peningkatan lalu lintas orang dan barang antar negara, sehingga batas-batas negara
industri, pariwisata serta lain sebagainya. Fenomena ini sudah menjadi hal atau
kedaulatan untuk mengatur lalu lintas orang yang akan masuk dan keluar wilayah
negaranya dan bahkan untuk berkunjung maupun untuk berdiam sementara. Untuk
Nomor 6 Tahun 2011, Undang-undang ini merupakan peraturan yang mengatur hal
ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Negara Republik Indonesia dan
Keimigrasian di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Belanda namun secara historis
pada tanggal 26 Januari 1950 untuk pertama kalinya diatur langsung oleh pemerintah
JZ/30/16 tanggal 28 Januari 1950 yang berlaku surut sejak tanggal 26 Januari 1950.
Momentum tersebut hingga saat itu diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Imigrasi oleh
setiap jajaran Imigrasi Indonesia. Organisasi Imigrasi sebagai lembaga dalam struktur
1
Wibawa yang berarti penjaga pintu gerbang negara yang berwibawa. Sejak
ditetapkannya Penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, maka sejak saat itu
tugas dan fungsi keimigrasian di Indonesia dijalankan oleh Jawatan Imigrasi atau
telah lama terjadi dimuka bumi ini dan merupakan tindakan yang bertentangan dengan
harkat dan martabat manusia. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap hak azasi
manusia, harkat dan martabat manusia yang dilindungi berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Dimasa lalu perdagangan orang hanya dipandang sebagai
pemindahan secara paksa ke luar negeri untuk tujuan prostitusi, kerja paksa secara
ilegal sudah berlangsung lama. Perdagangan orang adalah : kejahatan yang terorganisir
dilakukan baik dengan cara-cara konvensional dengan cara bujuk ragu para (perekrut
tenaga kerja di tingkat desa) sampai cara-cara modern, misalnya melalui iklan-iklan di
jaringan dari daerah / negara asal korban sampai ke daerah / negara tujuan; Jaringan
pelaku memanfaatkan kondisi dan praktek sosial di daerah negara asal korban dengan
janji-janji muluk dan kemudian memeras korban baik secara fisik maupun seksual
Imigrasi saat ini secara jelas telah menentukan kerangka tugasnya yang tercermin dalan
tri fungsi Imigrasi yaitu sebagai aparatur pelayanan masyarakat, pengamanan negara
2
Direktorat Jenderal Imigrasi menyadari sepenuhnya bahwa untuk melaksanakan tugas
dan fungsi tersebut sangat membutuhkan dukungan dari setiap personel yang ada
didalamnya, oleh karena itu Direktorat Jenderal Imigrasi senantiasa berupaya untuk
manusia secara berkelanjutan. Setiap personel Direktorat Jenderal Imigrasi harus tetap
berpegang pada nilai-nilai yang terdapat dalam Panca Bhakti Insan Imigrasi yakni:
Taqwa, Menjunjung Tinggi Kehormatan, Cendekia, Integritas Pribadi dan Inovatif. Hal ini
berarti setiap insan Imigrasi menyadari bahwa kualitas pribadi akan mendukung secara
Dari uraian di atas, penulis berusaha untuk melakukan penelitian dengan judul :
B. PERMASALAHAN
sebagai berikut :
b. Apa yang menjadi hambatan dan kendala yang dihadapi Hukum keimigrasian
3
C. PEMBAHASAN MASALAH
Melihat banyaknya jumlah dan mobilitas orang asing yang berada di wilayah
terhadap orang asing merupakan upaya pemerintah yang sekaligus merupakan ruang
Disamping itu, fungsi pengawasan dan penindakan orang asing secara garis besar
dapat dirumuskan dalam tri fungsi imigrasi, yaitu sebagai aparatur pelayanan
dilakukan pihak keimigrasian untuk mengawasi orang asing mulai dari saat
4
Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah pada tanggal 17 September 2014
jam 13.00 WIB).
Dari penjelasan di atas, dapat digambarkan dalam bagan alur dan bentuk
Tabel I
Alur dan bentuk pengawasan orang asing
5
daftar cekal, pemotretan, pengambilan sidik jari dan pengolahan data keimigrasian
Imigrasi, Divisi Keimigrasian pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM,
Imigrasi.
saat orang asing berada di wilayah Indonesia, yaitu dengan melakukan kegiatan rutin
b. Peran dan Fungsi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah
asing merupakan bagian dari pelaksanaan tugas Bidang Intelijen, Penindakan Dan
Sistem Informasi Keimigrasian pada Divisi Keimigrasian. Tugas tersebut sejalan dengan
Permenkumham Nomor M-01.PR.07.10 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, dimana Divisi
“.....Kanwil juga ikut serta dalam pelaksanaan tugas pengawasan dan penindakan
keimigrasian terhadap orang asing. Hal tersebut juga telah diatur di dalam
6
Pemenkumham Nomor M-01.PR.07.10 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Selain itu juga diatur dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
keimigrasian.....” (Hasil wawancara dengan Bapak Jusuf Perdana, S.H.,MH.,
Kabid Intelijen, Penindakan Dan Sistem Informasi Keimigrasian Kanwil
Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah pada tanggal 17 September 2014
jam 13.00 WIB).
asing, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah melakukan
koordinasi dengan badan atau instansi pemerintah 68 yang tugasnya menyangkut orang
asing. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Bapak Jusuf Perdana, S.H.,MH., Kabid Intelijen,
bahwa:
Bapak Bagus Aditya NS, S.H., M.H., Kasubsi Penindakan Keimigrasian pada
tersebut. “.....ya memang benar bahwa kanwil berkoordinasi dengan kantor imigrasi
terhadap orang asing.....” (Hasil wawancara dengan Bapak Bagus Aditya NS, S.H.,
M.H., Kasubsi Penindakan Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I Semarang, pada
7
2. Hambatan dan Kendala yang dihadapi Hukum Keimigrasian dalam Pelaksanaan
a, Hambatan dan Kendala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa
Tengah
terhadap orang asing, tentunya Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
pada Kantor Imigrasi Kelas I Semarang, juga membenarkan pernyataan dari Ibu Sri
8
Kasubsi Penindakan Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I Semarang pada
tanggal 20 Desember jam 09.00 WIB).
Selain kualitas sumber daya manusia para pegawai yang masih kurang,
kuantitas sumber daya manusia juga menjadi kendala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM Jawa Tengah. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Jusuf
Kelas II Pemalang , juga meyatakan hal yang sama, yakni “.....dalam pelaksanaan
pengawasan dan penindakan orang asing, kami mendapatkan kendala pada jumlah
pegawai. Jumlah pegawai 75 dengan beban kerja masih belum seimbang, baik itu di
Kantor Imigrasi maupun di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa
Pengawasan Kantor Imigrasi Kelas II Pemalang pada tanggal 11 Oktober 2014 jam
13.30 WIB).
Bapak Afif Nur Anshari, S.H., staf Bidang Intelijen, Penindakan Dan Sistem
Informasi Keimigrasian Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, juga
9
orang asing....” (Hasil wawancara dengan Afif Nur Anshari, S.H., Staf Bidang
Hukum dan HAM Jawa Tengah pada tanggal 26 September 2014 jam 11.00 WIB).
Selain masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, ada lagi yang
terhadap orang asing yaitu terbatasnya anggaran kerja. Hal tersebut diungkapkan
oleh Bapak Afif Nur Anshari, S.H., staf Bidang Intelijen, Penindakan Dan Sistem
Informasi Keimigrasian Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, beliau
menyatakan: “.....sebenarnya anggaran yang kami peroleh dari pusat sangat terbatas,
sehingga anggaran tersebut tidak aplikatif dengan rencana kerja kita.....” (Hasil
wawancara dengan Afif Nur Anshari, S.H., 76 Staf Bidang Intelijen, Penindakan
Dan Sistem Informasi Keimigrasian Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa
Hal serupa juga dinyatakan oleh Bapak Bagus Aditya NS, S.H., M.H.,
dan penindakan keimigrasian terhadap orang asing jumlahnya masih terbatas, tetapi
dengan Bagus Aditya NS, S.H., M.H., Kasubsi Penindakan Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas I Semarang pada tanggal 20 Desember 2014 jam 09.00
WIB).
10
b, Upaya Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah
kuantitas sumber daya manusia pegawai yang memadai agar tercipta kinerja yang
baik dan profesional. Maka dari itu, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM Jawa Tengah berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia para
pegawainya.
pada Kantor Imigrasi Kelas I Semarang, juga menyatakan hal yang sama,
NS, S.H., M.H., Kasubsi Penindakan Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I
11
mengatasinya dengan cara peningkatan jumlah pegawai, yaitu dengan
menyatakan:
yang diterima dari pusat, sehingga anggaran tersebut tidak aplikatif dengan
12
rencana kerja awal. Cara yang dilakukan Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM Jawa Tengah untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan cara
Bapak Afif Nur Anshari, S.H., staf Bidang Intelijen, Penindakan Dan
pada Kantor Imigrasi Kelas I Semarang, juga membenarkan hal tersebut, “.....ya
memang benar baik dari kanwil maupun kanim sudah mengajukan ke pusat
penghematan. Jadi ya mau tidak mau kita harus menggunakan anggaran tersebut
13
D, PENUTUP
1. Kesimpulan
mengarah pada kejahatan yang melewati batas negara serta merupakan aktivitas yang
dunia. Perdagangan manusia menjadi 13 permasalahan dan isu yang sangat penting dan
mendesak untuk dibahas serta dilakukan penindakan karena kejahatan model ini sudah
dengan tingkat perdagangan manusia yang tinggi serta menjadi negara sumber dari
Tenggara khususnya Malaysia. Dengan wilayah yang luas, penduduk yang banyak serta
kejahatan model ini untuk terus beroperasi dan menjadi tantangan tersendiri yang harus
diatasi sesegera mungkin. Maka dari itu diperlukan peran semua pihak yang terkait
globalisasi saat ini sangat mudah bagi kejahatan model apapun untuk berkembang.
perdagangan manusia. Hal ini tentu saja akan sangat berkaitan dengan ketahanan
manusia Indonesia. Suatu bangsa akan dapat tumbuh sebagai bangsa yang besar apabila
keji untuk dilakukan. Manusia bukanlah barang yang dapat diperjual-belikan dan
14
Masalah trafficking perempuaan dan anak dengan alas an dan tujuan apapun
tetap merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap HAM Indonesia sebagai Negara
Negara peserta lainnya mempunyai tanggungjawab secara moral dan hukum untuk
menjamin keberadaaan harkat dan martabat yang dimiliki oleh seorang manusia
pelanggaran HAM dan memberikan penyembuhan dang anti rugi kepada korban
pelanggaran.
khusus dan penindakan pleh aparat penegak hukum sampai dengan perlindungan bagi
para korban, pada kenyataannya trafficking perempuan dan anak, di masyarakat masih
banyak dapat disaksikan. Hal ini dapat dilihat di kota-kota besar dengan adanya praktek
eksploitasi terhadap anak yang dijadikan pengemis, pengamen jalanan, pekerja anak,
perempuan dan anak menuntut upaya ekstra dari pemerintah, lebih-lebih bila dicermati
bahwa pelaku trafficking perempuaan dan anak itu terorganisasi dengan rapi baik,
15
dalam jaringan nasional maupun internasional. Keseriusan melalui tindakan ekstra dari
pihak pemerintah dalam menangani kasus trafficking, maka dapat dipastikan akan dapat
2. SARAN – SARAN
utama terjadinya perdagangan manusia. Ada beberapa saran yang dapat dilakukan agar
1. Diharapkan kepada Kantor Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah untuk lebih
2. Diharapkan koordinasi dengan instansi terkait lebih ditingkatkan lagi agar tercipta
16
DAFTAR PUSTAKA
Ananta Toer, Pramoedya, Arus Balik (Novel Sejarah), Hasta mitra, Jakarta, 2001
Bagir Manan, Hukum Keimigrasian Dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta, Ghalia
Indonesia, 2000.
Beri Azed Abdul, Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan, PSHTN FHUI, Jakarta, 1996.
Direktorat Jenderal Imigrasi, Buku Petunjuk Keimigrasian RI Bagian I Visa Izin Tinggal,
Jakarta, 1982.
Jimly Asshidiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia. PT Bhuana Ilmu Populer,
Jakarta. 2007..
Lili Rasjidi, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Remadja Rosdakarya, Bandung, 2001
Prajudi Admosidirdjo, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, 1988, cetakan 9..
Ramlee Siahaan, Tinjauan Yuridis Mengenai Cekal Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1992 Tentang Keimigrasian, Fakultas Universitas Pakuan, Bogor, 1992.
Reid, Anthony. Dari ekspansi hingga krisis II (jaringan perdagangan global Asia Tenggara
1450-1680) Yayasan obor Indonesia, Jakarta, 1999
Ricklefs, M.C, Sejarah Indonesia Moder 1200 – 2004, Serambi, Jakarta, 2007.
17
Rony Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta.1982.
Ratna Wills, Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian terhadap izin tinggal orang asing, di
Indonesia, Tesis, Medan, Universitas Sumatera Utara. 2009.
T.S.G. Mulia dan K.A.H. Hidding, Ensiklopedia Indonesia, Jilid II, W. Van Hoeve,
Gravenhage, Bandung.
UNDANG – UNDANG :
PERATURAN PEMERINTAH
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2005 Tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Tinggal.
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1994 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan dan
Penangkalan.
INTERNET
Internet, http://www.gkj.or.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=826
18
19