Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN POMPA MIXED FLOW

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALDYANSYAH PRAMUDYA K.


NRP : 0319030012

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2020
Job Sheet 2 :
Pengujian Pompa Mixed Flow

I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengerti konstruksi dari pompa sentrifugal
2. Mahasiswa dapat menganalisa kerusakan pada pompa sentrifugal
3. Mahasiswa dapat mengerti cara kerja pompa sentrifugal
4. Mahasiswa dapat menganalisa hasil perhitungan data pengujian
5. Mencari karakteristik pompa untuk putaran yang berubah

II. Dasar Teori


2.1 Pengertian Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan
untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui
suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang
dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Pompa sentrifugal
memiliki prinsip kerja yaitu mengubah energi kinetis (kecepatan) menjadi
energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar pada
casing.
Pompa sentrifugal salah satu pompa kerja dinamis yang paling
banyak digunakan karena mempunyai bentuk yang sederhana dan harga
yang relatif murah. Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis
pompa perpindahan positif adalah gerakan impeler yang kontinyu
menyebabkan aliran tunak dan tidak berpulsa, keandalan operasi tinggi
disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan tidak adanya katup-katup,
kemampuan untuk beroperasi pada putaran tinggi yang dapat dikopel
dengan motor listrik, motor bakar atau turbin uap ukuran kecil sehingga
hanya membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya instalasi
ringan, harga murah dan biaya perawatan murah.
Gambar 2.1 Pompa Sentrifugal

2.2 Jenis-Jenis Pompa


2.2.1 Pompa jenis rumah keong (Volut)
Impeller membuang fluida ke dalam rumah spiral yang secara
berangsur-angsur berkembang. Hal ini dibuat sedemikian rupa untuk
mengurangi kecepatan fluida yang diubah menjadi tekanan statis.

Gambar 2.2 Pompa Rumah Keong

2.2.2 Pompa jenis rumah keong rumah keong ganda (kembar)


Menghasilkan kesimetrisan yang hampir radial pada pompa
bertekanan tinggi dan pada pompa yang dirancang untuk operasi
aliran yang sedikit. Rumah keong akan menyeimbangkan beban-
beban radial pada poros pompa sehingga beban akan saling
meniadakan, dengan demikian akan mengurangi pembebanan poros
dan resultan lenturan.

.
Gambar 2.3 Pompa Rumah Keong Ganda
2.2.3 Pompa jenis Diffuser
Baling-baling pengarah yang tetap mengelilingi runner atau
impeller pada jenis pompa diffuser. Laluan-laluan yang berangsur-
angsur mengembang ini akan mengubah arah aliran fluida dan
mengkonversikannya menjadi tinggi-tekan tekanan (pressure head).

Gambar 2.4 Pompa Jenis Diffuser

2.2.4 Pompa jenis turbin


Pompa jenis turbin disebut pompa vorteks (Vortex),
periperi (Periphery), dan regeneratif. Cairan dipusar oleh baling-
baling impeller dengan kecepatan tinggi selama hampir satu putaran
di dalam saluran yang berbentuk cincin (annular), tempat
impeller tadi berputar. Energi ditambahkan ke cairan dalam sejumlah
impuls.

Gambar 2.5 Pompa Jenis Turbin


2.2.5 Pompa jenis Aliran Campur (Mixed Flow)
Pompa aliran campur menghasilkan sebagian tinggi tekan
(head) oleh adanya gaya angkat (lift) baling-baling pada cairan.
Diameter sisi buang baling-baling ini lebih besar daripada diameter
sisi masuknya.

Gambar 2.6 Pompa Jenis Aliran Campur

2.2.6 Pompa jenis Aliran Aksial


Pompa aliran aksial menghasilkan tinggi tekan (head) oleh
propeller atau oleh gaya angkat (lift) baling-baling pada cairan.
Diameter baling-baling pada sisi hisap sama dengan pada sisi buang.
Gambar 2.7 Pompa Jenis Aliran Axial

2.3 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal

Gambar 2.8 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal


Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat
seperti gambar berikut :
 Rumah pompa
 Rumah Pompa Sentrifugal

a. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah
dimana poros pompa menembus casing.
Gambar 2.9 Stuffing Box

b. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

Gambar 2.10 Packing


c. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian
berputar lainnya.

Gambar 2.11 Shaft


d. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi
dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai
leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
e. Vane
Sudut dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada
impeller.
f. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide
vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari
impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi
dinamis (single stage).

Gambar 2.12 Casing

g. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
h. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa
menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara
kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan
masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang
masuk sebelumnya.
Gambar 2.13 Macam-Macam Impeller
i. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller,
dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
j. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban
dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun
beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar
dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek
menjadi kecil.

Gambar 2.14 Bearing

k. Discharge Nozzel
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide
vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari
impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi
dinamis (single stage).
Gambar 2.15 Discharge Nozzel

2.4 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal mempunyai sebuah impeller (baling-baling)


untuk mengangkat zat cairan dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang
lebih tinggi. Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk
memutarkan didalam zat cair.
Maka zat cair yang ada didalam impeller oleh dorongan sudut-
sudut dapat berputar karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir
dari tengah impeller ke luar melalui saluran diantara sudut-sudut. Disini
head tekanan zat cair menjadi lebih tinggi. Demikian pula head
kecepatannya menjadi lebih tinggi karena mengalami percepatan. Zat cair
yang keluar melalui 5 impeller ditampung oleh saluran berbentuk volut
(spiral) dikelilingi impeller dan disalurkan keluar pompa melalui nosel.
Didalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi
head tekanan. Jadi, impeller pompa berfungsi memberikan kerja pada zat
cair sehingga energi yang dikandungnya menjadi lebih besar. Selisih berat
atau head total zat cair antara flens isap dan flens keluar disebut head total
pompa. Dari uraian diatas jelas bahwa pompa sentrifugal dapat mengubah
energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi
inilah yang mengakibatkan perubahan head tekanan, head kecepatan dan
head potensial pada zat cair yang mengalir secara continue. Pada keliling
luar kipas, zat cair mengalir dalam rumah pompa dengan tekanan dan
kecepatan tertentu.
Gambar 2.16 Gambar prinsip kerja pompa sentrifugal

Dalam rumah pompa ini zat cair disalurkan sedemikian rupa


sehingga terdapat perubahan ke dalam tekanan yang sempurna. Oleh
karena itu, kolom zat cair dalam saluran kempa digerakkan. Zat cair ini
bergerak dalam aliran yang tak terputus-putus dari saluran isap melalui
pompa ke saluran kempa.

2.5 Prinsip Dasar Pompa Sentrifugal


Prinsip-prinsip dasar pompa sentrifugal ialah sebagai berikut:
1. Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi
luar sehingga kecepatan fluida meningkat.
2. Kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau
diffuser) menjadi tekanan atau head.

2.6 Klasifikasi Pompa Sentrifugal


1. Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria,
antara lain:
a. Kapasitas :
 Kapasitas rendah :  < 20 m3 / jam
 Kapasitas menengah :  20-60 m3 / jam
 Kapasitas tinggi :  > 60 m3 / jam
a. Tekanan Discharge :
 Tekanan Rendah :  < 5 Kg / cm2
 Tekanan menengah :  5 - 50 Kg / cm2
 Tekanan tinggi :  > 50 Kg / cm2
b. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :
 Single stage    : Terdiri dari satu impeller dan satu casing.
 Multi stage    : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri
dalam satu casing.
 Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun
paralel dalam satu casing.
 Multi Impeller – Multi stage : Kombinasi multi impeller dan
multi stage.
c. Posisi Poros :
 Poros tegak.
 Poros mendatar.
d. Jumlah Suction :
 Single Suction.
 Double Suction.
e. Arah aliran keluar impeller :
 Radial flow.
 Axial flow.
 Mixed fllow.

2. Klasifikasi menurut jumlah tingkat


a. Pompa satu tingkat : Pompa ini hanya mempunyai sebuah impeller.
Pada umumnya head yang dihasilkan pompa ini relative rendah,
namun konstruksinya sederhana.
Gambar 2.17 Pompa Tingkat Satu
b. Pompa bertingkat banyak : Pompa ini menggunakan lebih dari satu
impeller yang dipasang berderet pada satu poros. Zat cair yang
keluar dari impeller tingkat pertama akan diteruskan ke impeller
tingkat kedua dan seterusnya hingga tingkat terakhir. Head total
pompa merupakan penjumlahan head yang dihasilkan oleh masing
- masing impeler. Dengan demikian head total pompa ini relatif
tinggi dibanding dengan pompa satu tingkat,  namun 
konstruksinya  lebih  rumit  dan  besar.

Gambar 2.18 Pompa Bertingkat Banyak

2.7 Sistem Proteksi Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal kehilangan head ketika pompa itu dioperasikan
tanpa ada aliran yang melewatinya, sebagai contoh dengan katup buang
yang tertutup, atau dilawan dengan check  valve. Jika katup buang tertutup
dan tidak ada saluran kecil untuk aliran  yang disediakan pada
pompa, impeller akan mengaduk volme air  yang sama ketika berputar di
dalam rumah pompa. Ini akan meningkatkan temperatur zat cair (akibat
gesekan) di dalam rumah pompa pada titik dimana akan timbul uap air.
Uap air dapat menimbulkan terhentinya aliran pendingin paking
pompa, bearing, penyebab keausan dan panas. Jika pompa beroperasi pada
jumlah yang kurang dengan waktu yang lama, pompa akan rusak. Ketika
pompa dipasang dalam sebuah sistem seperti yang mungkin
mengalami shut off head secara berkala, pompa ini memerlukan beberapa
hal untuk perlindungan pompa. Salah satu cara untuk melindungi pompa
beroperasi tanpa ada head  adalah menyediakan jalur ulang  dari saluran
buang pompa yang mengalir dari katup buang, yang kembali untuk
mensuplai pompa. Saluran sirkulasi ulang ini harus diukur untuk
memberikan jumlah aliran yang cukup pada pompa untuk mencegah
kelebihan panas dan kerusakan pompa. Proteksi mungkin juga dilakukan
dengan menggunakan sebuah kontrol aliran otomatis. Pompa sentrifugal
harus juga diproteksi dari aliran maksimal. Aliran maksimal dapat
menyebabkan kavitasi dan juga kelebihan panas pada motor pompa akibat
kelebihan arus. Salah satu cara untuk memastikannya adalah selalu ada
hambatan aliran pada saluran buang pompa untuk mencegah kelebihan
aliran yang melalui pompa, dengan memasang katup throttle atau orifice
pada setelah saluran buang. Rancangan sistem pemipaan yang baik sangat
penting untuk mencegah pompa mengalir secara maksimal.
Agar pompa dapat beroperasi dengan baik, terdapat prosedur
proteksi standar yang diterapkan pada pompa sentrifugal. Beberapa standar
minimum paling tidak terdiri dari:

1. Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluaran pompa dilengkapi


dengan check valve yang membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah,
searah dengan arah aliran keluaran pompa.
2. Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch
low, flow switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang
pada sistem pompa untuk menghindari overload.
3. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu
kinerja dan berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang
ditambahkan untuk menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration
switch dan vibration monitor.
4. Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch
high (PSH), flow switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi
dengan control valve dipasang pada sistem pompa untuk melindungi
pompa dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya minimum flow.

2.8 Priming Pump


Pompa sentrifugal memakai prinsip mengubah energi kinetik
menjadi energi potensial. Aliran fluida dinaikkan tekanannya di
daerah volute impeller. Impeller harus berputar, agar tidak
terjadi rubbing dan putaran impeller tidak terganggu maka
antara impeller (rotor) dengan stator harus ada celah (clearance).
Karena adanya celah (clearance) ini maka putaran impeller tidak
akan cukup kuat membuat tekanan vakum sampai ke permukaan cairan
yang ada di bawah/mulut pipa suction. Di sini letak pentingnya caian
fluida yang ada dalam prime chamber (beberapa manufacturer membuat
casing pompa agak besar dan dinamakan self priming pump). Fluida itu
akan membentuk lapisan (barrier) kedap pembatas antara udara di sisi
discharge pompa dengan udara yang ada antara fluida
dalam chamber dengan fluida yang ada di sumber air (reservoir). Fluida
ini akan memenuhi ruang celah clearance diantara impeller dan stator.
Pada saat impeller berputar, kolom fluida ini bergerak terdorong/terpompa
ke arah discharge, maka kolom udara yang terperangkap antara kolom
fluida prime chamber dengan kolom di pipa suction akan ikut terbawa ke
pipa discharge. Sebagian priming fluida akan kembali ke priming
chamber tetapi udara tidak akan kembali ke dalam pipa suction. Akan
terbentuk vacum di dalam pipa suction tadi. Proses pembuangan udara dari
dalam pipa suction ini akan berlangsung terus hingga fluida yg ada di
bawah akan naik semuanya (pipa suction dipenuhi fluida). Tekanan vacum
inilah yang akan mendorong fluida yang ada di bawah untuk naik ke mulut
(suction  flange) pompa.
Ada dua macam priming chamber, ada yang priming fluidanya
tinggal di dalam casing pompa (self priming pump), dan yang priming
fluidanya terpisah dalam suatu accessories priming chamber.
2.9 Keunggulan dan Kelemahan Pompa Sentrifugal
Pada beberapa kasus pemanfaatan pompa sentrifugal, pompa
memberikan efiensi yang lebih baik dibandungkan pompa jenis
displacement. Hal ini dikarenakan pompa ini memiliki keunggulan dari
pompa lainnya. Keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya:
1. Prinsip kerjanya sederhana.
2. Mempunyai banyak jenis.
3. Kontruksinya kuat.
4. Tersedia berbagai jenis kapasitas output debit air.
5. Poros motor penggerak dapat langsung disambung ke pompa.
6. Pada umumnya untuk volume yang sama dengan pompa displacement
harga pembelian pompa sentrifugal lebih rendah.
7. Tidak banyak bagian-bagian yang bergerak (tidak ada katup dan
sebagainya) sehingga peliharaannya mudah.
8. Lebih sedikit memerlukan tempat.
9. Jumlah putaran tinggi, sehingga memberi kemungkinan untuk
pergerakan langsung oleh sebuah electromotor atau turbin.
10. Jalannya tenang, sehingga fondasi dapat dibuat ringan.
11. Bila kontruksinya disesuaikan, memberi kemungkinan untuk
mengerjakan zat cair yang mengandung kotoran.
12. Aliran zat cair tidak terputus-putus.

Namun disamping memiliki keunggulan pompa sentrifugal ini juga


tidak luput dari yang namanya kelemahan. Adapun kelemahan dari pompa
sentrifugal adalah:
1. Dalam keadaan normal pompa sentrifugal tidak dapat menghisap
sendiri (tidak dapat memompakan udara
2. Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran
volume yang kecil.
2.10 Cara Mengontrol Debit Aliran Pada Pompa Sentrifugal
2.10.1 Mengontrol Debit Aliran Dengan Discharge Control Valve
Cara paling mudah untuk dapat memvariasikan debit aliran
fluida keluaran pompa adalah dengan menggunakan control
valve yang dapat diatur besaran bukaannya serta dipasang pada sisi
keluaran pompa.

Gambar 2.19 Pompa Dengan Discharge Control Valve

Tujuan dari penggunaan control valve pada keluaran pompa


adalah untuk menambah restriksi aliran fluida yang ada, sehingga
yang terjadi adalah pergeseran kurva karakteristik sistem ke atas.
Jika pompa bekerja pada putaran yang konstan, maka titik
operasional pompa bergeser pada garis kurva karakteristik pompa
ke arah debit aliran yang lebih rendah.
Gambar 2.20 Kurva Karakteristik Pompa Dengan Discharge
Control Valve

Gesernya kurva karakteristik sistem mengakibatkan


turunnya kebutuhan debit sistem sesuai dengan yang diinginkan.
Namun di sisi lain kebutuhan head sistem (downstream /
setelah control valve) sebenarnya tidak ikut berubah lebih rendah.
Hal ini mengakibatkan adanya excess head atau head sisa yang
dikompensasi oleh sistem throttling valve yang
menciptakan pressure drop (penurunan tekanan).
Keuntungan :
 Harga murah.
 Baik digunakan pada kondisi sistem yang lebih sering beban
100%.
 Baik digunakan pada operasional dengan waktu yang pendek-
pendek.
 Sangat cocok digunakan pada pompa dengan kurva
karakteristik datar.
Kerugian :
 Tekanan keluaran pompa yang terlalu tinggi.
 Efisiensi pompa menjadi rendah jika sedang posisi throttling.
 Tidak hemat energi jika sedang posisi throttling.
 Sistem kontrol yang tidak baik jika excess head tinggi.
 Ada beban mekanik pada valve saat posisi throttling.
 Ada resiko menimbulkan suara bising jika sedang posisi
throttling tinggi.

2.10.2 Mengontrol Debit Aliran Dengan Saluran Minimum Flow


Saluran minimum flow adalah sebuah saluran yang
terpasang paralel dengan pompa dan menghubungkan secara
langsung atau tidak langsung antara sisi keluaran pompa dengan
sisi inlet pompa. Pada sistem ini aliran fluida keluaran pompa
dibagi menjadi dua, satu arah tetap menuju sistem sedangkan yang
lainnya kembali ke sisi inlet pompa. Dengan cara ini kita dapat
mengatur debit fluida yang masuk ke sistem dengan jalan mengatur
jumlah fluida yang melewati minimum flow, tentu saja dengan
bantuan control valve.

Gambar 2.21 Konfigurasi Saluran Minimum Flow

Melalui kurva karakteristik pompa dan sistem dapat kita


perhatikan bahwa dengan cara ini, kita dapat mengatur debit
keluaran pompa menuju sistem tanpa harus mengubah nilai head
pompa pada titik operasionalnya. Sehingga nilai excess head tidak
sebesar jika sistem hanya menggunakan sistem throttling pada sisi
keluaran pompa.

Gambar 2.22 Kurva Karakteristik Pompa Dengan


Saluran Minimum Flow
Keuntungan :
 Tidak ada peningkatan head sekalipun pompa bekerja pada
beban parsial.
 Nilai tekanan keluaran pompa tetap sekalipun debit aliran
berubah-ubah.
 Cocok digunakan pada sistem yang membutuhkan head rendah
namun flow tinggi.
 Mudah dikontrol jika beban pompa penuh dibutuhkan.
Kerugian :
 Biaya konstruksi sistem lebih mahal.
 Tidak ada penurunan kebutuhan power pada saat beban
sebagian.
 Masih muncul adanya excess head pada saat beban sebagian.
 Dilihat dari sisi kebutuhan energinya, sistem ini tidak
ekonomis.

2.10.3 Mengontrol Debit Aliran Dengan Variasi Kecepatan Putaran


Salah satu cara untuk mendapatkan variasi debit aliran
keluaran pompa sentrifugal adalah dengan jalan memvariasikan
kecepatan putaran pompanya. Jika putaran pompa diubah, yang
terjadi adalah pergeseran kurva karakteristik pompa tersebut.
Apabila putaran semakin cepat, maka kurva akan bergeser ke arah
kanan. Sedangkan jika putaran semakin lambat, maka kurva akan
bergeser ke arah kiri. Pergeseran kurva berbentuk sejajar dengan
posisi awalnya, sehingga nilai head dan debit aliran di setiap titik
kurva dapat bervariasi sesuai dengan variasi putaran yang
digunakan.
Gambar 2.23 Kurva Karakteristik Pompa Dengan Variasi
Kecepatan Putaran

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengontrol


pompa agar dapat memiliki putaran yang bervariasi :

1. Menggunakan motor listrik yang dapat


divariasikan kecepatan putarnya. Motor listrik AC dapat
divariasikan kecepatan putarnya dengan menggunakan lebih
banyak kutub magnet pada sisi rotornya. Hal ini akan
menambah biaya produksi yang ada. Sedangkan pada motor
listrik DC, cukup hanya dengan mengubah besar supply
voltasenya sehingga dapat memvariasikan besar putarannya.

Gambar 2.24 Pompa Dengan Adjustable Speed Motor

2. Menggunakan sistem transmisi belt yang


menggunakan pitch yang diameternya dapat diubah-ubah.
3. Menggunakan sistem transmisi hidrolik.
4. Menggunakan turbin uap sebagai penggerak
yang putarannya dapat diubah-ubah dengan mengatur jumlah
uap yang masuk ke dalam turbin untuk menggerakkan sudut-
sudutnya.
Keuntungan :
 Dapat menghindari excess head.
 Penyalaan pompa yang lebih halus karena menggunakan speed
inverter.
 Komponen-komponen pompa akan lebih awet.
 Mengurangi efek feed-back hidrolik.
 Hemat energi.
 Beban listrik rendah (jika menggunakan motor listrik) karena
besar arus yang rendah pada saat pompa dinyalakan.
 Mengurangi biaya perawatan.
Kerugian :
 Biaya sistem kontrol yang tinggi.

2.10.4 Mengontrol Debit Aliran Dengan Instalasi Beberapa Pompa Secara


Paralel
Jika beberapa pompa sentrifugal diinstal secara paralel,
maka besar debit aliran total adalah jumlah dari debit aliran dari
semua pompa yang sedang bekerja. Dengan cara ini, kita dapat
mengatur debit aliran fluida dengan jalan menjalankan sejumlah
pompa secara bersamaan sesuai dengan kebutuhan sistem. Kurva
karakteristik pompa dan sistem menjadi acuan kerja untuk masing-
masing pompa.

Gambar 2.25 Instalasi Pompa Secara Paralel

Kurva karakteristik pompa paralel didapatkan dengan jalan


menjumlahkan debit aliran fluida dari beberapa pompa pada nilai
head yang sama. Pada prakteknya, yang perlu diperhatikan di sini
adalah bahwa semakin tinggi debit aliran, maka akan semakin
tinggi pula hambatan sistem (resistance). Sehingga untuk
mengkompensasi hambatan tersebut, titik operasional pompa
menjadi lebih tinggi nilai tekanan praktisnya daripada nilai tekanan
teoritisnya.

Gambar 2.26 Kurva Karakteristik Pompa Paralel

Keuntungan :
 Sangat cocok digunakan pada kurva karakteristik sistem yang
memiliki komponen head statis tinggi.
 Adaptasi yang baik pada load parsial.
 Efisiensi sistem tinggi.
 Biaya kontrol yang rendah pada sistem operasionalnya.
 Sistem operasional yang handal.
Kerugian :
 Biaya konstruksi tinggi.
 Frekuensi switching operasional pompa tinggi jika desain
sistem tidak sesuai.
 Problem pada fluktuasi tekanan inlet pompa.

2.11 Perhitungan dalam Pompa Sentrifugal


1. Mengukur Debit Pompa
Debit atau laju aliran adalah kecepatan pompa untuk memindahkan
fluida yang diukur dalam satuan volume per satuan waktu atau dalam
satuan masa persatuan waktu. Misalnya dalam m 3/s atau ℓ/s atau cc/s
atau kg/s. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan cara sederhana
ataupun dengan alat ukut yang umun\mnya yang disebut Flow meter.
Cara yang sederhana ialah dengan menampung fluida yang keluar
selama waktu tertentu, kemudian fluidanya ditimbang beratnya atau
diukur volumenya. Misalnya selama satu menit fluida yang didapat 30
kg, maka debit pompa tersebut sama dengan 0,5 kg/s atau 1800 ℓ/h.
Untuk pengukuran dengan flow meter, pasang meteran pada
saluran tekan, pompa dioprasikan, catat waktu selama yang tertentu,
kemudian lihat bertambahnya angka meteran dari multi stop watch
ON sampai OFF. Misalnya selama 5 menit pertambahan angka pada
meteran menunjukkan 0,1 m3 maka debit pompa tersebut adalah 5
ℓ/menit. Cara yang paling mudah dapat dilakukan dengan ”rota
meter” yaitu fluida yang keluar kita lewatkan alat tersebut, maka alat
tersebut akan menunjukkan berapa kecepatan laju aliran fluida
tersebut. Biasanya pada sekal tertulis satuan ℓ/menit.
Secara teoritik debit pompa Q [m3/s] adalah sama dengan luas
penampang pompa A[m2] dikalikan dengan kecepatan aliran fluida V
[m/s]. Besarnya Q adalah konstan walaupun penampang pipa berubah-
ubah.

Q = A V [m3/s] = Konstan

2. Mengukur Daya Isap dan Daya Tekan atau Head Pressure Gauge
Pressure gauge dipasang pada saluran tekan untuk mengukur daya
tekan (head tekan), disamping untuk mengukur tekanan out put
pompa, dan instalasi saluran alat tekan relatif panjang maka jarum
pada pressure gauge menunjukkan angka lebih besar bila dibanding
saluran tekan lebih pendek. Pressure gauge akan menunjukkan
tekanan maksimum output pompa nbila saluran tekan setelah pressure
gauge ditutup. Namun jangan lakukan hal ini pada jenis pompa positif
displacement, perlu diketahui bahwa pompa sentrifugal ini termasuk
jenis pompa non positive displacement.
Gambar 1.5 Aliran Pipa Seri Paralel

3. Menghitung Tinggi Tekan ( Head )


Dalam pembahasan tentang pompa istilah head (tinggi tekan)
digunakan untuk menunjukkan karakter pompa yang menunjukkan
hubungan dengan kemampuannya untuk mengalirkan sejumlah fluida.
Satuan head adalah meter, namun buka semata-mata menjadi satuan
panjang atau tinggi, melainkan merupakan satuan untuk mewakkili
besar satuan tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah
fluida. Kaena besar tekanan dapat dikonversikan menjadi ketinggiaan
suatu jenis fluida tertentu dalam kolam fluida, maka yang digunaakn
disini hannyalah ketinggiannya dalam satuan meter.
Head total (H) pompa adalah daya tekan yang harus dimiliki
sebuah pompa untuk mengalirkan fluida dari satu tempat ketempat
lain, kaena fluida memiliki massa pada saar mengalir harus melewati
hambatan – hambatan yang ada pada intalasi pipa maupun lingkungan,
maka head total pompa adalah sama dengan head statis ditambahkan
head rugi-rugi. Disamping banyaknya metoda dalam perhitungan head
total, hannya komponen-komponen head yang harus diperhitungkan.
Dalam perhitungan dapat dipilih metoda yang singkat dan praktis
untuk memudahkan perhitungan dilapangan, namun prinsipnya,
Htotal = Hs+ ∑losses
III. Prosedur Praktikum
1. Buka GATE VALVE untuk mengosongkan COLLECTING TANK.
2. Tutup GATE VALVE setelah COLLECTING TANK kosong.
3. Buka penuh DELIVERY VALVE.
4. Jalankan PUMP dan setting kecepatannya.
5. Variasikan bukaan DELIVERY VALVE.
6. Untuk setiap variasi bukaan DELIVERY VALVE dari buka penuh hingga
tutup penuh :
a) Tutup GATE VALVE pada COLLECTING TANK
b) Ukur laju kenaikan volume di COLLECTING TANK menggunakan
penggaris Y.
c) Ukur tekanan pada PRESSURE GAUGE dan VACCUUM GAUGE.
7. Ulangi langkah 3 hingga 5 untuk kecepatan putar yang berbeda.
1. Penyajian Data
Pd
Kecepatan [RPM] Bukaan Katup [%] ΔV [m3] Δt [s] Ps [kPa-g] I [A]
[kPag] [Pa]
10 2,5 26,520 39,912 39.912 0,00 11,937
20 2,5 23,458 38,050 38.050 0,00 11,997
662 40 2,5 19,288 33,603 33.603 0,00 11,941
60 2,5 16,322 28,129 28.129 0,00 11,942
80 2,5 14,042 21,338 21.338 0,00 12,031
10 2,5 25,581 53,252 53.252 0,00 18,535
20 2,5 22,028 51,402 51.402 0,00 18,554
765 40 2,5 17,244 46,370 46.370 0,00 18,574
60 2,5 14,108 38,748 38.748 0,00 18,666
80 2,5 12,046 29,553 29.553 0,00 18,560
10 2,5 24,793 69,077 69.077 0,00 25,990
20 2,5 20,979 67,279 67.279 0,00 25,930
869 40 2,5 15,898 61,653 61.653 0,00 26,087
60 2,5 12,886 53,452 53.452 0,00 26,006
80 2,5 10,824 42,249 42.249 0,00 25,972
10 2,5 24,339 90,248 90.248 0,00 38,257
20 2,5 20,216 88,691 88.691 0,00 38,354
972 40 2,5 15,169 83,240 83.240 0,00 38,302
60 2,5 12,158 72,661 72.661 0,00 38,209
80 2,5 10,132 57,980 57.980 0,00 38,195
1075 10 2,5 23,872 110,988 110.988 0,00 50,568
20 2,5 19,611 108,423 108.423 0,00 50,730
40 2,5 14,595 101,356 101.356 0,00 50,427
60 2,5 11,582 90,228 90.228 0,00 50,427
80 2,5 9,594 74,332 74.332 0,00 50,457
2. Perhitungan Data
a. Debit Aliran Fluida

∆V
Q=
∆t
b. Beda Tekanan Discharge – Suction

∆ P=P. keluar−P . masuk

c. Head Pompa

∆P
H=
ρg
d. Daya Hidarulik Pomapa

Ph=ρgHQ=Q ∆ P

e. Daya Mekanik Motor

Pm=√ 3 VI ψ

f. Efisiensi

Ph
η= x 100 %
Pm

Kecepatan Q ΔP H Ph Pm η
[RPM] [m3/s] [Pa] [m] [watt] [watt] [%]
0,094 39912 4,08 3762,47 6678,1 56,34
0,107 38050 3,89 4055,08 6711,9 60,42
662 0,130 33603 3,43 4355,51 6680,4 65,20
0,153 28129 2,87 4308,45 6680,8 64,49
0,178 21338 2,18 3798,89 6731,0 56,44
0,098 53252 5,44 5204,20 10369,3 50,19
0,113 51402 5,25 5833,63 10380,0 56,20
765 0,145 46370 4,74 6722,48 10391,3 64,69
0,177 38748 3,96 6866,43 10442,6 65,75
0,208 29553 3,02 6133,31 10383,3 59,07
869 0,101 69077 7,06 6965,38 14540,4 47,90
0,119 67279 6,87 8017,50 14506,5 55,27
0,157 61653 6,30 9695,04 14594,3 66,43
0,194 53452 5,46 10370,21 14549,0 71,28
0,231 42249 4,32 9757,80 14530,3 67,15
0,103 90248 9,22 9269,77 21403,0 43,31
0,124 88691 9,06 10967,77 21457,4 51,11
972 0,165 83240 8,50 13719,00 21428,2 64,02
0,206 72661 7,42 14941,29 21376,3 69,90
0,247 57980 5,92 14306,64 21368,1 66,95
0,105 110988 11,34 11623,09 28290,6 41,08
0,127 108423 11,07 13821,51 28380,9 48,70
1075 0,171 101356 10,35 17361,02 28211,4 61,54
0,216 90228 9,22 19476,28 28211,3 69,04
0,261 74332 7,59 19369,96 28228,4 68,62

3. Analisa Grafik dan Pembahasan

Grafik Q
1.200
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
10 20 40 60 80
Bukaan (%)

Kecepatan 662 rpm Kecepatan 765 rpm Kecepatan 869 rpm


Kecepatan 972 rpm Kecepatan 1075 rpm
Grafi k ΔP vs Q
Kecepatan 662 rpm Kecepatan 765 rpm Kecepatan 869 rpm
Kecepatan 972 rpm Kecepatan 1075 rpm
120000
100000
80000
ΔP [kpa]

60000
40000
20000
0
0.080 0.100 0.120 0.140 0.160 0.180 0.200 0.220 0.240 0.260 0.280
Q [m3/s]

- Pada Debit yang sama, Beda Tekanan Discharge Suction (ΔP) mengalami
kenaikan sebanding dengan kenaikan kecepatan
- Untuk kecepatan yang sama, Beda Tekanan Discharge Suction (ΔP)
mengalami penurunan sebanding dengan besar Kenaikan Debit.

Grafi k H vs Q
Kecepatan 662 rpm Kecepatan 765 rpm Kecepatan 869 rpm
Kecepatan 972 rpm Kecepatan 1075 rpm
12.00
10.00
8.00
Head [m]

6.00
4.00
2.00
0.00
0.080 0.100 0.120 0.140 0.160 0.180 0.200 0.220 0.240 0.260 0.280
Q [m3/s]

- Pada Debit yang sama, Head Pompa mengalami kenaikan sebanding


dengan kenaikan kecepatan
- Untuk kecepatan yang sama, Head Pompa mengalami penurunan
sebanding dengan besar Kenaikan Debit.
Grafi k Ph vs Q
Kecepatan 662 rpm Kecepatan 765 rpm Kecepatan 869 rpm
Kecepatan 972 rpm Kecepatan 1075 rpm
25000.00
20000.00
Ph [watt]

15000.00
10000.00
5000.00
0.00
0.080 0.100 0.120 0.140 0.160 0.180 0.200 0.220 0.240 0.260 0.280
Q [m3/s]

- Pada Debit yang sama, Daya Hidraulik Pompa mengalami kenaikan


sebanding dengan kenaikan kecepatan
- Untuk kecepatan yang sama, Daya Hidraulik Pompa mengalami kenaikan
sebanding dengan besar Kenaikan Debit kecuali pada bukaan 80% yang
mengalami penurunan daya.

Grafi k Pm vs Q
Kecepatan 662 rpm Kecepatan 765 rpm Kecepatan 869 rpm
Kecepatan 972 rpm Kecepatan 1075 rpm
30000.0
25000.0
20000.0
Pm [watt]

15000.0
10000.0
5000.0
0.0
0.080 0.100 0.120 0.140 0.160 0.180 0.200 0.220 0.240 0.260 0.280
Q [m3/s]

- Pada debit yang sama, daya mekanis motor mengalami kenaikan


sebanding dengan kenaikan kecepatan
- Untuk kecepatan yang sama, Head Pompa mengalami kenaikan sebanding
dengan besar Kenaikan Debit.
Grafi k vs Q
Kecepatan 662 rpm Kecepatan 765 rpm Kecepatan 869 rpm
Kecepatan 972 rpm Kecepatan 1075 rpm
80.00
70.00
60.00
50.00
η [%]

40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0.080 0.100 0.120 0.140 0.160 0.180 0.200 0.220 0.240 0.260 0.280
Q [m3/s]

- Pada Debit yang sama, Efisiensi mengalami kenaikan sebanding dengan


kenaikan kecepatan
- Untuk kecepatan yang sama, Efisiensi mengalami penurunan pada bukaan
katub 80%
IV. Kesimpulan
Pompa sentrifugal adalah pompa dengan gerak fluida cair karena
adanya konversi energi kinetik akibat putaran sudu-sudu pompa menjadi
tekanan. Berdasarkan pengamatan setelah melakukan pembongkaran
tersebut dapat disimpulkan :
1. Pompa sentrifugal bekerja dengan cara mengubah energi mekanik ke
dalam energi hidrolik melalui aktivitas sentrifugal, yaitu tekanan fluida
yang di pompa.
2. Prinsip kerjanya sederhana, mudah untuk dipahami.
3. Pompa sentrifugal dibagi menjadi 2 jenis yaitu single impeller (memiliki
satu impeller) dan multistage (memiliki banyak impeller yang disusun
secara seri).
4. Sistem Proteksi Pompa
Agar pompa dapat beroperasi dengan baik, terdapat prosedur proteksi
standar yang diterapkan pada pompa sentrifugal. Beberapa standar
minimum paling tidak terdiri dari:
a) Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluaran pompa dilengkapi
dengan check valve yang membuat aliran hanya bias berjalan satu
arah, searah dengan arah aliran keluaran pompa.
b) Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch
low, flow switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang
pada system pompa untuk menghindari overload.
c) Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu
kinerja dan berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang
ditambahkan untuk menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration
switch dan vibration monitor.
d) Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch
high (PSH), flow switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi
dengan control valve dipasang pada sistem pompa untuk melindungi
pompa dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya minimum flow.
e) Proteksi terhadap low NPSH available. Apabila pompa tidak memiliki
NPSH yang cukup, aliran keluaran pompa tidak akan mengalir dan
fluida terakumulasi dalam pompa. Beberapa peralatan safety yang
ditambahkan pada sistem pompa ialah level switch low (LSL)
dan pressure switch low (PSL).
5. Nilai dari perhitungan Debit Aliran Fluida, Beda Tekanan Discharge-
suction, Head Pompa, Daya Hidraulik Pompa, Daya Mekanik Pompa dan
Efisiensi Pompa berbanding terbalik dengan bukaan valve, jadi semakin
besar maka yang di hasilkan semakin kecil. Namun efisiensi pada katup
bukaan 80% mengalami kenaikan di setiap kecepatan.
6. Jika mungkin terjadi kesalahan perhitungan mungkin bisa disebabkan oleh
beberapa fakto, bisa jadi dari ketidak akuratan dalam pengambilan data
dan juga bisa di sebabkan ketidak akuratan dalam mengkonversi satuan.

Anda mungkin juga menyukai