LAPORAN PRAKTIKUM
KELOMPOK :5
GRUP :C
JURUSAN : II TM B
PTKI MEDAN
2017
`
KATA PENGANTAR
(Penyusun)
`
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................1
Daftar Isi......................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................3
a. Latar Belakang.............................................................3
b. Maksud dan Tujuan......................................................4
BAB II ISI...................................................................................5
A. Landasan Teori.............................................................5
B. Fungsi Alat...................................................................8
C. Spesifikasi....................................................................14
D. Gambar Alat.................................................................16
`
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
BAB II
ISI
A. Landasan Teori
Sterilizer Vertikal
Sterilizer Horizontal
B. Fungsi Alat
Pipa ini berguna untuk memberi tanda pada operator apakah ada plat
yang mengalami pengikisan atau kebocoran dan pipa ini juga dapat
membuang uap yang bocor sehingga menghindari pembuangan plat
yang dapat menyebabkan kerusakan sterilizer.
Perlakuan Perebusan.
Dalam proses pengolahan kelapa sawit, tahap pertama setelah
penimbangan yang harus di jalani oleh buah kelapa sawit dalam
pengolahan untuk memperoleh minyak secara rasional adalah proses
perebusan atau lazim di sebut dengan proses sterilizer.
Di dalam proses ini buah kelapa sawit di biarkan selama beberapa saat
berada di bawah pengaruh panas dari uap air. Uap yang masuk
kedalam sterilizer pada mulanya memanaskan buah yang berada di
bagian bawah. Panas yang di terima oleh setiap lapisan uap tidak
sama. Penurunan suhu uap pada lapisan yang lebih bawah
menyebabkan penurunan tekanan uap. Waktu perebusan berlangsung
lebih lama apa bila lapisan buah yang di lalui uap semakin banyak.
`
Prinsip/Proses Kerja
pelepasan buah, oleh karena itu masih perlu dilanjutkan dengan proses
pemipilan pada Threshing Machine.
3. Menurunkan kadar air
Sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti,
yaitu dengan cara penguapan baik pada saat perebusan maupun pada
saat sebelum pemipilan. Penurunan kandungan air buah menyebabkan
penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong pada
perikarp yang mempermudah proses pengempaan. Interaksi kadar air
dan panas akan buah, akan menyebabkan minyak sawit antar sel dapt
bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah
keluar dari dalam sel sewkatu proses pengempaan berlangsung.
Perikarp yang mendapat perlakuan panas dan perlakuan panas dan
tekanan akan meningkatkan sifat merah mudah lepas antara serat satu
dengan nyang lain. Hal ini akan meningkatkan efesiensi digester dan
deperincaper/polishing drum. Air yang terkandung dalam inti akan
menguap melalui mata biji sehingga kernel susut dan proses
pemecahan biji akan mudah.
4. Pemecahan emulasi
Minyak dalam perikarp berbentuk emulasi dapat lebih mudah keluar
dari sel jika berubah dari fase emulasi menjadi minyak. Perubahan ini
terjadi dengan bantuan pemanasan, yang mengakibatkan
penggabungan fraksi yang memiliki polaritas yang sama dan
berdekatan, sehingga minyak dan air masing-masing terpisah.
Peristiwa itu akan mempermudah minyak keluar dari perikarp.
Penetrasi uap yang sempurna pada perikarp, terutama pada buah yang
paling dalam, akan mempertinggi efesiensi ekstrasi minyak.
Pemecahan emulasi yang telah dimulai dari perebusan akan membantu
proses pemisahan minyak dari air dan padatan lainya pada stasiun
klarifikasi.
karena berat jenis udara lebih besar dibandingkan dengan uap air.Pada
suhu 100 oC berat jenis uap adalah 0,598 kg/cm2, sedangkan udara
yang bercampur dengan uap air pada suhu 50 oC berat jenisnya adalah
1,043 kg/cm2.
Pembuangan yang terlalu cepat dapat menyebabkan terjadinya
turbulensi uap yaitu percampuran antara udara dengan uap yang
menyebabkan kebutuhan waktu deaerasi yang lebih lama. Oleh karena
itu pemasukan uap pada permulaan perebusan haruslah bersamaan
dengan pembuangan udara.
a. Pembuangan air kondensat
Uap air yang terkondensasi berada di dasar bejana yang merupakan
penghambat dalam proses perebusan. Air yang terdapat dadalam
rebusan akan mengasorbsi panas yang di berikan sehingga jumlah air
akan bertanbah. Pertambahan ini akan memperlambat usaha mencapai
tekanan puncak.
Di perkirakan jumlah air kondensat 10 % dari jumlah TBS yang di
rebus, sehingga oleh beberapa pabrik di lakukan blowdown secara
terus menerus melalui pipa di bawah bejana rebusan.
3. Pembuangan uap
Pembuangan uap di lakukan dengan sistem perebusan yang dilakukan.
Umumnya ukuran pipa pembuangan uap lebih besar dari pipa uap
masuk sehingga pembuangan uap dilaksakan dengan cepat sehingga
buah lebih mudah lepas dari tankinya dan buah dapat lekang dari
batoknya.
Pembuangan uap pada puncak-puncak sebelum akhir perebusan
dilakukan bersamaan dengan pembuangan air kondensat, dengan
maksud agar penurunan tekanan dapat berlangsung dengan cepat.Pada
akhir perebusan sebelum pembuangan uap (exhaust), air kondensat di
buang terlebih dahulu sehingga buah yang di rebus kering.
C. Kebutuhan Uap
Uap dapat di bedakan atas tiga keadaan yaitu :
1. Uap basah
Yaitu uap yang masih mengandung butiran-butiran air yang masih
halus dimana temperatur masih sama.
2. Uap jenuh
Yaitu uap yang mengandung rrbutiran-butiran air yang lepas, dimana
pada tekanan yang tertentu berlaku suhu tertentu yang berlainan.
C. Spesifikasi Alat
- Safety Valve:
Type S3F IR
ORIFICE DIA mm
DATE 13,2
`
- MOTOR:
50 Hz 220/280 V A/y
4 kw 15.24/8.82 A
15,95-14,58/9,31-8,3 A
60 Hz 440 v Y
4,8 kw 8,82 A
420-460 v Y
9,31-8,38 a
SERIALNO. 1106710783
Macam Perebusan
Keterangan:
1. Safety Valve
2. Pressure Gauge
3. Rantai
4. Gear Box
5. Motor
6. Katup (Valve)
7. Pipa
8. Thermocouple
`
PENUTUP
Kesimpulan
5.2. Saran
1. Agar operator dapat menjaga waktu perebusan yang sesuai SOP.
2. Menjaga kebersihan sterilizer.
`
DAFTAR PUSTAKA