Anda di halaman 1dari 13

INTEGRASI AYAT QAWLIYAH DAN KAWNIYAH SERTA IMPLIKASINYA

TERHADAP PERKEMBANGAN FENOMENA (IPTEK) ILMU PENGETAHUAN


TEKNOLOGI

ABSTRAK

Dalam Islam, wahyu pertama yang turun adalah Iqra, perintah untuk membaca ayat-ayat
Allah yang baik qauliyah maupun yang kauniyah. Tujuan belajar dalam Islam agar bisa
melaksanakan peran dan fungsinya, yaitu; sebagai hamba Allah dan sebagai khalifatullah
fil ardh Dalam Islam, hasil belajar berupa ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari
aspek moral. Moral dan pengetahuan keduanya harus menjadi perilaku dalam keseharian.
Pada sisi lain Islam memang sangat mendukung umatnya untuk menemukan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Dalam hal pengembangan
Iptek, umat Islam dapat mempelajarinya dari orang-orang no-Islam, disamping juga dapat
mengembangkan Iptek dari spirit ajaran Islam sendiri. Oleh karena produk keilmuan
yang datang dari orang-orang non-Islam secara umum bersifat sekuleristik, maka setelah
dipelajari, sebelum diadopsi dan diterpkan di dunia Islam, penting untuk terlebih dahulu
diberikan nilai-nilai keislaman, agar tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran hukum
Islam sehingga dalam artikel ilmiah ini ditemukan pembahasan mengenai implikasi Ayat
Qawliyah Dan Kawniyah pada perkembangan Iptek.

Kata Kunci : Ayat Allah, Keilmuan, Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK).

I. PENDAHULUAN inilah yang menemukan teori-


Dalam masyarakat Islam, teori ilmiah dan teknologi. Pada
ilmu merupakan bagian yang tak waktu yang bersamaan, daya pikir
terpisahkan dari nilai-nilai tersebut menjadi bagian yang tak
ketuhanan, karena sumber ilmu dapat dipisahkan dari keberadaan
yang hakiki adalah Allah SWT. manusia sebagai makhluk Allah
Manusia adalah ciptaan Allah SWT. Oleh karenanya, manusia
SWT yang paling tinggi tidak hanya bertanggung jawab
derajatnya dibandingkan dengan kepada sesamanya, tetapi juga
mahluk yang lain, karena manusia kepada pencipta-Nya.
diberi daya berfikir, daya berfikir
Meski begitu, perlu diingat James Duderstadt dalam bukunya
bahwa ikatan agama yang terlalu The University for the 21st
kaku dan terstruktur kadang kala Century1 menyebut abad 21 ini
dapat menghambat perkembangan sebagai the age of abundance
ilmu. Oleh karena itu, perlu knowledge, abad yang berlimpah-
kejelian dan kecerdasan ruah dengan pengetahuan. Dari
memperhatikan sisi kebebasan sisi produk akhir berupa
dalam ilmu dan sistem nilai dalam teknologi, sekadar untuk
agama agar keduanya tidak saling memberikan contoh, manusia saat
bertolak belakang. Di sinilah perlu ini sudah mampu berbicara dalam
rumusan yang jelas tentang ilmu skala femto (dalam femto-
secara filosofis, akademik dan chemistry) atau 10-15 detik,
agama agar ilmu dan teknologi sesuatu yang amat singkat.
tidak menjadi bagian yang lepas Hasil perkembangan
dari nilai-nilai agama dan teknologi yang menakjubkan itu
kemanusiaan serta lingkungannya bukanlah sesuatu yang datang
(Islamisasi-Ilmu-Pengetahuan- secara tiba-tiba, melainkan sesuatu
Dan-Kontribusinya-Dalam- yang dihasilkan oleh pemikiran
Krisis-Masyarakat- Modern, dan kerja keras banyak orang dan
2009). dalam waktu lama. Selapis demi
Dalam tahun-tahun selapis, body of knowledge dari
terakhir ini, perkembangan ilmu ilmu pengetahuan itu dibangun
pengetahuan (science) dan dan juga, setahap demi setahap,
teknologi (Iptek) telah mencapai diaplikasikan untuk memenuhi
titik yang amat menakjubkan hasrat kenyamanan hidup manusia
ditinjau dari berbagai segi. Dari dalam bentuk teknologi. Manusia
segi pertumbuhannya, Iptek telah membangun ilmu pengetahuan
mencapai tahap di mana setiap dan teknologi, dimulai dari
saat ditemukan hal-hal baru. Tidak mengamati fenomena alam
berlebihan kiranya jika Prof. dengan cara yang paling
elementer, dengan menggunakan penting untuk ditengok kembali
mata telanjang, yang timbul dari seperti urgensi-urgensi dari ayat-
keinginan untuk ayat yang dituliskan dalam Al-
memanfaatkannya bagi Qur’an.
kelangsungan hidupnya. Al-Qur’an merupakan
Selanjutnya, manusia wahyu dari Allah yang berisi
mengembangkan berbagai petunjuk bagi manusia. Ajaran-
metoda, prosedur, dan sistem yang ajarannya disampaikan secara
makin lama makin kompleks, fariatif serta dikemas sedemikian
sejalan dengan kompleksitas rupa. Ada yang berupa informasi,
persoalan yang dihadapinya, perintah dan laranagan, dan ada
mencoba menelusuri berbagai juga yang dimodifikasi dalam
karakteristik fenomena alam lebih bentuk diskripsi kisah-kisah yang
mendalam dan rinci. Suka atau mengandung ibrah, yang dikenal
tidak, kita semua kini menikmati dengan istilah ayat-ayat qauliyah
karya-karya sekelompok orang dan ayat-ayat kauniyah (Astutik &
yang disebut teknologi (Dipojono, Mu’adz, 2018).
2018). II. METODE
Perkembangan ilmu Metode yang digunakan
pengetahuan dan teknologi (iptek) pada penelitian ini adalah
di satu sisi memang berdampak penelitian kepustakaan (library
positif, yakni dapat memperbaiki research), yaitu serangkaian
kualitas hidup manusia. Tapi di kegiatan yang berkenaan dengan
sisi lain, tak jarang iptek metode pengumpulan data
berdampak negatif karena pustaka. Menurut Abdul Rahman
merugikan dan membahayakan Sholeh (2005: 63), “Penelitian
kehidupan dan martabat kepustakaan (library research)
manusia(Mohanty et al., 2012). Di ialah penelitian yang mengunakan
sinilah, peran agama sebagai cara untuk mendapatkan data
pedoman hidup menjadi sangat informasi dengan menempatkan
fasilitas yang ada di perpustakaan, penelitian yang memanfaatkan
seperti buku, majalah, dokumen, sumber perpustakaan untuk
catatan kisah-kisah sejarah, atau memperoleh data penelitiannya.
penelitian kepustakaan murni
yang terkait dengan obyek III.HASIL & PEMBAHASAN
penelitian”(Fawziah, 2018). A. Konsep Integrasi Keilmuan
Adapun dalam kaitannya dengan Secara leksikal, term
hal ini, penulis paparkan prosedur ‘integrasi’ berasal dari kata
penelitian yang tersusun sebagai Inggris integration dari kata
berikut. kerja integrate yang berarti
Penelitian ini merupakan menggabungkan, menyatu
studi mengenai keterkaitan antara padukan, mempersatukan, atau
isi integrasi dari ayat-ayat Alquran mengintegrasikan. Makna
(ayat qawliyah dan kawniyah) leksikal dari kata integrasi ini
yang dikaitkan dengan dapat diartikan sebagai
implikasinya pada perkembangan penggabungan atau penyatuan
fenomena iptek. Karena yang beberapa hal menjadi satu
diteliti adalah teks tertulis yang kesatuan yang solid dan utuh
berupa korpus (data yang dipakai dan tidak dapat dipisah-
sebagai sumber bahan penelitian), pisahkan. Secara konsep
maka pendekatan yang digunakan keilmuan, tidak ada pemisahan
berdasarkan penelitian antara satu disiplin keilmuan
kepustakaan (library research). dengan disiplin keilmuan
Studi kepustakaan (library lainnya. Semuanya berjalan
research) adalah serangkaian menurut konteksnya dan
kegiatan yang berkenaan dengan saling melengkapi satu sama
metode pengumpulan data lain dan memberi manfaat
pustaka, membaca dan mencatat dalam kehidupan manusia.
serta mengolah bahan Jika ditinjau
penelitiannya. Ia merupakan suatu historisitasnya, konsep
integrasi keilmuan bukanlah fenomena alam, jalurnya tidak
barang baru, karena telah formal dan manusia
didiskusikan oleh ulama- mengeksplorasi sendiri. Al-
ulama klasik Islam. Sebagai Quran Al-Karim, yang terdiri
contoh, al-Syafi’i dalam karya dari 6.236 ayat itu,
monumentalnya al-Umm, menguraikan berbagai
mendasari uraian master persoalan hidup dan
piece-nya itu dengan kehidupan, antara lain
memosisikan Alquran dan menyangkut alam raya dan
Hadis sebagai sumber utama fenomenanya. (Bahri, 2012).
keilmuan (W. Mohd Azam. C. Hakikat Ayat-Ayat Allah
Mohd Amin, 2014). Al-Qur'an, mengajak
B. Ayat Qawliyah dan Ayat kepada manusia untuk
Kawniyah merenungi berbagai kejadian
Islam adalah agama dan benda-benda alam yang
pengetahuan dan peradaban. dengan jelas menunjukkan
Ayat pertama yang diturunkan kepada keberadaan dan ke-
Allah (surat al-‘Alaq: 1-5) Esaan Allah beserta Sifat-
dengan tegas memerintahkan sifat-Nya. Di dalam Al-Qur'an
manusia untuk membaca ayat segala sesuatu yang
Allah. Para mufassir membagi menunjukkan kepada suatu
makna ayat-ayat Allah itu kesaksian (adanya sesuatu
menjadi dua kategori: ayat- yang lain) disebut sebagai
ayat qawliyah dan ayat-ayat "ayat-ayat", yang berarti
kawniyah. Ayat qauliyah "bukti yang telah teruji
adalah kalam Allah (Al- (kebenarannya), pengetahuan
Qur’an) yang diturunkan mutlak dan pernyataan
secara formal kepad Nabi kebenaran." Jadi ayat-ayat
Muhammad SAW, sedangkan Allah terdiri atas segala
ayat-ayat kawniyah adalah sesuatu di alam semesta yang
memperlihatkan dan untuk melihat dengan pikiran
mengkomunikasikan kosong, melainkan dengan
keberadaan dan sifat-sifat perhatian pada kebesaran dan
Allah. Mereka yang dapat kekuasaan Allah SWT dan
mengamati dan senantiasa makna yang teramati dari
ingat akan hal ini akan gejala-gejala alam tersebut.
memahami bahwa seluruh Dengan demikian, akan
jagad raya hanya tersusun atas tampak lebih jelas jika kita
ayat-ayat Allah (Astutik & ikuti teguran-teguran Allah
Mu’adz, 2018). dalam ayat 17-20 Surah al-
“Katakanlah: "Perhatikanlah Ghaasyiyah yang mempunyai
apa yang ada di langit dan di arti :
bumi. tidaklah bermanfaat “17. Maka Apakah mereka
tanda kekuasaan Allah dan tidak memperhatikan unta
Rasul-rasul yang memberi bagaimana Dia diciptakan,
peringatan bagi orang-orang 18. dan langit, bagaimana ia
yang tidak beriman".” (Q.S. ditinggikan? 19. dan gunung-
Yunus [10]: 101) gunung bagaimana ia
Ayat di atas, mendorong ditegakkan? 20. dan bumi
agar manusia mengetahui bagaimana ia dihamparkan?
sifatsifat dan kelakuan alam di (Q.S. Al-Ghaasyiyah [88]: 17-
sekitarnya, yang akan menjadi 20).
tempat tinggal dan sumber Berdasarkan beberapa ayat
bahan serta makanan selama tersebut di atas, sebenarnya
hidupnya. Ayat dalam surat inilah yang dilakukan oleh
Yunus tersebut di atas para pengembang IPTEKS
menggunakan kata memeriksa pada umumnya, yaitu
dengan nadhor atau intidhor, melakukan observasi dengan
hal ini dikarenakan tindakan pernuh perhatian untuk dapat
melihat bukanlah sekedar jawaban dari pertanyaan
“bagaimana proses itu Allah, dan semuanya berjalan
terjadi?”. Memeriksa alam di bawah kendali dan
semesta dapat diartikan pengetahuan-Nya, mentaati
membaca ayat Allah yang hukum-hukum-Nya.
dapat merinci dan Menemukan dan mengenal
menguraikan serta ayat-ayat Allah memerlukan
menerangkan ayat-ayat dalam kerja keras individu. Setiap
al-Qur’an yang merupakan orang akan menemukan dan
garis besar, sebab dalam kitab memahami ayatayat Allah
suci sendiri alam semesta serta sesuai dengan tingkat
proses yang terjadi di pemahaman dan nalarnya
dalamnya sering dinyatakan masing-masing.
sebagai ayat Allah. Beberapa masalah lain
Dengan demikian, menjadi yang merupakan perintah
kewajiban bagi manusia untuk Allah SWT agar manusia
dapat melihat ayat-ayat Allah, merenungkannya dalam Al-
mengenal Sang Pencipta yang Qur'an. Ayatayat Allah di
menciptakannya dan segala alam semesta ditegaskan
sesuatu yang lain, menjadi dalam surat An-Nahl ayat 10-
lebih dekat kepada-Nya, 17 :
menemukan arti keberadaan “10. Dia-lah, yang telah
dan kehidupannya, dan menurunkan air hujan dari
menjadi orang yang beruntung langit untuk kamu,
(dunia dan akhirat). Segala sebahagiannya menjadi
sesuatu, nafas manusia, minuman dan sebahagiannya
perkembangan politik dan (menyuburkan) tumbuh-
sosial, keserasian kosmik di tumbuhan, yang pada (tempat
alam semesta, atom yang tumbuhnya) kamu
merupakan materi terkecil, menggembalakan
semuanya adalah ayat-ayat ternakmu.11. Dia
menumbuhkan bagi kamu (untukmu), agar kamu dapat
dengan air hujan itu tanam- memakan daripadanya daging
tanaman; zaitun, korma, yang segar (ikan), dan kamu
anggur dan segala macam mengeluarkan dari lautan itu
buah-buahan. Sesungguhnya perhiasan yang kamu pakai;
pada yang demikian itu benar- dan kamu melihat bahtera
benar ada tanda (kekuasaan berlayar padanya, dan supaya
Allah) bagi kaum yang kamu mencari (keuntungan)
memikirkan. 12. dan Dia dari karunia-Nya, dan supaya
menundukkan malam dan kamu bersyukur. 15. dan Dia
siang, matahari dan bulan menancapkan gununggunung
untukmu. dan bintang-bintang di bumi supaya bumi itu tidak
itu ditundukkan (untukmu) goncang bersama kamu, (dan
dengan perintah-Nya. Dia menciptakan) sungai-
Sesungguhnya pada yang sungai dan jalan-jalan agar
demikian itu benar-benar ada kamu mendapat petunjuk, 16.
tanda-tanda (kekuasaan dan (dia ciptakan) tandatanda
Allah) bagi kaum yang (penunjuk jalan). dan dengan
memahami (Nya), 13. dan Dia bintang-bintang Itulah mereka
(menundukkan pula) apa yang mendapat petunjuk. 17. Maka
Dia ciptakan untuk kamu di Apakah (Allah) yang
bumi ini dengan berlain- menciptakan itu sama dengan
lainan macamnya. yang tidak dapat menciptakan
Sesungguhnya pada yang (apa-apa) ?. Maka mengapa
demikian itu benar-benar kamu tidak mengambil
terdapat tanda (kekuasaan pelajaran.” (Q.S. An-Nahl
Allah) bagi kaum yang [16]: 10-17).
mengambil pelajaran. 14. dan Beradasarkan ayat Al-
Dia-lah, Allah yang Qur'an tersebut di atas, Allah
menundukkan lautan SWT mengajak orang-orang
yang berakal agar memikirkan yang mengatur bagaimana
hal-hal yang biasa diabaikan alam harus berkelakuan pada
orang lain, atau yang biasa kondisi tersebut, karena ia
dikatakan sebagai hasil tidak dapat berbuat lain. Hal
"evolusi", "kebetulan", atau ini Allah berfirman dalam
"keajaiban alam" belaka. Q.S. Al-Jaatziyah ayat 13 :
Sebagaimana kita lihat dalam “dan Dia telah menundukkan
ayat tersebut, orangorang yang untukmu apa yang di langit
berakal melihat ayat-ayat dan apa yang di bumi
Allah dan berusaha untuk semuanya, (sebagai rahmat)
memahami ilmu, kekuasaan daripadaNya. Sesungguhnya
dan kreasi seni-Nya yang tak pada yang demikian itu benar-
terhingga dengan mengingat benar terdapat tanda-tanda
dan merenungkan hal-hal (kekuasaan Allah) bagi kaum
tersebut, sebab ilmu Allah tak yang berfikir.” (Q.S. Al-
terbatas, dan ciptaan-Nya Jaatziyah [45]: 13).
sempurna tanpa cacat. Bagi Ayat tersebut di atas,
orang yang berakal, segala menyatakan bahwa seluruh isi
sesuatu di sekeliling mereka langit dan bumi akan
adalah ayat-ayat (tanda-tanda) ditundukkan al khaliq bagi
penciptaan oleh Allah SWT. umat manusia dengan sains
Dengan demikian, yang diterapkan dengan
keberhasilan suatu teknologi teknologi yang akan diberikan
bergantung pada kemampuan kepada mereka yang mau
manusia untuk memilih melibatkan akalnya dengan
kondisi yang mendorong alam menggunakan pikirannya.
untuk bertindak seperti yang Penalaran tentang
diinginkannya; dan sudah “bagaimana” dan “mengapa”,
barang tentu tingkah laku alam yang menyangkut
dikendalikan oleh sunnatullah prosesproses dilangit itu,
menyebabkan timbulnya Proses terbentuknya ilmu
cabang baru dalam sains yang pengetahuan tersebut
dinamakan astro-fisika, yang menunjukkan , bahwa Islam
bersama-sama dengan tidak mengenal istilah
astronomi membentuk konsep- dikotomi, memisahkan dan
konsep kosmologi. Meskipun membedakan antara ilmu
ilmu pengetahuan kealaman keIslaman dan ilmu
ini tumbuh sebagai akibat dari keduniawian. Sekalipun
pelaksanaan salah satu kebenaran yang terdapat
perintah agama kita, kiranya dalam ilmu pengetahuan
perlu kita pertanyakan apakah berupa kebenaran ilmiah,
benar konsep kosmologi yang tetapi karena sebenarnya
berkembang dalam sains itu berasal dari Allah SWT juga,
sama dengan yang terdapat maka ilmu pengetahuan
dalam al-Qur’an. Sebab obor dengan wahyu tidak mungkin
sains telah beralih kepada para berlawanan (Kaelany, 1992).
cendekiawan non Muslim Paradigma seorang muslim
sejak pertengahan abad ke- terhadap ayat-ayat Allah ini,
XIII sampai selesai dalam baik ayat qauliyah (Al-Qur’an)
abad ke-XVII, sehingga sejak maupun kauniyah (fenomena
itu sains tumbuh dalam alam) adalah mutlak benar dan
kerangka acuan budaya, tidak mungkin bertentangan,
mental dan spiritual yang karena keduanya berasal dari
bukan Islam, yang memiliki Allah. Pada faktanya sains
nilai-nilai tidak Islami yang telah ”proven” (qath’i)
(Baiquni, 1996). selaras dengan Al-Qur’an
D. Integrasi Ayat Qawliyah dan seperti tentang peredaran
Ayat Kawniyah pada bintang, matahari dan bumi
Perkembangan Ilmu pada orbitnya. Namun sains
Pengertahuan Teknologi yang masih dzanni (teori)
kadang bertentangan dengan Ayat-ayat qauliyah
yang termaktub dalam Al- mengisyaratkan kepada
Qur’an seperti teori evolusi manusia untuk mencari ilmu
pada manusia. alam semesta (ayat-ayat
Dengan demikian, Allah kauniyah), oleh sebab itu
SWT menuangkan sebagian manusia harus berusaha
kecil dari ilmu-Nya kepada membacanya, mempelajari,
umat manusia dengan dua menyelidiki dan
jalan. Pertama, dengan ath- merenungkannya, untuk
thariqah ar-rasmiyah (jalan kemudian mengambil
resmi) yaitu dalam jalur kesimpulan.
wahyu melalui perantaraan “1. bacalah dengan
malaikat Jibril kepada Rasul- (menyebut) nama Tuhanmu
Nya, yang disebut juga dengan yang Menciptakan, 2. Dia
ayat-ayat qauliyah atau telah menciptakan manusia
tanziliyah. Kedua, dengan ath- dari segumpal darah. 3.
thariqah ghairu rasmiyah Bacalah, dan Tuhanmulah
(jalan tidak resmi) yaitu yang Maha pemurah, 4. yang
melalui ilham secara kepada mengajar (manusia) dengan
makhluk-Nya di alam semesta perantaran kalam, 5. Dia
ini (baik makhluk hidup mengajar kepada manusia
maupun yang mati), tanpa apa yang tidak diketahuinya.”
melalui perantaraan malaikat (Q.S. Al-Alaq [96]: 1-5)
Jibril. Karena tak melalui Dalam konsep Ibrahim
perantaraan malaikat Jibril, (2005), bahwa perintah
maka bisa disebut jalan membaca ini harus
langsung (mubasyaratan). diterjemahkan sebagai
Kemudian jalan ini disebut membaca dalam arti luas dan
juga dengan ayatayat tidak hanya terhadap objek
kauniyah. yang tertulis (ayat qur’aniyah),
tetapi juga pada objek yang membacanya, mempelajari,
tercipta semesta (ayat menyelidiki dan merenungkannya,
kauniyah). Dengan untuk kemudian mengambil
menghayati secara seksama kesimpulan. Dalam bericara
model yang tercipta ini tentang alam dan fenomenanya.
diharapkan dapat menangkap Paling sedikit ada dua hal yang
pesan yang tersirat dari dapat dikemukakan menyangkut
fenomena alam yang ada hal tersebut:
(Kaelany, 1992). Selanjutnya 1. Al-Quran memerintahkan atau
Kaelany mengatakan bahwa menganjurkan kepada manusia
implikasi dari perintah untuk memperhatikan dan
membaca itu merangsang mempelajari alam raya dalam
manusia untuk giat menulis, rangka memperoleh manfaat
meneliti, mengobservasi, dan kemudahankemudahan
menganalisis dan kemudian bagi kehidupannya dan
merumuskannya sebagai teori mengantarkan kepada
ilmu. kesadaran-kesadaran akan
IV. KESIMPULAN keesaan dan kemahakuasaan
Ayat qauliyah adalah Allah SWT.
kalam Allah (Al Qur’an) yang 2. Alam dan segala isinya beserta
diturunkan secara formal kepada hukum-hukum yang
Nabi Muhammad SAW. mengaturnya, diciptakan,
Sedangkan ayat kauniyah adalah dimiliki, dan di bawah
fenomena alam, jalurnya tidak kekuasaan Allah SWTserta
formal dan manusia diatur dengan sangat teliti.
mengeksplorasi sendiri. Ayat-ayat V. DAFTAR PUSTAKA
qauliyah mengisyaratkan kepada Astutik, A. P., & Mu’adz. (2018).
manusia untuk mencari ilmu alam Buku Ajar AIK Al-Islam &
Kemuhammadiyaan 4 Islam
semesta (ayat-ayat kauniyah), oleh
dan Ilmu Pengetahuan.
sebab itu manusia harus berusaha Bahri, S. (2012). Perubahan
Paradigma Keilmuan Iain masyarakat- modern. (2009).
Menuju Uin Ar-Raniry. Http://Meetabied.Wordpress.
Jurnal Ilmiah Islam Futura, Com/2009/11/01/Kedudukan-
11(02), 38. Filsafat-Ilmu-Dalam-.
https://doi.org/10.22373/jiif.v Mohanty et al., 2005. (2012).
11i02.54 Islam Sebagai Landasan
Dipojono, H. K. (2018). Perkembangan Ilmu
Perkembangan Iptek dan Pengetahuan Dan Teknologi.
Perspektif Al- Qur’an. Jurnal Jurnal Komunikasi Dan
Sosial Dan Pembangunan, Sosial Keagamaan Benua,
20(September), 1–6. XV(1), 95–106.
Fawziah, N. (2018). Urgensi https://core.ac.uk/download/p
Belajar dalam Al-Qur’an. df/196255896.pdf
Andragogi: Jurnal Diklat W. Mohd Azam. Mohd Amin.
Teknis Pendidikan Dan (2014). A Preliminary
Keagamaan, 6(2), 132–151. Analysis of The Classical
https://doi.org/10.36052/andra Views of The Concept of
gogi.v6i2.61 Integration of Knowledge,.
islamisasi-ilmu-pengetahuan-dan- Revelation and Sciences, 14.
kontribusinya-dalam-krisis-

Anda mungkin juga menyukai