Anda di halaman 1dari 62

PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fluida yang dapat dipindahkan adalah fluida inkompresibel atau fluida

yang tidak dapat dimampatkan. Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis

yang digunakan untuk menaikkan cairan dari daratan rendah ke daratan tinggi

atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah ke daerah yang

bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem

jaringan perpipaan (Bendris Hutabarat, 2019). Prinsip kerja pompa adalah

mengisap dan melakukan penekanan terhadap fluida. Pada sisi isap suction

elemen pompa akan menurunkan tekanan dalam ruang pompa sehingga akan

terjadi perbedaan tekanan Antara ruang pompa dengan permukaan fluida

yang diisap. Akibatnya fluida akan mengalir ke ruang pompa. Oleh elemen

pompa fluida ini akan didorong atau diberikan tekanan sehingga fluida akan

mengalir ke dalam saluran tekan discharge melalui lubang tekan. Proses kerja

ini akan berlangsung terus selama pompa beroperasi. Bila ditinjau dari

tekanan yang menimbulkan energi fluida maka pompa dibagi dua jenis yaitu,

pompa tekanan statis dan dinamis.

Pompa sentrifugal bekerja dengan mengambil daya dari mesin penggerak

pompa untuk memutar roda jalan atau impeller (Bendris Hutabarat, 2019).

Proses kerja pompa sentrifugal yaitu aliran fluida yang radial akan

menimbulkan efek sentrifugal dari impeler diberikan kepada fluida. Jenis

pompa sentrifugal atau kompresor aliran radial akan mempunyai head yang

tinggi tetapi kapasitas alirannya rendah. Head fluida akan bertambah besar

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

karena fluida tersebut mengalami percepatan. Fluida yang keluar dari impeller

ditampung oleh saluran yang berbentuk volute mengelilingi impeller dan

disalurkan keluar pompa melalui nosel, didalam nosel kecepatan aliran fluida

diubah menjadi head tekanan. karakteristik pompa sentrifugal ditentukan oleh

besaran-besaran seperti kapasitas, tinggi tekanan fluida, sifat atau keadaan

disisi bagian isap, daya yang dibutuhkan untuk memutar pompa, kecepatan

putar, efisiensi.

Dalam kehidupan manusia pompa diperlukan dalam berbagai bidang,

selain dalam bidang industri, pertambangan, pertanian dan rumah tangga.

Pompa memang sangat penting peranannya dalam manusia guna

mempermudah semua kegiatan manusia yang berkaitan dengan perpindahan

fluida cair dari suatu tempat ke tempat yang lain.Salah satu hal yang perlu

diperhatikan dalam penggunaan pompa sentrifugal adalah adanya

kemungkinan kativasi pada pompa sentrifugal yang menyebabkan pernurunan

kapasitas pompa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh debit air terhadap head pompa yang terjadi pada

pompa sentrifugal?

2. Bagaimana pengaruh debit air terhadap efisiensi pompa sentrifugal?

3. Bagaimana pengaruh debit air terhadap kavitasi yang terjadi pada pompa

sentrifugal?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan dari Praktikum Fenomena Dasar Mesin ini antara lain adalah:

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1. Untuk mengetahui nilai besaran kavitasi yang terjadi pada pompa

sentrifugal.

2. Untuk mengetahui efisiensi pompa sentrifugal.

3. Untuk mengetahui head pompa yang terjadi pada pompa sentrifugal.

1.4 Manfaat Praktikum

Manfaat yang akan didapatkan ialah praktikan dapat memahami proses

terjadinya kavitasi pada pompa sentrifugal.

1.5 Batasan Masalah

Batasan yang digunakan pada Praktium Fenomena Dasar Mesin adalah:

1. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan pompa sentrifugal

Shimizu ps-108 bit.

2. Aliran dalam kondisi steady.

3. Perpindahan panas pada pompa diabaikan.

4. Getaran pada pompa diabaikan.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Fluida

Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri

dengan bentuk wadah tempatnya atau zat yang akan berdeformasi terus

menerus selama dipengaruhi oleh suatu tegangan geser. Bila berada dalam

keseimbangan, fluida tidak dapat menahan gaya tangensial atau gaya geser.

Semua fluida memiliki suatu derajat kompresibilitas dan memberikantahanan

kecil terhadap perubahan bentuk.

Secara umum, fluida dibagi menjadi menjadi fluida compressible dan

incmpresble. Fluida compressible atau mampu mampat adalah fluida yang

densitas atau kerapatan massanya bisa berubah-ubah, densitas meningkat

jika menerima tekanan, dan menurun jika mengalami ekspansi. Fluida

incompressible atau tak mampu mampat adalah fluida yang jika dikenai

tekanan perubahan kerapatan massanya sangat kecil sehingga diabaikan dan

dianggap tidak bisa berubah densitasnya.

2.2 Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi

mekanik menjadi energi fluida menggunakan gaya sentrifugal (Sularso, 2004).

Pompa sentrifugal bekerja dengan mencipatakan tekanan vakum pada

inletnya, yang akhirnya menyerap fluida ke dalam pompa, kemudian

mendorongnya melalui keluaran, discharge. Pompa sentrifugal pada

dasarnya terdiri dari impeller yang dilengkapi sudu- sudu yang dipasangkan

pada poros yang berputar yang disubungi oleh sebuah rumah (casing).

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Fluida memasuki impeller secara aksial dan menerima energi yang diberikan

oleh sudu-sudu. Begitu fluida meninggalkan impeller pada kecepatan yang

relatif tinggi, fluida itu dikumpulkan dalam valute yang mentransformasikan

energi kinetik menjadi energi tekanan. Ini tentu saja diikuti oleh pengurangan

kecepatan.

Gambar 2.1 Bagian-bagian Pompa sentrifugal


(sumber : https://ayahmuthia.wordpress.com/2012/03/19/wear-ring)

A. Packing Box, berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah

dimana poros pompa menembus casing.

B. Packing, Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan

dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

C. Shaft (poros), Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari

penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan

bagian-bagian berputar lainnya.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

D. Shaft sleeve, Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi,

korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat

sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance

sleever.

E. Vane, Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada

impeller.

F. Casing, Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi

sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor

(guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran

dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi

energi dinamis (single stage).

G. Eye of Impeller, Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

H. Impeller, Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa

menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara

kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan

masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk

sebelumnya.

I. Wearing Ring, Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran

cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang

impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing denganimpeller.

J. Discharge nozzle, yaitu tempat keluarnya cairan yang bertekanan dari

dalam pompa. Dan berikut di bawah ini sedikit ilustrasi untuk pompa

sentrifugal.

Pompa sentrifugal dikualifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu :

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1. Kapasitas:

a. Kapasitas rendah : < 20 m3/jam

b. Kapasitas menengah : 20 – 60 m3/jam

c. Kapasitas tinggi : > 60 m3/jam

2. Tekanan discharge:

a. Tekanan rendah : < 5 kg/cm2

b. Tekanan menengah : 5 - 50 kg/cm2

c. Tekanan tinggi : > 50 kg/cm2

3. Jumlah/susunan impeller dan tingkat:

a. Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing

b. Multi sage : Terdiri dari beberapa impeller tersusun seri

dalam

c. Multi impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun

parallel dalam satu casing

d. Multiimpeller- Multi Stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage

4. Posisi poros:

a. Poros tegak

b. Poros mendatar

5. Jumlah Suction:

a. Single suction

b. Double suction

6. Arah aliran keluar impeller:

a. Radial flow

b. Axial flow

c. Mixed flow
Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2.3 Head

Head zat cair merupakan energi mekanik yang dikandung oleh suatu berat

zat cair yang mengalir pada penampang yang bersangkutan, dimana satuan

energi persatuan berat ekuivalen dengan satuan panjang (tinggi).

Head ada dalam tiga bentuk yang dapat saling berubah:

1. Head potential/head actual. Didasarkan pada ketinggian fluida di atas

bidang datar. Jadi, suatu kolam air setinggi 2 meter mengandung jumlah

energi yang disebabkan oleh posisinya dan dikatakan fluida tersebut

mempunyai head sebesar 2 meter kolam air.

2. Head kinetik/head kecepatan. Adalah suatu ukuran energi kinetik yang

dikandung satu satuan bobot fluida yang disebabkan oleh kecepatan dan

𝑉2
dinyatakan oleh persamaan yang biasa dipakai untuk energi kinetik (2𝑔).

3. Head tekanan. Adalah energi yang dikandung oleh fluida akibat

tekanannya dan persamaannya adalah p/γ jika sebuah menometer

terbuka dihubungkan dengan sudut tegak lurus aliran, maka fluida di

dalam tabung akan naik sampai ketinggian yang sama dengan p/γ .

Gambar 2.2 Cara Mengukur Head


(Sumber : Modul Praktikum Fenomena Dasar Teknik Mesin ULM 2023)

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Head adalah tinggi tekan energi total yang merupakan jumlah dari tinggi

tempat, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan yang berbeda dari garis arus yang

satu ke garis arus yang lain. Head total pompa yang dibutuhkan untuk

mengalirkan air dengan kapasitas yang telah ditentukan dapat ditentukan dari

kondisi instalasi pompa yang akan dilayani.

Gambar 2.3 Head Total Pompa


(sumber: https://libratama.com/cara-menentukan-head-total-pompa/)

Untuk menghitung head Pompa dapat menggunakan rumus berikut:

𝑃 𝑉 2 𝑃 𝑉 2
𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = (𝑝 ×𝑑𝑔 + 2 ×𝑑 𝑔 + 𝑍𝑑 ) − (𝑝 ×𝑠 𝑔 + 2 ×𝑠 𝑔 + 𝑍𝑠 ) + 𝐻𝑡 ………………….(2.1)

Keterangan :

Ht = head loss total pompa (m)

vd = kecepatan fluida di saluran tekan (m/s)

vs = kecepatan fluida di saluran isap (m/s)

Pd = tekanan di saluran tekan (N/m2)

Ps = tekanan di saluran isap (N/m2)

Dalam industri pompa, banyak pekerjaan yang melibatkan dua hal

sederhana, yakni efisiensi mesin pompa sentrifugal dan motor induksi AC.

Pompa sentrifugal mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik (aliran,

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

kecepatan dan tekanan) dan motor AC mengubah energi listrik menjadi

energi mekanik. Banyak sentrifugal besar menghasilkan efisiensi antara 75 –

90% dan yang kecil biasanya ke kisaran 50 – 70%. Motor AC besar di sisi

lain, dapat mendekati efisiensi 97% dan motor lain di atas 5 HP, dapat

didesain mencapai 90% hambatan. Untuk menghitung Efisiensi pompa dapat

menggunakan rumus:

ℎ 𝑃
𝑛𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝐵𝐻𝑃 × 100%..........................................................................(2.2)

Keterangan:

Ph = daya hidrolis (watt)

BHP = daya poros (watt)

2.4 Kavitasi

Pada sistem pemipaan yang menggunakan pompa sentrifugal sangat

mungkin terjadi kavitasi yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan

perbedaan penampang yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan

sampai turun di bawah tekanan uap jenuhnya sehingga menyebabkan

terjadinya fenomena yang disebut kavitasi. Kavitasi adalah periwtiwa

terbentuknya gelembung-gelembung uap di dalam cairan yang dipompa akibat

turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap

jenuh cairan pada suhu operasi pompa.

Gambar 2.4 Proses Kavitasi


(sumber: Panduan Praktikum Fenomena Dasar Teknik Mesin ULM 2023)

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini mempunyai siklus yang

sangat singkat. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya

berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan

uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan

akan menyebabkan shock pada dinding dekatnya. Cairan akan masuk secara

tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi

sehingga mengakibatkan tumbukan.

Ada beberapa penyebab kavitasi pada pompa sentrifugal diantaranya

adalah:

1. Vaporation (penguapan),

2. Air ingestion (masuknya udara lura ke dalam sistem),

3. Internal Recirculation (sirkulasi balik di dalam sistem),

4. Turbulance (pergolakan aliran), dan

5. Vane Passing Syndrome.

Cara menghindari proses kavitasi yang paling tepat adalah dengan

memasang instalasi pompa dengan Net Positive Suction Head (NPSH) yang

tersedia lebih besar daripada NPSH yang diperlukan. NPSH yang tersedia

bisa diusahakan oleh pemakai pompa sehingga nilainya lebih besar dari

NPSH yang diperlukan. Berikut hal-hal yang diperlukan untuk instalasi

pompa:

1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang diisap harus

dibuat serendah mungkin agar head statis lebih renda pula. Pipa isap

harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap yang

panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomor lebih besar

untuk mengurangi kerugian gesek.


Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2. Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar (bagian yang

mempunyai kecepatan tinggi maka tekanannya akan lebih rendah).

3. Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan menghambat

aliran disisi isap.

4. Head total pompa harus ditentukan sedemikian rupa hingga sesuai

dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya.

5. Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head

terendah harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi.

Untuk meramalkan terjadinya kavitasi pada pompa, digunakan suatu

parameter sebagai dasar hubungan. Dasar hubungan ini adalah Hukum

Thoma- Moody yang menghasilkan suatu koefisien atau sigma atau koefisien

Thoma. Koefisien kavitasi adalah perbandingan antara NPSH dengan head

total pompa.

2.5 Perhitungan

a) Kecepatan Fluida

Kecepatan fluida merupakan kecepatan aliran fluida saat berada di dalam

saluran kecepatan fluida bisa di hitung dengan persamaan berikut:


𝑄
𝑣= ………………………………………………………………………..(2.1)
𝐴

Keteranga :

v = kecepatan fluida (m/s)

Q = debit fluida (m3/s)

A = luas penampang pipa (m2)

b) Head Pompa

Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai kondisi instalasi

pompa atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang umumnya

dinyatakan dalam satuan panjang di hitung dengan persamaan berikut:


𝑃 𝑣 2 𝑃 𝑣 2
𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = (𝜌 ×𝑑𝑔 + 2 ×𝑑 𝑔 + 𝑍𝑑 ) − (𝜌 ×𝑠 𝑔 + 2 ×𝑠 𝑔 + 𝑍𝑠 ) + 𝐻𝑡 …………...…(2.2)

Keterangan :

Ht = head loss total pompa (m)

vd = kecepatan fluida di saluran tekan (m/s)

vs = kecepatan fluida di saluran isap (m/s)

Pd = tekanan di saluran tekan (N/m2)

Ps = tekanan di saluran isap (N/m2)

Zd = jarak pusat impeler pompa ke alat ukur pada saluran tekan (m)

Zs = jarak pusat impeler pompa ke alat ukur pada saluran isap (m)

 = massa jenis fluida (kg/m3)

g = gaya gravitasi (9,81 m/s2)

c) Daya Hidrolis

Daya Hidrolis Daya air merupakan energi yang secara efektif diterima oleh

air dari pompa per satuan waktu dapat di hitung dengan persamaan

berikut:

𝑃ℎ = 𝜌 × 𝑔 × 𝑄 × 𝐻……………………………………………………(2.3)

Keterangan :

Ph = daya hidrolisis (watt)

 = massa jenis fluida (kg/m3)

g = gravitasi (9,81 m/s2)

Q = debit fluida (m3/s)

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

H = head pompa (m)

d) Daya Poros

Daya poros adalah daya yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah

pompa (Break House Power) BHP. (careca F., dkk., 2011). dapat di hitung

dengan persamaan berikut:


2×𝜋×𝑛×𝑇
𝐵𝐻𝑃 = ………………………..………………………………...(2.4)
60

Keterangan :

BHP = daya poros (watt)

n = putaran motor (rpm)

T = torsi (Nm)

Berdasarkan Applied Industrial Technology, persamaan untuk Torsi

adalah sebagai berikut :


36,77 × 𝑄 × 𝑃
𝑇= …………………...…………………………………………(2.5)
𝑛

Keterangan :

T = torsi (lbs in)

Q = debit fluida (GPM)

P = tekanan (Psi)

n = putaran mesin (rpm)

e) Daya Listrik/Motor

Besarnya daya yang dihasilkan oleh motor bisa dihitung dengan

persamaan berikut:

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑉 × 𝐼……………………..……………………………………...(2.6)

Keterangan :

Pmotor = daya listrik/motor (watt)

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

V = besar tegangan yang dipakai oleh motor listrik (volt)

I = besar arus yang dipakai oleh motor listrik (ampere)

f) Efisiensi Motor dan Pompa

Efisiensi motor dan pompa adalah ukuran seberapa efisien mesin-mesin

ini dalam mengubah energi listrik menjadi energi mekanik (motor) atau

energi mekanik menjadi energi fluida (pompa). Efisiesi bisa di hitung

dengan persamaan berikut:

Efisiensi motor :
𝐵𝐻𝑃
𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑃 × 100%..........…………………………………………...(2.7)
𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟

Keterangan :

BHP = daya poros (watt)

Pmotor = daya listrik/motor (watt)

Efisiensi pompa :

ℎ 𝑃
𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝐵𝐻𝑃 × 100%..........................................................................(2.8)

Keterangan :

Ph = daya hidrolisis (watt)

BHP = daya poros (watt)

g) Perhitungan NPSH yang tersedia (NPSHa)

NPSH (Net Positive Suction Head) adalah besarnya tekanan minum

(gravitasi) yang tersedia untuk memasok air ke suction side dari sebuah

pompa. NPSH ini merupakan parameter yang penting untuk menentukan

kinerja suatu pompa dan mencegah kavitasi. NPSH bisa dihitung dengan

persamaan berikut:
𝑃𝑎 𝑃𝑣
ℎ𝑠𝑣 = × − ℎ𝑠 − ℎ1𝑠 ……………………...…………………………(2.9)
𝛾 𝛾

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Keterangan :

Hsv = NPSHa (m)

Pa = tekanan pada permuakaan fluida (kgf/m2)

Pv = tekanan uap jenuh (kgf/m2)

 = berat jenis zat cair (kgf/m3)

hs = head isap statis (m)

hls = kerugian head dalam pipa isap (m)

h) Perhitungan NPSH yang diperlukan (NPSHr)

NPSH (Net Positive Suction Head) adalah besarnya tekanan minum

(gravitasi) yang tersedia untuk memasok air ke suction side dari sebuah

pompa. NPSH ini merupakan parameter yang penting untuk menentukan

kinerja suatu pompa dan mencegah kavitasi. NPSH bisa dihitung dengan

persamaan berikut:

1. Kecepatan spesifik

𝑄 0,5
𝑁𝑠 = 𝑛 × 𝐻 0,75 …………..………………………………………………...(2.10)

Keterangan :

n = putaran dari impeler pompa (rpm)

Q = debit fluida (m3/s)

H = head pompa (m)

𝐻𝑠𝑣𝑁 = 𝜎 × 𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 ……………………..……………………………….(2.11)

Keterrangan:

 = koefisien kavitasi thoma

2. Kecepatan spesifik hisap

𝑛 4 2
𝐻𝑠𝑣𝑛 = ( 𝑆 )3 × 𝑄 3 …………………………….……………………(2.12)
Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Keterangan :

n = putaran dari impeler pompa (rpm)

Q = debit fluida (m3/s)

S = kecepatan spesifik sisi hisap (m/s)

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fenomena Dasar Mesin ini dilaksanakan pada hari Sabtu,

tanggal 8 April 2023, pukul 08.00 WITA-selesai, bertempat di Laboratorium

Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Deskripsi Alat Praktikum

Gambar 3.1 Alat Praktikum.


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah instalasi pompa

sentrifugal yang dirancang khusus. Terdapat 2 buah katup pada instalasi

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

pompa ini yaitu katup awal pada pipa isap yang berfungsi sebagai bukaan

untuk fluida masuk dan katup akhir pada pipa untuk mengeluarkan fluida.

Pada instalasi pompa ini juga terdapat 4 buah lubang yang digunakan untuk

mengukur tekanan. Terdapat saklar untuk menghidupkan dan mematikan

pompa serta saklar pengatur kecepatan pompa.

3.3 Alat dan Bahan

Berikut alat dan bahan yang digunakan pada saat Praktikum Fenomena

Dasar Mesin pada pompa sentrifugal.

1. Pompa Sentrifugal merek Shimizu tipe ps-108 bit dengan spesifikasi:

Daya motor : 150 watt

Daya hisap : 11 meter

Daya dorong : 30 meter

Kapasitas : 50 Liter/menit

Pipa : 3/4 inch

Tegangan : 220 Volt, 50 Hz, 1 Phase

Temperatur Air Mak 40 °C

2. Bak penampungan 2 Buah

3. Manometer Vakum

4. Katup Isap 1 Buah

5. Katup Tekan 1 Buah

6. Rotameter Air 1 Buah

7. Pipa Transparan 3 Buah

8. Pipa PVC 2 Meter 6 Bagian

9. Stopwatch

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.4 Prosedur Percobaan

Katup
Pompa Isap
Sentrigugal
Shimizu

Katup
Tekan Rotameter

Pipa PVC

Reservoir

Gambar 3.2 Alat Instalasi Praktikum.


(Sumber : Modul Praktikum FDM 2023)

3.4.1 Persiapan

a.Menyiapkan instalasi percobaan.

b.Memeriksa persediaan air di reservoir dan memastikan keadaannya

layak untuk percobaan.

c. Memeriksa katup-katup dapat dibuka dan ditutup sempurna.

d.Memeriksa kabel-kabel daya pompa.

e.Menjalankan mesin pompa sentrifugal.


Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.4.2 Percobaan

Gambar 3.3 Ilustrasi Cara Mengatur Debit Aliran pada flow meter.
(Sumber : Modul Praktikum PDM 2023)

Penjelasan gambar :

a. Debit aliran Fluida mengalir ke atas melalui tabung gelas berisi float.

b. Metering float (Pelampung) yang dapat bergerak dengan bebas

berbanding lurus dengan kecepatan fluida.

c. Arah aliran bergerak lurus, berbanding lurus dengan kecepatan fluida.

d. Metering tube berfungsi untuk menunjukan besarnya aliran fluida yang

mengalir di dalam flow meter. Seperti terlihat pada gambar. Kepala

metering float menunjukkan angka 0, membuktikan bahwa valve yang

terletak di bawah meteran ini belum terbuka.

1.Besar bukaan valve ¼

a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow

meter tepat berada pada besar bukaan valve ¼.

b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.

c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,

dan P4 dengan menggunakan Manometer.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,

P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada

posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan

seterusnya.

f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan

P4.

2.Besar bukaan valve ½

a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow

meter tepat berada pada besar bukaan valve ½.

b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.

c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,

dan P4 dengan menggunakan Manometer.

e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,

P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada

posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan

seterusnya.

f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan

P4.

3.Besar bukaan valve ¾

a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow

meter tepat berada pada besar bukaan valve ¾.

b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.

c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,

dan P4 dengan menggunakan Manometer.

e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,

P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada

posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan

seterusnya.

f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan

P4.

4.Besar bukaan valve full

a. Perhatikan debit air dengan memperhatikan flow meter, pastikan flow

meter tepat berada pada besar bukaan valve full.

b. Lakukan pengukuran rpm pompa dengan menggunakan tachometer.

c. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

d. Ukur tekanan air pada lubang yang terdapat pada posisi P1, P2, P3,

dan P4 dengan menggunakan Manometer.

e. Pada saat mengukur tekanan pada posisi P1, lubang pada posisi P2,

P3, dan P4 ditutup. Begitu pula pada saat mengukur tekanan pada

posisi P2, maka lubang pada posisi P1, P3, dan P4 ditutup dan

seterusnya.

f. Catat nilai tekanan pada Manometer di setiap posisi P1, P2, P3, dan

P4.

3.4.2 Akhir Percobaan

1.Mematikan pompa

2.Mengatur katup ke posisi tutu

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.Membersihkan semua peralatan yang digunakan.

4.Mengembalikan semua peralatan ke tempatnya dalam keadaan baik

seperti semula.

3.5 Diagram Alir Praktikum

Start

Pengambilan data

peMenghitung besar debit pada bukaan


valve ¼ , ½ , ¾ dan Full. Menghitung
dengan memperhatikan flow meter
ukuran rpm pompa

Mengukur rpm pompa serta mengukur


tekanan air pada lubang posisi P1,P2,P3
dan P4

Tidak
Sesuai

Ya

Analisis Data

Finish

Gambar 3.4 Diagram alir praktikum

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Berikut merupakan hasil pengamatan yang didapatkan selama

praktikum

Tabel 4.1 Data Hasil pengamatan


Tinggi I
Bukaan V t Q P (bar,atm,psi)
(cm) (ampere)
Valve (liter) (s) (m3/s)
P1 P2 P3 P4

2 67 2,98 x 10-5 9 30 173 5 0,6

1/4 2 65 3,08 x 10-5 4 18 131 9 0,5

2 63 3,17 x 10-5 3 4 126 6 0,6


Rata-
2 65 3,08 x 10-5 14 17,3 143 6,6 0,57
rata
2 61 3,28 x 10-5 48 59 238 30 0,6

1/2 2 60 3,33 x 10-5 27 69 201 18 Z1= 180 0,5

2 59 3,34 x 10-5 17 51 289 18 Z2 = 34 0,4


Rata-
2 60 3,31 x 10-5 30,6 59,6 242,6 22 Z3 = 535 0,50
rata
2 57 3,51 x 10-5 92 131 309 35 0,7
Z4 = 43
3/4 2 56 3,57 x 10-5 23 119 288 22 0,7
2 53 3,77 x 10-5 35 124 302 23 0,6
Rata-
2 55,3 3,62 x 10-5 50 124,6 299,6 26,6 0,67
rata
2 50 4,00 x 10-5 99 139 312 25 0,8

full 2 48 4,17 x 10-5 99 120 314 27 0.75

2 49 4,08 x 10-5 95 121 306 57 0,7


Rata –
2 49 4,08 x 10-5 97,6 126,6 310,6 36,3 0,75
rata
➢ Temperatur : 31°C

➢ Tegangan : 120 Volt

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Berdasarkan hasil data praktikum dalam tabel 4.1 maka dapat dihitung

parameter untuk mencari besar nilai head dan efisiensi pada pompa dapat

dimasukan data tersebut ke dalam rumus yang dijelaskan sebelumnya.

4.2 Analisis Perhitungan

1. Kecepatan Fluida

a. Untuk bukaan valve ¼ diketahui:

Q = 3,08 x 10-5 m3/s

D = 3/4 = 0,01905 m

Dimana:
1
𝐴 = 4 × 𝜋 × 𝐷2

1
𝐴 = 4 × 𝜋 × 0,01905 2

𝐴 = 2,85 × 10−4 𝑚2

Maka kecepatan fluida:


𝑄
𝑣=𝐴

3,08×10−5 𝑚3 /𝑠2
𝑣= 2,85 ×10−4 𝑚2

𝑣 = 0,108 𝑚/𝑠 2

b. Untuk bukaan valve ½ diketahui:

Q = 3,31 x 10-5 m3/s

D = 3/4 = 0,01905 m

Dimana:
1
𝐴 = × 𝜋 × 𝐷2
4

1
𝐴 = 4 × 𝜋 × 0,01905 2

𝐴 = 2,85 × 10−4 𝑚2

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Maka kecepatan fluida:


𝑄
𝑣=𝐴

3,31×10−5 𝑚3 /𝑠2
𝑣= 2,85 ×10−4 𝑚2

𝑣 = 0,116 𝑚/𝑠 2

c. Untuk bukaan valve ¾ diketahui:

Q = 3,62 x 10-5 m3/s

D = 3/4 = 0,01905 m

Dimana:
1
𝐴 = 4 × 𝜋 × 𝐷2

1
𝐴 = 4 × 𝜋 × 0,01905 2

𝐴 = 2,85 × 10−4 𝑚2

Maka kecepatan fluida:


𝑄
𝑣=𝐴

3,62×10−5 𝑚3 /𝑠2
𝑣= 2,85 ×10−4 𝑚2

𝑣 = 0,127 𝑚/𝑠 2

d. Untuk bukaan valve Full diketahui:

Q = 4,08 x 10-5 m3/s

D = 3/4 = 0,01905 m

Dimana:
1
𝐴 = 4 × 𝜋 × 𝐷2

1
𝐴 = 4 × 𝜋 × 0,01905 2

𝐴 = 2,85 × 10−4 𝑚2

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Maka kecepatan fluida:


𝑄
𝑣=𝐴

4,08×10−5 𝑚3 /𝑠2
𝑣= 2,85 ×10−4 𝑚2

𝑣 = 0,143 𝑚/𝑠 2

Tabel 4.2 Hasil perhitungan kecepatan fluida (v)

Bukaan valve Kecepatan Fluida (m/s2)

¼ 0,108

½ 0,116

¾ 0,127

Full 0,143

2. Head pompa

a. Untuk bukaan valve ¼

1. Mayor Losses

Diketahui:

Ρ = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

µ = Viskositas dinamik pada suhu 31C = 7,805 x 10-4 Ns/m2

v = 0,108 m/s2

D = 3/4 ≈ 0,01905 m

L = 453,5 cm = 4,535 m

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian:
𝜌×𝑣×𝐷
𝑅𝑒 = 𝜇

995,34 × 0,108 ×0,01905


𝑅𝑒 = 7,805 × 10−4

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

𝑅𝑒 = 965,2122

Dikarenakan nilai Re < 2000, maka jenis aliran adalah aliran laminar.

Sehingga
64
𝑓 = 𝑅𝑒

64
𝑓 = 965,2122

𝑓 = 6,63 × 10−2

Maka perhitungan mayor losses sebagai berikut:

𝑓𝑣 2 𝐿
ℎ𝑓 = 2𝑔𝐷

6,63× 10−2 × 0,1082 × 4,535


ℎ𝑓 = 2 × 9,81 ×0,01905

ℎ𝑓 = 9,38 × 10−3 m

2. Minor Losses

Diketahui:

k = Koefisien kehilangan pada pipa 3/4” siku 900 ≈ 0,1875

v = 0,108 m/s2

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian

𝑘×𝑣 2
ℎ= 2×𝑔

0,1875 × 0,1082
ℎ= 2 × 9,81

ℎ = 1,11 × 10−4 𝑚

Jadi head loss total pompa sebesar:

𝐻𝑡 = ℎ𝑓 + ℎ

𝐻𝑡 = 9,38 × 10−3 + 1,11 × 10−4

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

𝐻𝑡 = 9,49 × 10−3 𝑚

Jadi head total pompa adalah:

 = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

g = 9,81 m/s2

vs = vd = 0,108 m/s2

P1 = 14 mmHg = 1866,5 Pa

P2 = 17,3 mmHg = 2306,4 Pa

P3 = 143 mmHg = 19065,1 Pa

P4 = 6,6 mmHg = 879,9 Pa

Dari instalasi pengujian diperoleh jarak pusat impeller pompa

pada alat ukur saluran isap (Z1,Z2,Z3) dan saluran tekan (Z4):

Z1 = 180 cm = 1,8 m

Z2 = 34 cm = 0,34 m

Z3 = 535 cm = 5,35 m

Z4 = 43 cm = 0,43 m

Dimana:
𝑃1 +𝑃2 +𝑃3
𝑃𝑠 = 2

1866,5+2306,4+19065,1
𝑃𝑠 = 2

𝑃𝑠 = 11619 𝑃𝑎

𝑃𝑑 = 𝑃4 = 879,9 𝑃𝑎
𝑍1 +𝑍2 +𝑍3
𝑍𝑠 = 2

1,8+0,34+5,35
𝑍𝑠 = 2

𝑍𝑠 = 3,745 𝑚

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

𝑍𝑑 = 𝑍4 = 0,43 𝑚

Penyelesaian

𝑑 𝑃 𝑑 𝑣2 𝑠 𝑃 𝑣2
𝑠
𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = [(𝜌×𝑔 ) + (2×𝑔 ) + 𝑍𝑑 ] − [(𝜌×𝑔 ) + (2×𝑔 ) + 𝑍𝑠 ] + 𝐻𝑡

879,9 0,1082 11619 0,1082


𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = [(995,34×9,81) + (2×9,81) + 0,43] − [(995,34×9,81) + (2×9,81) +

3,745] + 9,49 × 10−3

𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 3,08466 𝑚

b. Untuk bukaan valve ½

1. Mayor Losses

Diketahui:

Ρ = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

µ = Viskositas dinamik pada suhu 31C = 7,805 x 10-4 Ns/m2

v = 0,116 m/s2

D = 3/4 ≈ 0,01905 m

L = 453,5 cm = 4,535 m

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian:
𝜌×𝑣×𝐷
𝑅𝑒 = 𝜇

995,34 × 0,116 ×0,01905


𝑅𝑒 = 7,805×10−4

𝑅𝑒 = 1036,70

Dikarenakan nilai Re (2000 – 4000), maka jenis aliran adalah

aliran transisi. Sehingga


2𝑑
𝑓 = 𝜌𝑣2 𝑙

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2×0,01905
𝑓 = 995,34×0,1162×4,535

𝑓 = 6,27 × 10−4

Maka perhitungan mayor losses sebagai berikut:

𝑓𝑣 2 𝐿
ℎ𝑓 = 2𝑔𝐷

6,27 × 10−4 × 0,1162 × 4,535


ℎ𝑓 = 2 × 9,81 × 0,01905

ℎ𝑓 = 1,02 × 10−4 m

2. Minor Losses

Diketahui:

k = Koefisien kehilangan pada pipa 3/4 siku 90 = 0,1875

v = 0,116 m/s2

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian

𝑘×𝑣 2
ℎ= 2×𝑔

0,1875 × 0,1162
ℎ= 2 × 9,81

ℎ = 1,28 × 10−4 𝑚

Jadi head loss total pompa sebesar:

𝐻𝑡 = ℎ𝑓 + ℎ

𝐻𝑡 = 1,02 × 10−4 + 1,28 × 10−4

𝐻𝑡 = 2,3 × 10−4 𝑚

Jadi head total pompa adalah:

 = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

g = 9,81 m/s2

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

vs = vd = 0,166 m/s2

P1 = 30,6 mmHg = 4079,6 Pa

P2 = 59,6 mmHg = 7946 Pa

P3 = 242,6 mmHg = 32344 Pa

P4 = 22 mmHg = 2933 Pa

Dari instalasi pengujian diperoleh jarak pusat impeller pompa

pada alat ukur saluran isap (Z1,Z2,Z3) dan saluran tekan (Z4):

Z1 = 180 cm = 1,8 m

Z2 = 34 cm = 0,34 m

Z3 = 535 cm = 5,35 m

Z4 = 43 cm = 0,43 m

Dimana:
𝑃1 +𝑃2 +𝑃3
𝑃𝑠 = 2

4079,6+7946+32344
𝑃𝑠 = 2

𝑃𝑠 = 22184,8 𝑃𝑎

𝑃𝑑 = 𝑃4 = 2933 𝑃𝑎
𝑍1 +𝑍2 +𝑍3
𝑍𝑠 = 2

1,8+0,34+5,35
𝑍𝑠 = 2

𝑍𝑠 = 3,745 𝑚

𝑍𝑑 = 𝑍4 = 0,43 𝑚

Penyelesaian

𝑑 𝑃 𝑑 𝑣2 𝑠 𝑃 𝑣2
𝑠
𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = [(𝜌×𝑔 ) + (2×𝑔 ) + 𝑍𝑑 ] − [(𝜌×𝑔 ) + (2×𝑔 ) + 𝑍𝑠 ] + 𝐻𝑡

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2933 0,1162 22184,8 0,1162
𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = [(995,34×9,81) + (2×9,81) + 0,43] − [(995,34×9,81) + (2×9,81) +

3,745] + 2,3 × 10−4

𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 2,20495 𝑚

c. Untuk bukaan valve ¾

1. Mayor Losses

Diketahui:

Ρ = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

µ= Viskositas dinamik pada suhu 31C = 7,805 x 10-4 Ns/m2

v = 0,127 m/s2

D = 3/4 ≈ 0,01905 m

L = 453,5 cm = 4,535 m

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian:
𝜌×𝑣×𝐷
𝑅𝑒 = 𝜇

995,34 × 0,127 ×0,01905


𝑅𝑒 = 7,805×10−4

𝑅𝑒 = 1135,01

Dikarenakan nilai Re (2000 – 4000), maka jenis aliran adalah

aliran transisi. Sehingga


2𝑑
𝑓 = 𝜌𝑣2 𝑙

2×0,01905
𝑓 = 995,34×0,1272×4,535

𝑓 = 5,23 × 10−4

Maka perhitungan mayor losses sebagai berikut:

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
𝑓𝑣 2 𝐿
ℎ𝑓 = 2𝑔𝐷

5,23 × 10−4 × 0,1272 × 4,535


ℎ𝑓 = 2 × 9,81 × 0,01905

ℎ𝑓 = 1,02 × 10−4 m

2. Minor Losses

Diketahui:

k = Koefisien kehilangan pada pipa 3/4 siku 90 = 0,1875

v = 0,127 m/s2

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian

𝑘×𝑣 2
ℎ=
2×𝑔

0,1875 × 0,1272
ℎ= 2 × 9,81

ℎ = 1,54 × 10−4 𝑚

Jadi head loss total pompa sebesar:

𝐻𝑡 = ℎ𝑓 + ℎ

𝐻𝑡 = 1,02 × 10−4 + 1,54 × 10−4

𝐻𝑡 = 2,56 × 10−4 𝑚

Jadi head total pompa adalah:

 = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

g = 9,81 m/s2

vs = vd = 0,127 m/s2

P1 = 50 mmHg = 6666,1Pa

P2 = 124,6 mmHg = 16611,9 Pa

P3 = 299,6 mmHg = 39943,3 Pa


Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

P4 = 26,6 mmHg = 3546,3 Pa

Dari instalasi pengujian diperoleh jarak pusat impeller pompa

pada alat ukur saluran isap (Z1,Z2,Z3) dan saluran tekan (Z4):

Z1 = 180 cm = 1,8 m

Z2 = 34 cm = 0,34 m

Z3 = 535 cm = 5,35 m

Z4 = 43 cm = 0,43 m

Dimana:
𝑃1 +𝑃2 +𝑃3
𝑃𝑠 = 2

6666,1 +16611,9+39943,3
𝑃𝑠 = 2

𝑃𝑠 = 31610,65 𝑃𝑎

𝑃𝑑 = 𝑃4 = 35446,3 𝑃𝑎
𝑍1 +𝑍2 +𝑍3
𝑍𝑠 = 2

1,8+0,34+5,35
𝑍𝑠 = 2

𝑍𝑠 = 3,745 𝑚

𝑍𝑑 = 𝑍4 = 0,43 𝑚

Penyelesaian

𝑑 𝑃 𝑑 𝑣2 𝑠 𝑃
𝑠 𝑣2
𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = [(𝜌×𝑔 ) + (2×𝑔 ) + 𝑍𝑑 ] − [(𝜌×𝑔 ) + (2×𝑔 ) + 𝑍𝑠 ] + 𝐻𝑡

35446,3 0,1272 31610,65 0,1272


𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = [(995,34×9,81) + (2×9,81) + 0,43] − [(995,34×9,81) + (2×9,81) +

3,745] + 2,56 × 10−4

𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 4,56972 𝑚

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

d. Untuk bukaan valve full

1. Mayor Losses

Diketahui:

Ρ = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

µ = Viskositas dinamik pada suhu 31C = 7,805 x 10-4 Ns/m2

v = 0,143 m/s2

D = 3/4 ≈ 0,01905 m

L = 453,5 cm = 4,535 m

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian:
𝜌×𝑣×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇

995,34 × 0,143 ×0,01905


𝑅𝑒 = 7,805×10−4

𝑅𝑒 = 1278,01

Dikarenakan nilai Re (2000 – 4000), maka jenis aliran adalah aliran

transisi. Sehingga
2𝑑
𝑓 = 𝜌𝑣2 𝑙

2×0,01905
𝑓 = 995,34×0,1432×4,535

𝑓 = 4,12 × 10−4

Maka perhitungan mayor losses sebagai berikut:

𝑓𝑣 2 𝐿
ℎ𝑓 = 2𝑔𝐷

4,12 × 10−4 × 0,1432 × 4,535


ℎ𝑓 = 2 × 9,81 × 0,01905

ℎ𝑓 = 1,02 × 10−4 m

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2. Minor Losses

Diketahui:

k = Koefisien kehilangan pada pipa 3/4 siku 90 = 0,1875

v = 0,143 m/s2

g = 9,81 m/s2

Penyelesaian

𝑘×𝑣 2
ℎ= 2×𝑔

0,1875 × 0,1432
ℎ= 2 × 9,81

ℎ = 1,95 × 10−4 𝑚

Jadi head loss total pompa sebesar:

𝐻𝑡 = ℎ𝑓 + ℎ

𝐻𝑡 = 1,02 × 10−4 + 1,95 × 10−4

𝐻𝑡 = 2,97 × 10−4 𝑚

Jadi head total pompa adalah:

 = Densitas pada suhu 31C = 995,34 kg/m3

g = 9,81 m/s2

vs = vd = 0,143 m/s2

P1 = 97,6 mmHg = 13012,2 Pa

P2 = 126,6 mmHg = 16878,6 Pa

P3 = 310,6 mmHg = 41409,9 Pa

P4 = 36,3 mmHg = 4879,5 Pa

Dari instalasi pengujian diperoleh jarak pusat impeller pompa

pada alat ukur saluran isap (Z1,Z2,Z3) dan saluran tekan (Z4):

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Z1 = 180 cm = 1,8 m

Z2 = 34 cm = 0,34 m

Z3 = 535 cm = 5,35 m

Z4 = 43 cm = 0,43 m

Dimana:
𝑃1 +𝑃2 +𝑃3
𝑃𝑠 = 2

13012,2 +16878,6+41409,9
𝑃𝑠 = 2

𝑃𝑠 = 35650,35 𝑃𝑎

𝑃𝑑 = 𝑃4 = 4879,5𝑃𝑎
𝑍1 +𝑍2 +𝑍3
𝑍𝑠 = 2

1,8+0,34+5,35
𝑍𝑠 = 2

𝑍𝑠 = 3,745 𝑚

𝑍𝑑 = 𝑍4 = 0,43 𝑚

Penyelesaian

𝑑 𝑃 𝑑 𝑣2 𝑠 𝑃
𝑠 𝑣2
𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = [(𝜌×𝑔 ) + (2×𝑔 ) + 𝑍𝑑 ] − [(𝜌×𝑔 ) + (2×𝑔 ) + 𝑍𝑠 ] + 𝐻𝑡

4879,5 0,1432 35650,35 0,1432


𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = [(995,34×9,81) + (2×9,81) + 0,43] − [(995,34×9,81) + (2×9,81) +

3,745] + 2,97 × 10−4

𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 1,02601 𝑚

Tabel 4.3 Hasil perhitungan Head pompa (H)

Bukaan valve Head Pompa (m)

¼ 3,08466

½ 2,20495

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

¾ 4,56972

Full 1,02601

3. Daya hidrolis

a. Untuk bukaan valve ¼

𝑃ℎ = 𝜌 × 𝑔 × 𝑄 × 𝐻

𝑃ℎ = 995,34 × 9,81 × (3,08 × 10−5 ) × 3,08466

𝑃ℎ = 0,927 𝑤𝑎𝑡𝑡

b. Untuk bukaan valve ½

𝑃ℎ = 𝜌 × 𝑔 × 𝑄 × 𝐻

𝑃ℎ = 995,34 × 9,81 × (3,31 × 10−5 ) × 2,20495

𝑃ℎ = 0,712 𝑤𝑎𝑡𝑡

c. Untuk bukaan valve ¾

𝑃ℎ = 𝜌 × 𝑔 × 𝑄 × 𝐻

𝑃ℎ = 995,34 × 9,81 × (3,62 × 10−5 ) × 4,56972

𝑃ℎ = 1,615 𝑤𝑎𝑡𝑡

d. Untuk bukaan valve full

𝑃ℎ = 𝜌 × 𝑔 × 𝑄 × 𝐻

𝑃ℎ = 995,34 × 9,81 × (4,08 × 10−5 ) × 1,02601

𝑃ℎ = 0,408 𝑤𝑎𝑡𝑡

Tabel 4.4 Hasil perhitungan daya hidrolis (Ph)

Bukaan valve Head Pompa (m)

¼ 3,08466

½ 2,20495

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

¾ 4,56972

Full 1,02601

4. Daya poros

Daya poros didapatkan dengan mengetahui torsi terlebih dahulu.

a. Untuk bukaan valve ¼ diketahui

Q = 3,08 x 10-5 m3/s = 0,488 GPM

n = 20553 RPM

ƩP1 = 14 mmHg = 0,2707 Psi

ƩP2 = 17,3 mmHg = 0,3345 Psi

ƩP3 = 143 mmHg = 2,7651 Psi

ƩP4 = 6,6 mmHg = 0,1276 Psi

Dimana:

P = ƩP1 + ƩP2 + ƩP3 + ƩP4

P = 0,2707 + 0,3345 + 2,7651 + 0,1276

P = 3,4979 Psi

Maka torsi pada motor


36,77×𝑄×𝑃
𝑇= 𝑛

36,77×0,488×3,4979
𝑇= 20553

𝑇 = 0,0030 lbs in = 0,0003 Nm

Jadi daya poros (BHP)


2×𝜋×𝑛×𝑇
𝐵𝐻𝑃 =
60

2×𝜋×20553×0,0003
𝐵𝐻𝑃 = 60

𝐵𝐻𝑃 = 0,64 watt

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b. Untuk bukaan valve ½ diketahui

Q = 3,31 x 10-5 m3/s = 0,524 GPM

n = 20553 RPM

ƩP1 = 30,6 mmHg = 0,5917 Psi

ƩP2 = 59,6 mmHg = 1,1524 Psi

ƩP3 = 242,6 mmHg = 4,6911 Psi

ƩP4 = 22 mmHg = 0,4254 Psi

Dimana:

P = ƩP1 + ƩP2 + ƩP3 + ƩP4

P = 0,5917 + 1,1524 + 4,6911 + 0,4254

P = 6,8006 Psi

Maka torsi pada motor


36,77×𝑄×𝑃
𝑇= 𝑛

36,77×0,524×6,8006
𝑇= 20553

𝑇 = 0,0063 lbs in = 0,0007 Nm

Jadi daya poros (BHP)


2×𝜋×𝑛×𝑇
𝐵𝐻𝑃 = 60

2×𝜋×20553×0,0007
𝐵𝐻𝑃 = 60

𝐵𝐻𝑃 = 1,50 watt

c. Untuk bukaan valve ¾ diketahui

Q = 3,62 x 10-5 m3/s = 0,574 GPM

n = 20553 RPM

ƩP1 = 50 mmHg = 0,9668 Psi

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

ƩP2 = 124,6 mmHg = 2,4093 Psi

ƩP3 = 299,6 mmHg = 5,7932 Psi

ƩP4 = 26,6 mmHg = 0,5143 Psi

Dimana:

P = ƩP1 + ƩP2 + ƩP3 + ƩP4

P = 0,9668 + 2,4093 + 5,7932 + 0,5143

P = 9,6836 Psi

Maka torsi pada motor


36,77×𝑄×𝑃
𝑇= 𝑛

36,77×0,574×9,6836
𝑇= 20553

𝑇 = 0,0099 lbs in = 0,0011 Nm

Jadi daya poros (BHP)


2×𝜋×𝑛×0,0011
𝐵𝐻𝑃 = 60

2×𝜋×20553×0,0011
𝐵𝐻𝑃 = 60

𝐵𝐻𝑃 = 2,36 watt

d. Untuk bukaan valve full diketahui

Q = 4,08 x 10-5 m3/s = 0,647 GPM

n = 20553 RPM

ƩP1 = 97,6 mmHg = 1,8872 Psi

ƩP2 = 126,6 mmHg = 2,4480 Psi

ƩP3 = 310,6 mmHg = 6,0060 Psi

ƩP4 = 36,3 mmHg = 0,7019 Psi

Dimana:

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

P = ƩP1 + ƩP2 + ƩP3 + ƩP4

P = 1,8872 + 2,4480 + 6,0060 + 0,7019

P = 11,0431 Psi

Maka torsi pada motor


36,77×𝑄×𝑃
𝑇= 𝑛

36,77×647×11,0431
𝑇= 20553

𝑇 = 12,78244 lbs in = 1,44422 Nm

Jadi daya poros (BHP)


2×𝜋×𝑛×𝑇
𝐵𝐻𝑃 = 60

2×𝜋×20553×1,44422
𝐵𝐻𝑃 = 60

𝐵𝐻𝑃 = 3106,82 watt

Tabel 4.5 Hasil perhitungan torsi (T) dan daya poros (BHP)

Bukaan valve Torsi (Nm) Daya poros (watt)

¼ 0,0003 0,64

½ 0,0007 1,50

¾ 0,0011 2,36

Full 1,44422 3106,82

5. Daya listrik motor

a. Untuk bukaan valve ¼

V = 120 volt

I = 0,57 Ampare

Penyelesaian

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑉 × 𝐼

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 120 × 0,57

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 68,4 watt

b. Untuk bukaan valve ½

V = 120 volt

I = 0,50 Ampare

Penyelesaian

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑉 × 𝐼

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 120 × 0,50

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 60 watt

c. Untuk bukaan valve ¾

V = 120 volt

I = 0,67 Ampare

Penyelesaian

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑉 × 𝐼

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 120 × 0,67

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 80,4 watt

d. Untuk bukaan valve full

V = 120 volt

I = 0,75 Ampare

Penyelesaian

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑉 × 𝐼

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 120 × 0,75

𝑃𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 90 watt

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tabel 4.6 Hasil perhitungan daya motor (Pmotor)

Bukaan valve daya motor (watt)

¼ 68,4

½ 60

¾ 80,4

Full 90

6. Efisiensi motor dan pompa

a. Untuk bukaan valve ¼

I. Efisiensi Motor
𝐵𝐻𝑃
𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑃 × 100%
𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟

0,64
𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 68,4 × 100%

𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 0,93 %

II. Efesiensi Pompa

ℎ 𝑃
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝐵𝐻𝑃 × 100%

−1,237
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100%
0,64

𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = −93,22 %

b. Untuk bukaan valve ½

I. Efisiensi Motor
𝐵𝐻𝑃
𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑃 × 100%
𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟

1,50
𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = × 100%
60

𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 2,5 %

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

II. Efesiensi Pompa

ℎ 𝑃
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝐵𝐻𝑃 × 100%

−1,589
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100%
1,50

𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = −10,59 %

c. Untuk bukaan valve ¾

I. Efisiensi Motor
𝐵𝐻𝑃
𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑃 × 100%
𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟

2,36
𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 80,4 × 100%

𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 2,93 %

II. Efesiensi Pompa

ℎ 𝑃
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝐵𝐻𝑃 × 100%

−0,879
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = × 100%
2,36

𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = −37,24 %

d. Untuk bukaan valve full

I. Efisiensi Motor
𝐵𝐻𝑃
𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑃 × 100%
𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟

3106,82
𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = × 100%
90

𝜂𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 34,52 %

II. Efesiensi Pompa

ℎ 𝑃
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝐵𝐻𝑃 × 100%

−1,945
𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 3106,82 × 100%

𝜂𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = −0,06 %
Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tabel 4.7 Hasil perhitungan efisiensi motor dan efisiensi pompa

Bukaan valve Efisiensi motor (%) Efisiensi pompa (%)

¼ 0,93 -93,22

½ 2,5 -10,59

¾ 2,93 -37,24

Full 34,52 -0,06

7. Perhitungan NPSH yang tersedia (NPSHa)

a. Untuk bukaan valve ¼

Pa = tekanan permukaan fluida pada 1 atm ≈ 10332 kgf/m 2

Pv = tekanan uap jenuh 31°C pada 1 atm ≈ 408,35 kgf/m2

ˠ = berat jenis zat cair pada 31°C ≈ 995,34 kgf/m3

hs = head hisap statis = 183,5 cm = 1,835 m

hls = kerugian head dalam pipa isap= 6,330 m

penyelesaian
𝑃𝑎 𝑃𝑣
ℎ𝑠𝑣 = + − ℎ𝑠 − ℎ1𝑠
𝛾 𝛾

10332 408,35
ℎ𝑠𝑣 = 995,34 + 995,34 − 1,835 − 6,330

ℎ𝑠𝑣 = 2,625 m

b. Untuk bukaan valve ½

Pa = tekanan permukaan fluida pada 1 atm = 10332 kgf/m 2

Pv = tekanan uap jenuh 31C pada 1 atm = 408,35 kgf/m2

 = berat jenis zat cair pada 31C = 995,34 kgf/m2

hs = head hisap statis = 183,5 cm = 1,835 m

h1s = head friction = 6,331 m

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

penyelesaian
𝑃𝑎 𝑃𝑣
ℎ𝑠𝑣 = + − ℎ𝑠 − ℎ1𝑠
𝛾 𝛾

10332 408,35
ℎ𝑠𝑣 = 995,34 + 995,34 − 1,835 − 6,331

ℎ𝑠𝑣 = 2,624 m

c. Untuk bukaan valve ¾

Pa = tekanan permukaan fluida pada 1 atm = 10332 kgf/m 2

Pv = tekanan uap jenuh 31C pada 1 atm = 408,35 kgf/m2

 = berat jenis zat cair pada 31C = 995,34 kgf/m2

hs = head hisap statis = 183,5 cm = 1,835 m

h1s = head friction = 6,332 m

penyelesaian
𝑃𝑎 𝑃𝑣
ℎ𝑠𝑣 = + − ℎ𝑠 − ℎ1𝑠
𝛾 𝛾

10332 408,35
ℎ𝑠𝑣 = 995,34 + 995,34 − 1,835 − 6,332

ℎ𝑠𝑣 = 2,623 m

d. Untuk bukaan valve full

Pa = tekanan permukaan fluida pada 1 atm = 10332 kgf/m 2

Pv = tekanan uap jenuh 31C pada 1 atm = 408,35 kgf/m2

 = berat jenis zat cair pada 31C = 995,34 kgf/m2

hs = head hisap statis = 183,5 cm = 1,835 m

h1s = head friction = 6,333 m

penyelesaian
𝑃𝑎 𝑃𝑣
ℎ𝑠𝑣 = + − ℎ𝑠 − ℎ1𝑠
𝛾 𝛾

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
10332 408,35
ℎ𝑠𝑣 = 995,34 + 995,34 − 1,835 − 6,333

ℎ𝑠𝑣 = 2,622 m

Tabel 4.8 Hasil perhitungan NPSHa

Bukaan valve NPSHa (m)

¼ 2,625

½ 2,624

¾ 2,623

Full 2,622

8. Perhitungan NPSH yang diperlukan (NPSHr)

a. Untuk bukaan valve ¼

n = 20553 rpm

Q = 0,0000308 m3/s

s = 1200 m/s

penyelesaian
4
2
𝑛 3
𝐻𝑠𝑣𝑁 = (𝑠 ) × 𝑄3

4
2
20553 3
𝐻𝑠𝑣𝑁 = ( 1200 ) × 0,00003083

𝐻𝑠𝑣𝑁 = 0,460984 m

b. Untuk bukaan valve ½

n = 20553 rpm

Q = 0,0000333 m3/s

s = 1200 m/s

penyelesaian

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
4
2
𝑛 3
𝐻𝑠𝑣𝑁 = (𝑠 ) × 𝑄3

4
2
20553 3
𝐻𝑠𝑣𝑁 = ( 1200 ) × 0,00003333

𝐻𝑠𝑣𝑁 = 0,485604 m

c. Untuk bukaan valve ¾

n = 20533 rpm

Q = 0,0000362 m3/s

s = 1200 m/s

penyelesaian
4
2
𝑛 3
𝐻𝑠𝑣𝑁 = ( 𝑠 ) × 𝑄 3

4
2
20553 3
𝐻𝑠𝑣𝑁 = ( 1200 ) × 0,00003623

𝐻𝑠𝑣𝑁 = 0,513403 m

d. Untuk bukaan valve full

n = 20553 rpm

Q = 0,0000408 m3/s

s = 1200 m/s

penyelesaian
4
2
𝑛 3
𝐻𝑠𝑣𝑁 = (𝑠 ) × 𝑄3

4
2
20553 3
𝐻𝑠𝑣𝑁 = ( 1200 ) × 0,00004083

𝐻𝑠𝑣𝑁 = 0,556023 m

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tabel 4.9 Hasil perhitungan NPSHr

Bukaan valve NPSHr (m)

¼ 0,460984

½ 0,485604

¾ 0,513403

Full 0,556023

4.3 Tabel Hasil Perhitungan

Tabel 4.10 Hasil perhitungan

Bukaan Hasil perhitungan


valve Kecepata Head Daya Daya Daya Efisiensi Efisiensi NPSHa NPSHr
n fluida pompa hidrolisi poros motor motor pompa (m) (m)
(m/s) (m) s (watt) (watt) (watt) (%) (%)
¼ 0,108 3,08466 0,927 0,64 68,4 0,93 -93,22 2,625 0,460984
½ 0,116 2,20495 0,712 1,50 60 2,5 -10,59 2,624 0,485604
¾ 0,127 4,56972 0,615 2,36 80,4 2,93 -37,24 2,623 0,513403
full 0,143 1,02601 0,408 3106, 34,52 -0,06
82 90 2,622 0,556023

4.4 Grafik Perhitungan

0.16 0,143
Kecepatan Fluida (m/s)

0.14 0.127
0.116
0.12 0.108

0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
¼ ½ ¾ full
Bukaan valve

Gambar 4.1 Grafik besar kecepatan fluida terhadap bukaan valve

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Berdasarkan grafik 4.1 besar debit terhadap kecepatan fluida (Pada ¼,

½, ¾, dan full valve 0,108; 0,116; 0,127; dan 0,143). Dari data tersebut

menandakan bahwa hubungan antara besar debit terhadap kecepatan fluida

berbanding lurus, dimana semakin besar debit maka semakin tinggi kecepatan

fluida yang mengalir.

5 4.56972
4.5
Head pompa (m)

4
3.5 3.08466
3
2.5 2.20495
2
1.5 1.02601
1
0.5
0
¼ ½ ¾ full
Bukaan valve

Gambar 4.2 Grafik besar head pompa terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.2 besar debit terhadap head pompa (Pada ¼, ½, ¾,

dan full valve yaitu yaitu 3,08466; 2,204995; 4,56972 dan 1,02601 berdasarkan

data tersebut besarnya head pompa sangat dipengaruhi oleh debit sehingga

semakin kecil debit semakin besar head pompa yang dihasilkan dan penyebab

turunnya grafik karna debit yang besar.

1 0.927
Daya hidrolis (watt)

0.8 0.712
0.615
0.6
0,408
0.4

0.2

0
¼ ½ ¾ full
Bukaan valve

Gambar 4.3 Grafik besar Daya hidrolis terhadap bukaan valve


Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Berdasarkan grafik 4.3 besar daya hidrolis terhadap debit (Pada ¼, ½, ¾,

dan full valve yaitu 0,927; 0,712; 0,615; dan 0,408, Dapat dilihat bahwa daya

yang diperlukan dipengaruhi oleh head pompa yang dihasilkan oleh debit fluida

tertentu dan naik turunya grafik dipengaruhi oleh head pompa.

3500 3106.82
Daya poros (watt)

3000
2500
2000
1500
1000
500 0.64 1.5 2.36
0
¼ ½ ¾ full
Bukaan valve

Gambar 4.4 Grafik besar Daya poros terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.4 besar daya poros terhadap debit (Pada ¼, ½, ¾,

dan full valve yaitu 0,64; 1,5; 2,36 dan 3106,82), dari data grafik tersebut dapat

dilihat bahwa daya yang diperlukan poros untuk memutar impeller pompa

dipengaruhi oleh torsi yang dihasilkan pada debit fluida tertentu dan naik

turunnya grafik dikarnakan oleh torsi yang dihasilkan.

100 90
80.4
Daya motor (watt)

80 68.4
60
60
40
20
0
¼ ½ ¾ full
Bukaan valve

Gambar 4.5 Grafik besar Daya motor terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.5 besar daya motor terhadap debit (Pada ¼, ½,

¾, dan full valve yaitu 68,4; 60; 80,4; dan 90), dari data grafik tersebut dapat

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

dilihat bahwa daya yang diperlukan motor untuk memutar impeller pompa

dipengaruhi oleh torsi yang dihasilkan pada debit fluida tertentu dan naik

turunnya grafik dikarnakan oleh torsi yang dihasilkan.

40 34.52
Efisiensi motor (%)

35
30
25
20
15
10
2.5 2.93
5 0.93
0
¼ ½ ¾ full
Bukaan valve

Gambar 4.6 Grafik besar efisiensi motor terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.6 besar daya efesiensi motor terhadap debit (Pada

¼, ½, ¾, dan full valve yaitu 0,93; 2,5; 2,93; dan 34,52), dimana dari data grafik

tersebut efisiensi motor dipengaruhi oleh daya poros dan daya motor listrik,

naik turunnya grafik dikarnakan daya poros dan daya motorlistrik yang

dihasilkan tidak stabil.

20
0.06
Efisiensi pompa (%)

0 -10.59
¼ ½ ¾ full
-20 -37.24
-40

-60

-80 -93.22

-100
Bukaan valve

Gambar 4.7 Grafik besar efisiensi pompa terhadap bukaan valve

Berdasarkan grafik 4.7 besar efisiensi pompa terhadap debit (Pada ¼, ½,

¾, dan full valve yaitu -93,22; -10,59; -37,24 dan -0,06), dimana efisiensi pompa

dipengaruhi oleh daya hidrolis dan daya poros, naik turunnya grafik
Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

dikarenakan daya hidrolis dan daya poros yang dihasilkan tidak stabil.

2.626 2.625
NPSHa (m) 2.625 2.624
2.624 2.623
2.623 2.622
2.622
2.621
2.62
¼ ½ ¾ full
Bukaan valve

Gambar 4.8 Grafik besar NPSHa terhadap bukaan valve

Grafik 4.8 besar NPSHa terhadap debit (Pada ¼, ½, ¾, dan full valve yaitu

2,625; 2,624; 2,623; dan 2,614) dipengaruhi oleh tekanan hisap dan buang

serta head losses yang terjadi dalam aliran. Semakin besar head loss pada

instalasi pompa maka semakin rendah harga NPSHa dan turun nya grafik

dikarenakan head loss pada instalasi.

0.6 0.556023
0.513403
0.460984 0.485604
0.5
NPSHr (m)

0.4
0.3
0.2
0.1
0
¼ ½ ¾ full
Bukaan valve

Gambar 4.9 Grafik besar NPSHr terhadap bukaan valve

Grafik 4.9 besar NPSHr terhadap debit (Pada¼, ½, ¾, dan full valve yaitu

0,460984; 0,485604; 0,513403; dan 0,556023), dimana NPSHr dipengaruhi

oleh besar debit dan kecepatan fluida, semakin besar kecepatan fluida semakin

besar juga tekanan dan NPSHr dan naik turunnya grafik dikarenakan besar

debit dan kecepatan fluida.


Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Selain itu, faktor putaran pompa dan kecepatan spesifik dari pompa juga

berpengaruh terhadap nilai NPSHr yang didapatkan. Berdasarkan perhitungan

yang telah dilakukan pada instalasi pompa tidak terjadi kavitasi. Ini dikarenakan

nilai NPSHa yang tersedia lebih besar daripada nilai NPSHr yang diperlukan

(NPSHa> NPSHr). Tetapi apabila debit yang mengalir pada pompa semakin

besar maka nilai NPSHr akan semakin naik dan NPSHa nya semakin menurun,

maka hal itu dapat terjadi kapitasi. Pada saat pengukuran tekanan, hasil yang

didapatkan tidak stabil dikarenakan oleh kebocoran selang P1, P2, P3 dan P4.

4.5 Pembahasan

Dari pengamatan pada gambar 4.9 grafik besar NPSHr terhadap bukaan

valve. Pada bukaan katup ¼ terdapat nilai NPSHr sebesar 0,460984 m. Pada

bukaan katup ½ terdapat nilai NPSHr sebesar 0,485604 m. Pada bukaan katup

¾ terdapat nilai NPSHr sebesar 0,513403 m. Dari pernyataan tersebut

didapatkan bahwa nilai NPSHr semakin besar disebabkan oleh debit aliran

fluida dan kecepatan fluida yang semakin besar juga. Adapun faktor putaran

pompa dan kecepatan spesifik dari pompa juga berpengaruhi terhadap nilai

NPSHr yang didapatkan.

Gambar 4.1 Proses Terjadinya Kavitasi


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Fenomena kavitasi ditunjukkan dengan terbentuknya formasi

gelembung udara yang kemudian pecah secara tiba-tiba akibat perubahan

tekanan pada sisi hisap pompa. Kavitasi dapat menyebabkan kerusakan yang

parah komponen pompa terutama bagian sudu atau impeller. Kavitasi biasanya

dapat diidentifikasi melalui suara bising dan timbulnya getaran yang berlebihan.

Sebuah metode deteksi kavitasi dibutuhkan agar potensi kerusakan lebih lanjut

pada pompa sentrifugal dapat diantisipasi secepatnya.

Dalam hal kavitasi, bagian pompa yang sering mengalami kavitasi

adalah sisi isap pompa. Hal ini terjadi karena tekanan isap pompa terlalu

rendah hingga dibawah tekanan uap jenuh. Kavitasi dapat terbentuk ketika

tekanan pada sistem perpipaan atau pompa mengalami penurunan nilai kurang

dari tekanan uap jenuh pada suhu titik operasi tertentu. Fluida yang mengalir

melalui pompa dapat membentuk gelembung uap.

Fenomena korelasi dengan bukaan katup :

1. Aliran air: Bukaan katup air secara langsung mempengaruhi aliran air.

Semakin besar bukaan katup, semakin besar aliran air yang keluar dari

sistem. Bukaan katup juga dapat mengatur laju aliran air. Misalnya, katup

yang lebih besar membuka lebih lebar, meningkatkan laju aliran air,

sedangkan katup yang lebih kecil mengurangi aliran air.

2. Tekanan air: Bukaan katup air juga berhubungan dengan tekanan air dalam

sistem. Saat katup dibuka, tekanan air di belakang katup dapat menurun

karena adanya aliran air. Tekanan ini dapat mempengaruhi daya dorong

aliran air dan kecepatan aliran di sepanjang sistem.

3. Efisiensi energi: Korelasi antara bukaan katup air dan efisiensi energi

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

melibatkan trade-off antara kehilangan tekanan dan aliran air yang

diinginkan. Semakin besar bukaan katup, semakin tinggi aliran air yang

dihasilkan, tetapi juga semakin tinggi kehilangan tekanan. Pemilihan

bukaan katup yang optimal dapat membantu mencapai efisiensi energi

yang baik dalam sistem.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil praktikum fenomena dasar mesin adalah sebagai

berikut:

1. Kavitasi merupakan fenomena yang terjadi ketika tekanan cairan turun di

bawah tekanan uapnya, yang mengakibatkan pembentukan gelembung-

gelembung uap dalam cairan. Untuk memahami nilai besaran kavitasi

yang terjadi pada pompa sentrifugal, perlu dilakukan analisis mendalam

yang melibatkan faktor-faktor seperti desain pompa, kondisi operasional,

jenis fluida yang dipompa, dan faktor-faktor lainnya.

2. Efisiensi pompa dapat dipengaruhi oleh bukaan katup (valve opening)

pada sistem pompa. Bukaan katup mengacu pada sejauh mana katup

terbuka untuk mengatur aliran fluida yang masuk ke pompa. Efisiensi

pompa dapat bervariasi tergantung pada tingkat bukaan katup yang

berbeda.

3. Debit air yang melewati pompa sentrifugal memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap terjadinya kavitasi. Debit air yang tinggi cenderung

mengurangi risiko kavitasi karena tekanan cairan tetap di atas tekanan

uapnya, sementara debit air yang rendah dapat meningkatkan

kemungkinan terjadinya kavitasi karena tekanan cairan dapat turun di

bawah tekanan uapnya.

5.2 Saran

Sebelum melakukan praktikum fenomena dasar mesin sebaiknya

dilakukan pengecekkan alat uji teutama pada bagian katup P1, P2, P3, dan P4

agar tidak terjadi kebocoran pada saat praktikum dilakukan, sehingga

mendapat hasil pengukuran yang lebih akurat dengan ukuran sebenarnya.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

DAFTAR PUSTAKA

Dongoran J.G. 2012. Analisa Perfomansi Pompa Sentrifugal Susunan

Tunggal, Seri dan Paralel.[Jurnal]. Medan (ID): Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

Ghofur, Abdul dan Nizar, M Ramadhan 2021. Panduan Praktikum Fenomena

Dasar Mesin(HMKB645). Fakultas Teknik Universitas Lambung

Mangkurat Banjarbaru.

M. Faisal Yamin, Perancangan Dan Pengujian Alat Uji Pompa Seri dan

Paralel, 2016.

Hutabarat, Bendris. 2019. ANALISIS UNJUK KERJA POMPA

SENTRIFUGAL DENGAN VARIASI HEAD.

Sularso, Haruo Tahara. (2004). Pompa dan Kompresor. Jakarta:Pratnya

Paramita.

Bangun, Dian Pranata. 2010. Analisa Performance Pompa Sentrifugal

Terhadap Kapasitas Aliran. (Online).

https://123dok.com/document/oz12d2vy-analisa-performance-pompa-

sentrifugal-terhadap-kapasitas-aliran.html diakses 10 Maret 2021.

Yudi, Iwan K.,2008.Analisis Aliran.(Online).

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123742-R220843-Analisa%20aliran-

Literatur.pdf / diakses pada 15 Maret 2021.

Ahmad Sayuti
211081610040
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Ahmad Sayuti
211081610040

Anda mungkin juga menyukai