Anda di halaman 1dari 11

RANCANG BANGUN MESIN SPINNING FLAME

HARDENING SEMI OTOMATIS

Pujono 1), Rizal Aziz Alghifari 1)


1)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Cilacap
Jln. Dr Soetomo No 1, Sidakaya, Cilacap, Jawa Tengah
email: djovent@yahoo.com

ABSTRAK

Pengerasan permukaan dengan api adalah proses perlakuan panas dengan menggunakan nyala
api langsung yang dihasilkan dari gas oxy-acetylen dimana permukaan dari bagian baja
dipanaskan dengan cepat ke suhu di atas titik kritis baja. Setelah struktur butir permukaan telah
menjadi austenit (austenitized), bagian tersebut dinginkan dengan cepat, perubahan austenit
menjadi martensit sementara meninggalkan inti dari bagian dalam aslinya. Tujuan dalam
perancangan mesin pengeras permukaan dengan api metode berputar semi otomatis ini yaitu
menentukan rancangan konsep mesin pengeras permukaan dengan api metode berputar semi
otomatis, pembuatan mesin dan pengujian hasil. Dalam pembuatan mesin ini penulis
menggunakan pendekatan metode perancangan berbasis pada kebutuhan masyarakatdan
pemilihan konsep menggunakan metode penilaian rangking, software gambar menggunakan
Autocad dan gambar kerja menggunakan standar ISO. Dari metode-metode yang penulis
lakukan, didapatkan hasil keputusan evaluasi rancangan konsep yaitu poros penggerak
menggunakan poros tetap dengan material AISI 4340 dan badan mesin yang tertutup. Dalam
pengujiannya, untuk kecepatan 60rpm mendapatkan hasil kekerasan rata-rata 55,9 HRC dengan
waktu proses pemanasan 3,74 menit, untuk kecepatan 90rpm mendapatkan hasil kekerasan rata-
rata 33,33 HRC dengan waktu proses pemanasan 2,42 menit. Dimensi mesin yang dirancang yaitu
1961 x 1418 x 1284 mm dengan massa mesin sebesar 150 kg dan diameter lubang minimal pada
benda yaitu 18 mm.

Kata kunci: Pengerasan permukaan dengan api, roda gigi, kekerasan Rockwell C.

PENDAHULUAN gigi, dan lain - lain, dalam proses


pemesinan akan berinteraksi dengan
Bahan logam pada jenis besi benda kerja lain sehingga
adalah material yang sering menimbulkan tekanan dan gesekan.
digunakan dalam membuat paduan Jika interaksi terjadi secara terus
logam lain untuk mendapatkan sifat menerus dan dalam jangka waktu
bahan yang diinginkan. Baja tertentu, maka gesekan - gesekan itu
merupakan paduan yang terdiri dari akan menimbulkan keausan. Keausan
besi, karbon dan unsur lainnya. Baja akan melebar pada batas tertentu
dapat dibentuk melalui pengecoran, sampai benda tersebut tidak bisa di
pencairan dan penempaan. Karbon pakai lagi.
merupakan unsur terpenting karena
dapat meningkatkan kekerasan dan Ada beberapa cara yang
kekuatan baja. Baja merupakan dipakai untuk mengurangi tingkat
logam yang paling banyak digunakan keausan, salah satunya dengan
dalam bidang teknik. Penggunaan meningkatkan kekerasan permukaan
logam baja seperti untuk poros, roda (Surface Treatment) benda kerja. Hal

Bangun Rekaprima Vol.04/1/April/2018 1


ini bisa dilakukan karena gesekan - industri besar yang menggunakan
gesekan hanya terjadi pada mesin - mesin canggih.
permukaan saja. Banyak sekali
metode untuk peningkatan kekerasan Masalah yang sering kali
permukaan, salah satunya adalah terjadi, seperti seorang konsumen
Flame Hardening. yang sudah membuat roda gigi atau
seorang perawat mesin membawa
Flame hardening adalah proses roda gigi datang ke bengkel las atau
perlakuan panas dengan pengerjaan sendiri namun untuk
menggunakan nyala api langsung mengeraskan permukaannya
yang dihasilkan dari gas oxy-acetylen menggunakan las asetilin yang
di mana permukaan dari bagian baja diarahkan ke roda gigi tanpa
dipanaskan dengan cepat kesuhu di memikirkan seberapa suhu dan waktu
atas titik kritis baja. Setelah struktur untuk logam tersebut menjadi keras
butir permukaan telah menjadi atau hanya kira - kira, sehingga hasil
austenite (austenitized), bagian yang diinginkan tidak sesuai karena
tersebut dinginkan dengan cepat, kurang meratanya perlakuan panas
perubahan austenit menjadi martensit tersebut dan waktu lebih lama karena
sementara meninggalkan inti dari mengandalkan pengiraan.
bagian dalam aslinya. Sebaliknya,
pendinginan lambat menyebabkan Langkah - langkah yang
transformasi, karena suhu melewati diupayakan dalam pemecahan
rentang yang sesuai, untuk perlit, masalah di atas adalah di buatnya
bainit, dan martensit, dengan struktur mesin spinning flame hardening semi
akhir menjadi kombinasi dari tiga otomatis, yang bertujuan untuk
struktur tersebut. Hasilnya adalah memudahkan penggunaannya dalam
relatif lunak dan ulet. Untuk melakukan proses produksi karena
mencapai kekerasan, baja harus perlakukan panas yang terukur dan
didinginkan dengan cepat sehingga merata, meningkatkan kualitas serta
melewati dua fase pertama kuantitas pada usaha bengkel kecil.
transformasi dan transformsi Oleh karena itu melalui perancangan
langsung dari austenit ke martensit. mesin spinning flame hardening semi
Dengan meningkatnya kebutuhan otomatis tersebut perlu dikaji lebih
pengerasan permukaan (surface lanjut.
treatment), proses flame hardening
cukup banyak dipakai di Industri TINJAUAN PUSTAKA
logam atau bengkel-bengkel kecil
logam lainnya. Namun penggunaan Produk yang dihasilkan oleh
metode flame hardening yang industri kecil pande besi umumnya
dilakukan pada bengkel - bengkel masih didominasi oleh alat-alat
kecil masih menggunakan manual. pertanian sederhana, antara lain:
Oleh karena itu bengkel - bengkel cangkul, parang, belicong, pisau,
kecil seperti bengkel las, bengkel sabit, garpu tanah, pahat, kampak,
pemesinan, bengkel otomotif, dan pahat, dan lain - lain. Proses
lain-lain kalah saing dengan pelaku produksinya masih sederhana, yang
secara umum dapat dibagi menjadi
enam tahap utama, yaitu: pemilihan

Bangun Rekaprima Vol.04/1/April/2018 2


bahan baku, pemotongan bahan Kekerasan permukaan pada spesimen
sesuai kebutuhan, pemanasan dan ini mencapai 814, 1 HV, sedangkan
penempaan, pembentukan akhir, pada bagian tengah spesimen
penyepuhan / pengerasan, pengecatan kekerasannya 311 HV. Hasil foto
dan pemberian gagang. Setiap tahap struktur mikro menunjukkan bahwa
ini memiliki kendala yang pada fasa martensit tampak pada
akhirnya mempengaruhi mutu produk permukaan spesimen dan pada bagian
dan produktifitasnya. Bahan seterusnya diikuti fasa perlit dan ferit.
bakuyang dipakai adalah baja bekas Hal ini menunjukkan bahwa spesimen
per / pegas mobil / truk, pipa salur bersifat keras pada permukaannya,
dan pengeboran minyak / gas bumi, sedangkan pada bagian tengah tetap
dan mata gergaji batu granit. Bahan ulet atau lunak (Eko Yuli Purnomo,
baku ini dibeli dari para pengumpul 2011).
besi bekas, tanpa diketahui spesifikasi
teknisnya seperti misalnya komposisi Nilai kekerasan spesimen
kimianya. Pemilihan bahan sekrap tertinggi pada spesimen dengan
baja hanya dilakukan secara visual kombinasi perlakuan annealing tempa
dan tes mekanis sederhana yaitu dan manual flame hardening. Nilai
dengan cara melihat bentuk patahan kekerasan tertinggi adalah 865.8
setelah proses pemanasan dan HVN. Pada pengamatan struktur
pencelupan dengan air atau dengan mikro, spesimen dengan kombinasi
cara mendengarkan dentingan perlakuan annealin tempa dan manual
bunyinya bila logam tersebut dipukul flame hardening terbentuk struktur
dengan palu. Dengan demikian hasil martensit dan ferrit. Hasil penelitian
pemilihan bahan baku tersebut tidak menunjukan proses manual flame
akurat. Proses pemanasan dilakukan hardening dapat mengeraskan
dengan memakai tungku terbuka spesimen baja tempa (Muhammad
sederhana yang terbuat dari susunan Kozin, 2012).
bata merah dengan bahan bakar arang
kayu. Penghembusan udara ke dalam METODE
tungku sebagian sudah memakai
blower, namun masih banyak juga Perancangan Mesin Spinning
yang memakai alat hembus sederhana Flame Hardening
yang berupa dua buah silinder/pipa
Metode perancangan yang
yang diberi tangkai piston dan
digunakan untuk perancangan mesin
digerakkan secara bergantian dengan
spinning flame hardening sebagai
tenaga mesin (Muh Nurkozin, 2006).
berikut: a) Identifikasi Masalah. b)
Hasil pengujian pada variasi Ide awal. c) Perbaikan ide. d) Analisis
kecepatan poros 0, 37 rpm, 0,75 rpm rancangan. e) Keputusan. f)
dan 1,15 rpm dan kecepatan torch 4 Implementasi. g) Pengujian Mesin.
mm/menit dan 8 mm/menit
Pada tahapan perancangan
menunjukkan nilai kekerasan
tersebut mengharuskan ada verifikasi
tertinggi adalah variasi kecepatan
dan validasi dari konsumen atau
putar poros 0,37 rpm dengan
pengguna.
kecepatan gerak torch 4 mm/menit.

Bangun Rekaprima Vol.04/1/April/2018 3


Material Penelitian

Material yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN


sebagai spesimen spinning flame
hardening adalah roda gigi lurus baja Hasil Perancangan
S45C dengan dimensi 1,5 inch.
1) Membuat Daftar Tuntutan
Pelaksanaan Penelitian
Daftar tuntutan terkait dengan
Pada pelaksanaan penelitian alat spinning flame hardening
dilakukan pengamatan hasil spinning terangkum pada tabel dibawah ini.
flame hardening. Variasi kecepatan Daftar tuntutan ini diperoleh dari
spinning adalah 60 rpm dan 90 rpm. beberapa workshop yang
Pengujian yang dilakukan adalah uji berkecimpung pada usaha flame
kekerasan Rockwell C. Secara rinci hardening.
pelaksanaan penelitian dilakukan
sebagai berikut: Tabel 1. Kebutuhan Konsumen
No Kebutuhan Konsumen
a) Mempersiapkan spesimen yang 1 Dalam pembuatan roda gigi
akan diuji antara lain dengan: a) membutuhkan kekerasan.
Memilih spesifikasi material 2 Diperlukan alat bantu yang dapat
yang akan diuji yaitu digunakan untuk mendapatkan
menggunakan S45C. b) kekerasan roda gigi.
Membuat roda gigi lurus. 3 Diperlukan mesin spinning flame
b) Setting mesin. Tahapan setting hardeninguntuk mengeraskan roda
mesin antara lain: a) gigi.
Menentukan kecepatan putaran
mesin pada 60rpm, dan 90rpm 1) Membuat Sketsa Dan Catatan
dengan bongkar pasang puli dan
v-belt. b) Buka isi tabung Setelah ditentukan kebutuhan
oksigen dan asetilin. c) Atur konsumen maka dibuatlah sketsa dan
tekanan kerja oksigen sebesar catatan pada tabel 2, untuk alat seperti
3kg/cm2. d) Atur tekanan kerja apa yang harus dibuat.
asetilin sebesar 5kg/cm2. e)
Meletakkan spesimen pada Tabel 2. Sketsa dan Catatan
No Uraian Sketsa Catatan
poros lalu jepit dengan baut. f)
1 Penggu Menggunakan
Masukkan air ke bak setinggi
naan torch sebagai
300mm dari dasar. g)
Torch pemanas.
Menghidupkan sakelar on
mesin. h) Atur nyala api
karbulasi. i) Dekatkan torch 2 Desain Memenuhi
30mm dengan spesimen. j) Spinnin aspek safety
Nyalakan sakelar on water g flame
pump jika sudah panas hardeni
spesimen mencapai 8000C - ng
8300C. Tertutu
p

Bangun Rekaprima Vol.04/1/April/2018 4


3 Poros Untuk Konsep B
tetap penempatan Disemprot
tahan roda gigi kan
panas digunakan
poros yang
tahan suhu
panas.
Pemilihan Ide Terbaik
4 Hasil Desain alat
dan tertutup, agar Tahap selanjutnya ide dari hasil
keaman mampu Brainstorming dipilih mana yang
an mengurangi terbaik. Pada tahap pemilihan ide
masuknya ini digunakan metode yang telah
udara ke mesin dikembangkan berdasarkan kriteria
(mempengaruh penilaian. Tujuan pada proses ini
i pemanasan adalah mempersempit jumlah konsep
spesimen) secara cepat dan untuk memperbaiki
konsep.

Proses pengumpulan ide 1) Tabel Penilaian


menggunakan metode Brainstorming,
dari hasil metode Brainstorming Pada tabel 4 ini digunakan
diperoleh ide rancangan sebagai untuk mempermudah penilaian
berikut: dalam pemilihan konsep dalam
matrik.
Tabel 3. Ide Hasil Brainstroming
Jenis Nama Sketsa
Tabel 4. Penilaian Kriteria
No Kriteria Penilaian Berdasarkan
Konsep Konsep
Seleksi
1 Transmisi Konsep A Suatu mesin atau komponen
dan reduksi Mengguna Fungsi dapat bekerja sesuai yang
kecepatan kan Puli diharapkan.
Kenyamanan dan keamanan
Faktor
dalam menggunakan mesin
Konsep B Manusia
atau komponen tersebut.
Penggunaa
Dimensi, beban pada mesin
n Inverter Spesifikasi
atau komponen yang
Fisik
digunakan.
2 Bak Konsep A
Dapat menahan getaran,
Mengguna
Kekuatan menumpu beban dan kapasitas
kan Drum
benda.
Model Bentuk dan rancangan
Konsep B menarik.
Mengguna Proses pembuatan yang
Faktor
kan Pelat murah, mesin dan komponen
Ekonomi
tersedia dipasaran.
3 Sistem Konsep A
Quenching Sistem
Celup

Bangun Rekaprima Vol.04/1/April/2018 5


2) Matrik pemilihan konsep dalam bentuk sketsa, kini harus
diberi bentuk sedemikian rupa
Setelah penilaian kriteria sehingga komponen–komponen
ditentukan maka tahap selanjutnya tersebut menyusun bentuk mesin
adalah membuat matrik pemilihan sehingga mesin dapat melakukan
konsep yang tercantum pada tabel 5. fungsinya. Gambar awal mesin dapat
sebagai berikut: ditunjukkan pada gambar 1.

Tabel 5. Pemilihan Ide Terbaik


Transmis
i dan Sistem
Kriteria reduksi Bak Quenchin
Seleksi kecepata g
n
A B A B A B
Fungsi + - 0 0 0 0
Faktor
+ 0 0 0 - +
manusia Gambar 1. Awal mesin.
Spesifikas
0 + 0 0 - + 1) Analisis Rancangan
i fisik
Kekuatan + - 0 + - +
Model 0 + - + + - Pada tahap ini setelah konsep
Faktor terpilih, selanjutnya mengAnalisis
+ 0 + - - + komponen dari alat yang telah di
ekonomi
Total rancang dengan tujuan untuk
4 -1 0 1 -3 3 memeriksa kekurangan pada
Nilai
Lanjutkan rancangan agar memperoleh hasil
Y N N Y N Y yang terbaik, Analisis rancangan
?
Keterangan : tersebut tercantum pada tabel 6.
a) (+) nilai (1), (0) nilai (0), (-) nilai
(-1). Tabel 6. Analisis Rancangan
b) Total nilai sama dengan total dari Rancangan Kelebihan Kekurangan

jumlah (+) dengan (-). Sistem Gurdi


Poros
c) (Y) untuk Ya dan (N) untuk tidak. penggerak A - Model menarik - Proses
Pembuatan
Komponen
Dari hasil penilaian matriks cukuo rumit
di atas setelah dipilih konsep yang - Biaya mahal
terbaik selanjutnya yaitu penjelasan
mengenai gambar rakitan dari Poros Tetap
komponen konsep yang terpilih. - Sesuai fungsi Model kurang
Poros
kerjanya. menarik.
penggerak B
Gambar Rakitan (Desain Wujud) - Menggunakan
material AISI
4340
Pada tahap ini konsep yang
- Tidak ada proses
telah terpilih akan diberi komponen lanjutan seperti
– komponen mesin yang tadinya penyambungan.

Bangun Rekaprima Vol.04/1/April/2018 6


Body A
Terbuka atau ST85 atau VCN 155 serta mudah
- Mudah - Udara dapat dalam pembuatannya. Poros
pembuatannya masuk dan
mempengaru
penggerak yang sudah ditentukan
- Biaya murah hi hasil. terdapat pada gambar 2.
- Keamananny
a kurang.
- Kekuatannya
kurang.
- Model kurang
menarik.
Tertutup Poros tetap
Body B
- Udara tidak dapat - Biaya mahal Bahan AISI 4340
masuk dan
tidak
mempengaruhi
Gambar 2. Poros penggerak setelah
hasil. evaluasi.
- Keamanan baik
- Kekuatannya baik b) Body

Sebelumnya pada body terbuka


dapat membuat hasil pemanasan
2) Keputusan kurang baik maka body diganti
dengan tertutup yang berguna agar
Setelah melakukan Analisis
hasil pemanasan lebih baik serta
rancangan tahapan selanjutnya yaitu
dapat melindungi orang yang berada
melakukan perbaikan dari
dalam sekitarnya. Body yang sudah
kekurangan yang telah dijabarkan
ditentukan terdapat pada gambar 3.
pada Analisis rancangan dengan cara
sebagai berikut.

Proses pengambilan keputusan


evaluasi desain adalah untuk
meniadakan kekurangan pada
rancangan dengan cara melakukan Body yang tertutup
perbaikan untuk memperoleh hasil
terbaik, beberapa bagian yang Gambar 3. Body mesin setelah
diperbaiki adalah: evaluasi.

a) Poros penggerak Kesimpulan Evaluasi Desain

Karena poros penggerak Dari seluruh rangkaian


menggunakan sistem gurdi langkah-langkah evaluasi desain
membutuhkan proses lanjutan seperti diperoleh hasil rancangan akhir
penambahan panjang, serta dalam berupa gambar rakitan (desain
pembuatannya sulit dan wujud) sebagai berikut:
membutuhkan biaya yang mahal
maka poros penggerak diganti dengan
poros tetap yang menggunakan baja
tahan panas AISI 4340 atau SNCM-1

Bangun Rekaprima Vol.04/1/April/2018 7


Gambar 4. Mesin spinning flame
hardening semi otomatis.

Hasil proses perancangan Gambar 5. Desain Wujud Mesin


didapatkan mesin spinnging flame Spinning flame hardening (A) assy
hardening dengan spesifikasi teknis body; (B) assy pintu; (C) assy rail;
seperti pada Tabel 7. (D) assy transmisi; (E) assy
quenching.
Tabel 7. Spesifikasi Mesin
Pengujian
No Spesifikasi Keterangan
1 Nama Mesin Spinning flame Langkah selanjutnya yaitu
hardening Semi
melakukan penelitian terhadap fungsi
Otomatis.
2 Fungsi Memperlakukan benda
dan hasil pemanasan dan pengerasan
bundar atau semi bundar dari mesin spinning flame hardening
agar menjadi keras dengan spesimen adalah roda gigi
dengan nyala api. lurus dengan material S45C. Langkah
3 Motor 220VAC, 0,8A, 50 Hz penelitian fungsi dan hasil
4 Putaran 60 rpm dan 90 rpm ditunjukkan pada tabel 5 di bawah ini.
poros Pengujian dilakukan dengan
utama melakukan pemanasan pada spesimen
5 Diameter 18mm dengan kecepatan spinning masing -
lubang
masing 60 rpm dan 90 rpm.
minimal
pada benda
Tabel 8 Langkah Pengujian Mesin
6 Dimensi 1961 x 1418 x 1284mm
7 Berat 150kg No Proses Visualisasi

1 Persiapkan
roda gigi
Desain wujud dari mesin ini
lurus yang
ditunjukkan pada gambar 5 akan diuji.

Bangun Rekaprima Vol.04/1/April/2018 8


2 Menentuka 7 Masukkan
n kecepatan air ke bak
putaran hingga
mesin pada mentupi
60 dan water
90rpm pump.
dengan
bongkar 8 Menghidup
pasang puli kan saklar
dan v-belt. on mesin.

3 Buka isi
tabung
oksigen dan
asetilin.
9 Atur nyala
api
karburasi.

4 Atur
tekanan
kerja
oksigen
sebesar 3 10 Dekatkan
kgf/cm2. torch30 mm
dengan
spesimen.

5 Atur
tekanan
kerja
asetilin
sebesar 5 11 Nyalakan
kgf/cm2. saklar on
water pump
jika sudah
panas
spesimen
6 Meletakkan
mencapai
spesimen
8000C.
pada poros
lalu jepit
dengan
baut. PENGOLAHAN DATA

Setelah proses pengujian


selesai, selanjutnya melakukan proses
pengujian kekerasan Rockwell C
kemudian melakukan hasil Analisis

Bangun Rekaprima Vol.04/1/April/2018 9


terhadap nilai kekerasan yang sudah Tabel 11. Hasil kekerasan material
diuji ke dalam bentuk tabel dan sesudah spinning flame hardening
grafik. pada kecepatan 90rpm
No HRC Suhu Rpm Pen Wa
Tabel 9. Hasil kekerasan material 0
C din ktu
sebelum spinning flame hardening gin (me
No Mater Indentor Beban Kekerasa nit)
ial (P) n (HRC)
1 41,75 820 2,55
Diamond 150
1 S45C 10
Cone kg
2 21,75 820 90 Air 2,40

3 36,5 820 2,30


Dari tabel 9. hasil kekerasan
material sebelum spinning flame
hardening adalah 10 HRC. Dari tabel 11. dapat diambil
kesimpulan bahwa rata - rata hasil
Tabel 10. Hasil kekerasan material kekerasan material sesudah spinning
sesudah spinning flame hardening flame hardening pada kecepatan 90
pada kecepatan 60rpm rpm adalah 33,33 HRC dengan lama
No HRC T0C Rpm Pend Waktu proses pemanasan 2,42 menit.
ingin (menit) Dengan kata lain hasil rata-rata
kekerasan tersebut sudah naik dari
1 56,75 820 4,30 sebelumnya.
2 57 810 60 Air 3,40
Dari hasil diatas dapat
3 54 820 3,51 disimpulkan serta ditunjukkan pada
gambar 6. bahwa jika kecepatan putar
semakin cepat maka kekerasan
semakin rendah.
Dari tabel 10. dapat diambil
kesimpulan bahwa rata-rata hasil
kekerasan material sesudah spinning
flame hardening pada kecepatan 60
rpm adalah 55,9 HRC dengan lama
proses pemanasan 3,74 menit.
Dengan kata lain hasil rata-rata
kekerasan tersebut sudah sesuai
standar Bohler yang sudah di
hardening yang mencapai 54-57
HRC.
Gambar 6. Korelasi nilai kekerasan
terhadap kecepatan putar
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil keputusan


evaluasi rancangan konsep
didapatkan sebagai berikut:

Bangun Rekaprima Vol.04/1/April/2018 10


1. Poros penggerak DAFTAR PUSTAKA
Poros tetap yang menggunakan
baja tahan panas AISI 4340 Nurkozin, Muh. 2006. Pengaruh
atau SNCM-1 atau ST85 atau Manual Flame Hardening Pada
VCN 155 serta mudah dalam Baja Tempa. Laporan Skripsi.
pembuatannya atau tidak ada Surakarta: Universitas Sebelas
proses penyambungan dan lebih Maret.
kuat.
2. Body Purnomo, Eko Yuli. 2011. Pengaruh
Body diganti tertutup yang
Kecepatan Putar Poros Dan
berguna agar hasil pemanasan
Kecepatan Gerak Torch
lebih baik serta dapat
melindungi orang yang berada Terhadap Kekerasan
dalam sekitarnya. Permukaan Baja AISI 4140
3. Penelitian pada spesimen roda Pada Proses Flame Hardening.
gigi setelah proses Spinning Surakarta: Universitas Sebelas
flame hardening didapatkan: 1) Maret.
Untuk kecepatan 60rpm
mendapatkan hasil kekerasan Kozin, Muhammad. 2012. Pengaruh
rata-rata 55,9 HRC dengan Perlakuan Panas Terhadap
waktu pemanasan 3,74 menit. Sifat Mekanik Dan Struktur
2) Untuk kecepatan 90rpm Mikro Roda Kereta Api Buatan
mendapatkan hasil kekerasan Lokal. Jakarta: Universitas
rata-rata 33,33HRC dengan Indonesia.
waktu pemanasan 2,42 menit.
30 Jika kecepatan putar
semakin cepat maka kekerasan
semakin rendah.

Bangun Rekaprima Vol.04/1/April/2018 11

Anda mungkin juga menyukai