Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK GLOBALISASI EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN DI INDONESIA

Di susun oleh
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era keterbukaan sekarang ini, setiap negara bersaing
memperoleh benefit semaksimal mungkin dari globalisasi ekonomi tak
terkecuali Indonesia. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan
bergabung dan menjadi anggota dari beberapa kerjasama ekonomi dan
perdagangan regional maupun global yang diharapkan mampu mendorong
meningkatkan perekonomian negara melalui aktifitas ekspor dan impor. Saat
aktifitas ekspor dan impor meningkat, dengan sendirinya akan juga
meningkatkan aktifitas ekonomi yang lain. Dengan terbukanya lapangan kerja
sebagai akibat dari perdagangan bebas, maka seharusnya dapat menyerap
tenaga kerja dan menurunkan tingkat pengangguran.
Globalisasi ekonomi adalah suatu proses pengintegrasian ekonomi
nasional ke dalam suatu sistem ekonomi global (Fakih, 2002). Salah satu
bentuk globalisasi ekonomi ditandai dengan meningkatnya keterbukaan
perekonomian suatu negara terhadap perdagangan internasional. Globalisasi
ekonomi ini akan menciptakan hubungan ekonomi yang saling memengaruhi
antarnegara, serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan
antarnegara. Kontrol pemerintah semakin memudar karena proses globalisasi
digerakkan oleh kekuatan pasar global, bukan oleh kebijakan atau peraturan
yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah secara individu. Kegiatan
perdagangan internasional akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
negara, karena semua negara bersaing di pasar internasional (Todaro dan
Smith, 2006).
Globalisasi memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif dari
globalisasi seperti peningkatan pendapatan nasional karena mempunyai
keunggulan komparatif, jalan masuk terhadap global capital, penyebaran
teknologi, penyebaran human rights dan peningkatan kesempatan kerja
sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara.
Atas dasar pemikiran tersebut, organisasi perdagangan internasional dan
banyak ekonom berpendapat bahwa globalisasi mendorong pertumbuhan
ekonomi dan pengurangan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan.
Sedangkan dampak negatif dari globalisasi adalah melemahnya posisi dari
negara yang kekurangan keterampilan dan modal, pengelolaan yang lemah
dalam perdagangan internasional oleh negara miskin, eksploitasi pekerja di
negara miskin, resiko pasar modal global yang tidak stabil, melemahnya
stabilitas budaya nasional, otonomi perekonomian nasional dirusak oleh
keterbukaan pasar modal, dan negara yang lebih miskin harus menerima
kebijakan yang dibuat negara yang lebih kaya (Mutascu dan Fleischer, 2011).
Ada perdebatan tentang keuntungan dan kerugian dari keterbukaan
perdagangan. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukankan di
berbagai negara, ditemukan bahwa terdapat tiga pola hubungan antara
keterbukaan perdagangan dengan kemiskinan suatu negera, diantaranya; (1)
keterbukaan perdagangan menyebabkan kemiskinan dan ketimpangan
menurun, (2) keterbukaan perdagangan menyebabkan kemiskinan dan
ketimpangan pendapatan meningkat, (3) terdapat hubungan yang rumit
antara keterbukaan ekonomi dan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan.
Dalam Makalah ini, peneliti akan mencoba menganalisa pengaruh globalisasi
ekonomi terhadap pendapatan di Indonesia
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Globalisasi Ekonomi?
b. Bagaimana dampak globalisasi ekonomi terhadap pendapatan di
Indonesia?
C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini, penulis memiliki beberapa tujuan yakni agar
pembaca dapat :
a. Menjelaskan mengenai Apa yang dimaksud dengan Globalisasi Ekonomi.
b. Bagaimana dampak globalisasi ekonomi terhadap pendapatan di
Indonesia?.
D. Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah guna mengetahui antara
teori dan kasus nyata yang terjadi dilapangan sinkron atau tidak, karena
dalam teori yang sudah ada tidak selalu sama dengan kasus yang terjadi.
Sehingga disusunlah makalah ini.
PEMBAHASAN

A. Globalisasi Ekonomi
Tidak ada definisi yang baku atau standar mengenai globalisasi, tetapi
secara sederhana globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses
dimana semakin banyak negara yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dunia.
Jadi, jika pada periode sejak perang dunia kedua berakhir hingga tahun 1970-
an ekonomi dunia didominasi oleh ekonomi Amerika Serikat (AS), sekarang
ini walaupun produk domestik bruto (PDB) AS masih besar yakni sekitar 45%
dari PDB dunia, peran dari ekonomi Uni Eropa, Jepang dan negara negara
yang tergolong dalam newly industrialized countries (NICs), seperti Korea
Selatan, Taiwan, dan Singapura, dan Cina jauh lebih kuat sebagai motor
penggerak perekonomian dunia. Semakin mengglobalnya suatu negara di
dalam perekonomian dunia dapat dilihat dari misalnya peningkatan dari
perdagangan internasionalnya (ekspor dan impor) yang tercerminkan antara
lain pada peningkatan pangsa ekspornya di pasar global dan peningkatan
rasio impor terhadap PDB-nya; semakin aktif terlibat dalam proses produksi
yang melibatkan banyak negara (misalnya dalam membuat pesawat Boeing
lebih dari 50 negara terlibat yang masingmasing membuat bagian-bagian
tertentu dari pesawat tersebut, atau dalam membuat pesawat Airbus,
sejumlah negara Eropa terlibat dalam proses pembuatannya), dan semakin
besar arus investasi asing yang masuk ke negara tersebut atau semakin
besarnya investasi dari negara tersebut ke negara-negara lain.
Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas
kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin
menjadi “satu” proses yang melibatkan banyak negara. Dalam tingkat
globalisasi yang optimal arus produk dan faktor-faktor produksi lintas negara
atau regional akan selancar lintas kota di suatu negara atau desa di dalam
suatu kecamatan. Pada tingkat ini, seorang pengusaha yang punya pabrik di
Kalimantan Barat setiap saat bisa memindahkan usahanya ke Serawak atau
Filipina tanpa ada halangan, baik halangan logistik maupun halangan
birokrasi dari pihak pemerintah Malaysia atau Filipina maupun dari
pemerintah Indonesia dalam urusan administrasi seperti izin dan sebagainya.
Menurut Friedman (2002), globalisasi mempunyai tiga dimensi.
Pertama, dimensi ide atau ideologi yaitu ³NDSLWDOLVPH¥ 'DODP
SHQJHUWLDQ LQL termasuk seperangkat nilai yang menyertainya, yakni
falsafah individualisme, demokrasi dan HAM. Kedua, dimensi ekonomi, yaitu
pasar bebas yang artinya arus barang dan jasa antarnegara tidak dihalangi
sedikitpun juga. Ketiga, dimensi teknologi, khususnya teknologi informasi
yang akan membuka batas-batas negara sehingga negara makin tanpa
batas.
Dalam ekonomi, secara garis besar fenomena globalisasi dapat dilihat
dari pertumbuhan kegiatan ekonomi lintas negara dalam berbagai bentuk.
Diantaranya, dua bentuk kegiatan ekonomi yang secara nyata semakin
mengglobal, yakni arus perdagangan dan arus modal internasional. Oleh
sebab itu, arus globalisasi dan arus perdagangan serta investasi dunia
berlangsung bersamaan.
B. Dampak Globalisasi Ekonomi Terhadap Pendapatan Di Indonesia
Terdapat banyak studi tentang hubungan antara ketimpangan dan
pertumbuhan ekonomi. Hal ini memberikan implikasi penting tentang peran
globalisasi dalam pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan, dan
kemiskinan. Secara teoritis, hubungan antara pertumbuhan globalisasi dan
ketimpangan pendapatan dibahas dari sudut pandang tiga teori pertumbuhan.
Pertama, teori pertumbuhan neo-klasik memprediksi terjadi
konvergensi (meningkatkan kesetaraan) karena peningkatan mobilitas modal
melalui perdagangan internasional. Kuznets (1955) membuat hipotesis
hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan yang
berbentuk kurva U-terbalik. Pada awalnya pertumbuhan ekonomi akan
meningkatkan ketimpangan pendapatan, akan tetapi pada tingkat tertentu
akan menurunkan ketimpangan tersebut. Suci (2015) meneliti pengaruh
globalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan di
ASEAN. Hasilnya, tingkat globalisasi secara keseluruhan ditemukan
mempunyai dampak yang positif secara signifi kan terhadap pertumbuhan
ekonomi dan dampak yang negatif terhadap ketimpangan pendapatan
Kedua, teori pertumbuhan endogen memprediksi kurang konvergensi
atau divergensi (meningkatkan ketimpangan pendapatan) karena
meningkatnya inovasi teknologi di negara-negara maju dan tidak adanya
struktur fundamental makroekonomi untuk mengeksploitasi keuntungan dari
globalisasi di negara-negara kurang berkembang. Globalisasi bisa
memperburuk ketimpangan pendapatan karena proses produksi dibagi dan
beberapa bagian ditransfer ke luar negeri (Feenstra dan Hanson, 1999).
Selain itu, efek ancaman yang terkait dengan pemindahan pabrik dapat
melemahkan daya tawar pekerja (Burke dan Epstein, 2000). Kebijakan
ekonomi neoliberal yang mendorong globalisasi telah memberikan kontribusi
untuk peningkatan ketidaksetaraan pendapatan (Cornia dan Kiiski, 2001).
Ketiga, teori pertumbuhan ketergantungan memprediksi terjadi
divergensi (peningkatan ketimpangan pendapatan) karena perbedaan
manfaat dari integrasi ekonomi dan perdagangan dan struktur produksi
terkunci di negara kurang berkembang. Sudut pandang ini menilai Globalisasi
menyebabkan ketimpangan pendapatan antar negara semakin tinggi
dibandingkan ketimpangan pendapatan masyarakat dalam suatu negara. Atif
et al., (2012) menggunakan data dari 68 negara berkembang tahun 1990-
2010 menemukan bahwa globalisasi akan meningkatkan ketimpangan
pendapatan.
Globalisasi akan memiliki implikasi yang sangat berbeda terhadap
ketimpangan pendapatan tergantung pada dimensi globalisasi yang terlibat di
negara yang bersangkutan. Perekonomian dunia telah menjadi lebih
terintegrasi secara global tetapi telah menimbulkan ketimpangan antara
negara-negara. Dampak dalam negeri akibat globalisasi tergantung pada
strategi dan kebijakan negara tersebut. Negara yang paling dirugikan adalah
negara yang kualitas sumberdaya manusianya rendah, birokrasi yang rumit,
dan tidak demokrasi (Williamson, 2002; O’Rourke, 2001; dan Aghion dan
Williamson, 1998).
Krugman dan Obstfeld (2004) menyatakan para pemilik faktor-faktor
produksi yang melimpah di suatu negara akan memperoleh keuntungan dari
adanya hubungan perdagangan, namun para pemilik faktor-faktor produksi
yang langka di suatu negara sebaliknya akan mengalami kerugian akibat
perdagangan internasional. Menurut argumen Stopler-Samuelson,
keterbukaan perdagangan akan meningkatkan ketimpangan pendapatan
apabila negara berkelimpahan modal, dan akan mengurangi ketimpangan
pendapatan jika negara berkelimpahan tenaga kerja (Asteriou et al., 2013).
SOLUSI

Masih perlu menerapkan ekonomi yang proteksionis dan kerakyatan. Jika


globalisasi ekonomi harus dilakukan, maka harus dilandasi dengan keadilan dan
kesetaraan dalam interaksi antar manusia. Selain keadilan, yang perlu diterapkan
dalam globalisasi ekonomi adalah pendekatan multidisiplin. Hal ini karena kehidupan
manusia tidak hanya terdiri dari satu komponen yang terpisah dengan lainnya,
melainkan seluruh aspek kehidupan manusia, moral, spiritual, intelektual, sosial,
sejarah, demografis, dan politik tersambung erat satu sama lainnya guna
menyeleraskan pendapatan masyarakat dengan keburuhan yang semakin maju.
PENUTUP

Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses aktivitas ekonomi dan


perdagangan, dimana berbagai negara di seluruh dunia menjadi kekuatan pasar
yang satu dan semakin terintegrasi tanpa hambatan atau batasan teritorial negara.
Globalisasi perekonomian ini berarti adanya keharusan penghapusan seluruh
batasan dan hambatan terhadap arus barang, jasa serta modal. Bagi Negara-negara
berkembang yang belum siap menghadapi globalisasi bisa menghambat
pertumbuhan di sektor industri. Globalisasi ekonomi menyebabkan negara-negara
berkembang tidak bisa lagi memakai tarif tinggi untuk memproteksi industri yang
baru berkembang (infant industry). Selain itu globalisasi juga dapat memperburuk
neraca pembayaran. Globalisasi ekonomi cenderung menaikkan barang-barang
impor. Sebaliknya, jika suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak akan
berkembang. Kondisi ini dapat saja memperburuk neraca pembayaran. Efek buruk
lain terhadap neraca pembayaran yakni pembayaran neto pendapatan untuk faktor
produksi dari luar negeri cenderung mengakibatkan defisit. Bertambah banyaknya
investasi asing menyebabkan arus pembayaran keuntungan (pendapatan) dari
investasi ke luar negeri akan makin meningkat
REFERENSI

Wahid, Hasyim, dkk. 1999. Telikungan Kapitalisme Global dalam Sejarah


Kebangsaan Indonesia, Yogyakarta LKiS.
Arif, Sritua. 1998. Teori dan Kebijaksanaan Pembangunan, CIDES .
https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/REP/article/view/1338/0
http://eprints.undip.ac.id/68423/1/17_LINI.pdf
https://www.researchgate.net/publication/
320626570_GLOBALISASI_EKONOMI_DAN_PENGARUHNYA_TERHADAP_
KEMISKINAN_DAN_KETIMPANGAN_PENDAPATAN_DI_INDONESIA/link/
59f28f45aca272cdc7d01dab/download
https://repository.unair.ac.id/97095/3/4%20BAB%20%201%20PENDAHULUAN.pdf
https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/REP/article/view/1338/0

Anda mungkin juga menyukai