Nama
: Fatchur Rohman
NIM
: 155080300111016
Kelas
: T01
Dosen
Jurnal Pertama :
1,2)Jurusan/Prodi
Pendahuluan
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Selain itu
beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat (dietary fiber) yang berguna
bagi pencernaan. Dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya
ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna
untuk membantu metabolisme lemak dan protein.
Karbohidrat dalam Bahan Makanan
Karbohidrat banyak terdapat pada bahan nabati, baik berupa gula sederhana,
heksosa, pentosa, maupun karbohirat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati,
pektin, selulosa, dan lignin. Pada umumnya buah-buahan mengandung monosakarida
seperti glikosa dan fruktosa. Disakarida seperti gula tebu (sukrosa atau sakarosa)
banyak terkandung dalam batang tebu; di dalam air susu terdapa laktosa atau gula
susu.
memiliki gugus keton namun glukosa mengandung empat atom karbon osimetrik
sehingga glukosa tidak tergolong ke dalam karbohidrat jenis ketosa.
Kesimpulan
1. Karbohidrat dapat dibedakan berdasarkan gugus fungsi dan berdasarkan
jumlah sakaridanya.
2. Untuk mengidentifikasikan jenis karbohidrat, dapat dilakukan beberapa
pengujian diantaranya Uji Barfoed dan Uji Selliwanof dan Uji karbohidrat
lainnya.
3. Uji Barfoed dilakukan untuk mengetahui adanya monosakarida pereduksi,
sedangkan Uji Selliwanof dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya gula
ketosa pada suatu karbohidrat.
4. Dari pengujian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa amilum dan laktosa
bertanda (-) pada Uji Barfoed dan glukosa pun bertanda (-) pada Uji
Selliwanof. Hal ini menunjukkan bahwa amilum dan laktosa tidak
mengandung gula monosakarida pereduksi dan glukosa tidak mengandung
gugus fungsi keton/tidak adanya gula ketosa.
Kelebihan Uji kualitatif karbohidrat (Uji Barfoed dan Uji Selliwanof)
Metode pengujian kualitatif karbohidrat baik Uji Barfoed maupun Uji
Selliwanof mendapatkan hasil yang akurat untuk mengetahui perbedaan jenis
karbohidrat.
Proses pengujian tidak memerlukan perlakuan yang cukup rumit dan tidak
menggunakan banyak alat maupun bahan
Kelemahan Uji kualitatif karbohidrat (Uji Barfoed dan Uji Selliwanof)
Dalam paper pada proses pengujian Uji Barfoed sebenarnya untuk larutan
maltosa, laktosa, dan sukrosa harusnya bereaksi negatif terkait dengan hal
warna, karena larutan tersebut termasuk disakarida yang tidak akan bereaksi
dengan pereaksi Barfoed. Pemanasan yang tidak merata dimungkinkan
menjadi penyebab hasil reaksi tidak sesuai dengan literatur yang ada.
Dalam paper juga penggunaan waktu pemansan waktu yang terlalu lama,
menyebabkan reaksi tidak sesuai dengan literatur yang ada.
Jurnal Kedua :
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada
Kecap dari Tempe
Carbohydrate, lipid, and protein contents in soy sauce of
tempe
YONA SEPTIANI, TJAHJADI PURWOKO,
ARTINI PANGASTUTI
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 57126.
Pendahuluan
Kecap merupakan jenis makanan hasil fermentasi yang berwarna coklat,
kental dan mengandung protein. Kecap dapat dibuat melalui tiga cara, yaitu
fermentasi, hidrolisis asam, dan kombinasi fermentasi dengan hidrolisis asam. Bahan
dasar untuk pembuatan kecap adalah kedelai. Kedelai yang biasa digunakan dalam
pembuatan kecap adalah kedelai hitam. Komposisi nutrisi kedelai hitam kering adalah
protein 420 mg/g, lemak 224 mg/g, karbohidrat 340 mg/g, kalsium 6 mg/g, fosfor 5
mg/g, dan besi 0,1 mg/g
Proses fermentasi kecap terdiri dari dua tahap, yaitu fermentasi kapang (solid
stage fermentation) dan fermentasi moromi dalam larutan garam (brine
fermentation). Fermentasi kapang sangat berpengaruh terhadap kualitas kecap karena
kapang akan mengeluarkan enzim yang memecah substrat menjadi senyawa-senyawa
terlarut. Fermentasi moromi dalam larutan garam merupakan langkah selanjutnya
setelah fermentasi kapang.
Hasil dan Pembahasan
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa hasil fiksasi CO2 oleh tanaman dan
tersimpan dalam berbagai bentuk yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Pada kedelai, karbohidrat terdiri dari gula terlarut dan polisakarida tak larut. Dalam
penelitian ini, kandungan karbohidrat yang diukur adalah karbohidrat dalam bentuk
gula reduksi dan pati.
Gula reduksi merupakan karbohidrat yang mampu mereduksi semua senyawa
penerima elektron, karena adanya gugus hemiketal dalam strukturnya. Termasuk di
dalam gula reduksi adalah monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa. Sedangkan
Pada kecap dari tempe hasil fermentasi R. oryzae dan R. oligosporus tanpa
fermentasi moromi, masing-masing sebesar 190,89 mg/g dan 214,6667 mg/g. Jika
dibandingkan dengan kadar lemak tempe menurut Direktorat Gizi Departemen
Kesehatan (1996) sebesar 111 mg/g, maka kadar lemak kecap dari tempe tanpa
fermentasi moromi lebih tinggi.
Protein
Kadar protein pada kecap dari tempe hasil fermentasi R. oligosporus tanpa
fermentasi moromi lebih tinggi dibandingkan dengan kadar protein tempe hasil
fermentasi R. oryzae tanpa fermentasi moromi (Tabel 3). Hal tersebut karena R.
oligosporus mempunyai aktivitas proteolitik lebih besar dibandingkan dengan R.
oryzae sehingga proses hidrolisis protein menjadi peptida dan asam amino oleh R.
oligosporus lebih tinggi dibandingkan R. oryzae.
Kadar protein pada kecap dari tempe hasil fermentasi R. oligosporus dan R.
oryzae tanpa fermentasi moromi, masing-masing sebesar 344,28 mg/g dan 201,0033
mg/g. Jika dibandingkan dengan kadar protein tempe menurut Direktorat Gizi
Departemen Kesehatan (1996) sebesar 508 mg/g, maka kadar protein kecap dari
tempe tanpa fermentasi moromi lebih rendah.
Kesimpulan
1. Kecap dapat dibuat dari tempe tanpa fermentasi moromi. Kadar protein kecap
tanpa fermentasi moromi lebih tinggi dibandingkan kecap dengan fermentasi
moromi.
2. Kadar lemak kecap tanpa fermentasi moromi tidak berbeda nyata dengan
kecap yang difermentasi dengan moromi.
3. Kadar karbohidrat pada kecap tanpa fermentasi moromi lebih rendah
dibandingkan kecap dengan fermentasi moromi.
4. Kecap dari tempe tanpa fermentasi moromi mempunyai rasa dan aroma yang
lebih disukai dibandingkan kecap dari tempe dengan fermentasi moromi.
Kelebihan
Dalam paper dijelaskan secara akurat tentang kadar karbohidrat, protein ,
lemak pada kecap fermentasi tempe
Kadar protein kecap tanpa fermentasi moromi lebih tinggi dari pada kecap
fermentasi moromi
Kekurangan
Kadar lemak dan karbohidrat pada kecap tanpa fermentasi moromi lebih
rendah dari pada fermentasi moromi