Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

OLEH:
KELOMPOK V
1. YOHANES WILLIAM LO SONG 2101110047
2. SARLINA OKTAVIANI VIMA JELA 2101110008
3. JUNITA MULYANA LENDENG 2101110031
4. YOHANES JUFRIANUS LEKI 2101110046
5. PETRUS KASMIRUS S. KOTEN 1901110002
6. MELANIA RETLANDIA KENAU 2001110018
7. HANA NENOBAIS 2101110030
8. SENSRA KARTADA LENA ROHI 2101110069
9. STANIS APRISON MAU DURUS 2101110070
10. RION ERWIN BETTY 2101110067
11. YULIANUS ARSEN 2101110050
12. ARIAN RIZKI RAHA 1901110056
13. KANISIUS REMIDES SEREBO 2101110060
14. VIKTORIUS ELBERT TERU 2101110071
15. YUSTINUS KIIK LEKI 2101110051
16. FRIDOLIN MANGGI KORO 1901110047

JURUSAN/ PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami masih diberi kektuatan serta tuntunan dalam menyusun
tugas Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan.
Adapun tujuan penulisan makalah adalah untuk memperluas wawasan
mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dengan judul
KEWARGANEGARAAN/NATURALISASI. Dengan Makalah ini kami
mengharapkan agar mahasiswa mampu untuk memahami Kewarganegaraan/
Naturalisasi.
Kami sadar bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang beridentitas
nasional, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Kupang, 10 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Naturalisasi/Pewarganegaraan
B. Naturalisasi Biasa dan Naturalisasi Istimewa
C. Ketentuan Syarat dan Proses Naturalisasi di Indonesia
D. Dampak Positif dan Negatif Naturalisasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, ditentukan bahwa ”Yang menjadi warganegara adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan Undang-Undang sebagai warga negara”.
Berdasarkan Penjelasan BAB X Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang dimaksud dengan orang-orang bangsa lain adalah
misalnya peranakan Belanda, peranakan Tionghoa dan peranakan Arab yang
bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan
bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia, dapat menjadi warganegara.
Sedangkan yang dimaksud dengan orangorang bangsa Indonesia asli, berdasarkan
Penjelasan Bagian II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah orang
Indonesia yang menjadi warganegara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak
pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendaknya sendiri.
Bertitik tolak dari ketentuan semacam ini dapat diketahui bahwa untuk
orang-orang bangsa Indonesia asli secara otomatis merupakan warga negara,
sedangkan bagi orang-orang bangsa lain, untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia harus disahkan terlebih dahulu melalui undangundang. Salah satu cara
yang dapat ditempuh oleh orang-orang bangsa lain yang ingin menjadi warga
negara Indonesia adalah dengan mengajukan permohonan naturalisasi.
Naturalisasi adalah salah satu cara bagi orang asing untuk memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Sebelum diberlakukannya UndangUndang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, terdapat
beberapa peraturan yang mengatur tentang naturalisasi dan dalam
perkembangannya banyak mengalami perubahan karena dianggap sudah tidak
sesuai dengan prinsip yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun peraturan yang mengatur tentang
naturalisasi sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, antara
lain :
1. Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1980 Tentang
Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pewarganegaraan Republik Indonesia;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1995 Tentang
Tata Cara Penyelesaian Permohonan Kewarganegaraan Republik
Indonesia;
4. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 Tentang
Percepatan Penyelesaian Permohonan Pewarganegaraan Republik
Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Kewarganegaraan/Naturalisasi?


2. Bagaimana dengan Kewarganegaraan/Naturalisasi?
3. Apa saja Ketentuan Syarat dan Proses Naturalisasi di Indonesia?
4. Apa saja dampak dari Kewarganegaraan/Naturalisasi?

C. Tujuan makalah

1. Untuk mengetahui apa itu Kewarganegaraan/Naturalisasi.


2. Memahami Kewarganegaraan/Naturalisasi.
3. Mengetahui Apa saja Ketentuan Syarat dan Proses Naturalisasi di Indonesia.
4. Mengetahui dampak dari Kewarganegaraan/Naturalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Naturalisasi/Pewarganegaraan
Kewarganegaraan adalah suatu status menurut hukum dari suatu negara yang
memberi suatu keuntungan-keuntungan hukum tertentu dan membebankan
kewajiban-kewajiban tertentu kepada individu. Dalam perspektif Instrumen
Internasional tentang HAM, didalam Deklarasi Internasional tentang Hak Hak asasi
Manusia yang diadopsi Majelis Umum PBB tanggal 10 Desember 1948 didalam
Pasal 15 dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas kewarganegaraan, Tidak
seorangpun dengan semena mena dapat dikeluarkan dari kewarganegaraanya atau
ditolak hak nya untuk mengganti kewarganegaraan.
Kewarganegaraan merupakan obyek kajian dari berbagai disiplin ilmu. Bagir
Manan, menyatakan bahwa kewarganegaraan merupakan obyek kajian hukum tata
negara dan hukum administrasi negara. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 26 ayat (1)
menyebutkan bahwa “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara”. Sedangkan ayat (2) menyebutkan “Syarat-yarat mengenai
kewarganegaraan negara ditetapkan dengan undang-undang”.
Ketentuan seperti ini memberikan penegasan bahwa untuk oranorang bangsa
Indonesia asli secara otomatis merupakan warganegara Indonesia sejak kelahiran,
sedangkan orang-orang bangsa lain untuk menjadi warganegara Indonesia harus
disahkan terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Peraturan undang-undang yang dimaksud tidak lain adalah peraturan dalam Undang-
Undang No. 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI.
Naturalisasi atau pewarganegaraan adalah suatu cara bagi orang asing untuk
memperoleh kewarganegaraan suatu negara. Sedangkan jika dipandang dari segi
hukum naturalisasi adalah suatu perbuatan hukum (rechtshandeling) yang
menyebabkan seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara tertentu. Maka
dari itu Warga Negara Indonesia yang telah melakukan proses naturalisasi dapat
disebut sebagai Warga Negara Indonesia, namun tetap bukan menjadi Warga Negara
Indonesia Asli. Dalam praktek, naturalisasi dapat terjadi karena dua hal:
a) Karena yang bersangkutan mengajukan permohonan;
b) Karena diberikan, dengan alasan kepentingan negara atau yang
bersangkutan telah berjasa pada negara tersebut.
Konsep Kewarganegaraan telah diatur dalam Pasal 1 angka 2 Undang-undang
No. 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI, yakni: “Kewarganegaran adalah
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara.”Pada asasnya orang asing
itu diberlakukan sama dengan warganegara, sedangkan isinya ada juga perbedaan
nya, yakni:

a) Isi kedudukan sebagai warganegara, hanya warganegara yang


memiliki hak-hak politik, misalnya hak memilih dan dipilih.
b) Hanya warga negara yang mempunyai hak diangkat menjadi jabatan
negara.
Maka dari itu Naturalisasi merupakan salah satu penjaminan seorang WNA
untuk mendapatkan hak-hak selayaknya warganegara di negara tersebut, dari
ketentuan dalam Undang-Undang Kewarganegaraan terdapat 3 cara dalam
melakukan Naturalisasi, dengan cara Naturalisasi biasa, Naturalisasi Istimewa, dan
Perkawinan Campur.
1. Naturalisasi biasa, yaitu suatu naturalisasi yang dilakukan oleh orang asing
melalui permohonan dan prosedur yang telah ditentukan.
2. Naturalisasi Istimewa, yaitu Pewarganegaraan yang diberikan oleh
pemerintah (presiden) dengan persetujuan DPR dengan alasan kepentingan
negara atau yang bersangkutan telah berjasa kepada negara.
3. Perkawinan Campur, yaitu cara melakukan pewarganegaran dengan
melakukan pernikahan silang antar kewarganegaraaan WNI dengan WNA.

B. Naturalisasi Biasa dan Naturalisasi Istimewa


Naturalisasi Biasa, yaitu suatu naturalisasi yang dilakukan oleh orang asing
melalui permohonan dan prosedur yang telah ditentukan. Permohonan
pewarganegaraan itu dilakukan sebagai berikut:
a. Permohonan diajukan secara tertulis dan bermaterai kepada Menteri
Kehakiman melalui Pengadilan Negeri atau Perwakilan RI di tempat
tinggal pemohon;
b. Permohonan harus ditulis dalam bahasa Indonesia, sertaa bersama dengan
permohonan itu harus disampaikan bukti-bukti yakni:
1) Sudah berumur 21 tahun;
2) Lahir dalam wilayah RI atau bertempat tinggal yang paling akhir
sedikitdikitnya 5 tahun berturut-turut atau selama 10 tahun tidak
berturut-turut di wilayah RI;
3) Apabila ia seorang laki-laki yang sudah kawin, ia perlu mendapat
persetujuan dari istrinya;
4) Dapat berbahasa Indonesia dan mempunyai sekedar pengetahuan
tentang sejarah Indonesia;
5) Dalam keadaan sehat rohaniah dan jasmaniah;
6) Bersedia membayar kepada Kas Negeri uang sejumlah antara Rp.500,-
sampai Rp.10.000,- bergantung pada penghasilan setiap bulan;
7) Tidak mempunyai kewarganegaraan lain, atau pernah kehilangan
kewarganegaraan RI.
Selanjutnya, Naturalisasi Istimewa (luar biasa) adalah pewarganegaraan yang
dapat diberikan kepada mereka (warga asing) yang telah berjasa kepada Negara RI
dengan pernyataan sendiri (pemohon) untuk menjadi warga Negara RI atau dapat
diminta menjadi warga Negara RI. Pewarganegaraan Istimewa dapat diberikan oleh
pemerintah Indonesia (diwakili oleh presiden) dengan persetujuan DPR dengan
alasan dan kepentingan Negara atau jika yang bersangkutan telah berjasa terhadap
negara. Kepada mereka itu dibebaskan syaratsyarat sebagaimana terjadi pada
pewarganegaraan biasa. Akan tetapi, ia tetap diharuskan mengucapkan sumpah dan
janji setia kepada Negara RI.

C. Ketentuan Syarat dan Proses Naturalisasi di Indonesia


Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan / naturalisasi
dapat diperoleh dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara republik Indonesia paling singkat 5 thaun berturut-turut atau paling
singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih.
f. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan republik Indonesia, tidak menjadi
bekewarganegaraan ganda;
g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;
h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Permohonan diajukan di negara asal secara tertulis kepada Presiden melalui
Menteri. Berkias permohonan disampaikan kepada pejabat. Menteri meneruskan
permohonan kepada presiden maksimal tiga bulan sejak permohonan diterima.

D. Dampak Positif dan Negatif Naturalisasi


Naturalisasi memiliki dampak yang positif bagi bangsa Indonesia apabila
seseorang yang mengajukan Natursalisasi atau seseorang yang mendapatkan
pewarganegaraan tersebut memiliki kemampuan dan keahlian khusus pada bidang
tertentu yang nantinya dapat menjadikan kemajuan dalam pembangunan Indonesia
dengan menyalurkan pemikiran gagasan-gagasan maupun tenaganya dalam setiap
aspek kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
Adapun dampak negatif yang di akibatkan oleh naturalisasi, bisa jadi orang
yang mengajukan naturalisasi tesebut memiliki niat jahat dengan setelah
mendapatkan naturalisasi maka orang tersebut akan menebarkan berbagai ancaman
kenegaraan dengan masuk kedalam masyarakat dan menyebarkan paham terorisme
atau paham-paham lainnya yang dapat merusak keamanan dan kedaulatan negara
Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Naturalisasi di Indonesia semakin banyak baik yang biasa ataupun istimewa.
Dengan ini kita dapat mengetahui berbagai macam persyaratan dan proses
naturalisasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang saat ini. Dengan
memiliki riwayat sejarah kewarganegaraan yang berlaku di Indonesia menjadikan
bertambahnya kita akan wawasan dan pengetahuan akan sistem kewarganegaraan
yang telah berlaku di Indonesia. Naturalisasi menimbulkan dampak positif serta
negatif bagi kehidupan bermasyarakat dan pemerintahan Indonesia, maka dari itu
dilakukannya naturalisasi yang selektif oleh pemerintah negara Indonesia dapat
mencegah dampak negatif yang akan timbul. Demi menunjang keteraturan dan
keamanan serta diberlakukan filterisasi atau penyaringan yang selektif dari
pemerintah Indonesia dengan ini yang tertuang dalam perturan perundang-undangan
pada UndangUndang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia.

B. Saran
Agar terjadinya kesinambungan para orang asing dengan peraturan dan
ketentuan yang berlaku dapat diberikan edukasi awal kepada orang-orang asing akan
berbagai macam persyaratan dan proses naturalisasi supaya tidak lagi melakukan
kesalahan atau kekeliruan dalam melakukan pengajuan proses naturalisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Garner A.Bryan, Black’s Law Dictionary, (Thomson West USA: Eight Edition,
2004).
Amalia Diamantina, “Politik Hukum Kewarganegaraan Indonesia Dalam Menjamin
Hak Kewarganegaraan Perempuan”,
Jurnal Masalah-Masalah Hukum, 2014.
Bagir Manan, Hukum Kewarganegaraan Indonesia dalam UU No. 12 tahun 2006,
(Yogyakarta : FH UII Press, 1997), hlm.
Indonesia, Undang-Undang Dasar, Ps. 26 ayat (1)

B. Hestu Cipto Handoyo dan Y. Thresianti, Op. Cit, hlm. 150


Nomensen Sinamo, Op.Cit, hlm. 236.
Indonesia, Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, Ps. 1 angka 2.
Hartono Hadisoeprapto, Pengantar Tata Hukum Indonesia, (Yogyakarta: Liberty,
2001)
Nomensen Sinamo, Op.Cit, hlm. 237.
Indonesia, Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, Ps. 9 huruf a-h

Anda mungkin juga menyukai