1
Titik Triwulan Tutik, Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945 (Jakarta: Prenada Media, 2016), 303.
2
Tim ICCE UIN Jakarta, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education), 74.
Pada prinsip hukum internasional tentang kewarganegaraan, setiap negara berdaulat
dipersilahkan untuk menentukan siapa yang masuk warganegaranya, namun demikian tetap
menghormati prinsip-perinsip umum hukum intrnasional, seperti:
1) menarik di dalam negaranya orang-orang yang sama sekali tidak ada hubungan
2) penetapkan kewarganegaraan atas dasar agama, bahasa dan warna kuit
3) menentukan siapa warganegara lain
Ada dua untuk memperoleh status kewarganegaran pada sebuah Negara yaitu dengan cara:
1) aktif, artinya untuk mendapatkan seratus kewarganegaran dengan cara pengajuan.
2) pasif, artinya untuk mendapatkan kewarganegaran tidak perlu adanya usaha atau
permohonan dari dirinya tetapi negara telah memberikannya. Hal tersebut bisa saja terjadi
dikarnakan negara tesebut menganut asas kelahiran/tempat (ius soli), atau keturunan/darah
(ius sanguinis). Asas ius soli adalah siapa saja yang lahir di negara itu maka si anak yang
dilahirkannya secara otomatis diakui sebagai warganegaranya. Sedangkan asas ius sanguinis
adalah siapa saja warganegaranya dan dimana saja ia melahirkan anaknya (walaupun bukan
dinegaranya) maka anak yang dilahirkannya itu diakui sebagai warganegara oleh negara
orang tuanya.
Hak menentukan setatusnya sebagai warganegara, biasanya terjadi pada seseorang yang
mempunyai jasa yang berharga kepada sebuah Negara sehingga ia diberi kesempatan untuk
masuk Negara tersebut dengn dipermudah atau tetap memilih Negara asalnya. Sehingga
kepada sesorang tersebut diberikan hak:
1) Hak opsi adalah hak seseorang untuk memilih menerima tawaran kewarganegaraan suatu
negara. atau
2) Hak repudiasi adalah hak seseorang untuk menolak tawaran kewarganegaraan suatu
negara.
Dalam menentukan setatusnya sebagai warganegara, biasanya terjadi pada seseorang yang
mempunyai jasa yang berharga kepada sebuah negara sehingga ia diberi kesempatan untuk
masuk negara tersebut dengn dipermudah atau tetap memilih negara asalnya. Sebuah negara
dalam menentukan warganegara tentunya ada asas yang dapat dijadikan pedoman, yaitu:
1) segi kelahiran
a. asas lus Soli artinya Tempat/daerah kelahiran
b. asas lus Sanguinis artinya keturunan/darah
2) segi perkawinan
a. Kesatuan Hukum, artinya dengan adanya perkawinan maka dalam sebuah keluarga harus
adanya kesatuan hukum, sehingga setatus kewarganegaraan suami istri harus sama.
b. Persamaan Derajat, artinya dengan perkawinan campur tidak menyebabkan perubahan
status kewarganegaraan kedua belah pihak baik suami atau istri, sehingga diperbolehkan istri
berbeda status kewarganegarannya.
B. Siapa saja yang menjadi warga negara Indonesia?
Negara Indonesia mengatur melalui UUD 1945 Bab X tentang Warga Negar dan Penduduk
pada pasal 26 sebagai berikut:
1. Yang menjadi warga negara Ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang dahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur
C. Cara memperoleh Kewarganegaraan Indonesia Pewarganegaraan
adalah tata cara bagi orang asing (WNA) untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia
dengan melalui permohonan. Undang-undang No 12 Tahun 2006 menjelaskan pada pasal 1
ayat 3 pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Seseorang warganegara asing
(WNA) dapat melakukan permohonan pewarganegaraan jika yang bersangkutan rnemenuhi
persyaratan sebagimana UU No 12 tahun 2006 pasal 9 menjelskan bahwa Permohonan
pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut; 1) telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
kawin;
2) pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut- turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun
tidak berturut-turut;
3) sehat jasmani dan rohani;
4) dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Panca sila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5) tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancarn dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6) jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7) mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8) membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
D. Sebab Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia
Penyebab kehilangan kewarganegaraan Indonesia diatur pada bab Bab IV tentang kehilangan
kewarganegaraan Republik Indonesia pada pasal 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 dan 30 Undang-
undang Nomor 12 tahun 2006, kewarganegaraan Republik Indonesia hilang disebakan jika
yang bersangkutan: 1) memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
2) tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
3) dinyatakan hilang kewarganegaraannya Presiden atas permohonannya sendiri, oleh yang
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di
luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan;
4) masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden (kecuali mereka
mengikuti program pendidikan di negara mengharuskan mengikuti wajib militer); lain yang
5) secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang