BAB I
PENDAHULUAN
Pada pabrik sawit TBS yang diterima akan diolah menghasilkan minyak, namun
untuk menghasilkan minyak yang maksimal perlu dilakukan pemisahan antara
minyak dan sludge.
Menurut Yustisia Annisa (2013:13), Minyak hasil pengempaan merupakan
minyak mentah yang masih banyak mengandung kotoran. Dari sand trap tank
minyak mentah disaring di vibro separator. Minyak yang keluar dari vibro
separator dialirkan ke crude oil tank (COT) untuk ditampung sementara. Pada
COT ini minyak dipanaskan dengan steam melalui sistem pipa pemanas dan suhu
dipertahankan 90-95°C. Dari sini minyak dipompakan ke Continuous Settling
Tank (CST). Panas yang diberikan menyebabkan terjadinya pemisahan larutan
dimana lapisan minyak naik ke atas, sludge (campuran air masih mengandung
minyak dan non oil solid) di tengah, serta pasir dan kotoran lainnya di bagian
bawah. Minyak yang terdapat pada lapisan atas ini, melalui skimer (talang minyak)
dialirkan ke oil tank, sedangkan slude dialirkan ke sludge tank. Secara periodik
sesuai kondisi masing-masing pabrik, sludge dan pasir yang ada di dasar bejana
harus dibuang. Minyak dari CST menuju ke oil tank untuk ditampung sementara
waktu, sebelum dialirkan ke oil purifier. Di dalam purifier dilakukan pemurnian
untuk mengurangi kadar kotoran. Minyak yang keluar dari purifier masih
mengandung air, maka untuk mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan
ke vacum drier. Dari vacum drier minyak CPO dipompakan ke tangki timbun.
Sludge dari CST disaring di vibro separator untuk menyaring kotoran. Sludge
hasil penyaringan masuk ke sludge tank. Dari tangki sludge tank masuk ke brush
strainer untuk menyaring serat-serat yang ada. Dari brush strainer sludge masuk ke
pompa precleaner lalu menuju sand cyclone. Di sand cyclone terjadi proses
penyaringan pasir. Dari sand cyclone sludge masuk ke sludge separator.
Alat yang digunakan untuk proses pemisahan minyak pada pengolahan pabrik
sawit diantaranya vibrating screen, countinius setling tank, sand cyclone, decanter,
dan lain-lain.
Sand cyclone ditempatkan pada pipa aliran antara sludge tank yang kemudian
dialirkan melalui buffer tank. Sand cyclone berfungsi untuk mengurangi jumlah
pasir dan padatan yang mungkin masih terdapat pada minyak yang berasal dari
sludge tank (Agus Suandi dkk, 2016:15). Pemisahan dilakukan dengan prinsip
sentrifuge, bagian dengan berat jenis yang lebih berat akan terlempar ke bagian
luar dan dialirkan ke bagian bawah. Sedangkan bagian dengan berat jenis yang
lebih ringan akan terlempar ke bagian tengah dan dialirkan ke outlet sand cyclone.
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
Alat ukur pembaca tekanan pada inlet dan outlet sand cyclone di Manis
Mata Mill tidak terpasang sehingga sulit untuk mengetahui beda tekanan
antara inlet dan outlet sand cyclone (Gambar 2.1). Ternyata beda tekanan
pada inlet dan outlet sand cyclone sangat rendah yaitu 0.6 bar hal ini sudah
terjadi lebih dari setahun namun tetap dioperasikan dan tidak dilakukan
perbaikan. Selain itu ada cone yang sudah aus namun belum dilakukan
penggantian (Gambar 2.2). Terdapat beberapa kebocoran seperti pada sight
glass, valve inlet dan valve air.
Pada buffer tank sering meluap dikarenakan pipa overflow yang kecil
berdiameter 3 inch menuju ke crude oil tank sehingga buffer tank tidak selalu
overflow karena jika buffer tank mulai overflow maka pompa akan dimatikan
oleh operator (Gambar 2.3). Dan isi buffer tank tidak diketahui (Gambar
2.4) sehingga feeding decanter tidak konstan pada 18 m3/jam.
Penyebab
Gambar 2.5 Spesifikasi pompa sand cyclone terpasang
masalah
dari feeding decanter yang tidak continiu yaitu inlet buffer tank tidak
sebanding dengan outletnya hal ini mengakibatkan isi dari buffer tank tidak
konstan. Selain itu jika buffer tank overflow melalui pipa yang berdiameter 3”
dan dialirkan ke COT maka operator akan mematikan pompa sehingga buffer
tank tidak penuh. Hal tersebut mengakibatkan feeding decanter yang berubah-
ubah karena tekanan dari buffer tank tidak konstan.
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISA
3.1. Perencanaan Perbaikan
Berdasarkan gambaran masalah di atas, maka perlu dilakukan beberapa
perbaikan dan penambahan, berikut rencana schedule untuk project design “Sand
Cyclone Improvement”
Penyelesaian Masalah
Gambar 3.2 Memasang pressure gauge pada inlet dan outlet sand
cyclone
Analisa
berbeda jauh. Hal ini dikarenakan pengoperasian dan pemilihan pompa yang tidak
tepat sehingga tekanan yang dihasilkan saat sebelum improvement sangatlah kecil.
20
15
10
0
21/12/2018 22/12/2018 26/12/2018 27/12/2018 28/12/2018 29/12/2018
sebelum sesudah
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan terhadap data
yang telah diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pemilihan pompa untuk sand cyclone sangat berpengaruh terhadap
tekanan yang akan dihasilkan
2. Agar feeding decanter stabil maka perlu dipastikan bahwa isi buffer tank
selalu dalam kondisi penuh dan bukaan valve yang harus dikontrol.
4.2. Saran
Untuk pengembangan project design disarakankan:
a. Lakukan pengecekan dan perawatan secara berkala
b. Pastikan tidak ada valve yang sumbat
c. Hasil drain dari sand cyclone agar dibuatkan conveyor menuju conveyor solid
d. Mengubah valve feeding decanter menjadi valve otomatis.
DAFTAR PUSTAKA
Agus S, Nurul Iman S dan Angky P, Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan
Kapasitas Olah 30 ton/jam di PT. BIO Nusantara Teknologi, Bengkulu,
Teknosia, 2016.
Annisa Yustisia, Analisis Pengendalian Mutu Minyak Kelapa Sawit pada PTPN VI
Jambi, Bogor, Institut Pertanian Bogor, 2013.