Puji dan Syukur kepada ALLAH SWT yang mana telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktek Labor
Maintenance khususnya Laporan Praktek Sistem Mesin Fluida Blower ini dengan
sebaik-baiknya. Ucapan Terima Kasih kepada Dosen Pembimbing yang mana telah
membimbing saya dalam melaksanakan Praktek Labor Maintenance khususnya Praktek
Praktek Sistem Mesin Fluida Blower ini sampai selesai.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan
baik dalam bentuk kata maupun dalam penyususnan kalimat ini. Kritik dan saran yang
bersifat membangun yang mana untuk memperbaiki laporan yang akan mendatang.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi yang membacanya.
Terima Kasih.....
DAFTAR ISI
Halaman Awal
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
Bab 2 Landasan Teori
2.1 Landasan Teori
2.2 Keselamatan Kerja
Bab 3 PENJELASAN TENTANG POMPA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TEORI DASAR
2.8
Pemipaan
Kesempurnaan pemipaan bias memepengaruhi peforma dan umur
pompa. Karena itu pemasangannya harus dilakukan dengan benar. Pipa
hisap,pipa keluar dan katup katup harus ditutup pada lantai dan dinding
bangunan. Selain itu bila diperkirakan aka nada pemuaian dan pengerutan pipa
atau penurunan tanah, dapat dipertimbangkan untuk melengkapi pemipaan
dengan sambungan khusus pada kedua sisi pompa.
Pipa hisap :
Hal hal yang sangat penting dalam pemasangan pipa hisap, antara lain :
a) Pencagahan kebocoran. Utamakan penyambungan pipa yang berflens dari pada
yang berulir
b) Pencagahan kantong udara. Pemasangan pipa hisap harus cendrung menurun
dari pompa ke tanah hisap dengan kemiringan 1/50 sampai 1/200. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terbentuknya kantong udara.
c) Pemasangan saringan. Untuk mencegah benda-banda asing dan sampah terisap
kedalam pompa, tadah isap baru bolah di isi air setelah di bersihkan secara
sempurna. Saringandi pasang pada pintu masuk ke dalam tadah.
d) Kedalaman ujung pipa. Kedalaman pipa hisap harus cukup meskipun
permukaanzat cair di dalam tadah hisap turun sampai batas minimum.
e) Katup sorong, pipa hisap yang bekerja dengan isapan pada waktu memasukan
cairan tidak bolah dilengkapi dengan katup sorong. Katup ini akan menimbulkan
kebocoran udara atau menjadi kantong udara. Dalam hal pemasukan dengan
dorongan, katup sorongh di perlukan pada waktu pompa harus dilepas atau
diperiksa. Namun pemasangan katup ini harus dilakukan dengan cara yang benar
yaitu dengan menempatkan pemutarnya di bawah atau disamping. Hal ini untuk
menghindari kantong udara. Katup ini harus dalam keadaan terbuka penuh
kecuali pada waktu pompa diperiksa atau dilepas.
f) Reduser dan belokan. Untuk menyambung pipa hisap yang diameternya lebih
besar daripada diameter lubang hisap pompa, harus dipakai reduser. Bila
diperlukan belikan, jumlahnya harus di usahakan sesedikit mungkin dengan
sudaut belokan yang sehalus mungkin.
Pipa tekan:
Hal hal yang prlu diperhatikan dalam pemasangan pipa keluar.
a) Diameter pipa dan kecepatan aliran. Harus ditentukan berdasarkan kecepatan
aliran didalam pipa dan tidak perlu sama dengan diameter lubang keluar pompa.
Kecepatan aliran didalam pipa pada umumnya tidak lebih dari 3 meter / detik.
kurva (2) diperoleh dari harga head kurva (1) dikalikan dua untuk kapasitas Q
yang sama. Kurva untuk susunan parallel yang terdiri dari dua buah pompa ,
diberi tanda (3). Harga kapasitas Q kurva (3) ini diperoleh dari harga kapasitas
pada kurva (1) dikalikan dua untuk head yang sama.
Dalam gambar ditunjukkan pula tiga buah kurva head-kapasitas sistem,
yaitu R1,R2,dan R3. Kurva R3 menunjukkan tahanan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan R2 dan R1.
Jika sistem mempunyai kurva head-kapasitas R3, maka titik kerja pompa
(1) akan terletak di (D). jika pompa ini disusun seri senghingga menghasilkan
kurva (2) maka titik kerja akan dipindahkan ke (E). disini terlihat bahwa head
dititik (E) tidak sama dengan dua kali lipat head di (D), karena ada perubahan
( berupa kanaikan ) kapasitas.
Sekarang jika sistem mempinyai kurva head-kapasitas R1 maka titik kerja
pompa (1) akan terletak di (A). jika ini disusun parallel sehingga menghasilkan
kurva (3) maka titik kerjanya akan berpindah ke (B). disini terlihat bahwa
dikapasitas di titik (B) tidak sama dua kali lipat kapasitas di titik (A),karena ada
perubahan (kenaikan) head system.
Jika system mempunyai karakterristik seperti R2 maka laju aliran akan
sama untuk susunan seri maupun parallel. Namun jika karakteristik system
adalah seperti R1 dan R3 maka akan diperlukan pompa dalam susunan seri atau
parallel. Susunan parallel pada umumnya diperlukan untuk laju aliranbesr, dan
susunan seri untuk head yang tinggi pada titik operasi. Untuk susunan seri,
Karena pompakedua menhisap zat cair bertekanan dari pompa pertama, maka
perlu perhatian khusus dala hal kekuatan kontruksi dan kerapatan kabocoran dari
rumah pompa
(3). Disini, untuk kurva head-kapasitas system R1 akan dicapai titik operasi
parallel di dengan laju aliran total sebesar Q. Dalam keadaaan ini pompa (1)
beroperasi dititik (D) dengan kapsitas Q1 dan pompa (2) beroperasi di titik (E)
dengan kapasitas aliran Q2 Laju aliran total Q = Q1 + Q2.
Apabila kurva head-kapasitas system naik lebih curam dari pada R2,
maka pompa (1) tidak dapat lagi menghasilkan aliran keluar karena head yang
dimiliki tidak cukup tinngi untuk melawan head system. Bahkan jika head
system lebih tinggi dari pada head pompa, aliran akan membalik masuk kedalam
pompa (1). Untuk mencegah aliran balik ini pompa perlu diperlengkapi dengan
katup cegah ( check valve ) pada pipa keluarnya. Kondisi operasi seperti ini pada
umumnya tidak dikehendaki. Jika untuk operasi parallel sebaliknya dipakai
pompa-pompa dengan head tertutup (shut-off head) yang tidak terlalu berbeda.
Gb. 16. Memperlihatkan karakteristik susunan seri dari dua buah pompa
yang mempunyai karakteristik berbeda. Kurva (1) adalah pompa kapasitas kecil,
kurva (2) dari pompa kapasitas besar, dan kurva (3) merupakan karakteristik
operasi kedua pompa dalam susunan seri
kunci kontak
Bertanya pada instruktur apa bila tidak mengetahui langkah2 dari partikum.
Jangan bersenda gurau selama pratikum
BAB III
PENJELASAN TENTANG POMPA
A.
tersebut. Pompa jenis ini tidak memerlukan valve seperti pada reciprocating pump
sehingga loss dapat berkurang.
Aplikasi :
1.
2.
3.
4.
5.
dan discharge port. Fluida yang membanjiri discharge port akan terus didorong oleh
fluida dibelakangnya sehingga fluida terus mengalir
Aplikasi
1.
2.
3.
4.
5.
Polyurethane foam
6.
Cara kerja :
Pompa Lobe pada prinsipnya sama dengan cara kerja dengan pompa roda gigi
eksternal. Kedua rotor berputar serempak dengan arah saling berlawanan. Kemudian
sumbu gigi dari rotor selalu membentuk sudut 90o terhadap sumbu gigi rotor yang lain.
Jika rotor diputar dalam arah panah, seperti ditunjukkan pada gambar diatas, maka
fluida yang terkurung antara casing dengan lobe akan dipindahkan dari inlet menuju
outlet.
Aplikasi :
1.
2.
3.
4.
Industri kimia dan kertas : Asam, alkali, sabun, cat, resin, pelumas, solvent, lem, latek
5.
Industri Farmasi : Serum, pasta gigi, vaksin, antibiotic, lotion, sampo, sabun
A.3 Screw Pump
Pompa ini mempunyai 1,2 atau 3 sekrup yang berputar di dalam rumah pompa yang
diam. Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar di dalam sebuah
stator atau lapisan heliks dalam (internal helix stator). Pompa 2 sekrup atau 3 sekrup
masing-masing mempunyai satu atau dua sekrup bebas (idler)
Cara kerja
Oleh gerak putar poros ulir zat cair mengalir dalam arah aksial. Pada keadaan
kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri, sehingga sebelum digunakan pompa ini
harus terisi cairan yang akan dipompa (dipancing)
Aplikasi
1.
2.
Mengalirkan gas
3.
Pabrik Kimia
A.4 Vane Pump
Pompa ini menggunakan baling-baling yang dipertahankan tetap menekan lubang
rumah pompa oleh gaya sentrifugal bila rotor diputar. Cairan yang terjebak diantara 2
baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi buang pompa.
Cara kerja
Rotor asimetris di dalam rumah memilik sudu-sudu yang bebas bergerak secara
radial. Karena gaya sentrifugal sudu-sudu akan selalu menempel pada dinding pompa.
Cairan masuk pada bagian hisap, mengisi ruang antar sudu, terjebak dan terbawa
putaran kemudian di keluarkan dibagian kempa karena adanya pengecilan sudu
Aplikasi
1.
2.
3.
4.
Alkohol
5.
Pelarut
6.
Katup tekan kanan tertutup rapat, katup tekan kiri terbuka sehingga fluida bagian kiri
piston masuk ke ruang outlet dan keluar melalui pipa penyalur.
Katup isap kiri tertutup rapat, tekanan ruang silinder kanan menurun sehingga terjadi
isapan membuat katup isap terbuka dan fluida masuk ke ruang silinder bagian kanan
piston.
Piston atau plunger bergerak ke kiri,
Katup tekan kiri tertutup rapat, tekanan ruang kanan meningkat membuat katup tekan
kanan terbuka sehingga fluida mengalir ke ruang outlet dan keluar pompa melalui pipa
penyalur
Katup isap kanan tertutup rapat, tekanan ruang silinder kiri menurun sehingga terjadi
isapan membuat katup isap kiri terbuka dan fluida masuk ke ruang silinder bagian kiri
piston, dan selanjutnya kembali piston bergerak ke kanan ke kiri secara berkelanjutan
Aplikasi
1.
2.
3.
Water Supply
4.
Industri Proses
5.
Cara Kerja
Pertama-tama fluida cair masuk, pompa akan dijalankan oleh motor sebagai
penggerak utama. Motor akan memutar poros yang akan menyebabkan sudu-sudu
berputar. Lalu fluida akan dihisap oleh sudu-sudu pompa (impeller) dan menekannya ke
sisi tekan dalam arah aksial.Pompa aksial biasanya diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan head rendah dengan kapasitas aliran yang besar.
Aplikasi
1.
Keperluan irigasi
2.
Sirkulasi terus-menerus dari solusi korosif/abrasif, lumpur air laut, limbah pengolahan
3.
4.
Pabrik garam
5.
6.
Pabrik regenerasi
7.
8.
Cara Kerja
Pompa ini merupakan peralihan antara pompa radial flow dan pompa axial flow.
Cara kerja pompa ini hampir sama dengan cara kerja dengan pompa sentrifugal. Casing
pompa menuntun aliran suatu cairan dari saluran suction menuju impeller
eye. Vanes daripada impeller yang berputar meneruskan dan memberikan gaya putar
sentrifugal kepada cairan ini sehingga cairan bergerak menuju keluar impeller dengan
kecepatan tinggi. Cairan tersebut kemudian sampai dan mengumpul pada bagian terluar
casing yaitu volute. Volute ini merupakan area atau saluran melengkung yang semakin
lama semakin membesar ukurannya, dan seperti halnya diffusor, volute berperan besar
dalam hal peningkatan tekanan cairan saat keluar dari pompa, merubah energi kecepatan
menjadi tekanan. Setelah itu liquid keluar dari pompa melalui saluran discharge
Aplikasi
1.
Water Supply
2.
3.
Dan selanjutnya ditampung oleh casing (rumah pompa) sebelum dibuang kesisi buang.
Dalam hal ini ditinjau dari perubahan energi yang terjadi, yaitu : energi mekanis poros
pompa diteruskan kesudu-sudu impeller, kemudian sudu tersebut memberikan gaya
kinetik pada fluida.
Akibat gaya sentrifugal yang besar, fluida terlempar keluar mengisi rumah pompa
dan didalam rumah pompa inilah energi kinetik fluida sebagian besar diubah menjadi
energi tekan. Arah fluida masuk kedalam pompa sentrifugal dalam arah aksial dan
keluar pompa dalam arah radial. Pompa sentrifugal biasanya diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran yang medium
Aplikasi
1.
2.
Industri perkapalan
3.
Condensate pump
4.
5.
Ash-handling pump
6.
Chemical pump
7.
8.
Water Supply
BAB 4
KENDALA DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1 Kendala
Adapun kendala yang penulis temui selama melakukan praktek di bengkel
maintenance adalah :
1.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada hasil praktek bengkel yang telah penulis lakukan, penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Para praktikum dapat mengetahui bagian-bagian pompa dan cara-cara overhaul.
b.
5.2 Saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh praktikan dalam praktikum adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan kedisiplinan, supaya lebih serius dalam melaksanakan praktikum.
b.
Daftar Pustaka
http.//google.com