Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu


Menurut Mahardika, 2021 pompa adalah suatu peralatan mekanis
yang dapat digunakan dalam meningkatkan energi fluida agar fluida bisa
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Pada dasarnya pompa
dapat dimanfaatkan agar dapat memindahkan fluida dari tempat rendah ke
tempat yang tinggi, pompa dimanfaatkan untuk memindahkan fluida melalui
jaringan pipa panjang yang mempunyai hambatan besar.

Gambar 2.1: Pompa


Sumber : www.majalah1000guru.net

Pada saat pompa beroperasi, sisi isap pompa akan memiliki


tekanan yang lebih rendah dibandingkan tekanan atmosfer, maka fluida dari
reservoir akan terhisap dan akan masuk ke dalam saluran isap dari pada
pompa. Untuk memindahkan fluida diperlukan adanya daya pompa yang
cukup agar dapat mengatasi segala kerugian-kerugian yang akan terjadi
selama proses pemompaan.

2.2. Definisi Konsep dan Operasional


Pompa dibagi menjadi dua bagian berdasarkan dari cara kerja
pompa dan juga cara penyaluran energi pada aliran fluida yaitu:

2.2.1 Pompa Kerja Positif (Positive Displancement Pump)


Pada pompa ini, secara periodik energi aliran fluida akan

5
6

bertambah oleh gaya dari pengerak lapisan batas pada sistem tertutup
dengan cara memperkecil volume dari lapisan batas tersebut. Adapun jenis-
jenis pompa ini yaitu:

A. Pompa Reciprating
Cara kerja pompa ini yaitu mengubah energi mekanis penggerak
menjadi energi aliran zat cair dan di pindahkan menggunakan elemen yang
bergerak bolak-balik di dalam silinder, yang termaksuk ke dalam jenis
pompa ini adalah pompa torak dan pompa plunyer.

Gambar 2.2 : Pompa Reciprocating


Sumber : www.majalah1000guru.net

B. Pompa Rotari
Cara kerja pompa ini yaitu mentransmisikan energi dari mesin
penggerak menuju cairan dengan menggunakan elemen yang berputar di
dalam casing (rumah pompa). Jenis dari pompa rotari ini adalah pompa
vane, pompa gear, pompa screw, dan pompa lobe.

Gambar 2.3 : Pompa Rotari


Sumber : www.majalah1000guru.net
7

C. Pompa Diafragma
Pompa ini adalah pompa yang bagian dari pemindah positifnya
berupa membran yang fleksibel. sudu-sudu akan menimbulkan gaya
sentrifugal yang membuat cairan mengalir dari tengah impeler keluar
melalui saluran diantara sudu-sudu dan juga meninggalkan impeler dengan
kecepatan yang tinggi.

Gambar 2.4 : Pompa Diafragma


Sumber : www.majalah1000guru.net

2.1.2 Pompa Kerja Dinamis (Non- positive Displancement Pump)


Pompa ini menaikkan energi fluida dengan mengonversi energi
kinetik menjadi energi tekanan. Adapun jenis yang termaksuk yaitu:

A. Pompa Sentrifugal
Cara kerja pompa ini yaitu motor penggerak akan memutar impeler
yang terpasang pada poros pompa, sehingga zat cair yang berada di
dalamnya akan berputar yang disebebkan oleh dorongan sudu-sudu dan
menimbulkan gaya sentrifugal yang membuat cairan mengalir dari tengah
impeler keluar melalui saluran diantara sudu-sudu dan juga meninggalkan
impeler dengan kecepatan yang tinggi.

B. Pompa Khusus
Adapun jenis pompa dalam pompa khusus ini yaitu :
• Pompa Jet
Secara garis besar, pompa air dengan sistem jet ini digunakan
untuk memompa air dari sumber air. Biasanya dari tempat yang dalam,
8

seperti sumur atau galian. Yang kemudian diarahkan ke permukaan


sehingga bisa disimpan, dialirkan. Bisa dikatakan tujuannya adalah sebagai
penimba otomatis.

• Pompa Hydraulic Ram


Pompa hidrolik atau hydraulic pump merupakan komponen yang
mengubah energi mekanik jadi energi hidrolik. Alat tersebut sering dijumpai
untuk mengangkat barang-barang berat. Dengan memanfaatkan sebuah
energi, yang mana mengubah energi mekanik menjadi sebuah energi
hidrolik.

2.2.3 Pompa Sentrifugal


A. Pengertian Pompa Sentrifugal
Menurut Kristian (2020) mengatakan bahwa pompa sentrifugal
merupakan suatu mesin kinetis dimana zat cair yang ada di dalam akan
berputar di sebabkan oleh dorongan dari sudu-sudu akan menimbulkan gaya
sentrifugal yang bisa mengakibatkan cairan mengalir dari tengah impeler
keluar melewati saluran antara sudu-sudu dan meninggalkan impeler dengan
kecepatan yang tinggi.

B. Cara kerja pompa sentrifugal


Pompa sentrifugal memiliki impeler yang berfungsi mengangkat
zat cair dari tempat yang rendah menuju tempat lebih tinggi (Putro, Wahyu
Djalmono,2010). Daya yang bersal dari luar diberikan kepada poros pompa
untuk dapa memutarkan impeler di dalam zat cair, maka zat cair yang ada di
dalam impeler, oleh dorongan sudu -sudu ikut berputar. Karena timbul gaya
sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah - tengah impeler ke luar
melewati saluran di antara sudu-sudu.
Head tekan zat cair akan lebih tinggi, begitu juga head
kecepatannya bertambah besar karena zat cair mengalami percepatan.
impeler pompa bermanfaat untuk memberi kerja kepada zat cair agar energi
9

yang di kandungnya bertambah besar. Selisih energi per satuan berat atau
head total zat cair saluran hisap serta saluran keluar pompa di katakan head
total pompa. Dari penjelasan ini bahwa pompa sentrifugal bisa merubah
energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi ini
yang mengakibatkan pertambahan head tekanan, head kecepatan, serta head
potensial pada zat cair yang mengalir secara kontinyu.

Gambar 2.5 : Lintasan Aliran Cairan di Dalam Pompa Sentrifugal


Sumber : Putro, Wahyu Djalmono, 2010

C. Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal


Tentunya setiap permesinan memiliki bagian-bagian untuk
mendukung agar dapat bekerja dengan sempurna karena tanpa adanya
bagian-bagian pendukung suatu permesinan tidak akan dapat menjadi satu
kesatuan yang dapat bekerja dengan baik. Adapun bagian-bagian pompa
sentrifugal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
10

Gambar 2.6 : Komponen-komponen Pompa Sentrifugal


Sumber : www.allengwnnes.co.uk

Keterangan bagian-bagian pompa:


1. Casing,Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi
sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan pompa,
serta tempat memberikan arah aliran dari impeler.
2. Impeller Screw, Adalah baut yang digunakan untuk menahan impeller
wesher.
3. Impeller Wesher, Adalah bagian yang berfungsi untuk menahan
impeller
4. Impeler, untuk merubah energi mekanis pompa menjadi energi
kecepatan terhadap cairan yang di pompakan.
5. O-Ring, Adalah sebuah packing pencegah kebocoran terletak diantar
casing dan back cover.
6. Back cover, Adalah bagian yang akan terikat dengan casing dimana
diantara casing dan back cover dan casing terdapat impeller.
7. Gland Sleeve, Adalah komponen penahan agar impeller tetap pada
11

posisinya.
8. Packing, Komponen yang berfungsi untuk mencegak kebocoran dari
impeller menuju Bearing
9. Gland Assembly, Komponen untuk menahan Packing
10. V-ring, Untuk mencegah gesekan antar gland assembly dan bearing
cover
11. Bearing And Cover, Penutup bearing
12. Bearing Bracket, Kompnen yang terhubung dengan Back cover dimana
di dalamnya terdapat Bearing
13. Bantalan/Bearing, pada pampa berfungsi menahan posisi rotor relatif
terhadap stator sesuai dengan jenis bearing yang digunkan.
14. Grease Retainer, Digunakan untuk Menahan Grese/gemok
15. Poros/ Shaft, Poros merupakan bagian yang mentransmisikan putaran
dari sumber gerak ke pompa.
16. Key Shaft, Komponen pengunci antar impeller dan poros
17. Nipple, Bagian tempat masuknya grease
18. Stopper Nut
19. Screw And Cover, Baut pengunci bearing cover
20. Screw Bearing Bracket, Baut penghubung bearing breaket dan back
cover
21. Screw Back Cover, Baut penghubug back cover dengan casing
22. Screw Gland Assembly, Baut penghubung glandassembly dengan back
cover
23. Shaft Sleeve

2.2.4 Impeller
Impeller berguna untuk merubah energi mekanis pompa menjadi
energi kecepatan terhadap cairan yang di pompakan secara kontiniu, yang
mengakibatkan cairan di sisi isap secara konstan akan masuk mengisi
kekosongan lalu meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi akibat
gaya sentrifugal. Adapun macam-macam impeller yaitu :
12

A. Impeler tertutup
Pada impeller ini Sudu-sudu ditutup oleh dua buah dinding
sehingga sudunya berada ditengah. Impeller ini adalah jenis paling banyak
digunakan di dunia industri. Impeler ini berguna untuk memompa cairan
bersih.

Gambar 2.7 : Impeler Tertutup


Sumber : id.scribd.com

B. Impeler setengah terbuka


Impeler ini terbuka pada sisi masuk dan tertutup pada bagian
belakangnya. Impeler ini digunakan untuk memompa cairan dengan sedikit
zat padat.

Gambar 2.8 : Impeler Setengah Terbuka


Sumber : id.scribd.com

C. Impeler terbuka
Tidak ada dinding pada jenis ini, baik itu pada bagian depan
maupun belakang, pada bagian belakang terdapat sedikit dinding di sisakan
agar memperkuat sudu. Impeler jenis ini digunakan untuk memompa cairan
dengan zat padat.
13

Gambar 2.9 : Impeler Terbuka


Sumber : id.scribd.com

2.2.5 Poros / Shaft


Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap
mesin, Hampir semua masin meneruskan gaya bersama-sama dengan
putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Adapun macam-macam Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan
menurut pembebanannyasebagai berikut :

A. Poros transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan
lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli
sabuk atau sproket rantai, dll.

Gambar 2.10 : Poros Transmisi


Sumber : id.scribd.com
B. Spindel
Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat
yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk
serta ukurannya harus teliti.
14

Gambar 2.11 : Poros Spidel


Sumber : id.scribd.com
C. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang,
dimana tidak mendapat beban punter, bahkan kadang-kadang tidak boleh
berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendpata beban lentur, kecuali
jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir
juga.

Gambar 2.12 : Poros Gandar


Sumber : id.scribd.com

2.2.6 Bantalan / Bearing


Bearing (Bantalan Gelinding) merupakan salah satu komponen
penting dalam suatu konstruksi mesin. Ada banyak sekali jenis-jenis bearing
dikarenakan setiap komponen memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Adapun jenis-jenis dan fungsi Bearing sebagai berikut.

A. Plain Bearing
Memiliki permukaan rata pada bidang geseknya. Umumnya terbuat
dari campuran tembaga dan kuningan yang pada bagian permukaannya
dilapisi dengan logam babit/alloy.
15

Gambar 2.13 : Plain Bearing


Sumber : www.emindotripanca.com
B. Bushing
Salah satu jenis friction bearing yang memiliki bentuk melingkar
seperti cincin. Bushing ini sebenarnya sebuah bantalan yang digunakan
sebagai tempat poros berputar.

Gambar 2.14 : Bushing


Sumber : www.emindotripanca.com
C. Radial Bearing
Adalah jenis bearing yang di desain untuk menerima beban radial.
Yaitu beban yang tegak lurus dengan poros yang dipasang pada bearing
lebih tepatnya beban yang diterima sepanjang keliling lingkaran bearing.

Gambar 2.15 : Radial Bearing


Sumber : www.emindotripanca.com
16

D. Thrust Bearing
Adalah bearing yang sering digunakan untuk menerima beban
dorongan (thrust). Yaitu beban yang berasal dari samping bearing.
Penggunaan bearing ini biasanya pada kursi dan meja putar.

Gambar 2.16 : Thrust Bearing


Sumber : www.emindotripanca.com
E. Ball Bearing
Merupakan gabungan fungsi dari Radial bearing dan Thrust
bearing, bearing ini digunakan pada mesin dan alat-alat rumah tangga.
Bearing ini punya kinerja sederhana namun gerak putarnya efektif.

Gambar 2.17 : Ball Bearing


Sumber : www.emindotripanca.com
F. Ball Thrust Bearing
Didesain untuk kebutuhan khusus yang hanya dapat menerima
beban yang ringan saja. Sebagai contoh pada meja makan atau kursi yang
dapat diputar.

Gambar 2.18 : Ball Thrust Bearing


Sumber : www.emindotripanca.com
17

G. Magnetic Bearing
Bearing magnetik ini adalah jenis bearing yang paling modern.
Kelebihannya adalah memiliki daya kerja / putaran yang sangat tinggi.
Bearing digunakan pada sistem tertentu seperti salah satunya pada
perangkat flywheel.

Gambar 2.19 : Magnetic Bearing


Sumber : www.emindotripanca.com
H. Roller Bearing
Rollernya berbentuk silinder sehingga bagian yang bersinggungan
antara inner dan outer race tidak hanya pada satu titik, namun satu garis.
Sehingga penyebaran bebannya berada di sepanjang garis yang

Gambar 2.20 : Roller Bearing


Sumber : www.emindotripanca.com
I. Roller Thrust Bearing
Memiliki desain yang mirip dengan roller bearing, hanya saja
posisinya berbeda. Fungsi dan jenis Bearing Roller thrust ini cocok untuk
menahan beban yang lumayan berat. Biasanya digunakan pada gear set
kendaraan seperti gearbox atau transmisi yang membutuhan rotating shaft
dan house rotating shaft.
18

Gambar 2.21 : Roller Thrust Bearing


Sumber : www.emindotripanca.com
J. Tapered Roller Bearing
Bearing jenis ini memiliki dua buah roller yang saling
berseberangan alias dua arah yakni bagian luar dan bagian dalam. Karena
bentuk bearing yang mengerucut maka bearing ini mampu menahan gaya
tekan beban dari kedua arah.

Gambar 2.22 : Tapered Roller Bearing


Sumber : www.emindotripanca.com
K. Spherical Roller Bearing
Terdiri dari dua baris roller yang berjalan pada dua jalur. Dengan
bentuk yang demikian, bearing ini dapat menerima beban yang berat. Baik
itu beban radial maupun beban thrust.

Gambar 2.23 : Spherical Roller Bearing


Sumber : www.emindotripanca.com
19

L. Needle Roller Bearing


Adalah jenis bearing yang bentuk rolernya panjang namun
diameternya kecil. Anda bisa menemukan bearing ini pada poros engkol.
Pada bagian yang menghubungkan connecting rod dengan poros engkol
sesuai dengan fungsi dan jenis bearing.

Gambar 2.24 : Needle Roller Bearing


Sumber : www.emindotripanca.com

2.3. Metode dan Definisi Operasional Metode


2.3.1 Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)
Menurut Dr. Antonius Alijoyo dalam buku Teknik Penilaian
Risiko Berbasis ISO 31010, FMEA adalah teknik yang digunakan untuk
meningkatkan keandalan dan keamanan suatu proses dengan cara
mengidentifikasi potensi kegagalan atau disebut modus kegagalan pada
proses tersebut. Setiap modus kegagalan akan dinilai menggunakan tiga
parameter. Ketiga parameter itu kemudian digabungkan untuk menentukan
signifikansi kekritisan (FMECA) dari setiap modus kegagalan. Gabungan
dari tiga parameter tersebut dikenal dengan Angka Prioritas Risiko (Risk
Priority Number - RPN).

A. Elemen-elemen analisis risiko kerusakan peralatan


Adapun elemen-elemennya yaitu (Carlson, 2012).
1. Failure Mode / Mode Kegagalan : Semua kegagalan yang pernah terjadi
dan potensi kegagalan yang mungkin akan terjadi dari suatu komponen
peralatan.
2. Failure Effect / Dampak Kegagalan : Dampak dari mode kegagalan yang
20

telah didaftarkan, baik dampak terhadap peralatan itu sendiri maupun


dampak terhadap unit.
3. Failure Cause / Penyebab Kegagalan : Penyebab dari mode kegagalan
yang telah didaftarkan dimana penyebab ini sifatnya pasti dan merupakan
kemungkinan besar jika penyebab kegagalan ini dihilangkan maka mode
kegagalan diatas tidak akan terjadi kembali.
4. Prioritas risiko digunakan untuk tindakan korektif yang akan dilakukan.
5. Failure Defense Task (FDT) : Task yang dihasilkan untuk mengatasi,
menghilangkan dan meminimalisasi terhadap kemungkinan mode
kegagalan yang telah didapatkan dan dapat berupa pemeliharaan
terencana (pemeliharaan prefentif, pemeliharaan prediktif, overhaul dan
pemeliharaan proaktif) dan pemeliharaan tidak terencana (pemeliharaan
korektif).

B. Tahap Penysunan FMEA


1. Nama peralatan.
Langkah pertama yaitu menentukan peralatan yang akan dinilai
dengan menggunakan prosedur FMEA. Item merupakan bagian yang
spesifik dari sebuah sistim manufaktur atau sistim proses yang akan
dianalisis
2. Fungsi, menetukan fungsi dari item atau proses yang ditentukan.
3. Failure Mode.
Istilah Failure Mode atau mode kegagalan berasal dari dua kata
yang memiliki arti sendiri-sendiri. Failure didefinisikan sebagai tindakan
menghentikan fungsi atau keadaan tidak berfungsi (Oxford English
Dictionary). Mode didefinisikan sebagai cara dimana sesuatu terjadi.
Failure Mode didefinisikan sebagai cara suatu peralatan atau kondisi
operasi yang berpotensi untuk gagal pada saat memberikan fungsi yang
dimaksud. Keadaan yang gagal tersebut dapat mencakup kegagalan untuk
melakukan fungsi dalam batas yang ditentukan, kinerja peralatan yang
tidak memadai atau tidak berfungsi atau melakukan fungsi yang tidak
21

diinginkan.
4. Dampak
Dampak adalah konsekuensi dari kegagalan pada suatu sistem.
Tiap mode kegagalan dapat memberikan lebih dari satu efek. Langkah ini
merupakan identifikasi akibat (potential effect) yang ditimbulkan dari
mode kegagalan.
5. Severity Ranking.
Severity merupakan penilaian seberapa serius dampak dari
modekegagalan/kesalahan akibat susut dan pengaruhnya terhadap fungsi
peralatan.
6. Mengidentifikasi penyebab.
Mengidentifikasi penyebab (potential cause) dari mode kegagalan
yang terjadi pada proses produksi tersebut.
7. Menentukan nilai Occurance.
Occurance menunjukkan nilai keseringan/frekuensi suatu masalah
yang terjadi karena munculnya mode kegagalan tersebut.
8. Menentukan nilai Detection.
Menetapkan nilai Detection, dimana detection menggambarkan
seberapa mampu proses kontrol selama ini untuk mendeteksi ataupun
mencegah terjadinya mode kegagalan atau kerugian akibat kerusakan.
9. Menentukan Risk Priority Number (RPN).
Nilai RPN merupakan peringkat risiko untuk setiap mode
kegagalan yang didapatkan dengan mengalikan tiga elemen yaitu nilai
severity, occurance, dan detection. Tujuan menetukan nilai RPN untuk
membantu penggolongan FMEA memprioritaskan pelaksanaan
pemeliharaan terhadap suatu peralatan yang vital.
Secara matematis, hubungan antar-parameter dengan RPN
dirumuskan sebagai berikut:
22

RPN = S X O X D
Keterangan :
S : keparahan (severity)
O : kemungkinan terjadinya (occurrence)
D : kemungkinan kegagalan deteksi (detectability)
FMEA/FMECA juga dapat digunakan untuk menganalisis sebuah
sistem, prosedur, desain produk, perakitan produk, pelayanan jasa, maupun
fungsi perangkat lunak. Oleh karena penggunaannya yang cukup luas, saat
ini FMEA/FMECA banyak digunakan di berbagai industri, termasuk
industri kesehatan.

2.3.2 Metode Fishbone (diagram tulang ikan)


Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu
metode yang digunakan untuk menganalisis penyebab dari suatu masalah
atau kondisi. Diagram ini sering juga disebut dengan diagram sebab akibat
atau cause effect diagram. Fishbone diagram ditemukan oleh Profesor
Kaoru Ishikawa, seorang ilmuwan Jepang yang merupakan lulusan teknik
kimia Universitas Tokyo pada tahun 1943.Oleh karena itu, diagram tulang
ikan ini juga kerap disebut dengan nama penemunya, yaitu diagram
Ishikawa. Diagram ini bisa digunakan oleh perusahaan untuk melakukan
analisis terhadap setiap permasalahan yang dihadapi.

A. Fungsi Diagram Fishbone


Dikutip dari buku Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan
Masyarakat oleh Rapotan Hasibuan, berikut ini adalah beberapa fungsi
fishbone diagram:

1. Memfokuskan Individu, Tim, atau Organisasi


pada Permasalahan Utama Penggunaan diagram ini akan
membantu kita untuk menganalisis permasalahan dan membantu kita
untuk bisa memfokuskan permasalahan pada masalah prioritas.
23

2. Memudahkan dalam Mengilustrasikan Gambaran Singkat Permasalahan


Diagram fishbone dapat mengilustrasikan permasalahan utama
secara ringkas sehingga orang lain akan mudah menangkap permasalahan
utama.

3. Menentukan Kesepakatan Mengenai Penyebab Suatu Masalah


Dengan menggunakan teknik brainstorming, para anggota tim akan
memberikan sumbangan saran mengenai penyebab munculnya suatu
masalah. Berbagai saran tersebut akan didiskusikan untuk menentukan
mana dari penyebab tersebut yang berhubungan dengan masalah utama
termasuk menentukan penyebab yang dominan.

4. Memudahkan Visualisasi Hubungan antara Penyebab dengan Masalah


Hubungan ini akan terlihat dengan mudah pada fishbone diagram
yang sudah disusun.

5. Membantu untuk Mendapatkan Solusi


Setelah menentukan penyebab dari setiap permasalahan, langkah
untuk menghasilkan solusi menjadi lebih mudah karena kita sudah
mengetahui akar permasalahannya.

6. Memudahkan Kelompok untuk Melakukan Diskusi


Setiap anggota tim akan mudah melakukan diskusi karena diagram
ini membuat diskusi menjadi lebih terarah.

B. Cara Membuat Fishbone Diagram


Setelah mengetahui pengertian serta fungsinya, kamu juga harus
mengetahui cara membuat fishbone diagram. Dirangkum dari buku Failure
in Safety Systems: Metode Analisis Kecelakaan Kerja oleh Dewi Kurniasih,
berikut ini adalah penjelasan langkah-langkahnya:
24

1. Mengidentifikasi Masalah
Langkah pertama untuk menyusun fishbone diagram adalah dengan
mengidentifikasi masalah yang akan dibahas. Buatlah kotak yang diisi
dengan permasalahan di sebelah kanan dan berikan ruang untuk
mengembangkan permasalahan.
2. Mengidentifikasi Berbagai Kategori Sebab Utama
Dari garis horizontal yang utama, terdapat garis diagonal yang
menjadi cabang. Cabang-cabang tersebut mewakili sebab utama dari
masalah yang sudah diidentifikasi di awal. Kategori sebab utama
mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga akan terasa masuk
akal dengan situasi. Beberapa faktor yang bisa masuk ke dalam kategori
sebab utama di antaranya faktor manusia, metode kerja, material, dan
lingkungan.

3. Menemukan Sebab potensial dengan Cara Sumbang Saran


Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan
dengan cara curah pendapat. Saat sebab-sebab dikemukakan, anggota
menetapkan bersama-sama di mana sebab tersebut harus ditempatkan
dalam diagram tulang ikan. Sebab-sebab tersebut ditulis pada garis
horizontal sehingga banyak tulang kecil keluar dari garis horizontal
utama. Suatu sebab bisa ditulis di bawah lebih dari satu kategori sebab
utama.

4. Mengkaji Kembali Setiap Kategori Sebab Utama


Setelah mengisi setiap kategori, kemudian mencari sebab-sebab
yang muncul pada lebih dari satu kategori. Sebab-sebab tersebut yang
merupakan petunjuk sebab yang tampaknya paling mungkin, kemudian
melingkarkan sebab yang paling memungkinkan pada diagram.

5. Mencapai Kesepakatan Atas Sebab-Sebab yang Paling Mungkin


Di antara sebuah penyebab, perlu dicari penyebab yang paling
25

memngkinkan. Hal ini akan membantu sampai pada sebab pokok dari
masalah yang teridentifikasi.

2.3.3 Metode Inspeksi Visual


Sesuai dengan namanya, pengujian visual mengharuskan
pemeriksa memeriksa secara fisik setiap komponen aset. Misalnya, di
industri pertambangan, petugas keselamatan dan penambang profesional
melakukan inspeksi visual secara berkala untuk mengidentifikasi adanya
risiko keselamatan, bahaya, dan kondisi ketidak patuhan di lokasi kerja.
Inspeksi visual ini mencakup pemeriksaan komponen operasi pengangkatan.
Melalui pengujian visual, pemeriksa dapat menentukan integritas struktural
peralatan seperti buldoser dan ekskavator bawah tanah dengan mempelajari
bagian-bagian komponen secara cermat ( Inspeksi Pabrik, 2022)
Pengujian visual memperhitungkan kualitas pengelasan, dan
adanya cacat permukaan, korosi , degradasi, penyumbatan, dan benda asing
pada aset yang sedang diperiksa. Dalam melakukan hal ini, inspektur dapat
merekomendasikan agar tindakan pengendalian yang benar diterapkan untuk
memastikan lokasi tersebut aman bagi pekerja dan aktivitas yang harus
mereka lakukan. Meskipun peralatan khusus mungkin tidak selalu
diperlukan untuk jenis inspeksi ini, hal ini memerlukan pelatihan khusus
agar pemeriksa mengetahui apa yang harus dicari saat mereka mengevaluasi
suatu aset secara visual.

A. Penerapan Pengujian Visual


1. Pengujian visual umumnya dapat digunakan untuk memeriksa kualitas
permukaan komponen, mengevaluasi kesejajaran permukaan yang menyatu,
dan mencari kebocoran.

2. Selain digunakan secara luas dalam industri pertambangan, pengujian visual


juga banyak digunakan dalam manufaktur kontemporer.
26

3. Inspektur visual dapat mengidentifikasi cacat atau kotoran berbahaya yang


dapat berdampak pada penggunaan barang produksi di masa mendatang.
Sangat penting untuk menguji barang sebelum dijual atau digunakan, dan
ada banyak industri lain yang menguji bahan sebelum diizinkan untuk
digunakan di depan umum.

4. Sektor lain yang memerlukan inspeksi visual rutin sebagai bagian dari
proses pemeliharaannya (dan bahkan analisis akar masalah ) mencakup
sektor kedirgantaraan, kilang kimia, makanan dan minuman, minyak dan
gas, listrik dan utilitas, operasi maritim, farmasi, serta penelitian dan
pemecahan masalah.

B. Pentingnya Inspeksi Visual


1. Deteksi segera terhadap cacat atau masalah struktural: Inspeksi visual sering
digunakan untuk mendeteksi indikasi awal cacat pengelasan. Hal ini
memungkinkan pemilik struktur atau peralatan untuk mengatasi masalah
dengan cepat dan hemat biaya.

2. Inspeksi yang cepat dan tepat: Inspeksi visual memerlukan waktu yang
sangat singkat karena hanya melibatkan pemeriksaan permukaan suatu aset,
alat, atau komponen material. Namun, fakta bahwa pengujian visual hanya
terbatas pada pemeriksaan permukaan tidak berarti bahwa layanan tersebut
berkualitas rendah. Seluruh prosedurnya cukup presisi, menjamin tidak ada
masalah pengelasan yang terlewatkan. Jika pemeriksa menyimpulkan bahwa
pengujian visual perlu dilengkapi dengan pengujian lain, mereka dapat
merekomendasikan hal yang sama, sehingga objek yang diteliti dapat
dilakukan pemeriksaan yang lebih menyeluruh.

3. Efektivitas biaya: Inspeksi visual biasanya tidak memerlukan penggunaan


peralatan berteknologi tinggi dan mahal karena hanya permukaan material
atau aset yang dipelajari. Dengan melakukan hal ini, dimungkinkan untuk
27

menghemat pengeluaran namun tetap mendapatkan layanan berkualitas.

2.4 Teori dan Konsep Operasional


2.4.1 Kegagalan Impeller
Menurut Jejen j. 2021 Impeller adalah bagian yang berputar dari
pompa sentrifugal yang berfungsi untuk mentransfer energi dari putaran
motor menuju fluida yang dipompa dengan jalan mengakselerasinya dari
tengah impeller ke luar sisi impeller. Desain impeller bergantung pada
kebutuhan tekanan, kecepatan alir serta kesesuaian dengan sistemnya.
Impeller menjadi komponen utama yang paling berpengaruh terhadap
performa pompa. Kegagalan suatu komponen pada umumnya disebabkan
oleh empat faktor yaitu sebagai berikut:

A. Seleksi Material
Kegagalan yang terjadi karena seleksi material yang terburu-buru,
merupakan hal yang sering terjadi pada logam atau industri lainnya. Pada
aplikasi yang membutuhkan ketahanan impak/dampak yang tinggi,
diperlukan material dengan ketahanan impak tinggi. Apabila material yang
digunakan untuk aplikasi di luar ruang dalam jangka waktu yang lama,
diperlukan material dengan ketahanan UV (Ultra Violet).

B. Rancangan
Pada saat merancang produk, perancang harus menggunakan
aturan dasar dan pedoman yang diberikan supplier material untuk desain
part/bagian khusus. Pada saat rancangan komponen perlu diingat beberapa
aturan dasar, dengan pengecualian bahwa kriteria rancangan berubah pada
setiap material dan setiap aplikasi. Pada saat ini, kegagalan karena
rancangan merupakan hal yang sering terjadi.
28

C. Proses
Setelah dilakukan pemilihan material dan pembuatan rancangan
yang tepat, permasalahan selanjutnya ada pada proses produksi. Rancangan
yang inovatis dan pemilihan material yang selektif tidak cukup untuk
menghasilkan produk yang baik dengan proses yang jelek. Stress, void, weld
lines dan kelembaban pada hasil molding merupakan penyebab kegagalan
prematur yang sering terjadi.Pencatatan parameter proses merupakan hal
yang penting untuk melakukan analisis pada kegagalan produk. Proses
lanjutan dan perakitan part juga harus dievaluasi untuk mencegah kegagalan
prematur. Kegagalan pada produk sering kali disebabkan oleh stress
cracking, drilled holes dan welded joints.

D. Kondisi perawatan
Meskipun sudah ada label peringatan mengenai keamanan dan
instruksi penggunaan, kegagalan karena kondisi perawatan seringkali terjadi
pada produk logam. Lima kategori kondisi servis yang tidak disengaja
antara lain:
1. Pemakaian produk yang tidak tepat.
2. Penggunaan produk melebihi masa penggunaan (life time).
3. Kegagalan produk karena kondisi perawatan yang tidak stabil.
4. Kegagalan karena kondisi perawatan melebihi penggunaan yang sesuai.
5. Aplikasi simultan dari stress yang sinergi.

2.4.2 Kegagalan Poros / Shaft


Menurut Tito R. 2013 Poros adalah salah satu rotary part pompa
sentrifugal yang sering mengalami kerusakan sebagai dampak tingginya
kecepatan putar pompa. Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir
dari motor listrik ke impeller. Kegagalan pada poros pompa dapat
diakibatkan karena adanya:
A. Korosi yang disebabkan bersentuhan langsung dengan air,
B. Konsentrasi tegangan dikarenakan bantalan yang sudah mulai rusak,
29

C. Bisa juga terjadi di karenakan pemilihan bahan yang tidak tepat sesuai
mengan cairan yang di alirkan maupun kondisi lingkungan sekitar mesin
pompa.

2.4.3 Kegagalan Bantalan/bearing


Menurut Allan R. 2014, kegagalan bantalan disebabkan karena
kurang dari 10 hingga 30 persen dari seluruh bantalan bola bekerja cukup
lama hingga mengalami kegagalan kelelahan normal (umur L10: 20.000 jam
untuk Pompa ANSI). Kebanyakan bearing rusak pada usia dini karena
A. Beban Berlebih Statis
B. Keausan
C. Korosi
D. Kegagalan Pelumas
E. Kontaminasi,
F. Panas Berlebih
Kontaminasi partikel dan kegagalan yang berhubungan dengan
korosi merupakan penyebab 52 % dari seluruh kegagalan bantalan.

2.5 Kerangka Pemikiran


Pada kesempatan kali ini penulis akan menganalisis kerusakan
impeller, Poros dan Bearing. yaitu merupakan komponen yang dianggap
paling penting dalan efisiensi dan peforma pompa sentrifugal. yang
diaplikasikan sebagai pompa untuk memindahkan air dari waduk ke
perusahaan Di PT Fajar Baizury & Brothers. Jenis pompa sentrifugal ini
adalah pompa yang di produksi oleh allen gwnnes, dengan Tipe SM0094
dengan Size 80-50-250. pompa sentrifugal ini memiliki jenis impeller
tertutup, yang berarti bahwa tekanan fluida yang dihasilkan berasal dari
gaya sentrifugal. Dimana cairan masuk lewat pusat impeller, dan kemudian
terdorong keluar dari impeller tegak lurus dengan shaft dari pompa
Dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa kerangka pikir
secara bagan alur analisis kerusakan impeller, poros dan bantalan pada
30

pompa sentrifugal di water treatment PT Fajar Baizury & Brothers. Di


bawah ini adalah bagan kerangka pikir penulis.

Bagan Kerangka Pemikiran

Pompa

Komponen-komponen
Pompa

Impeller Poros Bantalan

Kerusakan Penyebab
komponen pompa Kerusakan

Perbaikan Kerusakan

Gambar 2.25 : Bagan Kerangka Pemikiran


Sumbar : Penelitian

2.6 Rumusan Hipotesis


Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hupo dan thesis. Hupo
artinya sementara, sedangkan thesis artinya suatu pernyataan atau teori.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan sementara
yang merupakan praduga dari para peneliti terhadap masalah penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan 2 jenis hipotesis yaitu :
A. Hipotesis komparatif
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
yang menjadi penyebab kerusakan pada pompa sentrifugal
B. Hipotesis asosiatif
merupakan jawaban atas rumusan masalah yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini.
31

Anda mungkin juga menyukai