Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PUTUSAN PN TANGERANG NOMOR 936/PID.

SUS/2019/PN
TNG TENTANG PUTUSAN PIDANA TERHADAP ROFIQUL ISLAM
ATAS PELANGGARAN UNDANG-UNDANG KEIMIGRASIAN

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi komponen tugas
Mata Kuliah Pengantar Hukum Pidana

Oleh Kelompok 3:
Ajeep Akbar Qolby 2021.2229.1.01
Aliffia Ramadita Marani 2021.2xxx.2.01
Alvino Arya Putra Wildan 2021.2xxx.1.01
Andika Ardiansyah 2021.2xxx.1.01
Asma Putri Salsabila 2021.2xxx.2.01
Deny Pujakesuma 2021.2xxx.1.01
Dinar Afdhal Nugraha 2021.2xxx.1.01
Dita Putri Sabilla 2021.2xxx.2.01
Dondo Haulian A. Harahap 2021.2xxx.1.01
Dicky Laksono 2021.2xxx.1.01

PROGRAM STUDI HUKUM KEIMIGRASIAN


POLITEKNIK IMIGRASI
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis Putusan Pn Tangerang
Nomor 936/Pid.Sus/2019/Pn Tng tentang Putusan Pidana Terhadap Rofiqul
Islam atas Pelanggaran Undang-Undang Keimigrasian" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi salah satu komponen tugas Mata Kuliah


Pengantar Hukum Pidana. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang putusan pidana khusus keimigrasian dan putusan pengadilan terkait tindak
pidana.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Taswem Tarib, S.H., M.H.
selaku Dosen Mata Kuliah Pengantar Hukum Pidana. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat diterima demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 25 Februari
2023

Tim Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imigrasi adalah suatu perjalanan manusia lalu lintas memasuki atau meninggalkan
wilayah Indonesia dan pengawasan dalam rangka mempertahankan kedaulatan nasional
itu sendiri. Ketentuan ini tidak hanya berlaku untuk orang Indonesia, tetapi juga untuk
warga negara asing yang ingin memasuki atau meninggalkan Wilayah Indonesia. Pada
suatu Negara, tentunya akan mendapati orang-orang yang berstatus warga negara dan
penduduk, serta ada pula penduduk yang tidak berstatus sebagai warga negara. Adanya
perbedaan kedudukan dan status tersebut menimbulkan hak dan kewajiban pada masing-
masing individu. Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan timbulnya dampak pada
individu tersebut untuk tunduk pada hukum suatu negara serta memiliki pertalian hukum
pada negara yang bersangkutan.
Keimigrasian di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian (UU Keimigrasian Tahun 2011), yang mengganti undang-undang
keimigrasian sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992. Perihal
keimigrasian ini berkaitan erat dengan lalu lintas orang melintasi batas-batas negara lain
yang semakin meningkat di era globalisasi dan perdagangan bebas dan sekarang ini telah
menjadi perhatian negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena
setiap negara mempunyai kedaulatan untuk mengatur lalu lintas orang yang akan masuk
dan keluar wilayah negaranya. Mobilitas orang keluar dan masuk dari suatu wilayah
negara menimbulkan berbagai dampak, baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan kepentingan dan kehidupan bangsa dan negara. Perdagangan manusia (human
trafficking), penyelundupan manusia (people smuggling), imigran gelap, peredaran
narkotika, dan lain sebagainya merupakan beberapa dampak negatif yang timbul dari
aktivitas perpindahan orang antar wilayah negara. Namun demikian, perpindahan atau
perlintasan orang masuk dan keluar suatu wilayah negara tidak dapat dihindari mengingat
adanya kebutuhan hubungan antara negara-negara di dunia.
Negara memberikan kebebasan bergerak bagi warga negara dalam kehidupan
bersama namun juga membatasi ruang gerak tersebut karena dalam setiap negara terdapat
kekuasaan tertinggi yang harus dihormati dan ditaati oleh warganegara wilayah tersebut
dan warganegara wilayah lain yang berkaitan dengan kelangsungan kedaulatan wilayah
negara. Oleh karena itu, suatu negara dalam rangka melindungi kedaulatan negara,
melindungi rakyatnya, dan menerapkan hukum di negaranya dapat menetapkan ketentuan
hukum terkait pengaturan dan pengawasan lalu lintas manusia yang masuk dan keluar
dari wilayahnya. Dengan demikian, orang asing akan mendapatkan legalitas untuk
melakukan perjalanan, melakukan kegiatan, dan/atau berada di negara lain secara sah.

3
Perkembangan selanjutnya pergerakan atau migrasi ini juga mencakup pergerakan tenaga
kerja asing maupun pekerja migran Indonesia.
Orang atau warga negara asing yang memasuki wilayah negara Indonesia harus
mempunyai kelengkapan dokumen perjalanan yang sah. Seperti misalnya paspor, visa,
dan izin tinggal. Adapun permasalahan yang acap ditemui terkait dengan dokumen
perjalanan yaitu penyalahgunaan visa kunjungan, yang mana dalam hal visa
kunjungannya telah berakhir tetapi warga Negara asing tersebut tidak meninggalkan
Indonesia malah menetap tanpa melakukan perpanjangan visa kunjungannya tersebut,
sehingga hal ini merupakan suatu tindak pidana keimigrasian yang warga negara asing
lakukan. Berdasarkan pemaparan yang telah dipaparkan penulis, maka penulis akan
menganalisis PN Tangerang Nomor 936/PID.SUS/2019/PN TNG Tentang Putusan
Pidana Terhadap Rofiqul Islam Atas Pelanggaran Undang-Undang Keimigrasian.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis menemukan beberapa rumusan masalah yang akan
dibahas seperti :
a. Bagaimanakah putusan pengadilan mengenai tindak pidana yang dilakukan oleh
Rofiqul Islam sehingga ia dijatuhkan putusan?
b. Bagaimana analisis putusan PN Tangerang Nomor 936/PID.SUS/2019/PN TNG
Tentang Putusan Pidana Terhadap Rofiqul Islam Atas Pelanggaran Undang-Undang
Keimigrasian?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Putusan Pengadilan


Putusan Pengadilan yang diberikan pada Rofiqul Islam adalah Puusan Pengadilan Nomor
936/Pid.Sus/2019/PN Tn dengan beberapa point seperti :
1. Menyatakan Terdakwa ROFIQUL ISLAM bersalah meiakukan tindak pidana “
Orang asing yang masuk dan/atau berada di Wilayah Indonesia yang tidak memiliki
Dokumen Perjalanan dan visa yang sah dan masih beriaku sebagaimana dimaksud
Pasal 8" sebagaimana diatur dalam dakwaan Pertama Pasal 119 ayat (1) Jo Pasal 8
UU NO. 6 Th. 2011 tentang Keimigrasian.
2. Menjatuhkan pidana terhadap nama Terdakwa ROFIQUL ISLAM dengan pidana
penjara selama 9 (SEMBILAN) BULAN dikurangi selama terdakwa berada dalam
tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan, dan denda sebesar Rp.
50.000.000,- (lima juta rupiah) subsider 2 (dua) bulan kurungan.
3. Menyatakan barang bukti berupa:
- 1 (satu) lembar fotocopy paspor kebangsaan Bangladesh Nomor: BY0780834
dikeluarkan di Dhaka tanggal 7 Februari 2019 beriaku sampai dengan 6 Februari
2024 atas nama Rofiqul Islam
- 1 (satu) lembar Surat Tanda Laporan Kehilangan/Kerusakan
Barang/Surat-Surat Nomor : 115/11/2019/PMJ/Restro Tng/Sek Benda tanggal 08
Februari 2019 yang menerangkan bahwa paspor kebangsaan Bangladesh
dengan nomor: BY0780834 atas nama ……… beriaku sampai dengan 6
Februari 2024, hilang pada tanggal 7 Februari 2019 jam 07.00 Wib.
- 1 (satu) lembar tiket pesawat Malindo Air dengan kode pemesanan TJBIUW
Terlampir dalam berkas perkara.
4. Menetapkan supaya terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,-
(dua ribu rupiah)
Dari putusan diatas terdapat bagaimana Terdakwa mempunyai riwayar berisi sebagai
berikut :
Pada hari Senin tanggal 08 Februari 2019 sekira jam 13.30 Wib saksi Ardhi
Riandy Yoga Mahardhika, saksi Rizki Febrianda dan saksi Riza Fahmi Fauzi` (yang
merupakan Pejabat Imigrasi dari Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Tangerang yang
sedang bertugas dalam rangka pengawasan Kegiatan dan Keberadaan Orang Asing
berdasarkan Surat Perintah Nomor : W.12.IMI.IMI.IA.GR.02.01-0450 Tahun 2019
tanggal 04 Februari 2019) sedang melakukan pengawasan pada Ruko Duta Niaga 2 No.
08 jalan Arteri Husein Sastra Negara Jurumudi Lama Benda Tangerang dan sesampainya
di Ruko Duta Niaga 2 No. 08 jalan Arteri Husein Sastra Negara Jurumudi Lama Benda

5
Tangerang para saksi tersebut melihat terdakwa sedang berjalan sendirian dikompleks
ruko tersebut, lalu para saksi langsung menghampiri terdakwa kemudian mengajak
berkomunikasi, namun dikarenakan terdakwa tidak bisa berbahasa Indonesia secara aktif
lalu para saksi yang merupakan Petugas Keimigrasian Kelas I Non TPI Tangerang
kemudian meminta dokumen perjalanan atau paspor milik terdakwa, namun terdakwa
tidak dapat menunjukkan dokumen perjalanan atau paspor asli miliknya dan terdakwa
hanya dapat menunjukkan fotocopy paspor kebangsaan Bangladesh dengan nomor
BY0780834 atas nama ROFIQUL ISLAM yang diterbitkan di Dhaka tanggal 7 Februari
2019 berlaku sampai 6 Februari 2024 dan Surat Tanda Laporan Kehilangan dari
Kepolisian Sektor Benda dengan Nomor : 115/II/2019/PMJ/Restro Tng/Sek Benda yang
menerangkan bahwa paspor kebangsaan Bangladesh dengan nomor BY0780834 atas
nama ROFIQUL ISLAM yang diterbitkan di Dhaka tanggal 7 Februari 2019 berlaku
sampai 6 Februari 2024 hilang pada tanggal 7 Februari 2019 jam 07.00 Wib, saat
dilakukan wawancara singkat terdakwa mengaku bernama ROFIQUL ISLAM dan
fotocopy paspor tersebut adalah miliknya dan saat itu terdakwa masuk ke Indonesia dari
Johor Bahru Malaysia melalui jalur laut yaitu pada malam hari dengan menggunakan
kapal kecil melalui pelabuhan kecil yang mana disana tidak terdapat Petugas Instansi
terkait kemudian para saksi melakukan pengecekan data terdakwa dengan nomor paspor
BY0780834 atas nama ROFIQUL ISLAM pada data perlintasan Keimigrasian pada Pusat
Data Keimigrasian di Direktorat Jenderal Imigrasi dan setelah dicek ternyata data
terdakwa dengan nomor paspor BY0780834 atas nama ROFIQUL ISLAM tidak terekam
pada data perlintasan orang masuk atau keluar Wilayah Indonesia sebagaimana hasil
pencarian data terdakwa pada Pusat Data Keimigrasian Direktorat Jenderal Imigrasi.
B. Analisis Putusan Pengadilan
Putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 936/PID.SUS/2019/PN TNG
adalah kasus dengan terdakwa Rofiqul Islam yang meiakukan tindak pidana “ Orang
asing yang masuk dan/atau berada di Wilayah Indonesia yang tidak memiliki Dokumen
Perjalanan dan visa yang sah dan masih beriaku”. Data dengan nomor paspor
BY0780834 atas nama Rofiqul Islam tidak terekam pada data perlintasan orang masuk
atau keluar Wilayah Indonesia sebagaimana hasil pencarian data terdakwa pada Pusat
Data Keimigrasian Direktorat Jenderal Imigrasi. Rofiqul Islam masuk ke Indonesia
melalui jalur laut yaitu pada malam hari dengan menggunakan kapal kecil melalui
pelabuhan kecil yang mana disana tidak terdapat Petugas Instansi terkait. Rofiqul Islam
masuk ke Indonesia dengan tujuan untuk mencari pekerjaan dikarenakan dia merupakan
kepala keluarga.
Terhadap warga negera asing yang menerima visa kunjungan menurut Pasal 38
UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, bahwa WNA yang sudah mendapatkan visa
kunjungan diizinkan untuk tinggal di wilayah Indonesia dengan jangka waktu maksimal
30 hari. Izin keimigrasian untuk dapat tinggal di Indonesia diberikan kepada warga
Negara asing oleh pejabat imigrasi karena izin tinggal merupakan hal yang wajib dimiliki

6
warga Negara asing di Wilayah Indonesia, dan Izin Tinggal-nya tidak boleh berbeda
dengan Visa, hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Pasal 48 ayat (1)
dan ayat (2) UU No. 6 Tahun 2011.
Sedangkan Perbuatan yang dilakukan oleh Rofiqul Islam tersebut merupakan
suatu pelanggaran keimigrasian karena telah berada di wilayah Indonesia yang tak
mengantongi Dokumen Perjalanan dan/atau Visa yang masih berlaku dan sah seperti
diatur melalui ketentuan Pasal 8 UU-No. 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian. Selain itu,
aturan tentang persyaratan bagi warga Asing untuk dapat memasuki wilayah Indonesia
juga ditentukan melalui Pasal 3 PP No. 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan
UU No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian yang menyatakan, “Setiap Orang Asing
yang masuk Wilayah Indonesia harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki Visa yang sah dan masih berlaku, kecuali yang dibebaskan dari kewajiban
memiliki Visa;
b. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih berlaku; dan
c. tidak termasuk dalam daftar Penangkalan”.
Terkait dalam kasus Rofiqul Islam, maka tindakan hukum keimigrasian yang dilakukan
adalah dalam bentuk tindak pidana keimigrasian. Hal ini adalah bagian rangkaian
Integrated Criminal Justice atau sistem peradilan pidana (penyidikan, penuntutan, dan
peradilan). Hal ini ditentukan melalui Pasal 1 angka 8 UU No. 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian, yang berisi: “Penyidik Pegawai Negeri Sipil Keimigrasian yang
selanjutnya disebut dengan PPNS Keimigrasian adalah Pejabat Imigrasi yang diberi
wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan tindak pidana
keimigrasian.” Berdasarkan hasil pemeriksaan keimigrasian berupa wawancara yang
saksi lakukan terhadap orang asing bernama Rofiqul Islam memang tidak melakukan
pengecekan data saat masuk pada wilayah Indonesia.
Dengan demikian dapat dianalisis dan diketahui bahwa Putusan Pengadilan Nomor
936/Pid.Sus/2019/PN Tn bagi Rofiqul Islam termasuk dalam kesesuaian bentuk tindakan
pidana keimigrasian dikarenakan Rofiqul Islam merupakan orang asing di Wilayah
Indonesia yang tak mempunyai Dokumen Perjalanan dan/atau Visa yang sah dan masih
berlaku dan tidak tercatat dalam data perlintasan wilayah Indonesia, perbuatan yang
dilakukan Rofiqul Islam merupakan tindakan pidana keimigrasian, hal tersebut telah
sesuai dengan UU-No. 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa illegal migrant biasanya
akan menempuh perjalanan dari negara asal (origin country) menuju ke negara tujuan
(destination country) melalui negara singgah (transit country). Mereka melakukan hal ini
dikarenakan ketatnya persyaratan untuk bermigrasi ke negara tujuan, oleh sebab itu
mereka mencari peluang di negara singgah dengan berbagai cara untuk bisa mencapai
negara tujuan. Berdasarkan studi kasus terhadap Rofiqul Islam diketahui bahwa ia
sengaja melakukan perjalanan di malam hari melalui jalur laut dengan kapal kecil agar
para petugas perlintasan Keimigrasian pada Pusat Data Keimigrasian di Direktorat
Jenderal Imigrasi tidak mengetahui perjalanannya. Dalam Putusan Pengadilan Nomor
936/Pid.Sus/2019/PN Tn bagi Rofiqul Islam ini merupakan putusan Pengadilan Negeri
yang sesuai dengan UU-No. 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian.
B. Saran
Melihat kejadian yang terjadi pada Rofiqul Islam ini maka perlu pengetatan yang
berkaitan dengan kinerja para petugas perlintasan Keimigrasian pada Pusat Data
Keimigrasian di Direktorat Jenderal Imigrasi agar tidak terulang kembali problematika
seperti yang dialami oleh Rofiqul Islam dan lebih baik lagi perihal keketatan yang
dirasakan warga asing ketika masuk ke Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA
Hardiawan Maku, Perlindungan hukum terhadap orang Asing yang tinggal di Indonesia, jurnal
Lex PrivatumVol. V/No. 8/Okt/2017.
Jazim Hamidi dan Charles Christian, Hukum Keimigrasian Bagi Orang Asing di Indonesia,
Jakarta: Sinar Grafika, 2016.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
https://bphn.go.id/data/documents/ae_2_buku_pokja_keimigrasian.pdf
https://jdih-jakarta.kemenkumham.go.id/common/dokumen/makalahsiskaharyani-7-
analisistindakpidanakeimigrasianpadawnayangberasaldarinegarakonflik-mahdi-
siskaharyani.pdf

Anda mungkin juga menyukai