Anda di halaman 1dari 7

JIUBJ

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(3), Oktober 2021, 1264-1270


Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat universitas Batanghari Jambi
ISSN 1411-8939 (Online), ISSN 2549-4236 (Print)
DOI 10.33087/jiubj.v21i3.1732

Pelaksanaan Pengawasan Serta Penegakan Hukum Keimigrasian


Dalam Pelanggaran Keimigrasian Overstay
Chrisna Erlangga Surbakti, Deozzy Anugerah Pratama, Ferdyan Asgar*
Program Studi Hukum Keimigrasian, Politeknik Keimigrasian
*Correspondence email: ferdyan.a76@gmail.com

Abstrak. Negara Indonesia merupakan negara yang pusat wisata orang asing dari berbagai negara. Hal ini didukukan karena
Indonesia memiliki kekayaan dan pesona alam yang memukau membuat Indonesia menjadi daya tarik untuk menjadi destinasi
wisata. Melihat potensi tersebut pemerintah Indonesia mempermudah akses untuk masuk ke negara Indonesia. Namun pada
kenyataannya, kebaikan pemerintah Indonesia disalahgunakan oleh orang asing tersebut. Banyak pelanggaran-pelanggaran
keimigrasian yang mereka lakukan selama berada di Indonesia, seperti bertempat tinggal melebihi batas waktu yang telah
ditentukan atau sering disebut Overstay. Dalam menangani kasus tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya dalam
menangani permasalahan pelanggaran Keimigrasian. Pengawasan terhadap orang asing merupkan bentuk upaya oleh pemerintah
dalam hal menangani kasus Overstay yang dilakukan orang asing di Indnesia. Dalam pelaksanaannya pemerintah juga melakukan
penegakan hukum terhadap orang asing yang melakukan pelanggaran Overstay sehingga dapat mengurangi angka pelanggaran
tersebut.

Kata kunci: Penegakan; Pengawasan; Overstay.

Abstract. Indonesia is a country that is a tourist center for foreigners from various countries. This is supported because Indonesia
has a wealth and stunning natural charm that makes Indonesia an attraction to become a tourist destination. Seeing this potential,
the Indonesian government facilitates access to enter the country of Indonesia. But in reality, the kindness of the Indonesian
government was abused by these foreigners. Many of the immigration violations they committed while in Indonesia, such as
staying beyond a predetermined time limit or often called Overstay. In handling these cases, the government made various efforts
in dealing with the problem of immigration violations. Supervision of foreigners is a form of effort by the government in terms of
handling Overstay cases carried out by foreigners in Indonesia. In its implementation, the government also enforces the law
against foreigners who commit Overstay violations so as to reduce the number of violations.

Keywords: Enforcement; Overstay; Surveillance

PENDAHULUAN Indonesia. Oleh karena itu Imigrasi memiliki peran


Di masa modern yang serba digital ini, lalu lintas penting dalam menyeleksi orang asing yang ingin datang
keluar dan masuk orang asing ke wilayah Indonesia dan memasuki wilayah Indonesia.
semakin mengalami peningkatan. Hal tersebut didukung Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
dengan letak geografis negara Indonesia yang sangat dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Imigrasi
luas serta memiliki banyak sekali pulau. Di lain hal, memiliki peraturan untuk orang asing yang ingin
Indonesia juga memiliki banyak sekali kekayaan alam memasuki negara Indonesia dan tinggal di wilayah
baik flora maupun fauna yang secara tidak langsung Indonesia harus mempunyai izin tinggal. Ada beberapa
menjadikannya sebuah daya tarik bagi wisatawan asing macam izin tinggal di Indonesia antara lain, yaitu Izin
supaya datang berkunujung ke negara Indonesia. Negara tinggal kunjungan,Izin tinggal tetap,Izin tinggal
Republik Indonesia mempunyai zona wilayah yang terbatas,Izin tinggal diplomatik,dan Izin tinggal dinas.
sangat luas, Indonesia berbatasan dengan banyak negara Orang asing yang sudah diizinkan masuk dan
yang ada di asia tenggara, kebanyakan mayoritas diperbolehkan berada di wilayah Indonesia, dan juga
negaranya adalah negara anggota ASEAN. Bali adalah telah memperoleh izin tinggal sesuai dengan
salah satu contoh destinasi wisata Indonesia yang paling kepentingan dan tujuannya datang ke Indonesia.
banyak diminati oleh wisatawan asing dari mancanegara Penerapan kebijakan selektif yang Telah dilakukan oleh
karena memiliki panorama alam yang sangat indah. Pemerintah Indonesia melalui izin berkunjung,
Tetapi tidak semua Orang Asing bisa datang dan pengawasan,dan tindakan administrasi keimigrasian
memasuki negara Republik Indonesia ini, hanya orang terhadap orang asing. Dalam hal ini Imigrasi mempunya
yang masuk dalam prinsip selective policy yang bisa peran dalam tatanan kenegaraan yang bisa di ketahui
memasuki negara Indonesia. Pada intinya orang asing melalui penerapan lalu lintar orang, pemberian izin
yang diperkenankan memasuki negara Indonesia adalah tinggal serta melakukan pengawasan orang asing di
orang yang bermanfaat bagi Indonesia, tidak Indonesia.
membahayakan Indonesia, serta taat dan patuh terhadap Organisasi imigrasi adalah instansi pemerintah
peraturan perundang-undangan yang telah dibuat di yang langsung bersinggungan dengan masalah keluar
1264
Chrisna Erlangga Surbakti et al., Pelaksanaan Pengawasan Serta Penegakan Hukum Keimigrasian Dalam Pelanggaran
Keimigrasian Overstay

masuknya orang asing Indonesia, mulai sejak orang ketentuanI maupun peraturan-peraturan yang ada di
asing tersebut memasuki wilayah Indonesia, ketika Indonesia (Arif, 1997). Pada hakikatnya keimigrasian
berada di negara Indonesia serta juga melakukan ialah pintu masuk atau garda terdepan dalam perlintasan
kegiatan di Indonesia , maupun pengaturan orang asing masuk dan keluarnya Orang Asing maupun Warga
yang akan keluar dari negara Indonesia, Imigrasi dituntut Negara Indonesia serta pengawasan Keimigrasiannya
untuk lebih efektif dan efisien demi untuk menjamin yang berbasis pada keamanan dan intelijen
dampak lalu lintas orang asing tersebut lebih banyak Keimigrasian.
menguntungkan daripada dampak yang merugikan bagi Selain pada urusan keamanan dan intelijen,
kepentingan Indonesia. Pengaturan yang dimaksud ini keimigrasian pun melaksanakan beberapa fungsi
merupakan pengaturan tentang keberadaan orang asing pemerintahan dalam hal mengemban tugas pelayanan
serta kegiatan yang mereka lakukian di wilayah Keimigrasian, penegakkan hukum maupun keimigrasian
Republik Indonesia. Untuk lebih mengetahui sebagai fasilitator pembangunan kesejahteraan
keberadaannya, izin tinggal yang digunakan oleh orang masyarakat Indonesia yang lebih dikenal sebagai catur
asing bisa dilakukan pengecekan apakah sudah sesuai fungsi Keimigrasian (Undang-Undang No. 6 tahun 2011
dengan yang dikeluarkan dan kegiatannya yang mereka Pasal 1 angka 3). dalam rangka mewujudkan sistem
lakukan pada saat berada di wilayah negara Indonesia , keamanan nasional pada catur fungsi keimigrasian maka
apakah orang asing selama di wilayah Republik harus dilakukan berdasar pada konsep sekuritas maupun
Indonesia melakukan kegiatan- kegiatan yang sesuai mengoptimalkan fungsi Intelijen Keimigrasian di
dengan izin tinggal yang diberikan. Dengan adanya dalamnya. Keimigrasian di Indonesia sendiri menganut
pengaturan dan pengawasan yang dilakukan dapat sistem “Selective Policy” yang menyatakan
diketahui keberadaan orang asing ketika sudah masuk bahwasannya hanya Orang Asing yang bermanfaat, tidak
dan berada di wilayah Republik Indonesia, sehingga melanggar hukum di Indonesia, menaati peraturan
terciptanya pengawasan orang asing yang efektif dan peraturan Perundang-undangan yaitu Pancasila maupun
efisien. Keberadaan serta kegiatan orang asing Indonesia Undang-Undang Dasar 1945,ini merupakan peraturan
dapat diketahui dengan cara melakukan pengawasan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia , sesuai
orang asing yang dilaksanakan oleh bidang Pengawasan dengan tujuannya ke Indonesia, tidak menggangu
dan Penindakan Keimigrasian. Bidang tersebut keamanan dan juga ketertiban masyarakat yang
melakukan pengawasan dengan cara melakukan dipersilakan masuk ke negara Indonesia (Pasal 75 dan
pengawasan terhadap data-data maupun informasi orang Bagian Kesatu Penjelasan UndangUndang Nomor 6
asing yang berada di wilayah Republik Indonesia. Tahun 2011).
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 31 tahun
METODE 2013 tentang peraturan pelaksanaan Undang Undang
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian Pasal 172
hukum normatif yang didukung oleh data-data yang angka 2, pengawasan keimigrasian yang dilakukan
terdapat di lapangan. Penelitian iniImerupakan penelitian terhadap Orang Asing yang akan memasuki wilayah
di bidang hukum yang bersifat deskriptif, dengan negara Indonesia dilakukan pada saat Orang Asing
pendekatan perundang-undangan dan juga pendekatan tersebut melakukan pengajuan visa pada perwakilan
analisis. Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan Republik Indonesia diluar negeri, selanjutnya ketika
adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Orang Asing tersebut mulai datang ke wilayah Indonesia
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi) di
dengan melalui analisis Undang-Undang dan studi bandara,Pelabuhan maupun Tempat Pemeriksaan
kepustakaan agar memperoleh dan melengkapi data-data Imigrasi lainnya, dan ketika orang Asing tersebut telah
yang diperlukan dalam penelitian ini masuk, berada didalam Wilayah negara Indonesia dan
sudah berkegiatan di wilayah Indeonesia. Pengawasan
HASIL DAN PEMBAHASAN keimigrasian ini sendiri juga mencakup penegakannya
Pelaksanaan pengawasan Keimigrasian Berdasarkan terhadap Hukum Keimigrasian yang bersifat secara
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Administratif dan juga secara tindak pidana
Keimigrasian Keimigrasian. negara penerima Orang Asing memiliki
Keimigrasian menurut Undang-Undang No. 6 tanggung jawab terhadap keberadaan Orang Asing di
tahun 2011 Pasal 1 angka 1 adalah hal ihwal lalu lintas suatu negara tersebut, pada sisi yang lainnya, negara
orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia serta tersebut pun memiliki tanggung jawab untuk melindungi
pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya warga negaranya sendiri saat berada di wilayah negara
kedaulatan negara. Perlu diketahui bahwa Pengawasan lain, kewajiban negara tersebut meliputi kewajiban
keimigrasian ialah sebuah proses pengumpulan data- untuk menjamin kepentingan maupun keamanan warga
data, penganalisaan data-data dan juga menetukan negaranya sendiri maupun kewajibannya untuk
bilamana suatu hal yang diawasi telah memenuhi standar melakukan pengawasan yang terukur untuk Orang Asing
yang sudah ditetapkan ataupun telah sesuai dengan ketika berada di wilayahnya (Purbacaraka, 1987).
1265
Chrisna Erlangga Surbakti et al., Pelaksanaan Pengawasan Serta Penegakan Hukum Keimigrasian Dalam Pelanggaran
Keimigrasian Overstay

Keberadaan Orang Asing di wilayah dapat ditinjau 2011 tentang keimigrasian, disebutkan pada pasal 1 ayat
dalam 2 aspek yaitu yang petama mengenai (6), Direktorat Jenderal Imigrasi (Ditjen Imigrasi)
keberadaannya di wilayah Indonesia maupun Izin tinggal ditetapkan sebagai direktorat yang melaksanakan tugas
apa yang digunakan dari Orang Asing itu dan yang dan fungsi dari Kemenkumham (Kementerian Hukum
kedua adalah Orang Asing tersebut selama berada di dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia dalam
wilayah Indonesia melakukan kegiatan apa. jika melihat bidang Keimigrasian. Direktorat Jenderal Imigrasi
dari Pasal 38 Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 memiliki peran penting sebagai garda terdepan yang
tentang Keimigrasian, pengawasan dilaksanakan kepada menjaga pintu gerbang Negara Republik Indonesia yang
Orang Asing mengenai kegiatan maupun juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan seleksi bagi
keberadaannya di negara Republik Indonesia,mengenai orang asing yang ingin dan akan memasuki wilayah
bentuk pengawasan pada bidang Keimigrasian tersebut negara Republik Indonesia. tugas dan kewajibannya
yaitu mengumpulkan dan menganalisa mengenai data yang melekat sebagai penunjang keamanan nasional
maupun informasi Orang Asing, kemudian menganalisa dalam bidang Imigrasi untuk mengamankan, melindungi
dan menentukan terhadap Orang Asing tersebut apakah dan mempertahankan potensi-potensi Nasional dalam
Keberadaan dan Kegiatan Orang Asing Tersebut saat negara Republik indonesia serta mencegah dan
pertama kali masuk ke Indonesia maupun saat sudah menanggulangi setiap ancaman yang datan dari
masuk di wilayah Republik Indonesia sudah sesuai keberadaan Orang Asing dalam wilayah Hukum negara
dengan peruntukannya, telah sesuai dengan Indonesia.
Kaidah/Norma yang disepakati/berlaku untuk Orang Intelijen Keimigrasian untuk usaha dalam
Asing tersebut. Norma tersebut yaitu Hukum seperti mengamankan dan melindungi kedaulatan wilayah
peraturan perundangan yang masih berlaku terkait Izin negara Indonesia, maupun dalam melakukan
tinggalnya,Izin kegitannya seperti Penanam Modal, pengawasan mengenai keberadaan maupun juga kegiatan
mengikuti Pendidikan,Tenaga kerja, mengikuti dari Orang Asing merupakan tugas pokok dan fungsi
Penelitian, penayatuan Keluarga, Repatriasi, dan lain dari keamanan negara pada catur fungsi Imigrasi. Dalam
lain. Selain Norma hukum, Orang Asing tersebut juga hal fungsi Intelijen Keimigrasian yang wewenangnya
harus sesuai dengan Norma Sosial, Norma Agama, berada pada Direktorat Intelijen Keimigrasian tertuang
Norma Budaya, Norma Kesusilaan dan Norma lainnya pada Pasal 5 ayat (1), Undang-Undang Republik
yang berlaku di wilayah Republik Indonesia (Pasal 38 Indonesia Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Intelijen
Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Negara yang dimana dalam hal ini pengawasan berbasis
Keimigrasian). intelijen dapat dilakukan oleh pihak Keimigrasian dan
Perlu diketahui juga pengawasan bagi Orang menjadikannya sebagai institusi atau lembaga negara
Asing sendiri merupakan tanggung jawab dari seorang garda terdepan yang menjaga pintu gerbang negara
Menteri Hukum dan Ham Republik Indonesia yang Indonesia. Kegiatan intelijen Keimigrasian sendiri
dimandatkan kepada Pejabat Imigrasi sebagai pelaksana merupakan kegiatan untuk melakukan pengumpulan,
pengawasan Keimigrasian, Pengawasan terhadap keluar pengolahan, analisa data dan penyajian Informasi yang
dan masuknya Orang Asing di dalam negara Indonesia sedianya dipergunakan dalam memberikan keamanan
dilaksanakan oleh PEJIM (Pejabat Imigrasi) di TPI dan mempertegas keamanan sejak dini maupun
(Tempat Pemeriksaan Imigrasi) di Bandara, Pelabuhan, penganalisaan sebuah informasi secaraIstrategis. Dengan
dan Tempat Pemeriksaan Imigrasi Lainnya. Jika semakin canggihnya teknologi, dan juga semakin
dicurigai dan ditemukan suatu Pelanggaran maupun canggihnya modus pada para pealku kejahatan yang
penyimpangan yang diperbuat oleh Orang Asing itu saat dilakukan perorangan maupun yang dilakukan oleh
berada di TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi), maka kelompok, petugas Imigrasi juga dituntut untuk lebih
PEJIM (Pejabat Imigrasi) memiliki kewenangan untuk meningkatkan kompetensi dalam melacak segala macam
tidak memberi Izin Orang Asing itu untuk masuk ke kegiatan yang dapat berakibat kejahatan di dalam
negara Indonesia dan memberikan perintah kepada Keimigrasian. Penanggulangan terhadap ancaman
Orang Asing itu agar segera keluar dari wilayah kejahatan di dalam keimigrasian sendiri harus dengan
Republik Indonesia menggunakan alat angkut yang baik di identifikasi oleh pihak Intelijen Keimigrasian
digunakan oleh Orang Asing itu untuk memasuki sehingga dapat memprediksi dan memetakan dampak
wilayah Republik Indonesia dan untuk Penanggung yang timbul dari ancaman ancaman kejahatan
jawab alat angkut tersebut agar dapat membawa Orang Keimigrasian kedepannya (Saleh, 2008).
Asing itu keluar dari wilayah Indonesia dan kembali ke Dalam rangka menjalankan fungsi Intelijen
negara asalnya maupun ke tempat pemberangkatan Keimigrasian, pada Undang-Undang nomor 6 tahun
terakhir Orang Asing tersebut dengan alat angkut yang 2011 tentang Keimigrasian Pasal 74 ayat (2)
lainnya dengan jaminan dari penanggung jawab alat menerangkan bahwasannya pejabat Imigrasi
angkut yang membawa Orang Asing itu ke wilayah melaksanakan kegiatan penyelidikan dan Keamanan
Republik Indonesia (Arief, 1997). Selain Menteri Imigrasi dan berwenang untuk dapat mengumpulkan
Hukum dan Ham pada Undang-undang nomor 6 tahun Informasi dan data-data Intelijen dapat dilakanakan
1266
Chrisna Erlangga Surbakti et al., Pelaksanaan Pengawasan Serta Penegakan Hukum Keimigrasian Dalam Pelanggaran
Keimigrasian Overstay

dalam dua cara diantaranya : 1. Intelijen terbuka ialah administratif yang dapat diperiksa maupun diteliti
dilakukannya pengumpulan informasi, rekaman data diantaranya:
maupun catatan terhadap orang yang telah diberikanan 1. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
Izin Keimigrasian, dan yang ke 2. yaitu Intelijen 2. Dokumen Perjalanan Negara Asing
Tertutup yaitu pengumpulan informasi, rekaman data 3. Surat Sponsor
secara diam dan senyap tanpa diketahui dari target 4. Surat Pernyataan
Intelijen tersebut. Pengawasan yang dilakukan oleh 5. Surat Rekomendasi Instansi Terkait
pihak keimigrasian berbasis Intelijen harus lebih 6. Id Card
ditingkatkan mengingat negara Indonesia merupakan 7. Register
negara transit dan memiliki intensitas perlintasan keluar 8. Kartu Pengawasan
dan masuk ke negara Republik Indonesia yang lumayan 9. Formulir
tinggi, dan tidak terlepas dari adanya pencari suaka 10.Daftar Penumpang
(Asylum Seeker) dan juga Pengungsi (Refugee) dalam 11.Dan surat lainnya
menjadikan negara Indonesia sebagai sebuah negara
Transit menuju negara ke tiga penandatangan Konvensi Selain diperiksa dan di teliti, beberapa dokumen
Wina 1951, oleh karenanya peran pengawasan melaui administratif tersebut dilakukan pengelolaan data
Intelijen Keimigrasian sangat dibutuhkan dan berguna keimigrasian maka apabila terjadi pelanggaran maupun
untuk keamanan keimigrasian bagi negara Indonesia dari penyimpangan dapat dilakukan penindakan sesuai
ancaman dari pihak Asing ataupun Propaganda dari dengan peraturan resmi yang berlaku di Indonesia.
pihak Asing manapun. Pengawasan Lapangan, pengawasan ini
merupakan pengawasan dengan suatu taktik atau operasi
Bentuk Bentuk Pengawasan Orang Asing lapangan yang dilakukan oleh pihak lembaga
Orang Asing yang akan datang dan memasuki keimigrasian maupun dilakukan bersama-sama dengan
Indonesia harus sesuai dengan kebijakan “Selective beberapa lembaga ataupun instansi terkait yang
policy” yang hingga saat ini masih berlaku untuk dapat dilakukan secara koordinatif, bentuk pengawasan ini
memasuki wilayah Indonesia dan berada di negara yaitu berupa taktik menggali informasi, mendatangi
Indonesia, maupun harus sesuai dengan maksud dan tempat-tempat yang dicurigai dan patut diduga terdapat
tujuan dari Izin tinggal Keimigrasian yang diberikan pelanggaran maupun kejahatan Keimigrasian yang
pada Orang Asing itu. Dengan demikian maka penting diperbuat oleh Orang Asing baik terhadap
bagi pihak Keimigrasian untuk selalu memastikan Orang keberadaannya di Indonesia maupun kegiatan apa yang
Asing yang akan memasuki wilayah negara Indonesia diperbuat oleh Orang Asing tersebut ketika berada di
dan berada di sekitar wilayah Indonesia adalah Orang Indonesia, apakah keberadaan Orang Asing itu telah
Asing yang bermanfaat, tidak melanggar hukum di sesuai dengan peruntukkannya atau tidak sesuai
Indonesia, menaati peraturan-peraturan Perundang- peruntukkannya, dan jika Orang Asing tersebut
undangan yang berlaku di Indonesia seperti Pancasila ditemukan bukti pelanggaran maupun kejahatan
maupun Undang-Undang Dasar 1945, sesuai dengan Keimigrasian maka dapat dilakukan penindakan sesuai
tujuannya ke Indonesia, tidak menggangu keamanan dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
serta ketertiban masyarakat yang boleh memasuki Pengawasan terhadap Orang Asing sudah dapat
wilayah Indonesia, dan juga pengawasannya selama dilaksanakan pada saat Orang Asing itu melakukan
berada dan berkegiatan di wilayah negara Indonesia. pengajuan Visa pada perwakilan negara Republik
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 31 tahun Indonesia di Luar Negeri, pada saat Orang Asing
2013 tentang pelaksanaan Undang-Undang No. 6 tahun tersebut melakukan pemeriksaan Keimigrasian baik di
2011 Pasal 174 ayat (1), pemeriksaan keimigrasian Tempat Pemeriksaan Imigrasi bandara, pelabuhan,
dilakukan dalam 2 cara yaitu : maupun Tempat Pemeriksaan Imigrasi lainnya, setelah
1. Pengawasan administratif, dan Orang Asing tersebut sudah berada di Indonesia serta
2. Pengawasan lapangan melakukan kegiatan di wilayah Republik Indonesia, dan
sampai saat Orang Asing tersebut akan keluar dari
Namun dalam pelaksaanaannya, dibutuhkan wilayah Republik Indonesia.
beberapa instansi terkait dalam pengawasan,dengan Pengawasan Koordinatif, pengawasan ini adalah
melakukan kegiatan penyelidikan, penggalangan dan pengawasan yang dilakukan terhadap Orang Asing
pengamanan sehingga dapat disebut sebagai Pengawasan dilakukan bersama-sama dengan beberapa instansi
secara Koordinatif. terkait dalam melakukan pengawasan, penyelidikan,
Pengawasan Administratif, pengawasan ini adalah penggalangan,dan pengamanan. Kegiatan ini dilakukan
pengawasan yang dilakukan menggunakan data dengan melakukan serangkaian kegiatan seperti
Administratif pada setiap lembaga instansi terkait yang interogasi, wawancara, pembuntutan, penyusupan,
melaksanakan pengawasan, beberapa contoh data pengamatan, dan penggunaan Informan untuk
mengawasi dan mendeteksi target yaitu Orang Asing,
1267
Chrisna Erlangga Surbakti et al., Pelaksanaan Pengawasan Serta Penegakan Hukum Keimigrasian Dalam Pelanggaran
Keimigrasian Overstay

benda maupun bangunan. Pengawasan Koordinatif ini HAM, kemudian untuk TIMPORA tingkat Kabupaten
dilakukan juga dengan membentuk sebuah tim yang atau kota maupun di tingkat Kecamatan, dibentuk
terdiri dari beberapa instansi terkait dengan pengawasan melalui Keputusan Kepala Kantor Imigrasi yang
Orang Asing, tim ini sendiri dinamakan “TIMPORA” ketuanya Sendiri ialah Kepala Kantor Imigrasi.
atau tim pengawasan Orang Asing, Timpora dalam Dalam hal pembentukan TIMPORA yang pada
pengawasan koordinatif dilakukan secara bertingkat, dasarnya ada dasar hukum yang sudah jelas agar setiap
yaitu tingkat pusat, tingkat provinsi maupun tingkat tindakan dari organisasi tersebut dapat berjalan dengan
Kabupaten atau Kota. lancar dan baik dalam koordinasinya dan tentunya
diharapkan setiap anggota harus dengan baik memahami
Pengoptimalan Peran Tim Pengawasan Orang Asing perannya di ruang lingkup penugasannya, sehingga
(TIMPORA) nantinya mereka dapat menjalankan peran dan fungsi
Koordinasi antar Instansi pemerintah terkait mereka dalam mengawasi Orang Asing dengan baik dan
sangat dibutuhkan guna mlakukan pengawasan kegiatan lebih mudah Untuk dilakukan. TIMPORA saat dibentuk
maupun keberadaan Orang Asing di suatu wilayah di hingga saat ini masih hanya sebatas mengkoordinasikan
Indonesia, maka dari itu pada akhirnya dibentuk tukar-menukar informasi dan memang dibutuhkan
Timpora atau tim pengawasan Orang Asing yang adanya suatu gebrakan baru yang membuat masing-
fungsinya sebagai wadah yang bertujuan untuk masing anggota tim menjadi lebih aktif dalam
memberikan saran maupun pertimbangan-pertimbangan menjalankan tugas,peran,dan fungsinya sesuai dengan
kepada lembaga atau instansi pemerintah terkait. Dalam ruang lingkup kerja mereka. dalam penugasannya untuk
hal pengawasan, operasi gabungan terhadap Orang memberikan saran dan pertimbangan untuk lembaga atau
Asing dapat dilakukan jika diperlukan, operasi ini dapat instansi terkait, terdapat beberapa fungsi TIMPORA
dilakukan dalam hal insidentil ataupun operasi secara diantaranya:
khusus. Tim Pengawasan Orang Asing merupakan 1. Melakukan koordinasi guna mendapatkan pertukaran
sebuah amanat undang-undang yang harus data dan juga informasi yang valid.
diimplementasikan oleh semua pihak terkait dikarenakan 2. Melakukan pengumpulan informasi yang valid
Timpora ini adalah sebuah kebijakan dari Pemerintah mengenai keberadaan Orang Asing tersebut secara
untuk melakukan pengawasan terhadap Orang Asing bertingkat mulai dari tingkat desa, kabupaten atau
walaupun dengan keterbasan personel namun memang kota, sampai ke Provinsi hingga ke tingkat pusat.
perlu melibatkan semua pihak. koordinasi dibutuhkan 3. Melakukan analisa dan juga mengevaluasi semua
untuk menyatu padukan semua wewenang dari lembaga data dan informasi tentang pelaksanaan pengawasan
pemerintah seperti kementrian ataupun instansi terkait Orang Asing serta memetakan pengawasan terhadap
agar koordinasi tehadap pengawasan dapat berjalan Orang Asing itu sendiri.
dengan lancar dan meminimalisir hambatan. 4. Menyelesaikan masalah tentang keberadaan dan juga
Timpora yang dibentuk dari berbagai unsur-unsur kegiatan Orang Asing di Indonesia.
lembaga pemerintahan menurut Undang-Undang 5. Melaksanakan dan mengatur kerjasama dan juga
Keimigrasian seperti : hubungan baik dalam rangka pengawasan Orang
1. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusiai Asing.
2. Unsur Penegak Hukum 6. Menyusun strategi dan juga rencana dalam Operasi
3. Unsur Pengamanan Negara gabungan yang bersifat rahasia atau khusus maupun
4. Instansi Pemerintah Daerah operasi yang bersifat insidentil dan operasi yang
5. Instansi Vertikal Lainnya dilakukan secara mandiri oleh masin-masing instansi
anggota TIMPORA.
Hal tersebut dilakukan agar pengawasan terhadap 7. Melakukan fungsi lainnya dalam pengawasan
Orang Asing dapat dilakukan dengan kordinasi yag baik terhadap orang asing yang ditentukan oleh ketua
antar lembaga, TIMPORA dibentuk di pusat maupun di TIMPORA itu sendiri.
daerah yang beranggotakan masing-masing perwakilan
dari lembaga pemerintah atau instansi terkait lainnya Terkait dengan operasi rahasia atau khusus dapat
baik di pemerintahan pusat maupun pemerintahan di dilakukan operasi gabungan oleh TIMPORA jika dirasa
daerah. perlu, operasi tersebut merupakan operasi yang
Untuk pembentukan TIMPORA di pusat dibentuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu maupun
melalui Keputusan Menteri yang menjadi ketuanya ialah kegiatan tertentu. Berbeda dengan operasi yang bersifat
Menteri itu sendiri maupun Pejabat Imigrasi yang Insidentil yang dapat dilakukan operasi gabungan oleh
ditunjuk atau diamanatkan, kemudian Untuk TIMPORA sewaktu-waktu jika terdapat atau adanya
pembentukan TIMPORA di tingkat provinsi dibentuk laporan dari anggota TIMPORA maupun laporan
melalui Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian langsung dari Madyarakat. Berikut adalah merupakan
Hukum dan HAM yang diketuai oleh Kepala Divisi bentuk pelanggaran ataupun penyalahguaan yang di
Imigrasi Kantor Wilayah Kementterian Hukum dan lakukan WNA di Indonesia:
1268
Chrisna Erlangga Surbakti et al., Pelaksanaan Pengawasan Serta Penegakan Hukum Keimigrasian Dalam Pelanggaran
Keimigrasian Overstay

1. Overstay bertujuan untuk melakukan serangkaian kegiatan yang


2. Illegal stay berkenaan dengan WNA mulai dari tempat tinggal WNA
3. Tidak mampu memperlihatkan kepada petugas di Indonesia sampai dengan perilaku yang dilakukan
mengenai dokumen perjalanan serta lokasiIkerja WNA di Indonesia.
tidak sesuai Orang Asing yang melakukan pelanggaran
4. Melakukan Penyalahgunaan izin tinggal dimana izin overstay akan diberikan sanksi membayar biaya beban,
tinggalIkunjungan digunakan oleh WNA untuk berdasarkan PP Nomor 28 Tahun 2019 serta dikenakan
bekerja denda sejumlah Rp1.000.000. perharinya. Prosedur
pembayaran biaya beban di kantor imigrasi pada saat
Penegakan Hukum Terhadap WNA yang terkena orang asing melakukan perpanjangan izin tinggal yang
(Overstay) terhubung dengan sistem :
Di Indonesia cukup banyak orang asing datang ke 1. Pejabat Imigrasi melakukan pemeriksaan persyaratan
wilayah Indonesia melalui Tempat Pemeriksaan dan menemukan bahwa WNA tersebut telah overstay
Imigrasi. Ketika WNA sudah memasuki negara 2. Memasukkan data izin tinggal orang asing ke dalam
Indonesia, perlu dilaksanakan pengawasan keimigrasian sistem kemudian periksa jumlah overstay, pilih kode
harus dilakukan dalam hal untuk memastikan apa yang billing untuk menerbitkan kode billing sekaligus
dilakukan oleh WNA sudah seusai dengan tujuan tanda terima pemohon. Apabila terjadi kesalahan
mereka mengajukan izin tinggalnya atau tidak. Jika pada jumlah overstay maka akan muncul tombol
dalam hal kegiatan orang asing tersebut tidak sesuai koreksi kemudian ubah jumlah overstay denga cara
dengan tujuan mereka mengajukan izin tinggal di memasukkan tanggal masuk orang asing ke Indonesia
Indonesia, itu sudah termasuk sebagai penyalahgunaan kemudian meneruskannya ke kepala kantor imigrasi
Izin tinggal, atau jika waktu orang asing tersebut sudah untuk mendapatkan persetujuan kemudian klik menu
lewat dari waktu yang di tentukan oleh izin tinggalnya kakanim dan kembali cetak ke kode billing.
bisa juga di sebut orang asing tersebut sudah Overstay. 3. Orang asing atau penjamin pembayaran di Bank/
Overstay adalah suatu bentuk pelanggaran hukum kantor pos.
dikeimigrasian dimana orang yang tinggal berada suatu
tempat sudah lebih dari masa yang diizinkan atau Prosedur pembayaran biaya beban di kantor
dikehendaki. imigrasi pada saat orang asing melakukan perpanjangan
Hukum Keimigrasian pada dasarnya merupakan izin tinggal tidak terhubung dengan sistem :
salah satu bagian dari sistem hukum yang ada serta 1. Petugas imigrasi membuka menu cetak, kode billling
berlaku di wilayah Indonesia, Hukum Keimigrasian juga overstay,dan cetak kode billing overstay. Masukkan
dikatakan sebuah subsistem dari Hukum administrasi nomor permohonan dan klik tombol cari
Negara. Fungsi keimigrasian yaitu melakukan fungsi permohonan.
dari penyelenggaraan administasi negara, maka dapat di 2. Membuat resume dan membubuhkan paraf untuk
ketahui bersama hukum keimigrasian adalah produk selanjutnya ditandatangani kakanim.
hukum bagian dari bidang hukum administasi negara. 3. Mengisi data tanggal masuk dan masa berlaku izin
Dalam hal ini, Penegakan Hukum yang dilaksanakan tinggal. Klik tombol buat kode billing. Selanjutnya
oleh petugas imigrasi terhadap WNA yang berbuat suatu pindai tiket, tanda masuk pada halaman paspor dan
pelanggaran Izin tinggal. resume. Klik tombol cetak untuk mencetak kode
Hukum keimigrasian di buat selain untuk billing.
mengatur warga negara Indonesia, juga dapat mengatur 4. Orang Asing atau penjamin melakukan pembayaran
WNA yang berada di walayah tersebu pada saat mereka di Bank/Pos persepsi.
berada di Indonesia. Dalam melakukan penegakan
hukum keimigrasian, perlu dilakukannya tindakan Prosedur pembayaran biaya beban di kantor
pengawasan terhadap WNA. imigrasi pada saat orang asing melakukan perpanjangan
Pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam izin tinggal yang terbukti overstay 60 hari :
mengawasi WNA dilakukan dengan berbagai cara: 1. Orang asing mengajukan ketidaksanggupan
1. Melakukan pendataan nama-nama WNA yang tidak membayar biaya beban overstay lebih dari 60 hari.
diperkenankan masuk ke Indonesia 2. Permohonan dibatalkan secara sistem dan pilih
2. Melakukan pengumpulan data tentag WNA yang tombol wasdakim.
masuk dan keluar Indonesia 3. Kemudian dilanjutkan pada tahapan standar operating
3. Melakukan pemantauan WNA saat berada di prosedur di bidang/ seksi inteldakim untuk
Indonesia mengirimkan data ke aplikasi nyidakim.

Di dalam kantor Imigrasi, terdapat bidang yang Deportasi bagi Orang Asing yang terkena overstay
mengawasi kegiatan orang asing yaitu seks Pengawasan dilakukan Jika Orang Asing tersebut berada di Indonesia
dan Penindakan orang asing. Seksi tersebut dibentuk melebihi batas waktu yang ditentukan yaitu 60 hari,
1269
Chrisna Erlangga Surbakti et al., Pelaksanaan Pengawasan Serta Penegakan Hukum Keimigrasian Dalam Pelanggaran
Keimigrasian Overstay

tetapi orang asing tersbut tidak bisa mebayar biaya melindungi warga negaranya sendiri saat berada di
beban, maka dilakukan deportasi. Jika Orang Asing itu wilayah negara lain, kewajiban negara tersebut meliputi
Tidak mampu menunjukan izin tinggal dan juga kewajiban untuk menjamin kepentingan maupun
dokumen perjalanan Nikah siri dengan WNI namun keamanan warga negaranya sendiri maupun
tidak memiliki izin sesuai dengan peruntukannya (ITAS kewajibannya untuk melakukan pengawasan yang
Bekerja) dan jika Orang Asing itu Tidak bisa terukur untuk Orang Asing ketika berada di wilayahnya.
menunjukkan dokumen perjalan dan izin tinggal yang Keimigrasian pun melaksanakan beberapa fungsi
berlaku. pemerintahan dalam hal mengemban tugas pelayanan
TIMPORA dapat menjalankan tugasnya dengan Keimigrasian, penegakkan hukum maupun keimigrasian
baik pasti memiliki beberapa Faktor, pengoptimalan sebagai fasilitator pembangunan kesejahteraan
pengawasan terhadap orang asing dapat berjalan dengan masyarakat Indonesia yang lebih dikenal sebagai catur
lancar dan baik apabila masing-masing pihak terkait fungsi Keimigrasian. dalam rangka mewujudkan sistem
dapat memahami tugas,peran dan fungsinya masing- keamanan nasional pada catur fungsi keimigrasian maka
masing,pembagian kerja yang jelas, menjalankan SOP harus dilakukan berdasar pada konsep sekuritas maupun
yang ada dan menekan ego sektoral dapat menjadi faktor mengoptimalkan fungsi Intelijen Keimigrasian di
pendukung berhasilnya koordinasi kegiatan pengawasan dalamnya. Keimigrasian di Indonesia sendiri menganut
yang dilakukan terhadap pengawsan Orang Asing oleh sistem “Selective Policy” yang menyatakan
TIMPORA di Indonesia, kemudian dengan adanya bahwasannya hanya Orang Asing yang bermanfaat, tidak
payung hukum yang jelas, peraturan perundang- melanggar hukum di Indonesia, menaati peraturan
undangan, kelembagaan ataupun instansi, peraturan Perundang-undangan yaitu Pancasila maupun
ketatalaksanaan yang baik dan pemanfaatan Informasi, Undang-Undang Dasar 1945,ini merupakan peraturan
teknologi dan komunikasi tentunya juga menjadi faktor perundang-undangan yang berlaku di Indonesia , sesuai
yang sangat berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya dengan tujuannya ke Indonesia, tidak menggangu
kegiatan pengawasan yang dilakukan terhadap Orang keamanan dan juga ketertiban masyarakat yang
Asing di Indonesia. dipersilakan masuk ke negara Indonesia.

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Negara Indonesia merupakan negara yang pusat Arief, Mohammad. Keimigrasian di lndonesia Suatu
wisata orang asing dari berbagai negara. Hal ini Pengantar (Jakarta: Pusdiklat Departemen
didukukan karena Indonesia memiliki kekayaan dan Kehakiman, 1997).
pesona alam yang memukau membuat Indonesia Arif, Moh., Komentar Undang-Undang Keimigrasian
menjadi daya tarik untuk menjadi destinasi wisata. Beserta Peraturan pemerintah, Jakarta, Pusat
Melihat potensi tersebut pemerintah Indonesia pendidikan Dan Latihan Pegawai Departemen
mempermudah akses untuk masuk ke negara Indonesia. Kehakiman, 1997.
Namun pada kenyataannya, kebaikan pemerintah Purbacaraka, Purnadi. Penerapan Disiplin Hukum dan
Indonesia disalahgunakan oleh orang asing tersebut. Filsafat Hukum bagi Pendidikan Hukum (Jakarta;
Banyak pelanggaran-pelanggaran keimigrasian yang Rajawali, 1987)
mereka lakukan selama berada di Indonesia, seperti Saleh, John Sarodja. Sekuriti dan Intelijen Keimigrasian:
bertempat tinggal melebihi batas waktu yang telah Perspektif Lalu LintasAntar Negara, Jakarta:
ditentukan atau sering disebut Overstay. Pengawasan Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Hukum
keimigrasian yang dilakukan terhadap Orang Asing atau dan HAM RI; 2008
Warga Negara Asing yang akan memasuki wilayah Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Indonesia dilakukan pada saat Orang Asing tersebut Keimigrasian
mengajukan visa pada perwakilan Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
diluar negeri, selanjutnya ketika Orang Asing tersebut 2011 Tentang Intelijen Negara
akan masuk ke wilayah Indonesia melalui TPI (Tempat
Pemeriksaan Imigrasi) di bandara,Pelabuhan maupun
Tempat Pemeriksaan Imigrasi lainnya, dan saat orang
Asing tersebut telah masuk, berada di Wilayah Indonesia
dan sudah berkegiatan di wilayah Indeonesia.
Pengawasan keimigrasian ini sendiri juga mencakup
penegakannya terhadap Hukum Keimigrasian yang
bersifat secara Administratif dan juga secara tindak
pidana Keimigrasian. negara penerima Orang Asing
memiliki tanggung jawab terhadap keberadaan Orang
Asing di suatu negara tersebut, di sisi lain, negara
tersebut juga memiliki tanggung jawab untuk
1270

Anda mungkin juga menyukai