Tingkat I
Politeknik Imigrasi
Latar Belakang
Dalam proses terselenggarakannya Keamanan dalam negeri suatu Negara maka salah
satu hal yang harus didukung adalah kemampuan membina serta mencegah dan menanggulangi
segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang meresahkan
masyarakat guna menciptakan suasana ketertiban masyarakat yang tertib dan tegak hukum.
Sebuah Negara yang memiliki kekuatan pertahanan kuat bisa dilihat dari bentuk dan
pengorganisasian intelijennya. Karena dengan keberadaan institusi tersebut perkembangan
setiap wilayah bisa diketahui dan dianalisis untuk diolah dan dijadikan data ketahanan wilayah.
Hukum Internasional memberikan hak dan wewenangnya untuk semua Negara dalam
untuk menjalankan yurisdiksi terhadap orang, benda dan perbuatan yang terjadi didalam
masing–masing wilayah Negara tersebut. Dengan kata lain berarti setiap Negara berhak
merumuskan lalu lintas antar Negara yang terjadi dalam wilayahnya. Dalam hal ini juga
berkaitan dengan aspek keimigrasian yang memiliki sifat universal maupun kekhususan yang
telah diberlakukan bagi masing-masing Negara sesuai nilai dan kebutuhannya.
Dalam proses terselenggarakannya keamanan dalam negeri suatu Negara maka salah satu
hal yang harus didukung adalah kemampuan membina serta mencegah dan menanggulangi
segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk bentuk gangguan lainnya yang meresahkan
masyarakat guna menciptakan suasana ketertiban masyarakat yang tertib dan tegak hukum.
Kebijakan pemerintah dalam bidang keimigrasian memiliki prinsip selective policy (suatu
kebijakan atas dasar prinsip selektif) dimana hanya orang asing yang bisa memberikan manfaat
yang berguna bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara. Adanya peraturan keimigrasian
ini memiliki peran yang sangat penting dalam menegakkan kedaulatan hukum oleh Negara
yang bersangkutan, hal ini harus diwujudkan.
Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai
prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan
nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum serta
terbinanya ketentraman yang mendukung kemampuan membina serta mencegah dan
menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang
dapat meresahkan masyarakat3.
Pengawasan terhadap lalu lintas Orang Asing yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta
pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia di atur
dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Dalam pengawasan
1
Wahyudin Ukun , Deportasi Sebagai Instrumen Penegakan Hukum dan Kedaulatan Negara di Bidang
Keimigrasian, Op.Cit. hlm 8.
2
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, yaitu pengaturan, pelayanan dan pengawasan
dibidang keimigrasian merupakan hak dan kedaulatan Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum.
3
Awaloedin Djamin, Administrasi Kepolisian RI Menghadapi Tahun 2000, (Lembang: Sanyata Sumasana Wira),
hal. 23.
banyak sekali hal yang dilakukan untuk tetap menjaga tegaknya kedaulatan NKRI. Pengawasan
keimigrasian dilakukan tidak hanya saat orang asing keluar atau masuk wilayah Indonesia
tetapi juga pada saat orang asing berada di wilayah Indonesia. Pengawasan yang dilakukan
oleh Ditjen Keimigrasian terhadap orang asing dilakukan dengan pengawasan tindakan
administratif keimigrasian dan pengawasan lapangan. Untuk memudahkan pengawasan Orang
Asing di Indonesia dibentuk Tim Pengawasan Orang Asing atau yang biasa disebut TIMPORA.
Selain itu, setiap Orang Asing yang ada di Wilayah Indonesia mempunyai perlindungan hukum
yang sudah diatur guna melindungi hak dan kewajiban orang asing tersebut.
Meningkatnya jumlah penduduk di seluruh dunia mempengaruhi segala aspek kehidupan yang
ada. Setiap orang mempunyai kesibukan masing-masing yang mereka miliki. Salah satu
kegiatan tersebut seperti berpergian keluar negeri atau keluar dari negara mereka masing-
masing. Ada begitu banyak tujuan orang untuk ke luar negeri, antara lain keperluan bisnis,
bekerja, liburan, kunjungan keluarga, berobat dan banyak hal lainnya. Oleh karena itu suatu
negara harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatu yang akan mereka hadapi untuk
mengantisipasi perkembangan dunia agar tidak tertindas dan dapat melindungi negaranya
masing-masing.
Negara Indonesia adalah negara yang memiliki posisi strategis dalam pergaulan internasional,
baik dari aspek geografis sebagai potensi sumber alam dan sumber daya manusia
mengakibatkan arus lalu lintas orang masuk dan keluar wilayah Indonesia semakin meningkat.
Orang-orang yang berkunjung keluar dan ke dalam Indonesia semakin meningkat dan semakin
kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara Indonesia maka dari itu dibutuhkan suatu
badan atau lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengawasi orang
yang ingin keluar masuk dalam wilayah negara Indonesia. Kehadiran warga Negara Asing di
Indonesia, di samping telah memberikan pengaruh positif, juga telah memberikan pengaruh
negatif terhadap
Pengawasan pada hakekatnya adalah suatu tindakan menilai (menguji) suatu tugas dapat sesuai
dengan rencana sehingga pengawasan dilakukan selama proses suatu kegiatan sudah berjalan.
Pengawasan keimigrasian tidak hanya dilakukan saat orang asing tersebut keluar atau masuk
wilayah Indonesia, tetapi juga selama orang asing tersebut berada di wilayah Indonesia
termasuk pula kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Pengawasan orang asing sebagai salah
satu rangkaian kegiatan pada dasarnya yagn telah dimulai dan dilakukan pertama kali oleh
perwakilan Indonesia di luar negeri ketika menerima permohonan visa, pengawasan
selanjutnya dilaksanakan oleh pejabat imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI), ketika
pejabat imigrasi dengan kewenangannya dapat menolak atau memberikan izin masuk,
kemudian diberikan izin tinggal dengan visa yang dimilikinya. Selanjutnya, pengawasan
beralih ke Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang asing tersebut.
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian berbunyi
“Setiap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia wajib melalui pemeriksaan yang
dilakukan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.”
Konsekunsi dari banyaknya pergerakan manusia itu sendiri adalah terjadi banyak pelanggaran
keimigrasian baik itu pelanggaran administratif maupun Tindak Pidana Keimigrasian yang
dilakukan seperti adanya penyalahgunaan izin keimigrasian, pemalsuan paspor, pemalsu an
visa dan lain sebagainya oleh sindikat internasional yang terorganisir maupun oknum-oknum
orang asing secara perorangan. Pada umumnya mereka melakukan tindak pidana narkotika dan
prostitusi selain itu juga terorisme, seperti yang banyak diberitakan media masa dan elektronik
dewasa ini. Seperti pada awal tahun lalu telah ditangkap sebanyak 38 wanita berasal dari Eropa
Timur dan China daratan, di sebuah hotel kawasan Pluit Jakarta. Setelah diperiksa, selain telah
melakukan pelanggaran dengan melakukan penyalahgunaan dokumen, ternyata mereka juga
sebagian besar bekerja pada sektor yang diistilahkan dengan Pekerja Seks Komersial dan
sebagai anggota jaringan pengedar narkoba internasional. Hal ini sudah tentu mengganggu
stabilitas keamanan dan ketertiban nasional, di mana negara mengharapkan kedatangan orang
asing akan memberikan dampak positif bagi pembangunan, namun yang terjadi mereka malah
melakukan hal-hal yang dapat merusak moral, mental dan citra bangsa Indonesia.
Untuk mengatur berbagai macam warga negara asing yang keluar dan masuk ke wilayah
Indonesia, kebijakan pemerintah di bidang keimigrasian menganut prinsip selective policy
yaitu suatu kebijakan berdasarkan prinsip selektif. Berdasarkan prinsip ini, hanya orang-orang
asing yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara Republik
Indonesia, yang tidak membahayakan keamanan dan ketertiban serta tidak bermusuhan baik
terhadap rakyat maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan kepada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), yang diizinkan masuk atau keluar
wilayah Indonesia, dan untuk itu perlu ada pengaturan dan batasan berupa perizinan yang
diberikan kepada orang asing apabila hendak tinggal di Indonesia.4
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian berbunyi
“Setiap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia wajib melalui pemeriksaan yang
dilakukan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.”
Selain melakukan pengawasan terhadap orang asing, pemerintah di Indonesia juga wajib
melakukan perlindungan terhadap Warga Negara Asing yang berada di Indonesia. Pada
dasarnya hak dan kewajiban negara terhadap orang, baik warga negara maupun orang asing,
ditentukan oleh negara tersebut dan kewarganegaraan dari orang yang bersangkutan. Setiap
orang tersebut tunduk pada kekuasaan negara dan harus mentaati hukum yang berlaku di
wilayah negara tersebut, terkecuali bagi orang asing dengan pembatasan-pembatasan tertentu,
seperti dalam hak politik, jabatan dalam pemerintahan.5 Maka dari itu, selain Warga Negara
Indonesia (WNI) orang asing juga mendapatkan perlindungan hukum.
4
Muhammad Indra, “Perspektif Penegakan Hukum dalam Sistem Hukum Keimigrasian Indonesia”, Disertasi,
Program Doktor Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran, Bandung, 23 Mei 2008), hal.2.
5
Arsensius, “PERLINDUNGAN ORANG ASING DALAM HUKUM INTERNASIONAL”, Jurnal Varia Bina Civika. No 75,
2009, 6.
Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah dituliskan dalam judul penelitian ini. Maka Rumusan masalah yang
dapat diangkat dalam hal ini adalah Bagaimana Peran Intelijen Keimigrasian dalam
Pengawasan Warga Negara Asing di Indonesia dan Bagaimana Perbedaan Mendasar antara
Intelijen Keimigrasian dengan Intelijen Negara yang ada di Negara Republik Indonesia Ini.
Pembahasan
Pengertian keimigrasian telah diatur dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun
2011, yakni Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah
Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara6.
Sementara Fungsi Keimigrasian telah diatur dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No 6
Tahun 2011 adalah: “bagian dari urusan pemerintahan Negara dalam memberikan pelayanan
Keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara, dan fasilitator pembangunan
kesejahteraan masyarakat.
Intelijen atau Intelligence ialah seni mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi
strategis yang diperlukan sebuah Negara tentang Negara “musuh”. Dari definisi ini
berkembang istilah counter intelligence yang merupakan lawan kata dari intelligence.
Meskipun dinamakan Organisasi Intelijen Sipil, organisasi intelijen yang baik tidak bisa
hanya berwarna sipil karena pentingnya sentuhan militer. Hakikatnya merupakan gabungan
antara kemampuan militer (tempur) atau combatants dan petugas intelijen (intelligence
officers).
6
Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian.
Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah
Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara. Hukum
Keimigrasian merupakan bagian dari sistem hukum yang berlaku di Indonesia, bahkan
merupakan subsistem dari Hukum Administrasi Negara yang terdapat pada Undang-Undang
No. 6 Tahun 20117.
Intelijen Keimigrasian
1. Fungsi Penyelidikan: Mendapatkan informasi yang akurat tentang suatu masalah yang
menonjol untuk disampaikan kepada Pimpinan guna dilakukan langkah-
langkahlebihlanjut.
2. Fungsi Pengamanan (Kontra Intelijen): Memberikan masukan kepada fungsi terkait
dalam mengungkap: Jaringan pelaku. Kejahatan terorganisir. Kejahatan berkadar
ancaman tinggi. Latar belakang (Modus Operandi Motivasi).
Fungsi Intelijen Keimigrasian
7
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian
8
Pasal 74 ayat (2) dalam penjelasan UU No.6/2011 tentang Keimigrasian.
Kegunaan Penyelidikan Intelijen Keimigrasian
Mengapa kerjasama intelijen antara Ditjen Imigrasi dengan instansi terkait lainnya
seperti TNI, Polri, Kejaksaan ataupun Pemda menjadi sangat penting, karena dengan adanya
sinergitas antar instansi diharapkan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara optimal,
terpadu dan tepat sasaran.
Intelijen yang kita miliki terlihat saling tumpang tindih antara satu dengan yang lain
sehingga sangat telat untuk melakukan kontra intelijen yang berasal dari luar sedangkan
intelijen kita sibuk hanya menangani kepentingan dalam negeri dan sangat mudah didikte
Negara asing. Pengaturan terhadap lalu lintas antar Negara yang menyangkut orang disuatu
wilayah negara, adalah berkaitan dengan aspek keimigrasian yang berlaku disetiap negara
memiliki sifat universal maupun kekhususan masing-masing Negara sesuai dengan nilai dan
kebutuhan kenegaraannya.
Keamanan dalam negeri suatu Negara adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum serta
terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu
Negara kita ini perlu melakukan pengawasan dan penindakan keimigrasian bagi orang asing
yang melebihi batas waktu izin tinggal di Indonesia.
Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) yang dilakukan secara terpadu, dimana
TIMPORA dibentuk di tingkat pusat, di tingkat provinsi dan di tingkat daerah.
Sistem pengawasan keimigrasian terbagi menjadi dua cara yaitu pengawasan keimigrasian
secara administrasi dan pengawasan keimigrasian dengan memberikan tindak pidana
keimigrasian. Pengawasan keimigrasian secara administrasi berdasarkan pasal 67 (1) Undang-
undang nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian dilaksanakan pada saat permohonan
dokumen perjalanan, keluar atau masuk, atau berada di luar wilayah Indonesia dilakukan
dengan:
Hal ini ditegaskan dalam Pasal 68 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian
bahwa Pengawasan terhadap orang asing dilaksanakan dalam bentuk dan cara, sebagai berikut:
1) Pengumpulan dan pengolahan data orang asing yang masuk atau keluar wilayah
Indonesia.
2) Pendaftaran orang asing yang berada di wilayah Indonesia.
3) Pemantauan, pengumpulan dan pengolahan bahan keterangan serta informasi mengenai
kegiatan orang asing.
4) Penyusunan daftar nama-nama orang asing yang tidak dikehendaki masuk atau keluar
wilayah Indonesia.
5) Kegiatan lainnya.
1) Melakukan kegiatan yang berbahaya atau patut diduga berbahaya bagi keamanan dan
ketertiban umum.
2) Tidak menghormati atau mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10
Selain itu bagi orang asing yang melakukan tindak pelanggaran keimigrasian dapat diberikan
tindakan administratif keimigrasian sebagai konsekuensi hukum karena telah melakukan
pelanggaran keimigrasian. Adapun yang termasuk ke dalam tindakan administratif
keimigrasian berdasarkan pasal 75 (2) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
keimigrasian dapat berupa:
1) Pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan
2) Pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal;
3) Larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia;
Hasil pengawasan keimigrasian yang mencakup penegakan hukum keimigrasian, baik yang
bersifat tindakan administratif maupun tindak pidana, disampaikan kepada Direktorat Jenderal
Imigrasi sebagai koordinator pengawasan orang asing, untuk ditindak-lanjuti sesuai dengan
proporsi permasalahannya. Hal-hal yang bersifat tindakan administratif akan ditindak-lanjuti
secara keimigrasian, sedangkan bagi yang terkena tindakan pidana, setelah yang bersangkutan
menjalani hukuman, maka instansi yang terkait harus memberitahukan kepada Direktorat
Jenderal Imigrasi untuk selanjutnya dikenakan tindakan keimigrasian.
Pengaruh Selective Policy Dalam Upaya Pencegahan Masuknya Orang Asing Ke Wilayah
Indonesia
Setiap negara berwenang untuk mengizinkan atau melarang seseorang untuk masuk maupun
keluar suatu negara. Dalam melaksanakan fungsi keimigrasian di Indonesia, pemerintah
melalui Direktorat Jenderal Imigrasi melaksanakan suatu politik keimigrasian yang semata-
mata bertujuan untuk melindungi kepentingan bangsa serta menjaga kedaulatan bangsa dari
hal-hal yang dapat merugikan bangsa sebagai akibat dari adanya kegiatan keluar masuknya
orang asing ke wilayah Indonesia.
Pada bagian Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian12
ditegaskan bahwa terhadap orang asing, pelayanan dan pengawasan di bidang keimigrasian
dilakukan dengan prinsip yang bersifat selektif (selective policy) 13 dimana hanya orang asing
yang diizinkan masuk ke Indonesia adalah orang asing yang memberikan manfaat bagi
kesejahteraan rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia serta tidak membahayakan
keamanan dan, ketertiban, juga tidak bermusuhan baik terhadap rakyat, maupun terhadap
Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Kebijakan ini
semata-mata dirancang untuk melindungi kepentingan nasional.
Dalam rangka mewujudkan prinsip selective policy diperlukan adanya pengawasan terhadap
orang asing. Pengawasan ini tidak hanya pada saat mereka masuk, tetapi selama mereka berada
di Wilavah Indonesia termasuk kegiatan-kegiatannya yang bertujuan untuk melindungi
masyarakat dan kedaulatan negara dari orang asing yang tidak membawa manfaat baik dan
11
Pasal 75 (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.
12
Bagian Umum Pada Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 Tentang
Keimigrasian.
13
Kunjono, Arief Rahman. 2002. Illegal Migrants dan Sistem Keimigrasian Indonesia. Jakarta. Direktorat
Jenderal Imigrasi.
positif untuk negara Indonesia. Oleh sebab itu, keberadaan peraturan kemigrasian merupakan
atribut yang sangat penting dalam menegakkan kedaulatan hukum suatu negara di dalam
wilayah teritorial negara yang bersangkutan, dan bagi setiap orang asing yang memasuki
wilayah suatu negara akan tunduk pada hukum negara tersebut sebagaimana halnya warga
negara itu sendiri. 14 Adapun upaya atau cara pengawasan keimigrasian tersebut dapat berupa:
1) Pengamatan dengan panca indera secara teliti cermat terhadap surat-surat, benda dan
tempat kejadian untuk dapat gambaran yang lebih jelas baik secara keseluruhan atau
lebih rinci.
2) Pembuntutan terhadap objek yang kaitan atau hubungan dengan peristiwa-peristiwa
yang akan, sedang dan atau telah terjadi.
3) Penyusupan dalam ruang lingkup peristiwa atau golongan kegiatan peristiwa yang
akan, sedang atau telah terjadinya unsur pelanggaran.
4) Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang mengetahui atau patut diduga
mengetahui terjadinya peristiwa pelanggaran/kejahatan keimigrasian dengan
memperhatikan sumber dan nilai keterangan.
Pengawasan keimigrasian terhadap orang asing perlu lebih ditingkatkan sejalan dengan
meningkatnya angka kejahatan internasional atau tindak pidana transnasional, seperti
perdagangan orang, penyelundupan manusia, terorisme dan tindak pidana narkotika yang
banyak dilakukan oleh sindikat kejahatan internasional yang terorganisasi. Salah satu
perwujudan sekaligus yang menjadi kekuatan utama dalam pengawasan keimigrasian adalah
penyusunan daftar nama orang-orang baik WNI maupun WNA yang terindikasi terkait dengan
masalah hukum sehingga harus dikenakan tindakan keimigrasian berupa pencegahan maupun
penangkalan.
Berdasarkan pasal 1 (28) Undang-undang nomor 6 tahun 2011 pencegahan adalah larangan
sementara terhadap orang untuk keluar dari Wilayah Indonesia berdasarkan alasan
Keimigrasian atau alasan lain yang ditentukan oleh undang-undang. Sedangkan penangkalan
adalah larangan terhadap orang asing untuk masuk Wilayah Indonesia berdasarkan alasan
Keimigrasian, hal ini sebagaimana diatur pada pasal 1 (29) undang-undang nomor 6 tahun 2011
tentang keimigrasian. 15
Tindakan pencegahan dan penangkalan, merupakan bagian dari pengawasan keimigrasian yang
merupakan suatu kewenangan khusus dan diamanatkan oleh Undang-undang keimigrasian
untuk mencegah setiap orang untuk keluar dari wilayah Indonesia dan menangkal setiap orang
untuk masuk ke wilayah Indonesia sebagai pembatas hak kebebasan bergerak dalam ruang
lingkup pergerakan masuk dan keluar wilayah Indonesia. 16 Berdasarkan sejarah hukum
keimigrasian mengenai konsep pencegahan dan penangkalan, menyatakan bahwa setiap orang
baik WNI maupun WNA dapat dikenakan tindakan pencegahan dan penangkalan, bahkan
14 Bhakti, Yudha. 2003. Hukum Internasional. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
15 Pasal 1 (28) & (29) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.
16
Indra, Muhammad. 2008. Persprektif Penegakan Hukum dalam Sistem Hukum Keimigrasian Indonesia.
Bandung, Universitas Padjajaran.
terhadap WNI dapat ditangkal masuk ke wilayah negaranya sendiri dengan berdasarkan
keadaan yang sangat khusus, hal ini sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 9 tahun
1992 tentang keimigrasian. Namun dengan terbitnya Undang-undang nomor 6 tahun 2011
yang merupakan pengganti Undang-undang nomor 9 tahun 1992, disebutkan bahwa Warga
negara Indonesia tidak dapat dikenai tindakan penangkalan karena hal itu tidak sesuai dengan
prinsip dan kebiasaan internasional, yang menyatakan bahwa seorang warga negara tidak boleh
dilarang masuk ke negaranya sendiri 17
Pencegahan dan penangkalan keimigrasian hanya dapat diajukan oleh lembaga atau instansi
negara yang memiliki kewenangan pencegahan dan penangkalan yang diatur dalam undang-
undang, dalam Pasal 91 Undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian
memberikan kewenangan pencegahan kepada Menteri Hukum dan HAM atas dasar hasil
pengawasan keimigrasian dan keputusan tindak pidana keimigrasian.
Tindakan pencegahan terhadap orang asing dilakukan karena alasan-alasan sebagai berikut:
1) Warga negara Indonesia yang pernah diusir atau dideportasi ke Indonesia oleh suatu
negara lain.
2) Warga negara Indonesia yang pada saat berada di luar negeri melakukan perbuatan
yang mencemarkan nama baik bangsa dan negara Indonesia.
3) Warga negara asing yang belum atau tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya
terhadap negara atau pemerintah Republik Indonesia.
Sedangkan tindakan penangkalan terhadap orang asing dilakukan karena alasan-alasan sebagai
berikut:
Dalam pelaksanan tidak pencegahan dan penangkalan terhadap orang asing yang dapat
membahayakan negara Indonesia harus tetap mendasarkan kepada prinsip-prinsip hak asasi
17
Aziz, Erwin. 2011. Tanggapan Pemerintah Dalam Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi Mengenai Pengujian
Pencegahan Keimigrasian. Jakarta. https://www.jakarta.kemenkumham.go.id/berita-hukum-dan-
ham/578pencegahan dan penangkalan-perlu-dilakukan-demi-kepentingan-nasional. Diakses pada tanggal 27
September 2019
18 Warmasse, Fidelang. 2016. Pencegahan dan penangkalan keimigrasian sebagai fungsi perlindungan
PENUTUP
Kesimpulan
Pengawasan orang asing menjadi tanggung jawab Menteri Hukum dan HAM dalam hal ini
Pejabat Imigrasi selaku operator pelaksana. Pengawasan terhadap orang asing di wilayah
Indonesia meliputi pengawasan pada saat mereka masuk ke wilayah Indonesia serta
keberadaannya selama mereka berada di wilayah Indonesia.
Pengaruh selective policy atau kebijakan berdasarkan prinsip selektif menjelaskan bahwa
hanya orang-orang asing yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa
dan Negara Republik Indonesia, yang tidak membahayakan keamanan dan ketertiban serta
tidak bermusuhan baik terhadap rakyat maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
diizinkan masuk atau keluar wilayah Indonesia.
Pengaruh tindakan pencegahan dan penangkalan untuk mencegah masuknya orang asing
ke wilayah Indonesia dapat dilakukan dengan cara penyusunan daftar nama orang-orang baik
WNI maupun orang asing yang terindikasi terkait dengan masalah hukum sehingga harus
dikenakan pencegahan maupun penangkalan keimigrasian demi melindungi kepentingan
nasional, yakni meliputi keamanan nasional, ketertiban umum dan kepentingan masyarakat
yang dilakukan dengan berdasarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia.
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan terkait dengan penulisan di atas adalah sebagai berikut
19
Abdullah, Reza Riansyah. 2017. Perspektif Pencegahan dan Penangkalan Keimigrasian dalam Pencegahan
Terorisme. Vol. 3 No. 1 Tahun 2017.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Bhakti, Yudha. 2003. Hukum Internasional. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Hamidi , Jazim dan Charles Christian. Hukum Keimigrasian, Jakarta: Sinar Grafika, 2015
Indra, Muhammad. 2008. Perspektif Penegakan Hukum dalam Sistem Hukum Keimigrasian
Indonesia. Bandung, Universitas Padjajaran.
Kunjono, Arief Rahman. 2002. Illegal Migrants dan Sistem Keimigrasian Indonesia. Jakarta.
Direktorat Jenderal Imigrasi.
Jurnal/Makalah/Artikel/Prosiding:
Peraturan Perundang-Undangan:
Peraturan pemerintah Nomor 31 tahun 2013 tentang peraturan pelaksanaan UU No. 6 Tahun
2011
Sumber Lain
Aziz, Erwin. 2011. Tanggapan Pemerintah Dalam Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi
Mengenai Pengujian Pencegahan Keimigrasian. Jakarta.
https://www.jakarta.kemenkumham.go.id/berita-hukum-dan-ham/578pencegahan dan
penangkalan-perlu-dilakukan-demi-kepentingan-nasional.