NIM : 155080300111016
Negara Kesatuan Republik Indonesia atau yang sering disebut NKRI ini
merupakan negara kepualuan yang dikelilingi lautan. Negara Indonesia yang
mayoritas masyarakatnya terdiri dari berbagai suku dan budaya dimana terdapat
257.912.349 jiwa Pada tahun 2016 dan menyumbang 3,45% dari seluruh penduduk di
dunia. Pada zaman yang bisa dibilang sudah modern ini dapat dikatakan bahwa
perkembangan teknologi dunia saat ini sangatlah cepat salah satunya yaitu mengenai
informasi yang banyak disalah gunakan sebagai pemecah belah antar pihak oleh
orang orang yang tidak bertanggung jawab. Tidak mengherankan apabila banyak
orang yang mulai percaya golongan tertentu dan saling bermusuhan akibat informasi
yang diterima berbeda satu sama lain.
Apakah Anda pernah menerima berita siaran dengan berita utama yang
sensasional melalui media sosial? Tapi, saat Anda membukanya, isinya tidak
mencerminkan fakta ceritanya. Itu adalah berita tipuan yang benar-benar dibuat untuk
menipu pembaca agar memaksimalkan lalu lintas dan keuntungan bagi situs. Beredar
kabar berita tentang media sosial telah membuat orang menjadi cemas. Pada tahun
2016, Kominfo mencatat bahwa ada hampir 800.000 situs di Indonesia yang
menyebarkan kabar kebohongan dan pidato yang membenci. Ironisnya, banyak
netizen dengan mudah berbagi informasi mencurigakan ini. Menurut penelitian,
orang-orang menyebarkan berita palsu karena merasa terhibur olehnya. Namun,
percaya dan berbagi berita tipuan ini membuang-buang waktu dan sangat berbahaya.
Jelas, berita tipuan telah dengan cepat menjadi istilah catch-all untuk
mendiskreditkan semua jenis berita nyata. Apapun itu, tujuan menciptakan berita
palsu memanipulasi informasi menyerupai jurnalisme yang kredibel hanya untuk
menarik perhatian tertinggi. Sebagai konsumen berita yang memiliki latar belakang
pendidikan, kita harus lebih pintar dalam memilih dan menerima informasi yang
meragukan. Misalnya, pastikan kita membaca berita dari sumber yang bertanggung
jawab dan hanya posting atau berbagi cerita yang kita tahu benar. pengguna media
sosial alias netizen harus selektif memilah mana informasi yang bohong dan yang
benar.