Anda di halaman 1dari 4

SUATU PENDEKATAN HAM TERHADAP PERLINDUNGAN

HUKUM BAGI PEKERJA MIGRAN INDONESIA MENURUT


UNDANG-UNDANG RI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG
PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA

Oleh :

Nama : Asranita

NPM : B1A016114

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara berkembang yang terus
mengupayakan sistem pembangunan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang sejahtera, adil, makmur dan merata, baik secara material maupun spiritual
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Di Indonesia hak untuk mendapatkan
pekerjaan merupakan hak yang dijamin oleh konstitusi, hal ini di atur dalam Pasal 27 ayat (2)
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi:
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.”

Pencapaian tujuan sebagaimana dikehendaki pasal 27 UUD 1945 merupakan hal yang
berat untuk dilaksanakan, mengingat jumlah penduduk yang cukup besar dengan dukungan
perkembangan perekonomian yang kurang memadai. Jumlah penduduk memang merupakan
potensi yang besar sebagai modal dasar pembangunan. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi karena
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara telah ditetapkan demikian. Namun, dengan jumlah yang
sedemikian besar, tentu tidak hanya di dapatkan hal-hal yang positif, tetapi juga sering kali
dihadapkan pada bagaimana pengembangannya dan modal dasar (tenaga kerja) itu dapat
diarahkan dan sesuai dengan fungsinya dalam pembangunan.1

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengamanatkan bahwa Negara wajib menjunjung


tinggi dan menghormati serta wajib menegakkan kepada setiap WNI untuk bekerja. Ini
menunjukkan bahwa setiap warga Negara Republik Indonesia berhak untuk memperoleh
pekerjaan yang layak dan negara wajib untuk memenuhinya. Namun demikian dalam kenyataan
negara belum mampu sepenuhnya menyediakan lapangan pekerjaan di dalam negeri . Oleh
karena itu bagi mereka yang telah memenuhi syarat usia, memiliki hak asasi untuk bekerja
dimanapun dan kapanpun, sesuai dengan minat dan keahliannya, dan negara wajib untuk
menghargai dan melindunginya.

Telah banyak cara dan upaya yang dilakukan dalam pengembangan dan penyiapan
lapangan pekerjaan bagi penduduk Indonesia, baik itu dari sektor formal maupun informal.
Namun, terbukti bahwa usaha yang ditempuh itu belum dapat memberikan jalan keluar yang
sebaik baiknya.2 Sehingga salah satu upaya yang dianggap efektif untuk memberikan pekerjaan
kepada masyarakat Indonesia yang masih menganggur adalah dengan melakukan pengiriman
pekerja Indonesia keluar negeri atau disebut dengan pekerja migran Indonesia.

Menurut UU Nomor 18 Tahun 2017 pengertian dari Pekerja Migran Indonesia atau PMI :
“Pekerja Migran Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang akan,
sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wiiayah
Republik Indonesia.”

1
Zaeni Ashyadie, 2008, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta: Rajawali Pers, hal. 213-214.
2
Ibid.
Pengirimiman pekerja Indonesia keluar negeri memiliki dampak positif antara lain
merupakan suatu upaya untuk mewujudkan hak dan kesempatan yang sama bagi masyarakat
Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraannya dan mengatasi sebagian masalah pengangguran
didalam negeri. Namun demikian disisi lain, terdapat dampak negatif bagi pekerja migran
Indonesia berupa resiko kemungkinan terjadinya perlakuan yang tidak manusiawi. Seperti,
pekerja migran sering dijadikan objek perdagangan (trafficking), perbudakan kerja, pelecehan
seksual, pemerkosaan, kekerasan terhadap pekerja oleh majikan, penculikan, pembunuhan serta
perlakuan lain yang melanggar HAM dimana hal tersebut sering kita temui. Dengan terjadinya
perlakuan demikian tentunya membuat pekerja migran Indonesia mengalami kerugian. Sebagai
warga negara mereka membutuhkan jaminan dan pelindungan dari pihak yang berwenang.

Perlindungan pekerja migran Indonesia merupakan hak atas pekerjaan dan hak dalam
bekerja yang merupakan hak asasi setiap manusia (HAM). Pengaturan mengenai perlindungan
pekerja migran Indonesia semulanya diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004
tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, namun karena
Undang-Undang ini dirasa kurang efektif dan peran swasta dinilai sangat dominan di semua
tahap migrasi mulai dari memberikan informasi, pendataan, pengurusan dokumen,
menyelenggarakan pendidikan, pra-pemberangkatan, penampungan, medical check-up, proses
pemberangkatan, penyelesaian masalah hingga mengurus kepulangan. Hal ini menjadi salah satu
faktor utama yang menyebabkan PMI/keluarganya memiliki situasi rentan terhadap berbagai
pelanggaran HAM serta menjeratnya ke dalam persoalan-persoalan yang rumit.

Oleh karena itu kemudian terbitlah suatu peraturan baru yaitu Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. Melalui UU No. 18/2017 negara
memiliki legitimasi yang kuat untuk memberikan jaminan, Perlindungan, dan pemenuhan hak
PMI dan keluarganya dengan mengurangi peran swasta dalam penempatan dan perlindungan
PMI.

berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji hal tersebut secara
mendalam dengan melakukan penelitian hukum dengan judul

“SUATU PENDEKATAN HAM TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI


PEKERJA MIGRAN INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG RI NOMOR 18
TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA “

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk perlindungan yang diberikan kepada Pekerja Migran Indonesia


menurut UU No.18/ 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan UU No.18/2017 dalam memberikan perlindungan pada
suatu kasus yang dialami oleh Pekerja Migran Indonesia ?

Anda mungkin juga menyukai