debit aliran melalui V-Notch, Rectangular-Notch, Trapezoidal-
Notch dengan menggunakan percobaan pompa 1, percobaan pompa 2 serta
percobaan kombinasi pompa 1 dan pompa 2.

1.4 Manfaat Eksperimen


Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi besar tekanan pada
pompa setrifugal.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis aliran fluida pada pompa sentrifugal.
.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Jenis Aliran Fluida


Aliran fluida dibagi menjadi beberapa sebagai berikut:
a. Aliran Laminer
Aliran Laminar terjadi apabila aliran fluida dalam pipa sejajar dengan dinding
pipa tanpa adanya komponen radial. Fluida bergerak dengan kecepatan yang
sama dan dengan lintasan partikel yang tidak memotong atau menyilang; dan
tidak terdapat fluktuasi.
b. Aliran Transisi
Aliran Transisi, terjadi apabila aliran fluida dalam pipa mulai tidak sejajar
dengan dinding pipa. Hal ini terjadi bila fluida tersebut mencapai kecepatan
kritis berada pada daerahantara aliran laminar dan turbulen.
c. Aliran Turbulen
Aliran Turbulen, terjadi bila aliran fluida dalam pipa tidak beraturan / tidak
sejajar dengan pipa. Dalam turbulen tidak semua partikel dari zat cair
bergerak tidak searah, namun pada permukaan dinding pipa terjadi lapisan
yang sangat tipis, di mana aliran tersebut masih tetap laminer yang
disebabkan oleh viskositas (kekentalan) dari zat cair tersebut. Lapisan tipis
yang terjadi tersebut dinamakan lapisan pemisah (boundary layer) dan
tebalnya tergantung pada kecepatan rata– rata aliran serta akan berkurang bila
kecepatannya naik. Perbedaan aliran laminer, transisi, dan turbulen dapat
dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2. 1 Jenis Aliran


2.2 Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal merupakan pompa yang menggunakan impeller
sebagai penggerak utama. Impeller yang di pasang pada salah satu ujung poros
dan pada ujung yang lain dipasang kopling untuk meneruskan daya dari
penggerak. Bentuk impeller yang dipasang menyebabkan aliran fluida yang keluar
dari pompa akan membentuk aliran yang tegak lerus terhadap poros pompa. Pada
pompa sentrifugal terdapat mechanical seal yang digunakan untuk mencegah
kebocoran fluida keluar atau udara masuk ke dalam pompa.
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeler dan saluran inlet
ditengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeler berputar, fluida
mengalir menuju casing disekitar impeller sebagai akibat dari gaya sentrifugal.
Casing ini berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran fluida sementara
kecepatan putar impeller tetap tinggi. Kecepatan fluida dikonversikan menjadi
tekanan oleh casing sehingga fluida dapat menuju titik outletnya.

Prinsip kerja pompa ini adalah fluida memasuki nosel pada sisi masuk menuju
titik tengah impeler yang berputar. Ketika berputar, impeler akan memutar cairan
yang ada dan mendorongnya keluar antara dua siripnya, serta menciptakan
percepatan sentrifugal. Ketika cairan meninggalkan titik tengah impeller,
menciptakan daerah bertekanan rendah sehingga cairan dibelakangnya mengalir
ke arah sisi masuk. Karena sirip impeller berbentuk kurva, cairan akan terdorong
kearah tangensial dan radial oleh gaya sentrifugal terlihat. Gaya ini terjadi di
dalam pompa seperti halnya yang dialami air dalam ember yang diputar diujung
seutas tali. Intinya adalah bahwa energi yang diciptakan oleh gaya sentrifugal
adalah energi kinetik. Jumlah energi yang diberikan ke cairan sebanding dengan
kecepatan pada piringan luar impeler. Energi kinetik cairan yang keluar dari
impeller tertahan dengan penciptaan terhadap aliran. Tahanan pertama diciptakan
oleh rumah pompa (volute) yang makin cepat impeller berputar maka semakin
besar energi diberikan kepada cairan. Menangkap cairan dan memperlambatnya.
Pada nosel keluar, cairan makin diperlambat dan kecepatannya diubah menjadi
tekanan sesuai dengan prinsip Bernoulli. Gambar dari pompa sentrifugal dapat
dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini :
Gambar 2. 2 Pompa Sentrifugal

2.2.1 Klasifikasi Pompa Sentrifugal


Pompa Sentrifugal dapat diklasifikasikan berdasarkan:
1. Kapasitas
a. Kapasitas rendah : < 20 m3/jam
b. Kapasitas menengah: 20 – 60 m3/jam
c. Kapasitas tinggi: > 60 m3/jam
2. Tekanan Discharge
a. Tekanan rendah: < 5 kg/cm2
b. Tekanan menengah: 5-50 kg/cm2
c. Tekanan tinggi: >50 kg/cm2
3. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat
a. Single stage: Terdiri dari satu impeller dan satu casing.
b. Multi stage: Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu
casing
2.2.2 Bagian-bagian Pompa Sentrifugal
Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal yang tersaji pada
gambar 2.3 di bawah ini.
1. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menebus casing.
2. Packing
Digunakan untuh mencegah dan mengurangi kebocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes dan teflon.
3. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroprasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
4. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,
internal bearing, dan interstage atau distance sleever.
5. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
6. Casing
Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single
stage).
7. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
8. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara berkelanjutan, 15
sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi
kekosonga akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
9. Casing Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati
bagian depan impeler maupun bagian belakang impeler, dengan cara
memperkecil celah antara casing dan impeler.
10. Discharge Nozzle
Sisi keluar pada arah discharge.

2.2.3 Pompa Sentrifugal Single Stage


Pompa ini mempunyai satu impeller seperti yang diperlihatkan dalam
gambar di bawah ini. Head total yang ditimbulkan hanya berasal dari satu impeller
relatif rendah. Terdapat 2 jenis poros yaitu poros horisontal dan poros vertical.
Pompa sentrifugal horizontal dan vertikal dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah
ini.

Gambar 2. 3 Pompa Sentrifugal Single Stage

2.2.4 Pompa Sentrifugal Multi Stage


Pompa ini menggunakan beberapa impeller yang dipasang secara
berderet (seri) pada satu poros. Prinsip kerja dari pompa multistage yaitu air
terhisap oleh impeller. Air yang masuk impeller ikut berputar dan terdorong oleh
sudu-sudu impeller dan membentuk Gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal tersebut
membuat air menjauhi lingkaran dan menuju difuser dengan kecepatan tinggi.
Pada diffuser energi kecepatan berubah menjadi energi tekanan. Air yang
meninggalkan titik tengah impeller menimbulkan kevakuman pada tengah
impeller sehingga dapat menghisap air. Prinsip kerja pada impeller kedua Sama
dengan imppeler pertama.
Pada impeller terakir atau impeller ke enam air keluar pada sisi discharge. Head
total pompa ini merupakan jumlah dari head yang dihasilkan oleh masing- masing impeller
sehingga lebih tinggi dari pompa single stage. Pemasangan diffuser pada rumah pompa
banyak tingkat lebih menguntungkan daripada dengan rumah volut, karena aliran dari satu
tingkat ketingkat berikutnya lebih mudah dilakukan. Gmbar pompa sentrifugal multi stage
ditunjukkan pada gambar 2.4 dibawah ini :

Gambar 2. 4 Pompa Sentrifugal Multi Stage

2.3 Aliran Pompa


2.3.1Aliran Pompa Seri
Pompa seri merupakan dua buah pompa atau lebih yang identik disusun secara seri
atau melalui satu aliran. Pompa seri, bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani
oleh satu pompa, maka dapat digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara seri.
Penyusunan pompa secara seri dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. 5 Aliran Pompa Seri
Dalam operasi pompa secara seri, pompa 1 dan pompa 2 akan
menghasilkan head H1+2 dengan penjumlahan headnya. Pada waktu menjalankan
pompa pertama harus dijalankan lebih dahulu sampai mencapai tekanan dan
tekanan yang cukup, kalau tidak terjadi masalah pada kavitasi. Sebaliknya pada
waktu mematikan pompa, urutan sebaliknya yang harus di lakukan. Sebaiknya
lebih baik dipakai pompa dengan impeler jamak jika masih memungkinkan karena
akan lebih murah dan lebih efesien serta baik secara teknisnya. Pompa pararel,
susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang tidak
dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa cadangan yang
akan dipergunakan bila pompa utama rusak/diperbaiki.
Untuk mendapatkan Q yang lebih besar. Dua atau lebih unit pompa
dipasang seri untuk mendapatkan head yang lebih tinggi.

Gambar 2. 6 Hubungan Debit dan Head Pompa Seri

2.3.2 Aliran Pompa Paralel


Pompa paralel merupakan dua pompa atau lebih identik yang disusun
secara paralel dimana aliran yang keluar dari tiap pompa akan bertemu pada
akhirnya. Penyusunan pompa secara paralel dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 7 Pompa Paralel


Pemasangan pararel ini sering dilakukan karena meninjau beberapa
faktor yang sangat penting antara lain penghematan energi pada penggerak mula,
dan lainnya sehingga tercapai pengoperasian yang optimum. Karakteristik Pompa
Sentrifugal, berbagai rangkaian dapat digunakan memenuhi suatu keadaan
tertentu. Yaitu sistem paralel dan seri. Pada umumnya pada pemasangan pompa
secara pararel dipergunakan dua atau lebih pompa yang tipe, jenis ukuran dan data
teknis yang sama. Contoh yang sering di temukan adalah: Pemasangan pompa
pararel dengan kapasitas paruh, dan penambahan satu unit pompa untuk
menambah kapasitas karena peningkatan kebutuhan akan cairan.
Untuk mendapatkan head yang lebih besar (identik dengan multistage pump). Dua
atau lebih unit pompa dipasang paralel untuk mendapatkan kapasitas yang lebih
besar.

Gambar 2. 8 Hubungan Debit dan Head Pompa Paralel

2.3.2 Aliran Pompa Kombinasi


Gambar 2.9 dibawah ini menunjukan kurva head pompa yang dipasang secara
kombinasi.

Gambar 2. 9 Operasi Seri dan Paralel dari Pompa-Pompa dengan Karakteristik


yang Sama
Gambar diatas menunjukan kurva head kapasitas dari pompa‐
pompa yang mempunyai karakteristik yang sama yang di pasang secara paralel
atau seri. Dalam Gambar ini kurva untuk pompa tunggal diberi tanda (1) dan
untuk susunan seri yang terdiri dari dua buah pompa diberi tanda (2). Harga head
kurva (2) diperoleh dari harga head kurva (1) dikalikan (2) untuk kapasitas (Q)
yang sama. Kurva untuk susunan paralel yang terdiri dari dua buah pompa, diberi
tanda (3). Harga kapasitas (Q) kurva (3) ini diperoleh dari harga kappasitas pada
kurva (1) dikalikan (2) untuk head yang sama. Dalam gambar ditunjukkan tiga
buah kurva head‐ kapasitas sistem, yaitu R1, R2, dan R3. Kurva R3 menujukkan
tahanan yang lebih tinggi dibanding dengan R2 dan R1. Jika sistem mempunyai
kurva head‐kapasitas R3, maka titik kerja pompa 1 akan terletak di (D). Jika
pompa ini disusun seri sehingga menghasilkan kurva (2) maka titik kerja akan
pindah ke (E). Disini terlihat bahwa head titik (E) tidak sama dengan dua kali lipat
head (D), karena ada perubahan (berupa kenaikan) kapasitas. Sekarang jika sistem
mempunyai kurva head‐kapasitas R1 maka titik kerja pompa (1) akan terletak di
(A). Jika pompa ini disusun paralel sehingga menghasilkan kurva (3) maka titik
kerjanya akan berpindah ke (B). Disini terlihat bahwa kapasitas di titik (B) tidak
sama dengan dua kali.

Lipat kapasitas dititik (A), karena ada perubahan (kenaikan) head sistem.
Jika sistem mempunyai kurva karakteristik seperti R2 maka laju aliran akan sama
untuk susunan seri maupun paralel. Namun jika karakteristik sistem adalah seperti
R1 dan R3 maka akan di perlukan pompa dalam susunan paralel atau seri.
Susunan paralel pada umumnya untuk laju aliran besar, dan susunan seri untuk
head yang tinggi pada operasi. Untuk susunan seri, karena pompa kedua
menghisap zat cair bertekanan dari pertama, maka perlu perhatian khusus dalam
hal kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap kebocoran dari rumah pompa.
Kinerja Pompa Sentrifugal, operasi intalasi pompa dengan melayani head tertentu
akan berjalan normal dan mencapai harga efesiensi maksimum pada kapasitas
aliran mencapai harga normal atau pada kapasitas penuh, pada grafik pompa yang
beroperasi pada kapasitas tidak penuh atau berlebih, efisiensi operasinya rendah
2.4 Karakteristik dan Aplikasi
2.4.1 Karakteristik Aliran Seri
Hubungan antara debit dan tekan (head) untuk masing masing pompa.
Hasil pengujian didapat nilai head yang seragam atau tidak ada perubahan nilai
sedangkan untuk nilai debit memiliki nilai yang bervariasi. Variasi bukaan katup
mempengearuhi debit aliran semakin tinggi bukaan katup maka debit aliran akan
semakin meningkat. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada pompa tersusun
seri dengan variasi bukaan katup, didapat bahwa seiring besarnya bukaan katup
maka head semakin tinggi dan debit semakin menurun. pengujian pompa seri kita
menggunkan dua buah pompa dengan satu sisi hisap, jadi head pompa 1
diteruskan oleh pompa 2 untuk di tekan dikeluarkan ke bak penampungan
sehingga mendapatkan nilai head yang lebih tinggi bila di bandingkan dengan
pompa tunggal maupun pompa tersusun paralel.

2.4.2 Karateristik Aliran Paralel


Karakteristik Pompa rangkaian paralel dengan variasi bukaan katup pada
pompa, untuk pengujian pompa tersusun paralel dengan variasi bukaan katup,
didapat bahwa seiring besarnya bukaan katup maka head semakin rendah dan
debit yang semakin tinggi. Untuk instalasi pompa tersusun paralel memiliki nilai
debit aliran yang lebih besar dibandingkan dengan head, hal ini dikarenakan
memiliki duah buah pipa hisap dan dikeluarkan pada satu pipa buang yang sama.
Sehingga nilai debit aliran didapat dari hasil penjumlahan masing- masing debit
aliran pompa.
2.5 Jenis Notch
Jenis-jenis notch (sekat) sebenarnya ada banyak tergantung kebutuhan
praktikum pengukuran tinggi muka air (head) yang diinginkan. Pada dasarnya,
sekat berfungsi untuk memberikan efek kontraksi pada aliran air (fluida) sehingga
kecepatan air dapat terkonsetrasi pada titik tertentu sesuai bentuk sekat yang
dilaluinya. Pada kali akan kita bahas notch yang umum digunakan seperti V-
Notch, Rectangular Notch, dan Trapezium Notch. Untuk lebih jelasnya akan
dibahas satu per satu.
1. V-Notch (Segitiga)
Menurut Triatmodjo (1993), pada gambar 2.10 menunjukkan peluap V-Notch
yang di atasnya dialiri air.

Gambar 2. 10 V- Notch
2. Rectangular Notch (Persegi)
Menurut Triatmodjo (1993), dipandang sebuah peluap persegi panjang di
mana air mengalir seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.11 di bawah ini.

Gambar 2. 11 Rectangular Notch


3. Trapezodial Notch (Trapesium)
Trapezodial Notch atau dengan istilah lainnya Mercu Cipoliti ini memiliki
penampang sekat berbentuk trapesium. Sekat ini sebenarnya merupakan
gabungan/kombinasi konstruksi penampang sekat V dan Rectangular.
Gambar 2.12 dibawah ini merupakan gambar konstruksi Trapezodial Notch.

Gambar 2. 12 Trapezodial Notch


2.6 Rumus Perhitungan
A. PERHITUNGAN PERBEDAAN TEKANAN
1) Pengkonversian
a. Hisab
cmHg = inHg x 2,54
b. Tekan
1 𝑘𝑔=2,2 𝑙𝑏
, 1 kg/𝑐𝑚2 = 14,2 𝑙𝑏/𝑖𝑛2
1 𝑐𝑚2 =0,155 𝑖𝑛2

2) Persentase Perbedaan Tekanan


P3/4𝑖𝑛𝑐ℎ −P1𝑖𝑛𝑐ℎ
P3/4 𝑖𝑛𝑐ℎ x 100%
3) Head Tekan
h=P
𝜔

dimana P = tekanan (pressure gauge)


𝜔 = massa jenis air (kg/cm3)
= 1 gram/cm3
= 1000 kg/m3
4) Kecepatan

Vak= Cv . √2. g. h
dimana Vak = kecepatan aliran nyata
Cv = coefisien of velocity (0,95) h = head tekan
5) Tekanan P = 𝜌.g.h
dimana 𝜌 = massa jenis
g = gravitasi
h = head tekan
6) Perhitungan Debit Nyata (Terukur) Q = A . Vak
Q = (𝜋 𝑑2) . V
4 ak

dimana Q = debit aliran air (m3/s)


A = luas penampang pipa (𝜋 𝑑2 )
4

Vak= kecepatan aliran (m/s


7) Bilangan Reynolds
𝑉𝑑𝜌
Re =
𝜇

dimana 𝜇 = viskositas dinamik (8,6x10−4 kg/m.s)


8) Kerugian pengecilan pipa
𝐕𝟐
𝐡 = ( 𝟏 - 1)𝟐
𝐜 𝐂𝐜 𝟐𝐠

dimana
= koefisien kontraksi ( 𝐶𝑐 =
𝑎𝑐
)
ℎ𝑐 𝑎
kerugian
pengecila
n pipa
(m)

𝐶𝐶
V = kecepatan aliran (m/s)
g = gravitasi (9,81 m/s2)
9) Kerugian pembesaran pipa

he = (1 - 𝑉 2
2 )
A 2g

dimana ℎ𝑒 = kerugian pembesaran pipa (m)


𝐴1 = luas penampang pipa pertama (m2)
𝐴2 = luas penampang pipa kedua (m2)
V2 = kecepatan aliran pada pipa kedua (m/s)
g = gravitasi (9,81 m/s2)

B. PERHITUNGAN DEBIT
1. Debit melalui V-notch (segitiga)
Q=8
15 x Cdx √2. 𝑔 x tg 𝜃 x H5/2...................................................(1)
2

dimana Q = debit aliran (m3/s)


Cd = koefisien Debit (0,62)
θ = sudut kemiringan (600) H = head (m)
g = gravitasi (9,81 m/s2)
2. Debit melalui Trapezoidal notch (trapesium)

Q= 2 x Cd1 √2. 𝑔 x L x H3/2 + 8 x Cd2 𝑥√2. 𝑔 x tan𝜃


x H5/2 ……
(2)
3 15 2
3
dimana Q = debit aliran (m /s)
Cd = koefisien Debit (0,62) θ = sudut kemiringan (600) H= head (m)
g = gravitasi (9,81 m/s2) L= lebar (m) = (6,2 cm)

3. Debit melalui Rectangular notch ( persegi)


2
Q= x Cd1 √2. 𝑔 x L x H3/2............(3)
3

dimana Q = debit aliran (m3/s)


Cd = koefisien Debit (0,62) θ = sudut
kemiringan (600) H = head (m)
g = gravitasi (9,81 m/s2) L= lebar (m) =
(6,2 cm)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat Praktikum


Pertama kali harus dilakukan priming yaitu dengan membuka stopkran
dari aliran pompa 1 (untuk rangkaian seri), yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu pipa pvc (yang berwarna biru). Pada pengujian pompa 2 rangkaian seriyang
digunakan yaitu pipa galvanis (warna abu-abu). Dan pompa paralel menggunakan
2 pompa melalui pipa pvc dan galvanis.
Hal yang perlu diperhatikan adalah stopkran pada bagian terakhir. Jangan
sampai masih tertutup apabila pompa sudah posisi ON, karena akan menyebabkan
kebocoran pada sambungan-sambungan ataupun pada pressure gauge. Gambar
alat praktikum yang digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. 1 Alat Praktikum dengan Pompa Sentrifugal

KETERANGAN
1. Pompa 1 dan pompa 2
2. Pressure gauge
3. Pipa pvc 1”
4. Pipa pvc ¾”
5. Pipa pvc ½”
6. Stopkran
7. V-north V
8. V-north persegi Panjang
9. V-north trapezium
10. Bak penampung
11. Stopkontak
12. Pressure gauge hisap

3.2 Prosedur Pengujian


Adapun prosedur pengujian pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1) Pastikan bak penampung terisi air dengan tinggi yang sama masing- masing
penampang.
2) Untuk rangkain pompa 1 tutup stop kran pada rangkaian pipa galvanis dan
tutup stopkran pada bagian atas pressure gauge hisap pompa 2.
3) Untuk rangkaian pompa 2 tutup stop kran pada rangkaian pompa 1 (bagian
bawah pipa tanpa pembesaran dan pada pompa pembesaran) dan tutup
stopkran pada samping kanan pipa galvanis sehingga aliran tidak ke atas.
4) Untuk pompa paralel tutup stopkran bagian atas pressure gauge agar air
mengalir kesamping melewati aliran pompa 1 kemudian tutup stopkran pada
saluran menuju pipa galvanis, sehingga aluran menuju keatas dan kembali ke
bak penampang.
5) Variasikan sudut pada stopkran output agar dapat mengetahui besar kecilnya
tekanan yang terjadi.
6) Biarkan aliran air mengalir secara konstan agar dapat di ketahui tingi muka
air pada masing-masing penampang
7) Hitung ketinggian air pada masing-masing penampang
8) Masukkan kedalam rumus yang telah ditentukan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Praktikum


Data dan ukuran dalam praktikum pompa ini dapat dilihat pada tabel
bawah ini :
4.2 Grafik
Berdasarkan hasil perhitungan debit aliran yang melewati V-Notch,
Trapezodial Notch dan Rectangular Notch diatas, dapat diperoleh hasil yang telah
disajikan pada grafik dibawah ini:

Chart Title
7
6
6
5.16
4.902
5

4 3.3
3 2.6
Debit

2.2
2

1 0.3632 0.56
0.121
0
Pompa 1 Pompa 2 Pompa Kombinasi

V NotchRecatngular NotchTrapezoidal Notch

Grafik diatas menunjukan perbandingan nilai debit aliran dalam pipa 1,


pipa 2, dan pipa kombinasi dengan variasi V-Notch, Trapeodial Notch, dan
Rectangular Notch. Hasilnya menunjukan bahwa pipa kombinasi memiliki nilai
debit yang paling tinggi daripada yang lainnya dari semua variasi Notch yang ada.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Percobaan yang telah dilakukan pada pompa 1, pompa 2 dan kombinasi
pompa 1 dan 2 dihasilkan untuk semua jenis aliran fluida yaitu aliran
turbulance karena nilai bilangan reynolds lebih dari 4000.
2. Nilai isap dan input terbesar terjadi pada percobaan kombinasi pompa 1 dan
2.
3. Besar kecilnya tekanan yang terjadi di dalam pipa dipengaruhi dari ukuran
pipa tersebut. Semakin besar diameter pipa, maka semakin besar pula
tekanannya.
4. Massa jenis fluida dan nilai head akan mempengaruhi besarnya tekanan pada
fluida
5. Hasil dari perhitungan diperoleh bahwa Trapezodial Notch menghasilkan
debit paling besar daripada V-Notch dan Rectangular Notch.

5.2 Saran
Adapun saran dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Saat pelaksanaan praktikum prestasi mesin mengenai pompa ini perlu
diterapkan K3.
2. Selama pelaksanan kegiatan praktikum diharapkan mahasiswa lebih kondusif
dan melaksanakan praktikum sesuai prosedur.

Anda mungkin juga menyukai