Anda di halaman 1dari 2

This page was exported from -

Export date: Tue Apr 10 5:36:34 2018 / +0000 GMT

Bedanya Ujaran Kebencian Dengan Pencemaran Nama Baik

RIAUEXPRESS, JAKARTA - Ujaran kebencian yang beredar di tengah masyarakat kini semakin masif dan terus merongrong
kehidupan berbangsa dan bernegara. Apabila terus dibiarkan maka akan mengancam kebhinnekaan.

Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk segera mempertegas posisi ujaran kebencian atau hate speech yang kerap beredar di
masyarakat Indonesia. Tujuannya, agar pelaksanaan demokrasi tidak terhadang oleh hate speech yang disebarkan secara tidak
bertanggung jawab.

Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Bidang Hukum Pidana dari Mata Garuda Institute (MGI), Ola Anisa Ayutama dalam siaran
persnya menyikapi hate speech yang disampaikan dalam kasus Sarachen, di Kampus UGM, Yogyakarta, Senin (28/08/17).

?Dalam menyikapi kasus sarachen ini, pemerintah harus jelas merumuskan apa itu hate speech agar tidak berbenturan dengan hak
konsitusional masyarakat untuk mengemukakan pendapat. Pasalnya, kebebasan masyarakat dalam berpendapat merupakan hak
konstitusional warga negara yang diatur dalam Pasal 28 E ayat (3), "tegasnya.

Untuk merumuskan apa itu hate speech, dapat dilihat pada bagaimana dokumen hukum internasional mengatur mengenai hal
tersebut. Misalnya, melihat pada pada Convention on The Elimination of All forms of Racial Discrimantion yang merumuskan hate
speech sebagai penyebaran dan penghasutan ide berbasis diskriminasi ras dan kebencian ras yang berujung pada kekerasan terhadap
ras.

Hal ini memang telah diakomodasi dalam UU No. 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Namun
demikian, dalam Undang-Undang (UU) ini kurang menyebutkan diskriminasi dengan dasar agama sehingga juga perlu diatur.

?Poin penting yang membedakan ujaran kebencian dengan tindak pidana yang lain adalah pada akibatnya, yaitu apakah berujung
pada kekerasan atau tidak,? jelas dia seperti dirilis INDIKASINews.

Namun hal penting yang perlu diingat, kata Ola, sah-sah saja pemerintah melakukan pembatasan atas hak tersebut sebagaimana
dinyatakan dalam pasal 28 J ayat (2) UUD 1945 atas dasar perlindungan kepentingan umum.

?Tetapi harus diatur dalam UU, bukan hanya tataran surat edaran. Oleh karenanya, mengatasi masalah sarachen ini perlu terlebih
dahulu merumuskan apa itu hate speech sehingga tindakan selanjutnya tidak sewenang-wenang dalam membatasi hak berpendapat,"
jelasnya.

Hate speech apa pencemaran nama baik?

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 1/2 |
This page was exported from -
Export date: Tue Apr 10 5:36:34 2018 / +0000 GMT

Kasus sarachen adalah gambaran bagaimana hate speech telah terorganisasi. Karena itu, hate speech harus diatur sebagai tindak
pidana karena dapat menjadi faktor kriminogen atau faktor penyebab kejahatan, berupa hate crime atau kejahatan yang timbul
karena motivasi kebencian.

Sebagi contoh, hate crime pernah terjadi di Inggris terkait pengrusakan masjid karena kebencian pada umat Islam. Hal senada juga
pernah terjadi di Indonesia tentang pengrusakan Masjid Ahmadiyah karena kebencian pada golongan Ahmadiyah.

Hate crime di Indonesia dinilai belum memiliki arah perumusan yang jelas. Bahkan, tambah dia, Kapolri pernah mengeluarkan surat
edaran Kapolri nomor SE/6/X/2015 tentang ujaran kebencian, namun mencampuradukkan hate speech dengan pencemaran nama
baik, penghinaan, dan delik-delik lainnya.

Padahal, lajut dia, antara ujaran kebencian, pencemaran nama baik maupun penghinaan tidak bisa dicampuradukkan dalam satu
dimensi. Jika ini dicampuradukkan, maka potensi yang terjadi adalah adanya pembungkaman kebebasan berekspresi atas dasar
misalnya pencemaran nama baik atau penghinaan hanya karena dikatakan sebagai ujaran kebencian.

?Pencemaran nama baik dan penghinaan adalah kejahatan yang sifatnya individual dan sebagai delik aduan. Beda dengan ujaran
kebencian yang harusnya bersifat publik tanpa aduan. Selain itu, akibat pencemaran nama baik, penghinaan dan ujaran kebencian
juga berbeda, "tandasnya.**Red.

Sumber: INDIKASINews.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 2/2 |

Anda mungkin juga menyukai