Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PELAKSANAAN PENINDAKAN KEIMIGRASIAN TERHADAP

TENAGA KERJA ASING YANG MELANGGAR MASA BERLAKU IZIN


TINGGAL TERBATAS DITINJAU DALAM PERSPEKTIF HUKUM
KEIMIGRASIAN

ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF IMMIGRATION ACTION AGAINST


FOREIGN WORKERS WHO VIOLATE THE VALIDITY OF LIMITED STAY
PERMITS REVIEWED FROM THE PERSPECTIVE OF IMMIGRATION LAW
Annisa Pradita Yulianti
2021.2241.2.01
Hukum Keimigrasian A
Politeknik Imigrasi
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Pos-El : annisapradita1107@gmail.com

ABSTRAK

Tenaga kerja asing saat ini menjadi topik yang banyak dibahas oleh masyarakat Indonesia
dalam hal perkembangan ekonomi dan sosial di Indonesia. Indonesia memiliki Sumber Daya
Alam dan pasar kerja yag besar sehingga menarik orang asing untuk bekerja di Indonesia.
peran Tenaga Kerja Asing bagi perkenomian Indonesia telah mengalami perkembangan yang
signifikan beberapa dekade terakhir ini. Bentuk Penindakan Hukum bagi orang asing
pemegang izin tinggal yang telah habis masa berlaku berdasarkan Undang-undang Nomor 6
Tahun 2011 Tentang Keimigrasian adalah pemberian Tindakan Administratif Keimigrasian
berupa pengenaan Biaya beban dan Deportasi kepada yang bersangkutan. Bentuk penindakan
hukum bagi TKA pelanggar masa berlaku izin tinggal akan dikaji lebih dalam dalam jurnal
ini. Kata Kunci: Tenaga Kerja Asing, Penindakan Keimigrasian, Hukum Keimigrasian

ABSTRACT
Foreign workers are currently a topic that is widely discussed by Indonesian people in terms
of Indonesia's economic and social development. Indonesia has natural resources and a
large job market so it attracts foreigners to work in Indonesia. The role of foreign workers in
the Indonesian economy has experienced significant development in the last few decades. The
form of legal action for foreigners holding a residence permit whose validity period has
expired based on Law Number 6 of 2011 concerning Immigration is the provision of
Immigration Administrative Action in the form of imposing burden and deportation fees on
the person concerned. Forms of legal action for foreign workers who violate the validity
period of their stay permits will be studied in more depth in this journal.
Keywords: Foreign Workers, Immigration Enforcement, Immigration Law
PENDAHULUAN
Berkembangnya sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi di zaman sekarang ini
memudahkan bagi seseorang untuk bermigrasi dari suatu negara ke negara lain dengan
berbagai faktor seperti faktor ekonomi. Kegiatan migrasi biasanya dilatar belakangi dengan
keinginan untuk mencari kehidupan yang lebih baik, pekerjaan yang lebih baik, dll. Hal ini
didukung dengan adanya hubungan diplomatik antar negara-negara lain sehingga terbentuk
komunitas yang fokus menyelesaikan masalah ekonomi di dunia salah satunya komunitas
dalam lingkup ASEAN. Pengaruh globalisasi dalam Pembangunan ekonomi suatu negara
tidak dapat dihindarkan terutama dalam konteks hubungan perdagangan ekonomi bebas yang
menciptakan kegiatan kerja ekonomi yang kompetitif dan kreatif antar insan manusia,
termasuk dalam aspek ketenagakerjaan yang menjadi aspek penting dalam Pembangunan
ekonomi berkelanjutan.1
Untuk menumbuhkan kondisi yang menguntungkan bagi ekspansi ekonomi, hak-hak
dan perlindungan pekerja harus dijamin sebagai bagian dari setiap inisiatif pembangunan
nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Baik negara asal mereka maupun Indonesia sendiri mengirim orang ke luar negeri
sebagai respons terhadap kekurangan tenaga kerja. Masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia
telah berlangsung cukup lama. Namun, arus migrasi ke Indonesia tidak pernah secepat
sekarang, hal ini sejalan dengan kemajuan Teknologi, Informasi dan Komunikasi, serta
Transportasi yang mendukung arus migrasi tenaga kerja asing untuk mencari pekerjaan di
Indonesia. Lokasi negara asing di Indonesia telah diatur oleh undang-undang tahun 1958
yang sudah ada sejak zaman kuno. Terdapat perkembangan dalam undang-undang
ketenagakerjaan yang mengatur perlakuan terhadap pekerja asing, termasuk modifikasi
peraturan yang mengatur perlakuan terhadap mereka.
Saat ini, semakin mudahnya orang asing masuk ke wilayah Indonesia, sehingga dapat
menyebabkan peningkatan jumlah TKA yang berasal dari Tiongkok (21.271), Jepang
(12.490), dan Republik Korea (8.424). Hal ini berdasarkan data perlintasan WNA yang
diketahui dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
(Kemenakertrans).2
Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
merupakan contoh upaya pemerintah Indonesia saat ini untuk meningkatkan taraf hidup di
seluruh negeri dan meningkatkan prospek lapangan kerja dengan memperluas investasi dalam

1
Imas Novita Juaningsih et al., “Rekonsepsi Pengawasan Tenaga Kerja Asing Sebagai Eksistensi Kedaulatan
Negara,” Jurnal Legislasi Indonesia 17, no. 3 (2020): 326, https://doi.org/10.54629/jli.v17i3.609.
2
Juaningsih et al.
skala nasional. Kehadiran tenaga kerja asing mempunyai dampak besar dalam menciptakan
iklim kerja yang kompetitif, yang pada gilirannya mempengaruhi efisiensi penyerapan tenaga
kerja asing ke dalam perekonomian dan kemampuan mereka untuk mentransfer keterampilan
mereka ke tenaga kerja lokal. Peraturan presiden ini dibuat bukan untuk mempermudah
tenaga kerja asing mendapatkan pekerjaan di Indonesia, melainkan untuk menyederhanakan
birokrasi yang selama ini dianggap sebagai penghambat investasi di Indonesia. Demi
pembangunan ekonomi Indonesia, pemerintah telah menginstruksikan Direktorat Jenderal
Imigrasi untuk mengefektifkan pelayanan bagi tenaga kerja asing yang masuk ke Tanah Air.3
Banyak pekerja internasional datang ke Indonesia bukan hanya untuk membantu
meningkatkan perekonomian negara, namun juga untuk memanfaatkan banyaknya peluang
pariwisata dan keajaiban alam yang menarik di negara ini. Setiap orang non-Indonesia yang
memasuki negara tersebut harus memiliki dokumen perjalanan dan masuk yang sah dan
sesuai dengan ketentuan visa yang dipegang oleh orang asing tersebut, pemerintah Indonesia
menerbitkan izin tinggal melalui Direktorat Jenderal Imigrasi kepada warga negara asing
yang mempunyai tempat tinggal di Indonesia. Izin tinggal ada beberapa kategori, seperti izin
tinggal diplomatik, izin tinggal dinas, izin tinggal kunjungan (ITK), izin tinggal terbatas, dan
izin tinggal tetap (ITAP). Untuk datang dan bekerja di Indonesia, pekerja asing perlu
mengajukan permohonan visa indeks E23 atau visa tinggal terbatas dalam rangka bekerja.
Penerbitan izin tinggal mencakup berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, tidak hanya
sekedar menerbitkan izin tinggal, orang asing yang ingin mendapatkan izin tinggal harus
memenuhi kriteria berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan. Berkomitmen secara
internasional terhadap imigrasi sebagai cara untuk menarik wisatawan, investor, dan pekerja
asing serta membina lingkungan yang kondusif bagi pertukaran pendidikan dan ekonomi
yang saling menguntungkan adalah tujuan akhir dari visa tinggal.4
Mereka yang bukan warga negara Indonesia, termasuk pekerja asing, wajib mematuhi
hukum Indonesia selama berada di negara tersebut. Kelayakan seorang TKA untuk
mendapatkan izin tinggal didasarkan pada ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian yang mengatur segala hal mengenai keluar masuknya orang
perseorangan. Pejabat Imigrasi akan melakukan Tindakan Keimigrasian, berupa Tindakan
Administratif Keimigrasian (TAK) dan penyidikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6

3
M Iqbal Masrur Rahma and Agung Sulistyo Purnomo, “Standardisasi Pelayanan Izin Tinggal Terbatas Online
Bagi Tenaga Kerja Asing Di Indonesia,” Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian 2, no. 2 (2019): 63–72.
4
Annisa Niazela and Anita Herlina, “MENGIDENTIFIKASI PENYELEWENGAN IZIN TINGGAL OLEH WARGA
NEGARA ASING (WNA) DI INDONESIA (Identify Abuse Stay Permit by Foreigners in Indonesia),” JLBP Journal of
Law and Border Protection 2, no. 1 (2020): 5–8.
Tahun 2011 tentang Keimigrasian apabila ditetapkan adanya penyalahgunaan izin tinggal,
terlampaui jangka waktu tinggal yang diperkenankan, atau orang asing. pekerja hadir tanpa
izin tinggal. Karena potensi sejumlah besar pekerja asing untuk memperpanjang masa berlaku
visanya di Indonesia, tindakan administratif yang lebih besar diperlukan untuk memberikan
efek jera bagi para pelanggar.5

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk penindakan keimigrasian terhadap tenaga kerja asing yang
melanggar masa berlaku Izin Tinggal Terbatas di Indonesia?
2. Bagaimana solusi untuk mengurangi kasus pelanggaran masa berlaku izin tinggal
(overstay) terhadap TKA di Indonesia

METODE PENELITIAN
Pembahasan penindakan keimigrasian terhadap TKA yang melanggar masa berlaku izin
tinggal terbatas ini menggunakan penelitian hukum normatif-empiris yaitu penelitian yang
menggabungkan antara penelitian normative dan empiris. Penelitian normative yaitu
penelitian yang menggunakan asas hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-doktrin
hukum, peraturan dan sistem hukum sebagai bahan baku utama dalam penelitian ini,
kemudian dilakukan penelaahan dengan dibantu oleh penggunaan data sekunder yang
bersumber dari buku, peraturan perundang-undangan lainnya dan sumber lainnya yang dapat
membantu memecahkan masalah dalam penelitian ini.
Sedangkan pengertian dari penelitian hukum empiris adalah penelitian dengan fokus
pada implementasi dari suatu peraturan perundang-undangan secara langsung di masyarakat
terkait dengan penegakan hukum yang didukung oleh data primer untuk mendapatkan
informasi sehingga data yang didapatkan tersebutu akan menjadi dasar dalam memberikan
solusi.6

PEMBAHASAN
A. Penindakan Keimigrasian Terhadap Tenaga Kerja Asing Yang Melanggar Izin
Tinggal Terbatas Di Indonesia

5
Dhiya Farah Ramadhani, “Selective Policy ),” Analisis Pengawasan Dan Penindakan Keimigrasian Terhadap
Tenaga Kerja Asing Yang Melanggar Izin Tinggal Di Wilayah Indonesia 2, no. 2 (2021): 51–58.
6
Yang Melanggar and Tindak Pidana, “LAW ENFORCEMENT AGAINST INDIVIDUAL GUARANTEE FOREIGNERS
WHO” 6, no. 1 (2023): 137–66, https://doi.org/10.52617/jikk.v6i1.
Peran tenaga kerja asing dalam pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia
belakangan ini menjadi topik hangat. Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar keempat di
dunia memiliki jumlah tenaga kerja yang cukup besar, dan kontribusi pekerja asing terhadap
perekonomian negara telah meningkat secara signifikan selama beberapa dekade terakhir.
Dalam era globalisasi dan integrasi ekonomi, Indonesia telah menjadi tujuan menarik
bagi banyak tenaga kerja asing yang mencari peluang kerja, baik dalam sektor formal
maupun informal. Tenaga kerja asing ini datang dengan beragam latar belakang,
keterampilan, dan pengalaman, dan mereka memainkan peran penting dalam sektor-sektor
kunci seperti manufaktur, konstruksi, perkebunan, dan sektor jasa.
Pada satu sisi, penerapan Imigrasi di Indonesia menerapkan prinsip selective policy
atau hanya memberikan izin masuk kapada orang asing yang memberikan manfaat bagi
Indonesia. Hadirnya tenaga kerja asing di Indonesia telah memberikan kontribusi positif
dalam hal pertumbuhan ekonomi, transfer teknologi, dan diversifikasi sektor ekonomi.
Namun, di sisi lain, permasalahan seputar tenaga kerja asing juga telah menimbulkan
berbagai tantangan, termasuk isu-isu sosial, keamanan, dan persaingan dengan tenaga kerja
lokal.
Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mengatur, mengawasi,
dan mengelola tenaga kerja asing di negara ini. Regulasi dan kebijakan yang berkaitan
dengan masalah ini terus berkembang seiring dengan perkembangan kebutuhan ekonomi dan
sosial.
Selain visa, orang asing atau tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia juga
memerlukan izin tinggal. Warga negara asing, pemerintah daerah administratif khusus di
suatu negara, dan entitas tertentu berhak mengajukan permohonan visa tinggal terbatas, yang
memungkinkan mereka untuk masuk dan tinggal di Indonesia hingga dua tahun dengan
kemungkinan perpanjangan. Namun, warga negara asing tertentu dapat memperoleh izin
tinggal terbatas yang memungkinkan mereka untuk tinggal dan bekerja secara sah di negara
tersebut. “Izin tinggal adalah izin yang diberikan kepada orang asing oleh pejabat imigrasi
atau pejabat dinas luar negeri untuk berada di Wilayah Indonesia,” bunyinya dalam Pasal 1
Ayat 21 UU No. 6 tahun 2011.
Kategori visa akan menentukan siapa yang memenuhi syarat untuk perpanjangan masa
tinggal. Berdasarkan ayat 3 Pasal 48 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian, izin tinggal ada beberapa kategori:
1. Izin Tinggal Diplomatik (Visa Diplomatik)
Izin tinggal Diplomatik diberikan kepada Orang asing yang memegang Paspor
diplomatik dan visa diplomatik untuk kegiatan yang bersifat diplomat seperti
menghadiri perjamuan internasional untuk membahas masalah masalah negara di
Dunia.
2. Izin Tinggal Dinas (Visa Dinas)
Orang yang memiliki visa dinas dan paspor dinas berhak mengajukan permohonan
izin tinggal dinas, yang memungkinkan mereka untuk secara sah tinggal dan bekerja
di Indonesia sambil menjalankan tugas resmi yang tidak bersifat diplomatis.
Yurisdiksi visa dinas dan visa diplomatik dipegang oleh Kementerian Luar Negeri
yang dilaksanakan oleh pejabat asing yang berada di luar Indonesia sebagai
perwakilan Indonesia.
3. Izin Tinggal Kunjungan (ITK/Visa Kunjungan)
Orang asing yang hendak memasuki wilayah Indonesia untuk tujuan pemerintahan,
pendidikan, sosial budaya, wisata, bisnis, jurnalistik, atau transit wajib mendapatkan
Visa Kunjungan sebelum kedatangannya.
4. Izin Tinggal Terbatas (ITAS/Visa Tinggal Terbatas)
Mereka yang merupakan rohaniawan, ahli, pekerja, peneliti, pelajar, investor, lanjut
usia, dan keluarganya, serta mereka yang telah menikah secara sah dengan warga
negara Indonesia dan akan bekerja di atas kapal, peralatan terapung, atau instalasi
yang beroperasi di perairan kepulauan, laut teritorial, landas kontinen, dan/atau Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia berhak mendapatkan izin tinggal ini.
5. Izin Tinggal tetap (ITAP) Adalah Mengizinkan warga negara asing terpilih untuk
secara sah tinggal dan menetap di Indonesia :
a. Anggota rohaniawan, buruh, investor, orang lanjut usia, dan keluarga yang
dibentuk melalui perkawinan dengan WNI;
b. Berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia, termasuk pasangan dan
anak dari penduduk tetap dan orang asing yang lahir di Indonesia tetapi
melepaskan kewarganegaraannya saat masih di bawah umur.
Izin keimigrasian tersebut dalam prakteknya merupakan izin untuk masuk ke wilayah
Indonesia, yang disesuaikan berdasarkan kepentingan atau tujuan orang asing yang datang.
Izin masuk ini kemudian bisa menghasilkan izin tinggal, yang terdiri dari:

1. Pengunjung dari negara lain yang perlu singgah sebentar di Indonesia dalam perjalanan ke
negara lain akan diberikan izin singgah (transit)

2. Wisatawan, pebisnis, dan pihak lain dari luar negeri yang hanya ingin menghabiskan waktu
sebentar di Indonesia diberikan izin kunjungan.
3. Pengunjung dari negara lain diperbolehkan tinggal di Indonesia untuk waktu terbatas
dengan bantuan izin tinggal terbatas.

4. Warga negara asing yang memenuhi persyaratan izin tinggal permanen di Indonesia
diberikan izin tinggal tetap.

Pekerja dari negara lain diberikan izin kerja sementara di Indonesia. Diantaranya adalah
kegiatan pembuatan film komersial yang mempunyai izin resmi, seperti menjadi ahli, bekerja
di kapal, menjalankan tanggung jawab rohani, atau perbuatan-perbuatan yang berkaitan
dengan pekerjaan dengan imbalan tertentu. Pekerjaan konstruksi, seni pertunjukan, olah raga,
kegiatan medis, dan pengujian bakat calon pekerja asing semuanya termasuk dalam lingkup
visa ini.

Visa Tinggal Terbatas dalam rangka bekerja pada umumnya memiliki persyaratan
yang sama dengan persyaratan visa yang lain, yang membedakannya yaitu setiap orang asing
yang ingin bekerja di Indonesia wajib memiliki rekomendasi dari instansi teknis yang
membidangi ketenagakerjaan atau instansi teknis lainnya.
Dalam hal ini Tenaga Kerja Asing masuk ke wilayah Indonesia menggunakan Visa
tinggal terbatas dalam rangka bekerja dengan Indeks visa E23 yaitu visa untuk jenis kegiatan
sebagai pekerja atau Tenaga Ahli, hal ini sesuai dengan adanya Kepmenkumham Nomor
M.HH-02.GR.01.04 Tahun 2023 Tentang Klasifikasi Visa. Berdasarkan Visa yang
dimilikinya izin tinggal yang diberikan kepada Tenaga Kerja Asing diberikan selama 2 tahun
dengan 2 kali perpanjangan maksimal tinggal di Indonesia selama 6 Tahun dapat diperpajang
di Kantor imigrasi sesuai dengan domisili. Berdasarkan kebijakan izin tinggal terbatas yang
tertulis bahwa untuk mendapatkan izin tinggal dikenakan viaya PNBP pemberian dan
perpanjangan ITAS dengan jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sebesar 1.000.000, 1
(satu) tahun sebesar 1.500.000, dan 2 (dua) tahun sebesar 2.000.000 sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019.
Direktorat Jenderal Imigrasi mempunyai 3 fungsi pokok (Tri Fungsi Keimigrasian)
yaitu Pelayanan Masyarakat, Penegakan Hukum dan Keamanan, serta Fasilitator
Pembangunan Ekonomi yang merupakan bentuk lanjutan pengawasan terhadap kegiatan
orang asing di Indonesia sehingga Tim Pengawasan Orang Asing ( TIMPORA) dibentuk di
pusat dan daerah. Direktorat Jenderal Imigrasi bertanggung jawab mengawasi tidak hanya
keluar masuknya warga negara asing, namun juga keberadaan tenaga kerja asing di dalam
negeri. 7

7
Ahmad Jazuli, “EKSISTENSI TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM KEIMIGRASIAN (
The Existence of Foreign Workers in Indonesia From The Immigration Law Perspective ),” Jikh 12 (2018): 89–
105.
Karena tingginya angka pelanggaran keimigrasian yang dilakukan oleh non WNI dan
pekerja tidak tetap di wilayah Jakarta pada malam tahun baru, Direktorat Jenderal Imigrasi
melakukan Operasi Pengawasan Orang Asing (POA). Fokus operasi ini adalah fasilitas
hiburan yang mendorong aktivitas kriminal orang asing. Sepuluh warga negara Malaysia dan
Tiongkok dideportasi (dipulangkan secara paksa) pada bulan Januari dan Desember 2018 dari
kantor imigrasi Palembang di Sumatera Selatan. Tenaga Kerja Tanpa Izin Mempekerjakan
Orang Asing (IMTA) adalah warga negara asing yang dipekerjakan pada perusahaan
perkebunan, pertambangan, dan industri. Selain itu, terdapat warga negara Malaysia yang
telah dideportasi dan dituntut di pengadilan karena melebihi masa berlaku visanya atau
terlibat dalam aktivitas ilegal lainnya.8
Sebagaimana tercantum dalam Pasal 75 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2021, “Pejabat imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif Keimigrasian
terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya
dan patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati
atau menaati “peraturan perundang-undangan.” Warga negara asing yang melanggar hukum
Indonesia akan dikenakan TAK, sebagaimana dinyatakan pada ayat sebelumnya. Selain itu,
ayat 2 menjelaskan tentang Tindakan Administratif Keimigrasian sebagai:
a. Pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan;
b. Pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal;
c. Larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia;
d. Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia;
e. Pengenaan biaya beban; dan/atau
f. Deportasi dari Wilayah Indonesia
Pasal 78 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian menyebutkan
bahwa orang asing yang berada di Indonesia setelah izin tinggalnya habis masa berlakunya
tetapi sebelum lewat 60 hari hanya dikenakan biaya dan bagi yang tidak membayar biaya
beban dikenakan biaya tambahan. dikenakan tindakan administratif keimigrasian berupa
deportasi dan penahanan. Sedangkan tindakan administratif keimigrasian berupa deportasi
dan penahanan akan dilakukan terhadap orang asing yang izin tinggalnya telah habis
masa

8
KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI PALEMBANG, “10 WNA Dideportasi Dari Palembang, Satu Sempat Dipenjarakan
Dulu,” 2018, https://kanimpalembang.kemenkumham.go.id/berita/detail/10-wna-dideportasi-dari-
palembang.-satu-sempat-dipenjarakan-dulu.
berlakunya namun masih berada di Indonesia lebih dari 60 hari sejak tanggal berakhirnya
visa tinggalnya. 9
Sehingga dalam kasus ini bentuk Penindakan Keimigrasian bagi Tenaga Kerja Asing
yang melebihi masa berlaku izin tinggal dan tidak memperpanjang izin tinggalnya maka akan
dikenakan Tindakan Administrasi Keimigrasian berupa Deportasi dan Penangkalan. Proses
Deportasi dikenakan Biaya yang dibebankan kepada yang bersangkutan sendiri jika TKA
tidak dapat membiayai proses deportasi maka TKA tersebut akan di tempatkan di RUDENIM
sampai waktu yang ditentukan yaitu 10 tahun.

B. Upaya Pemerintah Dalam Menangani Pelanggaran Izin Tinggal Overstay Di Indonesia


Dalam konteks imigrasi, terdapat istilah "over stay," yang merujuk pada situasi ketika
seorang orang asing berada di Indonesia melebihi masa izin tinggal yang diberikan. Over stay
adalah salah satu tindakan ilegal dalam penggunaan izin imigrasi. Undang-undang Nomor 6
Tahun 2011 membagi upaya penanggulangan tindakan ilegal dalam penggunaan izin imigrasi
menjadi dua kategori:

1. Upaya Preventif

Tindakan preventif yang dilakukan untuk mengatasi aktivitas terlarang terkait izin
keimigrasian didasarkan pada praktik diskriminatif yang tidak melanggar hak asasi manusia,
sebagaimana tercantum dalam penjelasan umum undang-undang tahun 2011. Warga negara
asing yang ingin masuk ke wilayah Indonesia harus memenuhi kriteria yang tercantum dalam
kebijakan ini. Orang asing yang berkontribusi terhadap masyarakat Indonesia dan tidak
menimbulkan ancaman terhadap keselamatan dan stabilitas publik dipersilakan untuk pindah
ke sana. Kriteria seleksi dalam praktiknya tidak selalu optimal, sebagaimana dibuktikan
dengan penempatan fasilitas BVKS sejak tahun 1983, dan Indonesia mungkin memberikan
kesan memiliki kebijakan pintu terbuka bagi orang asing. Hal ini bisa merugikan negara
karena semakin mempersulit Wasdakim dalam menghadapi situasi penyalahgunaan fasilitas
BVKS oleh pendatang asing.

Menurut aturan ini, siapa pun yang berencana pindah ke Indonesia harus
mempertimbangkan tidak hanya negaranya sendiri, tetapi juga politik, ekonomi, masyarakat,
dan budaya Indonesia. Pemikiran seperti ini merupakan hal yang lumrah, terutama mengingat

9
2011 BRASIL, “No Title p,” Phys. Rev. E, no. 1 (2011),
http://www.ainfo.inia.uy/digital/bitstream/item/7130/1/LUZARDO-BUIATRIA-2017.pdf.
tren terkini dalam pembangunan di Indonesia dan global, kemajuan ilmu pengetahuan, kerja
sama regional dan internasional, dan masuknya pendatang baru ke negara ini.

Dengan semakin meningkatnya perpindahan individu antar negara, diperlukan


pengawasan yang tepat, cepat, dan menyeluruh untuk menjamin stabilitas, kedaulatan negara,
serta keamanan dan ketertiban masyarakat. Pendaftaran orang asing dan kewajiban orang
asing yang telah memperoleh izin tinggal untuk melaporkan diri kepada Kepolisian Republik
Indonesia di tempat tinggal atau tempat kerjanya memerlukan pendekatan pengawasan yang
terkoordinasi dan terpadu, khususnya dengan Kepolisian Republik Indonesia.

2. Upaya Represif

Tindakan terhadap orang asing yang melakukan pelanggaran dalam penggunaan izin
imigrasi, seperti overstay, dibagi menjadi dua jenis, yaitu tindakan yuridis dan tindakan
administratif keimigrasian.

a. Tindakan Yuridis

Siapa pun yang memasuki wilayah Indonesia yang telah melampaui izin tinggalnya
yang sah, wajib membayar biaya beban. Sementara itu, tuntutan pidana dapat diajukan
terhadap warga non-Indonesia yang tetap berada di negara tersebut melebihi masa tenggang
60 hari yang diperbolehkan oleh visa tinggal mereka yang telah habis masa berlakunya. Bagi
yang melebihi masa tinggalnya dapat dikenakan pidana penjara paling lama tiga bulan dan
denda sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) apabila terbukti melanggar Pasal
124 UU No. 6 tahun 2011.

b. Tindakan Administratif Keimigrasian

Tindakan Administratif Keimigrasian adalah hukuman yang dijatuhkan kepada bukan


warga negara oleh Otoritas Imigrasi tanpa bantuan pengadilan. Sanksi dijatuhkan tanpa
melalui proses pengadilan atau putusan pengadilan karena merupakan tindakan non-litigasi.

Menurut pasal 75 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011, Pejabat Imigrasi berwenang


melakukan Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap orang asing yang berada di
Wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan
keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau tidak menaati peraturan
perundang-undangan.

Tindakan Administratif Keimigrasian yang dimaksud, dapat berupa:

1) pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan


2) pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal
3) larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia
4) keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia
5) pengenaan biaya beban; dan/atau
6) Deportasi dari Wilayah Indonesia.

Dengan mengacu pada aturan yang telah disebutkan sebelumnya, dapat dipastikan bahwa
tindakan-tindakan represif yang mungkin diambil adalah pengenaan hukuman pidana,
deportasi, dan mencantumkan orang asing yang terlibat dalam daftar pencegahan dan
penangkalan atau daftar hitam (black list).

KESIMPULAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tenatnag Keimigrasian Pasal 1


ayat 36, Deportasi adalah Tindakan paksa mengeluarkan orang asing dari Indonesia.
Deportasi merupakan salah satu dari bentuk Tindakan Administratif Keimigrasian yang
diberikan kepada orang asing yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga
membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau tidak
menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam kasus ini jenis penindakan
hukum yang diberikan pada TKA yang melanggar masa berlaku izin tinggal lebih dari 60
hari (overstay) berupa Deportasi.

RUDENIM adalah tempat penampungan sementara bagi orang asing yang


mendapatkan Tindakan Administratitif Keimigrasian (TAK). Orang asing yang
mendapatkan Sanksi TAK ditempatkan d Rudenim selama 30 hari, jika masih diperlukan
waktu dalam proses deportasi maka orang asing tersebut dipindahkan ke Rumah Detensi
Imigrasi.

Dalam proses deportasi biaya untuk prosesnya dibebankan kepada penjamin Orang asing
tersebut, jika penjamin tidak bisa membiayainya maka biaya deportasi akan dibebankan
ke orang asing itu sendiri dan apabila yang bersangkutan tidak membayarnya maka akan
dibebankan ke keluarga yang bersangkutan, apabila masih tidak dapat untuk membayarnya
maka akan dibebankan kepada perwakilan negaranya.

Sesuai pasal 78 Undang-undang No.6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian disebutkan


bahwa bagi orang asing pemegang izin tinggal yang telah berakhir masa berlakunya tetapi
masih berada di Indonesia kurang dari 60 hari dari batas waktu izin tinggal berakhir maka
orang asing tersebut hanya dikenai biaya beban dan bagi yang tidak membayar biaya beban
maka dikenakan Tindakan administratif keimigrasian berupa Deportasi dan Penangkalan.
Sedangkan orang asing yang telah berakhir masa berlaku izin tinggalnya tetapi masih berada
di Indonesia lebih dari 60 hari dari batas waktu izin tinggal berakhir maka dikenai Tindakan
administrative keimigrasian berupa Deportasi dan Penangkalan. Batas waktu penangkalan
berlangsung selama 6 bulan dan dapat diperpanjang hingga ybs atau penjamin mengirimkan
surat permohonan pencabutan penangkalan kepada Direktorat Pengawasan dan Penindakan
Keimigrasian di Ditjen Imigrasi.

Upaya pemerintah dalam mencegah pelanggaran keimigrasian lebih lanjut sebagai


contoh dengan menggelar Operasi Gabungan yang menggandeng instansi lain seperti Dinas
tenaga Kerja, Kepolisian Republik Indonesia, dan beberapa instansi pemerintah lainnya.
Operasi gabungan ini merupakan bentuk pengawasan terhadap WNA dalam hal mencegah
terjadinya pelanggaran keimigrasian di Indonesia. Dalam pelaksanaan operasi gabungan
petugas memeriksa dokumen- dokumen yang dimiliki oleh WNA seperti paspor, izin tinggal,
dll.

Dalam UU Keimigrasian Upaya untuk mencegah adanya pelanggaran masa berlaku


izin tinggal adalah dengan melakukan Upaya preventif dan represih dimana Upaya preventif
adalah dengan melaksanakan selective policy atau hanya orang asing yang memberikan
manfaat bagi Indonesia diizinkan masuk dan tinggal dengan mengindahkan nilai nilai hak
asasi manusia, orang asing yang masuk ke Indonesia harus sesuai dengan visa dan izin
tinggalnya. Selain Upaya preventif ada juga Upaya represif yaitu Upaya penindakan bagi
orang asing yang melanggar izin tinggal di Indonesia. ada 2 jenis Upaya represif yaitu
Tindakan yuridis dan Tindakan adminitratif keimigrasian.
DAFTAR PUSTAKA

BRASIL, 2011. “No Title p.” Phys. Rev. E, no. 1 (2011).


http://www.ainfo.inia.uy/digital/bitstream/item/7130/1/LUZARDO-BUIATRIA-
2017.pdf.

Jazuli, Ahmad. “EKSISTENSI TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA DALAM


PERSPEKTIF HUKUM KEIMIGRASIAN ( The Existence of Foreign Workers in
Indonesia From The Immigration Law Perspective ).” Jikh 12 (2018): 89–105.

Juaningsih, Imas Novita, Muhammad Saef El Islam, Alliza Khovshov, and Widiya Hakim.
“Rekonsepsi Pengawasan Tenaga Kerja Asing Sebagai Eksistensi Kedaulatan Negara.”
Jurnal Legislasi Indonesia 17, no. 3 (2020): 326. https://doi.org/10.54629/jli.v17i3.609.

Melanggar, Yang, and Tindak Pidana. “LAW ENFORCEMENT AGAINST INDIVIDUAL


GUARANTEE FOREIGNERS WHO” 6, no. 1 (2023): 137–66.
https://doi.org/10.52617/jikk.v6i1.

Niazela, Annisa, and Anita Herlina. “MENGIDENTIFIKASI PENYELEWENGAN IZIN


TINGGAL OLEH WARGA NEGARA ASING (WNA) DI INDONESIA (Identify
Abuse Stay Permit by Foreigners in Indonesia).” JLBP Journal of Law and Border
Protection 2, no. 1 (2020): 5–8.

PALEMBANG, KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI. “10 WNA Dideportasi Dari


Palembang, Satu Sempat Dipenjarakan Dulu,” 2018.
https://kanimpalembang.kemenkumham.go.id/berita/detail/10-wna-dideportasi-dari-
palembang.-satu-sempat-dipenjarakan-dulu.

Rahma, M Iqbal Masrur, and Agung Sulistyo Purnomo. “Standardisasi Pelayanan Izin
Tinggal Terbatas Online Bagi Tenaga Kerja Asing Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Kajian
Keimigrasian 2, no. 2 (2019): 63–72.

Ramadhani, Dhiya Farah. “Selective Policy ).” Analisis Pengawasan Dan Penindakan
Keimigrasian Terhadap Tenaga Kerja Asing Yang Melanggar Izin Tinggal Di Wilayah
Indonesia 2, no. 2 (2021): 51–58.

Anda mungkin juga menyukai